Tim Penyusun
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
TAHUN 2019
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Clinical Instructor
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat penyusun
Laporan Praktik Perencanaan HACCP Pada Makanan Cair 1C di
Penyelenggaraan Makanan cair Instalasi Gizi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
ini bertujuan untuk memenuhi tugas Praktik Kerja Lapangan Managemen
Sistem Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit Program Studi Diploma IV
Jurusan Gizi di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
B. Penetapan Tindakan Koreksi...................................................................................... 50
C. Menetapkan Prosedur Verifikasi................................................................................ 51
D. Dokumentasi dan Rekaman yang Baik ....................................................................... 52
G. Pembahasan ............................................................................................................... 61
BAB VI PENUTUP ............................................................................................................. 62
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 62
B. Saran .......................................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 63
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 64
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit adalah rangkaian kegiatan mulai
dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada
konsumen dalam rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui
pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan pencatatan,
pelaporan, dan evaluasi (Depkes 2013). Penyelenggaraan makanan di rumah
sakit bertujuan untuk menyediakan makanan yang berkualitas dan layak bagi
pasien. Makanan harus memenuhi kebutuhan gizi, selera atau cita rasa dan
untuk mempertahankan status gizi pasien yang optimal untuk mempercepat
proses penyembuhan (Yunita, 2014).
Standar makanan umum rumah sakit terdiri dari makanan biasa, makanan
lunak, makanan saring dan makanan cair. Makanan cair adalah makanan
yang mempunyai konsistensi cair hingga kental. Makanan ini diberikan kepada
pasien yang mengalami gangguan mengunyah, menelan dan mencernakan
makanan disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu badan meningkat,
rasa mual, muntah, pasca perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca
bedah. Makanan cair dapat diberikan secara oral atau enteral.
Ditinjau dari cara pembuatannya, ada 2 (dua) jenis makanan enteral yaitu
makanan enteral yang diproduksi oleh rumah sakit dan yang diproduksi oleh
industri pangan. Makanan enteral formula rumah sakit (FERS) dalam bentuk
semi padat hasil blender ataupun makanan cair, dipersiapkan untuk langsung
dikonsumsi sehingga dapat diklasifikasikan sebagai pangan siap saji,
sedangkan makanan enteral komersial (FK) yaitu yang diproduksi oleh industri
pangan, tersedia dalam bentuk bubuk dan dijual dalam kemasan sehingga
diklasifikasikan sebagai pangan olahan. Selain memenuhi kebutuhan gizi,
makanan yang dikonsumsi pasien harus terjamin keamanannya.
1
pasien di rumah sakit, katering atau jasa boga, makanan untuk hotel dan
restaurant, bahkan dalam pembuatan jajanan makanan (Soeprapto &
Adriyani, 2003). Begitupun bagi Industri pengolahan pangan yang akan
menerapkan sistem keamanan pangan dengan menggunakan HACCP harus
merencanakan, merancang/mendisain dan mengimplementasikan suatu
proses produksi atau penanganan pangan yang baik, atau disebut GMP(Good
Manufacturing Practices). GMP merupakan suatu pedoman bagi industri
pangan tentang cara berproduksi makanan dan minuman yang baik untuk
menjamin agar produk yang dihasilkannya aman, bermutu dan layak untuk
dikonsumsi secara konsisten.
Pedoman cara produksi pangan siap saji yang baik telah ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 1096/MenKes/PER/VI/2011 tentang higiene sanitasi jasaboga.
Makanan enteral FERS, dapat diklasifikasikan sebagai pangan siap saji yang
diproduksi oleh rumah sakit sehingga berdasarkan peraturan menteri
kesehatan tersebut di atas unit penyedia makanan enteral FERS, termasuk ke
dalam jasaboga golongan B (jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat
khusus). Oleh karena itu cara produksi makanan enteral FERS yang baik
dapat mengacu pada persyaratan higiene sanitasi jasaboga golongan B.
Tetapi karena jaminan keamanan makanan enteral harus lebih baik
dibandingkan makanan lain di rumah sakit maka persyaratan keamanan
pangan untuk produksi makanan enteral FERS juga harus mengacu pada
produk sejenis yang mempunyai risiko tinggi terhadap gangguan kesehatan.
Pada instalasi gizi RSUD Dr. Saiful Anwar malang, diproduksi formula
enteral yang beragam dan disesuaikan kebutuhan asupan pasien. Salah
satunya terdapat formula enteral yang bernama cair 1C. alasan kami
mengambil makanan cair 1C adalah karena formula enteral tersebut yang
paling banyak dipesan di Rumah Sakit Saiful Anwar sehingga produksi cair 1C
dilakukan setiap hari.
Pada formula enteral 1C yang terdiri dari bahan seperti susu bubuk skim,
bubuk soya, minyak kelapa, dan gula halus. Bahan-bahan tersebut tentunya
2
memerlukan tindakan HACCP karena bahan baku yang cukup rentan
terhadap bahaya dan terjadi kontaminasi silang baik dari manusia ke bahan
makanan, dari peralatan masak ke bahan makanan dan dari satu bahan
makanan ke bahan makanan lainnya. Kontaminasi dapat terjadi dari proses
penyimpanan bahan baku, persiapan, pengolahan, pemorsian dan
pendistribusian.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan Hazard Analysis and Critical Control Point
(HACCP) pada pengolahan dan distribusi makanan cair 1C di Instalasi Gizi
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui penerapan Hazard Analysis and Criticical Control Point
(HACCP) pada pengolahan dan distribusi makanan cair 1C di Instalasi
Gizi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan produk dan spesifikasinya pada formula enteral
1C
b. Mengidentifikasi jenis bahaya dan cara pencegahan pada formula
enteral 1C
c. Menganalisis risiko bahaya dan kategori risiko bahaya pada formula
enteral 1C
d. Menetapkan CCP (Critical Control Point) atau batas kritis pada
formula enteral 1C
e. Mampu melakukan penerapan HACCP pada produk pada formula
enteral 1C
f. Menganalisis hasil penerapan HACCP pada formula enteral 1C
g. Melakukan auditing pada penerapan HACCP pada formula enteral
1C
3
BAB II
METODOLOGI PELAKSAAN
A. Bahan Pengamatan
1. Bahan:
Bahan Pengamatan : Makanan Cair 1C
a. Bahan Utama untuk 30 L:
1) Susu Bubuk Skim : 3000 gr
2) Bubuk Soya : 2250 gr
3) Minyak kelapa : 750 gr
4) Gula halus : 900 gr
C. Prosedur Kerja
Pengamatan dan wawancara mengenai langkah-langkah penyusunan
dan penerapan sistem HACCP menurut Codex Alimentarius Commission
(CAC) adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : Pembentukan tim HACCP
Tahap 2 : Mendeskripsikan Produk
Tahap 3 : Identifikasi Pengguna Produk
Tahap 4 : Penyusunan Diagram Alir
Tahap 5 : Verifikasi Diagram Alir di Tempat
Tahap 6 : Analisa Bahaya
Tahap 7 : CCP dan Pengendalian bahayanya
Tahap 8 : Penetapan Batas Kritis (Critical Limit)
Tahap 9 : Menetapkan Prosedur Monitoring
Tahap 10 : Penetapan Tindakan Koreksi
Tahap 11 : Menetapkan Prosedur Verifikasi
Tahap 12 : Dokumentasi dan Rekaman yang Baik
4
BAB III
URAIAN TIM HACCP
Kualifikasi
Jabatan Nama Pelatihan
Pendidikan
Ketua Tim Ruliana, S.ST, S2 Food Service
Keamanan Pangan M.Kes HACCP
Ketua HACCP Rosidah Inayati, S2 Food Service
S.ST, S.Gz, M.Kes HACCP
Dokumen Kontrol Dina Triwaningrum, DIV Food Service
S.ST HACCP
Anggota Ide Resti, S.ST, S2 Food Service
M.Kes HACCP
Adhe Hariani, S.ST DIV Food Service
HACCP
Endah Setyo, S.ST DIV Food Service
HACCP
Nawangsasi DIV Food Service
Leksananingrum, HACCP
S.ST
5
BAB IV
DESKRIPSI PRODUK
A. Deskripsi Produk
Deskripsi produk berisi mengenai semua informasi mengenai produk.
