Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hakikatnya manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri,
manusia senantiasa membutuhkan orang lain. Aristoteles mengatakan manusia
adalah zoon politicon, yang artinya manusia adalah makhluk yang
berkelompok. Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai sifat yang tidak
bisa hidup sendiri dan juga sebagaisebagai makhluk politik memiliki naluri
untuk berkuasa, maka dari itu manusia membutuhkan orang lain untuk dapat
memenuhi kebutuhannya. Berawal dari itulah kemudian timbuk suatu
hubungan-hubungan kerjasama antarmanusia yang dari hubungan tersebut
membentuk sebuah masyarakat. terbentuknya masyarakat antara yang satu
dengan yang lainnya tentu berbeda, sehinngga dalam berinteraksi mereka
memerlukan suatu organisasi kekuasaan yang disebut negara. Dalam negara
itulah masyarakat ada dan mempertahankan eksistensinya untuk saling bekerja
sama.
Terkadang Sebagai anggota masyarakat yang juga hidup dalam suatu
negara kita bingung anatara negara dan bangsa. Negara adalah organisasi
kekuasaan dari persekutuan hidup manusia, sedangkan bangsa lebih menunjuk
pada persekutuan hidup manusia itu sendiri. Baik bangsa maupun negara
memiliki identitas yang membedakan bangsa atau negara tersebut dengan
bangsa atau negara lain. Identitas-identitas yang disepakati dan diterima oleh
bangsa menjadi identitas nasional bangsa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pengertian Identitas Nasional?
2. Apa faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional?
3. Bagaimana pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional?
4. Bagaimana negara kebangsaan sebagai identitas nasional?
5. Apakah identitas nasional indonesia terkandung dalam UUD 1945?

1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian identitas nasional
2. Mengetahui faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional
3. Memahami bahwa pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional
4. Mengetahui negara kebangsaan sebagai identitas nasional
5. Mengetahui identitas nasional indonesia terkandung dalam UUD 1945

1.4 Manfaat Penulisan


1. Mendapatkan ilmu pengetahuan baru
2. Dapat mengkaji materi mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
3. Mendapat kesempatan untuk tampil dalam mempertahankan pendapat atau
gagasan

Manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat

1. Dapat lebih memahami pentingnya identitas nasional dalam diri mahasiswa

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Identitas Nasional


Identitas berasal dari bahasa Inggris “identity”yang berarti ciri, tanda,
atau jati diri, yang melekat pada seseorang atau kelompok yang membedakan
dengan yang lain. Nasional yaitu, merujuk pada konsep kebangsaan. Jadi
Identitas Nasional adalah ciri, tanda atau jati diri suatu bangsa yang
berbeda dengan bangsa lain. Identitas nasional secara terminologis adalah
suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan
bangsa tersebut dengan bangsa lain. Maka dari itu setiap bangsa didunia
memiliki identitas negaranya masing-masing sesuai dengan keunikan,
sifat, ciri dan karakter bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal ini
sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara
historis. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional, maka dapat
diartikan identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati
diri suatu bangsa tersebut atau lebih populer disebut sebagai kepribadian suatu
bangsa.
Istilah natie (Nation) mulai populer sejak tahun 1835. Pembahasan
mengenai pengertian bangsa dikemukakan pertama kali oleh Ernest Renan
tanggal 11 Maret 1882, Ernest Renan mengatakan bahwa hal penting
merupakan syarat mutlak adanya Plebist, yaitu suatu hal yang memerlukan
persetujuan bersama pada waktu sekarang yang mengandung hasrat untuk
hidup bersama dengan kesediaan memberikan pengorbanan.
Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk pada identitas-
identitas yang sifatnya nasional. Identitas nasional bersifat buatan dan
sekunder. Bersifat buatan karena identitas nasional itu dibuat, dibentuk dan
disepakati oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara.
Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir belakangan bila dibandingkan
dengan identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa
itu secara askriptif. Sebelum memiliki identitas nasional, warga bangsa telah
memiliki identitas primer yaitu identitas kesukubangsaan.

3
2.1.1 Identitas Nasional Indonesia
Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia
yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas
nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan
Nasional.

2.2 Faktor-Faktor Pendukung Pembentukan Identitas Nasional


Dalam pembentukan identitas nasional, faktor menjadi salah satu penting
dalam terciptanya identitas nasional. Berikut merupakan faktor-faktor yang
membentuk identitas nasional Menurut Srijanti (2009:35)
1. Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok
etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2. Agama yaitu bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis.
Agama-agama yan tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu
Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun
sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi
negara dihapuskan.

