Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kloroplas adalah plastid yang mengandung klorofil. Di dalam kloroplas


berlangsung fase terang dan fase gelap dari fotosintesis tumbuhan. Kloroplas
terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila
ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak plastid. Pada tumbuhan
tingkat tinggi umumnya berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5 mm, kadang-kadang
lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal dalam sitoplasma tetapi bentuk dan
posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya. Pada ganggang,
bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring, seringkali
disertai pirenoid. Kloroplas matang pada beberapa ganggang, biofita, dan
likopoda, serta dapat memperbanyak diri dengan pembelahan. Kloroplas terjadi
melalui pertumbuhan dan pembelahan proplastid di daerah meristem. Secara khas
kloroplas dewasa mencakup dua membran luar yang menyangkut stroma
homogen, di sinilah berlangsung reaksi-reaksi fase gelap. Dalam stroma tertanam
sejumlah grana, masing-masing terdiri atas setumpuk tilakoid yang berupa
gelembung bermembran, pipih dan diskoid (seperti cakram). Membran tilakoid
menyimpan pigmen-pigmen fotosintesis dan sistem transpor elektron yang terlibat
dalam fase fotosintesis yang bergantung pada cahaya. Grana biasanya terkait
dengan lamela intergrana yang bebas pigmen. Prokariota yang berfotosintesis
tidak mempunyai kloroplas, tilakoid yang banyak itu terletak bebas dalam
sitoplasma dan memiliki susunan yang beragam dengan bentuk yang beragam
pula. Kloroplas mengandung DNA lingkar dan mesin sintesis protein, termasuk
ribosom dari tipe prokariotik.

Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang
mempunyai klorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam
bentuk foton) ditangkap dan diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH).

1
Energi kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan
karbondioksida. Seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesa dari
energi, dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan
tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis.

Klorofil adalah pigmen hijau fotosintesis yang terdapat dalam tanaman,


algae dan cyanobakteria. Nama klorofil barasal dari bahasa Yunani, yaitu
chlorophyll (choloros = green (hijau) dan phyllon = leaf (daun)). Fungsi klorofil
pada tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam
proses fotosintesis. Fotosintesis adalah Proses perubahan zat anorganik H2O dan
CO2 oleh klorofil dengan bantuan cahaya/sinar matahari menjadi zat organik
karbohidrat. Reaksi dari fotosintesis dapat dituliskan pada persamaan sebagai
berikut:

6CO2 + 12H2O + energi cahaya klorofil → C6H12O6 + 6O2 + 6H2O

Dalam persamaan ini dihasilkan bahan organik yang mengandung energi


kimia potensial dan oksigen. Oleh karena itu, dalam fotosintesis energi radiasi
cahaya diubah menjadi energi kimia dalam senyawa organik yang stabil
(semacam karbohidrat). Proses fotosintesis merupakan bagian penting bagi
kehidupan, karena:

1. Sebagai sumber energi bagi semua mahluk hidup.

2. Pertumbuhan dan hasil tumbuh dipengaruhi oleh kecepatan fotosintesis.

3. Diperlukan untuk sintesis berbagai senyawa organik yang dibutuhkan.

4. Menyediakan oksigen bagi kehidupan.

Fotosintesis berlangsung di kloroplas, yang mana pada bagian ini


mengandung banyak pigmen klorofil. Klorofil dapat dibedakan menjadi bebrapa
tipe, yaitu: klorofil a, b, c, d dan tipe e. Pembagian tersebut adalah berdasarkan
rantai samping yang mengingat inti porfitinnya. Jenis klorofil yang paling banyak
ditemukan pada tumbuhan tingkat tinngi adalah jenis a dan b. Klorofil a biasanya
adalah untuk sinar hijau biru, sementara klorofil b untuk sinar kunig hijau.

2
Klorofil lain (jenis c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan
dengan klorofil a.Oleh karena itu untuk mengetahui proses-proses yang terjadi
pada proses fotositesis dan kloroplas maka dibuatlah makalah ini.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini antara lain,
sebagai berikut:

1. Bagaimana struktur dari kloroplas?

2. Bagaimana Bentuk Kloroplas ?

3. Apa Fungsi Kloroplas?

4. Bagaimana Proses Fotosintesis ?

5. Bagaimana Tahapan Fotosintesis ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini diantaranya, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Struktur Kloroplas.

2. Untuk mengetahui Bentuk Kloroplas.

3. Untuk mengetahui Fungsi Kloroplas

4. Untuk mengetahui Proses Fotosintesis.

5. Untuk mengetahui Tahapan Fotosintesis.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kloroplas

Kloroplas berasal dari proplastid kecil (plastid yang belum dewasa, kecil
dan hampir tak berwarna, dengan sedikit atau tanpa membran dalam). Pada
umumnya proplastid berasal hanya dari sel telur yang tak terbuahi, sperma tak
berperan disini. Proplastid membelah pada saat embrio berkembang, dan
berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Kloroplas
muda juga aktif membelah, khususnya bila organ mengandung kloroplas
terpajan pada cahaya. Jadi, tiap sel daun dewasa sering mengandung beberapa
ratus kloroplas. Sebagian besar kloroplas mudah dilihat dengan mikroskop
cahaya, tapi struktur rincinya hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron.

Kloroplas adalah plastida yang berwarna hijau, umumnya berbentuk lensa,


terdapat dalam sel tumbuhan lumut (Bryophyta), paku-pakuan (Pterydophyta) dan
tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Garis tengah lensa tersebut 2-6 milimikron,
sedangkan tebalnya 0,5-1,0 milimikron. Kloroplas terdapat pada hampir seluruh
tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel. Bila ada, maka tiap sel dapat
memiliki satu sampai banyak plastida . Plastida adalah organel bermembran
rangkap yang bentuk dan fungsinya bermacam-macam. Proplastida merupakan
prekursor berbagai macam plastida dalam jaringan tanaman, tergantung pada
macam jaringan dan macam lingkungan yang berpengaruh, proplastida
berdiferensiasi menjadi plastida yang berbeda.

