Anda di halaman 1dari 12

KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI*

A. Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) telah didefinisikan dengan berbagai cara yang berbeda oleh
berbagai orang yang berbeda pula. Menurut Stoner, Kepemimpinan dapat didefinisikan
sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari
sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya.
Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :
Pertama, Kepemimpinan menyangkut orang lain – bawahan atau pengikut. Kesediaan
mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin, para anggota kelompok membantu
menentukan status / kedudukan pemimpin dan membuat proses kepemimpinan dapat
berjalan. Tanpa bawahan, semua kualitas kepemimpinan seorang mmanajer akan menjadi
tidak relevan.
Kedua, Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang
diantara para pemimpin dan anggota kelompok. Para pemimpin mempunyai wewenang untuk
mengarahkan berbagai kegiatan para anggota kelompok, tetapi para anggota kelompok tidak
dapat mengarahkan kegiatankegiatan pemimpin secara langsung, meskip[un dapat juga
melalui sejumlah cara secara tidak langsung.
Ketiga, Selain dapat memberikan pengarahan kepada para bawahan atau pengikut,
pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh. Dengan kata lain, para pemimpin tidak
hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi
bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya. Sebagai contoh, seorang manajer dapat
mengarahkan seorang bawahan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu, tetapi dia dapat juga
mempengaruhi bawahan dalam menentukan cara bagaimana tugas itu dilaksanakan dengan
tepat. Kepemimpinan adalah bagian penting manajemn, tetap tidak sama dengan manajemen.
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi
orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup
kepemimpinan, tetapi juga mencakup fungsifungsi lain seperti perencanaan, pengorganisasian
dan pengawasan.
1. Tujuan Kepemimpinan
Nampaknya sukar dibedakan antara tujuan dan fungsi kepemimpinan, lebih-lebih kalau
dikaji secara praktis kedua-duanya mempunyai maksud yang sama dalam menyukseskan
proses kepemimpinan namun secara definitif kita dapat menganalisanya secara berbeda.
Tujuan kepemimpinan merupakan kerangka ideal / filosofis yang dapat memberikan
pedoman bagi setiap kegiatan pemimpin, sekaligus menjadi patokan yang harus dicapai.
Sehingga tujuan kepemimpinan agar setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat mencapai
tujuan yang inginkan secara efektif dan efisien.
2. Fungsi kepemimpinan
Agar kelompok berjalan dengan efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi utama
; (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (“task-related”) atau pemecahan masalah,
dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (“group-maintenance”) atau sosial. Fungsi
pertama menyangkut pemberian saran penyelesaian, informasi dan pendapat. Fungsi kedua
mencakup segala sesuatu yang dapat membantu kelompok berjalan lebih lancer persetujuan
dengan kelompok lain, pnengahan perberdaan pendapat, dan sebagainya.
B. Manajemen dan Organisasi
1) Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya – sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Atau lebih jelasnya
manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentuakn,
menginterpretasikan, dan pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau
kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan
(controlling).
Pola Umum Manajemen
 Manajemen pada dasarnya adalah alat atau sarana daripada administrasi;
 Sebagai alat administrasi fungsi manajemen adalah menggerakkan unsure statik daripada
administrasi yaitu organisasi ;
 Dalam fungsinya menggerakkan organisasi, manajemen merupakan suatu proses
dinamika yang meliputi fungsi planning, organizing, actuating dan lain-lain ;
 Proses manajemen selalu diarahkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu ;
 Dalam mencapai tujuan tersebut manajer sebagai pelaksana manajemen menggunakan
berbagai unsur yang tersedia dalam organisasi ;
 Penggunaan unsur-unsur manajemen tersebut selalu dilaksanakan dengan seefisien
mungkin berdasarkan prinsip-prinsip manajemen.
2) Organisasi
Menurut Chester Bernard, Organisasi adalah sistem kegiatan kerjasama (cooperative
activities) dari dua orang atau lebih. Menurut Dwight Waldo, Organisasi adalah struktur antar
hubngan pribadi yang berdasarkan atas wewenang formal dan kebiasaan-kebiasaan di dalam
suatu system adminstrasi. Menurut G.R. Terry, Organisasi adalah berasal dari kata organism
yaitu suatu struktur dengan bagian-bagian yang demikian dintegrasi hingga hubungan mereka
satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan keseluruhan orang terdiri dua
bagian pokok yaitu bagian-bagian dan hubungan-hubungan.
