Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Energy listrik dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak manfaatnya,
kalau kita cermati saat ini hampir semua aktifitas dalam kehidupan sehar-
hari sangat membutukan listrik, mulai dari memasak, belajar, bekerja, dan
semua yang kita lakukan tak lepas dari adanya energi listrik. Listrik
merupakan kunci strategis dalam pemerentaan keadilan sosial yang
berefek kepada peningkatan taraf hidup masarakat. Tak terkecuali
masrakat terpencil dipedesaan. diperlukan upaya untuk dapat memenuhi
kebutuhan masarakat melalui perluasan jaringan distribusi pada daerah
yang belum terjangkau oleh PT.PLN (Persero) dikarenakan keterbatasan
PT.PLN (Persero) dalam menyediakan infarstrutur kelistrikan,
jaringan distribusi adalah penyaluran tenaga listrik dari pembangkit ke
penyulang gardu induk (GI), lalu diturunkan tegangan menggunakan
tranformator (step-down) menjadi tegangan menengah yang disebut juga
sebagai tegangan distribusi primer. Setelah tenaga listrik disaluran
melalui jaringan distribusi primer atau jaringan tengangan menenngah
(JTM), maka tenaga listrik kemudian diturunkan lagi tegangan dalam
gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah (JTR) kerumah-rumah
pelanggang (konsumen) PLN.
Beberapa daerah diindonesia yang sama sekali belum perna terjangkau
jaringan listrik. Pertumbuhan sektor tenaga listrikan memper adil yang
besar bagi pertumbuhan ekonomi akan mengacu peningkatan kebutuhan
tenaga listik sehingga diperlukan peningkatan instruktur penyedia tenaga
listrik sehingga diperlukan peningkatan instruktur penyedia tenaga listrik
dari waktu ke waktu. Undang-undang No. 30 tahun 2009 tentang tenaga
kelistrikan mengamatkan kepada, Pemeretah untuk menyediakan tenaga
listrik dengan jumlah yang cukup dan mutu yang baik bagi seluruh
lapisan masarakat Indonesia dari Sabang sampai Meroke. disektor
ketenaga listrikan hal tersebut dapat dicapai dengan adanya dukungan
baik dari bahan usaha penyedia listrik maupun badan usaha jasa

1
penunjang tenaga listrik seperti, PT.PLN (Persero). Dan perusahan-
perusahan listrik swasta sebagai penyedia tenaga listrik dalam rangka
penyambungan sarana dan parserana kelistrikan untuk memenuhi
kebutuhan energi listrik yang semakin meningkat.
Dengan diadakan pembangunan jaringan tegangan menengah di PT.PLN
(Persero) area Lembata maka pentingnya teknik perluasan jaringan listrik
yang standard pada persaratan Umun Instalasi Listrik (PUIL). 2011
mendorong penulis untuk mengamati pelaksana proses Perluasan Jaringan
Tengangn Menengah tersebut. Untuk itu diperluka perluasan yang
standard kelayakan, kehandalan dan efesiensi biaya jaringan distribusi
tegangan menengah khususnya didaerah Lembata di Desa
Lusiadewutung kecamatan Nagawutung kabupaten Lembata.
B. Rumusan Masaalah
1. Bagaimana cara pematokan tiang dan pendirian tiang
2. Bagaimana teknik pemasangan material utama jaringan distribusi
tegangan menengah
3. Bagaimana teknik pemasangan Cross Arm, Track Schoor, Dreck
Schoor dan Kontramast
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pematokan dan pendirian tiang
2. Untuk mengetahui teknik pemasangan material utama jaringan
distribusi tegangan menengah
3. Untuk mengetahui teknik pemasangan Cross arm, Track Schoor,
Dreck Schoor dan kontramast
D. Manfaat Penelitian
membantu masyarakat dalam penerangan rumah tangga, sekolah dan
industri-industri

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Defenisi Umum Jaringan Tegangan Menengah