Pengamatan dengan mikroskop cahaya, dengan pembesaran yang paling


kuat, kloroplas terlihat berbentuk butir. Pada tumbuhan tingkat tinggi umumnya
plastida berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5 mm, kadang-kadang lebih besar),
tersusun dalam lapisan tunggal dalam sitoplasma tetapi bentuk dan posisinya
berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya. Pada ganggang, bentuknya dapat
seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring, seringkali disertai pirenoid.
Kloroplas matang pada beberapa ganggang, Bryophyta dan Lycopodium dapat

4
memperbanyak diri dengan pembelahan. Kesinambungan kloroplas terjadi melalui
pertumbuhan dan pembelahan proplastid di daerah meristem. Bentuk kloroplas
yang beraneka ragam ditemukan pada alga. Kloroplas bernbentuk pita spiral
ditemukan pada Spirogyra, sedangkan yang berbentuk jala ditemukan pada
Cladophora, sedangkan kloroplas berbentuk pita ditemukan pada Zygnema.

Kloroplas dijumpai terutama pada bagian daun yang disebut mesofil, yang
sering disebut pula daging daun. Kloroplas juga dijumpai di bagian-bagian lain,
bahkan juga pada batang dan ranting yang berwarna hijau. Hal ini disebabkan
karena dalam kloroplas terdapat pigmen yang berwarna hijau disebut klorofil.
Pigmen ini dapat menyerap energi cahaya. Klorofil terdapat pada membran
tilakoid dan perubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam
tilakoid, sedangkan pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintesis
berlangsung di stroma. Disamping klorofil a ( pigmen berwarna hijau ) dikenal
pula klorofil b yang mempunyai struktur mirip klorofil a, yaitu pigmen yang
berwarna kuning sampai jingga yang disebut karoten.

Seperti halnya mitokondria, kloroplas dikelilingi oleh membran luar dan


membran dalam. Seperti membran luar pada mitokondria, membran luar kloroplas
juga mengandung porin yang menyebabkan membran ini permeable terhadap
molekul dengan ukuran 10.000 Dalton. Sebaliknya membran dalam relatif lebih
impermeabel. Membran dalam menutupi daerah yang berisi cairan yang disebut
stroma yang mengandung enzim untuk reaksi terang pada proses fotosintesis.
Stroma juga mengandung DNA dan ribosom. Pelipatan membran dalam
membentuk struktur seperti tumpukan piringan yang saling berhubungan yang
disebut tilakoid yang tersusun membentuk grana. Membran tilakoid yang
mengelilingi ruang interior tilakoid yang berisi cairan mengandung klorofil dan
pigmen fotosintesis lain serta rantai transpor elektron. Reaksi terang dari
fotosintesis terjadi di tilakoid. Membran luar kloroplas menutupi ruang
intermembran antara membran dalam dan membran luar kloroplas. Seperti pada
matriks mitokondria, stroma kloroplas mengandung molekul DNA sirkuler dan
ribosom. Diperkirakan pula terdapat sekitar 60 macam polipeptida pada membran

5
tilakoid. Setengah diantaranya dikode oleh DNA kloroplas. Sebagian besar
protein dalam kloroplas dikode oleh gen nuklear, dihasilkan di sitoplasma dan
selanjutnya dikirim ke kloroplas.

B. Struktur Kloroplas

Kloroplas terdiri atas dua bagian besar, yaitu bagian amplop dan bagian
dalam. Bagian amplop kloroplas terdiri dari membran luar yang bersifat sangat
permeabel, membran dalam yang bersifat permeabel serta merupakan tempat
protein transpor melekat, dan ruang antarmembran yang terletak di antara
membran luar dan membran dalam. Bagian dalam kloroplas mengandung DNA,
RNAs, ribosom, stroma (tempat terjadinya reaksi gelap), dan granum.

Granum terdiri atas membran tilakoid (tempat terjadinya reaksi terang)


dan ruang tilakoid (ruang di antara membran tilakoid). Pada tanaman C3,
kloroplas terletak pada sel mesofil. Contoh tanaman C3 adalah padi (Oryza
sativa), gandum (Triticum aestivum), kacang kedelai (Gllycine max), dan kentang
(Solanum tuberosum). Pada tanaman C4 kloroplas terletak pada sel mesofil dan
bundle sheath cell. Contoh tanaman C4 adalah jagung (Zea mays) dan tebu
(Saccharum officinarum).

Gambar 2.1 : Struktur Kloroplas

6
C. Bentuk Koroplas

Kloroplas atau Chloroplast adalah plastid yang mengandung klorofil. Di


dalam kloroplas berlangsung fase terang dan fase gelap dari fotosintesis
tumbuhan. Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum
dalam semua sel. Bila ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak
plastid. Pada tumbuhan tingkat tinggi umumnya berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5
mm, kadang-kadang lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal dalam
sitoplasma tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas
cahaya. Pada ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang
menyerupai jaring, seringkali disertai pirenoid.

Kloroplas umumnya tersusun dekat vakuola sentral dengan lebar 2-4 µm


dan panjang 5-10 µm. Jumlah berkisar 20-40 buah per sel. Kloroplas pertama kali
diidentifikasi tahun 1881 oleh ahli biologi Jerman bernama Engelmann.
Engelmann memperlihatkan bahwa ketika sel alga hijau, spirogyra diiliminasi
maka akan tampak banyak bakteri berkumpul dengan sel.

Inilah salah satu bentuk dari kloroplas

Gambar 2.2 : Bentuk Kloroplas penampang pada mikroskop elektron

7
D. Komposisi Kimia Kloroplas

Membran tilakoid terdiri atas lipida kurang lebih 50%. Kurang lebih 10%
lipida terdiri atas fosfolipida. Lipida yang khas bagi klorofil yaitu galaktolipida
dan sulfolipida yang terdiri adas masing-masing 45 % dan 4% dari total lipida.
Selain itu juga terdapat molekul-molekul lipida seperti klorofil kira-kira 20% dari
total membran tilakoid, karotenoid, dan plastokuinon.

