PEMBIAYAAN KESEHATAN
Dibuat oleh :
Retno Deni Purwati 1808020251
Indah Kurniawati 1808020315
solusinya
1. Pembiayaan Kesehatan
A. Definisi
serta memiliki tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat baik itu
Biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu (Juanita, 2002) :
Indonesia terdapat berbagai tingkat rumah sakit, mulai dari rumah sakit tipe
resiko biaya sepanjang waktu sehingga besaran tersebut dapat terjangkau oleh
jangka waktu tertentu (misalnya satu tahun) dan besaran tersebut diratakan
atau disebarkan dalam tiap bulan sehingga menjadi premi (iuran, tabungan)
2) Risk pooling, beberapa jenis pelayanan kesehatan (meskipun resiko rendah dan
(jantung koroner) yang tidak dapat ditanggung oleh tabungan individu (risk
menghitung resiko terjadinya masalah kesehatan dengan biaya mahal dalam satu
solidaritas, besaran biaya pelayanan kesehatan yang mahal tidak ditanggung dari
memastikan bahwa orang miskin juga mampu pelayanan kesehatan yang layak
miskin dan berkembang hal ini sering terjadi. Orang miskin harus membayar
biaya pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau oleh penghasilan mereka dan
dimana individu tidak dapat menikmati kehidupan tanpa status kesehatan yang
baik.
Sumber dana biaya kesehatan berbeda pada beberapa negara, namun secara garis
besar berasal dari (Undang-undang Rl nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pada
cuma-cuma.
2) Sumber Dana Swasta dan Masyarakat, pada beberapa negara lain, sumber
biaya kesehatannya juga berasal dari masyarakat. Pada negara yang seperti
dan asuransi, serta sumber-sumber lain yang berbentuk hibah atau pinjaman luar
Pembiayaan Pembiayaan
Masa Pembiayaan Pembiayaan
Kesehatan Kesehatan
Penjajahan kesehatan Kesehatan
Masa Indonesia
(Colonial pada masa Masa
Kemerdekaan Masa
Period) orde baru Reformasi
dan Orde Lama Sekarang
Belanda pada abad ke-19. Pada tahun 1807 dimasa pemerintahan Gubernur Jenderal
masa itu pembiyaan kesehatan bersumber dari pajak dan hasil bumi yang dihasilkan
berada dalam kendali penuh pemerintah Hindia Belanda, warga Indonesia yang
sedang terjajah tidak bisa ikut berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan, akses
sudah mulai dilibatkan dan ikut berpartisipasi dalam pelayanan kesehatan, akses
dibuka. Pada masa ini Pemerintah orde lama belum mampu menjamin pelayanan
Pada masa orde baru, Indonesia pernah mengalami masa kejayaan dalam
bidang ekonomi yang juga memberikan dampak positif terhadap pembiayaan
sektor kesehatan. Lahirnya konsep puskesmas dan posyandu yang bertujuan untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
bersumber dari anggaran pemerintah tetapi juga mulai dilakukan oleh sektor
swasta yang ditandai dengan meningkatnya jumlah rumah sakit swasta yang
Soeharto. Pada zaman orde baru juga dikenal 3 macam asuransi kesehatan: (1)
kesehatan bagi pegawai negeri sipil, pensiunan, veteran dan anggota keluarganya)
(2) PT. ASTEK, yang didirikan pada tahun 1977 berdasarkan PP Nomor 33 Tahun
1977 (yang kemudian berubah menjadi PT. Jamsostek pada tahun 1995
bagi tenaga kerja sektor swasta dan BUMN (3) PT. Asabri, yang menanggung
Pembiayaan kesehatan pada masa ini juga mengalami masalah sebagai imbas
terjadinya krisis ekonomi. Anggaran pemerintah disektor kesehatan pada periode awal
reformasi juga menurun. Peran sektor swasta juiga meningkat pada masa ini yang
beratkan pada program untuk mengurangi dampak krisis ekonomi yang langsung
pemerintah antara lain pada tahun 2004 pemerintah telah menerbitkan UU Nomor
40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional (UU SJSN). Tahun 2005
di dunia termasuk Indonesia. Salah satu komponen dalam MDGs adalah bidang
kesehatan yaitu target penurunan Angka Kematian Ibu melahirkan atau AKI pada
tahun 2015 yang harus menurun hingga 102 / 100.000 kelahiran hidup dan Angka
warga suatu daerah yang belum tercakup dalam program Jamkesmas. Masa
sekarang pembiayaan sektor kesehatan mulai menjadi prioritas pembangunan.