Pada pendestrian tenaga listrik ke pengguna tenaga listrik disuatu
kawasan, pengunaan sistem tegangan menengah sebagai jaringan utama
adalah upaya utama menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan
kualitas persaratan tegangan yang harus dipenuhi oleh PT PLN (Persero)
selaku memegang kuasa usaha utama sebagaimana diatur dalam UU
tenaga kelistrikan no 30 2009. Dengan ketetapkannya Tegangan
Menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan diindonesia adalah
20 kV, konstruksi JTM wajib memenuhi kriteria enjinering keamanan ke
tenaga kelistrikan, termaksud didalamnya adalah jarak aman minimal
antara fase dengan lingkungan dan antara fase dengan tanah, bila jaringan
tersebut menggunakan saluran udara atau ketahanan isolasi jika
menggunakan kabel udara pilin tegangan Menengah atau kabel bawah
tanah tegangan Menengah serta kemudahan dalam hal pengoperasihan
atau pemeliaraan jaringan dalam keadaan bertegangan (PDKB) pada
jaringan utama. Hal ini dimaksudkan sebagai usaha menjaga keandalan
konstiyustal pelayanan konsumen. (PT.PLN Persero,2010:3)
Ukuran dimensi konstruksi selain untuk penemuaan sharat
pendestribusian daya, jika wajib memperhatikan sharat ketahanan isolasi
penghantar untuk keamanan pada tegangan 20 kV. lingkup jaringan
tegangan menengah pada sistem distribusi Indonesia dimulai dari
terminal keluar (out-going) pemutus tenaga dari tranformator penaik
tegangan pada pembangkit untuk sistem distribusi skala kecil, hingga
peralatan pemisah/proteksi sisi masuk (lin-coming) tranformator
distribusi 20 kV. ( PT. PLN Persero, 2010:3)
B. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
Saluran udara tegangan menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi
termurah untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama.kostruksi
ini terbayak digunakan untuk konsumen Jaringan tegangan menengah
(JTM) yang digunakan diindonesia. Ciri utama jaringan ini adalah

3
penggunaan penghantar telanjang yang dipotong dengan isolator pada
tiang besi/beton.penghantar yang digunakan pada saluran udara tegangan
menengah (SUTM), ini adalah konduktor dengan bahan utama tembaga
(CU) Alumenium (All), yang dipilin bulat padat. Pilihan konduktor
penghantar telanjang yang memenuhi pada dekade ini adalah AAAC atau
AAC. Sebagai akibat tingginya harga tembaga dunia, saat ini belum
memungkinkan penggunaan penghantar berbahan tenaga sebagai pilihan
baik, (PT.PLN Persero, 2010:3)
Penggunaan penghantar telanjang, dengan sendirinya harus
diperhatikan sector yang terkait dengan keselamatan Tenaga Kelistrikan
seperti jarak aman minimal. Jarak aman adalah jarak antara bagian
aktif/netral dari jaringan terhadp bendah-bendah sekelilingnya baik secara
mekanis atau elektomagnetis yang tidak memberikan pengaruh
membayakan. Jarak amal minimal adalah 60 cmkecuali jarak konstruksi.
Jarak amal terhadap saluran telekomonikasi minimal ,3 meter. Jarak aman
terhadap bendah-bendah lainnya dapat dilihat pada table 2.1 berikut ini:
No Uraian Jarak Aman
1 Terhadap permukaan jalan raya > 6 metet
2 Balkon rumah > 2.5 meter
3 Atap Rumah > 2 meter
4 Dinding Bangunan > 2,5 meter
5 Antena TV / Radio, Menara > 2,5 meter
6 Pohon > 2,5 meter
7 Lintasan kereta api > 2 meter dari atap kareta
8 Under build TM-TM > 1 meter
9 Under build TM-TR > 1 meter
Table 2.1 Jarak Aman Saluran Udara tegangan Menengah
(PT.PLN Persero.2010:3)

