Anda di halaman 1dari 3

FERNANDO ARDIAN H W/ 113140034

LUMPUR PEMBORAN
Pada mulanya orang hanya menggunakan air saja untuk mengangkat serpih pemboran
(cutting). Lalu dengan berkembangnya pemboran, lumpur mulai digunakan. Untuk
memperbaiki sifat-sifat lumpur digunakan zat-zat kimia ditambahkan dan akhirnya digunkan
pula udara dan gas untuk pemboran walaupun lumpur tetapbertahan.
Secara umum lumpur pemboran dapat dipandang mempunyai empat komponen atau
fasa, yaitu :
1. Fasa cair (air atau minyak).
Ini dapat berupa minyak atau air. 75% lumpur pemboran menggunakan air.
2. Reactive solid, yaitu padatan yang bereaksi denagn air membentuk koloid (clay).
Padatan ini bereaksi dengan sekelilingnya membentuk koloid. Dalam hal ini clay air
tawar seperti bentonite menghisap air tawar dan membentuk lumpur.
3. Inert Solids (Zat padat yang tidak bereaksi).
Ini dapat berupa barite (BaSO4) yang digunakan untuk menaikkan densitas lumpur,
ataupun galena atau bijih besi. Inert solid dapat pula berasal dari formasi-formasi
yang dibor dan terbawa lumpur seperti chert, pasir, atau clay-clay non swelling.
4. Fasa kimia.
Zat kimia merupakan bagian dari sistem yang digunakan untuk mengontrol sifat-sifat
lumpur.

1. Fasa Cair (Air atau Minyak)


Ini dapat berupa minyak atau air. Air dapat pula dibagi dua, tawar dan asin. 75% lumpur
pemboran menggunakan air. Sedang pada air dapat pula dibagi menjadi air asin tak jenuh dan
jenuh. Istilah oil-base digunakan bila miyaknya lebih dari 95%. Inert emulsion mempunyai
komposisi minyak 50-70% (sebagai fasa kontinyu) dan air 30-50% (sebagai fasa terdispersi).

2. Reactive Solids, yaitu padatan yang bereaksi dengan air membentuk koloid (clay).
Padatan ini bereaksi dengan sekelilingnya untuk membentuk koloidal. Dalam hal ini clay air
tawar seperti bentonite mengisap (absorb) air tawar dan membentuk Lumpur. Istilah yield
digunakan untuk menyataka jumlah barrel Lumpur yang dapat dihasilkan dari satu to clay
agar viskositas lumpurnya 15 cp.

3. Inert Solids (Zat padat yang tak bereaksi).


Ini dapat berupa barite (BaSO4) yang digunakan untuk menaikkan densitas Lumpur, ataupun
galena atau bijih besi. Inert solids dapat pula berasal dari formasi-formasi yang dibor dan
terbawa Lumpur seperti chert, pasir atau clay-clay non swelling dan padatan-padatan seperti
ini bukan disengaja untuk menaikkan densitas Lumpur dan perlu dibuang secepat mungkin.
4. Fasa kimia.
FERNANDO ARDIAN H W/ 113140034

Zat kimia merupakan bagian dari system yang digunakan untuk mengontrol sifat-sifat
Lumpur, misalnya dalam dispersion (menyebarkan partikel-partikel clay atau flocculation
(pengumpulan partikel-partikel clay). Efeknya terutama tertuju pada pengkoloidan clay yang
bersangkutan.

Fungsi-Fungsi Lumpur
Lumpur-lumpur pemboran memiliki fungsi-fungsi antara lain :
1. Mengangkat cutting ke permukaan.
2. Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string.
3. Memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake.
4. Mengontrol tekanan fo0rmasi.
5. Membawa cutting dan material-material pemberat pada susupensi bila sirkulasi
lumpurdihentikan sementara.
6. Melepaskan cutting dan pasir di permukaan.
7. Menahan sebagian berat drill pipe dan casing.
8. Mengurangi efek negatif pada formasi.
9. Mendapatkan informasi (mud log, sample log).
10. Media logging.

Sifat Lumpur

Sifat-sifat Lumpur antara lain :


1. Densitas dan Sand Content.
Densitas Lumpur bor merupakan salah satu sifat Lumpur yang sangat penting karena
peranannya berhubungan langsung dengan fungsi Lumpur bor yaitu sebagai penahan tekanan
formasi.

2. Viskositas dan Gel Strength.


Viskositas dan Gel Strength merupakan bagian yang pokok dalam sifat-sifat rheologi fluida
pemboran. Pengukuran sifat-sifat rheologi fluida pemborn sangat penting mengingat
efektivitas pengangkatan cutting merupakan fungsi langsung dari viscositas. Sifat gel pada
Lumpur juga penting pada saat round trip sehingga viscositas dan gel strength merupakan
sebagian dari indikator baik tidaknya suatu Lumpur pemboran.

3. Filtrasi dan Mud Cake.


Filtrate adalah fluida yang hilang kedalam formasi batuan. Sedangkan lapisan partikel-
partikel besar yang tertahan dipermukaan batuan disbut filter cake.

Jenis-Jenis Lumpur Bor


FERNANDO ARDIAN H W/ 113140034

Jenis-jenis Lumpur bor yang biasa digunakan dalam suatu operasi pemboran antara lain :
a. Fresh Water Mud.
b. Salt Water Mud.
c. Oil in Water Emulsion.
d. Oil Base dan Oil Base Emulsion Muds.
e. Gaseous Drilling Fluids.

1. Fresh Water Muds


Fresh Water Muds adalah Lumpur yang fasa cairnya adalah air tawar dengan kadar garam
yang kecil (<10000 ppm =" 1%">

2. Salt Water Mud


Lumpur ini digunakan terutama untuk member formasi garam massive (salt dome) atau salt
stringer (lapisan formasi garam) dan kadang-kadang bila ada aliran air garam yang terbor.
Jenis-jenis Salt Water Mud antara lain adalah :
1. Unsaturated Salt Water Mud.
2. Saturated Salt Water Mud.
3. Sodium Silicate Mud.

3. Oil in Water Emuolsion Muds


Pada Lumpur jenis ini minyak merupakan fasa tersebar (emulsi) dan airsebagai fasa kontinyu.
Keuntungan dari penggunaan Lumpur jenis ini adalah membuat bit lebih tahan lama,
penetration rate naik, mengurangi korosi pada drill string, memperbaiki sifat-sifat Lumpur,
dan mengurangi balling (terlapisnya alat oleh padatan Lumpur) pada drill string.

4. Oil Base dan Oil Base Emulsion Mud


Lumpur ini mengandung minyak pada fase kontinunya. Manfaat dari Lumpur jenis ini adalah
untuk melepaskan drill pipe yang terjepit, mempermudah pemasangan casing dan liner, tidak
akan menghidratkan shale atau clay yang sensitif terhadap formasi biasa maupun formasi
yang produktif.

5. Gaseous Drilling Fluid


Lumpur jenis ini digunakan untuk daerah-daerah dengan formasi keras dan kering. Dengan
dipompakannya gas atau udara pada annulus, salurannya tidak boleh bocor. Keuntungan
penggunaan Lumpur jenis ini adalah penetration ratenya lebih besar dan baik digunakan
untuk completion pada zona-zona dengan tekanan rendah, tetapi Lumpur jenis ini dapat
menyebabkan bit balling. Lumpur ini juga tidak dapat digunakan pada tekanan formasi yang
besar

Anda mungkin juga menyukai