com
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
ZOONOSIS
Viral
(Rabies, Flu
burung &
Ebola)
drh. Idi Setiyobroto, M.Kes.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Curriculum vitae
Idi Setiyobroto
NIP. 196802071994031002 / NIDN: 4007026801
Politeknik Kesehatan Depkes Yogyakarta
Alamat Rumah:
Jakal KM 13 Candisari, RT 06/RW 10 Sardonoharjo, Ngaglik,
Sleman, Yogyakarta 55581
087738851555 / 085102410469
Pendidikan:
S1/profesi : 1993 (FKH-UGM)
AKTA IV : 1995 (Pasca Sarjana IKIP N Yogya)
S2 Ilmu Gizi & Kesehatan Kel : 2004 (FK-UGM)
B. Penyakti Viral
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
RABIES
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Rabies
Arti penting penyakit itu tidak dinilai dari jumlah kematian manusia yang
ditimbulkannya, tetapi dari efek psikologis orang-orang yang terpapar,
dengan ketidak nyamanan, dan bahaya yang dapat ditimbulkan oleh
vaksinasi Pastuer dengan menggunakan vaksin asal otak kera, dan
penyebab kematian yang sangat potensial terutama pada daerah-daerah
padat penduduk seperti di negeri ini (Ressang, 1962;Titkemeyer Dan Ressang,
1962).
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Rabies
Patogenesis
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
RABIES
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Epidemiologi :
Terdapat di semua benua kecuali Australia & Antartika.
Beberapa negara yang bebas rabies saat ini adalah
Kepulauan Britania. Swedia, Selandia Baru, Jepang,
Hawaii, Taiwan, Pulau-pulau Pasifik & beberapa negara
Hindia Barat.
Virus ini menginfeksi semua hewan berdarah panas &
manusia.
Penularan melalui gigitan (bite) oleh hewan pengidap
terutama bangsa carnivora (efektif) sebagai penyebar
rabies antara hewan atau manusia.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Gejala klinis
Pada hewan (anjing, kucing, juga pd kelinci, marmut, hamster,
kera, monyet & lain-lain (semua hewan berdarah panas) gejalanya
terdiri dari 3 bentuk yaitu
❖ bentuk membabi buta / ganas (furious rabies) : masa eksitasi panjang,
kebanyakan akan mati dalam 2-5 hari setelah tanda-tanda rabies terlihat
(menyerang/menggigit segala objek, hipersalivasi, hydrophobia, bergerak
tanpa koordinasi).
❖ diam (dump rabies) : masa eksitasi pendek, terjadi kelumpuhan (paralisa)
sangat cepat menjalar keseluruh anggota tubuh, apatis, & suka bersembunyi.
❖ tanpa bentuk/asimtomatis (atypical rabies) : hewan tiba-tiba mati, tidak
menunjukan gejala-gejala sakit.
Masa inkubasi pd anjing & kucing berkisar 10 - 8 minggu. Pada sapi,
kambing, kuda & babi berkisar 1 - 3 bulan.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Gejala klinis
Manusia :
demam, perubahan tingkah laku, kecemasan, sulit tidur, sakit kepala, gelisah, kontraksi
spasmodik dr otot yg membengkak, sulit menelan, hidropobia (takut air), kejang-kejang diikuti
kelumpuhan (paralisis) & kematian.
Gejala dibagi 5 fase yaitu
❖ prodromal, ringan, ada gangguan SSP (nyeri kepala, vertigo, kekhawatiran),
demam, kelelahan serta rasa nyeri, gatal / terbakar pd daerah gigitan,
❖ neurologik akut, tidak berfungsinya SSP, hipersalivasi, hipereksitasi (furious rabies :
sangat sensitive) dan paralisa otot,
❖ Furious,
❖ paralitik dan
❖ koma. Setelah melalui seluruh fase, sebelum koma biasanya timbul gangguan
pernafasan disusul dengan kematian.
Masa inkubasi bervariasi, umumnya 1 bulan dan dipengaruhi oleh kedalaman
gigitan serta jarak gigitan dengan susunan syaraf pusat.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Diagnosa
ditemukan inclusion body pd sel otak “negri body”.
Sampel :
jaringan otak hewan yg menggigit (tersangka) biasanya bagian
hipocampus.
Pemeriksaan lain :
IFAT (Indirect Fluorescent Antibody Technique) dgn bantuan
mikroskop fluorescent.
Diagnosa lain:
dengan hewan percobaan (mencit) tetapi membutuhkan waktu
yg lama sekitar 21 hari.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
FLU BURUNG
drh. Idi Setiyobroto, M.Kes.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
FLU BURUNG
Ethiology
virus influenza H5N1 & dapat menular pd manusia serta bersifat
fatal.