Pembiayaan kesehatan pada masa ini tidak lagi sepenuhnya bersumber dari
anggaran pemerintah tetapi juga dilakukan oleh sektor swasta yang ditandai
merupakan harapan baru bagi sistem pembiayaan kesehatan Indonesia dimasa yang
akan datang. Dalam UU tersebut terdapat empat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
yaitu ;
(1) PT. Askes, yang diperuntukan bagi semua PNS, penerima pension, perintis
2010 mencapai 3,7 juta PNS ( belum termasuk anggota keluarga yang ikut
(2) PT. Jamsostek, yang diperuntukkan bagi semua pekerja sektor BUMN dan
(3) PT. Asabri, yang diperuntukkan bagi anggota TNI dan POLRI ;
(4) PT. Taspen, yaitu dana tabungan pegawai negeri sipil (Kementerian
undang tentang Badan Pelaksana Jaminan Sosial ( BPJS ) yang di bagi menjadi ;
Asabri ;
jaminan hari tua, jaminan kecelakaan, jaminan pensiun dan kematian yang
sosial nasional sperti yang telah dimanatkan dalam UU No. 40 Tahun 2004.
(Setyawan, 2017) :
Ciri utama model direct payment adalah setiap individu menanggung secara
pelayanan kesehatan secara lebih hati-hati, serta adanya kompetisi antara para
jasa lebih banyak diarahkan oleh provider. Sehingga free market dalam pelayanan
kesehatan tidak selalu berakhir dengan peningkatan mutu dan efisiensi namun
2) User payments
Dalam model ini, pasien membayar secara langsung biaya pelayanan kesehatan
informal adalah besaran dan mekanisme pembayaran, juga kelompok yang menjadi
pengecualian telah diatur secara formal oleh pemerintah dan provider. Bentuk yang
paling kompleks adalah besaran biaya yang bebeda setiap kunjungan sesuai dengan
3) Saving based
tidak terjadi risk pooling antar individu. Artinya biaya kesehatan langsung, akan
hanya mampu mencakup pelayanan kesehatan primer dan akut, bukan pelayanan
kesehatan yang bersifat kronis dan kompleks yang biasanya tidak bisa ditanggung
oleh setiap individu meskipun dengan mekanisme saving. Sehingga model ini
tidak dapat dijadikan model tunggal pada suatu negara, harus didukung model lain
yang menanggung biaya kesehatan lain dan pada kelompok yang lebih luas.
4) Informal
Ciri utama model ini adalah pembayaran yang dilakukan oleh individu pada
provider kesehatan formal misalnya dokter, bidan tetapi juga pada provider kesehatan
lain misalnya: mantri, dan pengobatan tradisional; tidak dilakukan secara formal atau
tidak diatur besaran, jenis dan mekanisme pembayarannya. Besaran biaya biasanya
timbul dari kesepakatan atau banyak diatur oleh provider dan juga dapat berupa
pembayaran dengan barang. Model ini biasanya muncul pada negara berkembang
5) Insurance Based
kesakitan pada satu individu pada satu kelompok serta adanya sharing looses
secara adil. Secara sederhana dapat digambarkan bahwa satu kelompok individu
antar anggota kelompok sebagai premi yang harus dibayarkan. Apabila anggota
Besaran premi dan jenis pelayanan yang ditanggung serta mekanime pembayaran
Jaminan Kesehatan Nasional yang dimulai pada tahun 2014 yang secara bertahap
pelaksaan, salah satunya menerapkan prinsip managed care (Indawati dkk., 2018).