Klorofil merupakan pigmen fotosintesis yang sangat penting. Di alam


dikenal ada sembilan jenis klorofil, yaitu klorofil a, b, c, d, e, bakterioklorofil a,
bakterioklorofil b, klorobium klorofil 650 dan klorobium. Klorofil pada tanaman
pembuluh dan briophyta terdapat di dalam kloroplas, yaitu di dalam membran
tilakoid.

Klorofil tidak efektif mengabsorbsi cahaya hijau sehingga lebih banyak


direfleksikan (dipantulkan) dan ditransmisikan (diteruskan). Hal inilah yang
menyebabkan mengapa klorofil tampak berwarna hijau. Bagian dari spectrum
cahaya yang diserap oleh klorofil selama proses fotosintesa dapat ditentukan
dengan menempatkan suatu larutan klorofil di dalam alkohol diantara suatu
sumber cahaya dan suatu prisma kaca. Spektrum yang terbentuk berbeda dengan
spektrum cahaya putih yang tidak melewati klorofil. Spektrum cahaya yang
melewati larutan klorofil, panjang gelombang yang diserap terlihat sebagai pita-
pita gelap dan dinamakan pita-pita serapan.Posisi pita-pita gelap dalam spektrum
klorofil menunjukkan panjang gelombng mana yang diserap. Terlihat bahwa
banyak dari cahaya merah, bitu dan violet yang diserap yang merupakan panjang
gelombang yang banyak digunakan dalam fotosintesis. Sebagian merah dan
sebagian besar kuning, jingga dan hijau tidak diserap sama sekali.

Proses fotosintesis berlangsung dalam plastida dari organisme sel yang


disebut kloroplas. Di dalam kloroplas mengandung pigmen klorofil yang
berwarna hijau sebagai pigmen utama penyerap cahaya dan karotenoid sebagai
pigmen pelengkap. Tumbuhan tinggi mengandung dua macam

8
klorofil yaitu klorofil a dan b, sedang karotenoid yang paling banyak terdapat
dalam tumbuhan adalah b karoten dan lutein.

Karotenoid adalah senyawa hidrokarbon yang terdistribusi dalam tanaman


dengan kisaran warna kuning, dijumpai di dalam kloroplas dan kromatofor lain.
Seperti halnya dengan klorofil, beberapa karotenoid mengirim energi eksitasinya
ke pusat reaksi. Pigmen karotenoid (b karoten dan lutein) hanya mengabsorbsi
cahaya biru dan ungu, sedang cahaya hijau, kuning, orange dan merah
dipantulkan. Karotenoid bagi tanaman juga berperan untuk melindungi klorofil
dari kerusakan akibat oksidasi pada intensitas cahaya tinggi. Apabila kita
bandingkan pengaruh berbagai panjang gelombang terhadap laju fotosintesis,
maka akan diperoleh spektrum Action pada kisaran panjang gelombang daerah
cahaya tampak (visible light).

Karotenoid alami dapat berupa likopene berwarna merah pada tomat dan
ß-karoten, berwarna kuning. Karotenoid pada tanaman berfungsi untuk
melindungi klorofil dari fotooksidasi dan dapat menyerap serta memindahkan
energi cahaya ke klorofil a.

E. Fungsi Kloroplas

Kloroplas dijumpai terutama pada bagian daun yang disebut mesofil, yang
sering disebut pula daging daun. Kloroplas juga dijumpai di bagian-bagian lain,
bahkan juga pada batang dan ranting yang berwarna hijau. Hal ini disebabkan
karena dalam kloroplas terdapat pigmen yang berwarna hijau disebut klorofil.
Pigmen ini dapat menyerap energi cahaya. Klorofil terdapat pada membran
tilakoid dan perubahan energi cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam
tilakoid, sedangkan pembentukan glukosa sebagai produk akhir fotosintesis
berlangsung di stroma. Disamping klorofil a ( pigmen berwarna hijau ) dikenal
pula klorofil b yang mempunyai struktur mirip klorofil a, yaitu pigmen yang
berwarna kuning sampai jingga yang disebut karoten.

9
F. Pengertian Fotosintesis

Fotosintesis (dari bahasa Yunani Foto, "cahaya," dan [synthesis],


"menggabungkan", "penggabungan") adalah suatu proses biokimia pembentukan
zat makanan karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang
mengandung zat hijau daun atau klorofil. Selain tumbuhan berklorofil, makhluk
hidup non-klorofil lain yang berfotosintesis adalah alga dan beberapa jenis
bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon
dioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari.

Fotosintesis adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang
berklorofil dan bakteri fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk foton)
ditangkap dan diubah menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Energi
kimia ini akan digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan
karbondioksida. Jadi, seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesa
dari energi dan adanya organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan
tumbuhan atau bakteri fotosintetik untuk berfotosintesis.

Klorofil adalah pigmen hijau fotosintetis yang terdapat dalam tanaman, Algae dan
Cynobacteria. Nama "chlorophyll" berasal dari bahasa Yunani kuno: choloros =
green (hijau), dan phyllon = leaf (daun). Fungsi krolofil pada tanaman
adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses
fotosintetis, yaitu suatu proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat
(gula menjadi pati), dari gas karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar
matahari.

Klorofil merupakan pigmen hijau tumbuhan dan merupakan pigmen


yang paling penting dalam proses fotosintesis. Sekarang ini, klorofil dapat
dibedakan dalam 9 tipe : klorofil a, b, c, d, dan e. Bakteri klorofil a dan b, klorofil
chlorobium 650 dan 660. klorofil a biasanya untuk sinar hijau biru.
Sementara klorofil b untuk sinar kuning dan hijau. Klorofil lain (c, d, e)
ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil a. bakteri
klorofil a dan b dan klorofil chlorobium ditemukan pada bakteri fotosintetik.

