Anda di halaman 1dari 33

KONSEP DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan
kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan
keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang
mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan
tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.

A. KOMPARTEMEN CAIRAN
Seluruh cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen utama, yaitu : cairan
intraselular (CIS) dan cairan ekstra selular (CES). Pada orang normal dengan berat 70
kg, Total cairan tubuh (TBF) rata-ratanya sekitar 60% berat badan atau sekitar 42 L.
persentase ini dapat berubah, bergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat
obesitas ( Guyton & Hall, 1997)

1. Cairan Intraselular (CIS) = 40% dari BB total


 Adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang dewasa kira-kira 2/3 dari
cairan tubuh adalah intraselular, sama kira-kira 25 L pada rata-rata pria dewasa (70
kg). Sebaliknya, hanya ½ dari cairan tubuh bayi adalah cairan intraselular.

2. Cairan Ekstraselular (CES) = 20% dari BB total


 Adalah cairan diluar sel. Ukuran relatif dari (CES)menurun dengan peningkatan usia.
Pada bayi baru lahir, kira-kir ½ cairan tubuh terkandung didalam (CES). Setelah 1
tahun, volume relatif dari (CES) menurun sampai kira-kira 1/3 dari volume total. Ini
hampir sebanding dengan 15 L dalam rata-rata pria dewasa (70 kg). Lebih jauh (CES)
dibagi menjadi :
(a) Cairan interstisial (CIT) : Cairan disekitar sel, sama dengan kira-kira 8 L pada orang
dewasa. Cairan limfe termasuk dalam volume interstisial. Relatif terhadap ukuran
tubuh, volume (CIT) kira-kira sebesar 2 kali lebih besar pada bayi baru lahir dibanding
orang dewasa.
(b) Cairan intravaskular (CIV) : Cairan yang terkandung di dalam pembuluh darah.
Volume relatif dari (CIV) sama pada orang dewasa dan anak-anak. Rata-rata volume
darah orang dewasa kira-kira 5-6 L (8% dari BB), 3 L (60%) dari jumlah tersebut
adalah PLASMA. Sisanya 2-3 L (40%) terdiri dari sel darah merah (SDM, atau eritrosit)
yang mentranspor oksigen dan bekerja sebagai bufer tubuh yang penting; sel darah
putih (SDP, atau leukosit); dan trombosit. Tapi nilai tersebut diatas dapat bervariasi
pada orang yang berbeda-beda, bergantung pada jenis kelamin, berat badan dan
faktor-faktor lain. Adapun fungsi dari darah adalah mencakup :
– pengiriman nutrien (mis ; glokusa dan oksigen) ke jaringan
– transpor produk sisa ke ginjal dan paru-paru
– pengiriman antibodi dan SDP ke tempat infeksi
– transpor hormon ke tempat aksinya
– sirkulasi panas tubuh

3. Cairan Transelular (CTS) :


 Adalah cairan yang terkandung di dalam rongga khusus dari tubuh. Contoh (CTS)
meliputi cairan serebrospinal, perikardial, pleural, sinovial, dan cairan intraokular serta
sekresi lambung. Pada waktu tertentu (CTS) mendekati jumlah 1 L. Namun, sejumlah
besar cairan dapat saja bergerak kedalam dan keluar ruang transelular setiap harinya.
Sebagai contoh, saluran gastro-intestinal (GI) secara normal mensekresi dan
mereabsorbsi sampai 6-8 L per-hari.

Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan sebagai berikut :

PROSENTASE TOTAL CAIRAN TUBUH DIBANDINGKAN BERAT BADAN


 DISTRIBUSI CAIRAN TUBUH

 Keterangan : Untuk laki-laki, BB = 70 Kg

 Catatan : Sebenarnya ada kompartemen CES lain, yaitu : limfe & cairan transeluler. Cairan
transelular hanya 1-2 % BB, meliputi cairan sinovial, pleura, intraokuler, dll.

 NILAI RATA-RATA CAIRAN EKSTRASELULER (CES) DAN CAIRAN


INTRASELULER (CIS) PADA DEWASA NORMAL TERHADAP BB

Maxwell, Morton H. Clinical Disorders of Fluid and Electrolyte Metabolism, 4th ed. McGraw
Hill, 1987, p.9.

B. FUNGSI CAIRAN TUBUH

1. Sarana untuk mengangkut zat-zat makanan ke sel-sel

2. Mengeluarkan buangan-buangan sel

3. Mmbentu dalam metabolisme sel

4. Sebagai pelarut untuk elektrolit dan non elektrolit

5. Membantu memelihara suhu tubuh


6. Membantu pencernaan

7. Mempemudah eliminasi

8. Mengangkut zat-zat seperti (hormon, enzim, SDP, SDM)

C. KOMPOSISI CAIRAN TUBUH


Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut)
1. Air
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria Dewasa hampir 60% dari berat
badannya adalah air dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat badannya.

