Anda di halaman 1dari 54

PERANCANGAN PRODUK PENDUKUNG UNTUK PERAWATAN PADA

BULU KELINCI

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Studio Desain Produk IV

Disusun oleh :
Kevin Xavier / 1602164051

DP16-LS
Desain Produk

FAKULTAS INDUSTRI KREATIF


UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelinci merupakan hewan yang paling sempurna baik morfologi ataupun


anatominya karena ia mempunyai susunan metabolisme didalam tubuhnya yang
juga kompleks. Hewan ini banyak di pelihara dan di budidayakan.
Kelinci memiliki kelenjar mammae ( kelenjar susu ) dan tergolong famili
leporide ( hewan pemakan tumbuhan hijau ). Dulunya, hewan ini adalah jenis
hewan liar yang hidup di Afrika hingga ke daratan Eropa. Mulai dikembangkan
pada tahun 1912 . Di Indonesia banyak terdapat kelinci lokal , yakni jenis kelinci
Jawa ( Lepus nigricollis ) dan kelinci Sumatra ( Nesolagus Netseherischlgel ) .
Kelinci jawa, di perkirakan masih ada di hutan – hutan sekitar wilayah Jaya Barat .
Warna bulunya kehitaman , ekornya berwarna jingga dengan ujungnya bewarna
hitam . Berat kelinci Jawa dewasa bisa mencapai 4 kg . Sedangkan kelinci Sumatra ,
merupakan salah satu ras kelinci yang asli Indonesia. Habitatnya adalah hutan –
hutan di pegunungan Sumatera . Panjang badannya bisa mencapai 40 kg , warna
bulunya kelabu cokelat kekuningan . Kelinci bisa hidup baik di daerah dingin
seperti di daerah Lembang atau Tangkuban Perahu dengan suhu 10℃, dan bisa juga
di daerah yang panas seperti Surabaya dan Jakarta dengan suhu 37℃. Maka dengan
kata lain Kelinci bisa di pelihara di Indonesia dan tumbuh dengan baik selama
diperlakukan dengan manajemen pemeliharaan yang baik dan benar.
Bentuk dari kelinci yang lucu dan tingkah lakunya yang menggemaskan
membuat orang banyak sekali yang menyukai kelinci. Banyak orang mempunyai
alasan untuk memelihara kelinci karena mudah dan murah. Banyak orang yang
tertarik untuk memelihara kelinci tapi mereka kurang mengetahui bagaimana cara
merawat kelinci dengan baik , sehingga banyak sekali terjadi kematian pada kelinci
akibat terserang penyakit. Pemberian makanan dan nutrisi yang tepat , pembersihan
rutin terhadap kandang , dan perawatan khusus untuk bulu kelinci perlu di lakukan.
Kelinci dengan jenis bulu yang panjang memerlukan perawatan yang lebih di
banding kelinci berbulu pendek. Walaupun tidak berbahaya buat anak kecil seperti
bulu kucing, tetap saja penting memerhatikan kebersihan bulu pada kelinci, karena
bulu pada kelinci berfungsi sebagai pelindung kulit , menjaga kehangatan tubuh ,
dan pertahan pertama terhadap lingkungan dan sebagainya. Walaupun kebersihan
sangat penting untuk kelinci , namun tidak boleh terlalu sering memandikan kelinci
karena dapat menyebkan penyakit pada kelinci. Edukasi dan kesadaran terhadap
pentingnya perawatan pada kelinci harus di lakukan terhadap pihak terkait seperti
peternak , pemelihara , masyarakat , hingga usia dini agar kelinci dapat hidup dan
tumbuh lebih baik.

1.2 Identifikasi masalah

Pada perancangan kali ini di temukan beberapa masalah yang harus di


selesaikan, yaitu :

1. Bagaimana cara untuk merawat dan memelihara kelinci yang tepat ?


2. Bagaimana perawatan yang tepat untuk bulu kelinci ?
3. Bagaimana ide dan konsep perancangan produk yang tepat untuk
mendukung perawatan pada bulu kelinci?

1.3 Tujuan

A. Tujuan umum

1. Melengkapi tugas UTS mata kuliah studio Desain Produk IV


2. Merumuskan cara untuk mengetahui dan merancang produk yang
dapat mendukung perawatan yang tepat untuk bulu kelinci .
3. Mengetahui cara memelihara dan merawat kelinci yang tepat
B. Tujuan khusus

Mencari solusi dan membantu meringankan pekerjaan manusia atas


permasalahan yang ada pada bulu kelici dan merancang produk yang dapat
mendukung perawatan yang tepat pada bulu kelinci dengan
mempertimbangkan segala aspek agar lebih baik.

1.4 Manfaat

1. Manfaat bagi keilmuan

Dengan berkembangnya zaman , berkembang pula teknologi dan ilmu


pengetahuan. Khususnya studi tentang seni dan desain. Para Desainer di tuntut
untuk membuat sebuah ide, inovasi, gagasan dan terobosan dalam membuat
sebuah produk yang bermanfaat dan dapat membantu memecahkan masalah
dalam kehidupan bermasyarakat. Manfaat yang terdapat pada proses
merancang produk ini adalah sebuah pengalaman baru khususnya bagi saya.
Saya bertemu dengan para penjaga kelinci dan keluarga yang memelihara
kelinci di rumah . Saya juga melihat langsung proses merawat kelinci dari
persiapan kelahiran hingga memandikan kelinci. Selain proses perawatan, saya
juga dapat melihat dan mendapatkan pembelajaran tentang pentingnya
mengajarkan keluarga untuk sayang sesama makhluk hidup . Dengan produk
yang saya rancang semoga bisa memberikan referensi dan inspirasi bagi para
desainer lainnya agar terus dapat berinovasi kedepannya. Dan tulisan ini
nantinya akan menjadi literatur untuk mempermudah para desainer yang
bergerak dibidang yang sama dan akan terus turun menurun ke generasi
selanjutnya.
2. Manfaat bagi pihak terkait

Pihak yang turut membantu menyelesaikan proses observasi antara lain


penjaga kelinci yang ada di tempat wisata, Dusun bambu. Dengan melihat
langsung proses perawatan kelinci saya menemukan beberapa kendala dalam
merawat kelinci , yaitu sedikitnya alat penunjang perawatan yang di jual
pasaran , material yang digunakan tidak sesuai dan harganya tidak terjangkau.
Hal ini tentunya menjadikan masalah tersebut berdampak pada kesehatan
kelinci . Saya berharap dengan perancangan produk kali ini dapat menjawab
permasalahan yang ditemukan dan mempunyai dampak yang positif buat pihak
yang terkait.

3. Manfaat bagi masyarakat

Saya berharap rancangan yang kami buat dapat diterima dan


mempermudah meringankan pekerjaan manusia, sehingga dapat membukakan
pikiran dan kesadaran masyarakat agar lebih sayang sesama mahkluk hidup .
Selain itu dengan banyaknya sumber daya manusia , kelinci dapat dijadikan
sebagai peluang bisnis dan dapat membuka lapangan pekerjaan baru , saya juga
berharap tulisan ini dapat meluaskan wawasan masyarakat sehingga
masyarakat mempunyai soft skill tentang perawatan dan budidaya kelinci dan
berdampak mengurangi angka pengangguran, khususnya di Indonesia

1.5 Metologi Rancangan Penelitian

Untuk menghimpun data mengenai kendala pada proses perawatan pada bulu
kelinci maka akan digunakan strategi kualitatif dengan pendekatan studi kasus di
lingkungan yang terkait dengan kelinci. Dengan metode ini, objek akan diteliti
secara berkala untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Sehingga didapatkan data - data
mengenai kendala-kendala yang terjadi pada teknik, ragam masalah yang harus
dibenahi, serta solusi ideal bagi kondisi yang tengah berlangsung.

