Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH SINGKAT

Sejarah Perjalanan Jaminan Sosial di Indonesia


Di Post Oleh : Humas Di Baca : 188109 Tanggal Post : 20 Sep 2018 16:29 WIB
Jaminan pemeliharaan kesehatan di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Dan
setelah kemerdekaan, pada tahun 1949, setelah pengakuan kedaulatan oleh Pemerintah Belanda, upaya
untuk menjamin kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya pegawai negeri sipil beserta
keluarga, tetap dilanjutkan. Prof. G.A. Siwabessy, selaku Menteri Kesehatan yang menjabat pada saat itu,
mengajukan sebuah gagasan untuk perlu segera menyelenggarakan program asuransi kesehatan semesta
(universal health insurance) yang saat itu mulai diterapkan di banyak negara maju dan tengah
berkembang pesat.

Pada saat itu kepesertaannya baru mencakup pegawai negeri sipil beserta anggota keluarganya saja.
Namun Siwabessy yakin suatu hari nanti, klimaks dari pembangunan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia akan tercapai melalui suatu sistem yang dapat menjamin kesehatan seluruh warga bangsa ini.

Pada 1968, pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1 Tahun 1968 dengan
membentuk Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK) yang mengatur pemeliharaan
kesehatan bagi pegawai negara dan penerima pensiun beserta keluarganya.

Selang beberapa waktu kemudian, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 dan 23
Tahun 1984. BPDPK pun berubah status dari sebuah badan di lingkungan Departemen Kesehatan
menjadi BUMN, yaitu PERUM HUSADA BHAKTI (PHB), yang melayani jaminan kesehatan bagi PNS,
pensiunan PNS, veteran, perintis kemerdekaan, dan anggota keluarganya.

Pada tahun 1992, PHB berubah status menjadi PT Askes (Persero) melalui Peraturan Pemerintah Nomor
6 Tahun 1992. PT Askes (Persero) mulai menjangkau karyawan BUMN melalui program Askes
Komersial.
Pada Januari 2005, PT Askes (Persero) dipercaya pemerintah untuk melaksanakan program jaminan
kesehatan bagi masyarakat miskin (PJKMM) yang selanjutnya dikenal menjadi program Askeskin dengan
sasaran peserta masyarakat miskin dan tidak mampu sebanyak 60 juta jiwa yang iurannya dibayarkan
oleh Pemerintah Pusat.

PT Askes (Persero) juga menciptakan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Umum (PJKMU), yang
ditujukan bagi masyarakat yang belum tercover oleh Jamkesmas, Askes Sosial, maupun asuransi swasta.
Hingga saat itu, ada lebih dari 200 kabupaten/kota atau 6,4 juta jiwa yang telah menjadi peserta PJKMU.
PJKMU adalah Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang pengelolaannya diserahkan kepada PT
Askes

Langkah menuju cakupan kesehatan semesta pun semakin nyata dengan resmi beroperasinya BPJS
Kesehatan pada 1 Januari 2014, sebagai transformasi dari PT Askes (Persero). Hal ini berawal pada tahun
2004 saat pemerintah mengeluarkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN) dan kemudian pada tahun 2011 pemerintah menetapkan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) serta menunjuk PT Askes (Persero) sebagai penyelenggara
program jaminan sosial di bidang kesehatan, sehingga PT Askes (Persero) pun berubah menjadi BPJS
Kesehatan.

Melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan
oleh BPJS Kesehatan, negara hadir di tengah kita untuk memastikan seluruh penduduk Indonesia
terlindungi oleh jaminan kesehatan yang komprehensif, adil, dan merata.
BPJS KESEHATAN - Pertanyaan yang Sering Diajukan

