Anda di halaman 1dari 51

OBAT DIURETIK

dan ANTI
HIPERTENSI
OLEH:
IDI SETIYOBROTO
Dekompensasi Hipertropi kardial
Pembuluh darah pecah Obstruksi
Kafein
DLL... Vasokonstruksi
DLL....

KEKUATAN
JANTUNG TAHANAN PERIFER

TEKANAN
DARAH

VISKOSITAS / ELASTISITAS DINDING


VOLUME DARAH & LUAS LUMEN PD

Anemia
Umur
Hiperglikemia
Arteriosclerosis
Hiperlipidemia
Vasodelatasi
Hipovolemi
DLL..
DLL...
idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
DIURETIK DAN OBAT ANTI HIPERTENSI
Diuretik dipakai untuk dua tujuan utama:
(1) untuk menurunkan tekanan darah tinggi,
(2) untuk memperkecil edema (perifer dan paru-paru) pada
payah jantung kongestif.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Diuretik menghasilkan peningkatan aliran urin (diuresis)
dengan menghambat reabsorpsi natrium dan air dari
tubulus ginjal.
Kebanyakan reabsorpsi natrium dan air terjadi di sepanjang
segmen-segmen tubulus ginjal (proksimal, ansa Henle (ansa
desending dan ansa asending), dan distal, Diuretik dapat
mempengaruhi satu atau lebih segmen tubulus ginjal

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Diuretik
menghambat reabsorpsi natrium & air dari
tubulus ginjal.
menghasilkan peningkatan aliran urin
(diuresis).

Kebanyakan reabsorpsi natrium & air


terjadi di sepanjang segmen-segmen
tubulus ginjal
(proksimal, ansa Henle (ansa desending & ansa asending) &
distal),

Diuretik dapat mempengaruhi satu atau


lebih segmen tubulus ginjal

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Fungsi Ginjal (Glomerulus)

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Etiologi: Renal failure syndromes

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Diuretik
1. Diuretik memiliki efek antihipertensi dengan
meningkatkan pelepasan air dan garam natrium.
2. Hal ini menyebabkan penurunan volume cairan dan
merendahkan tekanan darah.
3. Jika garam natrium ditahan, air juga akan tertahan dan
tekanan darah akan meningkat

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Kategori diuretik
Enam kategori diuretik yang efektif untuk menghilangkan air
dan natrium adalah
(1) tiasid
(2) diuretik kuat,
(3) hemat kalium,
(4) penghambat anhidrase karbonik,
(5) osmotik, dan
(6) merkurial

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Tiazid

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Farmakokinetik

Tiazid diabsorpsi dengan baik Waktu paruh tiazid lebih


dalam traktus gastrointestinal panjang daripada diuretik loop
(GI). Hidroklorotiazid memiliki (kuat). Untuk alasan ini tiazid
kekuatan ikat protein yang harus diberikan pada pagi hari
lebih lemah dibandingkan untuk menghindari nokturia
dengan furosemid. (berkemih di malam hari).

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Tiazid bekerja langsung pada
arteriol, menyebabkan
vasodilatasi, sehingga dapat
menurunkan tekanan darah.

Farmakodinamik

Awal kerja dari hidrotiazid


timbul dalam waktu 2 jam,
dan untuk furosemid dalam
1 jam. Konsentrasi puncak
berbeda-beda.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Tiazid & Furosemid
Tiazid terbagi dalam tiga kelompok sesuai dengan lama kerjanya :
1. Tiazid kerja pendek memiliki lama kerja kurang dari 12 jam;
2. Tiazid kerja menengah, lama kerjanya antara 12-24 jam,
3. dan yang bekerja lama, memiliki lama kerja lebih dari 24 jam.

Furosemid adalah diuretik yang lebih paten daripada tiazid, bekerja dengan
cepat, dan memiliki lama kerja yang lebih pendek daripada tiazid kerja pendek,
dan diekskresi lebih cepat.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Efek samping dan reaksi yang merugikan
→ ketidakseimbangan elektrolit
(hipokalemia, hipokalsemia,
hipomagnesemia, dan kehilangan
bikarbonat), hiperglikemia, hiperurisemia,
Efek samping dan hiperlipidemia.
dan Reaksi yang
Merugikan Efek samping lain → pusing, sakit kepala,
mual, muntah, konstipasi, urtikaria, dan
diskrasia darah (jarang).

