Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sainsmat, Maret 2015, Halaman 42-50 Vol. IV, No.

1
ISSN 2086-6755
http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat

Peta Konsep Prinsip Relevansi dalam Arah Pengembangan


Kurikulum Matematika: Kajian Perspektif Pengembangan
Kurikulum
Mind Concepts Principles of Relevance in Math Curriculum
Development Purpose: Perspective Assessment of Curriculum
Development
Muh. Fitrah*

Program Studi Magister Pendidikan Matematika


Universitas Muhammadiyah Malang. Jln. Raya Tlogomas 246, Malang

Received 29th October 2014 / Accepted 26th November 2014

ABSTRAK

Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan peta konsep prinsip relevansi arah
pengembangan kurikulum matematika. Prinsip relevansi adalah prinsip kesesuaian.
Relevansi internal bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara komponen-
komponennya, yaitu keserasian antara tujuan yang harus dicapai, isi, materi atau
pengalaman belajar yang harus dimiliki peserta didik, strategi atau metode yang digunakan
serta alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan yang diharapkan. Pengembangan
peta konsep kurikulum menengok pada prinsip pengembangan kurikulum yang harus
memiliki prinsip relevansi baik eksternal maupun internal, peta konsep kurikulum dapat
dilihat untuk meningkatkan modul, integrasi dengan teks, dan urutan topik dalam
pengembangan kurikulum, peta konsep menyediakan kendaraan untuk memfasilitasi
perspektif bersama.

Kata kunci: Peta Konsep, Prinsip Relevansi, Matematika Sekolah

ABSTRACT

The article aims to explain the relevance of the principle concept map mathematical
curriculum purpose. The principle of relevance is the principle of suitability. Internal
relevance that each curriculum must have a harmony between its components, that
harmony between the goals to be achieved, contents, materials or learning experiences that
students shoud have, strategies or methods used as well as assessment tool to check
achievement of the expected goals. Curriculum development concept maps to look at the
principles of curriculum development that should have a principle of relevance both

*Korespondensi:
email: fitrahoo@yahoo.com

42
Kajian Perspektif Pengembangan Kurikulum

external and internal, curriculum concept maps can be seen to improve the module,
integration with text, and the sequence of topics in curriculum development, concept maps
provide a way to facilitate a common perspective.

Key words: Concept Map, Principle of Relevance, School Mathematics

PENDAHULUAN secara efektif mengatur dan


mengintegrasikan ide-ide
Kurikulum adalah seperangkat rencana pentingmatematika sehingga peserta didik
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan dapat mengetahui bagaimana membangun
bahan pelajaran serta cara yang digunakan ide-ide atau berhubungan dengan ide-ide
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan lain, sehingga memungkinkan peserta didik
pembelajaran untuk mencapai tujuan untuk belajar dengan pemahaman,
pendidikan tertentu. Kurikulum mengembangkan kemampuan
mempunyai kedudukan yang sentral dalam keterampilan, dan memecahkan masalah.
seluruh proses pendidikan. Konsep Kurikulum yang koheren secara efektif
kurikulum berkembang sejalan dengan mengorganisir dan mengintegrasikan ide-
perkembangan teori dan praktek ide matematika sehingga guru dan peserta
pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan didik dapat melihat bagaimana ide
aliran atau teori pendidikan yang dianutnya dibangun dan dikoneksikan dengan ide lain
(Sukmadinata, 2013). Oleh sebab itu, sehingga memungkinkan mereka untuk
pengalaman-pengalaman belajar yang mengembangkan pengetahuan,
disusun dalam kurikulum harus relevan pemahaman, dan ketrampilan yang baru
dengan kebutuhan masyarakat. Inilah yang (Efendi, 2010) dan setiap kurikulum
disebut dengan prinsip relevansi. Prinsip matematika harus menekankan pemahaman
relevansi adalah prinsip kesesuaian. Ada lebih luas dan harus fokus pada ide-ide dan
dua macam relevansi, yaitu: Relevansi proses betapa pentingnya matematika.
internal dan Relevansi eksternal. Akan Tantangan yang paling penting untuk setiap
tetapi disini penulis mencoba menguraikan kurikulum matematika yang akan
peta konsep arah pengembangan kurikulum difokuskan padaruang lingkup belajar
matematika dalam mencaku salah satu mengajar dan menjadikan kurikulum itu
prinsip dalam pengembangan kurikulum tidak bisa dimplementasikan. Sebuah
khususnya kurikulum matematika sekolah. kurikulum yang efektif difokuskan pada
Sebuah kurikulum matematika konsep yang jelas dan terarah,
memperhatikan beberapa point antara lain : mempertajam dalam setiap topik dan
1) Fokus dan koherensi: Matematika terdiri konsep, dan di seluruh ruang kelasharus
dari aturan topik yang berbeda, seperti koheren.
aljabar dan geometri, tetapi aturan sangat Dalam proses pengembangan
saling berhubungan. Efendi (2010) kurikulum, banyak sekali masalah yang
Kurikulum yang koheren sebagai dihadapi, yang memerlukan pertimbangan
kurikulum terintegrasi akan mengurangi dan pemecahan tersendiri dalam
overlap dan overload ide, konsep, dan mengembangkan kurikulum. Semua
materi ajar. Sebuah kurikulum koheren masalah tersebut disebabkan oleh berbagai