A. Objek penelitian

Pengamatan di lakukan di salah satu tempat wisata di Bandung, yaitu


Dusun Bambu yang berlokasi di daerah Lembang, Jawa Barat. Pengamatan
dilakukan terhadap kelinci yang disediakan di Dusun Bambu, pengamatan
meliputi kandang yang di gunakan hingga perawatan yang dilakukan terhadap
kelinci.

B. Teknik perolehan data

1. Wawancara

Akan dilakukan tiga jenis wawancara dalam mendapatkan sumber data


dan referensi, yaitu:

A. Wawancara terstruktur

Akan dilakukan terhadap beberapa narasumber dan objek penelitian


pada waktu yang telah ditentukan.

B. Wawancara tidak terstruktur

Akan dilaksanakan ketika melakukan observasi di lapangan pada


waktu yang tidak tentu.
C. Directed story telling.

Saya memberikan pertanyaan ketika penjaga kelinci sedang


melakukan aktivitas pada kelinci. Tujuannya adalah agar penjaga kelinci
menjelaskan kegiatannya saat melakukan kegiatan usahanya, sehingga saya
mengetahui kegiatan tersebut.

2. Observasi

Observasi yang akan dilakukan adalah observasi participatory, dimana saya


turut terjun dalam melihat aktivitas pemeliharaan kelinci oleh pihak terkait. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan pembuktian-pembuktian yang berguna sebagai data.

3. Studi Literatur

Sumber referensi diperoleh dengan mengetahui penelitian yang telah


dilakukan sebelumnya oleh orang lain. Materi literatur yang akan digunakan adalah
buku, jurnal, tesis, serta situs lembaga kademisi, yayasan (foundation), pemerintah
dan situs komersil.
BAB II

DATA LITERATUR

2.1. Pengertian kelinci

Kelinci adalah anggota ordo Logomorpha. Sampai awal abad ke-20, ordo
ini dimasukkan superfamili dalam ordo Rodentia, keluarga pengerat. Karena ada
perbedaan nyata antara Rodentia dan Logomorpha, lantas mereka di pisahkan
dalam ordo tersendiri.
Secara taksonomi, kelinci termasuk ordo Logomorpha, famili Leporidae.
Panjang tubuh 45 - 50 cm, berat badan sekitar 3 kg. Kelinci mempunyai gigi seri
(gigi depan) panjang. Gigi itu berfungsi untuk memotong dan menggali terowongan
bawah tanah. Kelinci suka bersembunyi didalam tanah. Bayi kelinci lahir dengan
mata terpejam, beberapa hari kemudian baru membuka
Famili Leporidae ditemukan pertama kali adalah Lepus locasti yang hidup
pada zaman Pilosen (5,3 - 1,8 juta tahun lalu) di Prancis. Pada saat yang sama
terdapat kelinci di Belanda, Jerman, dan Britania Raya. Penampilannya belum
seperti kelinci sekarang. Mereka masih liar dan bertubuh lebih kecil.

(sumber : buku The New Rabbit Handbook, oleh Lucia E Parent & Matthew M.
Vriends Ph.D.)

2.2 Sejarah kelinci

Kelinci (Orytolagus cuniculus forma domestica) dan terwelu (Lepus


europaeua) berasal dari Eropa. Kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk
Asia.
Pada awal Pleistosen (1,8 - 1,1 jutan tahun lalu), kelinci menyebar di
kawasan Eropa. Laporan tertulis pertama tentang kelinci dibuat oleh bangsa
Phunesia. Saat berlayar melewati sebuah pantai, mereka melihat binatang mirip
rock hyrax (Hyrax syriacus). Binatang itu dicatat dengan nama shappan istilah
Yahudi, berarti licin, nakal. Shappan inilah yang dikenal sebagai kelinci sekarang.
Daratan tempat kelinci hidup dinamai I-shappan-im (pantai dipulau Hyrax).
Kemudian Bangsa Romawi menyebut Hispania. Kini, pantai itu dikenal sebagai
negara Spanyol.
Bangsa Romawi mempunyai cerita sendiri tentang kelinci. Uang Romawi
pada masa pemerintahan Hadrian 976 - 138 SM) menggambarkan raja di satu sisi
dan sisi lain menggambarkan Minerva (dewi kebijaksanaan) dan zaitun. Di antara
Minerva (dewi kebijaksanaan) dan pohon zaitun itu ada gambar kelinci, yang
mungkin merupakan personifikasi Hispania. Minerva (dewi kebijaksanaan)
merupakan lambang kebangkitan setelah mati. Sedangkan kelinci diketahui sebagai
binatang pertama yang muncul pada saat pergantian musim dingin ke musim panas.

(sumber : buku The New Rabbit Handbook, oleh Lucia E Parent & Matthew M.
Vriends Ph.D.)

2.3 Karakteristik pada kelinci

Kelinci terdapat di mana - mana. Orang senang berburu kelinci atau


memeliharanya. Yang menarik pada kelinci adalah kupingnya tegak dan panjang,
dagunya bergerak - gerak saat makan, dan ekornya lebih terang dari warna bulunya,
Gigi seri kelinci serupa gigi kerat. Juga terdapat ruang kosong antara gigi
seri dan gigi geraham berlekuk. Di belakang gigi seri terdapat dua gigi - gigi kecil
(gigi selip) yang hanya dimiliki kelinci dan binatang sejenisnya.
Kelinci suka mengerat tumbuh - tumbuhan. Kalau ia mengerat kulit kayu
sampai sekeliling batang , pohon akan mati karena jalur transportasi zat makanan
terputus.
Ada kelinci berbulu panjang, ada yang berbulu pendek. Pada musim dingin,
lebih banyak kelinci berbulu pendek di antara yang berbulu panjang. Warna bulu
pada kelinci yang berbulu panjang ada bermacam - macam yaitu ; kelabu, cokelat
atau hitam. Bulu yang terdapat di kepala dan badannya memiliki warna khas yang
memberi perlindungan. Warna samping badan lebih cokelat, bagian perut putih,
leher dan dada cokelat.
Kaki kelinci bagian depan kecil. Kaki belakang hampir dua kali lipat
panjangnya dan lebih kuat. Kaki depan berjari 5, kaki belakang hanya 4 jari. Semua
jari berkuku kuat.

(sumber : buku The New Rabbit Handbook, oleh Lucia E Parent & Matthew M.
Vriends Ph.D.)

2.4 Jenis - jenis kelinci

Berdasarkan habitatnya, kelinci yang hidup di dunia dibedakan atas dua tipe,
yakni kelinci liar dan kelinci domestik (peliharaan). Kelinci domestik berasal dari
penjinakan dan pemuliabiakan kelinci liar Orytolagus cunicalus. Dengan demikian
kelinci domestik disebut Orytolagus cuniculus forma domestica.

1. Jenis kelinci liar

Kelinci tergolong dalam famili Leporidae, ordo Lagomorpha. Famili


Leporidae terdiri atas 4 genus, yaitu Lepos (terwelu), Oryctolagus (kelinci),
Ochotona (pika), dan Sylvilagus (kelinci bagal). Masing - masing memiliki ciri -
ciri khas sebagai berikut :

1. Terwelu

Kelinci eropa, hare alias terwelu (Lepus europaeus), sering


dijumpai di hutan tetapi biasanya lebih senang berada di tegalan terbuka. Di
tegalan, hewan ini gemar memakan aneka rerumputan dan tanaman.
Sesekali ia berhenti makan dan ‘berdiri’ di atas kaki belakang, mengangkat
daun kuping dan hidung mencium - cium , pertanda waspada pada musuh.

