Anda di halaman 1dari 26

TUBERKULLOSIS

idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Oleh:
Idi Setiyobroto ( 24 Maret: Hari
Tuberkulosis se-Dunia )
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Indonesia
TB MDR di
Penyakit TB merupakan penyebab
kematian nomor tiga (3) setelah
penyakit jantung dan penyakit
saluran pernapasan, dan nomor satu
Masalah TB di (1) dari golongan penyakit infeksi.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Indonesia
Penyakit TB menyerang sebagian
besar kelompok usia kerja (15 s/d 50
tahun)
TB MDR
➔ adalah pasien TB yang
resistence terhadap
ISOMIAZID dan
RIFAMPISIS secara
bersamaan

TB Multiple Drug
Resistance (MDR)
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Fasilitas
Pelayanan TB
MDR di
Indonesia
Tuberkulosis (TB) yang dulu dikenal dengan TBC
adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TB (Mycobarterium tuberculosis).
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi


PENYAKIT TB dapat juga mengenai organ atau bagian tubuh
PARU lainnya (misalnya: tulang, kelenjar, kulit, dll).

TB dapat menyerang siapa saja, terutama usia


produktif/masih aktif bekerja (15-50 tahun) dan
anak-anak.
1) TB Paru :
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis
yang menyerang jaringan paru

2) TB Ekstra Paru :
Jenis-jenis TB Tuberkulosis yang menyerang organ
tubuh lain selain paru, misalnya:
selaput otak, selaput jantung
(pericardium), tulang, persendian,
kelenjar getah bening, kulit, ginjal,
usus, dll.
Batuk terus menerus dan berdahak selama 2
minggu atau lebih Gejala lainnya:
Batuk bercampur darah

Sesak nafas dan nyeri dada

Nafsu makan berkurang


Gejala Berat badan turun

Rasa kurang enak badan (lemas)

Demam/meriang berkepanjangan

Berkeringat di malam hari walaupun tidak


melakukan kegiatan
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Gejala TB
• Sumber penularan adalah pasien TB yang dahaknya
mengandung kuman TB BTA Positif.
• Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan
kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak. Sekali
batuk dapat menyebarkan 3.000 kuman dalam percikan
dahak.
CARA
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

• Penularan terjadi melalui percikan dahak yang dapat


bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang tidak
PENULARAN terkena sinar matahari dan lembab.
• Semakin banyak kuman yang ditemukan dalam tubuh
TB pasien berarti semakin besar kemungkinan menularkan
kepada orang lain.
• TB tidak menular melalui perlengkapan pribadi pasien
yang sudah dibersihkan, seperti: peralatan makan,
pakaian dan tempat tidur yang digunakan pasien TB
Penularan TB
• Apabila terdapat gejala-gejala TB paru
pada diri kita atau keluarga kita,
Bisakah TB bawalah secepat mengkin ke
Puskesmas atau dokter untuk
disembuhkan? memastikan bahwa yang bersangkutan
benar-benar terserang penyakit TB
paru
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Alur Diagnosis TB
• antara lain dapat menjaga
kebersihan diri,
• kebersihan lingkungan (tidak
meludah di sembarang tempat),
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Pencegahan Dasar • kalau batuk (menutup mulut,


menjauhkan diri dari orang yang
sedang batuk dan
• mengupayakan olah raga yang
teratur serta makan malam yang
bergizi (menu seimbang).
Pencegahan Lanjut
1. Hal-hal yang dapat mematikan kuman TB: Kuman TB dapat mati bila :
• Terkena sinar matahari langsung
• Terkena panas api atau air mendidih -
• Terkena sabun, lisol (obat sejenis lisol).
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

2. Cara Pencegahan Penularan TB


• Untuk mencegah penularan kepada orang sehat, seorang penderita TB Paru hendaknya:
• Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin
• Penderita tidur terpisah dari keluarga
• Ventilasi rumah yang cukup, sehingga udara segar dapat masuk ke dalam rumah.
• Mengusahakan sinar matahari masuk ke ruang tidur.
• Menjemur alat-alat tidur sesering mungkin, karena kuman TB mati oleh sinar matahari.
• Tidak meludah disembarang tempat, tetapi meludah di tempat tertentu seperti tempolong atu kaleng yang sudah
diisi dengan sabun, karbol atau lisol, karena kuman TB mati oleh zat-zat tersebut.
3. Anda harus mampu menjelaskan mengenai usaha-usaha pencegahan penularan TB paru pada
penderita TB paru, sehingga penderita tersebut mau melakukan usaha-usaha tersebut.
1. Penderita tersangka TB Paru
• Penderita tersangka TB Paru yaitu
penderita yang mempunyai gejala-
gejala menyerupai TB paru.