Jadi Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terkait
dalam hubungan formal dalam rangkaian hirarki untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Dari beberapa pengertian di atas ada tiga unsur yang menonjol dan perlu
diperhatikan, yakni :
 Bahwa organisasi bukanlah tujuan, melainkan hanya alat untuk mencapai tujuan atau alat
untuk melaksanakan tugas pokok. Berhubungan dengan itu susunan organisasi haruslah
selalu disesuaikan dengan perkembangan tujuan atau perkembangan tugas pokok.
 Organisasi adalah wadah serta proses kerjasama sejumlah manusia yang terikat dalam
hubungan formal.
 Dalam organisasi selalu terdapat rangkaian hirarki, artinya dalam suatu organisasi selalu
terdapat apa yang dinamakan atasan dan apa yang dinamakan bawahan.
Fungsi-Fungsi Organisasi :
 Mengatur tugas dan kegiatan kerjasama sebaik-baiknya ;
 Mencegah kelambatan-kelambatan kerja serta kesulitan yang dihadapi ;
 Mencegah kesimpangan kerja ;
 Menentukan pedoman-pedoman kerja.
Keuntungan-keuntungan Organisasi :
Organisasi yang baik memberikan keuntungan sebagai berikut :
 Setiap orang akan mengerti tugasnya masing-masing ;
 Memperjelas hubungan kerja para anggota organisasi ;
 Terdapat koordinasi yang tepat antar unit kerja ;
 Menggunakan tenaga kerja sesuai dengan kemampuan dan minat ;
 Agar kegiatan administrasi dan manajemen dapat dilakuakn secara efektif dan efisien.
Unsur-unsur Organisasi :
Pada hakikatnya organisasi terbentuk dari sekelompok orang, kerjasama dan tujuan
bersama.
C. Kharakteristik Kepemimpinan
1. Sifat-Sifat Rasul sebagai Etos Kerja
Dalam Islam kepemimpinan adalah bagian dari kepribadian Islam, sabda Rasulullah Saw.
“ Setiap orang dari kamu adalah pemimpin dan kamu bertanggngjawab terhadap
kepemimpinan itu” (Shahih Bukhari & Muslim)
Setiap manusia pasti memerankan suatu kepemimpinan. Hadis Rasulullah mengatakan, “
Setiap anda adalah pengasuh dan bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Pemimpin adalah
pengasuh dan bertanggungjawab terhadap rakyat. Laki-laki adalah pengasuh dikeluarganya
dan bertanggungjawab terhadap asuhannya. Wanita adalah pengasuh di rumah suaminya
dan bertanggungjawab pada asuhannya, pembantu adalah pengasuh harta majikannya dan
bertanggungjawab pada asuhannya”. (H.R. Imam Bukhari & Muslim).
2. Dimensi Moral Kepemimpinan
Akhlak seorang muslim adalah tidak mengejar kepemimpinan untuk dirinya. Tidak
merebut kepemimpinan dari orang yang layak memiliki kepemimpinan itu. Apabila diberi
tanggungjawab kepemimpinan, sementara dia lemah dan sanggup memikul, hendaknya dia
menolak tanggungjawab itu. Kecuali, pabila dia yang harus memegangnya maka dia wajib
melaksanakannya. Bila menghindar berarti berdosa, dan bila dia melaksanakan kewajiban itu
dia mendapat pahala. Nashnash berikut ini menjelaskan hal tersebut di atas :
 Jangan meminta dan jangan memberikan amanah kepada orang yang berambisi / meminta
dijadikan pemimpin.
Dari Abu Hurairah, rasulullah Saw bersabda “ Sesungguhnya kalian akan berambisi
memperoleh kepemimpinan dan itu akan menjadi penyesalan nanti pada hari kiamat.
