Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian identitas nasional
2. Mengetahui faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional
3. Memahami bahwa pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional
4. Mengetahui negara kebangsaan sebagai identitas nasional
5. Mengetahui identitas nasional indonesia terkandung dalam UUD 1945
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1.1 Identitas Nasional Indonesia
Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia
yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas
nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan
Nasional.
4
3. Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan
benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa
dipahami sebagai sistem pelambang yang secara arbiter dibentuk atas
unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana
berinteraksi antar manusia.
Identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan
masing-masing yang sangat ditentukan oleh berbagai faktor. Ada 2 (dua)
faktor pedukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia, yaitu :
1. Faktor objektif, bagi bangsa Indonesia, faktor objektif mendukung
kelahiran identitas nasional meliputi faktor geografis-ekkologis dan
demokratis.
2. Faktor subjektif, adalah faktor historis, sosial, politik, dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Sedangkan menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel
Castells dalam bukunya, The power of Identity (Suryo, 2002)
mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa
sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu
1. Faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif.
Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keberanekaragaman, dan hal
inilah yang dikenal dengan bhineka tunggal ika.
2. Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi,
lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam
kehidupan negara.
3. Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan
nasional.
5
4. Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian
identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat.
6
dengan jiwa, moral, dan kepribadian bangsa Pancasila adalah kepribadian
bangsa yang digali dari nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat dan budaya Bangsa Indonesia. Sebagai indentitas dan kepribadian
Bangsa Indonesia, Pancasila adalah sumber motivasi, inspirasi, pedoman
berperilaku sekaligus standar pembenarannya. Dengan demikian segala
ide, pola aktifitas, perilaku, serta hasil perilaku Bangsa Indonesia harus
bercermin pada Pancasila. Pancasila memiliki pengertia sebagai moral, jiwa,
dan kepribadian Bangsa Indonesia. Hal ini diwujudkan dalam sikap mental
dan tingakah laku serta amal perbuatan yang mempunyai ciri khas, sehingga
menjadi identitas bangsa. Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud kepribadian.
Kepribadian Bangsa Indonesia adalah Pancasila.
Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup
yang bersumber kepada kepribadiannya sendiri. Hal ini menurut Titus
dikemukakan bahwa salah satu fungsi filsafat adalah kedudukannya sebagai
suatu pandangan hidup masyarakat.
Dapat pula dikatakan bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan
negara Indonesia pada hakekatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan
keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa.
Jadi filsafat Pancasila ini bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh
suatu rezim atau penguasa melainkan suatu fase historis yang cukup panjang.
Pancasila sebelum dirumuskan secara formal yudiris dalam Pembukaan UUD
1945 sebagai dasar filsafat Negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada
bangsa Indonesia, dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu pandangan
hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain
adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Dalam pengertian seperti ini menurut
Notonegoro, bangsa Indonesia adalah sebagai kausa materialis Pancasila.
Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh
para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam
sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang “Panitia 9”, sidang BPUPKI kedua,
serta akhirnya disahkan secara formal yudiris sebagai dasar filsafat Negara
Republik Indonesia.
7
Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya
secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala
sebelum mendirikan negara. Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern
menurut Yamin dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain
rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada
tahun 1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk
menemukan identitas nasionalnya sendiri, membentuk suatu bangsa dan
negara Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945, yang kemudian
diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh karena
itu akar-akar nasionalisme Indonesia yang berkembang dalam perspektif
sejarah sekaligus juga merupakan unsur-unsur identitas nasional, yaitu nilai-
nilai yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah terbentuknya bangsa
Indonesia.
2.4 Negara Kebangsaan Sebagai Identitas Nasional Indonesia
2.4.1 Paham Nasionalisme Kebangsaan
a. Paham Nasionalisme Kebangsaan
Dalam perkembangan peradaban manusia, interaksi sesama
manusia berubah menjadi bentuk yang lebih kompleks dan rumit.
Dimulai dari tumbuhnya kesadaran untuk menentukan nasib sendiri.
Di kalangan bangsa-bangsa yang tertindas kolonialisme dunia,
seperti Indonesia salah satunya, hingga melahirkan semangat untuk
mandiri dan bebas untuk menentukan masa depannya sendiri.
Dalam situasi perjuangan perebutan kemerdekaan, dibutuhkan suatu
konsep sebagai dasar pembenaran rasional dari tuntutan terhadap
penentuan nasib sendiri yang dapat mengikat keikutsertaan semua
orang atas nama sebuah bangsa. Dasar pembenaran tersebut,
selanjutnya mengkristal dalam konsep paham ideologi kebangsaan
yang biasa disebut dengan nasionalisme. Dari sanalah kemudian
lahir konsep-konsep turunannya seperti bangsa (nation), negara
(state), dan gabungan keduanya yang menjadi konsep negara-
8
bangsa (nation-state) sebagai komponen-komponen yang
membentuk Identitas Nasional atau Kebangsaan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa Paham Nasionalisme atau Paham Kebangsaan
adalah sebuah situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara
total diabdikan langsung kepada negara bangsa atas nama sebuah
bangsa. Munculnya nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat
perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari cengkeraman
kolonial. Semangat nasionalisme diharapkan secara efektif oleh
para penganutnya dan dipakai sebagai metode perlawanan dan alat
identifikasi untuk mengetahui siapa lawan dan kawan.