Pada deskripsi produk ini dijelaskan mengenai produk secara rinci antara
lain, komposisi, struktur fisik/kimia (termasuk Aw, pH, dll.), pengemasan,
informasi keamanan, perlakuan pengolahan (perlakuan pemanasan,
pembekuan, penggaraman, pengasapan, dll.), penyimpanan (kondisi dan
masa simpan) dan metode distribusi. Deskripsi produk terdiri dari :
1. Nama produk
2. Komposisi
3. Karakteristik produk akhir
4. Metode pengawetan
5. Pengemasan – Primer
6. Pengemasan – Pengiriman
7. Kondisi penyimpanan
8. Metode distribusi
9. Masa simpan
10. Pelabelan khusus
11. Persiapan konsumen
6
Tabel 2. Deskripsi Produk
DOKUMEN HACCP
DESKRIPSI PRODUK
Parameter
No. Deskripsi
Deskripsi
1. Nama Produk Makanan Cair 1C
2. Komposisi produk 1. Susu Bubuk Skim 3000 gr
2. Bubuk Soya 2250 gr
3. Minyak kelapa 750 gr
4. Gula halus 900 gr
7
9. Siapkan gelas plastik dan air
panas
10. Masukkan 69 gram cair 1C untuk
dilarutkan pada 300 cc air panas
11. Aduk formula 1C hingga larut
12. Tutup dengan tutup plastik lalu
tulis 1C pada tutup gelas
menggunakan spidol permanent
6. Pengemas primer 1. Untuk formula 1C siap seduh
menggunakan kemasan plastik
zipper berstandar food grade dan
container berbahan plastik
2. Untuk makanan cair 1C siap
minum menggunakan gelas
plastik dan tutup berstandar food
grade dan cangkir keramik dan
plastik wrap
7. Pengemas sekunder
(termasuk pengemas Container plastik, nampan, dan troli
untuk transportasi)
8. Informasi pada label - Nama makanan cair
- Takaran saji
- Nilai gizi per sajian
- Cara penyajian
- Bahan penyusun
- Berat saat dikemas
- Tanggal produksi
- Tanggal kadaluwarsa
- Nama produsen
9. Kondisi penyimpanan Suhu penyimpanan antara 18°C -19°C
dalam wadah tertutup
10. Umur simpan 10 hari pada suhu antara 18°C -19°C
11. Metode distribusi Sentralisasi
12. Target pengguna Dikonsumsi semua pasien, kelas I, II dan
(sasaran konsumen) III, VIP dan VVIP yang mendapat diet
makanan cair 1C. Serta semua umur
kecuali bayi dibawah 6 bulan
8
B. Identifikasi Penggunaan Produk
1. Produk : Makanan Cair 1C
2. Cara Penyajian :
a. Untuk pasien kelas I,II,III siap minum : gelas dan tutup plastik
b. Untuk pasien kelas I,II,III siap seduh : kemasan plastik dengan
zipper
c. Untuk pasien VIP dan VVIP siap minum : cangkir keramik dengan
tutup wrap
d. Untuk pasien VIP dan VVIP siap seduh : kemasan plastik dengan
zipper
3. Konsumen : Pasien kelas I, II, III, VIP dan VVIP
9
C. Karakteristik Bahan Baku
Tabel 3. Karakteristik Bahan Baku
No Nama Deskripsi Komposisi Karakteristik Umur Kondisi Kemasan Informasi pada Metode Suplier
bahan bahan baku keamanan simpan penyimpanan label (berkaitan distribusi (nama
kemasan pangan (biologi, dengan food dan
kimia, fisik) safety, instruksi lokasi)
penanganan,
preparasi,
kegunaan)
1. Susu kemasan Susu skim B:Bebas dari Sesuai Suhu ruang Kardus Merk, Berat Mobil Sesuai
bubuk primer berupa bubuk, mikroorganisme tanggal 23°C -25°C bersih, logo halal, box pemenang
skim alumunium garam, (E.coli, expired informasi nilai tertutup tender
foil berisi premiks Sallmonela, gizi, komposisi,
300gr vitamin dan Listeria, nama produsen,
kemasan mineral Staphylococcus tanggal
sp.)