10
Klorofil pada tumbuhan ada dua macam, yaitu klorofil a dan klorofil
b. perbedaan kecil antara struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada
protein. Sedangkan perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah karena
adanya atom magnesium (sebagai pengganti besi) di tengah cincin profirin,
serta samping hidrokarbon yang panjang, yaitu rantai fitol.

Antara klorofil a dan klorofil b mempunyai struktur dan fungsi yang


berbeda, dimana klorofil a disamping bisa menyerap energi cahaya, klorofil
ini juga bisa merubah energi cahaya dan tidak bisa merubahnya menjadi energi
kimia dan energi itu akan ditransfer dari klorofil b ke klorofil a. Klorofil b ini
tidak larut dalam etanol tapi dapat larut dalam ester, dan kedua jenis klorofil
ini larut dalam senyawa aseton.

Semua tanaman hijau mengandung klorofil a dan krolofil b. Krolofil


a terdapat sekitar 75 % dari total klorofil. Kandungan klorofil pada tanaman
adalah sekitar 1% basis kering. Dalam daun klorofil banyak terdapat bersama-
sama dengan protein dan lemak yang bergabung satu dengan yang lain.
Dengan lipid, klorofil berikatan melalui gugus fitol-nya, sedangkan dengan
protein melalui gugus hidrofobik dari cincin porifinnya. Rumus empiris
klorofil adalah C55H72O5N4Mg (klorofil a) dan C55H70O6N4Mg (klorofil b).

Struktur klorofil berbeda-beda dari struktur karotenoid, masing-masing


terdapat penataan selang-seling ikatan kovalen tunggal dan ganda. Pada
klorofil, sistem ikatan yang berseling mengitari cincin porfirin, sedangkan
pada karotenoid terdapat sepasang rantai hidrokarbon yang menghubungkan
struktur cincin terminal. Sifat inilah yang memungkinkan molekul-molekul
menyerap cahaya tampak demikian kuatnya, yakni bertindak sebagai pigmen.
Sifat ini pulalah yang memungkinkan molekul-molekul menyerap energi
cahaya yang dapat digunakan untuk melakukan fotosintesis.

Klorofil akan memperlihatkan fluoresensi, berwarna merah yang


berarti warna larutan tersebut tidak hijau pada cahaya yang diluruskan dan akan
merah tua pada cahaya yang dipantulkan.

11
Sel penutup memiliki klorofil di dalam selnya sehingga dengan
bantuan cahaya matahari akan sangat berpengaruh buruk pada klorofil. Larutan
klorofil yang dihadapkan pada sinar kuat akan tampak berkurang hijaunya.
Daun-daun yang terkena langsung umumnya akan tampak kekuning-kuningan,
salah satu cara untuk dapat menentukan kadar klorofil adalah dengan
metoda spektofotometri cahaya hijau, kuning, jingga dan merah dipantulkan
oleh kedua pigmen ini. Kombinasi panjang gelombang yang dipantulkan oleh
kedua pigmen karotenoid ini tampak berwarna kuning. Ada bukti yang
menunjukkan bahwa beta-karoten lebih efektif dalam mentransfer energi ke
kedua pusat reaksi dibanding lutein atau pigmen xanthofil yang disebut
fucoxanthofil adalah sangat efektif dalam mentrensfer energi. Di samping
berperan sebagai penyerap cahaya, karotenoid pada tilakoid juga berperan
untuk melindungi klorofil dari kerusakan oksidatif oleh O2, jika intensitas
cahaya sangat tinggi.

sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer


dan fotometer akan menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang
gelombang energi secara relatif. Jika energi tersebut ditransmisikan maka
akan ditangkap oleh klorofil yang terlarut tersebut. Pada fotometer filter
sinar dari panjang gelombang yang diinginkan akan diperoleh dengan
berbagai filter yang punya spesifikasi melewati banyaknya panjang
gelombang tertentu.

Sejak tipe-tipe atom atau molekul yang sedikit berbeda pada tingkat
energinya, yang substansi menyerap cahaya dengan suatu karakteristik
panjang gelombang yang berbeda. Ini biasanya ditunjukkan selama
penyerapan sinar pada tiap gelombangnya. Sebagai contoh, klorofil a sangat kuat
pada panjang gelombang 660 nm pada sinar merah dan paling rendah pada
panjang gelombang 430 nm pada sinar biru. Ketika gelombang itu berpindah
maka sinar yang ada di sebelah kiri adalah sinar hijau yang bisa kita lihat.

12
Pada proses fotosintesa, terjadi penangkapan energi cahaya oleh zat hijau daun
untuk pembentukan bahan organik. Fotosintesa hanya terjadi pada tanaman yang
memiliki sel-sel hijau termasuk pada beberapa jenis bakteri.

Aksi dari cahaya hijau dan kuning yang menyebabkan fotosistem


pada tumbuhan tingkat tinggi dan penyerapan panjang gelombang ini oleh
daun sebenarnya relatif tinggi, lebih tinggi dari yang ditampakkan pada spektrum
serapan klorofil dan karotenoid. Tetapi, bukan berarti bahwa ada pigmen lain
yang berperan menyerap cahaya tersebut. Alasan utama mengapa spektrum
aksi lebih tinggi dari spektrum serapan adalah karena cahaya hijau dan
kuning yang tidak segera diserap akan dipantulkan berulang-ulang di dalam
sel fotosintetik sampai akhirnya diserap oleh klorofil dan menyumbangkan
energi untuk fotosintesis.

Laju fotosintesis berbagai spesies tumbuhan yang tumbuh pada


berbagai daerah yang berbeda seperti gurun kering, puncak gunung, dan hutan
hujan tropika, sangat berbeda. Perbedaan ini sebagian disebabkan oleh adanya
keragaman cahaya, suhu, dan ketersediaan air, tapi tiap spesies menunjukkan
perbedaan yang besar pada kondisi khusus yang optimum bagi mereka. Spesies
yang tumbuh pada lingkungan yang kaya sumberdaya mempunyai kapasitas
fotosintesis yang jauh lebih tinggi daripada spesies yang tumbuh pada
lingkungan dengan persediaan air, hara, dan cahaya yang terbatas.

