Fungsi : untuk mengetahui berat tebu yang masuk tiap jam sehingga
dapat diketahui jumlah tebu yang masuk dalam 24 jam dan juga
dapat diketahui jumlah tebu yang sudah digiling.
Macam-macam timbangan tebu :
a. Timbangan tebu lori
- Jenis : Timbangan jembatan
- Merk : Molen Schot
- Buatan : England
- Tipe : WES DE 11.1975
- Nomor : 1.161-M-858 untuk lori dan 1.162-M-858 untuk truk
- Kapasitas : 10.000 Kg untuk lori dan 20.000 Kg untuk truk
b. Timbangan truk tebu
- Jenis : Timbangan jembatan
- Merk : Molen Schot
- Buatan : England
- Tipe : WES DE 11.1975
- Nomor : 1.161-M-1975
- Kapasitas : 20.000 Kg
2) MRC 2
Posisi : timur utara
Kapasitas MRC : 12.500 Kg
3) MRC 3
Posisi : barat selatan
Kapasitas MRC : 12.500 Kg
4) MRC 4
Posisi : timur selatan
Kapasitas MRC : 12.500 Kg
3. Cane Table
4. Cane Carrier
Fungsi : mengangkut tebu dari meja tebu ke penggilingan secara
perlahan-lahan.
Jenis :
a. Main Carrier
Kapasitas : 178.000 Kg
Kecepatan : 4 s/d 12 m/min
Power motor penggerak :110 kW
Sudut kemiringan : 30º
b. Auxiliary Carrier
Kapasitas : 178.000 Kg
Kecepatan : 0 s/d 6 m/min
Power monitor penggerak : 110 kW
Sudut kemiringan : 30º
5. Cane Leveller
Fungsi : meratakan tebu pada cane carrier agar permukaan tidak terlalu
tebal dan rata sehingga kerja cane carrier tidak terlalu berat. Leveller
dipasang sebelum cane cutter.
8. Unigrator
Fungsi : memperhalus potongan-potongan tebu menjadi serpihan-
serpihan.
Spesifikasi teknik :
- Diameter : 78 inchi
- Jumlah mata unigrator : 8 buah
- Panjang : 138 inchi
- Turbin : 2000 HP
29
Main Carrier
1. Hidraulic Pressure
Fungsi : menahan gerakan ke atas roll akibat masuknya umpan (ampas
tebu). Dengan adanya tekanan yang berlawanan maka ampas akan
terperah niranya.
2. Ampas Plate
Fungsi : penahan ampas yang keluar dari roll atas dan roll depan
sehingga ampas dengan mudah ke tekanan kerja yang di belakangnya.
3. Ampas Balk
Fungsi : menahan ampas plate supaya kedudukan ampas plate mampu
menahan tekanan ampas.
4. Scrapper Plate
Fungsi : alat pembersih ampas yang masuk melekat dalam alur-alur pada
roll gilingan.
5. Intermediate Carrier
Fungsi : mengangkut dan memberikan umpan ampas dari gilingan satu
ke gilingan berikutnya. Intermediate carrier terbuat dari bahan stainles
steel guna mencegah timbulnya jamur yang akan merusak kadar gula
pada nira karena jamur tersebut memakan zat gula pada nira.
6. Talang Nira
Fungsi : mengalirkan hasil perahan gilingan (nira) menuju bak
penampung. Talang nira terbuat dari bahan stainles steel guna mencegah
timbulnya jamur yang akan merusak kadar gula pada nira karena jamur
tersebut memakan zat gula pada nira.
33
2. Gilingan II
Ampas dari gilingan I ditarik oleh pencakar ampas yang
digunakan sebagai feed gilingan II lalu diperah sehingga dihasilkan
nira yang selanjutnya dan dialirkan ke bak penampungan nira perahan
pertama. Hasil nira dari perahan gilingan pertama dan kedua akan
digabung menjadi satu yang akan dialirkan ke bak penampungan oleh
talang nira yang terbuat dari stainlees steel.
3. Gilingan III
Ampas dari gilingan II mendapatkan imbibisi nira yang
diangkut dengan intermediate carrier menuju gilingan III, kemudian
diperah sehingga diperoleh nira sebagai maserasi nira untuk gilingan
II. Sedangkan ampas yang dihasilkan dikirim sebagai umpan gilingan
IV.