sekunder kadaluarsa, kode
K : Kadar
berupa produksi, nomor
keasaman daya
kardus karton izin produksi,
larut normal,
berwarna petunjuk
tidak tengik
hijau kuning penyiapan dan
F : Bebas partikel
petunjuk
abu, benda asing
penyimpanan
(kaca, kerikil,
batu, dll)
10
2. Bubuk Kemasan Maltodekstrin, B : Bebas dari Sesuai Suhu ruang Kardus Merk, Berat Mobil Sesuai
Soya primer berupa Isolat protein mikroorganisme tanggal 23°C -25°C bersih, logo halal, box pemenang
alumunium kedelai, (E-coli, expired informasi nilai tertutup tender
foil berisi 400 campuran Staphylococcus gizi, komposisi,
gr minyak aureus, Kapang ) nama produsen,
Kemasan nabati, K : bebas tanggal
sekunder sukrosa, merkuri dan kadaluarsa, kode
berupa FOS-Inulin, timbal produksi, nomor
kardus karton madu, 11 F : Bebas partikel izin produksi,
berwarna mineral dan abu, benda asing petunjuk
merah dan premiks (kaca, kerikil, penyiapan dan
putih mineral, 2 batu, dll) petunjuk
premiks penyimpanan
vitamin dan 2
vitamin,
perisa sintetik
vanila, L-
Metionin,
DHA dari
minyak ikan,
taurin, dan L-
Kartinin
3. Minyak Kemasan Minyak B : Angka Sesuai Suhu ruang Kardus Merk, Berat Mobil Sesuai
kelapa primer berupa kelapa lempeng total tanggal 23°C -25°C bersih, logo halal, pribadi pemenang
plastik berisi normal expired informasi nilai tertutup tender
1,9 L gizi, komposisi,
11
K : Bebas logam nama produsen,
berat (arsen), tanggal
Tengik kadaluarsa, kode
F : Bebas benda produksi, nomor
asing (kerikil, izin produksi,
batu, serangga) petunjuk
penyiapan dan
petunjuk
penyimpanan
4. Gula Kemasan Sukrosa B : Bebas Sesuai Suhu ruang Karung Merk, nama Mobil Sesuai
pasir primer berupa Bakteri kapang, tanggal 23°C -25°C produsen, berat box pemenang
plastik khamir expired bersih, alamat tertutup tender
K : Bebas logam produsen, label
berat SNI, tanggal
F : Bebas benda kadaluarsa, label
asing (kerikil, halal MUI
batu, serangga,
potongan bagian
tubuh serangga,
dll)
5. Air Berasal dari - B : Bebas bakteri - Suhu Panci - - -
keran air di e.colli penyeduhan stainless
ruang K : Bebas besi 78°-80°C steel
pengolahan dan timbal
makanan cair F : Bebas
yaitu PDAM kekeruhan
12
D. Karakteristik Bahan Kemasan
Tabel 4. Karakteristik Bahan Kemasan
No Nama Deskripsi bahan Bahan Karakteristik Umur Kondisi Kemasan Informasi pada Metode Suplier
bahan kemas penyusun keamanan simpan penyimpanan label (berkaitan distribusi (nama
kemasan pangan dengan food dan
(biologi, kimia, safety, instruksi lokasi)
fisik) penanganan,
preparasi,
kegunaan)
1. Plastik Plastik berbentuk Super clean Aman untuk N/A Ruangan Plastik Merk, ukuran Mobil Sesuai
Zipper persegi, PP kontak bersih plastik, jumlah pickup pemenang
bening/transparan, makanan plastik dalam 1 tender
terdapat klip yang (Food Grade) pack, nomor izin
dapat ditutup dan edar
dibuka secara
langsung,
berukuran 8 x 13
cm
2. Gelas Gelas berbahan PS Aman untuk N/A Ruangan Plastik Merk, jenis Mobil Sesuai
Plastik plastik bening, (Polystyrene) kontak bersih bahan, pickup pemenang
memiliki tutup, makanan kegunaan gelas, tender
berukuran 350 ml (Food Grade) variasi ukuran,
atau 12 Oz kategori gelas
13
BAB V
DIAGRAM ALIR
14
C. Diagram Alir
Gambar 1. Diagram Alir
A B C D
Keterangan :
15
D. Verifikasi Diagram Alir
Tabel 5. Kegiatan Verifikasi
16
BAB VI
IDENTIFIKASI BAHAYA, CARA PENCEGAHAN DAN PENETAPAN
CCP
A. Analisis Bahaya
Bahaya adalah suatu faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan konsumen secara negatif yang meliputi bahan biologis,
kimia atau fisik di dalam, atau kondisi dari, makanan dengan
potensi untuk menyebabkan dampak merugikan kesehatan.
Langkah ke enam ini merupakan penjabaran dari prinsip pertama
dari HACCP, yang mencakup identifikasi semua potensi bahaya,
analisa bahaya, analisa resiko dan pengembangan tindakan
pencegahan.
1. Identifikasi bahaya
Tim HACCP dalam melakukan identifikasi HACCP harus
mendata semua bahaya potensial yang terkait dengan setiap
tahap dan mengindentifikasi tindakan pencegahannya.
Terdapat beberapa jenis bahaya dalam bisnis pangan yang
dapat mempengaruhi secara negatif atau membahayakan
konsumen, yaitu bahaya biologis, bahaya kimia dan bahaya
fisik.
2. Analisis bahaya
Tim HACCP mendefinisikan dan menganalisa setiap
bahaya. Untuk pencatatan didalam daftar, bahaya harus
bersifat jelas. Penghilangan atau pengurangan hazard sampai
pada tingkat yang dapat diterima merupakan penting dalam
produksi pangan yang aman. Dalam analisa bahaya
seharusnya mencakup:
Kemungkinan terjadinya bahaya dan tingkat pengaruhnya
terhadap kesehatan.
17
Evaluasi kualitatif dan atau kuantitatif dari bahaya.
Ketahanan hidup atau perkembangan bahaya potensial
mikroorganisme.
Produksi atau keberadaan toksin, bahan kimia atau fisik
dalam makanan.
Kondisi yang mempunyai tendensi menuju terjadinya
bahaya.
Tahap analisa selanjutnya adalah menetapkan
signifikansi bahaya dimana merupakan hasil analisa antara
tingkat peluang atau peluang kejadian dengan tingkat
keakutan (severity) dari bahaya keamanan pangan.
18
Tabel 6. Daftar Kategori Risiko Produk Pangan
19
Tabel 7. Tingkat Keakutan/Keparahan (Severity)
LOW
HIGH SEVERITY MEDIUM SEVERITY
SEVERITY
1. Salminella 1. Listeria monocytogenes 1. Bacillus
enteriditis 2. Salmonella spp cereus
2. Eschericia coli 3. Shigella spp 2. Taenia
3. Salmonel 4. Camplobacter jejuni saginata
la typhi: 5. Enterovirulen 3. Clostridium
paratyphi Escherichia coli (EEC) perfringens
A, B 6. Streptococcus 4. Staphyloco
4. Trichinella pyogenes ccus
spiralis 7. Rotavirus, aureus
5. Brucella 8. Norwalk virus group,
melitensis, B. SRV
Suis 9. Yersinia enterocolitica
6. Vibrio cholerae 10. Entamoeba histolytica
01 11. Diphyllobothrium latum
7. Vibrio vulnificus 12. Ascaris lumbricoides
8. Taenia solium 13. Crytosporidium parvum
9. Clostridium 14. Hepatitis A dan E,
20
LOW
HIGH SEVERITY MEDIUM SEVERITY
SEVERITY
botulinum 15. Aromonas spp
tipe A,B,E 16. Bucella abortus
dan F 17. Giardia lamblia
10. Shgella 18. Plesiomonshige
dysentriae lloides
19. Vibrio parahaemolitycus
Analisis resiko
21
menentukan signifikansi dari bahaya. Pengkategorian ini
berdasarkan pertimbangan:
Apakah produk pangan mungkin mengandung dan atau
mendukung pertumbuhan patogen potensial ?