43
Fitrah (2015)

kondisi yang ada yang disesuaikan dengan menurut kegunaan dan kebermaknaan suatu
tuntutan dan prinsip kebutuhan yang perlu kurikulum bagi orang, masyarakat dan
dipenuhi. Tenaga pengembangan bangsa. Ada dua macam relevansi internal
kurikulum yang terlibat dalam kegiatan dan eksternal (Sukmadinata, 2013).
pengembangan kurikulum hendaknya Relevansi internal perspektif pada
menyadari berbagai masalah. Kurikulum organisasi kurikulum. Hal ini melihat ke
sebagai program harus membekali dan dalam dan menyajikan ilmu sebagai
menyiapkan peserta didik dengan berbagai kumpulan yang rapi, terstruktur, koheren
pengetahuan dan ketrampilan untuk jenjang dan pengetahuan terpadu. Dalam
sekolah berikutnya atau masadepannya, pandangan ini,Pola dan kesatuan
antara lain kurikulum harus memiliki diharapkan akan lebih menarik bagi peserta
prinsip relevansi baik eksternal maupun didik untuk belajar dan membuat isi
internal. pelajaran lebih mudah untuk
Hasil diskusi Newton (1988) jenis diimpelementasikan (Darby, 2007).
relevansi berpusat pada empat tujuan Menurut Olivia, Peter F (1991) bahwa
utama, yaitu: 1) tujuan moral dengan relevansi memang mengandung dan
memberdayakan masyarakat; 2) tujuan sekaligus mengundang banyak penafsiran.
kontekstual yang peduli untuk Ini dikarenakan kata relevansi iru sendiri
menempatkan ilmu dalam konteks yang harus dikaitkan dengan masalah dunia kerja
lebih luas sehingga peserta didik melihat (vocation), kependudukan (citizenship),
pentingnya ilmu bagi kehidupan hubungan antar pribadi (personal
masyarakat; 3) tujuan filosofis dan relationship), dan berbagai aktivitas
epistemologis dengan menyajikan ilmu masyarakat lainnya yang menyangkut
seperti yang dipraktekkan dan yang budaya, sosial, politik, dan sebagainya.
menyajikan gambar yang sesuai sifat ilmu, Relevansi internal bahwa setiap kurikulum
dan 4) tujuan psikologis dengan pelajaran harus memiliki keserasian antara
yang dianggap relevan dengan peserta didik komponen-komponennya, yaitu keserasian
itu sendiri, dan yang memiliki beberapa antara tujuan yang harus dicapai, isi, materi
nilai motivasi. atau pengalaman belajar yang harus
Prinsip-prinsip umum pengembangan dimiliki siswa, strategi atau metode yang
kurikulum agar kurikulum dapat berfungsi digunakan serta alat penilaian untuk
sebagai pedoman dalam penyelenggaraan melihat ketercapaian tujuan (Sukmadinata,
pendidikan, maka ada sejumlah prinsip 2013).
dalam proses pengembangannya. Di bawah Relevansi internal ini menunjukkan
ini akan diuraikan prinsip-prinsip umum keutuhan suatu kurikulum. Dalam
dalam pengembangan kurikulum yaitu merumuskan konsep pengembangan
prinsip relevansi. Hamalik (2009) kurikulum matematika hal yang perlu
Relevansi atau kesesuaian merupakan diketahui adalah konsep matematika
masalah lain yang cukup esensial dan harus sekolah, menurut Efendi (2010)
mendapatkan perhatian dalam Matematika bukan sekedar berurusan
pengembangan kurikulum. Meski demikian dengan bilangan dan operasinya, tetapi
terlihat bahwa relevansi berkembang matematika juga mempelajari tentang pola