Laju fotosintesis ditingkatkan tidak hanya oleh naiknya tingkat


radiasi, tapi juga oleh konsentrasi CO2 yang lebih tinggi, khususnya bila
stomata tertutup sebagian karena kekeringan.

Semua klorofil atau karotenoid terbenam atau melekat pada molekul protein
oleh ikatan nonkovalen. Secara keseluruhan, pigmen-pigmen kloroplas
meliputi separuh dari kandungan kandungan lipida total pada membran
tilakoid, sisanya adalah galaktolipida dan sedikit fosfolipida. Sterol sangat
jarang dijumpai pada membran tilakoid.

13
Di dalam kloroplas ditemukan DNA, RNA, ribosom, dan berbagai
enzim. Semua molekul ini sebagian besar terdapat di stroma, tempat
berlangsungnya transkripsi dan translasi. DNA kloroplas (genom) terdapat
dalam 50 atau lebih lingkaran jalur ganda melilit dalam tiap plastid.
Berbagai gen plastid menyandi semua molekul RNA-pemindahan (sekitar
30), dan molekul RNA-ribosom (empat) yang digunakan oleh plastid untuk
translasi. Kira-kira 85 gen seperti ini menyandi protein yang terlibat dalam
transkripsi, translasi, dan fotosintesis. Tapi, sebagian besar protein disandi oleh
gen nukleus.

Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat di
dalam kloroplas. Energi cahaya yang diserap klorofil inilah yang
menggerakkan sintesis molekul makanan dalam kloroplas. Kloroplas ditemukan
terutama dalam sel mesofil, yaitu jaringan yang terdapat di bagian dalam daun.
Karbon dioksida masuk ke dalam daun, dan oksigen keluar, melalui pori
mikroskopik yang disebut stomata.

Fotosintesis hanya berlangsung pada sel yang memiliki pigmen


fotosintetik. Di dalam daun terdapat jaringan pagar dan jaringan bunga
karang, pada keduanya mengandung kloroplas yang mengandung
klorofil/pigmen hijau yang merupakan salah satu pigmen fotosintetik yang
mampu menyerap energi cahaya matahari.

Cahaya putih mengandung semua warna spektrum kasat mata dari


merah-violet, tetapi seluruh panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan
baik secara merata oleh klorofil. Adalah mungkin untuk menentukan
bagaimana efektifnya setiap panjang gelombang (warna) diserap dengan
menggunakan suatu larutan klorofil dengan cahaya monokromatik (cahaya
berwarna satu).

Penambatan CO2 paling banyak terjadi sekitar tengah hari ketika


tingkat cahaya paling tinggi. Cahaya sering membatasi fotosintesis terlihat

14
juga dengan menurunnya laju penambatan CO2 ketika tumbuhan terkena
bayangan awan sebentar.

Dilihat dari strukturnya, kloroplas terdiri atas membran ganda yang


melingkupi ruangan yang berisi cairan yang disebut stroma. Membran
tersebut membentak suatu sistem membran tilakoid yang berwujud sebagai
suatu bangunan yang disebut kantung tilakoid. Kantung-kantung tilakoid tersebut
dapat berlapis-lapis dan membentak apa yang disebut grana Klorofil terdapat pada
membran tilakoid dan pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia
berlangsung dalam tilakoid, sedang pembentukan glukosa sebagai produk akhir
fotosintetis berlangsung di stroma.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan klorofil antara


lain gen, bila gen untuk klorofil tidak ada maka tanaman tidak akan
memiliki klorofil. Cahaya, beberapa tanaman dalam pembentukan klorofil
memerlukan cahaya, tanaman lain tidak memerlukan cahaya. Unsur N, Mg,
Fe merupakan unsur-unsur pembentuk dan katalis dalam sintesis klorofil.
Air, bila kekurangan air akan terjadi desintegrasi klorofil.

G. Proses Fotosintesis

Tumbuhan hijau daun bersifat autotrof. Autotrof artinya dapat memasak


atau mensintesis makanan langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan
menyerap karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang
diperlukan sebagai makanannya. Energi untuk menjalankan proses ini berasal dari
fotosintesis. Perhatikan persamaan reaksi yang menghasilkan glukosa berikut ini:

6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti


selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung
melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara
umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler adalah kebalikan dengan
persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi
dengan oksigen untuk menghasilkan karbondioksida, air, dan energi kimia.

15
Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang disebut
klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil
terdapat dalam organel yang disebut kloroplast. klorofil menyerap cahaya yang
akan digunakan dalam fotosintesis. Sebagian besar energi fotosintesis dihasilkan
di daun tetapi juga dapat terjadi pada organ tumbuhan yang berwarna hijau. Di
dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah
juta kloroplas setiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan
epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya
sebagian besar proses fotosintesis. Permukaan daun biasanya dilapisi oleh
kutikula dari lilin yang bersifat anti air untuk mencegah terjadinya penyerapan
sinar matahari ataupun penguapan air yang berlebihan.

Gambar 2.3: Proses Fotosintesis

16
G. Tahap Fotosintesis

Fotosintesis pada organisme fotosintetik terjadi dalam 2 tahap yaitu reaksi


terang dan reaksi gelap:

a. Reaksi Terang

Klorofil dan pigmen menyerap energi matahari yang kemudian diubah


menjadi bentuk energi kimia yaitu ATP dan senyawa pereduksi NADPH. Reaksi
terang dalam proses fotosintesis menggunakan dua fotosistem sebagai akseptor
proton, yaitu Fotosistem I dan Fotosistem II. Absorpsi cahaya matahari akan
mengeksitasi elektron. Sinar cahaya matahari yang nampak adalah radiasi
elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 400-700 nm. Cahaya matahari
ditimbulkan oleh fusi inti atom hidrogen membentuk atom helium dan elektron.
Kemampuan suatu senyawa kimia untuk menyerap cahaya bergantung pada
susunan elektron yang ada di sekeliling inti atom pada struktur senyawa tersebut.
Bilamana foton diserap oleh suatu molekul, elektron dinaikkan ke tingkat energi
yang lebih tinggi, melompat menuju molekul pembawa elektron yang pertama.