Apakah produk akan mengalami proses pemanasan
tambahan ?
Apakah kondisi penyimpanan yang akan datang akan
memberi peluang untuk pertumbuhan patogen atau
kontaminasi lebih lanjut ?
Siapakah populasi yang mengkonsumsi makanan?
22
Menggunakan truck yang mempunyai kemampuan
mengatur suhu, dll.
23
memutuskan apakah CCP atau bukan. Dengan menggunakan
Diagram ini membawa pola pikir analisa yang terstrukur dan
memberikan jaminan pendekatan yang konsisten pada setiap
tahap dan setiap bahaya yang teridentifikasi.
24
Gambar 4. Diagram Pohon Keputusan Penentuan CCP Bahan Baku
25
Sebagai contoh adalah kadar maksimum yang diterima untuk
mikotoksin, pH, aw, alergen, dan sebagainya. Batas kritis
mikrobiologis biasanya tidak digunakan karena membutuhkan
waktu yang relatif lama untuk memonitor, tingkat kontaminasi
produk oleh patogen rendah (<1%), biaya mahal, pengukuran fisik
dan kimia dapat digunakan sebagai indikator pengukuran atau
pengendalian mikrobiologis.
26
D. Analisis Bahaya Bahan Makanan Enteral IC
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
Bahan Batas Tingka
No Kemun Risiko Tindakan
Baku Katego Bahay Sumber terima t Kategor CCP/not
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2
ri a bahaya kepara i CCP
terjadi kasi) an
han
B -E-coli Dari Negatif L(1) H(3) H(9) OPRP Penerimaan N Not CCP
ambing bahan
- sapi makanan
Sallmo dan sesuai
nela proses spesifikasi
pengola
-
han
Listeri
Susu a yang
1. skim kurang
bubuk - memper
Staphy hatikan
lococc higiene
us sp. dan
sanitasi
-Kadar Proses -0,14% M(2) L(1) L(2) PRP Penerimaan N Not CCP
keasa pengola sampai bahan
man han dan 0,15% makanan
27
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
Bahan Batas Tingka
No Kemun Risiko Tindakan
Baku Katego Bahay Sumber terima t Kategor CCP/not
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2
ri a bahaya kepara i CCP
terjadi kasi) an
han
pengem -≤1,25 ml sesuai
-Daya asan spesifikasi
larut dari -negatif
pabrik
-
Keteng
ikan
P -Bebas Dari -75 sampai M(2) L(1) L(2) PRP Pengeceka N Not CCP
partike proses 15 mg n benda
l abu pengola -negatif asing pada
han produk oleh
- pabrik penjamah
Benda makanan
asing
(kaca,
kerikil,
batu,
dll)
28
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
Bahan Batas Tingka
No Kemun Risiko Tindakan
Baku Katego Bahay Sumber terima t Kategor CCP/not
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2
ri a bahaya kepara i CCP
terjadi kasi) an
han
2. Bubuk B E-coli Bawaan -<3 APM/ml L(1) H(3) H(9) OPRP Penerimaan N Not CCP
Soya pada -0 koloni/ml bahan
Staphy saat makanan
lococc panen sesuai
us dan -maks 50 spesifikasi
aureus pengola koloni/ml
han
Kapan yang
g tidak
sesuai
C - Dari -maks 0,03 L (1) H (3) H (9) OPRP Penerimaan N Not CCP
merkur proses mg/kg bahan
i pengola makanan
han -maks 0,2 sesuai
pabrik mg/kg spesifikasi
-timbal
P -Bebas Dari -75 sampai M(2) L(1) L(2) PRP Pengeceka N Not CCP
partike proses 15 mg n benda
l abu pengola -negatif asing pada
han produk oleh
pabrik
29
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
Bahan Batas Tingka
No Kemun Risiko Tindakan
Baku Katego Bahay Sumber terima t Kategor CCP/not
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2
ri a bahaya kepara i CCP
terjadi kasi) an
han
- penjamah
Benda makanan
asing
(kaca,
kerikil,
batu,
dll)
3. Minya B Angka Proses Maks 10 M (2) M (2) M(6) OPRP Pemeriksaa N NotCCP
k lempe pengola koloni/kg n bahan
Kelapa ng han dari baku yang
total pabrik datang
sesuai
spesifikasi
C -Bebas Proses -Maks 0,1 L (1) H (3) H (9) OPRP Pemeriksaa N Not CCP
logam pengola mg/kg n bahan
berat han dan baku yang
(arsen) pengem - Bilangin datang
asan peroksida sesuai
- pabrik maks.0,2 spesifikasi
mg ek/kg
Tengik
30
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
Bahan Batas Tingka
No Kemun Risiko Tindakan
Baku Katego Bahay Sumber terima t Kategor CCP/not
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2
ri a bahaya kepara i CCP
terjadi kasi) an
han
P Bebas Proses Tidak ada L (1) L (1) L (1) PRP Pengeceka N Not CCP
benda pengola benda asing n benda
asing han dan pada bahan asing pada
(kerikil, pengem baku produk oleh
batu, asan penjamah
serang pabrik makanan
ga)
4. Gula B Bakteri Bawaan Maks 10 L(1) M(2) M(3) PRP Pemeriksaa N Not CCP
Pasir kapan pada koloni/10 n bahan
g saat gram baku yang
panen datang
dan sesuai
penyim spesifikasi
Bakteri panan
khamir yang
tidak
sesuai
C logam Proses Maks 1 M(2) M(2) M(6) PRP Pemeriksaa N Not CCP
berat pengola mg/kg n bahan
han dari baku yang
pabrik datang
sesuai
spesifikasi
31
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
Bahan Batas Tingka
No Kemun Risiko Tindakan
Baku Katego Bahay Sumber terima t Kategor CCP/not
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2
ri a bahaya kepara i CCP
terjadi kasi) an
han
P benda Kontami Tidak ada L(1) L(1) L(1) PRP Pengeceka N Not CCP
asing nasi benda asing n benda
(kerikil, dari pada bahan asing pada
batu, supplier baku produk oleh
serang dan penjamah
ga, pada makanan
potong saat
an proses
bagian pengem
tubuh asan di
serang pabrik
ga, dll)
5. Air B Bakteri Debu, Satuan M(2) H(3) H(18) CCP Merebus air Y - CCP
E. Colli udara, APM/100 ml hingga
lingkung (< 2) mendidih
an dan
Lumut e-coli Negatif membersihk
berasal an panci
dari air, stainless
tempat steel
perebus
air
32
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
Bahan Batas Tingka
No Kemun Risiko Tindakan
Baku Katego Bahay Sumber terima t Kategor CCP/not
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2
ri a bahaya kepara i CCP
terjadi kasi) an
han
C Besi Cemara < 0,3 ppm M(2) M(2) M(6) OPRP Merebus air Y - Not CCP
n untuk
Timbal lingkung < 0,05 ppm hingga
an mendidih
dan
melakukan
penyaringa
n air serta
pembersiha
n saluran
keran
F Kekeru Kontami < 5 NTU L(1) M(2) L(3) PRP Pengeceka N - Not CCP
han nasi n oleh
dari petugas
lingkung lingkungan
an
33
E. Analisis Bahaya Bahan Kemasan
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
Bahan
Batas Tingka
No Kemas Kemun Risiko Tindakan
Katego Bahay Sumber terima t Kategor CCP/not
an gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2
ri a bahaya kepara i CCP
terjadi kasi) an
han
B - - - - - - - - N - Not CCP
F - - - - - - - - N - Not CCP
34
F. Analisis Bahaya Proses Makanan Cair 1C
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
CC
Batas Tingka
No Proses Kemun Risiko Tindakan P/n
Katego Bahay Sumber terima t Kategor
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2 Q3 Q4 ot
ri a bahaya kepara i
terjadi kasi) an CC
han
P
B Kapan Bahan Bahan baku M(2) M(2) M(6) OPRP Pengeceka Y N - - Not
g baku yang n bahan CC
diterima sesuai P
kadaluarsa spesifikasi
K Cemar Bahan Timbal : L(1) M(2) L(3) PRP Pengeceka Y N N - Not
an baku maks.0,3 n bahan CC
Peneri logam mg/kg sesuai P
maan timbal spesifikasi
1.