44
Kajian Perspektif Pengembangan Kurikulum

dan hubungan (a study of patterns and publikasi kegiatan langsung ilmu


relationships) antara ide-ide matematik. pengetahuan umum dirancang untuk
Matematika juga merupakan alat membantu siswa memahami berbagai
(mathematics is a tool), alat untuk konsep ilmiah yang konkret, menarik dan
memecahkan masalah baik masalah relevan. Tujuan filosofis dan epistemologis,
matematika maupun masalah kehidupan yang nyata dalam berbagai upaya untuk
sehari-hari termasuk dalam pekerjaan. memanusiakan matematika dan ilmu
pengetahuan dan di mana guru harus
PEMBAHASAN mengacu kepada kegiatan kelas yang
mewakili kegiatan dan sikap ilmuwan dan
Melihat persoalan demi persoalan
ahli matematika. Tujuan psikologis, yang
dalam dunia pendidikan terutama dalam
nyata melalui penggunaan ilustrasi untuk
matematika menjadikan acuan bahwa
membuat spontan, relevan dan terarah
keberhasilan itu ditentukan dengan hasil
hubungan antara kehidupan siswa untuk
akhir dari evaluasi pelaksanaan kurikulum.
membuat materi pelajaran lebih bermakna.
Newton (1988) menjelaskan empat tujuan
Tapi juga, para guru menggunakan
utama yang dapat dikaitkan. Tujuan moral,
pendekatan pengajaran sungai tersebut
yang telah dibuktikan dengan cita-cita
pada anggapan bahwa upaya mereka untuk
tentang peserta didik menjadi warga negara
membuat matematika dan ilmu
diberdayakan melalui pengetahuan ilmiah
pengetahuan yang berarti yang didukung
dan matematika, dan bagaimana
oleh tujuan psikologis ini, yaitu,
pengetahuan ini dapat digunakan dalam
memotivasi belajar.
kehidupan mereka. Tujuan kontekstual,
Oleh karena itu, kembali pada prinsip
yang dibuktikan dengan penekanan pada
pengembangan kurikulum adalah kunci
menggunakan masalah kontekstualisasi
untuk benar-benar mampu merumuskan
dalam matematika dan ilmu pengetahuan.
arah pelaksanaan kurikulum matematika
Beberapa bahan pengajaran dan penelitian
untuk menjadi lebih baik. Banyaknya
mengintegrasikan matematika dengan mata
beban akan nampak pada jumlah jam
pelajaran lain dengan tujuan
perminggu, banyaknya materi yang harus
mengintegrasikan pembelajaran ke dalam
disampaikan, banyaknya ketrampilan yang
dunia nyata (Nagel, 1996), atau di
harus dilatihkan, dan bahkan akan terjadi
matematika dan ilmu pengetahuan (Herrera
overload dan overlap materi ajar dalam
dan Damian, 2000). Yang lain
proses pembelajaran (Effendi, 2010).
menimbulkan bahwa yang menunjukkan
Peta Konsep pengembangan kurikulum
masalah bagaimana proses matematika
menengok pada prinsip pengembangan
yang digunakan dalam kehidupan sehari-
kurikulumyang harus memiliki prinsip
hari (Cohen dkk, 2000; Goo, 2002).
relevansi baik eksternal maupun internal.
Dalam ilmu pengetahuan, dari
Menurut Simon (2009) bahwa
dukungan materi yang guru berikan pasti
prosesmembangun peta konsep kurikulum
ilmu yang berhubungan dengan ide-ide
dapat dilihat untuk meningkatkan modul
yang berkaitan dengan kehidupan nyata,
kohesi, integrasi denganteks, dan urutan
misalnya. Walker dan Wood (1994)
topik. Dimana lebih dari satu pendidik