Alangkahnya bahagianya orang yang terus menyusui (melaksanakan tugasnya) dan
alangkah buruknya orang yang menyapinya (melalaikan tugasnya) “ (H.R Bukhari &
Nasai)
 Jangan menolak bila diberi amanah / kepercayaan
Dari Abu Dzar katanya “Aku masuk menemui Nabi bersama-sama dengan dua orang
anak, pamanku, satu diantaranya” Wahai Abu Dzar Sesungguhnya kammu lemah dan
tugas itu amanah dan (dapat mengakibatkan) kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat.
Kecuali bagi orang yang mengambil dengan benar dan melaksanakan amanah yang
diberikan kepada” (H.R. Muslim)
3. Kepemimpinan yang Efektif
 Menciptakan wawasan untuk masa depan dengan mempertimbangkan kepentingan jangka
panjang organisasi.
 Mengembangkan strategi yang rasional untuk menuju ke arah wawasan tersebut.
 Memperoleh dukungan dari pusat kekuasaan dan seluruh anggota.
 Memberi motivasi yang kuat kepada kelompok inti dan seluruh anggota untuk mencpai
tujuan organisasi.
Ciri-ciri Pemimpin Islam
 Setia ; pemimpin dan orang yang dipimpinnya terkait kesetiaan kepada Allah
 Tujuan Islam secara menyeluruh
 Berpegang pada syariat dan Akhlak Islam
 Pengemban amanat / bertanggungjawab.
Prinsip Dasar Operasional Kepemimpinan Islam
 Musyawarah
 Adil
 Kebebasan berfikir
Karakter Kepemimpinan Islam
 Tahu kemana harus diarahkan, kuasai waktu dan jangan biarkan waktu mengontrol anda
dengan menjadikan setiap saat bekerja untuk Islam.
 Mengarah pada hasil yang kongkrit, memusatkan perhatian diri pada hasil, ketimbang
pada pekerjaannya itu sendiri.
 Membangun kekuatan bukan kelemahan, termasuk diri anda dan para sahabat anda, akui
kelebihan orang lain tanpa merasa kedudukan anda terancam.
 Memusatkan perhatian pada beberapa bidang utama, dimana kerja keras secara terus
menerus yang akan memberikan hasil yang cemerlang.
 Bertawakal kepada Allah dengan meletakkan cita-cita yang tinggi, jangan batasi diri anda
pada persoalan yang mudah dan aman.
Sifat “mutu” yang harus dimiliki pemimpin
 Akhlak yang baik
 Memiliki daya imajinasi
 Berfikir menurut fungsinya
 Mampu bersikap adil kepada semua
 Memiliki banyak minat
 Bersikap sebagai pendidik
 Memiliki emosional yang matang
 Bersikap sebagai perencana
 Mampu menghormati diri dan orang lain
 Teku, tegas, mampu mengorganisir dengan rapi
 Bersemangat, energik, bersifat sebagai pelatih
 Ekspresif (berbicara dan menulis)
 Logis, berpikir selalu tajam dan selalu siap
 Bertanggungjawab, kreatif dan pekerja keras
 Setia kepada semua kepentingan
4. Tipe-tipe Kepemimpinan
Dilihat bagaimana pemimpin itu menggunakan kekuasaannya, ditentukan tiga buah tipe
dasar, yakni :
1) Tipe Otoriter (autocratic)
Pemimpin yang bertipe demikian dipandang sebagai orang yang memberikan perintah dan
mengharapkan pelaksanaannya secara dogmatis dan selalu positif. Dengan segala
kemampuannya, ia berusaha menakut-nakuti bawahannya dengan jalan memberikan
hukuman tertentu bagi yang berbuat negatif, dan hadiah untuk seorang bawahan yang bekerja
dengan baik (correct).
2) Tipe Demokratis atau Partisifasi
Pemimpin demikian mengadakan konsultasi dengan para bawahannya mengenai tindakan-
tindakan dan keputusan-keputusan yang diusulkan / dikehendaki oleh pimpinan serta
berusaha memberikan dorongan untuk turut serta aktif melaksanakan semua keputusan dan
kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan itu.