4
C. Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM)
lebih mengngingatkan keamanan keadalan penyaluran tenaga listrik,
penggunaan penghantar telanjang atau penghantar berisolasi setengah
pada konstruksi jaringan saluran udara Tegangan menengah 20 kV, dapat
juga digantikan dengan konstruksi penghantar berisolasi penuh yang
dipilin. Isolasi penghantar tiap fase tidak perlu dilindungi dengan
pelindung mekanis berat kabel pilinmenjadi pertimbangan terhadap
pemilihan kekuatan beben kerja tiang beton penopangnya.
Pengunaan saluran kabel dibawah tanah tegangan menengah (SKTM)
sebagai jaringan utama pendestibusian tenaga listrik adalah sebagai upaya
utama peningkatan kualitas pendestribusian dibandingkan dengan SUTM,
penggunaan SKTM akan memperkecil resiko kegagalan operasi akibat
factor eksternal / meningkatkan keamanan tenaga kelistrikan.Saluran
kabel udara tegangan menengah adalah saluran udara.
Tegangan Menengah yang mengunakan kabel sbagai serana penghantar
terdapat dua jenis yang dipakai (PT.PLN Persero, 2010:15) :
1. Kabel udara Dengan ketentuan isolator 6 kV ( haldf insulat), AAAC-
S yang berukuran 150 mm2 dan 70 mm2. Hal ini yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan AAAC-S menikat beban jaringan
bertambah 37 %. Perlu dipertimbangkan pemasangan penopang tiang (
gui wire), pada tiang sudut dan tiang akhir.
2. Kabel udara dengan ketahanan isolator penuh / 24 kV / fasa-fasa dari
jenis NFA2XSEY-T, berukuran (3x150 Al+ 90 SE) dan (3x 70 Al +
70 SE). menikat beban masa kabel ini, kekuatan tiang untuk SKUTM
memakai tiang 350 daN.
Ruang bebas (right of way) dan jarak aman (Safety clearance) pada
konstruksi SKUTM harus tetap memenuhi sharat keamanan lingkungan
dan keandalan. Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah yang
menggunakan kabel (twisted), jarak aman sekurang-kurangnya 60 cm, dan
ruang bebas kabel tidak boleh bersentuhan dengan pohon/bangunan. Pada
titik sambungan kabel (twistad) dan SUTM AAAC, jarak aman sama
dengan ketentuan pada SUTM AAAC.

5
D. Saluran kabel Tanah Tegangan Menengah (SKUTM)
Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yang aman dan andal untuk
mendestribusikan tenaga listrik Jaringan Tegangan Menengah, tetapi
relative lebih mahal untuk penyaluran daya yang sama. Keadaan ini
dimungkinkan dengan konstruksi isolasi penghantar per fasa dengan
pelindung mekanis yang dipersaratkan. Pada rentang biaya yang
diperlukan, konstruksi ditanam lansung adalah termurah bila dibandingkan
dengan pengguaan conduit atau bahkan tunneling (terowongan beton).
Penggunaan saluran kabel bawah tanah tegangan menengah (SKTM)
sebagai jaringan utama pendestribusian tenaga listrik adalah sebagai upaya
utama meningkatkan kualitas pendestribusian. Dibangdingkan dengan
SKTM, penggunaan SKTM akan memperkecil resiko kegagalan operasi
akibat factor external/menikatkan keamanan tenaga kelistrikan (PT.PLN
persero,2010:4)
E. Komponen Utama Konstruksi Saluran Udara Tegangan Menengah
(SUTM)
1. Penghantar
Terdiri dari penghantar telanjang (Bare Comductor) yang merupakan
konduktor dengan bahan utama tembaga (CU) atau alluminium (AL)
yang dipilin bulat padat.Pilihan konduktor penghantar telanjang yang
memenuhi pada dekade ini adalah AAC atau AAAC. Terdapat pilihan
penghantar berisolasi setengah AAAC-S (half insulated single core)
yang merupakan konduktor dengan bahan utama aluminium dengan
isoolasi material XLPE (croslink polyetilene). ( Buku PLN Tahun
2010)
2. Tiang
a. Tiang kayu
Pada beberapa wilayah pengusahaan PT PLN Persero bila
suplai kayu memungkinkan dapat digunakan sebagai tiang
penopang penghantar SUTM.

6
Gambar: 2.1 Tiang Kayu
Sumber: Buku Pln 5 tahun 2010
b. Tiang besi
Adalah jenis tiang terbuat dari pipa besi yang disambungkan
hingga diperoleh kekuatan beban tertentu sesuai kebutuhan.
Walaupun lebih mahal pilihan tiang besi untuk area tertentu masih
diijinkan karena bobotnya lebih ringan dibandingkan dengan tiang
beton.

Gambar 2.2 Tiang besi


Sumber : buku pln 5 tahun 2010
c. Tiang Beton
Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan
digunakan diseluruh PLN karena lebih murah dibandingkan dengan
jenis konstruksi tiang lainnya termasuk terhadap kemungkinan
penggunaan konstruksi rangkaian besi profil.