Jika molekul klorofil pada membran tilakoid dieksitasi oleh cahaya,


tingkat energi elektron di dalam strukturnya ditingkatkan oleh sejumlah ekuivalen
energi cahaya yang diserap dan klorofilpun tereksitasi. Energi eksitasi ini akan
berpindah dengan cepat melalui kelompok molekul pigmen penangkap cahaya ke
pusat reaksi fotosistem. Di sini elektron memperoleh energi dalam jumlah besar.
Elektron yang panas ini akan dikeluarkan daqri pusat reaksi dan diterima oleh
molekul pembawa elektron yang pertama. Akibatnya molekul pembawa elektron
syang pertama ini akan menjadi tereduksi atau dengan kata lain menerima
elektron. Sedangkan pusat reaksinya kehilangan elektron sehingga meninggalkan
lubang elektron. Elektron yang kaya energi akan terus dibawa oleh molekul
pembawa elektron menuju NADP+ yang direduksi menjadi NADPH. Sementara
itu, lubang elektron yang terbentuk karena eksitasi elektron akan diisi kembali
oleh elektron yang berasal dari fotosistem II. Dalam hal ini, pada fotosistem II

17
juga akan meninggalkan lubang elektron sehingga kekosongan tempat ini akan
diisi oleh elektron yang berasal dari fotolisis air.

Fotosistem I merupakan satu partikel yang disusun oleh sekitar 200


molekul klorofil-a, 50 klorofil-b, 50 sampai 200 pigmen karoteroid, dan satu
molekul penerima cahaya matahari yang disebut P700. Pada fotosistem I terjadi
penyerapan energi matahari pada panjang gelombang sekitar 700 nm. Bagian
kedua yang menyangkut penyerapan energi matahari pada panjang gelombang di
sekitar 680 nm, disebut fotosistem II, melibatkan proses pembentukan O2 dan
H2O. Fotosistem II banyak menggunakan klorofil-b. Fotsistem I dan II
merupakan komponen penyalur energi dalam rantai pengangkutan elektron
fotoseintesis secara berlanjut dari molekul air sebagai donor elektron ke NADP+
sebagai akseptor elektron. Lepasnya satu elektron dari P700 mengakibatkan
berubahnya molekul menjadi bentuk teroksidasinya P700+ yang kekurangan satu
elektron. Untuk mengisi kekurangan itu satu elektron dialiri melalui sederetan
molekul pembawa elektron dari molekul pembawa elektron, dari molekul P680
dalam fotosistem II, pengaliran elektron hanya terjadi setelah terjadinya
penyinaran terhadap fotosistem II yaitu tereksistasinya P680 yang segera
melepaskan elektron ke molekul penerima elektron pertama. Ini mengakibatakan
teroksidasinya bentuk P680 menjadi menjadi P680+. Kekurangan elektron pada
P680+ dipenuhi dari reaksi oksidasi molekul H2O menjadi O2.

Energi yang diperoleh dari transpor elektron fotosintetik dari H2O ke


NADP+ akan mengahsilkan energi dalam bentuk NADPH. Aliran elektron yang
terjadi disebut aliran nonsiklik yang melibatkan fotosistem I dan fotosistem II.
Bentuk energi lain yaitu yang berupa ATP dihasilkan dari aliran elektron siklik
dimana elektron ditingkatkan ke penerima elektron pertama menuju lubang
elektron fotosistem I melalui jalan pintas. Dalam hal ini, elektron berdaur terus
menerus dalam keluar pusat reaksi fotosistem I dan masuk kembali ke dalamnya.
Sehingga, dalam proses ini tidak ada pembentukan NADPH maupun pembebasan
oksigen melainkan akan menghasilkan ATP. Aliran siklik terjadi apabila tanaman

18
khususnya lebih banyak memerlukan ATP daripada NADPH.

Gambar 2.4: Proses reaksi terang yang berlangsung pada membrane


tilakoid

b. Reaksi Gelap

Pada tumbuhan C4 adalah tumbuhan yang pada fase reaksi gelap


menambat CO2 menjadi asam malat dan asam aspartat 4-carbon. Setelah
fotosintesis dalam 14C2berlangsung sekitar 1 detik, 80% 14C yang tertambat
berada dalam kedua asam tersebut dan hanya 10 % dalam PGA, hal ini
menunjukkan bahwa 3-PGA bukan produk pertama fotosintesis. Sebagin besar
spesies C4 adalah monokotil, jagung dan tebu. Tumbuhan C4 ini pada suhu panas
dan penyinaran tinggi mampu berfotosintesis lebih cepat dan menghasilkan
biomassa lebih cepat.

Reaksi perubahan CO2 (sebenarnya HCO3- ) menjadi asam malat dan


asam aspartat 4-carbon terjadi mula-mula melalui penggabungan awal dengan
pospoenolpiruvat (PEP) untuk membentuk oksaloasetat dan Pi, reaksi ini terjadi di
mesofil daun dan sikatalisis oleh pospoenolpiruvat karboksilase. Oksaloasetat
dibentuk pada sel mesofil yang kemudian direduksi menjadi malat dengan
pemanfaatan NADPH. Malat kemudian ditransfer dalam sel pengangkut lalu
didekaobosilasi menghasilkan piruvat dan CO2 . Piruvat yang ditransfer ke sel
mesofil dan dikonversi menjadi fosfoenolpiruvat dikataklisis oleh enzim piruvat-

19
fosfat kinase. CO2 yang terbentuk diikat oleh ribosadifosfat klarboksilaase
melaui jalur calvin di kolroplas seludang berkas. Setelah dekarbosilasi asam C4,
molekul piruivat dan alanin diangkut balik ke sel mesofil, tempat dimana diubah
menjajdi PEP sehingga penambatan CO2 dapat berlangsung terus.

