Anda di halaman 1dari 48

drhidis@gmail.

com
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

ZOONOSIS
Viral
(Rabies, Flu
burung &
Ebola)
drh. Idi Setiyobroto, M.Kes.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Curriculum vitae
 Idi Setiyobroto
 NIP. 196802071994031002 / NIDN: 4007026801
 Politeknik Kesehatan Depkes Yogyakarta
 Alamat Rumah:
 Jakal KM 13 Candisari, RT 06/RW 10 Sardonoharjo, Ngaglik,
Sleman, Yogyakarta 55581
 087738851555 / 085102410469
 Pendidikan:
 S1/profesi : 1993 (FKH-UGM)
 AKTA IV : 1995 (Pasca Sarjana IKIP N Yogya)
 S2 Ilmu Gizi & Kesehatan Kel : 2004 (FK-UGM)
B. Penyakti Viral
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

 Ebola,  penyakit Marburg,


 flu burung,  Peny. Nipah,
 Crimean-congo  Orf,
Haemorrhagic fever,  Rabies,
 Japanese encephalitis,  Rift Valley fever,
 Korean haemorrhagic  West Nile enchephalitis
fever

Kesmavet; drh. Idi Setiyobroto, M.Kes.


drhidis@gmail.com
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

RABIES
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

 Rabies adalah infeksi virus akut yang


menyerang sistem saraf pusat
manusia dan mamalia dengan
mortalitas 100%.
PENYAKIT RABIES DAN
PENATALAKSANAANNYA
Kunadi Tanzil  Penyebabnya adalah virus rabies
yang termasuk genus Lyssavirus, famili
Rhabdoviridae.
 Rabies adalah penyakit zoonosis,
penularan melalui jilatan atau gigitan
hewan yang terjangkit rabies seperti
anjing, kucing, kera, sigung, serigala,
raccoon dan kelelawar.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Walaupun telah tersedia


vaksin rabies yang efektif
dan aman bagi manusia
PENYAKIT RABIES DAN
dan hewan untuk
PENATALAKSANAANNYA
Kunadi Tanzil
pencegahan, sampai saat
ini rabies masih menjadi
masalah kesehatan
diberbagai negara termasuk
Indonesia.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

PENYAKIT RABIES DAN


PENATALAKSANAANNYA
Kunadi Tanzil
 Tujuan penulisan makalah ini untuk menjelaskan sifat-
sifat virus rabies, patogenesis, gejala klinik, diagnosis
dan penatalaksanaannya.
 Metode yang digunakan adalah kajian kepustakaan
dan data-data penelitian lainnya. Dapat disimpulkan
bahwa rabies adalah penyakit zoonosis yang
menyerang sistem saraf pusat binatang menyusui
dengan mortalitas 100%.
 Mortalitas rabies dapat dikurangi bila penyakit ini cepat
diketahui dan disertai penatalaksanaan yang cepat
dan tepat.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Rabies

 Rabies masih dianggap sebagai zoonosis paling penting di Indonesia.

 Arti penting penyakit itu tidak dinilai dari jumlah kematian manusia yang
ditimbulkannya, tetapi dari efek psikologis orang-orang yang terpapar,
dengan ketidak nyamanan, dan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
vaksinasi Pastuer dengan menggunakan vaksin asal otak kera, dan
penyebab kematian yang sangat potensial terutama pada daerah-daerah
padat penduduk seperti di negeri ini (Ressang, 1962;Titkemeyer Dan Ressang,
1962).
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Rabies
Patogenesis
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
RABIES
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

 Nama lain : penyakit “anjing gila”


 Ethiologi : virus rabies, lyssavirus, family Rhabdoviridae.

