OLEH:
Kelompok I
1. GUSTI AYU PUTU DIKA DESIYANI (1881621002)
2. JUSTINA LAURENA (1881621003)
3. PUTU ESA NARANATA DEWI (1881621014)
1
2
menyatakan bahwa sistem akuntansi berbasis akrual lebih bermanfaat dibandingkan sistem
berbasis kas karena dapat membantu dalam menentukan nilai perusahaan.
2.1 Teori Clean Surplus
Teori baru mengenai penilaian sekuritas yang lebih dekat dengan konsep dan angka
akuntansi adalah teori clean surplus dari Ohlson, Feltham dan Ohlson. Inti dari metode ini
adalah nilai buku akhir ekuitas sama dengan nilai buku awal ditambah laba dikurangi
deviden. Dasar premis yang ditekankan dalam pendekatan clean surplus, yaitu clean
surplus dibentuk oleh semua elemen laba dan rugi yang termasuk dalam pendapatan.
Penilaian ekuitas perusahaan didasarkan pada nilai buku awal periode ditambah nilai
sekarang dari laba abnormal yang diharapkan di masa depan. Laba abnormal didefiinisikan
sebagai laba yang melebihi laba normal yang diharapkan. Laba normal sama dengan nilai
buku awal periode dikalikan dengan biaya modal ekuitas.
Beaver menyebutkan terdapat dua penyebab meningkatnya laba abnormal, yaitu
dalam memilih proyek investasi, selisih positif nilai sekarang di atas biaya proyek tidak
dicantumkan di neraca dan banyak prosedur penandingan dan pengakuan dalam konsep
biaya historis yang cenderung konservatif. Sebagai contoh, yaitu metode penyusutan
akselerasi serta metode penilaian persediaan dan penentuan HPP dengan LIFO.
Teori penelitian pasar modal atau pendekatan harga sekuritas, berasal dari teori
portofolio, yaitu teori tentang pilihan investasi yang rasional dengan memaksimumkan utilitas.
Sederhananya, resiko dapat dikurangi dengan memegang investasi portofolio. Risiko yang
dapat dihapuskan disebut risiko tidak sistematik (dapat didiversifikasi), sedangkan risiko
portofolio disebut risiko sistematik (tidak dapat didiversifikasi), yaitu penyimpangan dari
pengembalian investasi yang diharapkan.
Teori portofolio merupakan dasar dalam pengembangan terkait bidang keuangan,
penetapan harga atas suatu saham memunculkan suatu konsep diversisikasi portofolio. Model
tersebut bernama Capital Asset Pricing Model, yang dikembangkan untuk menentukan harga
saham secara individu. Langkah pertamanya adalah menghubungkan resiko sekuritas secara
individu dengan pasar secara keseluruhan. Pasar dianggap sebagai portofolio yang
didiversifikasi. Suatu hubungan dibuat antara return dari saham secara individu dengan return
pasar dalam suatu periode waktu tertentu. Analisis regresi digunakan untuk mencocokkan suatu
garis pada scattergram tersebut. Slopenya disebut beta dan mencerminkan ukuran resiko
sistematik berbasis pasar dari sekuritas individual dibandingkan dengan resiko rata-ratanya
dalam pasar secara secara keseluruhan.
Jika beta = 1, maka returnnya berhubungan secara sempurna dan resikonya sama. Jika
beta > 1, maka return saham individu lebih besar daripada pasar. Jadi, jika tingkat return
sekuritas individu lebih besar dari rata-rata pasarnya, maka resiko sistematiknya juga harus
lebih besar, karena ada hubungan langsung antara tingkat resiko dengan return yang diharapkan.
Return yang lebih tinggi biasanya disertai dengan resiko yang lebih tinggi pula. Model ini
berasumsi bahwa sekuritas individu dihargai berdasarkan resiko sistematik. Asumsi portofolio
diversifikasi menyatakan bahwa tidak akan ada yang mau membayar resiko yang tidak
sistematik. Beta digunakan untuk resiko sistematik dari sekuritas individual dan memprediksi
resiko berdasarkan harga sekuritas.