Indonesia dengan kondisi yang sangat turbulensi dalam berbagai hal pada
saat ini, serta dengan keterbatasan resources yang ada, maka sistem managed care
asuransi) tidak hanya berperan sebagai juru bayar, sebagaimana berlaku pada
asuransi tradisional, tapi ikut berperan dalam dua hal penting, yaitu pengawasan
mutu pelayanan (quality control) dan pengendalian biaya (cost containment)
(Setyawan, 2017).
Managed care
disusun berdasarkan jumlah anggota yang terdaftar dengan kontrol mulai dari
kesehatan untuk pelayanan yang komrehensif, penekanan agar peserta tetap sehat
sehingga utilisasi berkurang, unit layanan harus memenuhi standar yang telah
Pada sistem HMO ini jaminan kesehatan, dokter dan rumah sakit berada
jumlah sasaran anggota, biasanya didasarkan atas konsep wilayah dan bukan
Pada sistem ini, dibuat persetujuan kontrak antara pemiliki layanan kesehatan
dan dokter yang terfokus kepada harga. PPO ini dapat menarik lebih banyak
pasien karena premi yang ditawarkan lebih rendah. Dokter dibayar dengan
Manajemen Dengan sistem manage care, sistem pembiayaan fee for service
penyakit dimana provider membayar untuk suatu penyakit, berubah ke
sistem kapitasi dimana keuntungan dapat diperoleh jika
penduduk dalam keadaan sehat. Pengobatan juga semakin
efektif dengan melibatkan pasien dan keluarga pasien dalam
menangani penyakit kronik dan melakukan promosi manfaat
dari regimen obat yang digunakan. Selain itu, target utama
lainnya adalah program manajemen penyakit seperti asma
pada anak, diabetes, cedera tulang belakang, nyeri tulang
belakang, penyakit ginjal kronik dan kesehatan mental dengan
biaya yang masuk akal.
Pengukuran Salah satu teknik dalam managed cre adalah guideline yang
kualitas berdasarkan praktik klinik terbaik, buku laporan yang
berkualitas yang berisikan informasi evidance-based-medicine
yang berhubungan dengan penemuan kedokteran, dan berisi
data efektivitas biaya
Penyelarasan Melakukan beberapa cara untuk membayar provider dengan
insentif harga terbaik dan membuat kerangka agar pembiayaan
kesehatan menjadi efektif, produktif dan berkualitas. Biaya
juga dibatasi dengan cara mengeliminasi hal yang tidak sesuai
dan tidak penting dalam sistem pelayanan kesehatan
Secara umum, terdapat dua metode pembayaran yang digunakan yaitu metode
adalah metode pembayaran yang dilakukan atas layanan kesehatan yang diberikan
kepada pasien berdasar pada setiap aktivitas layanan yang diberikan, semakin banyak
layanan kesehatan yang diberikan semakin besar biaya yang harus dibayarkan (PMK
No. 27 tahun 2014). Contoh pembayaran retrospektif adalah Fee for service (FFS).
kebutuhannya tanpa ada pengurangan kualitas. Bagi pembayar, keuntungan sistem ini
adalah terdapat pembagian resiko keuangan dengan provider, biaya administrasi lebih
prospektif adalah Case-base, sistem kapitasi, dan budget tariff (Rusli, 2017).