Epidemiologi :
 Terdapat di semua benua kecuali Australia & Antartika.
 Beberapa negara yang bebas rabies saat ini adalah
Kepulauan Britania. Swedia, Selandia Baru, Jepang,
Hawaii, Taiwan, Pulau-pulau Pasifik & beberapa negara
Hindia Barat.
 Virus ini menginfeksi semua hewan berdarah panas &
manusia.
 Penularan melalui gigitan (bite) oleh hewan pengidap
terutama bangsa carnivora (efektif) sebagai penyebar
rabies antara hewan atau manusia.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Gejala klinis
 Pada hewan (anjing, kucing, juga pd kelinci, marmut, hamster,
kera, monyet & lain-lain (semua hewan berdarah panas) gejalanya
terdiri dari 3 bentuk yaitu
❖ bentuk membabi buta / ganas (furious rabies) : masa eksitasi panjang,
kebanyakan akan mati dalam 2-5 hari setelah tanda-tanda rabies terlihat
(menyerang/menggigit segala objek, hipersalivasi, hydrophobia, bergerak
tanpa koordinasi).
❖ diam (dump rabies) : masa eksitasi pendek, terjadi kelumpuhan (paralisa)
sangat cepat menjalar keseluruh anggota tubuh, apatis, & suka bersembunyi.
❖ tanpa bentuk/asimtomatis (atypical rabies) : hewan tiba-tiba mati, tidak
menunjukan gejala-gejala sakit.
 Masa inkubasi pd anjing & kucing berkisar 10 - 8 minggu. Pada sapi,
kambing, kuda & babi berkisar 1 - 3 bulan.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Gejala klinis
 Manusia :
demam, perubahan tingkah laku, kecemasan, sulit tidur, sakit kepala, gelisah, kontraksi
spasmodik dr otot yg membengkak, sulit menelan, hidropobia (takut air), kejang-kejang diikuti
kelumpuhan (paralisis) & kematian.
 Gejala dibagi 5 fase yaitu
❖ prodromal, ringan, ada gangguan SSP (nyeri kepala, vertigo, kekhawatiran),
demam, kelelahan serta rasa nyeri, gatal / terbakar pd daerah gigitan,
❖ neurologik akut, tidak berfungsinya SSP, hipersalivasi, hipereksitasi (furious rabies :
sangat sensitive) dan paralisa otot,
❖ Furious,
❖ paralitik dan
❖ koma. Setelah melalui seluruh fase, sebelum koma biasanya timbul gangguan
pernafasan disusul dengan kematian.
 Masa inkubasi bervariasi, umumnya 1 bulan dan dipengaruhi oleh kedalaman
gigitan serta jarak gigitan dengan susunan syaraf pusat.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Diagnosa
ditemukan inclusion body pd sel otak “negri body”.
Sampel :
jaringan otak hewan yg menggigit (tersangka) biasanya bagian
hipocampus.
Pemeriksaan lain :
IFAT (Indirect Fluorescent Antibody Technique) dgn bantuan
mikroskop fluorescent.
Diagnosa lain:
dengan hewan percobaan (mencit) tetapi membutuhkan waktu
yg lama sekitar 21 hari.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Pengendalian dan pencegahan


 pada hewan kesayangan (anjing atau kucing) →
vaksinasi rabies.
 Jika ada kejadian rabies pd suatu tempat ➔
vaksinasi dilakukan terhadap setiap anjing, kucing atau kera dan 70 %
populasi yg ada dalam jarak minimum 10 km disekitar lokasi kasus.
 Khusus bagi para masyarakat yang sangat berpotensi terkena
rabies (kehidupannya dekat dengan anjing atau kucing)
dilakukan imunisasi rabies.
 Orang yang digigit anjing atan dijilat oleh hewan yang tersangka
rabies harus segera ke Puskesmas terdekat guna mendapatkan
perawatan luka akibat gigitan.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

FLU BURUNG
drh. Idi Setiyobroto, M.Kes.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