Ukuran tubuh terwelu lebih besar dari kelinci. Panjang terwelu


dewasa 50-70 cm, bobot 4-5 kg. Warna bulu beragam, yaitu putih, hitam,
cokelat, dan abu-abu. Di bagian perut terdapat warna putih. Kaki belakang
panjang dan kuat. Inderanya tajam, terutama pendengaran, penciuman,
lidah, dan peraba. Mata digunakan untuk mengawasi benda - benda
bergerak.

Kalau belum ketahuan musuh, terwelu bertahan sembunyi dalam


lubang. Warna bulunya tersamar membuatnya sukar terlihat. Begitu musuh
mendekat, ia melompat dan lari. Kaki belakangnya yang panjang
dilontarkan jauh kedepan melewati kaki depan dan ditekan kuat - kuat ke
tanah. Dengan cara melompat ini, kecepatan larinya dapat mencapai 60 km
per jam. Dalam waktu singkat terwelu telah menghilang.

Tewelu bisa beranak 3-4 kali setahun. Setiap kali melahirkan, 2-4
ekor anak. Bayi terwelu sudah berbulu dan melek matanya, sehingga dapat
segera meninggalkan sarang.

Sarang terwelu dibuat di atas tanah. Kalau induk pulang ke sarang,


akan mengambil jalur berputar - putar untuk mengelabui musuh musuh -
musuhnya, seperti elang, serigala, musang, burung hantu dan gagak.

Gambar 1.1 Terwelu


(sumber : https://asset-
a.grid.id//crop/0x0:0x0/700x465/photo/bobofoto/original/16233_kelinci.jpg)
2. Kelinci liar

Kelinci liar, Oryctolagus cuniculus, memiliki panjang badan 45 - 50


cm, berat 2 - 3 kg. Kepala kecil, punggung melengkung, dan ekor pendek.
Daun telinga lebih pendek, kalau ditarik ke depan tidak mencapai ujung
moncong. Di eropa, ia dinamai rabbit.
Kakinya lebih pendek dan tak sekuat terwelu. Kaki belakang lebih
panjang dari kaki depan. Cukup tepat untuk lari masuk lubang. Juga pandai
melompat mendadak ke samping. Jari kaki depan 5, jari kaki belakang 4,
dan berkuku kuat.
Kelinci ada yang berambut panjang dan pendek, serta berlainan
warna. Kelinci liar warna rambutnya kekuning - kuningan, pada musim
dingin warnanya lebih kelabu.
Kelinci liar semula hanya terdapat di kawasan seputar laut Tengah.
Kemudian tersebar kemana - mana dibwa orang. Hidupnya dalam lubang
tanah, bersarang. Dalam sarang mereka tidur, berkembang biak dan
membesarkan anaknya. Di sarang biasanya terdapat beberapa lubang untuk
jalan keluar.
Kelinci liar senang hidup bergerombol. Sarang mereka berdeketan.
Kalau ada bahaya, mereka saling memberi tanda dengan mengentak -
entakkan kaki belakang ke tanah.
Kelinci ini biasanya keluar sarang pada malam hari. Merusak
tanaman muda dan pohon. Karena suka menggali tanah, kelinci ini bisa
menjadi hama yang sangat merugikan. Hasil galiannya dapat merusak
jalanan dan tanggul.
Kelinci liar sangat subur dan mudah beranak. Populasinya cepat
sekali membesar. Sekali melahirkan 5 - 12 ekor. Anak lahir dalam keadaan
tidak berbulu, tak bergigi, tak berdaya, mata masih terpejam dan tergolek di
sarang bawah tanah.
Anak dirawat dan disusui induknya setelah 10 hari di sarang, mata
anak mulai terbuka. Tak lama kemudian keluar dari sarang mengikuti
induknya. Anak kelahiran pertama tumbuh dewasa dan dapat beranak dalam
tahun itu juga.
Karena cepat berkembang biak, dalam waktu singkat suatu daerah
akan penuh dengan kelinci. Tapi kelinci liar banyak sekali musuhnya,
sekaligus berfungsi sebagai predator. Musuhnya adalah serigala, musang,
elang, gagak, burung hantu, dan celepuk. Penyakit perut, udara dingin dan
lembap, bisa menyebabkan kelinci banyak yang mati

Gambar 1.2 Kelinci liar


(sumber :
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/74/Oryctolagus_cuniculus_1a
.JPG)

3. Pika

Pika adalah hewan berstruktur tubuh mirip kelinci, tapi ukurannya


lebih kecil dari kelinci. Hidup berkelompok dan pandai bersiul, sehingga
juga dijuluki kelinci bersiul. Pika aktif ke luar sarang sepanjang musim,
tak peduli musim dingin atau panas. Pika, kelinci dan terwelu suka makan
kotorannya sendiri untuk menghemat pakan.
Pika banyak terdapat di Eropa Timus sampai Jepang, Himalaya
sampai Siberia, juga di Amerika Utara. Pika stepa (Ochotona pusila) di
Eropa Timur, pika jepang (Ochtoma hyperborean) di Jepang, pika mount
everest (Ochotona wollaston) di Himalaya, pika amerika (Ochotona princes)
di Amerika Utara.

Gambar 1.3 Pika


(sumber : http://i.imgur.com/cE2v8k4.jpg)

4. Kelinci Bagal

Kelinci bagal alis jackrabbit (Lepu alleni) merupakan kelinci liar


asli Benua Amerika. Kelinci ini memiliki ekor panjang dan terdapat strip
hitam. Telinganya panjang, dan berwarna cokelat. Panjang badan 42,5 - 77
cm, berat 1,5 - 3,5 kg.
Kelinci bagal suka tinggal di padang rumput dan semak - semak.
Pada saat musim panas, mereka suka berjemur di tempat terbuka dengan
telinga rebah, sejajar dengan punggungnya. Tindakan ini bisa membikin
tubuh jadi dingin. Darah mengalir lancar ke telinga, sementara tubuhnya
menjadi sejuk diterpa angin. Tapi begitu ada pemangsa, dia akan lincah
menghindar. Berlari cepat dan zig - zag.

Gambar 1.4 Kelinci Bengal


(sumber :
http://www.rshantz.com/Animals/Mammals/Rabbits/Antelope/20130526Jackrabbi
t01N.jpg)

2. Jenis kelinci ternak

Masyarakat mengenal kelinci sebagai hewan ternakan, bisa dibedakan


dalam 2 kelompok besar, yaitu kelinci potong dan kelinci hias. Kelinci potong
maupun kelinci hias terdiri atas beragam ras.
Penghobi kelinci di Indonesia umumnya, terutama kaum wanita,
menggemari kelinci berbulu panjang. Kaum pria lebih menyukai kelinci rambut
pendek, karena perawatannya lebih sederhana dan praktis. Bulunya tidak
berantakan ke mana - mana. Ini terkait dengan soal perawatan dan kebersihan.