1. Apa itu BPJS Kesehatan?


2. Apa yang dimaksud dengan BPJS Kesehatan dan Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN). Apa beda kedua program ini?
3. Siapa saja yang menjadi peserta BPJS Kesehatan?
4. Ada berapa macam keanggotaan peserta BPJS Kesehatan ?
5. Apakah BPJS Kesehatan juga dapat menanggung jaminan kesehatan
bagi anggota keluarga pekerja? Berapa banyak peseerta dan anggota
yang ditanggung?
6. Kapan seluruh penduduk Indonesia sudah harus menjadi peserta BPJS
Kesehatan?
7. Bagaimana cara mendaftar menjadi anggota BPJS Kesehatan?
8. Apa buktinya seseorang sudah terdaftar sebagai peserta di BPJS
Kesehatan?
9. Jika iuran untuk kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI) dibayar
seluruhnya oleh pemerintah, bagaimana dengan cara pembayaran
iuran bagi Bukan PBI?
10. Bagaimana jika terjadi kelebihan atau kekurangan iuran?
11. Manfaat dan layanan apa saja yang didapat peserta program JKN?
12. Meliputi apa saja pelayanan kesehatan yang dijamin ?
13. Bagaimana alur pelayanan kesehatan, katanya tidak boleh langsung ke
rumah sakit?
14. Kemana peserta dapat melakukan pengaduan atas pelayanan yang
diberikan?
15. Apakah peserta yang pindah tempat kerja atau pindah tempat tinggal
tetap dijamin oleh BPJS Kesehatan?

Apa itu BPJS Kesehatan?


Sesuai dengan UU No. 24 Tahun 2011, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS)Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan kesehatan. BPJS Kesehatan mulai
opersional pada tanggal 1 Januari 2014.

Apa yang dimaksud dengan BPJS Kesehatan dan


Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Apa beda
kedua program ini?
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan
Sementara Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan
program pelayanan kesehatanterbaru yang sistemnya menggunakan sistem
asuransi. Artinya, seluruh warga Indonesia nantinya wajib menyisihkan
sebagian kecil uangnya untuk jaminan kesehatan di masa depan.

Antara JKN dan BPJS tentu berbeda. JKN merupakan nama programnya,
sedangkan BPJS merupakan badan penyelenggaranya yang kinerjanya nanti
diawasi oleh DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional). Singkatnya, Jaminan
Kesehatan Nasional diselenggarakan oleh BPJS menggantikan program
jaminan kesehatan yang dulunya diselenggarakan oleh PT Askes dan juga PT
Jamsostek.

Siapa saja yang menjadi peserta BPJS Kesehatan?


Semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang
dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat
enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran. Kepesertaan BPJS
Kesehatan bersifat wajib. Meskipun yang bersangkutan sudah memiliki
Jaminan Kesehatan lain.

Ada berapa macam keanggotaan peserta BPJS


Kesehatan ?
Peserta BPJS Kesehatan ada 2 kelompok, yaitu :
1. PBI jaminan kesehatan
Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah peserta Jaminan Kesehatan bagi fakir
miskin dan orang tidak mampu sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang
iurannya dibayari pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan.
Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh pemerintah dan diatur
melalui peraturan pemerintah. Selain fakir miskin, yang berhak menjadi peserta
PBI Jaminan Kesehatan lainnya adalah yang mengalami cacat total tetap dan
tidak mampu

2. Bukan PBI jaminan kesehatan


Peserta bukan PBI jaminan kesehatan terdiri atas:

 Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya

Pekerja penerima upah adalah setiap orang yang bekerja pada pemberi kerja
dengan menerima gaji atau upah, seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota
TNI, anggota POLRI, pejabat negara, pegawai pemerintah non pegawai negeri
(pegawai honorer, staf khusus, staf ahli), pegawai swasta dan pekerja lain yang
memenuhi kriteria pekerja penerima upah.

 Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya

Pekerja bukan penerima upah adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha
atas risiko sendiri, seperti pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri
atau pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja bukan penerima upah

 Bukan pekerja dan anggota keluarganya

Sedangkan yang termasuk kategori bukan pekerja adalah investor, pemberi


kerja, penerima pensiun, dan bukan pekerja lain yang memenuhi kriteria bukan
pekerja penerima upah.

Yang termasuk kategori bukan pekerja adalah :

a) Investor;

b) Pemberi Kerja;

c) Penerima Pensiun, terdiri dari :

 Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun;


 Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;
 Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
 Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun yang
mendapat hak pensiun;
 Penerima pensiun lain; dan
 Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun lain yang
mendapat hak pensiun.

d) Veteran;

e) Perintis Kemerdekaan;

f) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis
Kemerdekaan; dan

g) Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd e yang mampu membayar


iuran.