3) Sedang pada tipe yang terakhir,
Pemimpin sangat sedikit menggunakan kekuatannya, bahkan memberikan suatu tingkatan
kebebasan yang tinggi terhadap para bawahannya atau bersifat “Free rein” (Laissez Faire) di
dalam segal tindakan mereka. Pemimpin demikian biasanya mempunyai ketergantungan yang
besar pada anggota kelompok untuk menetapkan tujuan-tujuan dan alat-alat / cara
mencapainya. Mereka (para pemimpin ‘ laissez faire’) menganggap bahwa peranan meraka
sebenarnya sebagai orang yang berusaha memberikan kemudahan (fasilitas) kerja para
pengikut, umpama dengan jalan menyampikan informasi kepada orang-orang yang
dipimpinnya, serta sebagai penghubung dengan lingkungan yang ada di luar kelompok.
5. Unsur-unsur Manajemen
Unsur dasar yang merupakan sumber yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dalam
manajemen adalah :
 Man (manusia)
 Material (bahan)
 Machine (mesin / alat)
 Methods (tata kerja)
 Money (uang)
 Market (pasar)
6. Unsur Manusia dalam Manajemen
Manusia salah satu dari unsur manajemen yang merupakan motor penggerak bagi
sumber-sumbe dan lat-alat baik yang bersifat “ Human Resources “ maupun “Non Human
Resources” dalam suatu organisasi.
7. Tingkatan Manajemen
Manajemen dalam organisasi, Pemimpin (manajer) dapat dibedakan menurut tingkatan
dan jenis pekerjaannya, yakni :
1) Menurut tingkatannya (hierarchie), pimpinan dalam organisasi dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
 Manajemen Puncak (Top Management)
 Manajemen Media (Middle Management)
 Manajemen Rendah (Lower Management)
2) Apabila dilihat dari Pembagian Kerjanya,. Yaitu antara kerja “pikir” dan kerja “fisik”,
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a) Admistrative Management, pada tingkat “Top Management “
b) Middle Management, pada tingkat “Pimpinan Menengah”
c) Supervisory Management, ada di tingkat “Paling Bawah”
Pada tingkatan Admistrative Pemimpin lebih banyak menggunakan kerja piker daripada
kerja fisik dalam memipin organisasinya, misalnya menentukan tujuan organisasi, perumuan
kebijakan, penggerakkan kelompok pimpinan pada tingkat lebih rendah dan memikirkan hal-
hal yang sifatnya lebih menyeluruh. Untuk itu “Manajerial Skill” lebih dibutuhkan. Pada
tingkat Middle Management, dalam tugas kegiatannya sehari-hari antara kegiatan pikir dan
fisik hampir sepadan ; kedua-duanya dilaksanakan hamper serentak dan bersama-sama.
Sebaliknya pada tingkat Supervisory Management, dalam tugasnya sehari-hari pimpinan
lebih banyak mempergunakan kerja fisik dari pada kerja pikir. Untuk itu ia lebih banyak
membutuhkan “technical Skills” daripada “Managerial Skills”.
D. Organisasi Sebagai Alat Perjuangan
Ada berbagai macam tipe organisasi, yang umum dikenal yakni :
a. Bentuk Lini
Yang pertama ini sering pula dinamakan :bentuk lurus”, “bentuk jalur” dan “bentuk
militer”. Bentuk lini ini mula-mula diperkenalkan oleh seorang ahli adminstrasi
berkebangsaan Perancis, Henry Fayol. Bentuk lini dipandang sebagai bentuk yang paling tua
dan dipergunakan secara luas pada masa perkembangan industri pertama. Organisasi ini
banyak dipergunakan di lingkungan militer dan perusahaan-perusahaan kecil.
Ciri-cirinya :
 Garis komando langsung dari atasan ke bawahan atau dari pimpinan tertinggi ke
berbagai tingkat operasional.
 Masing-masing pekerja bertanggungjawab penuh terhadap semua kegiatannya.
 Otoritas dan tangungjawab tertinggi pada puncak makin lama makin berkurang
menurut jenjang.
 Organisasinya kecil, begitu pula karyawannya sedikit.
 Hubungan kerja antara pimpinan dan bawahan bersifat langsung.
 Tujuan, alat-alat yang digunakan dan struktur organisasinya masih sederhana.
 Pemilik organisasi biasanya menjadi pimpinan tertinggi.
