PT PLN (PERSERO)
Jl Trunojoyo Blok M I/135
JAKARTA
DOKUMEN: PDM/PGI/24:2014
DOKUMEN Lampiran Surat Keputusan Direksi
PT PLN (PERSERO)
Koordinator Verifikasi dan Finalisasi Review KEPDIR 113 & 114 Tahun
2010 (Nota Dinas KDIVTRS JBS Nomor 0018/432/KDIVTRS JBS/2014)
Tanggal 27 Mei 2014
1. Jemjem Kurnaen
2. Sugiartho
3. Yulian Tamsir
4. Eko Yudo Pramono
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
DAFTAR ISI
i
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
ii
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
iii
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
DAFTAR GAMBAR
iv
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
DAFTAR TABEL
v
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
DAFTAR LAMPIRAN
vi
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PRAKATA
PLN sebagai perusahaan yang asset sensitive, dimana pengelolaan aset memberi
kontribusi yang besar dalam keberhasilan usahanya, perlu melaksanakan pengelolaan
aset dengan baik dan sesuai dengan standar pengelolaan aset. Parameter Biaya, Unjuk
kerja, dan Risiko harus dikelola dengan proporsional sehingga aset bisa memberikan
manfaat yang maksimum selama masa manfaatnya.
Dalam pengelolaan aset diperlukan kebijakan, strategi, regulasi, pedoman, aturan, faktor
pendukung serta pelaksana yang kompeten dan berintegritas. PLN telah menetapkan
beberapa ketentuan terkait dengan pengelolaan aset yang salah satunya adalah buku
Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran tenaga listrik.
Pedoman pemeliharaan yang dimuat dalam buku ini merupakan bagian dari kumpulan
Pedoman pemeliharaan peralatan penyaluran yang secara keseluruhan terdiri atas 25
buku. Pedoman ini merupakan penyempurnaan dari pedoman terdahulu yang telah
ditetapkan dengan keputusan direksi nomor 113.K/DIR/2010 dan 114.K/DIR/2010.
Perubahan atau penyempurnaan pedoman senantiasa diperlukan mengingat perubahan
pengetahuan dan teknologi, perubahan lingkungan serta perubahan kebutuhan
perusahaan maupun stakeholder. Di masa yang akan datang, pedoman ini juga harus
disempurnakan kembali sesuai dengan tuntutan pada masanya.
Penerapan pedoman pemeliharaan ini merupakan hal yang wajib bagi seluruh pihak yang
terlibat dalam kegiatan pemeliharaan peralatan penyaluran di PLN, baik perencana,
pelaksana maupun evaluator. Pedoman pemeliharaan ini juga wajib dipatuhi oleh para
pihak diluar PLN yang bekerjasama dengan PLN untuk melaksanakan kegiatan
pemeliharaan di PLN.
Demikian, semoga kehadiran buku ini memberikan manfaat bagi perusahaan dan
stakeholder serta masyarakat Indonesia.
DIREKTUR UTAMA
NUR PAMUDJI
vii
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
1 PENDAHULUAN
Kubikel Tegangan Menengah adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada
Gardu Induk dan Gardu Distribusi/Gardu Hubung yang berfungsi sebagai pembagi,
pemutus, penghubung, pengontrol dan pengaman sistem penyaluran tenaga listrik
tegangan menengah.
1
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Bagian – bagian Kubikel dapat dijelaskan seperti pada gambar di bawah ini:
2
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Berfungsi sebagai penghubung dari sisi sekunder trafo daya ke rel tegangan menengah.
3
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
4
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
5
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
1.2.5 Kubikel PT
1
Keterangan :
2 1. Compartement
3 7
2. Isolator posh
8 3. Rell / Busbar
9 4. Drooper
5 Fuse
4 6 Voltage transformer /VT
8. KV Meter
9. Slector switch
PANEL VT.BUS
6
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Kubikel jenis ini terpasang pada Gardu Induk di Jawa Timur, yang berfungsi sebagai
inputan tegangan (open delta) untuk rele proteksi (Directional Ground Relay). Pada
Kubikel ini dilengkapi dengan Ligthning Arrester (LA) yang berfungsi sebagai pengaman
tegangan lebih akibat dari surja petir dan surja hubung.
Kubikel jenis open type adalah Kubikel yang terpasang dengan kondisi rel terlihat atau
tidak dalam kompartemen yang tertutup. Sehingga rel tersebut memerlukan pemeliharaan
rutin, terutama pembersihan isolator tumpu / post insulator dari debu / kotoran. PMT
Kubikel jenis ini biasanya tidak dapat di-rack in atau rack out, tetapi Kubikel jenis ini
dilengkapi dengan PMS kabel + PMS tanah dan PMS Rel sebagai pengamanan ketika
ada perbaikan atau pemeliharaan.
7
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Kubikel jenis close type adalah Kubikel yang terpasang dengan kondisi rel tertutup atau di
dalam kompartemen. Hal ini dimaksudkan agar rel lebih aman dan bersih karena tidak
bersentuhan langsung dengan debu udara sekitar. Kubikel ini juga dilengkapi dengan
pemanas (heater) untuk mencegah kelembaban di dalam Kubikel. PMT Kubikel jenis ini
didesain dapat di-rack in atau rack out sebagai pengamanan ketika ada perbaikan atau
pemeliharaan.
8
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
- Alsthom - Fuji
- AEG - Schneider
- Meidensha - Goldstar
- Modalek - Areva
- Siemen
- Kubikel dengan posisi rel di bawah. Pada Kubikel jenis ini, rel dipasang di
bagian bawah dari Kubikel.
- Kubikel dengan posisi rel di atas. Pada Kubikel jenis ini, rel dipasang di
bagian atas dari Kubikel.
Rel di
bawah
9
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Rel di
atas
1.4.1 Indoor
10
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
1.4.2 Outdoor
Kubikel Tegangan Menengah terdiri dari komponen utama dan komponen pendukung.
Komponen utamanya, antara lain yaitu:
1. PMT (Pemutus)
2. Rel
2. Kontrol / Indikator
3. Pemanas (Heater)
4. Handle Kubikel
11
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PMT terpasang pada kompartemen yang pada jenis tertentu terpasang “Withdrawable
Circuit Breaker”. PMT dan mekanik penggeraknya dapat dengan mudah dikeluarkan /
dimasukkan ke dalam Kubikel untuk keperluan pemeliharaan.
PMT adalah sakelar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus
/ daya listrik sesuai ratingnya. Pada waktu memutuskan / menghubungkan arus / daya
listrik akan terjadi busur api listrik. Pemadaman busur api listrik ini dapat dilakukan oleh
beberapa macam bahan, yaitu: minyak, udara atau gas.
Berdasarkan media pemadam busur api listrik tersebut, PMT dapat dinamakan menjadi:
PMT minyak sedikit / Low Oil Circuit Breaker (minyak sebagai media
pemadam busur api).