4
3. Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan
benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa
dipahami sebagai sistem pelambang yang secara arbiter dibentuk atas
unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana
berinteraksi antar manusia.
Identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan
masing-masing yang sangat ditentukan oleh berbagai faktor. Ada 2 (dua)
faktor pedukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia, yaitu :
1. Faktor objektif, bagi bangsa Indonesia, faktor objektif mendukung
kelahiran identitas nasional meliputi faktor geografis-ekkologis dan
demokratis.
2. Faktor subjektif, adalah faktor historis, sosial, politik, dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.
Sedangkan menurut Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel
Castells dalam bukunya, The power of Identity (Suryo, 2002)
mengemukakan teori tentang munculnya identitas nasional suatu bangsa
sebagai hasil interaksi historis antara empat faktor penting, yaitu
1. Faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik dan faktor reaktif.
Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keberanekaragaman, dan hal
inilah yang dikenal dengan bhineka tunggal ika.
2. Faktor kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi,
lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam
kehidupan negara.
3. Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan
nasional.

5
4. Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian
identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat.

Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses


pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang
dari masa sebelum bangsa Indonesia merdeka yang melekat erat dengan
perjuangan bangsa Indonesia. Oleh karena itu pembentukan identitas
nasional Indonesia melekat erat pada unsur-unsur sosial, agama,
ekonomi, budaya, geografis yang berkaitan dan terbentuk melalui suatu
proses yang cukup panjang ( Kaelan dan Zubaidi, 2007 : 50-51 )

2.3 Pancasila Sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional


Pancasila sebagai Kepribadian dan Identitas Nasional karena Bangsa
Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memiliki
sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain
di dunia .Tatkala bangsa Indonesia berkembang menuju fase nasionalisme
modern, diletakanlah prinsip-prinsip dasar filsafat sebagai suatu asas dalam
filsafat hidup berbangsa dan bernegara.
Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa yang diangkat
dari filsafat hidup bangsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi
suatu prinsip dasar filsafat negara yaitu Pancasila. Jadi, filsafat suatu bangsa
dan negara berakar pada pandangan hidup yang bersumber pada
kepribadiannya sendiri.
Dapat pula dikatakan pula bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa
dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya
dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian
bangsa.
Bagi Bangsa Indonesia, jati diri bangsa dalam bentuk kepribadian nasional
ini telah disepakati sejak Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya.
Kesepakatan itu, telah muncul lewat pernyataan pendiri negara (founding
fathers and mothers) dengan wujud pancasila, yang di dalamnya mengandung
lima nilai-nilai dasar sebagai gambaran berpola Bangsa Indonesia, yang erat

6
dengan jiwa, moral, dan kepribadian bangsa Pancasila adalah kepribadian
bangsa yang digali dari nilai-nilai yang telah tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat dan budaya Bangsa Indonesia. Sebagai indentitas dan kepribadian
Bangsa Indonesia, Pancasila adalah sumber motivasi, inspirasi, pedoman
berperilaku sekaligus standar pembenarannya. Dengan demikian segala
ide, pola aktifitas, perilaku, serta hasil perilaku Bangsa Indonesia harus
bercermin pada Pancasila. Pancasila memiliki pengertia sebagai moral, jiwa,
dan kepribadian Bangsa Indonesia. Hal ini diwujudkan dalam sikap mental
dan tingakah laku serta amal perbuatan yang mempunyai ciri khas, sehingga
menjadi identitas bangsa. Ciri-ciri khas inilah yang dimaksud kepribadian.
Kepribadian Bangsa Indonesia adalah Pancasila.
Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara berakar pada pandangan hidup
yang bersumber kepada kepribadiannya sendiri. Hal ini menurut Titus
dikemukakan bahwa salah satu fungsi filsafat adalah kedudukannya sebagai
suatu pandangan hidup masyarakat.
Dapat pula dikatakan bahwa pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan
negara Indonesia pada hakekatnya bersumber kepada nilai-nilai budaya dan
keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa.
Jadi filsafat Pancasila ini bukan muncul secara tiba-tiba dan dipaksakan oleh
suatu rezim atau penguasa melainkan suatu fase historis yang cukup panjang.
Pancasila sebelum dirumuskan secara formal yudiris dalam Pembukaan UUD
1945 sebagai dasar filsafat Negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada
bangsa Indonesia, dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu pandangan
hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain
adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Dalam pengertian seperti ini menurut
Notonegoro, bangsa Indonesia adalah sebagai kausa materialis Pancasila.
Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh
para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam
sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang “Panitia 9”, sidang BPUPKI kedua,
serta akhirnya disahkan secara formal yudiris sebagai dasar filsafat Negara
Republik Indonesia.