1. Angora

Kelinci ras Angora, tubuhnya diselimuti rambut panjang seperti


kucing angora. Kelinci ini potensial sebagai penghasil wol. Di Indonesia,
ia dijadikan kelinci hias. Warna bulunya putih. Tapi para breeder melalui
penyilangan, menghasilkan warna cokelat dan cokelat muda.
Sangking tebalnya bulu, sosok angora tampak besar. Padahal berat
kelinci dewasa hanya sekitar 2,7 kg. Kelinci ini banyak dikembangkan di
Prancis. Ditemukan pertama kali oleh pelaut Inggris, pada 1773. Lalu
menyebar ke Jerman, Jepang, Eropa Timur, Kanada dan Prancis. Angora
melahirkan anak maksimal 6 ekor.
Ras ini bukan diciptakan oleh breeder tertentu. Asalnya dari kelinci
liar yang berkembang secara mutasi dengan spesifik bulu panjang. Sifat
bulunya halus, tebal, dan kuat. Pertumbuhan bulu rata - rata 2,5 cm per bulan.
Bulu bisa dipotong sepanjang 6 - 8 cm setiap tiga bulan. Kalau dibiarkan
tumbuh terus lebih dari tiga bulan, bulunya cenderung kusut dan
mengumpul.

Gambar 1.5 Angora


(sumber : https://www.lovely-dogs.com/image/breeds/french-angora-
rabbit-1.jpg)
2. Dutch

Entah kenapa dinamai Dutch, mungkin asalnya dari Belanda. Ras


ini terkenal sebagai hewan pet. Bobot jantan dan betina dewasa 1,5 - 2,5 kg.
Betina bersifat keibuan, fertilitasnya tinggi. Sekali melahirkan, bisa
menghasilkan 7 - 8 ekor anak. Anak umur 6 - 8 minggu berbobot rata - rata
0,8 kg. Dutch berbulu pendek dan kaya warna. Hitam, putih, cokelat, abu -
abu. Ada yang kombinasi tiga warna, disebut tricoloured dutch alias
kembang telon (tiga warna). Misalnya putih dengan kombinasi hitam dan
cokelat atau abu - abu.

Gambar 1.6 Dutch


(sumber :
https://rabbitsforsaleinwyoming.files.wordpress.com/2013/11/92.jpg?w=640)

3. English Spot

English spot juga dikenal sebagai english rabbit, karena aslinya dari
Inggris. Ras ini merupakan hasil persilangan antara Flemish Giant, Engish
Lop, Patagonian, Angora, Dutch, Silver, dan Himalayan. Warna dasar putih
bersih dan berspot. Spotnya bervariasi, mulai dari hitam, cokelat. Ada yang
tricolour, Letak spot di seluruh badan. Umumnya di hidung terdapat spot
besar. Bobot kelinci dewasa 2,7 - 3,6 kg.
Gambar 1.7 English Spot
(sumber : http://www.adoptarabbit.com/wp-
content/uploads/2016/09/English-Spot-Rabbit-Breed.jpg)

4. English Angora

Sosok dan warnanya sama dengan angora, tapi English Angora


memiliki ciri khas. Pada ujung telinga terdapat bulu panjang yang menjuntai.

Gambar 1.8 English Angora


(sumber :
https://i.pinimg.com/originals/f0/aa/d3/f0aad34ea8cdc9928e4c9bfab189b
32f.jpg)
5. Himalayan

Type sedang. Bertelinga pendek. Jantan dan betina dewasa berbobot


1,13 - 2,27 kg, rata - rata 1,5 kg. Warna putih dengan mata pink. Hidung,
telinga, kaki dan ekor hitam. Juga ada variasi lain, seperti hitam, cokelat,
biru, ungu.
Ketika lahir berwarna abu - abu, lalu berangsur - angsur menjadi
pucat sampai putih. Warna hitam pada kaki mulai timbul pada umur 3 - 4
minggu, mula - mula pucat lalu menjadi hitam

Gambar 1.9 Himalayan


(sumber : https://i.ytimg.com/vi/M4qSGeHzpjY/hqdefault.jpg)

6. Holland Dwarf

Holland Dwarf sama dengan Nederland Drawf, asli dari Belanda.


Ditemukan pada Mei 1940, kemudin oleh J. Meijering dan C.W. Calcar
dikembangbiakkan. Kelinci ini mungil. Tergolong small size , bahkan
terkecil di antara sekian banyak ras kelinci. Bobot dewasa sekitar 0,9 kg.
Leher pendek. Telinga kecil, tegak berdiri , sepanjang 5,5 cm.Kesannya,
kepala jadi lebih besar. Warna bulu putih, sable, matren, himalayan, agouti.
Yang paling terkenal, kelinci berbulu putih dengan mata merah.

Gambar 1.10 Holland Dwarf


(sumber : https://cdn0.wideopenpets.com/wp-
content/uploads/2016/01/netherland-dwarf-side-view.jpg)

7. Harlequin

Disebut harlequin jika terdapat bermacam - macam warna dalam


satu individu, tapi coraknya beraturan membentuk garis lurus. Misalnya
cokelat, hitam dan cokelat tua. Di Jerman, tahun 1940 ditemukan
breedbewarna blue marten. Setelah Perang Dunia II, ditemukan Silver
Martin, warnanya putih dan cokelat
.
Gambar 1.11 Harlequin
(sumber : http://www.adoptarabbit.com/wp-
content/uploads/2016/09/Harlequin-Rabbit-Breed.jpg)

8. Jersey Wolly

Berbulu panjang seperti angora. Ciri khasnya, terdapat ‘poni’ alias


rambut menjuntai di antara kedua telinganya. Ukuran tubuh relatif kecil,
dan lincah

Gambar 1.12 Jersey Wolly


(sumber : https://img.clasf.co.za/2016/08/08/Stunning-Black-Jersey-
Wooly-Male-from-registered-breeder-20160808232426.jpg)
9. Lop Holland

Jenis lop, ciri khasnya memiliki telinga panjang terkulai. Hidung


tumpul. Sekilas mirip domba. Ada dua varian lop, yaitu French Lop dan
English Lop.
French Lop bertelinga super panjang sampai menyentuh tanah.
English Lop bertelinga pendek. Beberapa breeder percaya English Lop
merupakan keturunan French Lop. English Lop termasuk kelinci tipe
sedang, panjangnya 12 - 23 cm. Warna putih atau abu - abu, mata merah
atau cokelat.

Gambar 1.13 Lop Holland


(sumber : http://rabbitbreeders.us/wp-content/uploads/Holland-Lop-Rabbit.jpg)

10. Lyon

Disebut Lyon karena kelinci ini berkepala mirip singa. Saat kecil,
sekitar umur 2 bulan, penampilannya mirip Angora. Bulunya panjang
merata di tubuh. Begitu dewasa akan semakin jelas perbedaannya. Bulu
paling panjang hanya di bagian kepala dan leher sehingga membentuk
jambul seperti singa. Warnanya beragam yaitu ; putih, hitam, abu - abu.
Berat 4,5 kg setelah dewasa. Lyon menyukai daerah sejuk
Gambar 1.14 Lyon
(sumber : https://www.mediastorehouse.com/p/172/lionhead-
rabbit-10531166.jpg)

11. Mini Nederland Dwarf Hotot

Tergolong kelinci tipe kecil, bobot sekitar 1 kg. Kelinci ini


merupakan produk resesif (gen kalah) dari silangan Dutch. Hasil silangan
Dutch bermacam - macam warnanya. Ciri khas hotot adalah terdapat
lingkaran hitam di mata mirip celak (alis). Jenis ini sangat disukai sebagai
kelinci peliharaan, karena unik. Telinganya tak begitu panjang, dan tegak.

Gambar 1.15 Mini Nederland Dwarf Hotot


(sumber : https://cf.ltkcdn.net/small-pets/images/std/204252-675x450-dwarf-
rabbit_new.jpg)
12. Mini Nederland Himalayan

Tergolong kelinci tipe kecil, berbobot sekitar 1 kg, hasil silangan


Dutch. Disebut Himalayan karena ada warna hitam pada ujung kaki dan
hidung. Kesannya lucu, seperti ada tompelnya. Ras ini kurang produktif.
Sekali beranak hanya 5 ekor. Karena unik corak warnanya, kelinci ini sangat
disukai.

