Anda di halaman 1dari 25

idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.

id

5/3/2017
Idi Setiyobroto
Tetanus
Curriculum vitae

• Idi Setiyobroto
• Politeknik Kesehatan Depkes Yogyakarta
• Alamat Rumah:
• Jakal KM 12,9 Candisari, RT 06/RW 10 Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman,
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Yogyakarta 55581
• 0877 388 51555 / 7410469 / 897755 (rumah)
• Pendidikan:
• S1/profesi : 1993 (FKH-UGM)
• AKTA IV : 1995 (Pasca Sarjana IKIP N Yogya)
• S2 Ilmu Gizi & Kesehatan Kel : 2004 (FK-UGM)

5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017 drh. Idi Setiyobroto, M.Kes.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017


idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017


idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Permenkes RI no 42 tahun 2013 tentang PENYELENGGARAAN IMUNISASI


Jadwal Imunisasi
Anak Umur
0-18 tahun

IDAI 2017
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Jadwal Imunisasi
Anak Umur
0-18 tahun

IDAI 2014
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Jadwal Imunisasi
Anak Umur
0-18 tahun

IDAI 2011
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017


idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017


Jadwal Imunisasi Anak Sekolah
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017


Jadwal Imunisasi pada WUS
Indonesia telah berhasil memvalidasi Status Eliminasi TETANUS MATERNAL & NEONATUS
Di 3 Regional: Jawa – Bali – Sumatera – Sulawaesi – Kalimantan dan Nusa Tenggara
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017


idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017


Tetanus

• Tetanus merupakan salah satu penyakit infeksi


yang dapat dicegah dengan imunisasi.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

• Penyakit ini ditandai oleh kekakuan otot dan


spasme yang diakibatkan oleh pelepasan
neurotoksin (tetanospasmin) oleh Clostridium
tetani.

5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017


data dari WHO

• Penelitian yang dilakukan oleh Stanfield dan


Galazka, dan data dari Vietnam diperkirakan
insidens tetanus di seluruh dunia adalah sekitar
700.000 – 1.000.000 kasus per tahun.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017


Tetanus neonatorum
• Angka kematian keseluruhan antara 6,7 – 30 %.
(BAPPENAS,2010)

• Tetanus neonatorum menyebabkan 50% kematian perinatal dan


menyumbangkan 20% kematian bayi.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

• Angka kejadian 6-7/100 kelahiran hidup di perkotaan dan 11-


23/100 kelahiran hidup diperdesaan.

• Sedangkan angka kejadian tetanus pada anak di rumah sakit 7-


40 kasus /tahun , 50% terjadi pada kelompok 5-9 tahun, 30%
kelompok 1-4 tahun, 18% kelompok > 10 tahun, dan sisanya
pada bayi < 12 bulan.

5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017


Definisi Tetanus

• Penyakit menular disebabkan oleh kontaminasi luka dari


bakteri yang hidup di tanah.

• Bakteri Clostridium tetani → Spora (bertahun2)


idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

• 1899 oleh S. Kitasato ketika ia sedang bekerja dengan R.


Koch di Jerman; beliau juga yang menemukan toksintetanus.

• Tetanus terjadi ketika luka menjadi terkontaminasi dengan


spora bakteri → bakteri gram + → otot
5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017
• Spora tetanus
• ditemukan di seluruh lingkungan, biasanya di tanah, debu,
dan kotoran hewan.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

• Lokasi
• yang biasa bagi bakteri untuk masuk ke tubuh oleh luka
tusuk, seperti yang disebabkan oleh paku berkarat, pecahan,
atau gigitan serangga

• toksin tetanospasmin
5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017
Patofisiologi Tetanospasmin
• Tetanospasmin
mengikat saraf motorik yang mengontrol otot, memasuki akson
(filamen yang memanjang dari sel-sel saraf),
dan perjalanan dalam akson sampai mencapai tubuh saraf motorik di
sumsum tulang belakang atau otak
(proses transportasi intraneuronal disebut retrograde).
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

• Kemudian toksin
bermigrasi ke dalam sinaps (ruang kecil antara sel-sel saraf penting
untuk transmisi sinyal di antara sel saraf) di mana ia mengikat ke
terminal saraf presynaptic dan menghambat atau menghentikan
pelepasan neurotransmitter inhibisi tertentu (glisin dan asam gamma-
aminobutyric).

5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017


Patofisiologi Tetanospasmin

• Karena saraf motorik tidak memiliki hambat sinyal dari


saraf lainnya, sinyal kimia pada saraf motorik dari otot
semakin intensif, menyebabkan otot untuk
memperketat kontraksi terus-menerus atau kejang.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

• Jika tetanospasmin mencapai aliran darah / pembuluh


limfatik dari situs luka, dapat disimpan di banyak
terminal presynaptic berbeda sehingga efek yang
sama pada otot lain
5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017
Triad Epidemiologi penyakit tetanus
(Agent – Host – Environment)

• DPT ➔ Diphtheria, Pertussis dan Tetanus


• Reservoir utama kuman ada di tanah
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

• Spora tahan kering

1. Agent: bakteri Clostridium tetani


2. Host: Manusia & Hewan (vertebrata)
3. Envronment: peternakan
Masa inkubasi berkisar dari 2 hari sampai
sebulan, dengan sebagian besar (rata-rata)
kasus terjadi dalam 14 hari.
Masa
Pada neonatus, masa inkubasi biasanya 5-14
inkubasi dan hari.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

klinis
Secara umum, periode inkubasi pendek
berhubungan dengan terkontaminasi luka,
penyakit lebih parah, dan prognosis yang buruk.

5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017


Masa inkubasi berkisar antara 3 sampai
21 hari, biasanya sekitar 8 hari.

Masa Semakin pendek masa inkubasi, semakin


inkubasi dan tinggi peluang kematian, biasanya
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

klinis kurang dari 72 jam.

Dalam gejala tetanus neonatorum,


biasanya muncul 4-14 hari setelah
kelahiran, rata-rata sekitar 7 hari.

5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017


Kejang bertambah berat selama 3 hari pertama,
dan menetap selama 5 -7 hari.

Setelah 10 hari kejang mulai berkurang


frekwensinya

Karakteristik/gejalan Setelah 2 minggu kejang mulai hilang.


klinis
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Biasanya didahului dengan ketegangaan otot


terutama pada rahang dari leher.

Kemudian timbul kesukaran membuka mulut (


trismus, lockjaw ) karena spasme otot masetter.

5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017


Kejang otot berlanjut ke kaku kuduk ( opistotonus , nuchal
rigidity )

Risus sardonicus karena spasme otot muka dengan gambaran


alis tertarik keatas, sudut mulut tertarik keluar dan ke bawah,
bibir tertekan kuat .
Gambaran Umum yang khas berupa badan kaku dengan
Karakteristik/gejalan opistotonus, tungkai dengan
klinis
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Eksistensi, lengan kaku dengan mengepal, biasanya


kesadaran tetap baik.

Karena kontraksi otot yang sangat kuat, dapat terjadi asfiksia


dan sianosis, retensi urin, bahkan dapat terjadi fraktur
collumna vertebralis ( pada anak ).

5/3/2017 Laporan PEKERTI 17-21 April 2017

Anda mungkin juga menyukai