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Gejala-Gejala gangguan fungsi
ginjal yang berat meliputi
Tiazid menjadi kontraindikasi
oligouria (penurunan jumlah urin
untuk dipakai pada penderita
yang sangat jelas), peningkatan
gagal ginjal.
nitrogen urea darah dan
peningkatan kreatinin darah.

Kontraindikasi Tiazid

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Interaksi obat
Dari berbagai interaksi obat, yang paling serius adalah
penggunaannya bersama digoksin.
Tiazid dapat menyebabkan hipokalemia, yang menguatkan kerja
digoksin, dan bisa terjadi keracunan digitalis.
Tanda2 dan gejala2 dari keracunan digitalis (bradikardia, mual,
muntah, perubahan penglihatan). Seringkali diresepkan suplemen K
dan kadar kalium harus dipantau.
Tiazid memperkuat kerja obat2 antihipertensi lainnya, yg mungkin
dipakai secara kombinasi dengan pengobatan hipertensi.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Diuretik Kuat
idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
1. Diuretik cepat merupakan obat yang
cepat diabsorpsi di saluran
pencernaan.
Farmakokinetik 2. Obat-Obat ini merupakan obat yang
berikatan dengan protein sangat tinggi
dengan waktu paruh yang bervariasi
dari 30 menit sampai 1,6 jam

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
1. Diuretik kuat memiliki efek salurelik yang
besar (kehilangan natrium) dan dapat
menyebabkan diuresis cepat.
2. Waktu awal kerja dari diuretik terjadi
Farmakodinamik setelah 30-60 menit.
3. Awal kerja bentuk furosomid intravena
adalah 5 menit.
4. Lama kerja lebih pendek daripada tiazid.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Efek samping yang paling sering dijumpai adalah
ketidakseimbangan elektrolit dan cairan, seperti
Efek Samping hipokalsemia dan hipokloremia.
dan Reaksi yang Hipotensi ortostatik dapat timbul.
Merugikan Trombositopenia, gangguan kulit, dan tuli
sementara jarang terlihat.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Interaksi obat
Interaksi obat yang paling utama adalah dengan preparat digitalis,
Jika klien memakai digoksin dengan diuretik kuat, bisa terjadi
keracunan digitalis, Klien ini memerlukan kalium tambahan melalui
makanan atau obat.
Hipokalemia memperkuat kerja digoksin dan meningkatkan risiko
keracunan digitalis.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Diuretik Hemat Kalium
Diuretik hemat kalium, lebih lemah dari tiazid dan diuretik kuat,
dipakai untuk diuretik ringan atau dengan kombinasi dengan obat
antihipertensi, Obat-obat ini bekerja pada tubulus distal untuk
meningkatkan ekskresi natrium dan air dan retensi kalium.
Obat ini mengganggu pompa natrium kalium yang dikontrol oleh
aldosteron hormon mineralokortikoid (natrium ditahan dan kalium
diekskresi),

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
1. Efek samping utama dari obat-obat ini adalah
hiperkalemia. Hati-Hati dalam memberikan
obat ini pada klien yang fungsi ginjalnya buruk,
karena 80-90% dari kalium diekskresikan oleh
ginjal.
Efek Samping 2. Urin harus sekurang-kurangnya 600 ml sehari.
dan Reaksi yang 3. Klien tidak boleh memakai tambahan kalium
Merugikan jika meminum obat diuretik hemat kalium
kecuali jika kadar kalium dalam serum sangat
rendah.
4. Pemantauan kadar kalium serum sangat perlu.
Gangguan gastrointestinal dapat terjadi.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Diuretik Osmotik
Diuretik osmotik meningkatkan osmolalitas (konsentrasi) plasma dan cairan dalam tubulus
ginjal. Natrium, kalium, dan air diekskresikan.
Golongan obat ini dipakai untuk mencegah penyakit ginjal, untuk mengurangi TIK (mis. edema
otak) dan untuk menurunkan TIO (mis. glaukoma).