Apakah BPJS Kesehatan juga dapat menanggung


jaminan kesehatan bagi anggota keluarga pekerja?
Berapa banyak peserta dan anggota yang
ditanggung?
Ya. BPJS Kesehatan juga menanggung jaminan kesehatan bagi anggota
keluarga pekerja. Jumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh
jaminan kesehatan paling banyak 5 (lima) orang. Apabila peserta yang memiliki
jumlah anggota keluarga lebih dari 5 (lima) orang termasuk peserta, dapat
mengikutsertakan anggota keluarga yang lain dengan membayar iuran
tambahan.

1. Bagi pekerja penerima upah, yang ditanggung adalah :


2. Keluarga inti meliputi istri/suami dan anak yang sah (anak kandung, anak
tiri dan/atau anak angkat), sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang.
3. Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak angkat
yang sah, dengan kriteria:

 Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan


sendiri;
 Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua
puluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal.

1. Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja : Peserta dapat


mengikutsertakan anggota keluarga yang diinginkan (tidak terbatas).
2. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang
meliputi anak ke-4 dan seterusnya, ayah, ibu dan mertua.
3. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga tambahan, yang
meliputi kerabat lain seperti Saudara kandung/ipar, asisten rumah
tangga, dll.

Kapan seluruh penduduk Indonesia sudah harus


menjadi peserta BPJS Kesehatan?
Paling lambat tahun 2019 seluruh penduduk Indonesia sudah menjadi peserta
BPJS Kesehatan yang dilakukan secara bertahap.

Bagaimana cara mendaftar menjadi anggota BPJS


Kesehatan?
Cara mendaftar anggota BPJS untuk umum
1. Masyarakat datang ke kantor BPJS Kesehatan yang ada di tingkat
kabupaten maupun propinsi
2. Masyararakat mengisi formulir dengan membawa salah satu kartu
identitas KTP, SIM, Kartu Keluarga, atau Paspor.
3. Setelah mengisi formulir, maka Anda akan mendapatkan Virtual
Account yang digunakan sebagai nomor transaksi untuk pembayaran
premi.
4. Bagi Anggota Non BPI, anda harus membayar iuran terlebih dahulu dan
setelah membayar iuran anda resmi menjadi anggota BPJS kesehatan.
5. Bagi anggota BPI, setelah mendapat virtual account anda resmi menjadi
anggota BPJS kesehatan, anda tidak perlu membayar iuran karena iuran
anda dibayarkan oleh pemerintah.
6. Anda akan mendapatkan kartu anggota BPJS Kesehatan.

Cara mendaftar anggota BPJS untuk karyawan

1. Untuk karyawan di perusahaan yang sebelumnya menggunakan


Jamsostek, cara mendaftarkan keanggotaan BPJS bisa langsung melalui
perusahaan.
2. Perwakilan perusahaan bisa datang langsung ke kantor BPJS di wilayah
kabupaten atau kota kemudian mengisi formulir dan setelah itu
mendapat satu Cara Mendaftar Anggota BPJS Untuk Karyawan dan
Umumirtual Account untuk seluruh karyawan di satu perusahaan.
3. Setelah itu perwakilan perusahaan membayarkan premi sejumlah iuran
premi per karyawan dikalikan jumlah karyawan.
4. Karyawan perusahaan telah resmi menjadi anggota BPJS kesehatan
non PBI setelah membayar premi dan mendapatkan kartu anggota BPJS
kesehatan sejumlah karyawan tersebut.

Cara mendaftar anggota BPJS untuk TNI, Polri, PNS serta Pengguna
Askes

1. Secara umum cara pendaftaran untuk TNI, Polri dan Pengguna Askes
adalah sama. Namun pendafatarnnya akan lebih mudah karena data
anda sudah ada di kantor BPJS.
2. Pendaftaran bisa dilakukan sendiri maupun secara kolektif di kantor
BPJS kesehatan dengan menyertakan bukti kartu askes anda.
3. Premi anda akan dipotongkan dari gaji bulanan anda sebagaimana
pengguna Askes sebelumnya.
4. Setelah pendaftaran selesai, anda akan mendapatkan kartu BPJS
kesehatan.
Apa buktinya seseorang sudah terdaftar sebagai
peserta di BPJS Kesehatan?
Setiap peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan berhak mendapatkan
identitas peserta. Identitas peserta paling sedikit memuat nama dan nomor
identitas tunggal.

