Fisika Kesehatan
Fisika Kesehatan
Konsep fisika dalam dinamika yang juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan gerak suatu benda yang menghubungkan
pengaruh luar (gaya) dengan keadaan gerak benda, selain hukum Newton adalah konsep usaha (kerja) dan energi (tenaga).
Bedanya dengan konsep hukum newton, usaha dan energi adalah besaran skalar. Karena itu, untuk beberapa kasus, konsep
usaha-energi dapat lebih mudah digunakan untuk mengetahui keadaan gerak suatu benda akibat pengaruh luar (gaya).
Usaha
Dalam fisika, usaha merupakan proses perubahan Energi dan usaha ini selalu dihubungkan dengan gaya (F) yang
menyebabkan perpindahan (s) suatu benda. Dengan kata lain, bila ada gaya yang menyebabkan perpindahan suatu benda, maka
dikatakan gaya tersebut melakukan usaha terhadap benda.
Usaha yang dilakukan oleh gaya konstan adalah hasil kali skalar vektor gaya dan vektor perpindahan benda, hasil kali
komponen gaya dalam arah gerakan dan besar perpindahan titik tangkap gaya tersebut : W=F cos θ Δx = Fx Δx dengan θ
adalah sudut antara vektor gaya dan vektor perpindahan benda.
Energi
Energi sering juga disebut dengan tenaga. Dalam kehidupan sehari-hari energi dihubungkan dengan gerak, misal orang yang
energik artinya orang yang selalu bergerak tidak pernah diam. Energi dihubungkan juga dengan kerja. Jadi Energi didefinisikan
sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Dalam Fisika energi dihubungkan dengan gerak, yaitu kemapuan untuk
melakukan kerja mekanik. Energi dialam adalah besaran yang kekal, dengan sifat-sifat sebagai berikut :
1. Transformasi energi : energi dapat diubah menjadi energi bentuk lain, tidak dapat hilang misal energi pembakaran
berubah menjadi energi penggerak mesin
2. Transfer energi : energi dapat dipindahkan dari suatu benda kebenda lain atau dari sistem ke sistem lain, misal kita
memasak air, energi dari api pindah ke air menjadi energi panas, energi panas atau kalor dipindah lagi keuap menjadi
energi uap
3. Kerja : energi dapat dipindah ke sistem lain melalui gaya yang menyebabkan pergeseran, yaitu kerja mekanik
4. Energi tidak dapat dibentuk dari nol dan tidak dapat dimusnahkan
Sumber-sumber energi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari misalnya: energi minyak bumi, energi batubara,
energi air terjun, energi angin, energi nuklir dan energi kimia. Bagi tubuh manusia energi didapatkan dari nutrisi makanan.
Satuan energi dalam standar internasional adalah Joule. Berkaitan dengan energi nutrisi biasanya digunakan kalori atau
Kilokalori (Kkal), dimana 4,2 Joule setara dengan 1 kalori.
Macam-Macam Energi
Terdapat banyak definisi jenis energi, tetapi yang paling sering dibahas dalam sistem gerak adalah energi kinerik dan energi
potensial. Energi didasarkan bentuk konversinya sangat banyak, antara lain: energi kimia, energi listrik, energi cahaya, energi
bunyi, energi mekanik dan lain-lain….
Energi Kinetik
Sebuah benda yang bermassa m dan bergerak dengan laju v, mempunyai energi kinetik sebesar Ek dengan kata lain , energi
kinetik suatu benda adalah energi yang dipunyai benda yang bergerak. Berarti setiap benda yang bergerak, mempunyai energi
kinetik Ek, secara matematis, energi kinetik dapat ditulis sebagai:
Ek = 1/2 mv^2
Dimana
m = massa benda (kg)
v = laju benda (m/s)
Ek = energi kinetik (joule)
Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki akibat kedudukan benda tersebut terhadap bidang acuannya. Sedangkan yang
dimaksud dengan bidang acuan adalah bidang yang diambil sebagai acuan tempat benda mempunyai energi potensial sama
dengan nol. Sebagai contoh dari energi potensial, adalah energi pegas yang diregangkan, energi karet ketapel, energi air terjun.
Perumusan energi potensial, secara matematis dapat ditulis
Ep = m g h
Dimana :
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s 2 )
h = ketinggian dari muka bumi (m)
Ep = energi potensial (joule)
Tubuh kita yang berkedudukan h meter dari tanah/lantai memiliki Energi Potensial terhadap tanah. Dalam hal ini, bidang lantai
dianggap sebagai bidang acuan.
Massa secara sederhana dapat diartikan sebagai banyaknya kandungan materi di
dalam sebuah benda, misalnya kalian membawa keranjang yang isinya adalah
buah-buahan..
Nah.. banyaknya buah yang ada di dalam tas kalian itu bisa diartikan sebagai
massa keranjang kalian (walau sebenarnya keranjang dan buah kalian itu terdiri
dari materi-materi yang membentuknya).
jadi, selama kalian tidak menambah/mengurangi isi keranjang kalian, maka massa
keranjang kalian adalah tetap. Begitu juga dengan massa suatu benda yang
cenderung tetap..
Sementara Berat adalah gaya yang muncul karena adanya gravitasi dan
massa. Berat suatu benda akan berubah-ubah tergantung gravitasinya, artinya
gaya gravitasi akan bergantung pada jarak dengan pusat gravitasi. Mudahnya,
berat kalian jika ditimbang di bumi akan berbeda dengan berat kalian yang
ditimbang di bulan atau berat kamu di puncak gunung akan berbeda dengan berat
kamu di tepi pantai.
Aplikasi Impuls dan Momentum
Fisika merupakan ilmu yang mempelajari materi dan interaksinya. Banyak konsep-konsep fisika yang
bisa menjelaskan fenomena-fenomena di alam. Salah satunya penerapan konsep impuls dan momentum.
Impuls adalah gaya yang bekerja pada benda dalam waktu yang relatif singkat, sedangkan momentum
merupakan ukuran kesulitan untuk memberhentikan (mendiamkan) benda. Impuls dipengaruhi oleh gaya
yang bekerja pada benda dalam selang waktu tertentu sedangkan momentum dipengaruhi oleh massa
benda dan kecepatan benda tersebut. Berikut ini disajikan beberapa contoh penerapan konsep impuls dan
momentum dalam kehidupan sehari-hari:
1.Karateka
Apakah anda seorang karateka atau penggemar film action? Jika kita perhatikan karateka setelah
memukul lawannya dengan cepat akan menarik tangannya. Ini dilakukan agar waktu sentuh antara tangan
dan bagian tubuh musuh relatif singkat. Hal ini berakibat musuh akan menerima gaya lebih besar.
Semakin singkat waktu sentuh, maka gaya akan semakin besar.
2. Mobil
Ketika sebuah mobil tertabrak, mobil akan penyok. Penggemudi yang selamat akan
pergi ke bengkel untuk ketok magic. Lho kok jadi ngomongin ketok magic ya… wajah saya aja ya, yang
diketok magic supaya lebih halus sperti primus hehehe. Ok cukup ketok magicnya. Mobil didesain mudah
penyok dengan tujuan memperbesar waktu sentuh pada saat tertabrak. Waktu sentuh yang lama
menyebabkan gaya yang diterima mobil atau pengemudi lebih kecil dan diharapkan keselamatan
penggemudi lebih terjamin.
Desain mobil yang mudah penyok tidak cukup untuk menjamin keselamatan pengemudi
pada saat tetabrak. Benturan yang keras penggemudi dengan bagian dalam mobil dapat membahayakan
keselamatan pengemudi. Untuk meminimalisir resiko kecelakaan tersebut, pabrikan mobil ternama
menydiakan balon udara di dalam mobil (biasanya di bawah setir), wah bisa terbang dong (guyon….).
Ketika terjadi kecelakaan pengemudi akan menekan tombol dan balon udara akan mengembang, sehingga
waktu sentuh antara kepala atau bagian tubuh yang lain lebih lama dan gaya yang diterima lebih kecil.