3.1. Kandungan Informasi dalam Pengumuman Laba
Bukti paling kuat yang dihasilkan riset pasar modal adalah mengenai kandungan
informasi dari angka-angka laba akuntansi tahunan. Suatu studi yang dipublikasikan tahun
1968 menunjukkan bahwa arah perubahan laba akuntansi yang dilaporkan (dari tahun
sebelumnya) berkolerasi positif dengan perubahan harga sekuritas. Studi itu juga
4
menemukan bahwa perubahan harga mengantisipasi hasil laba dan bahwa tidak ada
perubahan harga abnormal sebulan setelah pengumuman laba. Hal ini konsisten dengan
bentuk semi kuat dari hipotesis pasar yang efisien.
3.2. Kebijakan Akuntansi Alternatif dan Harga Sekuritas
Sebuah tipe yang lebih kompleks tentang penelitian pasar harga sekuritas telah
melakukan pengujian mengenai efek kebijakan akuntansi alternatif terhadap harga
sekuritas. Tujuan awal pengujian ini adalah untuk menginvestigasi yang disebut hipotesis
investor yang naif. Riset telah menunjukkan bahwa harga sekuritas bereaksi terhadap
angka-angka laba akuntansi. Pertanyaan yang menarik bagi peneliti dalam riset ini adalah
apakah kebijakan akuntansi alternatif memiliki efek sistematik pada harga sekuritas. Jika
harga sekuritas memang bereaksi terhadap tingkat laba yang berbeda hanya karena
perbedaan dalam metode akuntansinya, tanpa konsekuensi pada arus kas, maka ada
dukungan bagi hipotesis investor yang naif, sebaliknya jika harga sekuritas tidak bereaksi
terhadap perbedaan laba menurut akuntansi yang artifisial, maka ada bukti bahwa investor
adalah canggih dan mampu melihat perbedaan akibat perubahan metode akuntansi.
3.3. Alternatif dengan Konsekuensi Terhadap Arus Kas yang Tidak Diketahui
Beberapa studi telah dilakukan dengan membandingkan perusahaan-perusahaan
yang memakai metode akselerasi dengan metode penyusutan garis lurus. Kedua kelompok
perusahaan memiliki jumlah pendapatan akuntansi yang berbeda karena mereka
menggunakan metode penyusutan alternatif. Dengan demikian ada perbedaan pendapatan
antara kedua kelompok perusahaan karena penggunaan metode akuntansi penyusutan
alternatif. Ada juga perbedaan dalam kelipatan pendapatan harga antara kedua kelompok.
Perusahaan yang menggunakan metode akselerasi memiliki pendapatan yang lebih rendah
namun kelipatan pendapatan lebih tinggi daripada perusahaan yang menggunakan garis
lurus. Namun, ketika pendapatan perusahaan yang menggunakan metode akselerasi
disesuaikan ke metode penyusutan garis lurus, selisih harga antara kedua kelompok
perusahaan tidak berbeda secara signifikan.
Bidang penyelidikan yang terkait menyangkut tanggapan harga sekuritas terhadap
perubahan kebijakan akuntansi yang dilaporkan oleh perusahaan. Perubahan kebijakan
5
penyusutan telah diteliti, dan tidak ada bukti bahwa perubahan tersebut mempengaruhi
harga sekuritas. Area lain yang diuji adalah perubahan dari metode penyampaian ke metode
akuntansi arus masuk untuk kredit investasi. Sekali lagi, tidak ada efek harga yang
ditemukan. Meskipun perubahan dalam kebijakan akuntansi dapat menyebabkan angka
pendapatan berubah (semata-mata karena perubahan kebijakan), penelitian ini belum
menemukan bahwa harga sekuritas merespons perubahan tersebut. Pendapatan akuntansi
yang lebih tinggi yang dicapai semata-mata dari perubahan kebijakan akuntansi tanpa
perubahan nyata yang nyata dalam arus kas yang mendasar tampaknya tidak menipu pasar.
3.4. Alternatif Yang Berpengaruh Terhadap Arus Kas: Pendekatan LIFO
Satu jenis perubahan kebijakan akuntansi yang memang menimbulkan reaksi
terhadap harga sekuritas adalah perubahan akuntansi persediaan dari FIFO ke LIFO.