Gambar 1.16 Mini Nederland Himalayan


(sumber :
https://www.pets4homes.co.uk/images/classifieds/2017/02/27/1527530/large/mini
-himalayan-rex-rabbit-for-sale-58b450d560573.jpg)

13. New Zealand White

Berasal dari New Zealand, tetapi berkembang di AS dan Australia.


Kelinci ini bewarna putih polos tanpa pigmen alias albino. Matanya merah,
telinganya tegak. Bulu halus, tak begitu tebal. Pertumbuhan cepat, layak
diusahakan sebagai ternak pedaging. Anaknya banyak, bisa sampai 10 - 12
ekor sekali beranak. Berat dewasa bisa mencapai 4,5 - 5 kg.
Gambar 1.17 New Zealand White
(sumber : https://www.petguide.com/wp-content/uploads/2016/06/new-zealand-
white-rabbit.jpg)

14. Rex

Rex awalnya sebagai hewan kontes, pada 1980-an. Lama - lama


diusahakan sebagao hewan ternak. Potensinya sebagai pedaging dan
penghasil bulu karena bulunya halus dan tebal. Ragam warnanya juga
banyak yaitu ; biru (blue rex), hitam (black rex), ungu merah muda (lilac
rex), bertotol (Dalmatian rex). Kelinci putih (white rex) paling disukai
untuk di ternak. Bulunya lembut seperti beludru dan tebal.

Gambar 1.18 Rex


(sumber : https://i.imgur.com/MXDu4F1.jpg)
15. Tan

Asalnya dari Inggris. Pertama kali ditemukan tahun 1880 di Culland


Hall dekat Brailsford (Derbyshire), berupa kelinci liar kecil dan penakut.
Lama kelamaan dikembangbiakkan. Lahirlah keturunan yang di lincah,
gagah, dengan warna menarik. Warnanya perpaduan antara hitam, cokelat
tua, cokelat karat, biru , dan putih kebiruan (lilac).

Gambar 1.19 Tan


(sumber : https://www.petguide.com/wp-content/uploads/2016/08/tan-rabbit.jpg)
(sumber : buku The New Rabbit Handbook, oleh Lucia E Parent & Matthew M.
Vriends Ph.D.)

2.5 Perbedaan kelinci Jantan dan Betina

Jenis kelamin kelinci bisa dibedakan setelah umur 2 minggu. Pada bagian
alat kelamin jantan terdapat stroktum, yakni tonjolan panjang dan bulat dengan
lekukan bulat di tengahnya. Kelinci betina memiliki tonjolan agak pendek, di
tengahnya terdapat celah (vulva) memanjang. Cara melihat dan merabanya harus di
tekan sedikit dengan jari, tapi jangan terlalu keras agar alat kelamin tidak menonjol
keluar.
Kelinci muda dan besar lebih mudah dibedakan jenis kelaminnya. Pada usia
2 bulan, kelinci betina sudang terlihat puting susunya setelah disibak bubu - bulu
halus di bagian dada, dan jantan sudah mulai tumbuh testisnya.

Gambar 1. Perbedaan Kelamin Jantan & Betina


(sumber : https://www.hewanpeliharaan.org/kelinci/membedakan-
jenis-kelamin-kelinci/ )

2.6 Penyakit pada kelinci

Kelinci yang terserang penyakit sulit sembuh dan sulit di obati. Kelinci
apabila sakit sangat lemah sekali. Sebaiknya segera dijauhkan dari koloni agar
penyakitnya tidak menyebar.
Banyak faktor yang bisa mempengaruhi terjangkitnya penyakit pada kelinci.
Salah satunya adalah cuaca. Perubahan cuaca sangat berpengaruh terhadap
kesehatan kelinci.
Selain cuaca, kualitas pakan juga berpengaruh. Kelinci kurang asupan
pakan, kurang serat, dan kurang gizi mudah terjangkit penyakit.
Dari semua faktor, kebersihan menjadi kunci utama penularan penyakit.
Berikut ini penyakit yang terdapat pada kelinci, yakni ;
A. Mencret / Bloat

Kelinci sangat rawan terhadap mencret, terutama ketika usianya masih


sangat muda. Kelinci belum genap berusia tiga bulan sangat rentan penyakit ini,
daya tahan tubuhnya masih ringkih. Kelinci bisa mati mendadak.
Mencret berdarah bisa membuat kelinci mati dalam hitungan jam.
Kotorannya cair bercampur lendir. Bau kotorannya sangat menyengat.
Kandang kotor dan lembap bisa pemicu timbulnya penyakit. Bakteri
Salmonella pun menyusup ke dalam tubuh kelinci bersama sayuran berkadar air
tinggi. Penyakit ini bisa menular ke kelinci atau hewan lain, bahkan juga ke manusia

B Scabies

Jika musim hujan tiba, acapkali membuat pusing pecinta kelinci. Banyak
penyakit bermunculan. Scabby atau scabies adalah penyakit kulit yang sangat
mudah menular, bahkan bisa menjangkiti manusia. Penyakit ini disebabkan parasit
Sarcoptes scabiei, sejenis tungau yang menyerang bawah kulit. Kelinci sakit akan
mengalami gatal - gatal yang sangat parah.
Saat terkena penyakit ini kelinci mengaruk - garuk secara terus menerus
sehingga bulu muka, kepala, pangkal telinga, sekeliling mata dan kaki akan rontok.
Jika penyakitnya sangat berat, kulit di sekeliling telinga dan hidung akan berubah
bentuk. Akibatnya nafsu makan kelinci turun, kondisi tubuh merosot sehingga
mudah terserang infeksi dan penyakit sekunder lain.
Scabies pada kelinci ditularkan oleh sesama kelinci atau satwa lain. Kondisi
lingkungan yang tidak kondusif akan menunjang datangnya scabies.
Meskipun scabies mudah dikenali pemilik seringkali terlambat mengatahui.
Tandanya ada kerak di ujung dan sela kaki , pinggir daun telinga, dan hidung.
2.7 Bulu kelinci

Kelinci jenis bulu panjang memerlukan perawatan yang lebih di banding


kelinci berbulu pendek. Bulu merupakan lapisan terluar dari kelinci yang berfungsi
di antaranya sebagai pelindung kulit, menjaga kehangatan tubuh, pertahan pertama
terhadap lingkungan dan sebagainya.
Pada kelinci yang sehat, mempunyai bulu yang bersih, mengkilat dan tidak
mudah rontok. Untuk menjaga bulu kelinci agar tidak mudah rontok diantaranya
adalah memberikan nutrisi yang tepat akan membuat bulu tumbuh dengan baik,
mengkilat dan tidak mudah rontok.
Komponen utama bulu adalah sel korneum, yang dapat dijaga dengan
pemberian makanan yang kaya akan vitamin A, vitamin D, dan vitamin E. Wortel ,
rerumputan bahkan makanan pabrikan dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan nutri bulu.
Kandang yang bersih dan kering akan membuat bulu kelinci tetap terjaga
kebersihan dan kelembutanya, sehingga kandang dan lingkungan tinggal kelinci
harus secara rutin dibersihan dan disucihamakan dengan desinfektan.
Tetesan air, sisa urin yang menempel pada bulu kelinci akan memicu
kelembaban, kotor dan menggumpal. Penyisiran secara rutin akan membantu bulu
kelinci tetap lembut dan tidak kusut. Jika memang diperlukan dapat dilakukan
pemandian terhadap bulu kelinci, namun sebaiknya tidak sering memandikan
kelinci karena pada dasarnya kelinci tidak mutlak perlu mandi.
Jika dengan mandi dan penyisiran ternyata gumpalan gumpalan bulu tidak
bisa terurai dapat dilakukan grooming atau penyalonan (pemotongan) guna
mengembalikan kelembutan bulu kelinci.
Penyakit misalnya kutu, jamur dapat saja merusak performan bulu kelinci.
Konsultasi dan pemeriksaan rutin atau periodik ke Dokter Hewan dapat membantu
perawatan kesehatan kelinci termauk kesehatan bulunya. Tidak seperti kucing yang
bulunya membahayakan,kelinci adalah binatang yang bulunya tidak
membahayakan asalkan menjaga kebersihan dan kesehatannya.