Sabuk pengaman juga didesain untuk mengurangi dampak kecelakaan. Sabuk pengaman didesain elastis..
tis… tis….
4. Sarung Tinju
Chris John seorang petinju juara dunia asal Indonesia (hebat ya) pada saat bertinju
menggunakan sarung tinju, ya iyalah masa sarung yang kupakai waktu habis di sunat dulu
Sarung tinju yang dipakai oleh para petinju ini berfungsi untuk memperlama bekerjanya gaya impuls
ketika memukul lawannya, pukulan tersebut memiliki waktu kontak yang lebih lama dibandingkan
memukul tanpa sarung tinju. Karena waktu kontak lebih lama, maka gaya yang bekerja juga semakin
kecil sehingga sakit terkena pukulan bisa dikurangi.
5. Palu
Kepala palu dibuat dari bahan yang keras misalnya besi atau baja. Kenapa tidak dibuat
dari kayu atau bambu ya? Kan lebih mudah mendapatkan kayu dan bambu, nggak mahal lagi (hemat atau
pelit kambuh!!!) Palu dibuat dengan bahan yang keras agar selang waktu kontak menjadi lebih singkat,
sehingga gaya yang dihassilkan lebih besar. Jika gaya impuls besar maka paku yang dipukul dengan palu
akan tertancap lebih dalam.
6. Matras
Waktu pelajaran olahraga di sekolah dulu (sambil membayangkan ni…) guruku akan
mengambil nilai lompat tinggi. Galah yang dipasang horizontal nggak terlalu tinggi sekitar 1-1,2 meter
terus di bawah galah diletakan matras. Aku bersiap di garis start dan berlari kemudian melompat seperti
jaguar alaaahh jaguar atau jagoan neon ni. Aku berhasil melompati galah tersebut dan mendarat dengan
tawaan dan teriakan teman-teman. Pada saat mendarat aku terpeleset dan bokongku menerpa (lho kok
menerpa nggak apa-apa biar agak romantis) matras. Saat kuliah dan belajar tentang impuls apa jadinya ya
kalo pada saat aku melompat dibawahnya tidak ada matras.
Matras dimanfaatkan untuk memperlambat waktu kontak. Waktu kontak yang relatif lebih lama
menyebabkan gaya menjadi lebih kecil sehingga tubuh kita tidak terasa sakit pada saat jatuh atau
dibanting di atas matras.
Biomekanika
Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang mempengaruhi
gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar fisika, matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan
konsep rekayasa untuk menganalisa gaya yang terjadi pada tubuh.
Hukum 2.
Percepatan sebuah benda (a) berbanding terbalik dengan massanya (m) dan sebanding dengan gaya
neto (F) yang bekerja padanya :
F = ma
Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F dilantai yang licin sekali sehingga benda itu
bergerak dengan percepatan a. Menurut hasil percobaan, jika gayanya diperbesar 2 kali ternyata
percepatannya menjadi. 2 kali lebih besar. Demikian juga jika gaya diperbesar 3 kali percepatannya lebih
besar 3 .kali lipat. Dan sini kita simpulkan bahwa percepatan sebanding dengan resultan gaya yang
bekerja. Atau...
Sekarang kita lakukan percobaan lain. Kali ini massa bendanya divariasi tetapi gayanya
dipertahankan tetap sama. Jika massa benda diperbesar 2 kali, ternyata percepatannya menjadi ½ kali.
Kita bisa simpulkan bahwa percepatan suatu benda berbanding terbalik dengan massa benda itu.
Massa adalah sifat intrinsik dari sebuah benda yang menyatakan resistensinya terhadap percepatan.
Massa sebuah benda dapat dibandingkan dengan massa benda lain dengan menggunakan gaya yang sama
pada masing-masing benda dan dengan mengukur percepatannya. Dengan demikian rasio massa benda-
benda itu sama dengan kebalikan rasio percepatan benda-benda itu yang dihasilkan oleh gaya yang sama :
m = F/m
Massa sebuah benda tidak tergantung pada lokasi benda.
Seorang tenaga medis yang kesulitan memindahkan troli yang berat, mungkin akan meminta
bantuan sejawatnya, untuk menghasilkan gaya yang lebih besar, sehingga pergerakan troli dari keadaan
diam menjadi bergerak (percepatan) yang dihasilkannya lebih besar atau troli lebih mudah dipindahkan.
Hukum 3.
Gaya-gaya selalu terjadi berpasangan. Jika benda A, mengerjakan sebuah gaya pada benda B, gaya
yang sama besar dan berlawanan arah dikerjakan oleh benda B pada benda A.
F aksi = F reaksi
F aksi = gaya yang bekerja pada benda
F reaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi
Saat berjalan, hentakan kaki atau sepatu ke permukaan lantai biasanya mengartikan bahwa orang
tersebut menekankan kakinya ke permukaan lantai dengan gaya reaksi bumi yang sama melalui lantai
pada kaki tersebut.
Hukum ketiga menyatakan bahwa tidak ada gaya timbul di alam semesta ini, tanpa keberadaan gaya
lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu. Jika sebuah gaya bekerja pada sebuah benda (aksi) maka
benda itu akan mengerjakan gaya yang sama besar namun berlawanan arah (reaksi). Dengan kata lain
gaya selalu muncul berpasangan. Tidak pernah ada gaya yang muncul sendirian!
Jenis-jenis Gaya
1. Gaya Berat
Berat sebuah benda adalah gaya tarikan gravitasi antara benda dan bumi. Gaya ini sebanding dengan
massa m benda itu dan medan gravitasi , yang juga sama dengan percepatan gravitasi jatuh bebas :
3. Gaya Gesek
Bila dua benda dalam keadaan bersentuhan, maka keduanya dapat saling mengerjakan gaya gesekan.
Gaya-gaya gesekan itu sejajar dengan permukaan benda-benda di titik persentuhan.
Gaya gesek (friksi) sangat penting dalam kehidupan keseharian terutama tubuh.
[1] Salah satu fungsi yang sangat penting dari kantong perikardial yang menyelubungi jantung adalah
untuk menampung cairan perikardial yang menjaga agar membran tetap terpisah dan tidak saling
bergesekan akibat friksi yang berasal dari dentuman jantung.
[2] Cairan sinovial mengurangi friksi dengan cara bertindak sebagai pelumas atau penurun friksi
antara ujung-ujung tulang yang dilapisi kartilago paa sendi sinovial, mis: sendi lutut.
a. Klas pertama
Titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot
Contoh: kepala & leher
b. Klas Kedua
Gaya berat diantara titik tumpu dan gaya otot.
contoh: tumit menjinjit
c. Klas Ketiga
Gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat
Contoh: otot lengan
Gaya paling sering diterapkan untuk menstabilkan ekstremitas yang cedera leher, punggung, atau
area pelvik. Traksi terapeutik didapat dengan memberikan tarikan pada kepala, tubuh atau anggota gerak
menuju sedikitnya dua arah, mis: tarikan traksi dan tarikan traksi lawannya. Gaya traksi – lawan atau
gaya keduanya biasanya berasal dari: >> berat tubuh pasien pada saat bertumpu atau berat lain
Penerapan Analisa Gaya dalam Terapan Kesehatan
1. Gaya Berat Tubuh & Posisi Duduk yang menyehatkan Tulang Belakang?
Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop selama 24 jam. Dalam keadaan tidur
pun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk menjaga postur tubuh. Punggung tersusun dari 24
buah tulang belakang (vertebrae), dimana masing-masing vertebrae dipisahkan satu sama lain oleh
bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh rangkaian tulang belakang ini membentuk tiga buah lengkung
alamiah, yang menyerupai huruf S.
Lengkung paling atas adalah segmen servikal (leher), yang dilanjutkan dengan segmen toraks
(punggung tengah), dan segmen paling bawah yaitu lumbar (punggung bawah). Lengkung lumbar inilah
yang bertugas untuk menopang berat seluruh tubuh dan pergerakan.