Perubahan ke LIFO dikaitkan dengan perubahan positif harga sekuritas. Walaupun
demikian, LIFO telah menurunkan laba akuntansi pada periode dimana harga-harga
persediaan meningkat. Dalam periode, ketika harga persediaan meningkat, beban pajak
akan menurun untuk perusahaan yang memakai LIFO, dalam hal ini arus kas terpengaruh
secara riil akibat perubahan kebijakan akuntansi.
3.5. Alternatif Dengan Konsekuensi Arus Kas Tidak Langsung-Teori Keagenan
Konsekuensi tak langsung terjadi saat perubahan kebijakan akuntansi
mempengaruhi nilai perusahaan lebih melalui efek tak langsung pada pemilik
dibandingkan pengaruhnya secara langsung pada arus kas perusahaan. Perubahan full
costing ke succesful efforts, dianggap hanya sebagai perubahan dalam pengalokasian biaya
eksplorasi pada laporan laba rugi. Oleh karena itu diharapkan bahwa tak ada reaksi harga
sekuritas yang akan terbukti karena tak ada konsekuensi arus kas langsung bagi perusahaan.
3.6. Beberapa Pertanyaan Lebih Lanjut Mengenai Efisiensi Pasar
Ou dan Penman dalam studi yang ekstensif memunculkan ide tentang analisis
saham fundamental. Analisis fundamental berasumsi bahwa pasar modal adalah tidak
efisien dan bahwa saham-saham yang dihargai kurang dari yang seharusnya dapat
ditemukan dengan melakukan analisis laporan keuangan. Pandangan ini secara langsung
berlawanan dengan pandangan pasar efesien yang menganggap bahwa harga sekuritas
mencerminkan semua informasi yang tersedia bagi publik (bentuk semi-kuat dari hipotesis
6
itu). Pengukuran yang dipergunakan adalah akuntansi tradisional, seperti return on asset,
rasio marjin kotor, dan prosentase perubahan aktiva lancar dalam suatu model multivariate
untuk memprediksi apakah laba tahun-tahun yang mengikuti akan meningkat atau
menurun. Jadi riset Ou dan Penman ini mengindikasikan bahwa pasar tidaklah seefisien
seperti yang dikatakan dan dipercaya oleh para pendukungnya, dan bahwa analisis
fundamental masih penting dilakukan untuk tujuan investasi. Studi ini juga
mengimplikasikan bahwa standar akuntansi yang lebih “baik” bisa meningkatkan
kemampuan prediktif dari informasi akuntansi.
Lev memusatkan studinya pada isu yang melengkapi faktor-faktor yang dipelajari
oleh Ou dan Penman. Khususnya, adalah poin yang meliputi antar periode dan dalam satu
tahun periode (studi lintas seksi), korelasi antara angka laba dengan return saham adalah
terlalu rendah. Dengan kata lain, laba hanya memiliki sedikit kemampuan untuk
menjelaskan (seperti yang diukur dengan R2, koefisien korelasi) perubahan dalam harga
saham. Lev percaya bahwa salah satu alasan untuk situasi ini adalah rendahnya kualitas
angka laba yang dilaporkan.
Jadi paper Lev, Ou dan Penman adalah saling melengkapi karena yang satu
menemukan penjelasan yang lemah mengenai hubungan antara laba dan return saham,
sementara yang lain melihat adanya peranan prediktif data akuntansi di pasar yang bisa saja
kurang efisien dari pada yang dikira sebelumnya.
3.7. Aliran Pasca Pengumuman Laba
Abarbanell dan Bushee menyimpulkan bahwa para analis kurang merespon tanda-
tanda yang sangat fundamental pada sekuritas, yang pada gilirannya dapat membawa pada
peramalan yang salah yang dapat mengakibatkan penyesuaian harga sekuritas yang tidak
lengkap. Sloan menemukan bukti bahwa pemegang saham tidak dapat membedakan
dengan baik mana porsi laba yang mengakibatkan arus kas dan mana yang akrual.