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Penghambat Anhidrase Karbonik
Penghambat anhidrase karbonik, asetazolamid, diklorfenamid,
otoksilamid, dan metazolamid menghambat kerja enzim anhidrase
karbonik yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan
asam-basa (keseimbangan ion hidrogen dan bikarbonat).
Penghambatan enzim ini menyebabkan peningkatan pengeluaran
natrium, kalium dan bikarbonat.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
MANITOL.
Efek samping dan reaksi yang merugikan
Efek Samping dari diuretik osmotik mencakup
MANITOL dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
Reaksi yang edema paru karena perpindahan cairan
Merugikan dengan cepat, mual, muntah, takikardia
karena kehilangan cairan dengan cepat, dan
asidosis.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
1. Penghambat anhidrase karbonik dapat
menyebabkan ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit, asidosis metabolik, mual,
muntah, anoreksia, bingung, hipotensi
ortostatik, dan kristaluria.
ASETAZOLAMID
2. Anemia hemolitik dan batu ginjal dapat
juga timbul.
3. Obat-Obat ini merupakan kontraindikasi
selama trimester pertama kehamilan.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
OBAT ANTIHIPERTENSI

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Metoda- 1. teknik-teknik mengurangi stress
Metoda untuk
2. olah raga (meningkatkan lipoprotein
menurunkan densitas tinggi (HDL), pembatasan
tekanan garam,
darah tanpa 3. mengurangi minum alkohol, dan
obat mencakup
4. mengurangi berat badan
:

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
OAH diklasifikasikan menjadi lima kategori:
(1) diuretik,
(2) menekan simpatetik (simpatolitik),
(3) vasodilator arterial langsung,
(4) antagonis angiotensin, dan
(5) penghambat saluran kalsium.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Penghambat Adrenergik Beta
Ada banyak tipe penghambat beta.
Penghambat beta tidak selektif seperti propranolol (inderal)
menghambat reseptor beta jantung dan beta bronchial. Denyut
jantung lambat (tekanan darah menurun sekunder terhadap
penurunan denyut jantung), dan timbul bronkokonstriksi.
Penghambat beta kardioselektif lebih disukai karena hanya bekerja
pada reseptor beta, akibatnya, tidak timbul bronkokonstriksi.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Farmakokinetik
Baik propranolol dan metoprolol diabsorpsi dengan baik oleh saluran cerna.
Waktu paruhnya pendek, dan dapat diberikan beberapa kali Sehari.
Propranolol sangat mudah berikatan dengan protein dan akan bersaing
dengan obat-obat lain yang juga sangat mudah berikatan dengan protein

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Farmakodinamik
Penghambat adrenergik beta mengbambat
perangsangan simpatetik. sehingga menurunkan denyut
jantung; dan tekanan darah, Penghambat beta tidak
efektif menghambat reseptor beta2, ini: bisa
menyebabkan penyempitan bronkial. Penghambat beta
dapat menembus barier plasenta dan dapat masuk ke
ASI.
Awitan kerja penghambat beta biasanya 30 menit atau
kurang, dan lama kerjanya 6 sampai 12 jam. Jika
penghambat beta diberikan secara intravena, awitan
kerjanya segera, waktu puncaknya 20 menit untuk
intravena (dibanding per oral sampai 1^ jam), dan lama
kerjanya 4 sampai 8 jam

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Simpatolitik (Penekan Simpatetik)

Penghambat adrenergik bekerja di sentral (simpatolitik), penghambat


adrenergik alfa, dan penghambat neuron adrenergik diklasifikasikan sebagai
penekan simpatetik, atau simpatolitik. Penghambat adrenergik beta, juga
dianggap sebagai simpatolitik dan menghambat reseptor beta.
Simpatolitik yang bekerja di pusat menurunkan repons simpatetik dari batang
otak ke pembuluh darah perifer.
Golongan obat ini memiliki efek minimal terhadap curah jantung dan aliran
darah ke ginjal.
Obat-Obat golongan ini meliputi metildopa, klinidin, 1 guanabenz, dan
guanfasin. Metildopa (Al-domet) adalah satu dari obat yang pertama dipakai
secara luas untuk mengontrol hipertensi.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Efek Samping dan Reaksi yang Merugikan

Efek samping dan reaksi yang merugikan meliputi rasa mengantuk, mulut
kering, pusing, dan denyut jantung; lain (bradikardia). Metildopa tidak
diberikan pada klien yang memiliki gangguan fungsi hati, dan enzim hati serum
harus dipantau secara teratur pada semua klien.
Golongan obat ini tidak boleh dihentikan secara mendadak karena dapat
terjadi krisis hipertensi.
Jika obat perlu dihentikan dengan cepat, biasanya diberikan obat anti
hipertensi lain untuk mencegah gejala rebound hipertensi seperti kegelisahan,
takikardia, tremor, sakit kepala, dan peningkatan tekanan darah.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Penghambat Adrenergik-Alfa