Berdasarkan data British Chiropractic Association, sekitar 32% populasi dunia menghabiskan waktu
lebih dari 10 jam sehari untuk duduk di depan meja kerja. Separuh dari populasi tenrsebut tidak pernah
meninggalkan meja kerja, bahkan saat makan siang. Sementara itu, dua pertiga populasi menambah porsi
duduk tegak saat berada di rumah.
”Postur tubuh yang baik akan melindungi dari cedera sewaktu melakukan gerakan karena beban
disebarkan merata keseluruh bagian tulang belakang,” ungkap Barbara Dorsch. Postur tubuh yang baik,
lanjut dia, akan dicapai jika telinga, bahu, dan pinggul berada dalam satu garis lurus ke bawah.
Duduk dalam posisi tegak 90 derajat, kerap menyebabkan timbulnya pergerakan sendi belakang
sehingga posisi tubuh tidak seimbang. Maka itu, posisi duduk santai dengan postur miring 135 derajat
adalah posisi terbaik. Dalam posisi ini, tulang belakang akan berada dalam posisi ideal, di mana tulang
belakang bagian bawah akan berbentuk seperti huruf S.
Kelebihan dari posisi ini adalah:
Posisi duduk dengan sudut kemiringan 135 derajat akan memperbaiki sirkulasi darah di bagian
bawah tubuh, sehingga dapat terhindar dari gangguan varises, selulit, dan penggumpalan darah di kaki
serta mengurangi kelelahan di kaki. “Tubuh akan terasa lebih rileks, sehingga mengurangi terjadinya
ketegangan otot,” papar Barbara.
Duduk dengan posisi kemiringan 135 derajat juga akan menghasilkan mobilitas yang lebih baik, mudah
bergerak di atas kursi, dan lebih mudah untuk naik turun kursi.
Biomekanika didefinisikan sebagai bidang ilmu aplikasi mekanika pada system biologi.
Biomekanika merupakan kombinasi antara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan
fisiologi. Biomekanika menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup. Dalam
biomekanika prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain dan
pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedokteran.
Filosof Yunani Aristotle (384-322 SM) adalah orang yang pertama kali melakukan studi secara
sistematik terhadap gerakan tubuh manusia. Banyak prinsip yang mendeskripsikan aksi dan karakteristik
geometri dari otot. Walaupun penemuan Aristotle untuk menerangkan gerakan banyak mengandung
kontradiksi, usaha awal yang telah ia rintis menjadi pondasi bagi studi berikutnya seperti Galen (131-
201), Galileo (1564-1643), Borelli (1608-1679), Newton (1642-1727), dan Marey (1830-1904). Studi dari
para filosof dan ilmuwan tersebut telah mengakibatkan kita bisa membuktikan bahwa gerakan tubuh
manusia merupakan konsekuensi dari interkasi antara otot dan gaya yang diakibatkan oleh lingkungan
sekitar tubuh manusia. Seperi yang ditulis oleh Aristotle bahwa binatang yang berjalan membuat
posisisnya berubah dengan menekan apa yang ada dibawahnya.
Dengan demikian gerak tubuh merupakan sebuah system biologis yang dapat diakui sebagai hasil
interaksi system biologis dengan lingkungan sekelilingnya. Interaksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya :
Stuktur dari lingkunngan (bentuk dan stabilitas).
Medan dari gaya (arah relatif terhadap gravitasi, kecepatan gerakan).
Stuktur dari sistem (susunan tulang, aktifitas otot, sususan segment dari tubuh, ukuran, integrasi
motorik yang dibutuhkan untuk mendukung postur).
Peranan dari keadaan psikologis (level keatifan, motivasi).
Bentuk gerakan yang akan dikerjakan (kerangka dari organisasi dari gerakan).
Pengukuran adalah proses membandingkan kuatitas besaran pokok dan turunan dan satuannya.
Pengukuran dibagi menjadi :
1. Proses pengukuran fisik berulang
Melibatkan pengulangan per menit, per detik, per jam dsb
Misal pernafasan rata-rata (breathing rate), denyut nadi, dsb
2. Proses pengukuran fisik tak berulang
Dilakukan sekali terhadap individu
Misal mengukur substansi asing yang dikelurkan ginjal, BB, TB, dsb
Kesalahan dalam pengukuran dapat dibagi menjadi dua yaitu :
Kesalahan pemeriksa
o Misalnya tidak tepatnya membaca pengukuran, terjadinya paralac yaitu tidaklurusnya
antara alat pengukur dengan mata saat membaca hasil pengukuran.
Kesalahan orang yang diperiksa
o Misal: Orang yang terburu-buru mengalami stres sehingga terjadi peningkatan saraf
simpatis kemudian terjadi pelepasan adrenalin untuk memperkuat kontraksi yang
berakibat terjadi peningkatan tekanan darah dan denyut jantung.
Akibat kesalahan tersebut dapat menimbulkan faal positif atau faal negative
Faal Positif
Error yang terjadi dimana penderita dinyatakan menderita suatu penyakit padahal tidak. Misal
Pada pemeriksaan kadar gula darah, kadar gula darah setelah makan atau minum yang manis akan
meningkat, meskipun dalam jangka waktu tertentu akan turun lagi (“+” palsu). Oleh karena itu,
sebaiknya orang yang diperiksa kadar gula darahnya harus berpuasa untuk hasil yang akurat
Faal negatif
Error yang terjadi dimana penderita dinyatakan tidak sakit padahal menderita suatu penyakit .
Misalnya Tes Widal pada penderita Typoid, secara klinis gejala jelas menunjukkan tanda dan
gejala typoid tetapi hasil lab tidak mendukung dimana tes widal dan tes kultur negatif (“-” palsu)
Untuk menghindari kesalahan dalam pengukuran dapat dilakukan hal-hal berikut :
1. Dalam pengambilan pengukuran haruslah hati-hati dan teliti.
2. Pengulangan pengukuran untuk menghasilkan hasil pengukuran yang lebih akurat
3. Penggunaan alat yang dapat dipercaya, yaitu alat yang sudah disahkan oleh lembaga berwenang.
4. Kalibrasi terhadap alat, yaitu secara berkala memeriksakan ketelitian alat tersebut.
KESEIMBANGAN (BALANCE)
KESEIMBANGAN PADA TUBUH MANUSIA
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika
di tempatkan di berbagai posisi.
Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat
gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Selain itu menurut Ann Thomson,
keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun
dalam keadaan statik atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal.
Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh
(center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support).
Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh dengan di dukung oleh sistem
muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang
tumpu akan membuat manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien.
Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis : kemampuan tubuh untuk
menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan
keseimbangan); keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika
bergerak.
Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik
(vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar
lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum,
area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh
faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman
terdahulu.
FISIOLOGI KESEIMBANGAN
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan postur oleh aktivitas
motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan sistem regulasi yang berperan dalam
pembentukan keseimbangan. Tujuan dari tubuh mempertahankan keseimbangan adalah : menyanggah
tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar
seimbang dengan bidang tumpu, serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak.
4) Adaptive systems
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika terjadi
perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.
ALAT UKUR
Terdapat beberapa variasi alat ukur tes keseimbangan dinamis, untuk menetapkan tingkat
keseimbangan dinamis pada seorang lansia, ada beberapa tes yang sering dipergunakan untuk menjadi
alat ukur,antara lain:
Tabel 2.1.
Nilai Normal Time Up and Go Test
(Jacobs & Fox , 2008)
Umur Jenis Kelamin Nilai rata-rata Nilai Normal
( detik ) ( detik )
60-69 Laki-laki 8 4-12
60-69 Perempuan 8 4-12
70-79 Laki-laki 9 5-13
70-79 Perempuan 9 5-15
80-89 Laki-laki 10 8-12
80-89 Perempuan 11 5-17
Jika skor < 14 detik; 87% tidak ada resiko tinggi untuk jatuh
Jika skor ≥ 14 detik; 87% resiko tinggi untuk jatuh
Keunggulan dan kelemahan:
- Cepat, sederhana dan peralatan minimal.