4. Gilingan IV
Demikian pula pada gilingan IV, ampas dari gilingan III
dicampur dengan imbibisi nira diperah yang menghasilkan nira, nira
yang dihasilkan digunakan sebagai imbibisi pada gilingan III. Ampas
yang dihasilkan dialirkan ke gilingan V.
5. Gilingan V
Ampas dari gilingan IV dibawa menuju ke gilingan V dengan
ditambah air imbibisi nira yang dihasilkan digunakan untuk imbibisi
gilingan IV. Sedangkan ampas yang dihasilkan merupakan ampas
akhir. Kemudian dibawa oleh bagasse elevator yang dilengkapi
dengan sarigan halus dimana ampas halus digunakan sebagai
campuran mix juice (nira kotor) yang keluar dari clarifier menuju ke
rotary vacuum filter. Sedangkan ampas kasar digunakan sebagai
bahan bakar ketel dan sisanya disimpan di gudang penyimpanan
bagasse guna keperluan bahan bakar ketel saat buka giling tahun
berikutnya. Atau jika terlalu banyak bagasse biasanya juga dijual ke
pabrik kertas guna bahan baku pembuatan kertas.
ditampung dalam bak penampung dan dipompa dalam DSM Screen untuk
disaring dari bagasse halus atau bagasse vit. Air imbibisi untuk melarutkan
kandungan gula yang ikut terbawa ampas semaksimal mungkin. Jumlah
imbibisi yang diberikan 20% dari tebu yang tergiling. Air imbibisi
ditambahkan pada gilingan keempat dan kelima guna mendapatkan nira
sebanyak mungkin dan meminimalkan kandungan ampas yang masih
mengandung zat gula, dikhawatirkan ampas yang masih mengandung
kadar gula menjadi bahan bakar ketel yang nantinya bisa menimbulkan
kerak dan hasil pembakaran yang kurang optimal. Imbibisi yang
ditambahkan pada ampas adalah berupa cairan nira dan air. Imbibisi yang
diberikan pada ampas yang akan masuk ke gilingan II dan III, sedangkan
imbibisi air ditambahkan pada ampas yang masuk gilingan IV dan V.
Sistem imbibisi ada 2 macam yaitu :
1. Imbibisi tunggal pembersih air yang hanya diberikan pada ampas
gilingan V.
2. Imbibisi ganda terdiri dari 2 atau double compound, triple compound
atau quadrable compound imbibisi (imbibisi yang diberikan pada 4
unit gilingan).
Air imbibisi ada 2 macam, yaitu:
1. Air imbibisi dingin.
2. Imbibisi air panas dari kondensor yang diberikan oleh evaporator
bagian akhir pada temperatur 50 - 60ºC
36
Stasiun Pemurnian
1. Pre Heater
Fungsi : Memanaskan pada temperatur untuk memperlancar proses
pemurnian.
Tipe : - Shell untuk steam.
- Tube untuk nira
Macam-macam Per Heater
a. Pre Heater I (memanaskan nira sampai temperatur 700ºC).
Fungsi :
- Mencegah terjadinya gula inversi.
- Mempercepat reaksi antara bahan organik dan anorganik.
- Membunuh bakteri pengurai sukrosa.
- Koloid lebih cepat mengendap.
- Mengeluarkan gas-gas dalam nira.
38
1. Saringan
2. Tangki pengendap
3. Tangki pengaduk
b. Tungku pembuatan gas belerang
Fungsi : membuat gas SO2 dengan jalan membakar belerang
dengan udara kering pada dapur belerang.
Nira yang berasal dari peti nira mentah sulfitasi dipompa menuju ke
door clarifier yang sebelumnya dipanaskan pada PP II. Tujuan dari
pemanasan ini adalah untuk membunuh bakteri yang terbawa oleh nira.
Kemudian nira menuju ke frefloc tower, disini ditambahkan floculant
dengan dosis tertentu. Fungsi penambahan floculant adalah untuk
mengumpulkan partikel-partikel yang mengapung agar lebih cepat
mengendap. Sebelum memasuki door clarifier, nira diperiksa pHnya
dengan ketentuan pH = 7,2 V.