Pada tumbuhan sekulen seperti kaktus dan nanas yang hidup di lingkungan
yang panas dan kering, melakukan fiksasi CO2 yang berbeda dengan tumbuhan
C4, tumbuhan ini hanya menguapkan sedikit uap air melalui stomata bersama
dengan pelepasan O2 dan pengikatan CO2. Pada malam hari ketika suhu udara
dingin dan berangin, stomata membuka untuk mengangkap CO2, kemudian
diubah menjadi oxaloacetate oleh PEP carboxylase. Oksaloasetat diubah menjadi
malat dan disimpan dio valuola, untuk melindungi sitosol dan enzim plastid dari
pH rendah dari disosiasi asam malat. Pada asiang hari stomata menutup, untuk
mencegah penguapan yang berlebihan akibat temperature udara yang tinggi, dan
CO2 bereaksi pada malam hari menjadi malat oleh enzim malat NADP-linked.
CO2 ini berasimilasi di siklus calvin dengan bantuan RuBP. Karena metode
fiksasi CO2 pertama kali ditemukan pada tumbuhan familia Crassulaceae, maka
CAM adalah singkatan dari crassulacean acid metabolism.

Adapun Metabolisme Karbon dalam Fotosintesis yaitu :

Metabolisme karbon dalam proses fotosintesis contohnya pada proses


fotosintesis dari tanaman Eugenia aquea adalah fiksasi karbon C3. Dalam proses
ini prinsipnya mengkonversi gas karbon dioksida dan ribulose bisphosphate
(Rubp yaitu suatu gula carbon 5) ke dalam 3-phosphoglycerate melalui reaksi
berikut :

6 CO2 + 6 Rubp 12 3-phosphoglyserat

Tumbuhan C3 tumbuh dengan karbon fiksasi C3 biasanya tumbuh dengan


baik di area dimana intensitas sinar matahari cenderung sedang, temperature
sedang dan dengan knsentrasi CO2 sekitar 200 ppm atau lebih tinggi, dan juga
dengan air tanah yang berlimpah. Tumbuhan C3 harus berada dalam area dengan
konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi sebab Rubisco sering menyertakan

20
molekul oksigen ke dalam Rubp sebagai pengganti molekul karbondioksida.
Konsentrasi gas karbondioksida yang tinggi menurunkan kesempatan Rubisco
untuk menyertakan molekul oksigen. Karena bila ada molekul oksigen maka
Rubp akan terpecah menjadi molekul 3-karbon yang tinggal dalam siklus Calvin,
dan 2 molekul glikolat akan dioksidasi dengan adanya oksigen, menjadi
karbondioksida yang akan menghabiskan energi sel.

Perbedaan tumbuhan C3 dan C4 adalah cara kedua tumbuhan memfiksasi


CO2. Pada tumbuhan C3, CO2 hanya difiksasi RuBP oleh karboksilase RuBP.
Karboksilase RuBP hanya bekerja apabila CO2 jumlahnya berlimpah. Tetapi pada
sintesis C4,enzim karboksilase PEP memfiksasi CO2 pada akseptor karbon lain
yaitu PEP. Karboksilase PEP memiliki daya ikat yang lebih tinggi terhadap CO2
daripada karboksilase RuBP. Oleh karena itu, tingkat CO2 menjadi sangat rendah
pada tumbuhan C4, jauh lebih rendah daripada konsentrasi udara normal dan CO2
masih dapat terfiksasi ke PEP oleh enzim karboksilase PEP. Sistem perangkap C4
bekerja pada konsentrasi CO2 yang jauh lebih rendah.

Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok


besar, yaitu C3, C4, dan CAM (crassulacean acid metabolism). Tumbuhan C4 dan
CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering dibandingkan dengan tumbuhan
C3. Namun tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer
tinggi. Sebagian besar tanaman pertanian, seperti gandum, kentang, kedelai,
kacang-kacangan, dan kapas merupakan tanaman dari kelompok C3. Tanaman C3
dan C4 dibedakan oleh cara mereka mengikat CO2 dari atmosfir dan produk awal
yang dihasilkan dari proses assimilasi.

Pada tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP
merupakan substrat untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis)
dalam proses awal assimilasi, juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan
untuk proses fotorespirasi ( fotorespirasi adalah respirasi,proses pembongkaran
karbohidrat untuk menghasilkan energi dan hasil samping, yang terjadi pada siang
hari) . Jika konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara

21
CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi terhambat
dan assimilasi akan bertambah besar.

Pada tanaman C4, CO2 diikat oleh PEP (enzym pengikat CO2 pada tanaman C4)
yang tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan
O2. Lokasi terjadinya assosiasi awal ini adalah di sel-sel mesofil (sekelompok sel-
sel yang mempunyai klorofil yang terletak di bawah sel-sel epidermis daun). CO2
yang sudah terikat oleh PEP kemudian ditransfer ke sel-sel “bundle sheath”
(sekelompok sel-sel di sekitar xylem dan phloem) dimana kemudian pengikatan
dengan RuBP terjadi. Karena tingginya konsentrasi CO2 pada sel-sel bundle
sheath ini, maka O2 tidak mendapat kesempatan untuk bereaksi dengan RuBP,
sehingga fotorespirasi sangat kecil and G sangat rendah. PEP mempunyai daya
ikat yang tinggi terhadap CO2, sehingga reaksi fotosintesis terhadap CO2 di
bawah 100 m mol m-2 s-1 sangat tinggi. Laju assimilasi tanaman C4 hanya
bertambah sedikit dengan meningkatnya CO2 Sehingga, dengan meningkatnya
CO2 di atmosfir, tanaman C3 akan lebih beruntung dari tanaman C4 dalam hal
pemanfaatan CO2 yang berlebihan. Contoh tanaman C3 antara lain: kedelai,
kacang tanah, kentang, dll. Contoh tanaman C4 adalah jagung, sorgum dan tebu.