7
Gambar 2.3 Tiang beton
Sumber : buku pln 5 tahun 2010
3. Isolator
Isolator tumpu dan isolator tarik yang digunakan dapat dengan
material dasar keramik, gelas ataupun polimer. Pada jaringan SUTM,
isolator pengaman penghantar bertegangan dengan tiang penopang/
travers dibedakan jenis konstruksinya antara lain
a. Isolator Tumpu (Pin Insulator)
Beban yang dipikul olehisolator ini berupa beban berat
penghantar, jika penghantar dipasang di atas isolator untuk tarikan
dengan sudut maksimal 20 dan beban tarikan ringan jika penghantar
dipasang dibagian sisi leher isolator untuk tarikan dengan sudut
maksimal 180.

Gambar: 2.4 Isolator tumpul


Sumber: https://listrik Surabaya.com

8
b. Isolator Tarik
Beban yang dipikul oleh penghantar ini berupa bebaSn berat
penghantar ditambah dengan beban akibat pengencangan penghantar,
seperti pada konstruksi tiang awal/akhir, tiang sudut, tiang
percabangan dan tiang penegar

Gambar: 2.5 isolator tumpul


Sumber: https://listrik Surabaya.com

4. Peralatan Hubung (switching)


Pada percabangan atau pengalokasian section pada jaringan SUTM
untuk maksud kemudahan operasional harus dipasang pemutus beban
(Load Break Switch : LBS), selain LBS dapat juga dipasang Fused Cut Out
(FCO).

Gambar 2.6 Fused Cut Out Gambar 2.7 Load Break Switch
Sbumer : buku Pln 5 tahun 2010

9
5. Konektor
Konektor adalah peralatan yang digunakan untuk menyambung kawat
penghantar. Jenis konektor yang digunakan ada beberapa macam yaitu :
a. Joint Sleeve Connektor (sambungan lurus)
b. Parallel Groove Conector (msambungan percabangan )
c. Live Line Connector (sambungan sementara yang bias dibuka
pasang)
Joint selfe adalah jenis konektor yang digunakan untuk sambungan
penghantar pada posisi lurus. Tap conektor adalah jenis comektor yang
digunakan untuk sambungan penghantar pada titik percabangan. Live
Line Conektor adalah jenis konektor digunakan untuk pekerjaan dalam
keadaan bertegangan (PDKB). (Buku Pln 5 Tahun 2010)
6. Perlatan Proteksi Jaringan SUTM
1. Pemisah dengan Pengaman lembur (Fuse Cut Out)
2. Pemutus balik otomatis (Automatic Sectionalizer)
3. Saklar seksi otomatis (Automatic Sectionalizer)
4. Penghantar tanah (Sheied Wire)
7. Trafo Distribusi
Tranformator adalah salah satu peralatan sistem tenaga listrik
yang digunakan untuk memindahkan dan melainkan atau menurunkan
tegangan listrik berdasarkan prinsip kerja induksi elektomagnetik.
Dalam sistem distribusi tenaga listrik tranformator dapat dibagi
berdasarkan sistem prinsip kerja induksi elektomagnetik.dalam sistem
distribusi tenaga listrik trnsformator dapat dibagi berdasarkan sistem
kerjanya menjadi 2 mcam yatu
a. Tanformator (steep up), (11,6 kV menjadi 150 kV)
b. Tranformator (steep down),(150 kV menjadi 20 kV) dan (20 kV
menjadi 380/220).
Pada sistem distribusi menggunakan jenis tranformator (step
down), untuk menghasilkan tegangan yang diingikan, yaitu dari
tegangan menengah 20 kV menjadi tegangan rendah 220/380 V
dengan frekuensi tetap untuk menyalani pelanggan listik