7
Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya
secara objektif telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala
sebelum mendirikan negara. Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern
menurut Yamin dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain
rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada
tahun 1908, kemudian dicetuskan pada Sumpah Pemuda pada tahun 1928.
Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk
menemukan identitas nasionalnya sendiri, membentuk suatu bangsa dan
negara Indonesia tercapai pada tanggal 17 Agustus 1945, yang kemudian
diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh karena
itu akar-akar nasionalisme Indonesia yang berkembang dalam perspektif
sejarah sekaligus juga merupakan unsur-unsur identitas nasional, yaitu nilai-
nilai yang tumbuh dan berkembang dalam sejarah terbentuknya bangsa
Indonesia.
2.4 Negara Kebangsaan Sebagai Identitas Nasional Indonesia
2.4.1 Paham Nasionalisme Kebangsaan
a. Paham Nasionalisme Kebangsaan
Dalam perkembangan peradaban manusia, interaksi sesama
manusia berubah menjadi bentuk yang lebih kompleks dan rumit.
Dimulai dari tumbuhnya kesadaran untuk menentukan nasib sendiri.
Di kalangan bangsa-bangsa yang tertindas kolonialisme dunia,
seperti Indonesia salah satunya, hingga melahirkan semangat untuk
mandiri dan bebas untuk menentukan masa depannya sendiri.
Dalam situasi perjuangan perebutan kemerdekaan, dibutuhkan suatu
konsep sebagai dasar pembenaran rasional dari tuntutan terhadap
penentuan nasib sendiri yang dapat mengikat keikutsertaan semua
orang atas nama sebuah bangsa. Dasar pembenaran tersebut,
selanjutnya mengkristal dalam konsep paham ideologi kebangsaan
yang biasa disebut dengan nasionalisme. Dari sanalah kemudian
lahir konsep-konsep turunannya seperti bangsa (nation), negara
(state), dan gabungan keduanya yang menjadi konsep negara-

8
bangsa (nation-state) sebagai komponen-komponen yang
membentuk Identitas Nasional atau Kebangsaan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa Paham Nasionalisme atau Paham Kebangsaan
adalah sebuah situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara
total diabdikan langsung kepada negara bangsa atas nama sebuah
bangsa. Munculnya nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat
perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari cengkeraman
kolonial. Semangat nasionalisme diharapkan secara efektif oleh
para penganutnya dan dipakai sebagai metode perlawanan dan alat
identifikasi untuk mengetahui siapa lawan dan kawan.
Secara garis besar terdapat tiga pemikiran besar tentang
nasionalisme di Indonesia yang terjadi pada masa sebelum
kemerdekaan yaitu paham ke-Islaman, Marxisme dan Nasionalisme
Indonesia. Sejalan dengan naiknya pamor Soekarno dengan menjadi
Presiden Pertama RI, kecurigaan diantara para tokoh pergerakan
yang telah tumbuh di saat-saat menjelang kemerdekaan berkembang
menjadi pola ketegangan politik yang lebih permanen antara negara
melalui figur nasionalis Soekarno di satu sisi dengan para tokoh
yang mewakili pemikiran Islam (sebagai agama terbesar
pemeluknya di Indonesia) dan Marxisme di sisi yang lain
b. Paham Nasionalisme Kebangsaan sebagai paham yang
mengantarkan pada konsep Identitas Nasional
Paham Nasionalisme atau paham Kebangsaan terbukti
sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut
kemerdekaan dari cengkeraman kolonial. Semangat nasionalisme
dihadapkan secara efektif oleh para penganutnya dan dipakai
sebagai metode perlawanan, seperti yang disampaikan oleh Larry
Diamond dan Marc F Plattner, para penganut nasionalisme dunia
ketiga secara khas menggunakan retorika anti kolonialisme dan anti
imperalisme. Para pengikut nasionalisme tersebut berkeyakinan
bahwa persamaan cita-cita yang mereka miliki dapat diwujudkan
dalam sebuah identitas politik atau kepentingan bersama dalam