(sumber :koran tribun news Rabu 30 Maret 2016 dengan judul “Tips Rawat Bulu
Kelinci”)

2.8 Perawatan bulu kelinci

1. Proses memandikan kelinci

Secara berkala kelinci perlu dimandikan agar badannya bersih dan bebas
dari parasit luar, seperti tungau dan kutu. Proses memandikan dan grooming pada
kelinci berlangsung sebagai berikut ;

1. Sediakan air hangat

Siapkan dua bak air hangat, untuk mandi dan bilas. Bisa
menggunakan bak mandi untuk bayi atau ember plastik lebar. Isi
airnya setengah dari tinggi kelinci.

2. Basahi kelinci

Masukkan kelinci dalam bak. Arahkan kelinci


membelakangi anda, agar tidak mencakar seandainya memberontak.
Usapkan air hangat dari belakang ke arah depan. Usap bulu agar air
meresap sampai ke kulit. Sebelumnya, tutup kuping kelinci dengan
kapas agar tidak kemasukan air.
3. Keramas dengan sampo

Angkat kelinci dari bak untuk di keramas. Letakkan di atas


perlak bayi, usapkan sampo merata ke seluruh tubuh. Bisa
menggunakan sampo untuk anak kucing atau sampo bayi. Agar
merata samponya, pijit sampai ke kulit tubuh. Usap bagian yang
mudah kotor dan susah dijangkau. Misalnya telapak kaki, sekitar
anus dan daun telinga

4. Bilas sampai bersih

Masukkan lagi kelinci dalam bak untuk di bilas. Guyur


dengan air hangat pelan - pelan sembari mengusap rambut dan kulit
dengan tangan. Pindahkan ke bak bilas yang sudah dipersiapkan.
Guyur dan usap berulang - ulang. Lakukan sampai sampo benar -
benar bersih dari rambut dan kulit.

5. Angkat dan keringkan

Setelah bersih, angkat dari bak lalu tiriskan rambut dengan


handuk kering, Lalu rambut di keringkan dengan pengering rambut
sambil disisir. Semua bagian tubuh harus kering, termasuk bagian
perut, lipatan kaki dan telinga.

6. Bersihkan telinga dan kuku

Lubang telinga perlu di bersihkan dengan cotton bud .


Caranya basahi cotton bud dengan baby oil, lalu bersihkan lubang
telinga secara lembut dan hati hati. Rapikan kuku menggunakan
gunting. Pemotongan kuku bisa dilakukan sebelum mandi.

7. Taburi bedak

Potong rambut bagian tertentu,misalkan sekitar anus, agar


tidak terkena kotorannya. Rapikan bagian kaki agar tidak
menganggu gerak. Agar aroma tubuhnya wangi, taburkan bedak
bayi.

2.9 Mencegah bulu menjadi gimbal

Pada dasarnya kelinci tidak butuh mandi air. Yang perlu dilakukan adalah
grooming, yaitu menghilangkan bulu mati dan menyisirnya. Grooming
membutuhkan waktu 10 - 20 menit. Fungsinya untuk merawat bulu agar tidak
gimbal, terutama kelinci berbulu panjang seperti Angora. Setelah di-grooming,
bulunya akan jadi indah dan sehat.
Bulu yang sudah kepanjangan perlu dipotong. Bagi angora yang belum
pernah dicukur, perlu pemotongan bulu total. Tak perlu gundul, sisakan 1 - 2 cm.
Bulu akan tumbuh lebih bagus. Satu siklus pertumbuhan rambut kelinci 6 - 12 bulan.
Pencukuran maksimal 2 kali setahun.
Setelah bulu tumbuh bagus, pencukuran total tak perlu lagi. Rapikan bulu 2
- 3 bulan sekali. Pertumbuhan bulu kelinci cukup pesat, lebih - lebih kalau pakan
hariannya berkualitas. Potong bulu sekitar mulut, kaki dan anus. Agar tidak
menganggu waktu makan dan jalan, dan yang terpenting agar tidak kotor waktu
buang kotoran.

(sumber : buku pintar memelihara kelinci dan rodensia, penerbit : Majalah Flona,
cetakan Januari 2009.)
3.1 Data Empiris

1. Hasil observasi dan wawancara


Lokasi observasi adalah Dusun Bambu yang merupakan tempat wisata yang
berlokasi di daerah Lembang, Bandung. Pemilik utama wisata Dusun Bambu
adalah Bapak Henry Husada. Di Dusun Bambu selain menampilkan jumlah ras
kelinci yang bervariasi, terdapat juga wahana bermain anak dan wisata kuliner.
Menurut narasumber yaitu, mas Iwan selaku bagian penjaga dan guide kelinci di
Dusun Bambu, tempat wisata ini tadinya merupakan rumah milik Bapak Henry
Husada yang akhirnya dijadikan tempat wisata. Selain bicara santai dengan
narasumber, Beliau juga memberikan informasi dan tips bagaimana memelihara
kelinci yang baik,yaitu ;

A. Kandang yang ideal

Kandang minimal berukuran 40cm x 40cm x 40cm untuk sepasang


kelinci. Kelinci berukuran sedang macam Angora, kandangnya minimal
berukuran 50cm x 70cm x 45cm. Kandang bisa dibikin dari bambu atau
kawat kasa. Usahakan kandang terbebas dari kotoran atau air kencing
kelinci. Bagian lantai dibikin berlubang - lubang. Di bawah lantai kandang
tersedia alas penampung kotoran.

B. Makanan yang baik

Dedaunan dan rumput bisa menjadi makanan untuk kelinci.


Rumput teki rendeng atau daun kacang tanah juga bagus untuk makanan
kelinci. Jangan sembarangan memberikan tumbuhan segar, karena bisa
berbahaya. Sayauran jangan diberikan saat masih segar dan bergetah.
Idealnya, tumbuhan di ambil di atas jam 11.00 siang. Karena kalau
terlalu pagi kandungan air yang ada di tumbuhannya tinggi. Jangan
diberikan langsung.Diamkan dulu semalam agar layu atau kadar airnya
turun.

