Anda di halaman 1dari 4

Etimologi

Terdapat 2 pendapat yang mengatakan tentang asal nama Situbondo:

Dari nama seorang pangeran asal Madura yang bernama Aryo Gajah Situbondo, yang
makamnya ditemukan di wilayah kota.

Berasal dari kata siti bondo, yang berarti tanah yang mengikat, untuk menegaskan bahwa
daerah ini menarik setiap pendatang yang tiba untuk menetap di Situbondo.

Sejarah

Pantai Pasir Putih pada tahun 1920-an.

Kediaman bupati Situbondo pada tahuh 1927–1929.

Konon, Situbondo pada zaman dahulu merupakan suatu situ atau danau besar. Pada zaman
kejayaan kerajaan-kerajaan Jawa, Situbondo merupakan bagian dari konflik-konflik
perebutan wilayah dan kekuasaan kerajaan Majapahit dengan kerajaan Blambangan, dan di
daerah inilah diyakini perang Paregreg sebagai bagian dari kehancuran Majapahit terjadi.
Penduduk Situbondo berasal dari beragam suku, mayoritas berasal dari suku Madura. Pada
tahun 1950 sampai 1970-an, kehidupan perekonomian kebanyakan ditunjang oleh industri
gula dengan adanya 6 perkebunan dan pabrik gula di sekelilingnya, yaitu di Asembagus,
Panji, Olean, Wringin Anom, Demas, dan Prajekan. Dengan surutnya industri gula pada
tahun 1980 dan 1990-an, kegiatan perekonomian bergeser ke arah usaha perikanan. Usaha
pembibitan dan pembesaran udang menjadi tumpuan masyarakat.

Mangga manalagi, gadung, dan arumanis dari Situbondo sangat terkenal dan banyak dicari
oleh penggemar buah. Sampai saat ini potensi ekonomi dari perkebunan mangga tersebut
masih ditangani secara industri rumah tangga, belum dalam skala industri perkebunan.

Beberapa potensi kekayaan alam lainnya masih "menganggur". Ditengarai kandungan


minyak bumi di Kabupaten Situbondo (sekitar Olean) cukup melimpah. Masyarakat
Situbondo menunggu investor untuk datang dan mengeksplorasi kekayaan alam yang sampai
sekarang "masih tersembunyi".

Masyarakat Jawa Timur banyak mengenal Situbondo dari pantai Pasir Putih, suatu tempat
rekreasi pantai yang berjarak kurang lebih 23 km di sebelah barat Situbondo. Pasir Putih
terkenal dengan pantainya yang landai dan berpasir putih. pada tahun 1960 hingga 1970-an
masih banyak habitat laut yang bisa ditemukan dipantai ini. Kuda laut dan batu karang cantik
berwarna warni banyak dijual di akuarium penjual ikan hias setempat, tetapi kini makhluk
tersebut tidak dapat ditemui lagi.

Perubahan nama

Pada mulanya nama Kabupaten Situbondo adalah kabupaten Panarukan dengan ibu kota
Situbondo, sehingga pada masa pemerintahan Belanda oleh Gubernur Jendral Daendels (± th
1808–1811) yang membangun jalan dengan kerja paksa sepanjang pantai utara pulau Jawa
dikenal dengan sebutan "Jalan Anyer – Panarukan" atau lebih dikenal dengan "Jalan
Daendels", kemudian seiring waktu berjalan barulah pada masa Pemerintahan Bupati
Achmad Tahir (± th 1972) diubah menjadi Kabupaten Situbondo dengan ibu kota Situbondo
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor. 28 / 1972 tentang Perubahan Nama dan
Pemindahan Tempat Kedudukan Pemerintah Daerah.

Kediaman Bupati Situbondo pada masa lalu beluml berada di lingkungan Pendopo
Kabupaten, tetapi masih menempati rumah pribadinya. Pada masa Pemerintahan Bupati
Raden Aryo Poestoko Pranowo (± th 1900–1924), dia memperbaiki Pendopo Kabupaten
sekaligus membangun Kediaman Bupati dan Paviliun Ajudan Bupati hingga sekarang ini,
kemudian pada masa Pemerintahan Bupati Drs. H. Moh. Diaaman, Pemerintah Kabupaten
Situbondo memperbaiki kembali Pendopo Kabupaten (± th 2002).
Logo

1. Bentuk Lambang Perisai berarti melambangkan pertahanan daerah dan segala marabahaya
yang datang dan manapunjuga;

2. Bintang berarti syi'ar Ketuhanan YME yang melambangkan keagungan Tuhan pencipta
alam semesta sebagai dasar moral umat beragama masyarakat Situbondo;

3. Gunung dan Langit Putih Menjulang Tinggi berarti melambangkan cita-cita masyarakat
Situbondo dengan keteguhan iman dan kesucian hati;

4. Sawah dan Daerah Warna Kuning Emas berarti melambangkan kemakmuran daerah
agraris di daerah Situbondo;

5. Laut Biru dan Perahu Layar berarti melambangkan kekayaan laut , daerah pantai,
pelabuhan dan paniwisata di daerah Situbondo;

6. Batu Merah bersusun 5 berarti melambangkan kekokohan Dasar Negara Pancasila sebagai
dasar moral masyarakat Situbondo dalam menuju keadilan dan kemakrnuran;

7. Butir Padi 17 buah, Kapas 8 buah, Rantai 4 buah, Roda Bergigi 5 buah berarti
melambangkan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 untuk mengisi kemerdekaan dengan
pembangunan di daerah Situbondo;

8. Pita Putih bertuliskan Kabupaten Situbondo berarti menunjukkan bahwa lambang dalam
gambar adalah Daerah Kabupaten Situbondo.

Anda mungkin juga menyukai