BPJS KESEHATAN - 2 - Pertanyaan yang Sering Diajukan

(Kembali ke halaman sebelumnya)

1. Jika iuran untuk kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI) dibayar


seluruhnya oleh pemerintah, bagaimana dengan cara pembayaran iuran
bagi Bukan PBI?
2. Bagaimana jika terjadi kelebihan atau kekurangan iuran?
3. Manfaat dan layanan apa saja yang didapat peserta program JKN?
4. Meliputi apa saja pelayanan kesehatan yang dijamin ?
5. Bagaimana alur pelayanan kesehatan, katanya tidak boleh langsung ke
rumah sakit?
6. Kemana peserta dapat melakukan pengaduan atas pelayanan yang
diberikan?
7. Apakah peserta yang pindah tempat kerja atau pindah tempat tinggal
tetap dijamin oleh BPJS Kesehatan?

Jika iuran untuk kategori Penerima Bantuan Iuran


(PBI) dibayar seluruhnya oleh
pemerintah, bagaimana dengan cara pembayaran
iuran bagi Bukan PBI?
Sesuai Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 jenis Iuran dibagi menjadi:

 Iuran bagi peserta Pekerja Penerima Upah, Pegawai Negeri Sipil


(PNS), Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara, Pegawai pemerintah non
pegawai negeri dan pegawai swasta) dibayar oleh Pemberi Kerja yang
dipotong langsung dari gaji bulanan yang diterima oleh pekerja penerima
upah.
 Pekerja Bukan Penerima Upah (pekerja di luar hubungan kerja atau
pekerja mandiri) dan Peserta bukan Pekerja (investor, perusahaan,
penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan, janda, duda, anak
yatim piatu dari veteran atau perintis kemerdekaan) dibayar sendiri oleh
Peserta yang bersangkutan.
Untuk jumlah iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah,
akan dipotong sebesar 5% dari gaji per bulan, dengan ketentuan 3% dibayar
oleh pemberi kerja, dan 2% dibayar oleh peserta. Pemotongan iuran akan
dilakukan secara bertahap dari 1 Januari 2014 – 30 Juni 2015 dan pemotongan
yang dilakukan tidak sebesar yang disebutkan di atas melainkan pemotongan
4% dari gaji per bulan, dengan ketentuan 4% dibayar oleh pemberi kerja dan
0,5% dibayar oleh peserta. namun mulai 1 juli 2015, pembayaran iuran 5% dari
gaji per bulan itu menjadi 4% dibayar oleh pemberi kerja dan 1% oleh peserta.

Pemberi kerja wajib membayar lunas iuran jaminan kesehatan seluruh peserta
yang menjadi tanggung jawabnya pada setiap bulan yang dibayarkan paling
lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan kepada BPJS Kesehatan. Apabila
tanggal 10 (sepuluh) jatuh pada hari libur, maka iuran dibayarkan pada hari
kerja berikutnya.

Sementara bagi peserta yang termasuk kategori Pekerja Bukan


Penerima maupun Peserta bukan Pekerja akan membayar iuran sebesar
kemampuan dan kebutuhannya. Untuk saat ini sudah ditetapkan adalah:

 Untuk mendapat fasilitas kelas I dikenai iuran Rp 59.500 per orang per
bulan
 Untuk mendapat fasilitas kelas II dikenai iuran Rp 42.500 per orang per
bulan
 Untuk mendapat fasilitas kelas III dikenai iuran Rp 25.500 per orang per
bulan

Peserta Pekerja Bukan Penerima Upah dan Peserta bukan Pekerja wajib
membayar Iuran Jaminan Kesehatan pada setiap bulan yang dibayarkan paling
lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan kepada BPJS Kesehatan.

Bagaimana jika terjadi kelebihan atau kekurangan


iuran?
 BPJS Kesehatan menghitung kelebihan atau kekurangan iuran jaminan
kesehatan sesuai dengan gaji atau upah peserta.
 Dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran
sebagaimana dimaksud, BPJS Kesehatan memberitahukan secara
tertulis kepada pemberi kerja dan atau peserta selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari sejak diterimanya iuran.
 Kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran diperhitungkan dengan
pembayaran iuran bulan berikutnya.