Dengan diberlakukannya JKN dirumah sakit maka terjadi perubahan sistem
sistem tarif ini, pihak provider, atau penyedia layanan kesehatan seperti rumah
sakit, dapat memperoleh income yang tidak terbatas. Sebab, provider dapat
pelayanan kesehatan yang sebenarnya tidak diperlukan sekalipun. Sehingga, hal ini
DRG merupakan cara pembayaran dengan biaya satuan per diagnosis, bukan biaya
satuan per jenis pelayanan medis maupun non medis yang diberikan kepada seorang
pasien dalam rangka penyembuhan suatu penyakit. Sebagai contoh, jika seorang
pasien menderita demam berdarah, maka pembayaran ke rumah sakit sama besarnya
untuk setiap kasus demam berdarah, tanpa memperhatikan berapa hari pasien dirawat
di sebuah rumah sakit dan jenis rumah sakitnya. Pembayaran dilakukan berdasarkan
diagnosis keluar pasien. Konsep DRG sederhana saja yaitu rumah sakit mendapat
pembayaran berdasarkan rata-rata biaya yang dihabiskan oleh berbagai rumah sakit
untuk suatu diagnosis. Jika di Jakarta misalnya terdapat 10 ribu kasus demam
berdarah di tahun 2017 dan dari hasil analisis biaya diperolah rata-rata biaya per
kasus adalah Rp 2 juta, maka setiap rumah sakit di Jakarta yang mengobati pasien
Keuntungan INA-DRGs :
6 Memberikan surplus atau laba yang lebih besar kepada rumah sakit yang lebih
efisien dan menimbulkan kerugian bagi rumah sakit yang tidak efisien.
Iritnya cara pembayaran DRG akan mendorong rumah sakit menjadi lebih
professional dan lebih efisien.
kekurangan INA-DRGs :
4 Pasien yang tidak memiliki asuransi tidak akan sanggup membayar suatu
biaya pelayanan medis untuk kasus-kasus katastrofik (yang biaya
pengobatan atau perawatannya besar)
c) Kapitasi
sebagian, dengan cara menerima pembayaran atas dasar jumlah jiwa yang
3 ayat 1 menyebutkan bahwa Dana Kapitasi yang diterima oleh FKTP dari Badan
3 Fasilitas kesehatan memberikan pelayanan yang pas, tidak lebih dan tidak
kurang, untuk mempertahankan efisien operasi dan tetap memegang jumlah
pasien jaminan kesehatan sebagai income security
kekurangan kapitasi :
d) Budget tarif
Badget tarif merupakan cara pendanaan rumah sakit oleh pemerintah atau
suatu badan asuransi kesehatan nasional dimana rumah sakit mendapat dana
untuk membiayai seluruh kegiatannya untuk masa satu tahun. Alokasi dan ke
keleluasaan mengatur dana anggaran global tersebut untuk gaji dokter, belanja
Masalah Solusi
Indawati, L., Dewi, D.R., Pramono, A.E., dan Maryati, Y., 2018. Manajemen
Informasi Kesehatan V : Sistem Klaim Dan Asuransi Pelayanan
Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Informasi: Mempertanyakan - Ayam atau Telur dulu – dalam Program Jaminan Kesehatan
Nasional 31.
Juanita, 2002, Peran Asuransi Kesehatan dalam Benchmarking Rumah Sakit dalam
Menghadapi Krisis Ekonomi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Administrasi
dan Kebijakan Kesehatan, Universitas Sumatera Utara, Diakses tanggal 22 Februari
2019, (www. repository.usu.ac.id/ bitstream/ 123456789/3747/1/ fkm-juanita5.pdf).
Rusli, N.T., 2017. Analisis Biaya dan Faktor-Faktor Penentu Inefisiensi Layanan
Hemodialisis pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Rumah Sakit Rk Charitas
Palembang Tahun 2016 3: 11.
Setyawan, E.., 2017. Sistem Pembiayaan Kesehatan. Saintika Medika, 11: 119.
Suhanda, R., 2015. Jaminan Kesehatan Dan Managed Care 15: 10.
Wilson, K., Latko, B., Cashin, C., dan Hesp, C., 2013. Reformasi Metode
Pembayaran Penyedia Layanan dan Sistem Teknologi