Keuntungan organisasi yang berbentuk lini :
 Kekuasaan dan tanggungjawab dapat ditetapkan secara definitif.
 Orang yang mempunyai kekuasaan dan tanggungjawab diketahui oleh semua pihak.
 Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat, karena jumlah orang yang perlu
diajak berembuk tidak begitu banyak.
 Disiplin mudah dipertahankan.
 Solidaritas para anggota masih besar, karena masih saling kenal mengenal.
 Tersedianya kesempatan yang baik bagi pimpinan organisasi untuk mengembangkan
bakat-bakat pemimpin.
b. Bentuk Lini dan Staf
Di dalam organisasi-organisasi kecil, semua karyawan supervisor adalahmerupakan
orang-orang lini (line personnel). Tetapi ketika organisasi melai membesar, maka semakin
terasa pentingnya penyediaan tenaga spesialis mampu memberikan nasihat-nasihat teknis dan
memberikan jasa-jasa kepada unit-unit operasional lainnya. Orang-orang inilah yang biasanya
disebut “staf personnel” (orang-orang staf yang melaksanakan fungsi-fungsi staf). Dan orang-
orang staf ini dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu :
(1) para penasihat dan (2) “auxilliary personnel”, bertugas melakukan kegiatan-kegiatan
penunjang demi lancarnya meknisme organisasi.
Ciri-ciri Pokok :
 Organisasinya besar dan kompleks.
 Jumlah karyawannya banyak.
 Terdapat dua kelompok karyawan (lini dan staf) sebagaimana dijelaskan di atas.
 Karena organisasi sudah semakin besar / kompleks, maka hubungan langsung di sini
sudah tidak mungkin lagi terjadi antar anggota maupun antara pemimpin dan
bawahan.
 Nampak adanya spesialisasi yang dikembangkangkan dan dipergunakan secara
optimal.
Kebaikan-kebaikannya :
 Adanya pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang melaksanakan tugas
pokok organisasi, dan kelompok staf yang melaksanakan kegiatan penunjang.
 Asas spesialisasi dapat dijalankan, menurut bakat bawahan yang berbeda-beda.
 Prinsip “the right man in the right place” dapat diterapkan dengan mudah.
 Koordinasi mudah dijalankan dalam setiap unit kegiatan.
 Tipe organisasi demikian dapat dipergunakan oleh organisasi-organisasi yang lebih
besar / kompleks.
Keburukannya :
 Pemimpin lini sering mengabaikan advis staf.
 Pimpinan staf sering mengabaikan gagasan-gagasan.
 Ada kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya.
 Perintah-perintah lini, nasihat-nasihat dan perintah-perintah staf sering agak
membingungkan anggota. Hal ini dapat terjadi, karena kedua jenis hirarki ini tidak
selalu seirama dalam memandang sesuatu. Meskipun terdapat kelemahan-kelemahan
organisasi tipe lini dan staf ini, namun untuk organisasi yang semakin kompleks
seperti dewasa ini lebih cenderung menggunakan bentuk lini dan staf.
c. Bentuk Fungsional
Organisasi Fungsional adalah suatu organisasi dimana kekuasaan dari pimpinan
dilimpahkan kepada para pejabat yang memimpin satuan-satuan dibawahnya dalam suatu
bidang pekerjaan tertentu. Tiap-tiap kepala dari satuan ini mempunyai kekuasaan untuk
memerintah semua pejabat bawahan sepanjang mengenai bidangnya (The Liang Gie, dkk.,
1981, hal. 136). Ciri lain dari organisasi demikian adalah bahwa didalam organisasi tidak
terlalu menekankan pada hirarki struktural, akan lebih banyak didasarkan pada sifat dan
macam fungsi yang harus dijalankan. Sebenarnya bentuk ini tidak populer, dan kebanyakan
hanya dipergunakan dalam lingkungan usaha swasta seperti toko serba ada, dan yang
sejenisnya.
Kebaikan-kebaikannya :
 Ada pembagian yang tegas antara kerja pikir dan fisik.
 Dapat dicapai spesialisasi yang baik.
 Solidaritas antara orang-orang yang menjalankan fungsi yang sama pada umumnya
tinggi.
 Moral serta disiplin kerja tinggi.