bahan Arsen :
dan
baku maks 0,1
arsen
mg/kg
F Terdap Perlaku Tidak ada H(3) L(1) L(3) PRP Pengeceka Y N N - Not
at an kerusakan n sesuai CC
kerusa pengiri pada dengan P
kan man kemasan spesifikasi
pada yang yang ada
35
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
CC
Batas Tingka
No Proses Kemun Risiko Tindakan P/n
Katego Bahay Sumber terima t Kategor
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2 Q3 Q4 ot
ri a bahaya kepara i
terjadi kasi) an CC
han
P
kemas kurang
an baik
(penyo
k,
robek,
bolong
)
2 Persia B Staphy Debu, Negatif M(2) L(1) L(2) PRP Perawatan Y N N - Not
pan lococc udara mesin CC
Awal us dan penggilinga P
lingkung n dan
an sanitasi
pekerja
36
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
CC
Batas Tingka
No Proses Kemun Risiko Tindakan P/n
Katego Bahay Sumber terima t Kategor
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2 Q3 Q4 ot
ri a bahaya kepara i
terjadi kasi) an CC
han
P
F Adany Proses Negatif M(2) L(1) L(2) PRP Pengawasa Y N N - Not
a dan n yang CC
benda kondisi dilakukan P
asing penggili saat
(kerikil ngan penggilinga
dan yang n, dan
batu) kurang pengawasa
terjaga n sanitasi
lingungan
3 Penyi B Kapan Perlaku Negatif M(2) M(2) L(6) PRP Pengeceka Y N N - Not
mpana g dan an n suhu (19°- CC
n khamir ketika 21°C), P
bahan penyim kelembapan
baku panan, , peletakkan
suhu bahan baku
simpan di gudang
makanan
kering
K Cemar Bahan Timbal : L(1) M(2) L(3) PRP Penyimpan Y N N - Not
an baku maks.0,3 an pada CC
logam mg/kg suhu 19°- P
timbal 21°C
37
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
CC
Batas Tingka
No Proses Kemun Risiko Tindakan P/n
Katego Bahay Sumber terima t Kategor
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2 Q3 Q4 ot
ri a bahaya kepara i
terjadi kasi) an CC
han
P
dan Arsen :
arsen, maks 0,1
pengg mg/kg
umpal
an, Tidak
beku menggump
al dan beku
F Seran Perlaku Negatif M(2) L(1) L(2) PRP Menyimpan Y N N - Not
gga an bahan baku CC
dan ketika di gudang P
hewan penyim penyimpana
penger panan n sesuai
at dengan
prosedur
penyimpana
n
B Kapan Perlaku Negatif M(2) M(2) L(6) PRP Pengeceka Y N N - Not
Penyal
g dan an n suhu, CC
uran
khamir ketika kelembapan P
4 ke
penyim , peletakkan
tempat
panan, bahan baku
pengol
di gudang
38
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
CC
Batas Tingka
No Proses Kemun Risiko Tindakan P/n
Katego Bahay Sumber terima t Kategor
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2 Q3 Q4 ot
ri a bahaya kepara i
terjadi kasi) an CC
han
P
ahan suhu bahan
m.cair simpan makanan
kering
K Cemar Bahan Timbal : L(1) M(2) L(3) PRP Pengeceka Y N N - Not
an baku maks.0,3 n suhu, CC
logam mg/kg kelembapan P
timbal , peletakkan
dan Arsen : bahan baku
arsen maks 0,1 di gudang
mg/kg bahan
makanan
kering
F Seran Perlaku Negatif M(2) L(1) L(2) PRP Penyimpan Y N N - Not
gga an an bahan CC
dan ketika baku sesuai P
hewan penyim dengan
penger panan prosedur
at penyimpana
n
Persia B Staphy Debu, Negatif M(2) L(1) L(2) PRP Personal Y N N - Not
5. pan lococc udara higiene dan CC
akhir dan sanitasi alat P
39
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
CC
Batas Tingka
No Proses Kemun Risiko Tindakan P/n
Katego Bahay Sumber terima t Kategor
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2 Q3 Q4 ot
ri a bahaya kepara i
terjadi kasi) an CC
han
P
us lingkung
aureus an
K Cemar Bahan Timbal : L(1) M(2) L(3) PRP Pengeceka Y N N - Not
an baku maks.0,3 n bahan CC
logam mg/kg sesuai P
timbal spesifikasi
dan Arsen :
arsen maks 0,1
mg/kg
F Benda Kontami Tidak ada L(1) M(2) M(3) PRP Pengeceka Y N N - Not
asing nasi benda asing n benda CC
(rambu dari apapun asing pada P
t, petugas pada makanan
debu, /peralat produk cair 1C dan
plastik) an akhir pengambila
n benda
asing
tersebut
B Staphy Debu, S. Aureus M(2) L(1) L(2) PRP Personal Y N N - Not
Pengol lococc udara, 1x102 hygene dan CC
6 ahan us lingkung koloni/g sanitasi alat P
Aureus an
40
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
CC
Batas Tingka
No Proses Kemun Risiko Tindakan P/n
Katego Bahay Sumber terima t Kategor
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2 Q3 Q4 ot
ri a bahaya kepara i
terjadi kasi) an CC
han
P
K Karat Karat Tidak ada M(2) L(1) L(2) PRP Membersihk Y N N - Not
dari alat karat yang an dought CC
pengad tercampur mixer P
uk pada setelah
(dought produk selesai
mixer) dipakai
Pengg Adonan M(2) L(1) L(2) PRP Pengolahan Y N N - Not
umpal mengal Tidak ada selama 15 CC
an ami gumpalan menit untuk P
oksidasi selama 2x
minyak proses pemutaran
bila pencampur dengan
pengola an bahan volume 30
han liter
kurang
dari 15
menit
dalam
2x
pemutar
an
41
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
CC
Batas Tingka
No Proses Kemun Risiko Tindakan P/n
Katego Bahay Sumber terima t Kategor
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2 Q3 Q4 ot
ri a bahaya kepara i
terjadi kasi) an CC
han
P
F Benda Kontami Tidak ada L(1) M(2) L(3) PRP Pengeceka Y N N - Not
asing nasi benda asing n benda CC
(rambu dari apapun asing pada P
t, petugas pada makanan
debu, /peralat produk cair 1C dan