Dalam door clarifier terjadi proses pengendapan, hasil dari proses ini
adalah nira bersih dan nira kotor. Nira bersih dan door clarifier kemudian
disaring dalam saringan nira encer, setelah itu di pompa menuju ke pre
evaporator pada stasiun penguapan. Nira kotor turun dan dipompa menuju
ke mixer nira kotor, dalam mixer tersebut ditambahkan ampas halus dari
gilingan V, selanjutnya nira kotor menuju ke vakum filter. Dalam vakum
filter terjadi penyerapan untuk menyerap kadar gula yang masih
terkandung pada nira kotor. Hasil dari vakum filter adalah nira tapis dan
blotong. Blotong diangkut truk dan dikirim ke petani untuk dijadikan
pupuk. Nira tapis menuju buffer tank, selanjutnya dipompa menuju tato
filtrate.
Dalam tato filtrate terjadi pemisahan antara nira jernih dengan nira
kotor. Nira kotor diproses lagi pada vakum filter, sedangkan nira jernih
disaring dengan saringan tab filter dan dipompa ke pre evaporator melalui
PP.111 dengan temperatur 110ºC.
1. Heater III
Fungsi : untuk menaikkan temperatur nira mencapai 105ºC agar nira
encer mencapai titik didih, sehingga dalam proses penguapan air
berlangsung maksimal.
2. Pre Evaporator
Fungsi : menguapkan air yang terkandung dalam nira encer.
3. Thermokompresor
Fungsi : sebagai alat bantu pada evaporator (steam jet injector).
4. Pompa Vakum
Fungsi : sebagai penekan uap sehingga tekanan tiap-tiap badan
penguapan berbeda.
5. Kondensor
Fungsi : mengembunkan air yang diuapkan di evaporator IV.
6. Bejana Sulfitasi Nira Kental
Fungsi : menurunkan pH nira kental sampai 5,6.
7. Talodura
Fungsi : mengurangi kandungan padatan yang larut dalam nira kental
dan memisahkan kotoran yang terdapat dalam nira kotor baik yang
larut maupun yang tidak larut dengan jalan penguapan.
8. Bejana Penguapan
Fungsi : menguapkan air yang banyak terkandung dalam nira encer
jadi nira kental.
Spesifikasi teknik :
- Merk : Stork
- Jenis : Calandia
- Jumlah : 6 buah
9. Pan Penguapan
Berjumlah 6 buah berfungsi untuk menguapkan air yang banyak
terkandung dalam nira encer menjadi nira kental tertentu. Pan yang
aktif ada 5 buah sedangkan yang 1 berfungsi sebagai cadangan.
43
Pre Pre
Evap Evap Evap Evap Evap Evap Evap
Dimensi Evap Evap
III IV V VI VII VIII XI
I II
Luas
pemanasan 4000 4000 3000 2200 2200 1700 1100 1100 1100
(m2)
Panjang
2383 2383 2375 2375 2375 2375 2375 2375 2375
pipa (mm)
Diameter
38/35 38/35 38/35 38/35 38/35 38/35 38/35 38/35 38/35
pipa (mm)
Jumlah
16016 16016 8550 7800 7800 6500 4320 4320 4320
pipa (mm)
Suhu (C) 118 118 118 118 108 95 85 Delay Delay
0,8 0,8 0,8 0,8 0,6 8 30
Tekanan Delay Delay
ato ato ato ato ato cmHg cmHg
44
a) Pipa pemanas
Fungsi : tempat pertukaran panas antara uap dengan nira.
b) Pipa jiwa
Fungsi : tempat sirkulasi nira dan keluarnya nira ke bejana penguapan
berikutnya.
c) Outlet kondensat
Fungsi : tempat keluarnya air kondensat.
d) Sapvanger
Fungsi : untuk menahan pereikan nira agar uap air yang dipakai sebagai
bahan pemanas evaporator tidak tercampur dengan nira.
e) Sight glass
Fungsi : kaca pengontrol nira.
f) Termometer an manometer vakum
Fungsi : pengontrol kondisi badan evaporator.
1. Tahap I
Nira encer dari per evaporator dialirkan ke eavaporator I untuk
dipanaskan oleh uap bekas dengan temperatur 108ºC dan tekanan 0,6
Kg/cm2.
2. Tahap II
Nira dari evaporator I dialirkan ke evaporator II untuk diuapkan airnya
dengan temperatur 80ºC s/d 95ºC dan tekanan 8 s/d 10 cmHg.