Manfaat dan layanan apa saja yang didapat peserta


program JKN?
Manfaat Jaminan Kesehatan Nasiona (JKN) mencakup pelayanan pencegahan
dan pengobatan termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan kebutuhan medis. Seperti misalnya untuk pelayanan pencegahan
(promotif dan preventif), peserta JKN akan mendapatkan pelayanan:

 Penyuluhan kesehatan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai


pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.
 Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri pertusis
tetanus dan Hepatitis B (DPT-HB), Polio dan Campak.
 Keluarga Berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi
dan tubektomi
 Skrining kesehatan diberikan secara selektif yang ditujukan untuk
mendeteksi risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko
penyakit tertentu.
 Jenis penyakit kanker, bedah jantung, hingga dialisis (gagal ginjal).

Meliputi apa saja pelayanan kesehatan yang


dijamin ?
Pelayanan kesehatan yang dijamin meliputi:

A. Pelayanan kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan


kesehatan non spesialistik mencakup:

 Administrasi pelayanan
 Pelayanan promotif dan preventif
 Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis
 Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif
 Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
 Transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis
 Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratam dan
 Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan
indikasi.

1. Rawat inap yang meliputi:


 Perawatan inap non intensif
 Perawatan inap di ruang intensif.

B. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, yaitu pelayanan


kesehatan mencakup:

1. Rawat jalan yang meliputi:

 Administrasi pelayanan
 Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik oleh dokter
spesialis dan subspesialis
 Tindakan medis spesialistik sesuai dengan indikasi medis
 Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai
 Pelayanan alat kesehatan implant
 Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis
 Rehabilitasi medis
 Pelayanan darah
 Pelayanan kedokteran forensic
 Pelayanan jenazah di fasilitas kesehatan.

2. Rawat inap yang meliputi:

 Perawatan inap non intensif


 Perawatan inap di
ruang intensif.

C. Pelayanan lain yang ditetapkan oleh Menteri

Bagaimana alur pelayanan kesehatan, katanya tidak


boleh langsung ke rumah sakit?
 Untuk pertama kali setiap peserta terdaftar pada satu fasilitas kesehatan
tingkat pertama (Puskesmas) yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan
setelah mendapat rekomendasi dinas kesehatan kabupaten/kota
setempat.
 Dalam jangka waktu paling sedikit 3 (tiga) bulan selanjutnya peserta
berhak memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama yang diinginkan.
 Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas
kesehatan tingkat pertama tempat peserta terdaftar, kecuali berada di
luar wilayah fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat peserta terdaftar
atau dalam keadaan kegawatdaruratan medis.
Apabila sudah aktif menjadi peserta, alur pelayanan menggunakan pola rujukan
berjenjang yang dimulai dari sistem layanan primer hingga tersier. Layanan
primer terdiri atas Puskemas, klinik dokter pribadi serta klinik pratama (klinik
swasta). Jadi nanti setiap orang mulai berobat dari sistem layanan primer dulu
sehingga menghindari penumpukkan di satu rumah sakit. Khusus
untuk keadaan darurat seperti kecelakaan atau penyakit yang tidak bisa
ditangani di layanan primer, bisa langsung ke rumah sakit.

Kemana peserta dapat melakukan pengaduan atas


pelayanan yang diberikan?
Bila peserta tidak puas terhadap pelayanan jaminan kesehatan yang diberikan
oleh fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, maka
peserta dapat menyampaikan pengaduan kepada penyelenggara pelayanan
kesehatan dan atau BPJS Kesehatan.

Atau dapat langsung datang ke posko BPJS di kota dan desa. Ada juga hotline
servis BPJS di nomor kontak 500-400.

Apakah peserta yang pindah tempat kerja atau


pindah tempat tinggal tetap dijamin oleh BPJS
Kesehatan?
Peserta yang pindah tempat kerja atau pindah tempat tinggal masih menjadi
peserta program jaminan kesehatan selama memenuhi kewajiban membayar
iuran.Peserta yang pindah kerja wajib melaporkan perubahan status
kepesertaannya dan identitas pemberi kerja yang baru kepada BPJS
Kesehatan dengan menunjukkan identitas peserta.

Anda mungkin juga menyukai