A. Ciri - ciri kelinci yang sakit


Kita dapat melihat kelinci yang tidak sehat dengan melihat ciri - ciri
pada fisik kelinci tersebut, yaitu:

1. Telinga kelinci turun dan berkeropeng


2. Mata kelinci setengah tertutup,seperti mengantuk
3. Mulut kelinci basah
4. Punggung kelinci bungkuk
5. Paha kelinci tidak berotot.
6. Ekor kelinci menggantung dan basah
7. Anus kelinci basah, kotor, dan berlender

B. Aturan mandi untuk kelinci

Idealnya, kelinci dimandikan setelah berumur di atas 3 bulan. Kalau


belum cukup cukup umur jangan di mandikan dulu, karena tubuhnya
belum sempurna. Yang harus diperhatikan,yaitu ;

1. Kelinci jangan dipaksa jika tak mau mandi


2. Gunakan air hangat untuk mandi
3. Gunakan sampo bayi
4. Air jangan sampai masuk hidung atau telinga
5. Setelah mandi, kelinci harus benar - benar kering
C. Agar bulu kelinci menjadi halus, yaitu ;

1. Jika tinggal di daerah panas, kelinci membutuhkan ruangan ber-


AC agar bulunya bagus.
2. Kebersihan kandang harus di jaga. Jangan sampai bulu kelinci
terkena kotoran
3. Kelinci dimandikan lalu di keringkan sampai kering
4. Bulunya di taburi bedak zeolit terus bedaknya di bersihkan

D. Cara yang benar memegang kelinci

Cara mengangkat kelinci yang benar adalah pegang kulit


punggungnya, Jangan ragu ragu agar kaki bawah tidak akan mencakar dan
kelinci merasa nyaman.

Kalau kelinci kram karena pegang, jangan panik, Pangku kelinci


agar nyaman dan tenang. Terus di urut agar kram-nya hilang.
Gambar 1. Kandang kelinci yang ada di Dusun Bambu
(sumber : di potret via handphone oleh penulis)

Gambar 2. Penjaga atau Guide sedang menjelaskan


(sumber : di potret via handphone oleh penulis)
Gambar 3. Interaksi antara kelinci dan pengunjung
(sumber : di potret via handphone oleh penulis)

Gambar 4. Pengunjung memberi makan kelinci


(sumber : di potret via handphone oleh penulis)
Gambar 5. Kelinci yang ada di Dusun Bambu
(sumber : di potret via handphone oleh penulis)

Gambar 7. Foto penulis saat observasi


(sumber : di potret via handphone oleh penulis)
BAB 3
ANALISA DESAIN

3.1 Analisa Aspek Desain

Analisa aspek desain merupakan hal yang dilakukan dalam proses


perancangan produk, hal ini dilakukan agar meminimalisirkan masalah yang di
bahas dalam perancangan

Berikut merupakan tabel Analisa masalah yang telah di dapat :

NO Aktivitas Masalah

1. Memandikan kelinci Kelinci cenderung lebih agresif saat di


mandikan, kaki belakang kelinci sering
menendang saat di pegang.

2. Mengeringkan bulu kelinci Saat selesai di mandikan kelinci harus


benar – benar di keringkan, karena
apabila kelinci kedinginan bisa
menyebabkan mencret. Di Indonesia
pemelihara dan peternak sering kali
mengeringkan kelinci yang sudah di
mandikan dengan terburu – buru atau
setengah kering

3. Mencukur bulu kelinci pendek Sulit menggapai bagian – bagian yang


terhimpit dan sulit di gapai pada bagian
tubuh kelinci, padahal pada bagian
tersebut terdapat sisa urin yang
menempel.
4. Menyisir bulu kelinci Masalah serius bisa terjadi manakala
kondisi kandang basah oleh air seni dan
sampai mengenai bulu yang nantinya
menyebabkan bulu menjadi gimbal.
Apabila saat bulu menjadi gimbal, sulit
untuk memisahkan bulu yang halus
dengan yang kasar

3.2 Aspek Desain

Aspek desain merupakan hal – hal yang bersangkutan dengan produk yang
akan di rancang seperti bentuk, warna, visual, dan material.

Berikut merupakan aspek desain :

1. Aspek Bentuk

Mengolah bentuk tampilan (shape appearance forming) merupakan


suatu kemampuan perencanaan untuk bisa menyatakan suatu bentuk
tertentu, secara dua dimensi atau tiga dimensi.
Pada dasarnya , bentuk dapat di kategorikan menjadi dua bagian
yaitu bentuk organis dan geometris. Bentuk organis merupakan bentuk yang
berasal dari alam yang dicirikan dengan garis yang tidak lurus, tidak
beraturan, dan tidak memiliki sudut lancip. Sedangkan bentuk geometris
adalah bentuk yang dicirikan dengan sifat kaku, garis lurus, sudut yang
lancip, dan bentuk yang beraturan
Bentuk merupakan aspek penting dan harus dipikirkan dengan baik
ketika merancang sebuah produk, karena bentuk dapat mengkomunikasikan
produk kepada penggunanya. Dengan bentuk, seseorang dapat mengetahui
aspek – aspek lain yang dimiliki produk tersebut
NO Bentuk Keterangan

1. Persegi dan persegi panjang Bentuk ini adalah bentuk yang


umum digunakan. Selain itu
bentuk ini juga sudah familiar di
sekitar manusia.

2. Lingkaran Bentuk ini sering digunakan


untuk benda – benda yang akrab
seperti roda dan bola. Bentuk ini
juga memiliki arah yang bebas.

3. Oval Bentuk ini pada umumnya sama


seperti lingkaran namun
memiliki bentuk yang lonjong

4. Tabung Bentuk ini ideal dan ergonomis


sebagai handle atau pegangan.
2. Aspek Warna

Menurut situs IDS Education pada artikel


https://idseducation.com/articles/80270 warna merupakan elemen
paling dominan dan aspek yang paling relatif dalam desain kehidupan.
Persepsi terhadap warna melibatkan respon psikologi atau emosi
manusia, makna dan arti warna yang ada bisa menunjukan kesan pada
objek, cahaya, mata, dan otak.

NO. Warna Keterangan

1. Hitam Dalam desain, hitam sering digunakan


dalam penyajian karya, mengingatkan
hitam yang didampingkan dengan
warna lain mampu memperkuat kesan
warna tersebut.

2. Putih Putih adalah repsentasi kehadiran


seluruh warna dasar dalam keadaan
maksimum dengan proporsi sama
besar. Putih, seperti juga hitam dan
abu – abu, tidak bisa dikatakan dan
didefinisikan sebagai warna tertentu.

3. Abu – abu Di dalam desain, abu – abu


diidentifikasi dengan nilai tertentu dari
angka 0 (sebagai representasi cahaya
putih sempurna) hingga angka 10
(gelap sempurna)

4. Merah muda Warna ini merupakan perpaduan


antara warna merah dan putih. Warna
ini sering dikaitkan dengan sifat –
sifat dan hal – hal yang feminism.
3. Aspek Material

Aspek material juga merupakan salah satu yang paling penting dalam proses
perancangan, pembuatan, penggunaan hingga perawatan produk. Dibutuhkan
pengetahuan akan material yang sesuai untuk diterapkan kepada produk yang akan
di buat. Material yang baik dan tepat akan mempengaruhi kualitas dan tampilan
produk.

No. Material Keterangan

1. Besi (logam) Material ini dipilih karena berbahan kuat


dan kokoh.

2. Kayu (non logam) Material ini digunakan karena bersifat


ramah lingkungan, selain itu pengrajin kayu
juga banyak di temukan di kota Bandung,
Jawa Barat

4. Aspek fungsi

Aspek fungsi merupakan salah satu aspek yang paling penting dalam
perancangan sebuah produk. Aspek ini menentukan bagaimana penempatan
produk pada penggunanya. Fungsi dari produk ini harus dibatasi dengan
permasalahan – permasalahan yang telah dianalisis sebelumnya yaitu
sebagai alat yang dapat mendukung perawatan pada bulu kelinci.
Sesuai dengan analisis fungsional di atas, dapat ditentukan bahwa
produk yang akan dibuat nanti akan memiliki beberapa fitur berbeda dari
desain produk yang lain.
3.2 5W + 1 H

Berdasarkan hasil analisis dari aspek desain maka diperoleh hipotesa


perancangan alat pendukung perawatan pada bulu kelinci untuk di banyak
kesempatan, yang akan diuraikan sebagai berikut :

1. What (produk apa yang akan dibuat?)

Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan konsultasi kepada


dosem pembimbing, di mata kuliah studio desain produk IV ini saya akan
merancang produk pendukung perawatan pada bulu kelinci.