plastik) an akhir pengambila
n benda
asing
tersebut
B S. Debu, S. Aureus M(2) L(1) L(2) PRP Personal Y N N - Not
Aureus udara, 1x102 hygene dan CC
Bacillu lingkung koloni/g pengecekan P
Penim s an Bacillus suhu
banga cereus cereus selama
7 n dan 1x104 masa
penge koloni/g, tunggu
masan distribusi
K Pengg Oksidas Tidak ada M(2) L(1) L(2) PRP Pengolahan Y N N - Not
umpal i penggumpa selama 15 CC
an makana lan pada menit untuk P
42
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
CC
Batas Tingka
No Proses Kemun Risiko Tindakan P/n
Katego Bahay Sumber terima t Kategor
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2 Q3 Q4 ot
ri a bahaya kepara i
terjadi kasi) an CC
han
P
n saat 2x
formulapenimbang pemutaran
an,pengem dengan vol.
asan 30 liter -
F Benda Kontami Tidak ada L(1) M(2) L(3) PRP Pengeceka Y N N - Not
asing nasi benda asing n benda CC
(rambu dari apapun asing pada P
t, penjam pada makanan
debu, ah produk cair 1C,
plastik) makana akhir pengambila
n n benda
asing
tersebut
8A Penyi B S. Debu, S. Aureus M(2) L(1) M(2) PRP Personal Y N N - Not
mpana Aureus udara, 1x102 hygene, CC
n di lingkung koloni/g pencucian/p P
contai an embersihan
ner troli
makanan
secara
berkala
43
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
CC
Batas Tingka
No Proses Kemun Risiko Tindakan P/n
Katego Bahay Sumber terima t Kategor
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2 Q3 Q4 ot
ri a bahaya kepara i
terjadi kasi) an CC
han
P
K Pengg OksidasTidak ada M(2) L(1) L(2) PRP Pengolahan Y N N - Not
umpal i penggumpa selama 15 CC
an makana lan pada menit untuk P
n saat 2x
formulapenimbang pemutaran
an,pengem dengan vol.
asan 30 liter
F Benda Kontami Tidak ada L(1) M(2) L(3) PRP Pengeceka Y N N - Not
asing nasi benda asing n benda CC
(rambu dari apapun asing pada P
t, penjam pada makanan
debu, ah produk cair 1C,
plastik) makana akhir pengambila
n n benda
asing
tersebut
8B Pena B Bakteri Debu, Satuan M(2) H(3) H(10) CCP Merebus air Y Y - - CC
mbaha E. Colli udara, APM/100 ml hingga P
n air lingkung (< 2) mencapai
matan an suhu 100oC
g
44
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
CC
Batas Tingka
No Proses Kemun Risiko Tindakan P/n
Katego Bahay Sumber terima t Kategor
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2 Q3 Q4 ot
ri a bahaya kepara i
terjadi kasi) an CC
han
P
e-coli
berasal
dari air
K Kandu Kontami < 0,3 ppm M(2) H(3) H(10) CCP Pengeceka Y Y - - CC
ngan nasi n saluran P
besi dari air/keran
lingkung dan sumber
an aliran air
45
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
CC
Batas Tingka
No Proses Kemun Risiko Tindakan P/n
Katego Bahay Sumber terima t Kategor
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2 Q3 Q4 ot
ri a bahaya kepara i
terjadi kasi) an CC
han
P
lingkung
an
46
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
CC
Batas Tingka
No Proses Kemun Risiko Tindakan P/n
Katego Bahay Sumber terima t Kategor
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2 Q3 Q4 ot
ri a bahaya kepara i
terjadi kasi) an CC
han
P
batu, makana penjamah
rambut n yang makanan
), kurang dan
serang memper kebersihan
ga hatikan tempat kerja
(semut persona
) l
higiene,
kebersi
han
tempat
kerja,
dan
bahan
baku
yang
sudah
tercema
r
Pemor B S. Debu, S. Aureus M(2) L(1) L(2) PRP Mebersihka Y N N - Not
9 sian Aureus udara, 1x102 n ruangan CC
kedala koloni/g tempat P
47
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
CC
Batas Tingka
No Proses Kemun Risiko Tindakan P/n
Katego Bahay Sumber terima t Kategor
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2 Q3 Q4 ot
ri a bahaya kepara i
terjadi kasi) an CC
han
P
m lingkung pemorsian
gelas an secara
plastik berkala,
personal
higiene
K - - - - - - - - - - - - -
F Benda Kontami Tidak ada L(1) M(2) M(3) PRP Pengeceka Y N N - Not
asing nasi benda asing n benda CC
(rambu dari apapun asing pada P
t, petugas pada makanan
debu, /peralat produk cair 1C
plastik) an akhir yang telah
dicairkan
Pendis B - - - - - - - - - - - - -
tribusi K - - - - -
an F Benda Kontami Tidak ada L(1) M(2) M(3) PRP Pengeceka Y N N - Not
asing nasi benda asing n benda CC
10 (rambu dari apapun asing pada P
t, petugas pada makanan
debu, /peralat produk cair 1C
plastik) an akhir yang telah
dicairkan
48
Tindakan
Identifikasi Bahaya Penilaian Bahaya Pohon Keputusan
Pengendalian
CC
Batas Tingka
No Proses Kemun Risiko Tindakan P/n
Katego Bahay Sumber terima t Kategor
gkinan (signifi Pengendali Q1 Q2 Q3 Q4 ot
ri a bahaya kepara i
terjadi kasi) an CC
han
P
B - - - - - - - - - - - - -
K - - - - - - - - - - - - -
F Benda Kontami Tidak ada L(1) M(2) M(3) PRP Pengeceka Y N N - Not
Penyaj asing nasi benda asing n benda CC
11 ian ke (rambu dari apapun asing pada P
pasien t, petugas pada makanan
debu, /peralat produk cair 1C
plastik) an akhir yang telah
dicairkan
Berdasarkan tabel analisis bahaya pada proses pembuatan makanan cair 1C terdapat dua proses yang termasuk
kategori CCP, yaitu pada proses penambahan air secara biologis dan kimia dan proses pengenceran/penyeduhan secara
kimia.