3. Tahap III
Nira dari evaporator II dialirkan ke evaporator III dan diuapkan
dengan temperatur 80ºC s/d 85ºC dan tekanan 30-35 cmHg.
45
4. Tahap IV
Nira encer dari evaporator III dialirkan ke evaorator IV dan diuapkan
dengan temperatur 60ºC s/d 62ºC dan tekanan 60 cmHg.
5. Tahap V
Nira yang keluar dari evaporator IV dialirkan ke evaporator V dan
diuapkan hingga memiliki kekentalan tertentu (nira kental).
1. Pre evaporator
Nira encer hasil pemurnian dialihkan ke evaporator, disini nira encer
mengalami pemanasan lanjut dengan temperatur 115ºC s/d 120ºC
dengan tekanan 0,8 atm. Uap yang digunakan dalam proses ini adalah
uap-uap bekas turbin yang dimanfaatkan sebagai feeding atau
pemanas pada pemanas pendahuluan (PP) juga pada stasiun masakan.
2. Evaporator I
Dimanfaatkan untuk menguapkan nira encer dengan menggunakan
uap bekas dari pre evaporator. Hasil penguapan ini adalah uap nira I
yang digunakan sebagai pemanas pada evaporator II, kemudian
dialirkan ke evaporator II.
3. Evaporator II
Digunakan untuk menguapkan air dalam nira dengan menggunakan
uap nira I dengan temperatur 90ºC s/d 95ºC dan tekanan 19 cmHg.
46
4. Evaporator III
Digunakan untuk menguapkan air dalam nira dengan memakai uap
nira dari hasil penguapan pada evaporator II dengan temperatur 80ºC
s/d 85ºC dan tekanan 30 s/d 35 cmHg vakum. Uap nira hasil dari
penguapan ini digunakan untuk pemanasan pada evaporator IV.
5. Evaporator IV
Evaporator ini menggunakan uap nira hasil dari penguapan pada
evaporator III dengan temperatur 60ºC s/d 62ºC dan tekanan 60 cmHg
vakum. Uap bebas dari evaporator IV ini dialirkan ke kondensor dan
dinginkan pada cooling pond (kolam pendingin), seterusnya
digunakan sebagai air kondensat pengisi ketel
6. Evaporator V
Evaporator ini berfungsi untuk menguapkan nira hingga mencapai
kekentalan tertentu yang kemudian nira tersebut akan dialirkan ke peti
masakan.
Stasiun Masakan
5. Proses Kristalisasi
Proses kristalisasi dilaksanakan dengan menguapkan air yang
terdapat dalam nira kental sehingga terjadi pembesaran inti kristal dan
bibit yang ditambahkan kedalamnya. Hal tersebut dilakukan pada
temperatur rendah serta tekanan vakum dengan maksud untuk
mendapatkan kristal yang memenuhi syarat (ukuran, bentuk, dan
mutunya). Pada PG Kebon Agung menggunakan proses masakan tiga
tingkat yang terdiri atas masakan A, masakan C, masakan D.
Sedangkan gula produktif didapat dari masakan A hasil dari masakan
C dan D dilebur sebagai bibitan untuk masakan A.
Jumlah : 13 unit
a) Mesin putaran continue gula D1 ada 3 unit :
• Mesin putaran continue 1 dan 2 gula D1
Merk : BMA
Type : k2300
Max. Speed : 2000 rpm
Diameter basket : 1300 mm
Kapasitas : 2200 kg/jam
Jumlah : 2 unit
• Mesin putaran continue 3 gula D1
Merk : Roberts WS Centrifugal
Job.no : 5276198
Max. Speed : 1800 rpm
Working speed : 1750 mm
Kapasitas : 800-1200 kg/jam
Jumlah : 1 unit
b) Mesin putaran continue gula D2 ada 4 unit :
• Mesin putaran continue 1-3 gula D2
Merk : Roberts WS Centrifugal
Max. Speed : 2000 rpm
Working speed : 1950 mm
Kapasitas : 800-1200 kg/jam
Jumlah : 3 unit
• Mesin putaran continue 4 gula D2
Merk : BMA
Max. Speed : 2400 rpm
Kapasitas : 650 kg/jam
Jumlah : 1 unit