Berdasarkan tipe fotosintesis, tumbuhan dibagi ke dalam tiga kelompok


besar, yaitu C3, C4, dan CAM (crassulacean acid metabolism). Tumbuhan C4 dan
CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering dibandingkan dengan tumbuhan
C3. Namun tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer
tinggi. Sebagian besar tanaman pertanian, seperti padi, gandum, kentang, kedelai,
kacang-kacangan, dan kapas merupakan tanaman dari kelompok C3. Tanaman
pangan yang tumbuh di daerah tropis, terutama gandum, akan mengalami
penurunan hasil yang nyata dengan adanya kenaikan sedikit suhu karena saat ini
gandum dibudidayakan pada kondisi suhu toleransi maksimum. Negara
berkembang akan berada pada posisi sulit untuk mempertahankan kecukupan
pangan (Campbell and Reece, 2002).

22
Secara umum, langkah-langkah reaksi dalam siklus Calvin terbagi menjadi
3 fase, yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi.

1. Fase pertama: fiksasi karbon


Karbondioksida akan ditangkap dan disatukan dengan ribulosa bifosfat
(RuBp) oleh enzim rubisco. Rubisco adalah protein enzim yang paling banyak
terdapat di dalam kloroplas. Dalam tahap ini ribulosa bifosfat akan mengikat
karbondioksida dan hasilnya adalah molekul dengan 6 karbon yang tidak stabil
dan segera pecah menjadi 2 molekul 3 fosfogliserat. Dalam sekali siklus terdapat
3 molekul ribulosa bifosfat yang menangkap 3 molekul karbondioksida dan akan
diubah menjadi 3 molekul berkarbon 6 yang tidak stabil sehingga langsung pecah
menjadi 6 molekul 3 fosfogliserat.

2. Fase kedua: reduksi


Masing-masing molekul 3 fosfogliserat akan menerima fosfat dari ATP
sehingga berubah menjadi 1,3 difosfogliserat. Dibutuhkan 6 ATP untuk merubah
6 molekul 3 fosfogliserat menjadi 6 molekul 1,3 difosfogliserat. Molekul 1,3
difosfogliserat akan mengalami reduksi oleh NADPH sehingga berubah menjadi
gliseraldehida 3 fosfat (G3P), dibutuhkan 6 molekul NADPH dalam sekali siklus
Calvin. Hasil dari tahap reduksi adalah 6 molekul gliseraldehida 3 fosfat dengan 1
molekul tersebut akan dikeluarkan untuk bahan baku glukosa sehingga tersisa 5
molekul G3P.

3. Fase ketiga: regenerasi


Tahapan ini merupakan pembuatan kembali ribulosa bifosfat (molekul
dengan 5 atom C) dari sisa gliseraldehida 3 fosfat (molekul dengan 3 atom C).
Pada tahapan ini 5 molekul gliseraldehida 3 fosfat akan diubah menjadi 3 molekul
ribulosa bifosfat yang dapat digunakan kembali untuk menangkap
karbondioksida. Dalam reaksi ini terdapat 3 molekul ATP yang mendonorkan
fosfatnya.

23
Gambar 2.5: Proses reaksi gelap atau Siklus Calvin

24
Siklus Hatch-Slack
Berdasarkan cara
memproduksi glukosa, tumbuhan
dapat dibedakan menjadi
tumbuhan C3 dan C4. Tumbuhan
C3 merupakan tumbuhan yang
berasal dari daerah subtropis.
Tumbuhan ini
menghasilkan glukosa dengan
pengolahan CO2 melalui siklus
Calvin, yang
melibatkan enzim Rubisco sebagai
penambat CO2.
Tumbuhan C3 memerlukan 3 ATP
untuk menghasilkan molekul
glukosa. Namun, ATP ini dapat
terpakai sia-sia tanpa
dihasilkannya glukosa. Hal ini
dapat terjadi jika ada fotorespirasi,
di mana enzim Rubisco tidak menambat CO2 tetapi menambat O2. Tumbuhan C4
adalah tumbuhan yang umumnya ditemukan di daerah tropis. Tumbuhan ini
melibatkan dua enzim di dalam pengolahan CO2 menjadi glukosa.
Enzim phosphophenol pyruvat carboxilase (PEPco) adalah enzim yang akan
mengikat CO2 dari udara dan kemudian akan
menjadi oksaloasetat.[45] Oksaloasetat akan diubah menjadi malat.[45] Malat akan
terkarboksilasi menjadi piruvat dan CO2.[45] Piruvat akan kembali menjadi PEPco,
sedangkan CO2 akan masuk ke dalam siklus Calvin yang berlangsung di
sel bundle sheath dan melibatkan enzim RuBP.[45] Proses ini dinamakan siklus
Hatch Slack, yang terjadi di sel mesofil.[46] Dalam keseluruhan proses ini,
digunakan 5 ATP

25
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari segi strukturnya, kloroplas terdiri atas dua bagian besar, yaitu bagian
amplop dan bagian dalam. Bagian amplop kloroplas terdiri dari membran luar
yang bersifat sangat permeabel, membran dalam yang bersifat permeabel serta
merupakan tempat protein transpor melekat dan ruang antarmembran yang
terletak di antara membran luar dan membran dalam. Bagian dalam kloroplas
mengandung DNA , RNAs, ribosom, stroma (tempat terjadinya reaksi gelap), dan
granum. Granum terdiri atas membran tilakoid (tempat terjadinya reaksi terang)
dan ruang tilakoid (ruang di antara membran tilakoid) dan Fotosintesis adalah
suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang berklorofil dan bakteri
fotosintetik, dimana energi matahari (dalam bentuk foton) ditangkap dan diubah
menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Energi kimia ini akan digunakan
untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan karbondioksida. Jadi, seluruh
molekul organik lainnya dari tanaman disintesa dari energi dan adanya
organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri
fotosintetik untuk berfotosintesis.

B. Saran

Sebelumnya kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-


besarnya pada pembaca apabila terdapat kesalahan dalm penulisan ataupun
kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga
makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang kloroplas dan
fotosintesi baik itu strukturnya, keterkaitan antara kloroplas dan fotosintesis
maupun proses Fotosintesis.

26

Anda mungkin juga menyukai