PMT Tegangan Menengah di Gardu Induk umumnya didisain dapat dikeluarkan dari
Kubikel dengan cara ditarik. Sehingga PMT dan mekanik penggeraknya dapat dengan
mudah dikeluarkan / dimasukan untuk keperluan pemeliharaan.
PMT dari pabrik dan dengan rating sama, mempunyai konstruksi dan rangkaian yang
sama. Sehingga dapat dipindah antar Kubikel dan hanya perlu satu PMT cadangan untuk
PMT dengan rating yang sama.
Selama operasi seluruh bagian yang bertegangan tertutup dengan pelindung metal yang
ditanahkan, untuk menjamin agar operator aman selama mengoperasikannya.
Untuk mengeluarkan / memasukkan PMT dari / ke Kubikel, urutannya harus benar dan
dicek untuk setiap langkah agar aman.
12
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
- Kontak gerak
- Kontak tetap
Gambar PMT dengan media pemadam busur api minyak, gas dan vacuum, dapat dilihat
pada gambar 1-17, 1-18 dan 1-19.
13
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Adalah bagian yang menyediakan tenaga untuk menggerakkan kontak gerak pada
pembukaan/penutupan PMT.
Untuk pembukaan PMT secara remote melalui operator atau rele disediakan triping coil.
Jika tegangan suplai hilang, pegas dapat diisi melalui handle secara manual (diputar
dengan tangan).
Pegas yang digunakan untuk mekanisme penggerak ini ada dua macam yaitu:
1 Manufacturer To be mentioned
2 Type To be mentioned
Withdrawable or truck-
3 Type Of designation
mounted
6 Rated Voltage kV 24
9 Breaking Capacity kA 25
11 Rated Frequency Hz 50
14
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
15 Opening time Ms ≤ 60
17 Suplai tegangan:
1.5.1.2 Rel
Rel dibuat dari tembaga atau aluminium dengan bentuk sesuai dengan desain dari
masing-masing pabrik.
Rel Tegangan Menengah pada Kubikel berfungsi sebagai penghubung antara kabel
masuk dengan beberapa penyulang.
Bentuk rel ini ada yang berpenampang bulat / pipa (tubuler), setengah bulat dan ada pula
yang berbentuk plat sesuai dengan desain dari pabrik Kubikelnya.
Besar kecilnya penampang rel tergantung pada besar / kecilnya daya yang akan
disalurkan.
Contoh:
Pipa tembaga untuk rel pada Kubikel Merlin Gerin,Mitsubishi dan Calor
Emag
Pipa setengah bulat tembaga pada rel Kubikel ABB dan Calor Emag
Untuk merangkai Kubikel-Kubikel Tegangan Menengah dengan rel bulat / pipa, harus
diperhatikan agar betul-betul rata (selevel). Hal itu untuk mencegah tingginya nilai
tahanan kontak pada sambungan rel, yang dapat mengakibatkan gangguan / kerusakan.
15
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Trafo arus berfungsi untuk menurunkan arus bolak-balik yang besar menjadi arus bolak-
balik yang kecil sesuai dengan kebutuhan instrumentasi yang tersambung.
Nominal arus di sisi primer CT bermacam-macam, dapat dipilih sesuai dengan arus
beban maksimum di sisi primer. Sedang arus nominal sisi sekunder adalah 1 Ampere
atau 5 Ampere.
- Kumparan primer
- Kumparan sekunder
- Inti besi
16
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Fungsi trafo tegangan adalah untuk menurunkan tegangan tinggi / menengah bolak-balik
menjadi tegangan rendah sesuai dengan tegangan nominal instrument.
Pemasangan trafo tegangan bisa pada Kubikel tersendiri atau pada Kubikel incoming,
tergantung dari desain yang ada. Trafo tegangan pada Kubikel Tegangan Menengah
umumnya berbentuk cor-coran / Cast resin.
Perbandingan transformasinya (rasio) adalah: 20.000 Volt / 100 Volt; 20.000/√3 Volt /
100/√3 Volt; 20.000 Volt / 110 Volt atau 20.000/√3 Volt / 110/√3 Volt.
Kumparan primer
Kumparan sekunder
Inti besi
Pemisah berfungsi untuk memisahkan peralatan yang akan dipelihara agar terlihat secara
visual bahwa peralatan yang akan dipelihara sudah terpisah dari bagian yang
bertegangan, sehingga aman bagi petugas terhadap tegangan dari luar peralatan
tersebut.
Lengan kontak PMT Tegangan Menengah pada Kubikel di sisi kabel dan di sisi rel,
berfungsi sebagai pemisah, dimana untuk memisahkannya dilakukan dengan cara
mengeluarkan PMT dari Kubikel tersebut atau diposisikan rack out.
17
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PMS Rel dan PMS Tanah seperti yang dimaksud di atas terpasang pada Kubikel Open
Type.
Pemisah tanah berfungsi untuk pengamanan petugas yang akan bekerja, agar aman
terhadap tegangan sisa dan tegangan induksi. Pemisah tanah pada Kubikel untuk
mentanahkan di sisi kabel. Sedangkan untuk mentanahkan di sisi rel harus dilakukan
secara manual melalui grounding lokal.
PMS tanah sisi kabel untuk membuang sisa muatan listrik. PMS tanah ini dioperasikan
dari panel dan terdapat interlock mekanik dengan PMT.
Komponen Pendukung pada Kubikel terdiri dari Rele & Meter, Kontrol/Indikator, Pemanas
(Heater) serta Handle Kubikel. Rele proteksi, Meter dan Kontrol/Indikator terpasang pada
sebuah kompartemen. Kompartemen ini didisain untuk memperkecil resiko propagasi saat
terjadi gangguan. Rele proteksi dan peralatan pendukung disambung ke PMT melalui
kabel penghubung dengan multi pin connector.
VT Rell / Busbar
UFR
PMT
INCOMING
OCR/GFR DIFF
CT
Core proteksi
KwH Amp. Mtr
CT
Core metering kV Mtr
VT Kabel
18
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Ampere meter
kWh meter
kV meter
Konfigurasi pemasangan OCR dan GFR adalah seperti pada gambar di bawah ini.
19
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Lampu indikator ON/OFF PMT digunakan untuk menandai kondisi PMT Close atau Open
dengan 2 (dua) warna yang berbeda (merah atau hijau).
Untuk memanaskan ruang terminal kabel agar kelembabannya terjaga. Sehingga dapat
mengurangi efek corona pada terminal Kubikel tersebut.
Untuk menggerakkan mekanik Kubikel, yaitu membuka atau menutup posisi kontak
hubung: PMT, PMS, LBS, pemisah tanah (grounding) atau pengisian pegas untuk energi
membuka / menutup kontak hubung. Pada satu Kubikel, jumlah handle yang tersedia bisa
satu macam atau lebih.
20
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Kubikel dilengkapi dengan sistem interlock untuk mencegah kemungkinan kesalahan atau
kelainan operasi dari peralatan dan untuk menjamin keamanan operasi.
Gawai interlock harus dari jenis mekanis dengan standar pembuatan yang paling tinggi
dan mempunyai kekuatan mekanis lebih tinggi dari kontrol mekanisnya.