45
Fitrah (2015)

terlibat dalam pengembangan kurikulum, dibidang pendidikan, peserta didik dan


peta konsep menyediakan kendaraan untuk pemangku kepentingan lainnya. Oleh
memfasilitasi perspektif bersama dan karena itu, Catatan pengajaran ini harus
kolaborasi. Akhirnya, peta konsep berguna untuk mendukung semuatingkat
kurikulum meningkatkan akuntabilitas pengalaman.
kepada guru-guru, badan-badan profesional

Gambar 1. Peta konsep prinsip relevansi pengembangan kurikulum matematika sekolah

Paling utama dalam menentukan arah prinsip relevansi dalam pengembangan


pengembangan kurikulum matematika kurikulum itu sendiri.
sekolah adalah menganalisis kebutuhan Konsep utama dari teori yang disajikan
untuk mengidentifikasi tujuan adalah konsep konsistensi kurikulum di sini
pembelajaran yang hendak dicapai. dianggap sebagai salah satu hal yang
Kemudian tingkat pencapaian kurikulum terpenting menentukan dampak dari
dan peserta didik akan jelas terlihat jika program pendidikan khususnya
menggunakan analisis kebutuhan terlebih matematika. Ini berfungsi untuk
dahulu. Brady (1992) pertama membahas menggambarkan kontinu antara unsur-
apa yang guru harus tahu tentang konteks unsur yang membentuk dalam kurikulum
sekolah dan komunitas mereka (melalui (hubungan logika antara analisis
situasional analisis). kebutuhan, tujuan, lingkungan belajar dan
Menentukan tingkat pencapaian bahan) dan kontinu antara berbagai
keberhasilan peserta didik yang pastinya persepsi kurikulum (persepsi pengelola,
adalah menentukan kebutuhan materi dan pengembang, dan peserta dari tujuan utama
matri pokok untuk pengimplementasi dan bagaimana untuk mencapai tujuan ini).
kurikulum yang dikembangkan melihat Sebuah perbedaan dibuat antara konsistensi

46
Kajian Perspektif Pengembangan Kurikulum

kurikulum internal dan eksternal (Kessels kompleks yang membutuhkan berbagai


dan Plomp, 1999). Gambaran kompetensi keterampilan dan disposisi (Stacey, 2005).
dalam matematika seperti yang dijelaskan Siswa membutuhkan pengetahuan
oleh Efendi (2010) dibawah ini. matematika yang mendalam dan
Pemecahan masalah diakui sebagai kemampuan penalaran umum serta strategi
keterampilan hidup yang penting yang heuristik untuk memecahkan masalah. Hal
melibatkan berbagai proses termasuk ini juga perlu memiliki keyakinan
menganalisis, menafsirkan, penalaran, membantu dan kelengkapan pribadi untuk
memprediksi, mengevaluasi dan mengorganisasikan dan mengarahkan usaha
merefleksikan. Ini adalah salah satu tujuan dalam pemecahan masalah. Ditambah
menyeluruh atau komponen fundamental dengan ini, siswa membutuhkan
dari kurikulum matematika sekolah di kemampuan komunikasi yang baik dan
banyak negara. Namun, mengembangkan kemampuan untuk bekerja dalam kelompok
pemecah masalah yang sukses adalah tugas kooperatif (Gambar 4).