10
Gambar 2.8 Trafo Distribusi
Sumber : Buku PLN Edisi 1 Tahun 2010

8. PHB sisi Tegangan Menengah (PHB-TM)


Berikut adalah komponen utama PHB-TM yang sudah terpasang atau
terangkai secara lengkap terdiri dari :
1. Pemisah – Disconnecting Switch (DS)
2. Pemutus Beban – Load Break Switch (LBS)
3. Pemutus Tenaga – Circuit Breaker (CB)
9. PHB sis Tegangan Rendah (PHB-TR)
PHB-TR adalah suatu kombinasi dari satu atau lebih perlengkapan
hubung bagi tegangan rendah dengan peralatan kontrol, peralatan ukur,
pengaman dan kendali yang saling berhubungan. Sebagai peralatan saklar
utama saluran masuk PHB-TR, dipasang Pemutus Beban (LBS) atau NFB
(No Fused Breaker).
10. Fused Cut Breaker (FCO)
Fuse Cut out adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan
terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi
dari batas maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short
circuit) atau beban lebih (over load). Fuse cut out ini haya dapat
memutuskan suatu saluran kawat jaringan didalam suatu alat. Apabila
diperlukan pemutus saluran tiga fasa maka dibutuhkan (fuse cut out)
sebanyak tiga buah.

11
Gambar: 2.9 Fuse Cut Out
Sumber: Buku Edisi 1 Tahun 2010
11. Lightning Arrester
Arrester adalah salah satu perlatan sistem tenaga listrik terhadap
surja petir.arester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus petir,
sehingga menimbul tegangan lebih pada peralatan. Bila timbul surja di
berilaku sebagai konduktor, jdi melwatkan aliran arus yang tinggi.
Sertelah surja hilang, arrester harus membuka dengan cepat kembali,
sehingga pemutus daya tidak sempat terbuka. Ada dua jenis arrester
yang umum dipakai, yaitu arrester jenis ekpulasi dan jenis katup. Salah
satu dari jenis arrester MOV (metal okside varistor).
Arrester merupakan salah satu bentuk inovasi dari arrester sela
udara yang digunakan pada sistem catu daya tegangan rendah.
Pengujian arrester jenis ini dilakukan antar fasa (ground), maka saat
tegangan dinaikan hingga mencapai nilai tertentu akan terjadi tembus
diarrester tersebut. Sesuai dengan funsinya itu maka (arrester) harus
dapat menahan tegangan sistem pada frekuensi 50 Hz untuk waktu
yang terbatas dan harus dapat melewatkan surja arus ketanah tampah
mengalami kerusakan pada (arrester) itu sendiri. Pada prinipnya
(areester) membentuk jalan yang mudah dilalui oleh petir, sehingga
tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Pada kondisi
normal arrester berlaku sebagai isolasi tetapi bila timbul surja
(arrester) berlaku sebagai konduktor yang berfunsi melewatkan aliran
arus yang tinggi ketanah. Setelah arus hilang, (arrester) harus dengan
cepat kembali menjadi isolator

12
Gambar 2.10 Lighting Arrester
Sumber : Sumber : Buku PLN Edisi 1 Tahun 2010

F. Gangguan Pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik


Sistem tenaga listrik pada umumnya terdiri dari pembangkit,
gardu induk, jaringn transmisi dan distribusi. Berdasarkan konfigurasi
jaringan, pada sistem ini setiap gangguan yang ada pada penhantar,
akan menganggu semua beban yang ada atau apalagi terjadi gangguan
pada salah satu (feeder) maka semua pelanggan yang terhubung pada
(GI), tersebut akan terganggu. Apabila gangguan tersebut bersifat
permanen dan memerlukan perbaikan terlebih dahulu sebelum dapat
dioperasikan kembali, maka pelanggan yang mengalami gangguan
pelayanan jumlahnya relatif banyak.
Berdasarkan Ansi (American National Standards Insititule)/IEEE
(Institule Of Eletrical and electronics) Std. 100-1992 gangguan
didefenisikan sebagai suatu kondisi fisis yang disebabkan kegagalan
suatu perangkat, komponen atau suatu elemen untuk bekerja sesuai
dengan funsinya. Gangguan hamper selalu ditimbulkan oleh hubung
singkat antar fase atau hubung singkat fase ke tanah. Suatu gangguan
hamper selalu berupa hubung langsung atau melalui impendansi,
(Suswanto, 2009:253).
Selama terjadi gangguan, tegangan tiga fasa menjadi tidak
seimbang dan mempengaruhi suplay ke sirkuit tiga fasa yang
berdekatan. Arus gangguan yang besar dapat merusak tidak hanya
peralatan yang terganggu. Gangguan dalam peralatan yang penting
dapat mepengaruhi stabilitas sistem tenaga listrik. Misalnya suatu

