Anda di halaman 1dari 41

Penyakit Autoimun

Idi Setiyobroto
Penyakit Autoimun

◼ Definisi : respon imun terhadap antigen diri.


◼ Mekanisme : gangguan pengenalan sistem imun terhadap antigen diri
◼ Penyebab : genetik, infeksi , lingkungan
❑ Polimorfisme dan mutasi gen diduga mempuyai hubungan dengan kejadian penyakit
autoimun.
❑ EBV, streptokokus : epitop = antigen diri
❑ Inflamasi dapat merusak atau membuka struktur tubuh yang seharusnya tertutup (misal
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

otak, mata), sehingga antigen diri lebih mudah terpajan sistem imun
❑ Obat prokainamid dapat menimbulkan SLE.
❑ Pada usia lanjut kejadian penyakit autoimun juga meningkat
❑ Lingkungan : Merkuri -> glomerulonefritis; Iodium -> Tiroiditis; UV ->SLE
Breaking self-tolerance
Damage
Infection
Environmental factors
Chemical/
Drugs

Immune
Genetic factors dysregulation Hormones
- HLA-type
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

- AIRE mutations
- Antigen clearance

- Signaling Auto immune disease


- Costimulation
- Cytokines
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi
MEKANISME
Penyakit Autoimun

1. Immunological
privileges sites
2. Molecular Mimicry
3. Tolerenve by T cell
4. Gangguan T Reg
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

Molecular Mimicry

Nat Rev Imm 2009


Regulatory tolerance by regulatory T cells

Escape deletion of autoreactive T Regulatory tolerance


cells
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi
Function of Treg cells
• Treg cells are crucial for the induction and maintenance of peripheral
tolerance to self-antigens

Treg Teff

T eff Autoimmun
e diseases

T reg
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

Infection
Cancer Treg
Teff
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

Mielitus
Diabetes
Rheumatoid joints

PENYAKIT AUTOIMUN
penyakit rheumatoid

drh. Idi Setiyobroto, M.Kes.


(Source : Rheumatology Clinic Dr.Saiful Anwar Hospital slide collection)
Rematoid Artritis
Rheumatoid joints

(Source : Rheumatology Clinic Dr.Saiful Anwar Hospital slide collection)


Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi
Pendahuluan

◼ Sistem immunologik punya kemampuan, untuk mengenali:


❑ Komponen tubuh sendiri dan

❑ Komponen yang berasal dari luar tubuh → akan dikenali sebagai:


ANTIGEN → akibatnya ditimbulkannya: RESPONS IMMUNOLOGIK
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

➔ dalam bentuk dihasilkannya:


◼ ANTIBODI (spesifik)

◼ LIMFOSIT SENSITIF (spesifik)


“Spesifik”
Artinya:
◼ Antibodi & limfosit spesifik bereaksi dengan antigen yang
tadinya merangsang pembentukannya.

◼ TUJUANnya adalah untuk:


❑ Menghancurkan
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

❑ Merusak
❑ Dan mengeluarkan antigen tersebut dari tubuh.
“Toleransi immunologik”
◼ Hal ini disebabkan karena antara komponen tubuh sendiri
dengan sistem immunologik sudah terjadi kontak sewaktu
embrio genesis; sehingga terjadilah toleransi.

◼ Bila dikemudian hari terjadi kontak antara SISTEM


IMMUNOLOGIK dengan KOMPONEN tubuh sendiri yang
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

tidak dikenalnya/terhadap komponen tubuh yang berubah


strukturnya, maka terjadilah
➔ RESPONS IMMUNOLOGIK terhadap komponen tubuh sendiri, ini
dinamakan ➔ ANTIBODI
“Penyakit OTOIMMUN”
◼ REAKSI antara OTOANTIBODI dengan komponen tubuh
sendiri menimbulkan penyakit ➔ PENYAKIT OTOIMMUN

◼ Penyakit Otoimun organ spesifik


Timbul bila jaringan tubuh sendiri dirusak oleh sistem immunologik
terhadap jaringan tubuh sendiri. Kegagalan ototoleransi ini dapat
ditunjukkan terhadap jaringan organ tertentu.
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