Gambar 2. Contoh Interkoneksi Beberapa Topik Matematika (Efendi, 2010)

Guru memiliki banyak kesempatan Banyak dokumen kurikulum


untuk membangun pengetahuan tentang menyajikan kurikulum matematika sekolah
mengajar pemecahan masalah dan sebagai daftar topik atau isi dan
menggunakan masalah sebagai fokus seperangkatproses. Biasanya isi termasuk
pembelajaran matematika (Cai, 2003). Ada ide-ide dasar matematika, sejarah
kemungkinan bahwa kendala utama dikelompokkan ke dalam topik-topik
implementasi adalah jenis pertanyaan seperti nomor, aljabar, pengukuran,
termasuk dalam ujian dan dalam buku geometri dan kebetulan dan data.
pelajaran (Kaur dan Yeap, 2009; Vincent Sementara proses termasuk tindakan yang
dan Stacey,2008). terkait dengan penggunaan dan penerapan
matematika untuk memecahkan masalah

47
Fitrah (2015)

yang mungkin rutin atau non-rutin - di matematika dan dukungan yang diberikan
banyak negara bagian dan teritori bagi guru di Singapura, Hong Kong,
matematika kurikulum Inggris dan Belanda masalah - seleksi ini
mendokumentasikan proses telah negara telah dipilih untuk contoh beberapa
dikelompokkan bersama-sama dan diberi pendekatan yang diambil dan untuk
label Kerja matematis (Clarke dkk, 2007). menyoroti isu-isu yang terlibat dalam
Bagian berikut ini merangkum pendekatan pelaksanaan.
untuk memecahkan dalam kurikulum

Gambar 4. Faktor keberhasilan pemecahan masalah (Stacey,2005).

Gambar 3. Singapore Mathematics Framework (2003)

48
Kajian Perspektif Pengembangan Kurikulum

Sementara pemecahan masalah telah untuk setiap alurnya. Guru didorong untuk
menjadi fokus dari kurikulum sejak tahun menganalisis tugas untuk mengidentifikasi
1992, Kaur dan Yeap (2009) melaporkan proses, misalnya, tugasmelibatkan
pelaksanaan yang terbatas di ruang kelas menemukan pola dan hubungan dalam
dengan buku teks biasanya mengandung grafik ratusan disertai dengan contoh,
tertutup, masalah rutin dan instruksi dalam sangat penting jika guru untuk
pelajaran matematika biasanya dibimbing menanamkan proses dipelajaran dan
oleh guru.Rendahnya hasil survei PISA ini memberikan kesempatan pemecahan
disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya masalah rutin bagi siswa. Namun, terlalu
siswa Indonesia tidak terbiasa mengerjakan dini untuk menentukan dampak dari
soal-soal tipe PISA yang berkaitan dengan perubahan tapi item penilaian juga akan
pemecahan masalah matematik serta soal berubah menjaditermasuk pertanyaan yang
yang berkaitan dengan kehidupan sehari- lebih terbuka.
hari. Soal-soal yang diberikan pada buku
pelajaran matematika di sekolah lebih KESIMPULAN
banyak melatih keterampilan menghitung
Prinsip relevansi adalah prinsip
dan keterampilan menggunakan rumus
kesesuaian. Peta konsep pengembangan
daripada soal-soal pemecahan masalah
kurikulum menengok pada prinsip
matematik, sehingga siswa kurang terlatih
pengembangan kurikulum yang harus
mengerjakan soal-soal pemecahan masalah
memiliki prinsip relevansi baik eksternal
matematik.
maupun internal, peta konsep kurikulum
Problem solving merupakan proses dan
dapat dilihat untuk meningkatkan modul,
alat menemukan solusi, sehingga bukan
integrasi dengan teks, dan urutan topik
merupakan tujuan belajar matematika.
dalam pengembangan kurikulum.
Dalam proses ini, siswa mempunyai
Akhirnya, peta konsep kurikulum
peluang memformulasi, menggambarkan,
meningkatkan akuntabilitas kepada guru-
dan memecahkan masalah secara komplek
guru, badan-badan profesional dibidang
yang harus didukung oleh pengetahuan dan
pendidikan, peserta didik dan pemangku
kemampuan berpikir mereka. Dengan
kepentingan lainnya. Paling utama dalam
problem solving, siswa dapat meningkatkan
menentukan arah pengembangan kurikulum
cara berpikirnya, terbiasa tekun, penuh
matematika sekolah adalah menganalisis
kecurigaan, dan meningkatkan kepercayaan
kebutuhan untuk mengidentifikasi tujuan
dalam menghadapi situasi, dan tentu saja
pembelajaran yang hendak dicapai. Konsep
akan meningkatkan retensi belajar. Retensi
utama dari teori yang disajikan adalah
mencerminkan sejumlah pengetahuan dan
konsep konsistensi kurikulum di sini
ketrampilan yang terjaga atau kebiasaan
dianggap sebagai salah satu hal yang
problem solving yang nampak secara
terpenting menentukan dampak dari
konsisten (Efendi, 2010).
program pendidikan khususnya
Untuk membantu guru, berbagai bahan
matematika. Pemecahan masalah telah
pendukung telah disiapkan untuk sekolah
menjadi fokus dari kurikulum. diantaranya
dan pengembangan profesional dengan
siswa Indonesia tidak terbiasa mengerjakan
contoh masalah dan tugas-tugas yang kaya