9
bentuk sebuah wadah yang disebut bangsa (nation). Dengan
demikian bangsa atau nation merupakan suatu badan wadah yang di
dalamnya terhimpun orang-orang yang mempunyai persamaan
keyakinan dan persamaan lain yang mereka miliki seperti ras, etnis,
agama, bahasa, dan budaya. Unsur persamaan tersebut dapat
dijadikan sebagai identitas politik bersama atau untuk menentukan
tujuan organisasi politik yang dibangun berdasarkan geopolitik yang
terdiri atas populasi, geografis dan pemerintahan yang permanen
yang disebut negara atau state.
Nation-state atau negara-bangsa merupakan sebuah bangsa
yang memiliki bangunan politik (political building) seperti
ketentuan-ketentuan perbatasan teritorial, pemerintahan yang sah,
pengakuan luar negeri dan sebagainya. Munculnya paham
nasionalisme atau paham kebangsaan Indonesia tidak bisa
dilepaskan dari situasi soisal politik dekade pertama abad ke-20.
Pada waktu itu semangat menentang kolonialisme Belanda mulai
bermunculan di kalangan pribumi. Cita-cita bersama untuk merebut
kemerdekaan menjadi semangat umum di kalangan tokoh-tokoh
pergerakan nasional untuk memformulasikan bentuk nasionalisme
yang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.
Paham Nasionalisme di Indonesia yang disampaikan oleh
Soekarno yang disuarakan adalah bukan nasionalisme yang
berwatak sempit, tiruan dari Barat, atau berwatak chauvinism.
Nasionalisme yang dikembangkan Soekarno bersifat toleran,
bercorak ketimuran, dan tidak agresif sebagaimana nasionalisme
yang dikembangkan di Eropa. Selain mengungkapkan keyakinan
watak nasionalisme yang penuh nilai-nilai kemanusiaan, juga
meyakinkan pihak-pihak yang berseberangan pandangan bahwa
kelompok nasional dapat bekerja sama dengan kelompok manapun
baik golongan Islam maupun Marxis. Sekalipun Soekarno seorang
muslim tetapi tidak sekedar mendasarkan pada perjuangan Islam,
menurutnya kebijakan ini merupakan pilihan terbaik bagi

10
kemerdekaan maupun bagi masa depan seluruh bangsa Indonesia.
Semangat nasionalisme Soekarno tersebut mendapat respon dan
dukungan luas dari kalangan intelektual muda didikan barat semisal
Syahrir dan Mohammad Hatta yang kemudian semakin berkembang
paradigmanya sampai sekarang dengan munculnya konsep Identitas
Nasional, sehingga bisa dikatakan bahwa Paham Nasionalisme atau
Kebangsaan disini adalah merupakan refleksi dari Identitas
Nasional.
Yang diprihatinkan disini adalah adanya perdebatan
panjang tentang paham nasionalisme kebangsaan dimana mereka
mempunyai kesepakatan perlunya paham nasionalisme kebangsaan
namun dalam konteks yang berbeda mengenai masalah nilai atau
watak nasionalisme Indonesia.

2.5 Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945


Undang-Undang Dasar adalah peraturan perundang-undangan yang
tetinggi dalam negara dan merupakan hukum dasar tertulis yang mengikat
berisi aturan yang harus ditaati. Hukum dasar negara meliputi keseluruhan
sistem ketatanegaraan yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk
negara dan mengatur pemerintahannya. UUD merupakan dasar tertulis. Oleh
karena itu, UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang
memaparkan karangan dan tugas-tugas pokok cara kerja badan tersebut, UUD
menentukan cara-cara bagaimana pusat kekuasaan itu bekerja sama dan
menyesuaikan diri satu sama lainnya. UUD merekam hubungan-hubungan
kekuasaan dalam suatu negara.
Undang-Undang Dasar merupakan suatu hal yang sangat penting dan vital
dalam suatu pemerintahan yang telah merdeka. Dengan adanya konstitusi
dalam suatu negara yang merdeka menandakan bahwa negara ini sebagai
negara konstitusional yang menjamin kebebasan rakyat Indonesia untuk
memerintah diri sendiri. Sebagai bangsa Indonesia Indonesia yang merdeka
dan berdaulat untuk membentuk pemerintah sendiri yang sah serta
usahamenjamin hak-haknya disertai menentang penyalahgunaan kekuasaan.
Hal ini hanya dapat dilakukan dalam kerangka negara konstitusional,
pembentukan negara konstitusional merupakan bagian dari upaya mencapai
kemerdekaan, karena hanya dalam kerangka kelembagaan ini dapat dibangun
masyarakat yang demokratis.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara
fisiologi yang membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya,
biasanya ciri - ciri ini yang nantinya menjadikan tanda suatu negara.
seperti halnya Identitas nasional Indonesia, Indonesia memiliki ciri sebagai
berikut :
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4. Lambang Negara yaitu Pancasia
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional

jadi hal - hal diatas lah yang membedakan Indonesia dengan negara lainnya.

3.2 Saran
1. Diharapkan masyarakat lebih menyadari pentingnya karakteristik identitas
nasional dan karakteristik nasionalisme dalam diri generasi penerus bangsa.
2. Diharapkan informasi ini dapat tersebar luas ke masyarakat agar
mengetahui pentingnya karakteristik identitas nasional dan karakteristik
nasionalisme sebagai tonggak kemajuan Negara.
3. Agar ditindaklanjuti oleh pihak lain atau teman-teman dan kalangan yang
peduli terhadap identitas dan nasionalisme Indonesia.

12
13

Anda mungkin juga menyukai