Pada Kubikel yang PMT-nya dilengkapi dengan motor listrik sebagai penggerak alat
hubung, maka sistem interlock juga diterapkan pada sistem kontrol listriknya. Yaitu bila
posisi komponen Kubikel belum pada posisi siap dioperasikan, maka sistem kontrol tidak
dapat dioperasikan .
- PMS Tanah harus tidak dapat ditutup jika PMT dalam keadaan tertutup/
masuk.
Peralatan Uji dan Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan pada saat melakukan
pemeliharaan Kubikel Tegangan Menengah adalah sebagai berikut:
21
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
- Vacuum Checker
- AVO Meter
- Tang Ampere
- Earth Meter
- Sepatu Safety
- Grounding local
- Tester tegangan
- Rambu-rambu / tagging
2 PEDOMAN PEMELIHARAAN
In Service Inspection adalah kegiatan yang dilakukan pada saat Kubikel dalam kondisi
operasi/bertegangan. Tujuan dilakukannya In Service Inspection adalah untuk mendeteksi
secara dini ketidaknormalan yang mungkin terjadi di dalam Kubikel tanpa melakukan
pemadaman.
22
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Untuk In Service Inspection pada pemeliharaan Kubikel dilakukan dengan periode Harian,
Bulanan, 3 Bulanan, 2 tahunan. Selain itu ada beberapa pemeliharaan yang
pelaksanaannya bergantung pada kondisi peralatan Kubikel tersebut (kondisional).
2. Monitor tekanan Gas SF 6 low (jenis PMT dengan media gas yang
dilengkapi dengan indikator tekanan).
2.1.5 Kondisional
23
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode tertentu dalam keadaan peralatan
bertegangan.
3. Pengukuran suhu terminal dan sambungan pada rel, CT, PT, kabel dan
peralatan lain yang dialiri arus dalam Kubikel. Pelaksanaan thermovisi
dilakukan melalui lubang intai pada Kubikel.
2.2.2 Kondisional
Pengukuran suhu Kubikel, terminal dan sambungan pada rel, CT, PT, kabel serta
peralatan lain yang dialiri arus dalam Kubikel, juga dilakukan dengan memerhatikan
kondisi pembebanan Kubikel tersebut. Semakin tinggi beban yang disalurkannya, periode
pengukuran suhu dengan thermovisi perlu semakin cepat.
Merupakan pengukuran yang dilakukan pada periode 2 tahunan dalam keadaan peralatan
tidak bertegangan.
Pengukuran ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi peralatan secara lebih rinci.
24
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
b) Pengukuran / pengujian CT
c) Pengukuran / pengujian PT
Pengukuran tahanan isolasi PMT ialah proses pengukuran dengan suatu alat ukur
Insulation Tester untuk memperoleh nilai tahanan isolasi PMT, yaitu antara bagian yang
diberi tegangan (fasa) terhadap badan (casing) yang ditanahkan maupun antara terminal
masukan (I/P terminal) dengan terminal keluaran (O/P terminal) pada fasa yang sama.
Cara Pengukuran
Kesiapan obyek yang akan diukur dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
1 ). Pemasangan pentanahan lokal (Local Grounding) disisi I/P dan O/P terminal
dengan tujuan membuang muatan induksi (Residual Current) yang masih
tersisa.
25
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
6 ). Hasil pengukuran ini merupakan data terbaru hasil pengukuran dan sebagai
bahan evaluasi pembanding dengan hasil pengukuran sebelumnya.
26
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik sambungan. Sambungan
adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis konduktor bertemu secara fisik
sehingga arus / energi listrik dapat disalurkan tanpa hambatan yang berarti. Pertemuan
kontak PMT juga merupakan suatu sambungan yang mempunyai nilai tahanan tertentu
terhadap arus yang melaluinya, sehingga akan terjadi panas dan menjadi kerugian teknis.
Rugi ini sangat signifikan jika nilai tahanan kontaknya tinggi.
Prinsip dasar pengukuran tahanan kontak PMT adalah sama dengan alat ukur tahanan
murni (Rdc), tetapi pada tahanan kontak arus yang dialirkan lebih besar I=100 Ampere.
Cara Pengukuran
Alat ukur tahanan kontak terdiri dari sumber arus dan alat ukur tegangan (drop tegangan
pada obyek yang diukur). Dengan sistem elektronik maka pembacaan dapat diketahui
dengan baik dan ketelitian yang cukup baik pula.
Digunakanya arus sebesar 100 Ampere karena pembagi dengan angka 100 akan
memudahkan dalan menentukan nilai tahanan kontak dan lebih cepat.
Harus diperhatikan skala yang digunakan jangan sampai arus yang dibangkitkan sama
dengan batasan skala sehingga kemungkinan akan terjadi overload dan hasil penunjukan
tidak sesuai dengan kenyataannya.
Pelaksanaan Pengukuran:
27
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
3. Sambungkan terminal (+) dan (-) ke kedua sisi terminal yang akan diukur
(obyek).
4. Hubungkan kabel ukur mVolt sedekat mungkin dengan obyek yang akan
diukur.
Tujuan dari pengukuran kecepatan waktu buka/tutup PMT adalah untuk mengetahui
waktu kerja PMT secara individu pada saat menutup ataupun membuka.
Cara Pengukuran:
2. Pasang pentanahan (grounding) pada sisi atas kontak, hal ini untuk
mengurangi resiko arus induksi yang mengalir melalui alat uji.
Trip coil
CB Analyzer
Close coil
28
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Langkah Pengujian:
29
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Peralatan ataupun titik netral sistem tenaga listrik dihubungkan ke tanah dengan suatu
pentanahan yang ada di Gardu Induk. Sistem pentanahan tersebut dibuat di dalam tanah
dengan struktur bentuk mesh. Nilai tahanan pentanahan di Gardu Induk bervariasi.
Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin baik.
Kebocoran gas SF6 dapat terjadi pada PMT. Adanya kebocoran gas SF6 tersebut
(biasanya kecil dan dalam waktu lama) dapat mengakibatkan menurunnya tekanan dan
selanjutnya memengaruhi unjuk kerja PMT. Untuk mengetahui lokasi terjadinya
kebocoran gas SF6 pada PMT dilakukan dengan cara tradisional (melalui pendengaran
atau dengan busa sabun) atau dengan alat deteksi kebocoran / leakage detector. Pada
jenis PMT dengan media isolasi SF6 yang disediakan fasilitas untuk mengukur tekanan
SF6, pengukuran tekanan SF6 dapat dilakukan dengan alat ukur tekanan gas SF6
(Preasure Gauge).