- Tidak sensitif terhadap gangguan keseimbangan ringan-sedang.
3) Step test
Tipe pengukuran :
pengukuran kecepatan saat bergerak dinamis naik turun satu trap dengan satu kaki.
Alat yang dibutuhkan :
stopwatch, blok setinggi 7,5 cm.
Waktu tes:
30 detik.
Prosedur tes :
Pasien berdiri tegak tak tersangga, sepatu dilepas, kedua kaki sejajar berjarak 5 cm di belakang
blok. Fisioterapis berdiri di salah satu sisi pasien dengan satu kaki diletakkan di atas blok untuk stabilisasi
blok. Pasien dipersilahkan memilih kaki yang mana yang menapak ke atas blok dan kaki yang menyangga
berat badan. Pasien diajarkan bahwa kaki harus menapak sempurna pada blok dan kembali pada tempat
semula juga dengan sempurna dan ini dilakukan secepat mungkin. Tes dimulai saat pasien menyatakan
siap dengan aba-aba “mulai” dan stopwatch dihidupakan. Jumlah step dihitung 1 kali jika pasien menapak
pada blok dan kembali ke tempat semula. Tes diakhiri saat stopwatch menunjukkan waktu 15 detik
dengan aba-aba “stop” dan dicatat jumlah step yang dilakukan pasien. Prosedur yang sama diulangi pada
kaki satunya.
Skor normal: Usia 73 tahun rata-rata 17 kali tiap 15 detik.
Reliabilitas Retes ICC>0,90 pd orang tua sehat & ICC>0,88 pd pasien stroke (Hill K, 1996).
Validitas mempunyai korelasi yang signifikan dengan tes meraih (reach test), kecepatan langkah
dan lebar langkah saat jalan dan menunjukkan perkembangan pasien stroke signifikan (Hill K, 1997).
Keunggulan dan kelemahan:
- Cepat, sederhana dan peralatan minimal.
- Terlihat sensitif untuk gangguan keseimbangan ringan-sedang.
- Kurang sensitif untuk menilai penyebab gangguan keseimbangan pada penderita Parkinson.
Manusia adalah makhluk homeotermik, makhluk berdarah panas dimana suhu tubuhnya relatif
konstan terhadap perubahan suhu disekitarnya. Suhu tubuh manusia (suhu inti / core temperature)
dipertahankan dalam batas normal dalam suatu limit yang kecil, tidak lebih dari 0,4º C yaitu sekitar 36,7-
37,1º C, bahkan dalam suatu keadaan lingkungan yang buruk oleh suatu sistem yang disebut
termoregulasi.
Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinasi yang
digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan perubahan suhu dingin atau
hangat (Myers, 1984). Pusat pengaturan tubuh manusia ada di Hipotalamus, oleh karena itu jika
hipotalamus terganggu maka mekanisme pengaturan suhu tubuh juga akan terganggu dan mempengaruhi
thermostat tubuh manusia
Manusia membutuhkan keadaan normotermia untuk mempertahankan fungsi-fungsi tubuh berjalan
normal. Saat tubuh tidak dapat dipertahankan normal, fungsi metabolisme tubuh terganggu dan dapat
berakibat fatal.
Suhu tubuh dipertahankan konstan dengan cara memproduksi panas atau meningkatkan pengeluaran
panas. Suhu tubuh dipertahankan oleh sistem termoregulasi berkisar 24-45ºC. Jika suhu tubuh berubah
menjadi kurang dari 24ºC atau lebih dari 45ºC maka termoregulasi akan hilang dan berakibat fatal.
Perubahan suhu tubuh di pengaruhi oleh berbagai faktor sehingga menyebabkan Setiap saat suhu tubuh
manusia berubah secara fluktuatif. Hal - hal tersebut adalah :
Exercise: semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan pada atlet
dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.
Hormon: Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal
metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon pertumbuhan dapat
meningkatkan metabolisme rate 5-15%.
Sistem syaraf: selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf
otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine (NE) dan juga
merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine (NE) oleh medulla adrenal
sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel tubuh.
Suhu tubuh: meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate, setiap peningkatan
1 % suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia 10 %.
Asupan makanan: makanan dapat meningkatkan 10 – 20 % metabolisme rate terutama intake
tinggi protein.
Berbagai macam factor seperti: gender, iklim dan status malnutrisi.
SUHU TUBUH
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh tubuh dengan panas yang
dikeluarkan. Suhu tubuh manusia secara kasar dibagi menjadi 2 yaitu : suhu inti (core temperature) dan
suhu perifer/suhu kulit.
Suhu inti adalah suhu pada jaringan / organ vital yang baik perfusinya. Suhu ini relatif sama.
Dengan kata lain, distribusi panas pada bagian-bagian tubuh ini cepat, sehingga suhu pada
beberapa tempat yang berbeda hampir sama. Bagian tersebut secara fisik terletak di kepala dan
dada.
Bagian tubuh dimana suhunya tidak homogen dan bervariasi sepanjang waktu merupakan bagian
dari suhu perifer. Suhu kulit/ perifer berbeda dengan suhu inti, naik dan turun sesuai dengan suhu
lingkungan. Bagian tubuh ini terdiri dari kaki dan tangan. Suhu perifer ini biasanya 2-4ºC di
bawah suhu inti.
Suhu tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap kehilangan panas yang terjadi.
Bila laju pembentukan panas dalam tubuh lebih besar daripada laju hilangnya panas, timbul panas dalam
tubuh dan suhu tubuh meningkat. Sebaliknya, bila kehilangan panas lebih besar, panas tubuh dan suhu
tubuh menurun.
Pengukuran suhu tubuh diambil berdasarkan suhu inti dan suhu perifer. Suhu ini disebit suhu tubuh
rata-rata. Rumus yang digunakan adalah:
T body = 0,66 T core + 0,34 T skin
Suhu kulit di seluruh tubuh berbeda. Menurut Ramanathan menganjurkan untuk menentukan suhu
kulit dibutuhkan 4 tempat berbeda. Sedangkan suhu inti dapat diambil dari suhu pada membrana timpani,
esofagus distal atau arteri pulmonalis. Selain itu, juga dapat diambil dari suhu di nasofaring, rektal atau
vesika urinaria.
Suhu tubuh bervariasi tergantung dari bagian tubuh yang diukur, waktu pengukuran, aktivitas dan
umur. Suhu kulit di pergelangan kaki ¬sekitar 20ºC, di pinggang sekitar 30ºC pada temperatur lingkungan
22,2ºC. Suhu aksila sekitar 1ºF (0,6ºC) lebih rendah daripada suhu oral dan suhu rektal sekitar 1ºF lebih
tinggi daripada suhu oral. Suhu tubuh tergantung dari variasi diurnal, suhu tubuh rendah pada pagi hari
(terendah sekitar jam 4.00 pagi hari) dan mencapai maksimal pada sore hari antara jam 03.00-07.00
malam.
PANAS TUBUH
Panas tubuh dihasilkan dari reaksi metabolisme tubuh. Sumber utama terbentuknya panas tubuh ini
berasal dari glukosa, protein dan lemak. Panas tubuh yang dihasilkan berasal dari pembakaran setiap
gram lemak menjadi 9,3 kal dan karbohidrat serta protein menjadi 4,1 kali.
Sebagian besar produksi panas di dalam tubuh dihasilkan organ dalam, terutama dalam hati, otak,
jantung dan otot rangka selama kerja. Kemudian panas ini dihantarkan dari organ dan jaringan yang lebih
dalam ke kulit, dimana panas tubuh hilang ke udara dan sekitarnya. Oleh karena itu, laju hilangnya panas
tubuh ditentukan oleh seberapa cepat panas tubuh dapat dikonduksikan dari tempat panas tubuh
dihasilkan dalam inti tubuh ke kulit dan seberapa cepat panas tubuh kemudian dapat dihantarkan dari kulit
ke sekitarnya.