Peduli 2. Apa yang harus dilakukan terhadap


lingkungan Penderita tersangka TB Paru.
• Melaporkan kepada petugas
sekitar kesehatan atau Puskesmas setempat,
sehingga petugas Puskesmas dapat
mengunjungi rumah penderita
tersebut untuk diteiti lebih lanjut.
1) Mengetahui perlunya penderita tersangka TB Paru memeriksakan dahaknya,
yakni untuk memastikan apakah penderita tersebut benar menderita TB.
2) Dapat memotivasi penderita tersangka TB Paru untuk segera memeriksakan
dahaknya (sebaiknya dahak pagi hari).
3) Dahak yang diperiksa adalah cairan yang keluar dari rongga paru ( bukan air
ludah). Sebelum dahak ditampung terlebih dahulu mulut harus dibersihkan
dengan berkumur-kumur/gosok gigi tanpa odol.
4) Mengetahui cara pengobatan penyakit TB Paru yang mutakhir menurut
panduan pengobatan yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan
TB di Indonesia.
Cara pengobatan penyakit TB Paru yang mutakhir
menurut panduan pengobatan yang digunakan oleh
Program Nasional
Penanggulangan TB di Indonesia
1. OAT Kategori 1
• Diberikan kepada pasien baru TB paru BTA positif, pasien TB paru BTA negatif
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Rontgen positif, dan paien TB ekstra paru. Lama pengobatan 6-8 bulan, terbagi dalam
2 tahap, berupa obat yang diminum (oral).
2. OAT Kategori 2
• Diberikan kepada pasien TB BTA positif yang telah diobati sebelumnya (pasien
kambuh, pasien gagal, dan pasien pengobatan setelah putus berobat). Lama
pengobatan 8 bulan, terbagi dalam 2 tahap, dan obat yang diberikan selain berupa
suntikan (hanya 2 bulan pertama) juga berupa obat yang diminum/oral (8 bulan).
3. Kategori Anak
• Diberikan kepada pasien TB Anak. Lama pengobatan 6 bulan, terbagi dalam 2 tahap,
berupa obat yang diminum (oral).
• Sejak tahun 1995, program pemberantasan Tuberkolosis Paru, telah
dilaksanakan dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment
Shortcourse therapy), yang direkomendasikan oleh WHO.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Penanggulangan dengan strategi DOTS yang merupakan pengobatan


jangka pendek dengan pengawasan langsung dapat memberi angka
kesembuhan yang tinggi, dan merupakan strategi dengan biaya paling
efektif.
Komponen DOTS
(Directly Observed Treatment Shortcourse therapy)
1. Komitmen politis dari pengambil keputusan, termasuk dukungan
dana.
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

2. Pemeriksaan TB dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis.


3. Pengobatan dengan panduan Obat Anti Tuberkolosis (OAT) jangka
pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan
Obat (PMO).
4. Kesinambungan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin.
5. Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan
pemantauan dan evaluasi program penanggulangan TB.
Upaya untuk memandirikan masyarakat dalam
bidang kesehatan melalui kegiatan
pemberdayaan masyarakat.
Integrasi
pelayanan TB di
desa melalui Petugas kesehatan, LSM lokal, Tokoh
masyarakat dan kader melibatkan pelayanan
UKBM (Upaya TB di desa melalui Upaya Kesehatan
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
Bersumberdaya
Masyarakat) Hal ini diharapkan agar upaya terobosan dalam
mendekatkan layanan TB kepada masyarakat
sebagai salah satu strategi pengendalian TB
dapat meraih hasil yang optimal.
Meningkatkan angka penemuan suspek TB
Tujuan;
Memberikan akses
Menurunkan angka putus berobat
pelayanan TB bagi
masyarakat di
daerah yang sulit
Meningkatkan peran lembaga desa dan perangkatnya dalam
dijangkau dalam program penanggulangan TB
rangka mewujudkan
masyarakat sehat
Meningkatkan keterlibatan masyarakat, organisasi
yang peduli dan kemasyarakatan, LSM dan dunia usaha dalam
tanggap terhadap penanggulangan TB
permasalahan TB di
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang TB
wilayahnya
Mampu menggerakkan
masyarakat/organisasi masyarakat
untuk turut melaksanakan
pengawasan dan pengendalian
Tugas pengobatan penyakit.
Promkes
Dapat memberikan penyuluhan
yang lain tentang Penanggulangan TB paru
Krida Saka Bakti Husada
Krida Bina Penanggulangan Penyakit
idi.Setiyobroto@poltekkesjogja.ac.id

Anda mungkin juga menyukai