Pemutus tenaga (PMT) dengan media pemutus minyak (oil) adalah salah satu jenis PMT
yang masih digunakan dalam operasional penyaluran tenaga listrik. Untuk mengetahui
apakah minyak PMT masih layak operasi sesuai dengan standar pengusahaan maka
perlu adanya acuan yang sesuai. Karakteristik dan fungsi media minyak PMT adalah
berbeda dengan karakteristik minyak isolasi transformator. Selain berfungsi sebagai
30
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
isolasi terhadap tegangan tinggi (menengah), media minyak pada PMT jenis ini juga
berfungsi sebagai pemadam busur api listrik (arching) pada saat PMT bekerja. Khususnya
pada saat pemutusan arus beban atau bila terjadi arus gangguan.
Kelayakan operasi PMT media minyak tergantung pada banyak faktor, terutama yang
menyangkut kualitas minyak itu sendiri.
Khusus PMT jenis sedikit minyak (low oil contents) perlu dilakukan analisis komersial
tentang untung dan ruginya ketika akan melakukan penggantian / pengujian minyak.
Karena biaya penggantian minyak baru dibandingkan dengan biaya untuk uji kandungan
gas terlarut dalam minyak perlu menjadi bahan pertimbangan. Sehingga untuk
operasional PMT low oil contents jarang dilakukan pengujian karakteristik minyak dan
cenderung diganti dengan minyak sejenis yang baru.
2.3.5.3 Vacuum
PMT jenis vacuum kebanyakan digunakan untuk tegangan menengah dan hingga saat ini
masih dalam pengembangan sampai tegangan 36 kV.
Jarak (gap) antara kedua katoda adalah 1 cm untuk 15 kV dan bertambah 0,2 cm setiap
kenaikan tegangan 3 kV.
Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan antara lain porselen, kaca
atau plat baja yang kedap udara. Ruang kontak utamanya tidak dapat dipelihara dan
umur kontak utama sekitar 20 tahun. Karena kemampuan dielektrikum yang tinggi maka
bentuk fisik PMT jenis ini relatif kecil.
31
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Uji Vacuum
Prosedur pengukuran
6) Sambungkan alat uji dengan sumber AC dan lampu power no. 1 (LED
Standby) akan menyala.
9) Saklar no.7 (Toggle Switch) diposisikan ON, dan lampu no.3 (LED hijau)
akan menyala.
10) Amati dengan seksama dan sangat hati-hati dengan tegangan uji.
11) Bila lampu no.3 (LED hijau) tidak padam setelah 10 detik maka benda uji
adalah baik. Matikan alat uji dengan saklar no.7 (togel).
12) Bila sebelum 10 detik lampu no.3 (LED hijau) padam dan lampu no.4 (LED
merah) menyala maka berarti benda uji adalah tidak bagus.
Tujuan pengukuran ini agar kita dapat mengetahui berapa besarnya tegangan minimal
sumber DC yang dapat mengerjakan coil PMT. Sehingga dapat diketahui fungsi dari coil
32
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
tersebut apakah masih baik atau tidak. Selain itu juga untuk mengukur nilai resistansi coil
tersebut.
Dalam setiap PMT jumlah tripping (opening) coil biasanya lebih banyak dari pada jumlah
closing coil, hal ini dimaksud sebagai faktor keamanan pola operasi sistem dan PMT
tersebut.
Prinsip kerja coil adalah berdasarkan induksi medan magnet, seperti pada gambar-
berikut:
Mengingat begitu pentingnya fungsi dari coil terhadap kerja PMT, maka ada beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam melakukan pemeliharaan, yaitu:
b. Periksa kemungkinan adanya karat pada rumah atau batang coil yang dapat
mengganggu fungsi kerja rod dari coil.
33
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Ukur nilai resistansi coil dengan menggunakan mikro ohm meter dan bandingkan
dengan nilai yang tertera pada name platenya.
Gambar 2-8 Pengukuran nilai tahanan (resistansi) coil dan pengujian tegangan
minimal coil pada PMT ABB.
Catat hasilnya dan bandingkan dengan nilai yang tertera pada papan nama
(name plate) coil tersebut.
Pengujian tahanan isolasi menggunakan alat uji tahanan isolasi 5 kV untuk sisi primer dan
500 V untuk sisi sekunder. Berfungsi untuk mengetahui kualitas tahanan isolasi pada trafo
arus tersebut. Pencatatan hasil pengukuran dilakukan pada saat 60 detik.
34
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Pengujian tahanan isolasi menggunakan alat ukur tahanan isolasi 5 kV untuk sisi primer
dan 500 V untuk sisi sekunder. Berfungsi untuk mengetahui kualitas tahanan isolasi pada
trafo tegangan tersebut. Pencatatan hasil pengukuran dilakukan pada saat 60 detik.
Pengukuran tahanan isolasi Lightning Arrester (LA) ialah proses pengukuran dengan
suatu alat ukur Insulation Tester untuk memperoleh nilai tahanan isolasi LA terhadap
grounding.
35
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
36
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Metode evaluasi untuk pemeliharaan Kubikel mengacu pada flow chart / alur seperti pada
gambar di atas. Secara umum meliputi 3 (tiga) tahapan evaluasi pemeliharaan, yaitu:
A. Evaluasi Level – 1
B. Evaluasi Level – 2
Hasil akhir serta rekomendasi pada tahap pertama menjadi masukan untuk
dilakukannya evaluasi level – 2, ditambah dengan pelaksanaan In Service
Measurement. Tahapan ini menghasilkan gambaran lebih lanjut untuk
justifikasi kondisi Kubikel, serta menentukan pemeliharaan lebih lanjut.
C. Evaluasi Level – 3
Standar evaluasi adalah acuan yang digunakan dalam mengevaluasi hasil pemeliharaan
untuk dapat menentukan kondisi peralatan Kubikel yang dipelihara. Standar yang ada
berpedoman kepada: instruction manual dari pabrik, standar-standar internasional
maupun nasional (IEC, IEEE, CIGRE, ANSI, SPLN, SNI dan lain-lain) dan pengalaman
serta observasi/pengamatan operasi di lapangan.
Dikarenakan dapat berbeda antar merk/pabrikan, maka acuan yang diutamakan adalah
manual dari pabrikan Kubikel tersebut. Dapat digunakan acuan yang berasal dari standar
internasional maupun nasional, apabila tidak ditemukan suatu nilai batasan pada manual
dari pabrikan Kubikel tersebut.
Batasan tahanan isolasi PMT Kubikel menurut standar VDE (catalogue 228/4) minimum
besarnya tahanan isolasi pada suhu operasi dihitung “ 1 kilo Volt = 1 MΩ (Mega Ohm) “.
Dengan catatan 1 kV = besarnya tegangan fasa terhadap tanah, kebocoran arus yang
diijinkan setiap kV = 1 mA.
Nilai tahanan kontak PMT Kubikel yang normal harus (acuan awal) disesuaikan dengan
petunjuk / manual dari masing – masing pabrikan PMT Kubikel, sebagai contoh adalah
sebagai berikut:
37
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Pada saat terjadi gangguan pada sistem tenaga listrik, diharapkan PMT bekerja dengan
cepat. Clearing Time sesuai dengan standart SPLN No 52-1 1983 untuk sistem dengan
tegangan 20 kV adalah < 50 mili detik.