FLU BURUNG
Ethiology
 virus influenza H5N1 & dapat menular pd manusia serta bersifat
fatal.
 Sifat virus ini :
 hanya hidup pd sel hidup;
 dapat berkembang biak (replikasi);
 mudah mengalami mutasi dr patogen ringan (low pathogenic)
menjadi patogen ganas (highly pathogenic) atau sebaliknya;
 tidak tahan panas dan zat desinfektan (pencuci hama);
 Pd daging ayam, virus ini mati pd suhu 80˚C selama satu menit atau
70˚C selama 30 menit; pd telur ayam, virus mati pd suhu 64˚C selama
45 menit;
 pd kotoran ayam, virus mampu bertahan selama 35 hari pd suhu
4˚C; 4 hari pd suhu 22˚C dan 30 hari pada suhu 0˚C dalam air.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Epidemiologi
 1878 di Italia hanya pd unggas saja,
 1997 dapat ditularkan ke manusia (zoonosis).
 Indonesia ➔
❖penyakit flu burung menjadi penyakit zoonosis hanya
memerlukan waktu 23 bulan, yaitu pada Agustus 2003 hingga
Juli 2005.
❖154 kabupaten/ kota di 23 provinsi telah tertular dan menjadi
daerah endemis yakni : Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jawa
Barat, Banten, DKI Jakarta, Bali, NTB, NTT, Lampung, Sumatera
Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Jambi,
Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, dan Sulawesi Selatan serta Sulawesi Tenggara.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Epidemiologi
 Unggas (ayam, burung, itik, bebek, dll) merupakan sumber
penularan virus avian influenza.
 Penularan : Unggas  unggas / peternakan  peternakan
1. kontak langsung (dari unggas terinfeksi dengan hewan yang peka)
2. kontak tidak langsung yaitu melalui :
 percikan cairan / lendir  hidung & mata; muntahan; atau tinja dr unggas yg sakit;
 udara (konsentrasi virus yg tinggi);
 Sepatu & pakaian peternak yg terkontaminasi;
 pakan, air, & peralatan yang terkontaminasi virus;
 angin (berperan penting dalam penularan penyakit dalam satu kandang tetapi memiliki
peran terbatas dalam penyebaran antar kandang);
 dan melalui unggas air (reservoir (sumber) virus avian influenza) melalui virus yang ada
dalam saluran usus (intestinal) dan dilepaskan melalui kotoran.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Gejala Klinis

 Masa inkubasi : 3 hari pd unggas di luar


kandang, sedangkan yg di dalam kandang
(flok) 14-21 hari, tergantung pd jumlah virus,
cara penularan, spesies/jenis yg terinfeksi, &
kemampuan peternak untuk mendeteksi
gejala klinis.
 Avian influenza memiliki gejala bervariasi.
 Pd kasus yg sangat ganas (akut) ditandai
dgn kematian tinggi tanpa gejala klinis.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Gejala Klinis
 Hewan tampak sehat tetapi tiba-tiba mati, namun pd umumnya gejala
berupa :
❑ jengger, pial, kulit perut yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru
keunguan;
❑ kadang-kadang ada cairan dari mata/hidung;
❑ pembengkakan di daerah bagian muka & kepala;
❑ pendarahan dibawah kulit (sub kutan);
❑ pendarahan titik (ptechie) pd daerah dada, kaki & telapak kaki;
❑ batuk, bersin & ngorok; serta
❑ unggas mengalami diare & kematian tinggi.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Diagnosa
 Sampel :
unggas hidup, unggas + gejala klinis, & unggas yg mati.
 Unggas mati ➔ bedah bangkai →
+ pendarahan di bawah kulit; adanya bintik-bintik perdarahan pd otot,
jaringan lemak, anggota tubuh termasuk kaki + pembengkakan (udema),
organ dalam (trakhea, pankreas) & peradangan pd usus, hati & limpa.
 unggas hidup :
preparat ulas/swab kloaka, saluran pernapasan (trachea) / kotoran (feces)
segar & serum.
 Pengiriman sampel harus dijaga dalam keadaan dingin (tidak beku) →
kirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet), Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner
(BPPV) Regional terdekat, / Balai Penelitian Veteriner (Balitvet).
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Pencegahan dan Pengendalian


 pemusnahan (stamping out) unggas / burung yg terinfeksil
 unggas yg sehat → vaksinasi.
 Pd manusia dilakukan terhadap :
❖ kelompok beresiko tinggi (para pekerja peternakan & pedagang unggas / burung) yaitu
dengan cara : cuci tangan + desinfektan & mandi sehabis bekerja / kontak dengan unggas /
burung; hindari kontak langsung dengan burung / unggas terinfeksi; memakai APD (masker
& pakaian kerja); meninggalkan pakaian kerja di tempat kerja; membersihkan kotoran
unggas secara rutin; & imunisasi.
❖ masyarakat umum : menjaga daya tahan tubuh → makan makanan bergizi olahraga cukup;
mengolah daging unggas dengan sempurna & pilih daging yg segar & sehat.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Pencegahan dan Pengendalian