13
gangguan disuatu daerah suatu pembangkit yang dapat mempengaruhi
stabilitas sistem interkoneksi.
G. jenis-jenis Gangguan
Pada dasarnta gangguan yang sering terjadi pada sistem distribusi
saluran 20 kV dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu gangguan
dari dalam sistem dan gangguan dari luar sistem. Gangguan yang berasal
dari luar sistem disebabkan oleh sentuha daun/pohon pada penghantar,
sambaran petir, manusia, binatang, cuaca dan lain-lain. Sedangkan
gangguan yang dating dari dalam sistem dapat berupa kegagalan dari
funsi peralatan jaringan, kerusakan dan peralatan jaringan, kerusakan dari
alat pemutus beban dan kesalahan pada alat pendektesi.
Klasifikasi gangguan yang terjadi pada jaringan distribusi,
(Hutauruk,dan Suswanto, 2009:248), adalah: dari jenis gangguannya,
gangguan dua fasa atau tiga fasa melalui hubungan tanah yaitu: gangguan
fasa ke fasa, gangguan suatu fasa ketanah atau gangguan tanah, dari
lamanya gangguan yaitu: gangguan permanen, gangguan teporer.
Frekuensi timbulya gangguan dari sistem tenaga listrik berbeda-beda.
Informasi ini akan membantu dalam menentukan desain dan aplikasi
suatu proteksi. Bermacam-macam frekuensi gangguan sebagai berikut:
gangguan suatu fasa ketanah, gangguan dua fasa ketanah, fault, ganguan
tiga fasa
1. Macam Gangguan Berdasarkan Jenis Gangguannya
a. Gangguan hubung singkat tiga fasa
Kemungkinan terjadinya gangguan tiga fasa adalah putusnya
salah satu kawat fasa yang letaknya paling atas pada tranmisi atau
distribusi, dengan konfigurasi dengan kawat antar fasanya disusun
secara vertical. Kemungkinan terjadinya memang sangat kecil,
tetapi dalam analisanya tetap harus diperhitungkan, (Prana,
Skripsi, 2013:12).kemungkinan lain adalah akibat pohon yang
cukup tinggi dan beranyun sewaktu angin kencang, kemudian
menyentu ketiga kawat pada transmisi atau distribusi.

14
b. Gangguan hubung singkat dua fasa
kemukinan terjadi gangguan dua fasa disebabkan oleh
putusnya kawat fasa tengah pada transmisi atau distribusi
sekaligus dua fasa. Gangguan seperti ini melibatkan dua fasa
ketanah,
c. Gangguan hubung singakat astu fasa ke tanah
Kemudian terjadinya satu fasa ketanah adalah (Back
Flashover) antara tiang kesuatu kawat tranmisi dan distribusi,
sesat setelah tiang tersambar petir yang besar walaupun
tahanan kaki tiangnya cukup rendah. Namun biasa juga
gangguan fasa ketanah ini terjadi sewaktu salah satu kawat fasa
transmisi /distribusi tersentu pohon yang cukup tinggi dll.
d. Gangguan hubung singkat dua fasa ke tanah
Gangguan hubung singkat dua fasa ketanah ini merupakan
gangguan hubung singkat yang paling jarang terjadi. Gangguan
hubung singkat ini terjadi antara dua dari tiga fasa yang
terhubung ketanah. Biasanya hubungan ini terjadi karena
ranting pohon yang terkena dua fasa, (Sarium, 2012:92).
Sesunggunya hampir setiap macam gangguan hubung singkat
ini terjadi anatara dari (tiga fasa, fasa-fasa, fasa-tanah atau dua
fasa ke tanah) melalui suatu nilai tahanan gangguan yang
bentuk oleh (RARC), tetapi dalam analisi hubung singkat
selalu perhitungan arus gangguan hubung singkat dengan
menanggap tahanan gangguan: 0 (nol), untuk memudahkan
perhitungan, karena kesulitan untuk menentukan besarnya
RARC yang setepatnya, (Sarium, 2012:92)
2. Macam Gangguan Berdasarkan Lamanya gangguan
1. Gangguan Temporer
Gangguan yang bersifat (temporer) ini apabilah terjadi, maka
gangguan tersebut tidak akan lama dan dapat normal kembali.
Gangguan ini dapat hilang dengan sendirinya atau dengan
memutus sesat bagian yang terganggu dari sumber tegangannya.