Kecepatan kontak PMT membuka dan / atau menutup harus disesuaikan dengan
referensi / acuan dari masing – masing pabrikan PMT, sebagai contoh adalah sebagai
berikut:
Toleransi perbedaan waktu antar fasa R, S, dan T saat PMT beroperasi (Open / Close)
ditentukan dengan melihat nilai Δt yang merupakan selisih waktu tertinggi dan terendah
antar fasa R, S, dan T.
Rekomendasi berdasarkan referensi dari pabrikan ALSTHOM untuk nilai Δt adalah < 10
ms.
Semakin kecil nilai pentanahannya maka akan semakin baik. Menurut IEEE std 80: 2000
(Guide for Safety in AC Substation - Grounding), besarnya nilai tahanan pentanahan
untuk Kubikel dan switchgear adalah ≤ 1 Ohm.
Batas nilai tegangan suplai untuk motor penggerak mekanik PMT mengacu IEC std 56 - 2
klausal 17 dan buku manual pabrikan, sebagai berikut:
38
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Vnominal
Referensi V min V max
(AC / DC)
Untuk suplai tegangan DC, ripple tegangan (yang merupakan besaran nilai peak-to-peak
komponen AC dari tegangan suplai pada beban normal / rated) dibatasi ≤ 5% dari
komponen DC.
Batas nilai tegangan suplai untuk Closing Coil dan Opening Coil sesuai dengan referensi
pabrikan adalah sebagai berikut:
Vnominal
V min V max
(DC)
110 85 % Vn 110 % Vn
39
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Vnominal
V min V max
(DC)
110 70 % Vn 110 % Vn
Dilakukan dengan melihat perbedaan/selisih suhu pada 2 (dua) titik dengan komponen/
material yang berbeda.
Berdasarkan manual dari pabrikan kamera thermovisi merk FLIR, disebutkan bahwa
terdapat 3 (tiga) macam kondisi, yaitu:
- Kondisi I : t ≤ 5 oC (9oF)
40
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Adalah tindak lanjut dari hasil In Service Inspection. Tindak lanjut dilakukan sebagai
tindakan pencegahan terjadinya kelainan / unjuk kerja rendah pada peralatan Kubikel &
komponennya.
PERALATAN YANG
SASARAN PEMERIKSAAN REKOMENDASI
DIPERIKSA
41
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PERALATAN
SASARAN PEMERIKSAAN REKOMENDASI
YANG DIPERIKSA
Pemeriksaan suplai DC /
Rele ! Indikator Lampu tidak nyala
pengujian / penggantian rele
! Pembersihan /
! Kondisi dalam lemari kotor
pengecekan suplai daya
atau lembab
heater
42
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PERALATAN YANG
SASARAN PEMERIKSAAN REKOMENDASI
DIPERIKSA
PERALATAN YANG
HASIL PEMERIKSAAN REKOMENDASI
DIPERIKSA
Adalah tindak lanjut dari hasil In Service Measurement yang juga merupakan tindakan
pemeliharaan rutin yang dilakukan dalam periode tertentu.
PERALATAN YANG
HASIL UKUR REKOMENDASI
DIPERIKSA
43
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PERALATAN YANG
HASIL UKUR REKOMENDASI
DIPERIKSA
Adalah tindak lanjut dari hasil Shutdown Measurement yang juga merupakan tindakan
pemeliharaan yang dilakukan dalam periode tertentu (dapat ditentukan berdasarkan
kondisi hasil asesmen).
Pembersihan isolator.
Tahanan Isolasi ≤ 1 kV = 1 M"
Perbaikan / penggantian
(overhaul).
44
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Keserempakan
Kontak PMT Δt > 10 ms
Periksa kebocoran.
≤ tekanan rated ( bila ada
Tekanan gas SF6
fasilitasnya )
Penambahan gas SF6.
(Tegangan DC)
Pengaturan tegangan.
Tegangan closing coil < 85% atau > 110%
Perbaikan / penggantian.
dari V rated
( Tegangan DC )
Pengaturan tegangan.
Tegangan opening
< 70% atau > 110%
coil
Perbaikan / penggantian.
dari V rated
Pengukuran arus
Standar name plate Perbaikan / penggantian
kerja motor
45
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
4.3.4 Pengujian CT
Tabel 4-10 Rekomendasi Pengujian pada CT
Pengukuran eksitasi /
Jenuh Penggantian
knee point
4.3.5 Pengujian PT
Tabel 4-11 Rekomendasi Pengujian pada PT
4.3.6 Pengujian LA
Tabel 4-12 Rekomendasi Pengujian pada LA
Pengujian
Error >5% Penggantian
karakteristik
46
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
Adalah tindak lanjut dari hasil Shutdown Function Check yang dilakukan pada saat
kondisi peralatan tidak beroperasi.
Pengecekan suplai.
Pengujian emergency
Tidak berfungsi
trip Pengecekan / perbaikan
wiring.
Pengecekan suplai.
Pengujian fungsi
Tidak berfungsi
alarm Pengecekan / perbaikan
wiring.