 Pemerintah Indonesia ➔ kebijakan :
 memusnahkan semua unggas yg terserang flu burung dengan dibakar,
 mengadakan vaksinasi bagi ayam atau ternak unggas yg masih sehat, serta
 melakukan tindakan biosekuriti / pengawasan secara ketat terhadap lalu lintas unggas
maupun produk (daging) & limbahnya (peternakan), untuk daerah yg bebas flu burung.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

 oksigenasi (jk + gejala sesak nafas),


 hidrasi (pemberian infus),
 pemberian obat antivirus oseltamivir
75 mg dosis tunggal selama 7 hari,
Pengobatan  untuk awal infeksi dapat diberikan
penderita amantadin yaitu sedapat mungkin
diberikan 48 jam pertama selama 3-
Flu burung 5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB
perhari dibagi dalam 2 dosis dan jika
orang tersebut memiliki berat badan
lebih dari 45 kg, dapat diberikan 100
mg 2 kali sehari.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

drh Idi Setiyobroto, M.Kes.


idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Ebola

 Penyakit virus Ebola (sebelumnya dikenal sebagai Demam Berdarah


Ebola) adalah demam berdarah viral berat yang seringkali fatal
dengan angka kema an mencapai 90%.
 Penyakit ini menyerang manusia dan hewan golongan primata
(monyet, gorila dan simpanse).
 Virus Ebola pertama kali diiden fikasi tahun 1976 pada dua kejadian luar
biasa yang bersamaan yakni di sebuah desa yang terletak dekat
sungai Ebola di Republik Demokra k Kongo dan yang satunya terjadi di
daerah terpencil di Sudan.
 Asal virus ebola belum diketahui secara pas , namun berdasarkan bukti
yang ada diperkirakan kelelawar buah (Pteropodidae) adalah host dari
virus ini.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

 Virus Ebola terjangkit pada


manusia melalui kontak langsung
Bagaimana dengan darah atau sekresi, atau
organ dan cairan tubuh lainnya
anda dari binatang yang posi f
terjangkit terinfeksi virus Ebola.
 Sekali manusia terpajan dgn
penyakit binatang yang terinfeksi virus
virus Ebola? Ebola, maka penyakit ini dapat
terjangkit antar manusia pada
komunitas tersebut.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Infeksi yang mbul adalah akibat kontak langsung


melalui luka atau selaput lendir dengan darah,
cairan tubuh atau sekresi (feses, urine, air ludah,
cairan semen) dari orang yang posi f terinfeksi
penyakit virus Ebola
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Infeksi juga dapat terjadi pada orang sehat yang


mengalami luka, atau iritasi selaput lendir yang
terpajan dan kontak langsung dengan
lingkungan sekitar yang telah terkontaminasi
dengan cairan tubuh pasien penyakit virus Ebola,
seper baju kotor pasien, seprei atau jarum bekas
pasien tersebut.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Virus penyebab penyakit Ebola seringkali


ditularkan dan tersebar melalui keluarga atau
kerabat yang merawat keluarganya yang sakit
atau mereka yang menangani mayat
keluarganya yang meninggal karena penyakit
virus Ebola.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

 Panas nggi,
 Sangat lemah,
 Nyeri otot dan sendi,
 Sakit kepala dan nyeri tenggorokan,
 muntah,
Apa saja  diare,
tanda dan  ruam atau bin k merah pada kulit,
gejala  Mengalami gagal ginjal dan fungsi
Tanda dan hati (pada beberapa kasus),
gejala yang
 mengalami Perdarahan internal dan
pikal eksternal.
adalah:
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Pada pemeriksaan
laboratorium ditemukan
jumlah darah putih
Pemeriksaan
(leukosit)yang rendah,
Laboratorium
jumlah thrombosit menurun
dan enzym ha yang
meningkat.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

 Masa Inkubasi atau masa antara


infeksi dan timbulnya gejala penyakit
virus Ebola adalah 2—21 hari.
 Pasien akan mudah menularkan
penyakit virus Ebola saat timbul
tanda dan gejala penyakit.
Masa
 Penyakit virus Ebola tidak menular
Inkubasi selama masa inkubasi.
penyakit  Penyakit virus Ebola hanya dapat
virus Ebola dikonfirmasi melalui pemeriksaan
laboratorium.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