49
BAB VII
MATRIK PENERAPAN HACCP
50
keamanannya. Tindakan koreksi yang dapat dilakukan selain
menghentikan proses produksi antara lain mengeliminasi produk dan kerja
ulang produk, serta tindakan pencegahan seperti memverifikasi setiap
perubahan yang telah diterapkan dalam proses dan memastikannya agar
tetap efektif.
51
a. Manfaat Verifikasi :
Meningkatkan kesadaran dan pemahaman sistem HACCP oleh
seluruh personel perusahaan
Menyediakan bukti yang terdokumentasi
Merupakan tinjauan (review) yang obyektif dan independent
Memelihara rasa percaya (confidence) terhadap rencana HACCP
Identifikasi adanya kesempatan untuk peningkatan unjuk
kerja/perbaikan.
Menjamin dokumen yang tidak relevan dan out of date sudah
dibuang
Menjamin adanya peningkatan yang berkesinambungan.
1. Validasi HACCP
3. Pengujian produk
4. Audit
52
Pencatatan yang akurat terhadap apa yang terjadi merupakan
bagian yang sangat esensial untuk program HACCP yang sukses. Catatan
harus meliputi semua area yang sangat kritis bagi keamanan produk, dan
harus dibuat pada saat monitoring dilakukan.
Jenis catatan HACCP yang dapat dijadikan bagian sistem HACCP adalah:
53
Catatan hasil pengukuran Salometer
Catatan penutupan kaleng
Informasi hasil monitoring harus dibuat pada waktu kegiatan monitoring
tersebut dilakukan.
Jika batas kritis dilampaui, dan terjadi tindakan koreksi, maka hal ini
harus dicatat. Catatan tindakan koreksi atau laporan, seharusnya
berisi:
Identifikasi produk Deskripsi produk
Jumlah produk yang ditahan (on hold)
Deskripsi penyimpangan
Tindakan koreksi yang diambil, termasuk deskripsi akhir produk
yang terkena pengaruh.
Nama individu yang bertanggung jawab terhadap tindakan
koreksi.
Hasil evaluasi, bila perlu.
54
E. HACCP Plan - OPRP
Tanggung Dokumen/
Tindakan Koreksi Tindakan
No. OPRP Hazard Pemantauan Jawab dan Verifikasi Validasi
Pengendalian Langsung Koreksi Catatan
Wewenang
1. Penerima Kapang, Pengecekan Apa : bahan Bahan Petugas Diperiksa : Form Pengecek Literatur
an bahan cemara bahan sesuai makanan yang makanan penerimaan petugas pemesanan an form
baku n spesifikasi datang sesuai tidak di bahan penerimaan bahan penerima
spesifikasi terima makanan bahan makanan an bahan
(bahan baku (dikembalika kering makanan kering makanan
makanan cair n) pada mengajukan kering kering
1C) supplier komplain oleh
sampai dan Koreksi petugas
Dimana : di supplier meminta langsung : penerima
ruang menggantiny diganti petugas an bahan
penerimaan a sesuai sesuai penerimaan makanan
bahan makanan spesifikasi spesifikasi bahan kering
kering makanan yang
kering bertanggu
Kapan : setiap
penerimaan Tindakan ng jawab
bahan makanan koreksi :
petugas
Siapa : petugas penerimaan
penerima bahan bahan
makanan kering makanan
kering
55
Tanggung Dokumen/
Tindakan Koreksi Tindakan
No. OPRP Hazard Pemantauan Jawab dan Verifikasi Validasi
Pengendalian Langsung Koreksi Catatan
Wewenang
Bagaimana : Diverifikasi :
Dengan melihat petugas
kesesuaian penerimaan
bahan makanan bahan
yang datang makanan
dengan
spesifikasi
56
F. HACCP Plan – CCP
No. CCP Hazard Tindaka Critical Pemantauan Koreksi Tindakan Tanggung Dokumen Verifikasi Validasi
n Limit Langsung Koreksi Jawab dan /Catatan
Pengen wewenang
dalian
1 Penamb Bakteri E. Mengec Suhu Apa : suhu air Memanask Merebus Diperiksa : Catatan Pengece Suhu 100
ahan air Colli ek suhu air haru rebusan an kembali air hingga Ka.Ur.pen pengecek k oC
57
No. CCP Hazard Tindaka Critical Pemantauan Koreksi Tindakan Tanggung Dokumen Verifikasi Validasi
n Limit Langsung Koreksi Jawab dan /Catatan
Pengen wewenang
dalian
air rebusan Ka.Ur.pen
menggunakan golahan
termometer dan makanan
mencatat pada cair
buku yang telah
disediakan
2. Penamb Kandunga Pengec Kontam Apa : sumber air Tidak Melakukan Diperiksa :Catatan Pengece Kontamina
ahan air n besi dan ekan inasi penyelenggaraa menggunak pembersiha Tim IPL keadaan kan si besi : <
timbal saluran besi : < n makanan, an air yang n dan sumber catatan 0,3 ppm
air/kera 0,3 ppm panci perebusan memiliki pengeceka Koreksi air keadaan
n dan aroma besi n rutin langsung : maupun sumber Kontamina
sumber Dimana : di atau logam petugas saluran air si timbal :
aliran penyelenggaraa yang kuat pengolaha air setiap maupun < 0,05
air n makanan dan n makanan bulan, saluran ppm
Kontam tempat cair serta air setiap
Merebu inasi pengolahan jadwal bulan, Tidak bau
s air timbal : makanan cair Tindakan pembersi serta besi atau
hingga < 0,05 koreksi : han panci jadwal logam
mendidi ppm Kapan : sebulan penanggu setiap pembersi
h sekali, ng jawab hari han panci
Tidak pembersihan dan
bau panci setiap hari anggota
besi pengolaha
atau Siapa : petugas n makanan
logam IPL, cair
58
No. CCP Hazard Tindaka Critical Pemantauan Koreksi Tindakan Tanggung Dokumen Verifikasi Validasi
n Limit Langsung Koreksi Jawab dan /Catatan
Pengen wewenang
dalian
penanggungjawa
b pengolahan
makanan cair, Diverifikas:
dan anggotanya Ketua tim
Bagaimana : HACCP