47
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
0.,'./
&%2././
!/"'$'!/.2
3*&%2././
)'/11%./
4*(.0%/./
5*(.0%/./
6*(.0%/./
%&' #2*(#1./1./
57
)#/#/1.0
5784 '9:;<=:>
'9:;<=:>*2<?<@*4*A'9:<B?>C<
578484
'9:;<CD>E9:F
!"!#$%&''()*$&+',)-!#.'/'0)1!(/')'&$(23
57848484 #@<CDB>CG@*CHBB<9D*CGBBI>9J 1+(4$51+(4$'()/'()1'+51'+'(6)78 K K
9:($-:#)-!%'('();'&)<=)>),:?)@A!($&) 9B
/!(2'()"!/$')2'&)4'(2)/$,!(2%'0$)/!(2'( K
57848483 #@<CDB>CG@*>9:H@GD>E9 $(/$%'-:#)-!%'('(86
57848487 )<=G9>=*;<9JJ<BG=
!"!#$%&''()$(/$%'-:#)0!2'&)"!%'($%)0'/'
CD6E6E6D6E 9B)&$&-!")0!2'& K
CD6E6E6D6C !"!#$%&''()$(/$%'-:#)0:&$&$) 9B)F,:&!)G)H0!( K
CD6E6E6D6I !"!#$%&''()J:+(-!#)%!#A') 9B K
48
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
0.,'./
&%2././
!/"'$'!/.2
3*&%2././
)'/11%./
4*(.0%/./
5*(.0%/./
6*(.0%/./
89:;:;:<:? !"!#$%&''()%!1!#&$.'()@+1$%!,
89:;:;:<:9 !"!#$%&''()&-#+%-+#)"!%'($%)@+1$%!,:
%&'()*'+,-).)/,!,0%&')1.+2)
!"#$#! 3)4'51)6)&7'8
!(2+%+#'()&+.+)-!#"$(',)/'()&'"1+(2'(
0'/')#!,3)AB3) B3)%'1!,)/'()0!#','-'(),'$()4'(2
!"#$#!#$ 9/)271+24/,2511)&7,2411:+&; /$',$#$)'#+&)/','")@+1$%!,:)667
49
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
MKI%KL
FE-KLKL
O,FE-KLKL
3%LNNEKL
$,GKMELKL
!,GKMELKL
<,GKMELKL
ABLC%D%BLK-
%&'()*'+,-).)/,O,0DP57Q>R&
!"#$#O 3)4'51)6)&7'8
!"#$#O#O 9/)271+24/,+&'5/47+>&
!(2+%+#'()"!/$')$&=,'&$)>K(-+%) FB)*'G++"
89:;:?:?:; '-'+)"$(4'%7
50
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
MKI%KL
FE-KLKL
O,FE-KLKL
3%LNNEKL
$,GKMELKL
!,GKMELKL
<,GKMELKL
ABLC%D%BLK-
!(2+%+#'()-!%'('()/'()%!1=G=#'()2'&)LMN
89:;:?:?:8 FB)>O$%')-!#0'&'(2)"'(="!-!#7
89:;:?:?:? !(2+O$'()-'.'('()$&=,'&$)#!,
89:;:?:?:9 K(-+%) FB)O!($&)"$(4'%
89:;:?:?:9:; !"!#$%&''(),!*!,)"$(4'%
89:;:?:?:9:8 !"!#$%&''()%=(/$&$JI'#(')"$(4'%
89:;:?:?:9:? !"!#$%&''()%!1=G=#'(J#!"1!&'()"$(4'%
89:;:?:?:9:9 !(2+O$'()/$!,!%-#$%)"$(4'%
89:;:?:?:H:; !"!#$%&''()-!%'('()LMN
89:;:?:?:H:8 !"!#$%&''()%!1=G=#'()LMN
89:;:?:?:N N:)K(-+%) FB)O!($&)*'G++"
51
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
MKI%KL
FE-KLKL
O,FE-KLKL
3%LNNEKL
$,GKMELKL
!,GKMELKL
<,GKMELKL
ABLC%D%BLK-
89:;:?:?:N:; !(2+O$'()-!2'(2'()-$(22$)DA)>*'G++")-+1!7
!"#$#O#" 3)*4&+*,()&;;)14*
89:;:?:9:; !"!#$%&''()%!%!(G'(2'()"+#)1'+-
89:;:?:9:8 !(2+O$'()&$&-!")0!2'&)J)&0#$(2
89:;:?:9:? !(2+O$'()E+(2&$)&-'#-)P)&-=0)"=-=#)0!(22!#'%
89:;:?:9:9 !(2+%+#'()'#+&)1!1'()"=-=#)0!(22!#'%
!(2+%+#'()-'.'('()$&=,'&$)1!,$-'()"=-=#
89:;:?:9:H 0!(22!#'%
!"#$#O#< =>&71>/,':'7)6
89:;:?:H:; !(2+%+#'()-!2'(2'()%!#O')"$($"+")G=$,) FB
89:;:?:H:8 !(2+%+#'()J)0!(2+O$'()AB
52
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
MKI%KL
FE-KLKL
O,FE-KLKL
3%LNNEKL
$,GKMELKL
!,GKMELKL
<,GKMELKL
ABLC%D%BLK-
89:;:?:H:? !(2+%+#'()J)0!(2+O$'() B
89:;:?:H:9 !(2+%+#'()J)0!(2+O$'()QC)>O$%')-!#0'&'(2)QC7
89:;:?:H:H !(2+O$'()#!,!5#!,!)RAS)J)TMS)J)DTS
!(2+O$'()#!,!5#!,!)-!2'(2'()J)KMS)>O$%'
89:;:?:H:N -!#0'&'(27
89:;:?:H:< !(2+%+#'()-!2'(2'()CA)/'()DA
!"#$#O#S N1>5&Q+&;
F!"!#$%&')%'I'-)0!(-'('.'()/'(
89:;:?:N:; %!%!(G'(2'()"+# 1'+-(4'
89:;:?:N:8 !(2+%+#'()-'.'('()0!(-'('.'()@+1$%!,
!"#$#O#? -)641+,*5@+*)/
!"!#$%&''()%!%!(G'(2'()"+#)1'+-
53
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
MKI%KL
FE-KLKL
O,FE-KLKL
3%LNNEKL
$,GKMELKL
!,GKMELKL
<,GKMELKL
ABLC%D%BLK-
!"!#$%&''(),'"0+)0!(!#'(2'(),!"'#$)@+1$%!,
!"!#$%&''()0!"'('&)>.!'-!#7
!"!#$%&''()%!1!#&$.'()@+1$%!,
F!"!#$%&')%!'/''(J%=(/$&$)0=(/'&$),!"'#$
%+1$%!,
%&'()*'+,-).)/,O,0DP57Q>R&
!"#!#O 3)4'51)6)&7'8
89:8:?:?:; F!"1!#&$.%'()0!#"+%''()$&=,'-=#
89:8:?:?:8 F!"1!#&$.%'()0!#"+%''()G.'"1!#) FB
!"#!#O#" 3)*4&+*,()&;;)14*
54
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
MKI%KL
FE-KLKL
O,FE-KLKL
3%LNNEKL
$,GKMELKL
!,GKMELKL
<,GKMELKL
ABLC%D%BLK-
89:8:?:9:; F!"1!#&$.%'(),$"$-)&I$-G.
89:8:?:9:8 F!"1!#&$.%'()/'()"!,+"'($)#=/')2$2$
89:8:?:9:? F!"1!#&$.%'()/'()"!,+"'($)0!2'&
89:8:?:9:9 F!"1!#&$.%'()1=U
!"#$#"#< =>&71>/,':'7)6
!(2+O$'()E+(2&$)G,=&!)/'()=0!()>,=G',)J)#!"=-!