Golongan obat ini memblok reseptor adrenergik alfa, menyebabkan


vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.
Penghambat beta juga menurunkan lipoprotoin berdensitas sangat rendah
(VLDL, very low-density lipoproteins) dan lipoprotein berdensitas rendah (LDL,
low-density lipoproteins) yang bertanggung jawab dalam penimbunan lemak
di arteri (arterosklerosis).
Penghambat alfa yang lebih kuat, fentolamin, fenoksibenzamin dan tolazolin,
terutama dipakai untuk krisis hipertensi dan hipertensi berat yang disebabkan
oleh tumor medula adrenal

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Efek Samping dan Reaksi yang Merugikan
FENTOLAMIN. Efek samping meliputi hipotensi, refleks takikardia
karena tekanan darah menurun drastis, kongesti hidung karena efek
vasodilntasi, dan kekacauan gastrointestinal
PRAZOSIN, DOKSAZOSIN, DAN TERAZOSIN. Efek samping meliputi
hipotensi ortostatik (pusing, rasa ingin pingsan, kepala ringan,
peningkatan denyut jantung), mual, rasa mengantuk, kongesti
hidung karena vasodilatasi, edema, dan kenaikan berat badan.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Interaksi Obat
Interaksi obat timbul ketika penghambat adrenergik alfa diminum
bersama obat-obat antiinflamasi dan nitrat (nitrogliserin) untuk
angina.
Edema perifer diperberat jika prazosin dan obat antiinflamasi dipakai
setiap hari. Nitrogliserin yang diberikan untuk angina akan
menurunkan tekanan darah. Jika prazosin diberikan dengan
nitrogliserin, dapat timbul sinkop (pingsan) karena penurunan
tekanan darah.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Penghambat
Neuron Penghambat neuron adrenergic merupakan obat anti
Adrenergik hipertensi yang kuat yang menghambat norepinefrin dari ujung
saraf simpatis, sehingga pelepasan norepinefrin menjadi

(Simpatolitik berkurang dan ini menyebabkan curah jantung maupun tahanan


vaskular perifer menurun. Reserpin dan guanafasin dua obat
yang paling kuat dipakai untuk mengendalikan hipertensi berat
yang Bekerja
Perifer)

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Vasodilator yg bekerja langsung adalah obat tahap III yang
bekerja dengan merelaksasikan otot otot polos dari
pembuluh darah, terutama arteri, sehingga menyebabkan
vasodilatasi.
Dengan terjadinya vasodilatasi tekanan darah akan turun
dan natrium serta air tertahan, sehingga terjadi edema
Vasodilator perifer.
Arteriola yang
Bekerja Diuretik dapat diberikan bersama2 dgn vasodilator yg
Langsung bekerja langsung untuk mengurangi edema. Refleks
takikardia disebabkan oleh vasodilatasi dan menurunnya
tekanan darah.
Penghambat beta seringkali diberikan bersama2 dgn
vasodilator arteriola untuk menurunkan denyut jantung;
hal ini melawan refleks takikardia. Dua dari vasodilator yg
bekerja langsung,

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Efek Samping dan Reaksi yang Merugikan
Efek hidralazin banyak dan termasuk takikardia, palpitasi, edema,
kongesti hidung, sakit kepala, pusing, perdarahan saluran cerna,
gejala-gejala seperti lupus, dan gejala-gejala neurologik (kesemutan,
baal).
Minoksidil memiliki efek. samping yang serupa, takikardia, edema
dan pertumbuhan rambut yang berlebihan. Dapat menyebabkan
serangan angina.
Nitropruzid dan diazoksid dapat menyebabkan refleks takikardia,
palpitasi, kegelisahan, agitasi, mual dan bingung. Hiperglikemia dan
timbul dengan diazoksid karena obat ini menghambat pelepasan
insulin dari sel-sel beta pankreas

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Antagonis Angiotensin (Penghambat Enzim Pengubah
Angiotensin)
Obat dalam golongan ini menghambat enzim pengubah angiotensin
(ACE) yang nantinya akan menghambat pembentukan angiotensi II
(vasokonstriktor) dan menghambat pelepasan aldosteron.
Aldosteron meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. .Jika
aldosteron dihambat, natrium dieksresikan bersama-sama dengan
air. Kaptopril, enalapril, dan lisinopril adalah ketiga antagonis
angiotensin.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Efek Samping dan Reaksi yang Merugikan
Efek samping dari obat-obat ini adalah mual, muntah, diare,
sakit kepala, pusing, letih, insomnia, kalium serum yang
berlebihan (hiperkalemia), dan takikardia.

idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
idi.setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Anda mungkin juga menyukai