Panas tubuh hilang dari permukaan tubuh melalui 4 mekanisme, yaitu radiasi, konduksi, konveksi
dan evaporasi. Kehilangan panas melalui radiasi adalah kehilangan dalam bentuk gelombang panas.
Tubuh manusia menyebarkan gelombang panas ke segala penjuru. Gelombang panas juga dipancarkan
dari benda-benda di sekitar ke tubuh . Tetapi bila suhu tubuh lebih besar dari suhu lingkungan, panas
tubuh ini akan dipancarkan keluar dari tubuh lebih besar daripada yang dipancarkan ke tubuh.
Kehilangan panas karena radiasi ini dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Makin rendah suhu
lingkungan makin besar panas tubuh yang hilang dan bila suhu tubuh makin mendekati suhu lingkungan,
kehilangan panas yang terjadi makin kecil. Selain dipengaruhi oleh hal tersebut, radiasi juga dipengaruhi
oleh kelembaban udara, makin tinggi kelembaban, kehilangan panas makin berkurang. Radiasi
merupakan penyebab kehilangan panas terbesar pada penderita yang menjalani operasi.
Konduksi merupakan hilangnya panas dari suatu permukaan benda ke permukaan benda
lainnya.Misalnya, dari kulit tubuh manusia ke permukaan tempat tidur. Hal ini dipengaruhi oleh suhu dari
benda tersebut dan penyekat yang ada diantara keduanya.
Di sekitar manusia terdapat suatu lapisan udara yang hangat yang berfungsi sebagai insulator
(penyekat tubuh). Lapisan udara ini yang menghalangi hilangnya panas tubuh ke udara. Tetapi bila ada
aliran udara yang bergerak yang menghilangkan lapisan udara di sekitar tubuh manusia akan
menyebabkan hilangnya panas tubuh. Proses hilangnya panas tubuh karena aliran udara ini disebut
konveksi1.
Evaporasi adalah suatu proses berubahnya cairan menjadi gas. Evaporasi terjadi melalui kulit dan
cairan yang hilang sekitar 800 ml (30-50 ml/jam). Sedangkan evaporasi melalui sistem pernapasan terjadi
melalui udara yang diekspirasikan, cairan yang hilang sekitar 400 ml/hari.
Pengeluaran keringat sendiri menyebabkan hilangnya panas dari tubuh. Mekanisme itu hanya
efektif untuk menurunkan suhu tubuh bila keringat yang terbentuk diuapkan oleh tubuh, tidak jatuh atau
meleleh dari tubuh. Setiap ml keringat yang diuapkan membutuhkan 580 kal yang akan diserap dari
tubuh.
Selama suhu kulit lebih tinggi daripada suhu lingkungan, panas dapat hilang melalui radiasi dan
konduksi. Tetapi ketika suhu lingkungan lebih tinggi daripada suhu tubuh, tubuh memperoleh panas
melalui radiasi dan konduksi dari suhu lingkungan. Dalam keadaan seperti ini satu-satunya cara tubuh
melepaskan panas adalah dengan evaporasi.
Respon Aferen
Respon termoregulasi dari perubahan suhu terdiri dari perubahan tingkah laku. Pada manusia
dengan kesadaran penuh, perubahan tingkah laku lebih bermanfaat dalam mempertahankan suhu tubuh.
Saat hipotalamus mendeteksi penurunan suhu tubuh, impuls akan berjalan dari hipotalamus menuju
korteks serebri untuk memberikan individu tersebut sensasi dingin. Akibatnya terjadi perubahan tingkah
laku, misalnya peningkatan aktivitas motorik, seperti berjalan menuju tempat yang lebih hangat atau
memakai baju hangat.
Respon yang lainnya adalah respon vasomotor. Respon vasomotor terbagi menjadi 2 yaitu, respon
terhadap dingin, berupa vasokonstriksi dan piloereksi serta respon terhadap panas berupa vasodilatasi dan
pengeluaran keringat (sweating)
Suhu inti jika berada dibawah nilai ambang akan merangsang terjadinya vasokonstriksi,
termogenesis non-shivering dan shivering. Jika suhu melebihi nilai ambang akan mengaktivasi
vasodilatasi dan pengeluaran keringat. Tidak terjadi respon termoregulasi jika suhu inti berada diantara
dua nilai ambang ini (interthreshold range)
Efektor menentukan suhu lingkungaan yang dapat diterima oleh tubuh sementara suhu inti tetap
dipertahankan normal. Ketika mekanisme efektor ini dihambat, toleransi terhadap perubahan suhu akan
menurun, hingga mekanisme efektor lain tidak bisa mengkompensasi perubahan suhu tersebut.
Termodinamika
Pengertian Termodinamika
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = ‘panas’ and dynamic = ‘perubahan’) adalah fisika energi
, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika
statistik di mana banyak hubungan termodinamika berasal.
Pada sistem di mana terjadi proses perubahan wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik
tidak berhubungan dengan kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini,
penggunaan istilah “ termodinamika “ biasanya merujuk pada termodinamika setimbang. Dengan
hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah proses kuasistatik, yang diidealkan, proses
“super pelan”. Proses termodinamika bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang.
Karena termodinamika tidak berhubungan dengan konsep waktu, telah diusulkan bahwa
termodinamika setimbang seharusnya dinamakan termostatik.
Hukum termodinamika kebenarannya sangat umum, dan hukum-hukum ini tidak bergantung
kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka dapat diterapkan ke sistem di
mana seseorang tidak tahu apa pun kecual perimbangan transfer energi dan wujud di antara mereka dan
lingkungan. Contohnya termasuk perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset
sekarang ini tentang termodinamika benda hitam.
Manusia memerlukan energi yang berasal dari lingkungannya untuk kehidupannya. Energy, didefinisikan
sebagai kapasitas untuk melakukan kerja. Sumber energi tubuh adalah karbohidrat, lemak, protein
(termasuk vitamin, mineral dan air). Agar dapat digunakan, sumber energi harus dirubah menjadi ATP
(adenosin triphosphat) melalui bantuan katalisator berupa enzim. ATP merupakan komponen berenergi
tinggi yang diperlukan untuk kontraksi otot dan melaksanakan fungsi sel yang lain. Perubahan sumber
energi dilaksanakan melalui rantai metabolisme. Energi dalam tubuh dibutuhkan untuk :
(1) kinerja (bio)-kimiawi, untuk mensintesis komponen sel yang diperlukan, menempertahankan dan
mengubah sumber energi di dalam tubuh,
(2) Kinerja mekanis, untuk kerja otot;
(3) Kinerja elektrokimia, untuk kerja saraf, otot, transpor aktif, pertukaran ion, membentuk perbedaan
konsentrasi ion, dan transmisi impuls syaraf.
(3) Energi termal : berupa panas (berasal dari transfer energi ke ATP),
(4) Energi kimia: adalah energi potential molekules yang dapat diukur dengan satuan Kalori (=Kal).
Beberapa reaksi kimia yang memerlukan energi ATP hanya menggunakan beberapa ratus kalori dari 8
kkal yang tersedia untuk kerja, sehingga sisa energi ini akan dirubah dalam bentuk panas.
Mekanisme umum perubahan zat gizi (karbohidrat, lemak dan protein) menjadi energi di semua sel pada
dasarnya sama, yaitu menggunakan oksigen sebagai salah satu zat utama untuk membentuk energi. Energi
digunakan untuk membentuk sejumlah besar Adenosine TriPosphate (ATP). Selanjutnya, ATP tersebut
digunakan sebagai sumber energi bagi banyak fungsi sel. ATP merupakan senyawa kimia labil yang
terdapat di semua sel, dan semua mekanisme fisiologis yang memerlukan energi untuk kerjanya
mendapatkan energi langsung dari ATP. ATP adalah suatu nukleotida yang terdiri dari basa nitrogen
adenin, gula pentosa ribosa dan tiga rantai fosfat. Dua rantai fosfat yang terakhir dihubungkan dengan
bagian sisa molekul oleh ikatan fosfat berenergi tinggi yang sangat labil sehingga dapat dipecah seketika
bila dibutuhkan energi untuk meningkatkan reaksi sel.