89:;:9:H:; /'()&G'/'7
89:;:9:H:8 !(2+O$'()!"!#2!(G4)-#$0
89:;:9:H:? !(2+O$'()E+(2&$)','#"
55
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
MKI%KL
FE-KLKL
O,FE-KLKL
3%LNNEKL
$,GKMELKL
!,GKMELKL
<,GKMELKL
ABLC%D%BLK-
89:;:9:H:9 !(2+O$'()E+(2&$)$(-!#,=G%)"!%'($%)/'()!,!%-#$%
89:;:9:H:H !(2+O$'()E+(2&$)-#$0)/'#$)#!,!)0#=-!%&$
56
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
SUB SUB
SUB SUB SUB FUNCTIONAL FAILURE MODE
NO SUB FUNCTION
SYSTEM SYSTEM FAILURE LEVEL-1
SYSTEM
1 2 3 4 5 6 7
Mengalirkan
Overheating
arus
Isolator pecah,
Tidak dapat
retak
Isolator sebagai isolasi berfungsi
(breakdown)
interrupter dan ruang sebagai isolasi
chamber pemutusan dan ruang
Penurunan
pemutusan
kondisi isolasi
Isolator
sebagai isolasi pecah,retak
Electrical
3 antara bagian
Insulation Isolator Tidak dapat (breakdown)
yang
Support / Sebagai bahan
bertegangan
Penyang- isolasi dan Penurunan
dan sebagai
ga penyangga kondisi isolasi
penyangga
interrupter
57
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
SUB SUB
SUB SUB SUB FUNCTIONAL FAILURE MODE
NO SUB FUNCTION
SYSTEM SYSTEM FAILURE LEVEL-1
SYSTEM
1 2 3 4 5 6 7
pemadam busur api yang busur api yang
busur api timbul saat PMT timbul Perubahan
beroperasi komposisi gas
(decomposs-ed
product)
Karakteristik
minyak berubah
Level minyak
berkurang
Vacuum
berkurang
PT Kesalahan
wiring
Terjadi hubung
singkat pada
terminal wiring
(***)
Metering Kerusakan
auxiliary circuit /
rele bantu
(termasuk
tripping / closing
coil)
Hilang sumber
DC
Rele Ketidakserempa
proteksi kan antar fasa
58
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
SUB SUB
SUB SUB SUB FUNCTIONAL FAILURE MODE
NO SUB FUNCTION
SYSTEM SYSTEM FAILURE LEVEL-1
SYSTEM
1 2 3 4 5 6 7
Gagal operasi
open
Gagal operasi
close
Salah manuver
Mekanik Aus
Mekanik Aus
Sistem Interlock
Elektrik
Kerusakan
auxiliary circuit
Hilang sumber
DC
59
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
SUB SUB
SUB SUB SUB FUNCTIONAL FAILURE MODE
NO SUB FUNCTION
SYSTEM SYSTEM FAILURE LEVEL-1
SYSTEM
1 2 3 4 5 6 7
peralatan melindungi
tegangan peralatan Masuknya
rendah dan tegangan binatang
sebagai tempat rendah dan kedalam box
secondary sebagai tempat
equipment secondary
equipment
60
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
FAILURE FAILURE
FAILURE MODEL FAILURE MODEL FAILURE MODEL
NO MODEL MODEL LEVEL-
LEVEL-2 LEVEL-5 LEVEL-6
LEVEL-3 4
1 8 9 10 11 12
Perbedaan
Material
Korosi
Aging/
Tahanan kontak klem penuaan
tinggi
Terminasi
Baut kendor /
yang kurang
aus / rel tidak
baik/poor
lurus
contact
Heater tidak
Heater rusak,
berfungsi /
Lembab suplai AC
tidak
tidak ada
terpasang
Heater tidak
Heater rusak,
berfungsi/
Lembab suplai AC
tidak
tidak ada
terpasang
Tidak tertutup
Benda lain di terminal Debu/ kotoran
dengan baik /
utama / Binatang
ada lubang
Aging/
penuaan
Moving contact/
Jumlah
2 Fixed contact tidak
operasi tinggi
normal
Setelan
mekanik PMT
61
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
FAILURE FAILURE
FAILURE MODEL FAILURE MODEL FAILURE MODEL
NO MODEL MODEL LEVEL-
LEVEL-2 LEVEL-5 LEVEL-6
LEVEL-3 4
1 8 9 10 11 12
tidak tepat
Aging/
penuaan
Terjadi
karbonisasi
Jumlah
operasi tinggi
Tahanan kontak PMT
tinggi Aging/
Posisi dan penuaan
atau kondisi
kontak tidak Setelan
normal mekanik PMT
tidak tepat
3 Petir
Terkena
pecahan dari
peralatan lain
Switching
Polusi/
kotoran
Aging material
Petir
Terkena
pecahan dari
peralatan lain
Switching
62
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
FAILURE FAILURE
FAILURE MODEL FAILURE MODEL FAILURE MODEL
NO MODEL MODEL LEVEL-
LEVEL-2 LEVEL-5 LEVEL-6
LEVEL-3 4
1 8 9 10 11 12
Polusi/
kotoran
Aging material
Manometer rusak
banyaknya jumlah
kerja PMT
tingginya
jumlah kerja
PMT
Baut pengikat
63
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
FAILURE FAILURE
FAILURE MODEL FAILURE MODEL FAILURE MODEL
NO MODEL MODEL LEVEL-
LEVEL-2 LEVEL-5 LEVEL-6
LEVEL-3 4
1 8 9 10 11 12
tidak
sempurna/
kendor
tingginya
jumlah kerja
PMT
Limit switch
tidak berfungsi
secara baik
Bearing motor
rusak
Ketidaknormalan
sumber
tegangan
Human error
64
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
FAILURE FAILURE
FAILURE MODEL FAILURE MODEL FAILURE MODEL
NO MODEL MODEL LEVEL-
LEVEL-2 LEVEL-5 LEVEL-6
LEVEL-3 4
1 8 9 10 11 12
dalam box
mekanik
Human error
Human error
Setting
thermostat tidak
tepat
Thermostat
rusak
Heater tidak
terpasang
Polusi
Aging/
penuaan
Masuknya binatang
kedalam lemari (***)
Aging / penuaan
MCB trip
MCB rusak
Terjadi hubung
singkat pada terminal
wiring
65
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
FAILURE FAILURE
FAILURE MODEL FAILURE MODEL FAILURE MODEL
NO MODEL MODEL LEVEL-
LEVEL-2 LEVEL-5 LEVEL-6
LEVEL-3 4
1 8 9 10 11 12
Setelan mekanik
PMT tidak tepat
Hilang sumber
tegangan
Gagal remote
Hilang sumber
tegangan
Gagal remote
Human error
Sinyal palsu
Aging / penuaan
MCB trip
MCB rusak
Terjadi hubung
singkat pada terminal
wiring (***)
6 Tidak terpasang
Hilang
66
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
FAILURE FAILURE
FAILURE MODEL FAILURE MODEL FAILURE MODEL
NO MODEL MODEL LEVEL-
LEVEL-2 LEVEL-5 LEVEL-6
LEVEL-3 4
1 8 9 10 11 12
Korosi
Setting
thermostat
tidak tepat
Thermostat
rusak
Heater tidak
terpasang
Selubung kabel
(glen) rusak / tidak
terpasang
67
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
68
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT PLN (PERSERO)
No.Serie : …………………………………..……
1 Indikator PMT
a. Monitor tekanan gas SF6 normal tidak normal
(Untuk jenis PMT dengan media gas yang dilengkapi dengan indikator tekanan)
b. Indikator pegas mekanik PMT normal tidak normal
(Untuk PMT sistem pegas)
( ) ( )
69
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT PLN (PERSERO)
No.Serie : …………………………………..……
( ) ( )
70
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT PLN (PERSERO)
No.Serie : …………………………………..……
1 Indikator PMT
a. Indikator posisi PMT Close/Open normal tidak normal
b. Indikator counter kerja PMT normal tidak normal
( ) ( )
71
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT PLN (PERSERO)
1. Pentanahan (Grounding)
a. Memeriksa kawat pentanahan baik tidak baik baik tidak baik
b. Memeriksa kekencangan mur baut terminal longgar kencang longgar kencang
c. Mengukur tahanan pentanahan * F ) baik tidak baik baik tidak baik