 Koordinasi antara orang-orang yang ada dalam satu fungsi mudah dijalankan.
Kelemahannya :
 Sulit mengadakan pertukaran tugas, karena terlalu menspesialisasikan diri dalam satu
bidang saja.
 Koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar diadakan, karena orang-orang yang
bergerak dalam satu bidang mementingkan fungsi saja.
 Inisiatif perorangan mudah tertekan, karena sudah dibatasi pada suatu fungsi.
d. Organisasi Tipe Panitia
Bentuk organisasi ini adalah suatu tipe di mana pimpinan dan para pelaksana dibentuk
dalam kelompok-kelompok yang bersifat panitia. Maksudnya, pada tingkat pimpinan,
keseluruhan unsur pimpinan menjadi panitia dan para pelaksana dibagi ke dalam kelompok-
kelompok yang disebut “task force” atau satuan tugas.
Ciri-cirinya :
 Struktur organisasinya tidak begitu kompleks. Biasanya hanya terdiri dari ketua,
sekretaris, bendahara, ketua seksi dan para petugas.
 Struktur organisasinya secaa relatif tidak permanen. Organisasi tipe panitia hanya
dipakai sewaktu-waktu ada kegiatan khusus (proyek-proyek tertentu), dan setelah
kegiatan-kegiatan itu selesai dikerjakan, maka panitia dibubarkan.
 Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif.
 Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggungjawab yang sama.
 Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas-tugas tertentu dalam bentuk satuan
tugas (task force).
Keuntungan Tipe Panitia :
 Keputusan yang diambil selalu berhasil dengan baik dan tepat, karena sudah
dibicarakan secara kolektif.
 Kemungkinan penggunaan kekuasaan secara berlebihan dari pimpinan kecil sekali.
 Usaha kerjasama bawahan mudah digalang.
Kelemahannya :
 Proses pengambilan keputusan agak lambat karena segala sesuatunya harus
dibicarakan lebih dulu dengan para anggota organisasi.
 Apabila ada kemacetan kerja, tak seorang pun yang mau diminta
pertanggungjawabannya melebihi dari yang lain.
 Para pelaksana sering bingung karena perintah tidak datang dari satu orang pimpinan
saja.
 Kreativitas nampaknya sukar dikembangka, karena pelaksanaan didasarkan pada
kolektifitas.
E. Hubungan Antara Kepemimpinan, Manajemen Dan Organisasi
Organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai
tujuan, yang mana untuk mencapai tujuan tersebut memerlukan manajemen untuk mengatur
orang-orang tersebut, yang mana manajemen tidak akan berhasil apabila tidak ada pemimpin
di dalamnya dan seorang pemimpin pun harus memiliki ilmu kepemimpinan, jadi antara
Kepemimpinan, manajemen dan organisasi merupakan suatu sistem yang tidak dapat berdiri
sendiri dan tidak dapat terpisahkan.

* Di sampaikan pada Latihan Kader I (Basic Training)


HMI Komisariat STAI Cabang Tasikmalaya
** - Sekjend Lingkar Study Alternatif (LISAN) HMI
Cabang Tasikmalaya
- Sekretaris Umum HMI Komisariat STAI Cabang
Tasikmalaya
Referensi :
1. Amin Wijaya T, Manajemen Strategik, PT. Gramedia, 1996
2. Charles J. Keating, Kepemimpinan dalam manajemen, Rajawali Pers, 1995
3. Dr. Ir. S.B. Lubis & Dr. Martani Hoesaini, Teori Organisasi: Suatu pendekatan makro,
Pusat studi antar Universitas Ilmu-ilmu sosial Universitas Indonesia, 1987
4. James. L. Gibson, Manajemen, Erlangga, 1986
5. J. salusu, Pengembangan Kaqputusan Strategik, Gramedia, 1986
6. Mifta Thoha, Kepemimpinan dan manajemen, Rajawali Pers, 1995
7. Nilai Dasar Perjuangan HMI
8. Richard M. Streers, Efektifitas Organisasi, (sari manajemen), Erlangga, 1985
9. Winardi, Kepemimpinan Manajemen, Rineka Cipta, 1990

Anda mungkin juga menyukai