3.8. Informasi Akuntansi dan Penentuan Risiko
Riset pasar modal telah menginvestigasi kegunaan angka akuntansi untuk
menentukan risiko sekuritas dan portofolio. Studi-studi ini telah menemukan korelasi
tinggi antara variasi laba akuntansi dengan beta, yaitu ukuran risiko pasar. Korelasi yang
tinggi ini mengimplikasikan bahwa data akuntansi dapat berguna untuk menentukan risiko.
7
Tujuan riset semacam ini adalah untuk mengidentifikasi bagaimana kebijakan atau
pengungkapan akuntansi alternatif bisa mempengaruhi kegunaan angka akuntansi untuk
menentukan risiko.
Studi-studi lainnya menguji hubungan antara rasio-rasio finansial dengan beta.
Beberapa rasio dan perhitungan yang diuji, termasuk dividend pay-out ratio, leverage,
tingkat pertumbuhan, ukuran aktiva, likuiditas, dan bunga sebelum pajak, juga laba dan
variabilitas laba. Secara umum, pengujian-pengujian ini mengindikasikan adanya
hubungan yang kuat antara rasio berbasis akuntansi dengan pengukuran pasar atas risiko,
yaitu beta.
3.9. Ringkasan Penelitian Pasar Modal
Bukti-bukti empiris dari riset pasar modal telah mendukung pernyataan-
pernyataan berikut ini:
1) Laba akuntansi nampaknya memiliki kandungan informasi dan mempengaruhi harga
sekuritas.
2) Kebijakan akuntansi alternatif yang tidak membawa akibat langsung maupun tak
langsung pada arus kas perusahaan nampaknya tidak mempengaruhi harga sekuritas,
namun isu ini tidak sepenuhnya pasti demikian.
3) Kebijakan akuntansi alternatif yang berakibat langsung atau tak langsung pada arus kas
perusahaan atau pemiliknya memang berpengaruh terhadap harga-harga sekuritas.
4) Ada insentif untuk memilih kebijakan akuntansi tertentu, jika memungkinkan,
yang berpengaruh terhadap kas secara tak langsung
5) Pengukuran risiko berbasis akuntansi berkorelasi dengan pengukuran risiko pasar,
menandakan bahwa angka akuntansi berguna sebagai penentu risiko.
Pada awal tahun 1970-an ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa riset
pasarmodal dapat digunakan sebagai dasar untuk: (1) memilih kebijakan akuntansi yang
terbaik (2) mengevaluasi konsekuensi ekonomi dari kebijakan akuntansi alternatif terhadap
harga sekuritas. Kebijakan akuntansi yang paling mempengaruhi harga sekuritas dianggap
sebagai yang paling berguna. Dengan kata lain, kebijakan semacam itulah yang paling
mempunyai kandungan informasi. Argumentasi ini mempunyai segi intuitif karena riset
8
yang didasarkan secara deduktif telah terbukti tidak mampu untuk memecahkan debat teori
akuntansi normatif mengenai bentuk akuntansi yang paling diinginkan.
3.10. Survei Terhadap Investor
Cara lain untuk menentukan kegunaan informasi akuntansi adalah dengan bertanya
langsung kepada investor bagaimana cara mereka menggunakan laporan tahunan. Survei
investor telah dilakukan dibeberapa negara dan umumnya telah menujukkan bahwa jumlah
pembaca informasi akuntansi adalah rendah. Kira-kira setengah dari jumlah investor
menunjukkan bahwa mereka membaca laporan keuangan. Namun, survei ini diutamakan
untuk investor secara individu, dan harus ditafsirkan dengan hati-hati. Riset survei jenis
lain telah ditanyakan kepada investor untuk mempertimbangkan pentingnya jenis informasi
investasi yang berbeda, termasuk informasi akuntansi. Informasi akuntansi menempati
ranking atas dalam hal pentingnya informasi tersebut dalam survei ini, meskipun bukan
ranking tertinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, James L. Dodd. 2001. Accounting Theory “A
Conceptualand Institutional Approach” Fifth Edition. USA: South-Western College Publishing.
12