Secara garis besar terdapat tiga pemikiran besar tentang
nasionalisme di Indonesia yang terjadi pada masa sebelum
kemerdekaan yaitu paham ke-Islaman, Marxisme dan Nasionalisme
Indonesia. Sejalan dengan naiknya pamor Soekarno dengan menjadi
Presiden Pertama RI, kecurigaan diantara para tokoh pergerakan
yang telah tumbuh di saat-saat menjelang kemerdekaan berkembang
menjadi pola ketegangan politik yang lebih permanen antara negara
melalui figur nasionalis Soekarno di satu sisi dengan para tokoh
yang mewakili pemikiran Islam (sebagai agama terbesar
pemeluknya di Indonesia) dan Marxisme di sisi yang lain
b. Paham Nasionalisme Kebangsaan sebagai paham yang
mengantarkan pada konsep Identitas Nasional
Paham Nasionalisme atau paham Kebangsaan terbukti
sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut
kemerdekaan dari cengkeraman kolonial. Semangat nasionalisme
dihadapkan secara efektif oleh para penganutnya dan dipakai
sebagai metode perlawanan, seperti yang disampaikan oleh Larry
Diamond dan Marc F Plattner, para penganut nasionalisme dunia
ketiga secara khas menggunakan retorika anti kolonialisme dan anti
imperalisme. Para pengikut nasionalisme tersebut berkeyakinan
bahwa persamaan cita-cita yang mereka miliki dapat diwujudkan
dalam sebuah identitas politik atau kepentingan bersama dalam
9
bentuk sebuah wadah yang disebut bangsa (nation). Dengan
demikian bangsa atau nation merupakan suatu badan wadah yang di
dalamnya terhimpun orang-orang yang mempunyai persamaan
keyakinan dan persamaan lain yang mereka miliki seperti ras, etnis,
agama, bahasa, dan budaya. Unsur persamaan tersebut dapat
dijadikan sebagai identitas politik bersama atau untuk menentukan
tujuan organisasi politik yang dibangun berdasarkan geopolitik yang
terdiri atas populasi, geografis dan pemerintahan yang permanen
yang disebut negara atau state.
Nation-state atau negara-bangsa merupakan sebuah bangsa
yang memiliki bangunan politik (political building) seperti
ketentuan-ketentuan perbatasan teritorial, pemerintahan yang sah,
pengakuan luar negeri dan sebagainya. Munculnya paham
nasionalisme atau paham kebangsaan Indonesia tidak bisa
dilepaskan dari situasi soisal politik dekade pertama abad ke-20.
Pada waktu itu semangat menentang kolonialisme Belanda mulai
bermunculan di kalangan pribumi. Cita-cita bersama untuk merebut
kemerdekaan menjadi semangat umum di kalangan tokoh-tokoh
pergerakan nasional untuk memformulasikan bentuk nasionalisme
yang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.
Paham Nasionalisme di Indonesia yang disampaikan oleh
Soekarno yang disuarakan adalah bukan nasionalisme yang
berwatak sempit, tiruan dari Barat, atau berwatak chauvinism.
Nasionalisme yang dikembangkan Soekarno bersifat toleran,
bercorak ketimuran, dan tidak agresif sebagaimana nasionalisme
yang dikembangkan di Eropa. Selain mengungkapkan keyakinan
watak nasionalisme yang penuh nilai-nilai kemanusiaan, juga
meyakinkan pihak-pihak yang berseberangan pandangan bahwa
kelompok nasional dapat bekerja sama dengan kelompok manapun
baik golongan Islam maupun Marxis. Sekalipun Soekarno seorang
muslim tetapi tidak sekedar mendasarkan pada perjuangan Islam,
menurutnya kebijakan ini merupakan pilihan terbaik bagi
10
kemerdekaan maupun bagi masa depan seluruh bangsa Indonesia.
Semangat nasionalisme Soekarno tersebut mendapat respon dan
dukungan luas dari kalangan intelektual muda didikan barat semisal
Syahrir dan Mohammad Hatta yang kemudian semakin berkembang
paradigmanya sampai sekarang dengan munculnya konsep Identitas
Nasional, sehingga bisa dikatakan bahwa Paham Nasionalisme atau
Kebangsaan disini adalah merupakan refleksi dari Identitas
Nasional.
Yang diprihatinkan disini adalah adanya perdebatan
panjang tentang paham nasionalisme kebangsaan dimana mereka
mempunyai kesepakatan perlunya paham nasionalisme kebangsaan
namun dalam konteks yang berbeda mengenai masalah nilai atau
watak nasionalisme Indonesia.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara
fisiologi yang membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya,
biasanya ciri - ciri ini yang nantinya menjadikan tanda suatu negara.
seperti halnya Identitas nasional Indonesia, Indonesia memiliki ciri sebagai
berikut :
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasia
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional
jadi hal - hal diatas lah yang membedakan Indonesia dengan negara lainnya.
3.2 Saran
1. Diharapkan masyarakat lebih menyadari pentingnya karakteristik identitas
nasional dan karakteristik nasionalisme dalam diri generasi penerus bangsa.
2. Diharapkan informasi ini dapat tersebar luas ke masyarakat agar
mengetahui pentingnya karakteristik identitas nasional dan karakteristik
nasionalisme sebagai tonggak kemajuan Negara.
3. Agar ditindaklanjuti oleh pihak lain atau teman-teman dan kalangan yang
peduli terhadap identitas dan nasionalisme Indonesia.
12
13