15
Kemudian disusul dengan penutupan kembali peralatan
hubungbya. Apabila gangguan (temporer) sering terjadi dapat
menimbulkan kerusakan pada peralatan dan akhirnya
menimbulkan gangguan yang bersifat permanen.
Salah satu contoh gangguan yang bersifat temporer adalah
gangguan akibat sentuhan pohon yang tubuh sekitar jaringan
akibat binatang seperti burung kelelawar, ular dan layanan. Rata-
rata jumlah gangguan temporer lebih tinggi dibandingkan
gangguan permanen. Kebayakan gangguan temporer diamankan
dengan (circuit breker) atau pengaman lainnya.
2. Gangguan permanen
Ganguan permanen tidak akan hilang sebelum penyebab
gangguan dihilangkan terlebih dahulu. Gangguan yang bersifat
permanen dapat disebabkan oleh kerusakan peralatan, sehingga
gangguan ini baru hilang setelah kerusakan ini diperbaiki atau
karena ada sesuatu menunggu secara permanen.

16
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan WAktu Pelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Desa Lusiadawutung Kecamatan
Nagawutung Kabupaten Lembata
2. Waktu Penelitian
Waktu dalam penelitian akan menyelesaikan Tugas akhir T.A
direncanakan berlansung satu bulan
Tabel 3.1 Waktu Selama penelitian

Bulan
No
Uraian kegiatan Juli Agustus September Oktober
.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan

2. Penyusunan proposal TA

3. Konsultasi proposal

4. Ujian proposal

5. Revisi

6. Penelitian

7. Penyusun TA

8. Penyusunan tugas akhir

9. Ujian TA

10. Refesi dan Pengujian

17
B. Alat dan BAhan Kerja
1. Peralatan K3
Tabel: 3.2 Peralatan kerja
No Nama Perlatan K3

1 Helm

2 topi

3 Pakayan kerja

4 Rangun Tangan kaos

5 Sarung tangan karet

6 Kaca mata

2. Alat Kerja
Table:3.3 Peralatan Kerja
No Nama alat

1 Besi gali

2 sekop

3 Tang kombinasi

4 Tool seet

5 Tang ampere

6 Tanggan

7 Power pool

8 Sabuk pengaman

9 Gergaji besi

18
C. Teknik pengupulan data
Teknik pengupulan data adalah fakta tentang situasi pengukuran
dimana dalam suatu penelitian ada 2 (dua) jenis data yaitu data primer ialah
data yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan responden serta
data hasil dari observasi, sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh berdasarkan data yang sudah tersedia. dilembaga yang menjadi
obyek penelitian seperti data yang berasal dari kersipan, foto kegiatan dan
lain dalam penelitian ini pencarian data dilaksanakan dengan menggunakan
berbagai metode pengupulan data yaitu:
1. Observasi
Dapat diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik
unsur-unsur yang tampak dalam suaatu obyek penelitian. Observasi
merupakan salah satu teknik pengumpulan data dan pendukung untuk
mengumpulkan data yang diharapkan
2. Wawancara
Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (yang bertanya) dan orang yang
diwawancara (yang memberi jawaban) atas pertayaan yang diajukan.
3. Studi pustaka
Studi pustaka yaitu mempelajari literature-literature berkaitan
dengan permasalaan penulisan tugas akhir ini
D. Teknik Analisi Data
Teknik Analisi Data yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini
adalah teknik analisi data, yaitu dengan cara yang dinyatakan dalam bentuk
kata-kata untuk mengambarkan data yang diperoleh lansung dari lokasi
penelitian, kemudian disajikan dalam bentuk presentase kemudian
dinarasikan

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Keputusan Diseksi PT.PLN (persero) Nomor : 605 .K/DIR/2010.


Tentang Penempatan Standar Jaringan Tegangan Menengah Tenaga
listril
2. Yohanes Rante Lembang. 2011,instalasi tenaga JTM, bahan ajar
Politeknik Negeri Kupang
3. Ir Bdrudin.2012 sistem Distribusi.Bandung,Kadir A,2006 Distribusi dan
Istalasi Tenaga listrik
4. Wahyudi. 2012 Proteksi Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Bekasi:
Garamond.
5

20

Anda mungkin juga menyukai