ContoH: Gastritis atrofik otoimmun & DM

◼ Penyakit Otoimun non organ spesifik


Bila kegagalan ototoleransi ditujukan terhadap elemen jaringan tubuh
Persamaan jenis penyakit otoimmun

1. Adanya predisposisi genetik yang kuat


2. Pada umumnya yang diserang adalah wanita
3. Biasanya didapatkan hipergamma globulinemia
4. Didalam serum selalu terdapat otoantibodi hingga dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan diagnosa.
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

5. Perjalanan penyakit bersifat sangat variabel tidak selalu


progresif.
Catatan

❑ Kehadiran otoantibodi saja belum berarti bahwa yang


bersangkutan menderita penyakit otoimmun, karena
otoimun antibodi meningkat pada bertambahnya umur
(terutama wanita)
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

❑ Beberapa macam obat & penyakit infeksi ttt dpt utk


sementara meningkatkan titer antibodi
Penyakit autoimun (penyakit rheumatoid)
◼ Adalah → penyakit sistemik kronis yang mempengaruhi
seluruh tubuh.
◼ Mereka hasil dari serangan oleh sistem kekebalan tubuh
pasien pada beberapa bagian tubuh sendiri.
◼ Penyakit ini menyebabkan banyak peradangan dan
kerusakan sel dalam jaringan mereka menyerang.
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

◼ Kehancuran ini memiliki konsekuensi kesehatan yang sangat


serius.
Penyakit autoimun (penyakit rheumatoid)
◼ Tergantung pada penyakit pasien memiliki, tulang, saraf,
kelenjar, dan organ-organ penting lainnya dapat dihancurkan.

◼ Beberapa autoimun penyakit-rheumatoid arthritis lebih-umum:


❑ Sindrom Sjögren,
❑ lupus eritematosus sistemik, dan
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

❑ multiple sclerosis-berhubungan dengan gejala mata berat.

◼ Sebagian besar penyakit autoimun adalah gender terkait dan


biasanya jauh lebih sering terjadi pada wanita.
Penyakit autoimun (penyakit rheumatoid)

◼ Sebagai contoh, dari jutaan atau lebih penderita Sjögren di


AS, 90% adalah perempuan.

◼ (Lain dari penyakit autoimun, tipe 1 atau insulin-dependent


diabetes, menyebabkan komplikasi pada mata, melainkan
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

ditutupi secara terpisah sebagai retinopati diabetik.)


Apa adalah beberapa gejala?

◼ Sindrom Sjögren adalah penyakit autoimun yang


menyebabkan penyakit mata.

◼ Pasien menderita sindrom mata kering sangat parah karena


sistem kekebalan tubuh menghancurkan kelenjar yang
memproduksi air mata film yang melumasi permukaan mata.
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

◼ Kami tidak akan menyebutkan gejala non-mata di sini.


◼ Untuk informasi ini, lihat situs web yang tercantum di bagian
bawah bagian ini.
◼ Semua penyakit autoimun:
❑ (multiple sclerosis (MS), lupus, rheumatoid arthritis, dan Sjögren)
dapat dikaitkan dengan peradangan saraf optik (optic neuritis),
vaskulitis di mata, uveitis, dan retinopati.
❑ Bahkan, gejala pertama dari MS sering kabur atau kehilangan
penglihatan sementara, biasanya dalam satu mata.
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

❑ Gejala-gejala ini disebabkan oleh peradangan yang disebabkan oleh


penyakit ini.
Bagaimana bisa autoimun penyakit dapat
dicegah?

◼ Sampai saat ini, ilmu kedokteran tidak mengenal cara untuk


mencegah penyakit autoimun, atau manifestasi mata mereka,
dari terjadi.
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

◼ Anda harus berada di bawah perawatan spesialis,


◼ jika Anda memiliki salah satu penyakit autoimun, sehingga
flare-up, di mata dan di tempat lain, dapat dikontrol sebanyak
mungkin.
“Tidak terjadinya toleransi Immunologik”
◼ Tdk terjadinya toleransi immunologik terhadap komponen
tubuh sendiri, dpt disebabkan oleh:

A. Terdapatnya ANTIGEN OTOLOG terasing / tersembunyi.

B. ANTIGEN berubah sifat


Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

C. Pelepasan KLONE LIMFOSIT baru

D. ANTIGEN HETEROFIL
A. Antigen OTOLOG terasing
◼ Antigen Otolog terasing / tersembunyi; hingga pada saat
embrio genesis tidak mengalami kontak dengan Sistim
Immunologik;
➔ sehingga tidak sampai terjadi toleransi immunologik terhadap
antigen otolog tersebut.
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

◼ Bila dikemudian hari terjadi kontak: antara antigen otolog


dengan sistim immunologik tubuh, maka terjadilah respons
immunologik dengan pembentukan ➔ OTOANTIBODI
❑ Contoh: Aspermia & Struma Hashimoto
B. Antigen berubah sifat

◼ Antigen BISA berubah sifat hingga tidak lagi dikenal sebagai


komponen tubuh sendiri TAPI dikenal sebagai bahan asing
yang bersifat ANTIGENIK.

◼ Sehingga Sistem Immunologik → melepaskan RESPONS


immunologik ➔ berupa pembentukan ANTIBODI.
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi
(B). Contoh Antigen berubah sifat

◼ CONTOH:
❑ Hapten dari luar tubuh kontak dengan kulit lalu diikat kovalen oleh
gugus bebas dari Asam Amino kulit.

❑ Ikatan Hapten dengan protein kulit membentuk satu kompleks yang


bersifat sebagai antigen & karenanya meranggsang sistem
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

immunologik untuk menghasilkan: LIMFOSIT Sensitif tertuju


terhadap Antigen baru tersebut.
C. Pelepasan Klone Limfosit baru

◼ Komponen tubuh yang dikenali sebagai bahan asing


merangsang sistim immunologi untuk mengalihkan toleransi
immunologik.

◼ Bila mekanisme pembentukan toleransi ini gagal,


maka terjadi mutasi pada sistem cells hingga → terbentuklah satu
KLONE LIMFOSIT OTOREAKTIF.
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

◼ Akibatnya sel-sel immuno kompeten yang berasal dari Klone


ini menghasilkan
antibodi dan limfosit sensitif yang menyerang jaringan tubuh sendiri.
D. Antigen HETROFIL

◼ Jenis mikroorganisme tertentu adakalanya punya epitop yang


sama bentuknya dengan komponen tertentu dari sel tubuh.

◼ Dalam proses perlindungan diri sistim immunologik


menghasilkan antibodi yang juga bereaksi silang terhadap
tubuh sendiri.
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi
PENYAKIT OTOIMMUN NON ORGAN SPESIFIK

1. Lupus eritematosus sistemik


Merupakan penyakit yang menyerang beberapa sistem organ tubuh
yang disebabkan oleh aktifitas berlebihan dari limfosit-T pembantu &
limfosit-T penekan.

Dengan demikian banyak jenis otoantibodi yang dihasilkan yang


Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

ditunjukan pada epidermis


Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

Lupus eritematosus sistemik


Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

Gejala Klinis Lupus


Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi
PENYAKIT OTOIMMUN NON ORGAN SPESIFIK

1. Artritis rematoid
Pada penderita dewasa, artritis didapatkan di dalam serumnya
didapatkan faktor rematoid IgM IgM RF ini dapat ditemukan melalui
cara pemeriksaan tes laboratorium rutin dengan menggunakan eritrosit
domba laboratorius yang telah dibuat sensitif / dengan cara agglutinasi
Lakteks.
Golongan penderita ini dimasukkan ke dalam RA Seropositif.
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

Sebagian dari penderita artritis rematoid golongan muda hanya punya


Ig G-RF dalam serumnya yang tidak dapat ditemukan melalui tes rutin.
Mereka termasuk dalam golongan RA Sero negatif
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

Tiroiditis
Hashimoto
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

Multiple Sclerosis
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

Reaksi penolakan graft


Pustaka

◼ Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan


RI Jakarta; IMMUNOLOGI
◼ AARDA, ALAMAT: http://www.aarda.org/
Idi Setiyobroto @ 2015 – seri Imunologi

Anda mungkin juga menyukai