Enzim-enzim oksidatif yang mengkatalis perubahan Adenosine Diphospate (ADP) menjadi ATP dengan
serangkaian reaksi menyebabkan energi yang dikeluarkan dari pengikatan hidrogen dengan oksigen
digunakan untuk mengaktifkan ATPase dan mengendalikan reaksi untuk membentuk ATP dalam jumlah
besar dari ADP. Bila ATP di urai secara kimia sehingga menjadi ADP akan menghasilkan energi sebesar 8
kkal/mol, dan cukup untuk berlangsungnya hampir semua langkah reaksi kimia dalam tubuh.
ATP
ATP bukan zat yang terbanyak disimpan sebagai ikatan phospate berenergi tinggi dalam sel, melainkan
Creatine Phospate (CP) yang mengandung ikatan phospate berenergi tinggi lebih banyak (9,5 kkal/mol
pada suhu tubuh) terutama di otot. CP dapat memindahkan energi dengan saling bertukar dengan ATP.
Karena itu, CP merupakan senyawa “bufer/penyangga” ATP. Efek ini berguna untuk mempertahankan
konsentrasi ATP hampir pada tingkat puncak selama CP tetap di dalam sel.
Setiap mol glukosa dalam proses anaerob yang terjadi di sitoplasma/sitosol menghasilkan 2 ATP,
sedangkan pada proses aerob yang terjadi di mitokondria menghasilkan 36 ATP, sehingga total
produksinya sebanyak 38 ATP (304 kkal/mol). Tiap mol glukosa dapat memberikan energi sebesar 686
kkal, sehingga energi yang tersisa dirubah dalam bentuk panas, kecuali di otot yang digunakan untuk
melakukan beberapa bentuk kerja di luar tubuh. Hasil dari proses metabolisme yang terjadi di otot, berupa
kumpulan proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk, yaitu energi mekanik dan
energi panas. Proses dari pengubahan makanan dan air menjadi bentuk energi. Sedangkan untuk setiap
mol lemak menghasilkan 2340 kkal (3,5 kali dibanding glukosa) atau sebanyak 146 ATP.
• merenggangkan sistem arteri sehingga menyebabkan reservoar energi potensial. Pada saat darah
mengalir melalui pembuluh darah kapiler, gesekan dari lapisan darah yang mengalir satu sama lain
terhadap dinding pembuluh mengubah energi ini menjadi panas.
Mitokondria dinamakan “pusat energi” bagi sel, karena menyaring energi dari zat gizi dan oksigen dan
selanjutnya menyediakan sebagian besar energi (95%) yang diperlukan agar sel dapat melakukan
fungsinya. Jumlahnya dalam setiap sel berbeda (dari puluhan sampai ribuan), tergantung pada jumlah
energi yang diperlukan oleh setiap sel, dan mitokondria mengadakan replikasi sendiri sampai tercapai
jumlah yang dapat memenuhi kebutuhan energi sel.
Di dalam sel, bahan makanan secara kimia bereaksi dengan oksigen dibawah pengaruh berbagai enzim
yang mengawasi kecepatan reaksi dan menyalurkan energi yang dikeluarkan dalam arah yang tepat.
Energi yang dihasilkan membentuk ATP, yang kemudian ditransfer keluar mitokondria menuju semua
bagian sitoplasma dan nukleoplasma. Adapun, energi digunakan untuk memberi tenaga pada fungsi-
fungsi sel. Oleh karena itu, ATP dinamakan sebagai bentuk energi sel karena dapat disimpan dan dibentuk
kembali.
Berdasarkan hukum termodinamik I – Jumlah energi selalu tetap, tidak dapat dibuat atau dihilangkan,
tetapi dapat dirubah bentuk. Perubahan bentuk (konversi) energi umumnya bersifat reversibel.
Berdasarkan energi panas yang dihasilkan energi dapat dikelompokkan dalam (1) Endergonic – energi
panas berada di dalam tubuh; dan (2) Exergonic – energi panas dikeluarkan dari dalam tubuh.
Sebagian besar jalur reaki metabolisme terjadi secara reversibel. Berdasarkan reaksi metabolisme ini
dikelompokkan dalam 2 jenis, yaitu :
(1) Biosynthetic atau ANABOLISME – sintesis molekul menjadi molekul yang lebih besar; mem-
butuhkan energi; dan merupakan reaksi endergonik
(2) Degradative atau KATABOLISME – memecah molekul besar menjadi mulekul yang lebih kecil;
menghasilkan energi; merupakan reaksi eksergonik; dan respirasi aerobik.
Enzim – merupakan molekul katalitik (biological catalysts); yang berfungsi mempercepat reaksi
bikimiawi; tersusun dari protein dan beberapa dari RNA. Fungsi enzim semakin meningkat ketika
lingkungan sel berada dalam temperatur, pH dan salinitas yang sesuai dengan kerja masing-masing
enzim.
Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme karbohidrat meliputi : (1) Glikolisis (2) Glukoneogenesis, (3) glikogenolisis, (4) Glicogen
synthesis, (5) metabolism Galaktose, (6) metabolism fruktose and manose, (7) Glyoxylate pathway, dan
(8) siklus asam sitrat (Kreb’s) (lihat teksbook biokimia).
Metabolisme Lemak
Reaksi metabolisme lemak meliputi : (1) Lipolisis (hormone sensitive lipase), (2) Carnitine shuttle (fatty
acid uptake), (3) Mitochondrial β-oxidation, (4) Peroxisomal β-oxidation, (5) Glycerol catabolism, (6)
Fatty acid synthesis, (7) Fatty acid elongation and desaturation, (8) Triacylglyceride synthesis, (9)
Phospholipids biosynthesis, (10) Synthesis and utilization of ketone bodies, (11) Sphingolipid and
ceramide synthesis (lihat teksbook biokimia).
Metabolisme Energi
Reaksi metabolisme energi terjadi melalui : (1) Posporilasi Oksidative, dan (2) sintesis ATP (lihat
teksbook biokimia).
Kecepatan Metabolisme
Kecepatan metabolisme adalah jumlah energi total yang dibutuhkan per unit waktu. Pengukuran
kecepatan metabolisme menggunakan Basal metabolic rate (BMR). BMR adalah kecepatan metabolisme
dalam keadaan standar (subjek dalam keadaan fisik dan dan mental istirahat tetapi tidak tidur dalam
temperatur nyaman dan tidak makan selama 12 jam). Pada kondisi BMR, energi sebagian besar
digunakan untuk mempertahankan kondisi vegetatif tubuh atau untuk aktivitas kelenjar, jantung, liver,
ginjal dan otak.
Proses metabolisme juga dikontrol oleh hormon-hormon. Hormon yang ikut meregulasi
metabolisme adalah hormon tiroid, glukagon, epinephrine, kortisol, dan hormon pertumbuhan.
1. Hormon Tiroid, dapat meningkatkan konsumsi oksigen dan produksi panas pada sebagian besar
jaringan tubuh, yang disebut dengan efek kalorigenik, melalui mengurangan produksi ATP
2. Epinephrine, meningkatkan BMR dengan efek kalorigenik. Epinephrine menstimulasi katabolisme glikogen
dan triasilgliserol.
3. 3. Glukagon, merangsang pembongkaran simpanan glukosa hingga gula darh kembali normal
(glikogenolisis), dan meningkatkan penggunaan lemak (lipolisis).
Manusia mempunyai komponen dalam menjaga keseimbangan energi dan keseimbangan suhu tubuh pada
kisaran 37,0 ± 2°C, diantaranya adalah hipotalamus, asupan makanan, kelenjar keringat, pembuluh
darah kulit dan otot rangka. Pemakaian energi oleh tubuh menghasilkan panas yang penting dalam
pengaturan suhu tubuh. Manusia dapat hidup di beberapa wilayah dengan suhu yang berbeda, oleh karena
itu mereka harus terus-menerus mengatur panas internal untuk mempertahankan suhu tubuh, karena
kecepatan reaksi kimia sel bergantung pada suhu tubuh. Panas yang berlebihan dapat merusak protein sel
(Sherwood, 1996).