dengan
melakukan
pemeriksaan
rutin terhadap
sumber air
penyelenggaraa
n makanan,
saluran air, serta
pembersihan
terhadao panci
perebus air
3. Pengenc Kerusaka Pengec Suhu Apa : air untuk Menunggu Melakukan Petugas Formulir Pengece Suhu 78°-
eran/pen n protein ekan 78°- melarutkan air hingga pemantaua pengolaha pencatata kan form 80°C
yeduhan dalam suhu air 80°C makanan cair 1C suhu n suhu n makanan n suhu air pencatata
makanan sebelum sesuai terhadap cair pelarut n suhu air
cair 1C penyed Dimana : di dengan air rebusan pelarut
uhan ruang yang yang akan
pengolahan dianjurkan digunakan
makanan cair (78°-80°C) untuk
melarutkan
59
No. CCP Hazard Tindaka Critical Pemantauan Koreksi Tindakan Tanggung Dokumen Verifikasi Validasi
n Limit Langsung Koreksi Jawab dan /Catatan
Pengen wewenang
dalian
Kapan : setiap makanan
hari cair 1C
Siapa : petugas
pengolahan
makanan cair
Bagaimana :
Melakukan
pengecekan
suhu air sebelum
dilarutkan
menggunakan
termometer
60
G. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan makanan enteral 1C yang dilakukan pada
tanggal 8 Agustus, 11 Agustus, dan 25 Agustus di Instalasi Gizi Rumah Sakit
Dr. Saiful Anwar Malang, penerapan HACCP makanan enteral 1C dari proses
penimbangan bahan hingga penyajian ke pasien yang menjadi Critical Control
Point (CCP) yaitu pada tahap penambahan air dan pengenceran/penyeduhan
makanan cair 1C. . CCP pada proses penambahan air ada pada proses
biologis da kimia. Secara biologis adanya kemungkinan cemaran bakteri e.coli
pada air yang digunakan untuk menyeduh makanan cair 1C. Hazard ini diduga
berasal dari sumber air yang digunakan untuk penyelenggaraan makanan.
Oleh karena itu suhu yang digunakan untuk merebus air harus mencapai
100oC (mendidih) karena bakteri e.coli akan mati ada suhu tinggi. Oleh karena
itu, perlu adanya pengecekan secara rutin terhadap suhu air air yang direbus
untuk memvalidasi tindakan pengendalian/pencegahan yang dilakukan.
Sedangkan, ccp pada proses kimia, terjadi kemungkinan adanya cemaran
besi dan timbal yang membahayakan kesehatan. Hazard ini diduga berasal
dari sumber air yang tercemar kandungan kimia tanah maupun besi tempat air
mengalir. Oleh karena itu, dianjurkan agar dilakukan pengecekan terhadap
sumber air dan sarana pengaliran air bila ditemukan berkerak. Selain itu, perllu
adanya pengecekan terhadap air agar tidak termasuk indicator air yang
berasa, berbau, berwarna keruh atau seperti besi dan kimia lainnya.
61
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada bahan kemasan, bahaya yang berpotensi mengontaminasi bahan
makanan yaitu bahaya kimia.
2. CCP yang terdapat pada makanan enteral 1C yaitu pada tahap
penambahan air dan pengenceran/penyeduhan.
3. Pada tahap penambahan air, bahaya yang berpotensi mengontaminasi
makanan enteral 1C adalah bahaya biologis (Bakteri E. Colli), bahaya
kimia (adanya kandungan besi dan timbal). Pada proses penyeduhan
adanya bahaya secara kimia (kerusakan protein oleh suhu air
penyeduhan yang tinggi).
B. Saran
1. Sebaiknya di ruang formula makanan enteral, disediakan pembuangan
tempat sampah yang tertutup.
2. Penggunakan APD yang lengkap sesuai dengan aturan yang berlaku,
serta ada teguran jika tidak memakai APD lengkap.
3. Lakukan pengecekan suhu kembali secara rutin terhadap air rebusan
(100oC) dan air yang akan digunakan untuk mengencerkan/menyeduh
makanan cair 1C.
4. Lakukan pembersihan terhadap alat-alat yang digunakan untuk
membuat makanan cair 1C, termasuk panci yang digunakan untuk
merebus air (hilangkan kerak pada panci yang rentan kontaminasi).
62
DAFTAR PUSTAKA
63
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: DOKUMENTASI
3. Penyimpanan susu bubuk skim, bubuk soya, minyak kelapa, dan gula
halus
64
4. Pengguntingan kemasan
65
7. Penambahan minyak kelapa secara perlahan
66
10. Penimbangan dan pengemasan plastik kiloan makanan cair siap
minum
11. Penyimpanan
67
13. pengenceran atau penyeduhan
15. Pendistribusian
68
LAMPIRAN 2 : FORMULIR
MONITORING DAN EVALUASI HASIL MASAKAN TANGGAL :
WAKTU MENU 1 RASA AROMA TEKSTUR WARNA SUHU BENDA PETUGAS KETERANGAN
(°C) ASING
SIANG Distribusi jam Standar suhu pemasakan
11.00 s/d 12.00
Merebus : 90-100°C
Menu :
Menumis : 80-100°C
Sesuai /Tidak
Mengukus : 80-100°C
Menggoreng : 80-100°C
Paraf dan
Nama Petugas Memanggang : 90-100°C
Pemasakan rice cooker :
69
Paraf dan
Nama Petugas Std pengisian monev hasil
masakan :
(Rasa,Aroma, Tekstur,
Warna)
PAGI
Distribusi jam 1. Tidak sesuai
5.30 s/d 06.30
2. Sesuai
Menu :
Sesuai /Tidak Verifikasi
Paraf dan
Nama Petugas
70
Lampiran 3
CHECKCLIST PERSONAL HIGIENE PENYELENGGARAAN MAKANAN
NAMA :
BULAN :
KEBERSIHAN PRIBADI
1 Rambut bersih,
rapi, tidak
berketombe
2 Kuku dipotong
pendek dan
bersih
3 Tidak meng-
gunakan
kosmetik
4 Tidak meng-
gunakan
perhiasan
5 Baju Kerja
71
6 Celemek/apron
7 Tutup kepala
8 Alas kaki/sepatu
9 Masker
10 Sarung Tangan
11 Sendok/garpu
12 Centong
nasi/sayur/lauk
OBSERVER/PENGAWAS
72