2. Why (mengapa produk ini dibuat?)

Produk ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah studio desain
produk IV. Selain itu juga dapat membantu meringankan pekerjaan manusia
khususnya pihak terkait yang memelihara kelinci.

3. Who (siapa pengguna produk ini?)

Target pengguna produk ini adalah anak perempuan umur 5 – 16 tahun yang
memelihara kelinci. Untuk anak dibawah umur harus di awasi dan di
bimbing oleh orang tuanya.

4. Where (dimana produk ini akan digunakan?)

Produk ini dibuat portable agar dapat digunakan dimana saja untuk aktivitas
perawatan pada bulu kelinci
5. When (kapan produk ini akan digunakan?)

Produk ini akan digunakan saat pengguna sedang melakukan aktivitas


perawatan pada bulu kelinci.

6. How (bagaimana konsep produk ini?)


Produk yang akan dibuat selain fungsional, juga terdapat aspek ergonomi.
Aspek ergonomi yang di perhatikan pada produk ini adalah kenyamanan
saat digunakan dan ukurannya pas dengan genggaman tangan anak kecil,
dan aman untuk kelinci dan anak – anak. Sedangkan warna yang dipilih
adalah merah muda karena bersifat feminim dan sesuai dengan target
pengguna.

3.3 Analisis SWOT

SWOT adalah kepanjangan dari Strengths, Weakness, Opportunities, dan


Threats. Metode ini digunakan untuk menentukan keputusan sebuah desain
yang harus dicapai.

S (Strengths) Dengan mengembangkan desain dari produk ini dan


melihat dari produk sejenis yang sebelumnya telah
ada sebagai referensi untuk membuat pengembangan
pada produk yang akan dibuat

W (Weakness) Produk ini memiliki kelamahan pada material dan


tenaga kerja pembuat, karena material yang
digunakan terbuat dari kayu makan rentan rusak
apabila terjatuh dan apabila menggunakan material
karet dan plastik memerlukan manufaktur yang
canggih atau dibuat di pabrik. Karena terbuat dari
kayu, maka memerlukan tenaga kerja yang ulet dan
terampil mengolah kayu.

O (Opportunities) Peluang pada produk ini adalah belum banyaknya


produk pesaing yang ada di pasaran Indonesia dan
target pengguna merujuk kepada komunitas atau
keluarga yang memelihara kelinci

T (Threats) Ancaman untuk produk ini adalah kurangnya


kesadaran keluarga dan masyarakat yang
memelihara kelinci akan pentingnya perawatan pada
bulu kelinci. Selain itu, bermunculannya produk
yang sama juga menjadi ancaman

3.4 Analisis T.O.R

Analisis T.O.R atau Term Of Reference digunakan sebagai batasan desain


yang secara spesifik dapat membantu penulis agar desain yang dibuat sesuai dengan
konsep yang telah di tentukan.
Berikut adalah analisis batasan dan pertimbangan desain pada proses
perancangan produk pendukung perawatan pada bulu kelinciu :

1. Pertimbangan Desain

Di desain portable agar dapat dibawa kemana saja dan


memerhatikan aspek ergonomi pada bagian – bagian produk agar memberi
kenyaman dan mempermudan target pengguna untuk melakukan aktivitas
perawatan pada bulu kelinci. Warna yang digunakan adalah warna merah
muda dan monochrome (hitam, putih, dan abu – abu) agar produk bersifat
feminism dan modern. Selain itu juga agar terlihat jelas oleh kelinci dan
manusia untuk menghindari perbuatan dari kelinci yang dapat menyakiti
dirinya sendiri.
2. Batasan Desain

Batasan desain dari perancangan produk ini adalahs sebagai berikut :


1. Target pengguna adalah anak perempuan dengan umur 5 – 16
tahun.
2. Ukuran produk tidak terlalu besar.
3. Material yang digunakan adalah kayu dan logam
4. Material yang digunakan harus aman untuk manusia dan kelinci
5. Sudut pada produk dibuat tumpul
6. Warna yang terdapat pada produk adalah merah muda dan
monochrome (hitam, putih, dan abu-abu).

3. Deskirpsi Produk

Produk yang dirancang adalah produk yang dapat mendukung aktivitas


perawatan pada bulu kelinci. Didesain portable agar mudah dibawa dan
digunakan dimana saja oleh target pengguna. Selain fungsional, produk
juga memerhatikan aspek ergonomi agar pengguna nyaman saat
menggunakan dan juga aman saat digunakan kepada kelinci. Warna
yang terdapat pada produk adalah merah muda dan monochrome (hitam,
putih, dan abu-abu) agar bersifat feminim dan modern.
.
BAB 4
KONSEP DAN PERANCANGAN

4.1 Masalah Desain

Kelinci apapun pasti moulting atau merontokan bulunya dalam setahun


biasanya dua kali rontok, moulting bisa dilihat degan perubahan warna bulu
biasanya bulu baru yang tumbuh warna jauh lebih cerah dan mengkilap. Moulting
biasa dimulai dari bulu bagian atas terus ke bawah dan kelinci kelihatan seperti
punya dua bulu. Alat ini di buat untuk membantu membersihkan rambut yang
rontok dari badan kelinci.

4.2 Proses Perancangan


Di bawah ini adalah proses perancangan dan gambar yang meliputi proses
perancangan, yaitu :

4.2.1 Image Chart

Gambar 4.1 Image Chart


(sumber : dokumentasi penulis)
4.2.2 Moodboard

Gambar 4.2 Moodboard


(sumber : dokumentasi penulis)

4.2.3 Lifestyle Image Chart


Gambar 4.3 Lifestyle Image Chart
(sumber : di potret via handphone oleh penulis)

4.2.4 Produk Kompetitor

Gambar 4.4 Produk Kompetitor


(sumber :dokumentasi penulis)

4.2.5 Produk Image


Gambar 4.5 Product Image
(sumber : dokumetasi penulis)

4.2.6 Desain alternatif

Gambar 4.6 Desain Alternatif


(sumber : dokumetasi penulis)

4.2.7 Desain final


Gambar 4.7 Desain Final
(sumber : dokumetasi penulis)

4.2.8 Gambar operational

Gambar 4.8 Gambar Operational


(sumber : dokumetasi penulis)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian di atas, maka saya dapat menyimpulkan bahwa


pentingnya peran orang tua untuk meng-edukasi tentang perawatan untuk
kelinci sejak dini agar anak sadar akan pentingnya menyayangi sesama
makhluk hidup dan kelinci dapat hidup dan terus tumbuh.

5.2 Saran

Setelah apa yang telah susun pada laporan kali ini, kritik dan saran
yang membangun akan sangat berguna agar kedepannya saya menjadi lebih
baik lagi dan lebih bisa memahami lagi cara penulisan laporan yang baik
dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Parent, Lucia E & Matthew M. Vriends Ph.D. 2003. The New Rabbit Handbook.

Ahmad , Eka. 2016. “Tips Rawat Bulu Kelinci”.TRIBUN, 30 Maret 2016

Septiana . 2009. “Buku Pintar Memelihara Kelinci dan Rodensia”

https://www.hewanpeliharaan.org/kelinci/membedakan-jenis-kelamin-kelinci/ )

Anda mungkin juga menyukai