(a) (b)
Gambar 5. Reseptor suhu (a) dan Pengaturan panas di dalam tubuh (b)
Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi utama untuk memelihara
keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai termostat tubuh, dengan menerima
informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit. Penyesuaian dikoordinasi dengan sangat rumit dalam
mekanisme penambahan dan pengurangan suhu sesuai dengan keperluan untuk mengorekasi setiap
penyimpangan suhu inti dari nilai patokan normal. Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan
suhu darah sekecil 0,01ºC (Sherwood, 1996).
Hipotalamus terus-menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan suhu inti melalui reseptor
khusus yang peka terhadap suhu yang disebut termoreseptor (reseptor hangat, dingin dan nyeri di perifer).
Reseptor suhu sangat aktif selama perubahan temperatur. Sensasi suhu primer diadaptasi dengan sangat
cepat. Suhu inti dipantau oleh termoreseptor sentral yang terletak di hipotalamus serta di susunan syaraf
pusat dan organ abdomen (Sherwood, 1996).
Di hipotalamus diketahui terdapat 2 pusat pengaturan suhu, yaitu di regio posterior dan anteror. Regio
posterior diaktifkan oleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks yang memperantarai produksi panas
dan konservasi panas. Sedang, regio anterior yang diaktifkan oleh rasa hangat, memicu refleks yang
memperantarai pengurangan panas.
Tubuh akan kehilangan panas melalui mekanisme (1) radiation (60%), (2) konduksi (10-15%), (3)
konveksi, dan (4) evaporasi/penguapan air (20-27%). Kehilangan panas melalui keluarnya cairan tubuh
terjadi melalui (1) Evaporasi air dari kulit, proporsi kehilangan panas 20-27% (±7300-9700 kJ per jam),
(3) Perspirasi, antara lain melalui kulit/Transepidermal water loss (TEWL), (± 400-500 g/hr pada dewasa
muda dalam temperatur kamar) ± 970—1210 kJ ketika terjadi evaporasi lengkap. Sedang, kehilangan
panas melalui respirasi (1-2% atau 200 g/hr dalam keadaan istirahat). Pada suhu dingin, kerja keras
berguna untuk meningkatkan suhu dan kelembaban tubuh. Kehilangan panas dapat mencapai > 20-25%.
Sedang melalui respirasi, tubuh akan kehilangan air mencapai 8-12 L/mnt sampai 50—60 l/min. Pakaian
dapat menghambat evaporasi melalui kulit.
(a) (b)
Gambar 6. Sistem regulasi suhu di seluruh tubuh (a) dan di kulit (b)
Perubahan aktivitas otot merupakan kontrol produksi panas utama dan menurunkan suhu inti. Pada suhu
panas, tubuh akan mengurangi gerakan otot, sedang pada suhu dingin, akan terjadi stimulasi pada gerakan
otot yang disebut dengan menggigil (rhythmical muscle contractions/ shivering thermogenesis).
Produksi panas dapat meningkat dan menurun, bahkan dapat meningkat sampai 15-20 kali BMR melalui
aktivitas saraf autonomik atau muskular. Sedang, temperatur tubuh dapat meningkatkan BMR 10-15%
(Ganong, 1997; dll). Produksi panas pada basal metabolic rate (rata-rata BMR pada dewasa muda adalah
75-110W) dan kerja fisik (otot). Liver dan organ dalam abdominal menghasilkan 50% BMR, otak dan
susunan saraf pusat 15-20%, Jantung dan sistem sirkulasi 10% dan pada otot yang istirahat 20-25%.
Efek aktivitas otot pada BMR (Basal Metabolisme Rate) pria dewasa
Olahraga berat dalam waktu pendek atau mencapai: BMR > 2 000W
1. 1. Suhu Lingkungan,
2. Produksi suhu karena makanan – Makan dan makan makanan yang kaya protein akan menghasilkan
peningkatan produksi panas.
3. Aktivitas otot – aktivitas otot akan meningkatkan kontraksi otot. Selama bergerak atau berolahraga atau
menggigil, akan menstimulasi peningkatan BMR.
Simpanan energi = Energi dari sumber makanan – (produksi panas internal+ kerja luar)
Berat badan diregulasi oleh kalori yang masuk dengan energi yang terpakai.
1. Kontrol asupan makanan – pengaturan asupan makanan dapat dipengaruhi oleh hormon leptin yang
terdapat pada jaringan lemak. Hormon ini akan merangsang hipotalamus untuk mengurangi asupan
makanan dengan menghambat pelepasan neuropeptida yang merangsang makan. Hormon leptin
penting untuk kontrol jangka panjang. Sedang kontrol jangka pendek diatur oleh bermacam-macam
sinyal seperti hormon insulin, suhu tubuh, jumlah makanan yang berada di GIT.
2. Kelebihan berat badan dan Obesitas – penurunan kalori dari asupan makanan akan menurunkan
kecepatan metabolisme sehingga dapat menurunkan kehilangan berat badan, sebaliknya dengan
berolahraga akan mengatur set poin penurunan penyimpanan lemak.
3. Gangguan Konsumsi Makan - Anorexia nervosa adalah keadaan patologis akibat takut berat badan
bertambah sehingga mengurangi jumlah makan. Keadaan ini akan mengakibatkan penurunan tekanan
darah, turunnya suhu tubuh, dan perubahan sekresi hormon dan dalam keadaan tertentu dapat
menyebabkan kematian; dan Bulemia yaitu keadaan patologis akibat takut berat badan bertambah dan
berusaha mengurangi asupan makanan. Namun, keadaan ini mengakibatkan orang yang bersangkutan
akan mengalami periode ingin makan banyak secara berulang-ulang sehingga mengakibatkan banyak ingin
muntah, sering BAK (buang air kecil) dan BAB (buang air besar), dan olahraga.
Transfer Panas
Transfer panas terjadi melalui (1) radiasi, (2) konveksi, (3) konduksi, (4) evaporasi (Parsons 1993, Elias
& Jackson 1996, Ganong 1997). BAK dan BAB dapat menurunkan suhu ± 1%. Panas inti ditransfer dari
jaringan tubuh ke permukaan kulit melalui sirkulasi darah dan penghantaran panas jaringan (tissue
conductance).
Kulit merupakan bagian tubuh yang efektif sebagai insulator pada kontrol fisiologis, melalui perubahan
aliran darah di kulit. Semakin banyak aliran darah ke kulit maka akan semakin kecil perbedaan dengan
suhu lingkugan. Jika, kapasitas pembuluh darah ke kulit berkurang penghantaran panas ke perifer
semakin kecil, sehingga pengeluaran panas ke lingkungan dapat semakin kecil juga. Vasokonstriktor
karena rangsangan simpatis, akan terinervasi karena suhu dingin dan akan meningkat ketika suhu
meningkat.
Sedang mekanisme perubahan perilaku, seperti tubuh melingkar/mlungker ketika suhu dingin, akan
mengurangi luar permukaan yang terpapar suhu lingkungan yang dingin, dengan demikian akan
menurunkan pembebasan panas tubuh ke lingkungan (melalui reaksi radiasi dan konduksi) dan
menurunkan hantaran suhu lingkungan ke dalam tubuh. Demikian juga sebaliknya.
Kehilangan air melalui kulit, kelenjar keringat, dan jalan pernafasan juga dapat bermanfaat untuk
meningkatkan pembebasan panas.
Suhu lingkungan yang dapat ditoleransi oleh tubuh melalui vasokonstriksi dan vasodilatasi di kulit saja
saja disebut dengan thermoneutral zone. Di bawah atau di atas zona ini tubuh masing-masing harus
meningkatkan produksi panas atau meningkatkan pengeluaran panas.
Aklimatisasi Suhu
Perubahan keringat, baik dalam volume dan komposisi ditentukan adaptasi terhadap kenaikan temperatur.
Sodium yang hilang keringat akan berkurang karena peningkatan reabsorbsi akibat sekresi aldosteron.