2 Lemari / box Kontrol
a. Memeriksa kekencangan mur baut longgar kencang longgar kencang
b. Membersihkan elemen pemanas (Heater) kotor bersih kotor bersih
d. Membersihkan kontaktor kotor bersih kotor bersih
e. Membersihkan limit switch kotor bersih kotor bersih
c. Membersihkan box kotor bersih kotor bersih
f. Memeriksa sumber tegangan AC / DC normal abnormal normal abnormal
3 Box Mekanik
a. Memeriksa kekencangan mur baut longgar kencang longgar kencang
b. Membersihkan dan melumasi roda gigi kotor bersih kotor bersih
c. Membersihkan dan melumasi pegas kotor bersih kotor bersih
d. Membersihkan box kotor bersih kotor bersih
4 Isolator, body dan bushing
a. Membersihkan permukaan isolator kotor bersih kotor bersih
b. Membersihkan permukaan chamber kotor bersih kotor bersih
c. Memeriksa keadaan fisik PMT (Retak / Pecah) ada tidak ada ada tidak ada
d. Memeriksa kekencangan baut terminal utama longgar kencang longgar kencang
5 Minyak (khusus jenis LOC)
a. Memeriksa level minyak normal abnormal normal abnormal
b. Memeriksa kondisi minyak (warna) kotor bersih kotor bersih
c. Memeriksa kebocoran / rembes ada tidak ada ada tidak ada
d. Menguji dielektrik minyak * F ) baik tidak baik baik tidak baik
6 SF6 (khusus jenis SF6)
a. Memeriksa tekanan SF6 normal abnormal normal abnormal
b. Memeriksa kebocoran SF6 ada tidak ada ada tidak ada
7 Vacuum (khusus jenis vacuum)
a. Menguji tegangan tinggi DC (vacuum tube) baik tidak baik baik tidak baik
8 Percobaan CLOSE / OPEN PMT
a. Posisi CLOSE normal abnormal normal abnormal
b. Posisi OPEN normal abnormal normal abnormal
c. Indikator posisi CLOSE / OPEN ada tidak ada ada tidak ada
Mengukur kecepatan waktu buka/tutup PMT *
d. baik tidak baik baik tidak baik
F)
e. Mengukur tahanan kontak * F ) baik tidak baik baik tidak baik
9 Pondasi
a. Memeriksa keretakan ada tidak ada ada tidak ada
b. Memeriksa kemiringan ada tidak ada ada tidak ada
10 Rel
a. Membersihkan permukaan isolator kotor bersih kotor bersih
e. Mengukur tahanan Isolasi baik tidak baik baik tidak baik
11 Catatan :
( ) ( )
72
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT PLN (PERSERO)
1. Pentanahan (Grounding)
a. Memeriksa Kawat Pentanahan baik tidak baik baik tidak baik
b. Memeriksa kekencangan mur baut Terminal longgar kencang longgar kencang
c. Mengukur tahanan pentanahan * F ) baik tidak baik baik tidak baik
( _______________ ) ( )
73
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT PLN (PERSERO)
R S T
NO TITIK UKUR ACUAN KESIMPULAN
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
A B C D E F G H I J
a. Primer - Tanah
b. Sekunder - Tanah
1S1 – tanah
2S1 – tanah
1M =1
3S1 – tanah
kV
4S1 – tanah
5S1 – tanah
c. Primer - Sekunder
P – 1s1
P – 2s1
1M =1
P – 3S1
kV
P – 4S1
P – 5S1
CATATAN :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pengawas Pekerjaan Dikerjakan oleh
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( _______________ ) ( )
74
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT
PTPLN
PLN(PERSERO)
(PERSERO)P3B
Phasa R - -
Phasa S R<1Ω - -
Phasa T - -
CATATAN :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pengawas Pekerjaan Dikerjakan oleh
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( _______________ ) ( )
75
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT PLN (PERSERO)
Nomor :
CHECKLIST PEMELIHARAAN 2 TAHUNAN PT TM
Tanggal :
1. Pentanahan (Grounding)
a. Memeriksa Kawat Pentanahan Baik tidak baik Baik tidak baik
b. Memeriksa fisik Body yang lecet, berkarat ada tidak ada ada tidak ada
( _______________ ) ( ___________________ )
76
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT PLN (PERSERO)
R S T
NO TITIK UKUR ACUAN KESIMPULAN
Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir
A B C D E F G H I J
PRIMER - GROUND *)
SEKUNDER ( 1a ) - SEKUNDER ( 2a )
PRIMER - SEKUNDER ( 1a ) *
PRIMER - SEKUNDER ( 2a ) *
SEKUNDER ( 1a ) – GROUND
SEKUNDER ( 2a ) – GROUND
CATATAN :
.................. ................. ................ Pengawas Pekerjaan Dikerjakan oleh
.................. ................. ................
.................. ................. ................
.................. ................. ................
.................. ................. ................ ( _______________ ) ( )
77
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT PLN (PERSERO)
PHASA - R R<1Ω
PHASA - S R<1Ω
PHASA - T R<1Ω
CATATAN :
78
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT PLN (PERSERO)
1. Pentanahan (Grounding)
a. Memeriksa Kawat Pentanahan baik tidak baik baik tidak baik
b. Memeriksa kekencangan mur baut Terminal longgar kencang longgar kencang
c. Mengukur tahanan pentanahan * F ) baik tidak baik baik tidak baik
( _______________ ) ( )
79
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT
PTPLN
PLN(PERSERO)
(PERSERO)P3B
Phasa R - Ground - -
Phasa T - Ground - -
CATATAN :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pengawas Pekerjaan Dikerjakan oleh
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( ) ( )
80
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT PLN (PERSERO)
2 TAHANAN KONTAK
< 50 µΩ
Atas - Bawah PMT ON
3 TEKANAN GAS N2
Manual Book
Presure Gauge ( Visual )
5 TAHANAN PENTANAHAN
R < 1Ω
Terminal Pentanahan
CATATAN :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pengawas Pekerjaan Dikerjakan oleh
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( ………………...….…………. ) ( ………………...….…………. )
81
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT PLN (PERSERO)
PHASE R (ms)
Disesuaikan
PHASE S (ms)
manual book
PHASE T (ms)
CATATAN :
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pengawas Pekerjaan Dikerjakan oleh
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ( ………………...….…………. ) ( ………………...….…………. )
82
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT PLN (PERSERO)
UJI OPEN
* tempelkan hasil uji
83
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT PLN (PERSERO)
UJI CLOSE
84
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
PT PLN (PERSERO)
Lokasi : …………………..……………………
- Ratio (Ir/Ip) %
1.5 x Is detik
2.0 x Is detik
3.0 x Is detik
4.0 x Is detik
5.0 x Is detik
( …………………….…………. ) ( ……………...………………. )
85
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
DAFTAR ISTILAH
86
KUBIKEL TEGANGAN MENENGAH
DAFTAR PUSTAKA
87