Sifat virus ini :
hanya hidup pd sel hidup;
dapat berkembang biak (replikasi);
mudah mengalami mutasi dr patogen ringan (low pathogenic)
menjadi patogen ganas (highly pathogenic) atau sebaliknya;
tidak tahan panas dan zat desinfektan (pencuci hama);
Pd daging ayam, virus ini mati pd suhu 80˚C selama satu menit atau
70˚C selama 30 menit; pd telur ayam, virus mati pd suhu 64˚C selama
45 menit;
pd kotoran ayam, virus mampu bertahan selama 35 hari pd suhu
4˚C; 4 hari pd suhu 22˚C dan 30 hari pada suhu 0˚C dalam air.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Epidemiologi
1878 di Italia hanya pd unggas saja,
1997 dapat ditularkan ke manusia (zoonosis).
Indonesia ➔
❖penyakit flu burung menjadi penyakit zoonosis hanya
memerlukan waktu 23 bulan, yaitu pada Agustus 2003 hingga
Juli 2005.
❖154 kabupaten/ kota di 23 provinsi telah tertular dan menjadi
daerah endemis yakni : Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, Jawa
Barat, Banten, DKI Jakarta, Bali, NTB, NTT, Lampung, Sumatera
Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Jambi,
Sumatera Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Kalimantan
Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, dan Sulawesi Selatan serta Sulawesi Tenggara.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Epidemiologi
Unggas (ayam, burung, itik, bebek, dll) merupakan sumber
penularan virus avian influenza.
Penularan : Unggas unggas / peternakan peternakan
1. kontak langsung (dari unggas terinfeksi dengan hewan yang peka)
2. kontak tidak langsung yaitu melalui :
percikan cairan / lendir hidung & mata; muntahan; atau tinja dr unggas yg sakit;
udara (konsentrasi virus yg tinggi);
Sepatu & pakaian peternak yg terkontaminasi;
pakan, air, & peralatan yang terkontaminasi virus;
angin (berperan penting dalam penularan penyakit dalam satu kandang tetapi memiliki
peran terbatas dalam penyebaran antar kandang);
dan melalui unggas air (reservoir (sumber) virus avian influenza) melalui virus yang ada
dalam saluran usus (intestinal) dan dilepaskan melalui kotoran.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Gejala Klinis
Gejala Klinis
Hewan tampak sehat tetapi tiba-tiba mati, namun pd umumnya gejala
berupa :
❑ jengger, pial, kulit perut yang tidak ditumbuhi bulu, berwarna biru
keunguan;
❑ kadang-kadang ada cairan dari mata/hidung;
❑ pembengkakan di daerah bagian muka & kepala;
❑ pendarahan dibawah kulit (sub kutan);
❑ pendarahan titik (ptechie) pd daerah dada, kaki & telapak kaki;
❑ batuk, bersin & ngorok; serta
❑ unggas mengalami diare & kematian tinggi.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Diagnosa
Sampel :
unggas hidup, unggas + gejala klinis, & unggas yg mati.
Unggas mati ➔ bedah bangkai →
+ pendarahan di bawah kulit; adanya bintik-bintik perdarahan pd otot,
jaringan lemak, anggota tubuh termasuk kaki + pembengkakan (udema),
organ dalam (trakhea, pankreas) & peradangan pd usus, hati & limpa.
unggas hidup :
preparat ulas/swab kloaka, saluran pernapasan (trachea) / kotoran (feces)
segar & serum.
Pengiriman sampel harus dijaga dalam keadaan dingin (tidak beku) →
kirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet), Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner
(BPPV) Regional terdekat, / Balai Penelitian Veteriner (Balitvet).
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Ebola
Panas nggi,
Sangat lemah,
Nyeri otot dan sendi,
Sakit kepala dan nyeri tenggorokan,
muntah,
Apa saja diare,
tanda dan ruam atau bin k merah pada kulit,
gejala Mengalami gagal ginjal dan fungsi
Tanda dan hati (pada beberapa kasus),
gejala yang
mengalami Perdarahan internal dan
pikal eksternal.
adalah:
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Pada pemeriksaan
laboratorium ditemukan
jumlah darah putih
Pemeriksaan
(leukosit)yang rendah,
Laboratorium
jumlah thrombosit menurun
dan enzym ha yang
meningkat.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id
Wisatawan sebaiknya
menghindari kontak dengan
pasien terinfeksi penyakit virus
Ebola.
REKOMENDASI WHO