STIMULASI DINGIN
3. Pilo ereksi
3. Aklimatisasi dingin
2. Berkeringat
(a) (b)
Gambar 7. Transfer suhu dingin di seluruh tubuh (a) dan area sensitive dingin di wajah
Demam dan hipertermia
Demam adalah peningkatan suhu tubuh karena pengaturan ulang termostat di hipotalamus. Suhu tubuh
selalu diusahakan untuk dipertahankan. Pada umumnya, demam disebabkan oleh infeksi dan stres.
Pengaturan termostat tubuh akan menimbulkan sensasi dingin di seluruh tubuh, yang kadang akan
menunjukkan kedinginan dan menggigil. Jika rekaman dalam termostat dihentikan, maka demam akan
berhenti dan tubuh akan merasa hangat kembali.
Termostat dapat dihentikan oleh biochemical messengers, yang disebut endogenous pyrogen (EP), yang
terdiri dari interleukin (IL-1 dan IL-6) yang dikeluarkan dari makrofag, yang diaktivasi oleh hipotalamus.
Stimulasi peningkatan suhu tubuh ditimbulkan oleh infeksi dan olahraga.
Peningkatan produksi panas tubuh akan mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen, produksi karbon
dioksida dan peningkatan curah jantung. Jika terjadi peningkatan suhu tubuh maka konsumsi oksigen ke
otak akan menurun, akibat terjadinya peningkatan konsumsi oksigen pada organ lain tentunya akan
menyebabkan iskemik yang meluas.
Menurut Molton (2005), respon tubuh terhadap hipertermi seperti demam dan terjadinya peningkatan
aliran darah ke otak dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intra-kranial (TIK). Peningkatan tekanan
intra-kranial sering menyebabkan kematian. Untuk itu, perlu sekali dilakukan kontrol terhadap
peningkatan suhu untuk menghindari peningkatan tekanan intra kranial dan perluasan area iskemik.
Manfaat menurunkan suhu inti untuk menghindari kerusakan yang luas dan komplikasi pada otak.
Menurut Dr. Ginsberg, variasi temperature sangat erat kaitannya dengan injuri neuronal meliputi
penurunan pengeluaran glutamate, mekanisme radikal bebas, depolarisasi iskemik, dan aktifitas kinase,
terjaganya aliran darah ke otak dan sitoskeleton, serta penekanan mekanisme inflamasi. Berdasarkan hasil
penelitian, penurunan suhu dapat meningkatkan kadar glutamate dan menghindari perluasan iskemik
dengan adanya hidroksil radikal.
Menurut Steiner, penurunan temperature otak dapat dilakukan dengan menurunkan suhu kulit atau suhu
sentral/inti. Meskipun target dan lamanya pendinginan masih diperdebatkan tetapi terapi hipotermi sangat
mudah dilakukan dan aman. Penurunan suhu permukaan atau suhu kulit dapat dilakukan dengan
memberikan alkohol (+air), selimut pendingin dan matras pendingin. Metode ini dapat dilakukan selama
3,5-6,5 jam untuk menurunkan suhu inti sampai 32ºC.
Panas yang hebat (Heat Exhaustion) dapat menyebabkan kolaps karena hipotensi, akibat (1) penurunan
volume plasma darah akibat semakin besarnya volume pengeluaran keringat, sehingga akan menurunkan
CO jantung; dan (2) dilatasi berlebih pada pembuluh darah kulit sehingga menurunkan resistensi perifer.
Sedang, serangan panas (heat stroke) akan menyebabkan rusaknya sistem regulasi panas di otak, sehingga
suhu tubuh menjadi semakin panas. Hal ini akan mengakibatkan umpan balik positif, yang
mengakibatkan semakin meningkatnya suhu tubuh, meningkatnya metabolisme tubuh dan produksi panas
yang terus berlangsung. Keadaan ini akan menunjukkan gejala kolaps, tidak sadar, delirium, seizures.
Serangan ini diakibatkan oleh overesktensi panas lingkungan.
Sistem Pengaturan Suhu Tubuh
I. PENDAHULUAN
Termoregulasi adalah proses fisiologis yang merupakan kegiatan integrasi dan koordinasi yang
digunakan secara aktif untuk mempertahankan suhu inti tubuh melawan perubahan suhu dingin atau
hangat (Myers, 1984). Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi
adalah elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin
(cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih
suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh
hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas
lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktasi, tergantung pada suhu lingkungan.
Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia,dan reptilia. Sedangkan endoterm
adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan.
Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (aves) dan mamalia.
Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh,
pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan hormon-
hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada ektoterm (misal pada
lebah madu), adaptasi terhadapsuhu dingin dengan cara lebah berkelompok dalam sarangnya. Hasil
metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di dalam sarangnya. Beberapa adaptasi
hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya adanya bulu dan rambut pada burung dan mamalia,
otot,dan modifikasi sistem sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan
countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Perilaku
adalah hal yang penting dalam hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi,dan sembunyi
ditemukan pada beberapa hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis
untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinganya ke tubuh.
Sedangkan manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi.
II. PEMBAHASAN
Hipotalamus
Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi utama untuk
memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi sebagai termostat tubuh,
dengan menerima informasi dari berbagai bagian tubuh di kulit. Penyesuaian dikoordinasi dengan sangat
rumit dalam mekanisme penambahan dan pengurangan suhu sesuai dengan keperluan untuk mengorekasi
setiap penyimpangan suhu inti dari nilai patokan normal. Hipotalamus mampu berespon terhadap
perubahan suhu darah sekecil 0,01ºC (Sherwood, 1996).
Hipotalamus terus-menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan suhu inti melalui
reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut termoreseptor (reseptor hangat, dingin dan nyeri di
perifer). Reseptor suhu sangat aktif selama perubahan temperatur. Sensasi suhu primer diadaptasi dengan
sangat cepat. Suhu inti dipantau oleh termoreseptor sentral yang terletak di hipotalamus serta di susunan
syaraf pusat dan organ abdomen (Sherwood, 1996).
Di hipotalamus diketahui terdapat 2 pusat pengaturan suhu, yaitu di regio posterior dan anteror. Regio
posterior diaktifkan oleh suhu dingin dan kemudian memicu refleks yang memperantarai produksi panas
dan konservasi panas. Sedang, regio anterior yang diaktifkan oleh rasa hangat, memicu refleks yang
memperantarai pengurangan panas.
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan
fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan
regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang
diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi
suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik
ini terjadi bila suhu tubuh inti telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C.
apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan terangsang untuk melakukan
serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan
meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap..
Tubuh kita dilengkapi berbagai sistem pengaturan canggih, termasuk pengaturan suhu tubuh.
Manusia memiliki pusat pengaturan suhu tubuh (termostat), terletak di bagian otak yang disebut dengan
hipotalamus. Pusat pengaturan suhu tubuh itu mematok suhu badan kita di satu titik yang disebut set
point.
Hipotalamus bertugas mempertahankan suhu tubuh agar senantiasa konstan, berkisar pada suhu
37°C. Itu sebabnya, di mana pun manusia berada, di kutub atau di padang pasir, suhu tubuh harus selalu
diupayakan stabil, sehingga manusia disebut sebagai makhluk yang mampu beradaptasi. Termostat
hipotalamus bekerja berdasarkan asupan dari ujung saraf dan suhu darah yang beredar di tubuh. Di udara
dingin hipotalamus akan membuat program agar tubuh tidak kedinginan, dengan menaikkan set point
alias menaikkan suhu tubuh. Caranya dengan mengerutkan pembuluh darah, badan menggigil dan tampak
pucat.
Sedangkan di udara panas, hipotalamus tentu saja harus menurunkan suhu tubuh untuk mencegah
heatstroke. Caranya dengan mengeluarkan panas melalui penguapan. Pembuluh darah melebar,
pernapasan pun menjadi lebih cepat. Karena itu, pada saat kepanasan, selain berkeringat, kulit kita juga
tampak kemerahan (flushing).