 Penderita penyakit virus Ebola berat


membutuhkan perawatan intensif. Biasanya
pasien mengalami dehidrasi dan
membutuhkan cairan infus atau oralit yang
mengandung elektrolit.
 Saat ini belum ada obat untuk penyakit virus
Ebola.
 Beberapa pasien sembuh dengan
Pengobatan penanganan dan perawatan medis yang
Ebola tepat.
 Untuk membantu mengendalikan
penyebaran infeksi penyakit virus Ebola,
pasien terduga atau terkonfirmasi virus Ebola
perlu dirawat di ruang isolasi dan fasilitas
kesehatan wajib menerapkan tindakan
pengendalian infeksi ketat.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Apakah saya dapat


tertular penyakit virus
Ebola dari orang TIDAK.

terinfeksi penyakit ini Penderita Ebola


tanpa gejala tidak
yang BELUM menular
menunjukkan gejala
dan tanda infeksi?
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Saat wabah, penyakit virus Ebola mudah


tersebar pada fasilitas kesehatan tersebut
(seper klinik ataupun RS).

Pajanan terhadap virus Ebola dapat terjadi di


fasilitas kesehatan jika staff atau petugas tidak
menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
Bagaimana tepat, seper masker, baju pelindung, dan
sarung tangan.
dengan
penularan
di fasilitas Prosedur pembersihan dan pembuangan alat
alat medis seper jarum dan alat sun k juga
kesehatan? sangat pen ng. Alat medis non disposable,
harus disterilkan sebelum digunakan lagi.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

 Saat ini belum ada vaksin untuk


Apa yang penyakit virus Ebola. Peneli an dan
tes terhadap beberapa kandidat
dapat saya vaksin masih terus dilakukan hingga
lakukan saat ini.

untuk  Komunikasi faktor resiko dan


mencegah pengendalian terhadap penyakit
virus Ebola perlu di ngkatkan agar
penyakit masyarakat dapat mengambil
virus Ebola? langkah perlindungan terhadap
penyakit virus Ebola.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Apa yang  Mencuci tangan dengan sabun dan air


dapat saya saat berkunjung ke RS atau saat merawat
pasien penyakit virus Ebola dirumah, dan
lakukan juga se ap kali menyentuh pasien atau
membersihkan lingkungan yang
untuk berhubungan dengan pasien tersebut.

mencegah  Pasien penyakit virus Ebola yang meninggal


harus ditangani secara khusus
penyakit menggunakan alat pelindung diri (APD)
yang tepat dan harus segera dimakamkan.
virus Ebola?
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

 Informasi lain, batasi atau kurangi


Apa yang kontak dengan hewan yang memiliki
resiko nggi terinfeksi virus Ebola
dapat saya (seper kelelawar buah, monyet, atau
antelop hutan) di
lakukan  wilayah hutan hujan tropis pada
untuk daerah2 yang terjangkit penyakit virus
Ebola. Jika anda menduga
mencegah binatang binatang tersebut terinfeksi,
jangan disentuh.
penyakit  Produk hewani (seper darah dan
virus Ebola? daging) yang akan dikonsumsi harus
dimasak sampai matang.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Jika seseorang pernah nggal


atau mengunjungi wilayah
Kapan yang terjangkit penyakit virus
seseorang Ebola atau memiliki riwayat
harus kontak dengan pasien
berobat atau penyakit virus Ebola atau
mencari yang terduga terinfeksi dan
pertolongan mulai menunjukkan gejala
dan tanda penyakit ini, harus
medis? segera mencari pertolongan
medis
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Wisatawan sebaiknya
menghindari kontak dengan
pasien terinfeksi penyakit virus
Ebola.

REKOMENDASI Petugas Kesehatan yang


WHO melakukan perjalanan dinas ke
wilayah terjangkit penyakit virus
Ebola harus menerapkan
pedoman pengendalian infeksi
sesuai rekomendasi WHO
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

REKOMENDASI WHO

 Siapa saja yang mengalami tanda dan gejala


penyakit virus Ebola dan baru kembali dari
wilayah yang terjangkit penyakit ini HARUS
segera mencari pertolongan medis.

 Para dokter yang merawat orang yang baru


kembali dari wilayah terjangkit penyakit virus
Ebola perlu memper mbangkan dugaan
terhadap penyakit virus Ebola pada pasien
tersebut.
drhidis@gmail.com
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Selama masa wabah, WHO terus


memperbaharui situasi kesehatan
masyarakat termasuk rekomendasi
pembatasanperjalanan atau
perdagangan jika diperlukan
.

Anda mungkin juga menyukai