49
Fitrah (2015)

soal-soal tipe PISA yang berkaitan dengan Association of Mathematics Education


pemecahan masalah matematik serta soal and World Scientific.
yang berkaitan dengan kehidupan sehari- Nagel NC. 1996. Learning through realworld
hari, sehingga siswa kurang terlatih problem solving: The power of
integrative teaching. California: Corwin
mengerjakan soal-soal pemecahan masalah
Press.
matematika.
Newton DP. 1988. Relevance and science
education. Educational Philosophy and
DAFTAR PUSTAKA
Theory. 20(2): 7-12.
Brady L. (1992). Curriculum Development: Olivia PF. 1991. Developing the Curriculum.
Fourth Edition. Sydney: Prentice Hall. New York: Hepper Collins.
Cai J. (2003). What research tells us about Simon J. 2009. Curriculum Changes Using
teaching mathematics through problem Concept Maps. Accounting Education:
solving. In F. K. Lester (Ed). Teaching An International Journal. 19(3): 301–
mathematics through problem solving: 307.
Prekindergarten – Grade 6. Reston, VA: Sukmadinata SN. 2013. Pengembangan
NCTM. Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung:
Clarke D, Goos M, Morony W. 2007. Problem PT Remaja Rosdakarya.
Solving And Working Mathematically: Stacey K. 2005. The Place Of Problem Solving
An Australian Perspective. ZDM In Contemporary Mathematics
Mathematics Education. 39:475–490. Curriculum Documents. Journal of
Cohen L, Manion L, Morrison K. 2000. Mathematical Behaviour. 24:341–350.
Research methods in education (5th ed.). Walker P dan Wood E. 1994. Handson General
New York: Routledge. Science Activities With Real-Life
Darby L. 2007. Experiencing Relevant Applications: Ready To Use Labs,
Mathematics and Science Throught Projects And Activities For Grades 5—
Story. Teachingscience. 53(3). 12. San Francisco, California: Jossey-
Effendi M. 2010. Prinsip Kurikulum Bass.
Matematika Sekolah: Kajian Orientasi Vincent J dan Stacey K. (2008). Do
Pengembangan. Prosiding Seminar Mathematics Textbooks Cultivate
Nasional Matematika dan Pendidikan Shallow Teaching? Applying the
Matematika ISBN 978-979-796-153-4. TimssVideo Study Criteria to Australian
UMM Press. Eighth - grade Mathematics Textbooks.
Hamalik O. 2009.Dasar-Dasar Pengembangan Mathematics Education Research
Kurikulum. Bandung: PT Remaja Journal. 20(1):82-107.
Rosdakarya.
Herrera T, Damian C. 2000. Resources To Help
Bring The Real World Into Your
Classroom. ENC Focus: A Magazine for
Classroom Innovators. 7(3):46
Kaur B, Yeap BH. 2009. Mathematical
problem solving in Singapore schools. In
B. Kaur, B. H. Yeap &Kapur, M.,
Mathematical problem solving:
Yearbook 2009 (pp. 3-13). Singapore:

50

Anda mungkin juga menyukai