2. Solut (terlarut)
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat terlarut) elektrolit dan non-
elektrolit.
(a) Elektrolit : Substansi yang berdiasosiasi (terpisah) di dalam larutan dan akan menghantarkan
arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negatif dan diukur dengan
kapasitasnya untuk saling berikatan satu sama lain( miliekuivalen/liter
mol/L ) atau dengan berat molekul dalam garam ( milimol/liter  mEq/L ). Jumlah kation
dan anion, yang diukur dalam miliekuivalen, dalam larutan selalu sama.
 Kation : ion-ion yang mambentuk muatan positif dalam larutan. Kation ekstraselular utama
adalah natrium (Na˖), sedangkan kation intraselular utama adalah kalium (K˖). Sistem pompa
terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium ke luar dan kalium ke dalam
 Anion : ion-ion yang membentuk muatan negatif dalam larutan. Anion ekstraselular utama
adalah klorida ( Clˉ ), sedangkan anion intraselular utama adalah ion fosfat (PO4ɜ).

Karena kandungan elektrolit dari palsma dan cairan interstisial secara esensial sama (lihat Tabel.
1-2), nilai elektrolit plasma menunjukkan komposisi cairan ekstraselular, yang terdiri atas cairan
intraselular dan interstisial. Namun demikian, nilai elektrolit plasma tidak selalu menunjukkan
komposisi elektrolit dari cairan intraselular. Pemahaman perbedaan antara dua kompartemen ini
penting dalam mengantisipasi gangguan seperti trauma jaringan atau ketidakseimbangan asam-
basa. Pada situasi ini, elektrolit dapat dilepaskan dari atau bergerak kedalam atau keluar sel,
secara bermakna mengubah nilai elektrolit palsma.

(b) Non-elektrolit : Substansi seperti glokusa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan dan
diukur berdasarkan berat (miligram per 100 ml-mg/dl). Non-elektrolit lainnya yang secara klinis
penting mencakup kreatinin dan bilirubin.

Tabel. 1.2 Unsur utama kompartemen cairan tubuh


 Ini adalah daftar parsial. Unsur lain termasuk ion kalsium Ca 2+, magnesium Mg2+, protein
dan asam organik.

Catatan : Nilai tertentu adalah rata-rata.

Pendapat ahli lain tentang unsur utama kompartemen cairan tubuh disebutkan sebagai berikut :

Morgan, G. Edward. Clinical Anesthesiology. Appleton & Lange, 1996, p.518

 KANDUNGAN ELEKTROLIT CAIRAN TUBUH


 INTAKE DAN OUTPUT RATA-RATA HARIAN DARI UNSUR TUBUH YANG UTAMA

Catatan : Kehilangan cairan melalui kulit (difusi) & paru disebut Insensible Loss (IWL)

Bila ingin mengetahui “Insensible Loss (IWL)” maka kita dapat menggunakan penghitungan
sebagai berikut :

 DEWASA = 15 cc/kg BB/hari


 ANAK = (30 – usia (th)) cc/kg BB/hari
 Jika ada kenaikan suhu :
IWL = 200 (suhu badan sekarang – 36.8C)

(Dari Iwasa M, Kogoshi S. Fluid Therapy. Bunko do, 1995. P 8.)


JUMLAH KEHILANGAN AIR DAN ELEKTROLIT per 100 kcal BAHAN METABOLIK
DALAM KEADAAN NORMAL MAUPUN SAKIT

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN CAIRAN DAN


ELEKTROLIT
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit diantaranya adalah
:
1. Usia
Variasi usia berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan berat
badan. selain itu sesuai aturan, air tubuh menurun dengan peningkatan usia. Berikut akan
disajikan dalam tabel perubahan pada air tubuh total sesuai usia.

2. Jenis kelamin
Wanita mempunyai air tubuh yang kurang secara proporsional, karena lebih banyak mengandung
lemak tubuh
3. Sel-sel lemak
Mengandung sedikit air, sehingga air tubuh menurun dengan peningkatan lemak tubuh
4. Stres
Stres dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi darah dan glikolisis otot,
mekanisme ini dapat menimbulkan retensi sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan
produksi ADH dan menurunkan produksi urine
5. Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan, kelainan ginjal dan jantung, gangguan hormon akan
mengganggu keseimbangan cairan
6. Temperatur lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui
keringat sebanyak 15-30 g/hari
7. Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah cadangan energi, proses ini akan
menimbulkan pergerakan cairan dari interstisial ke intraselular.

Macam Macam Cairan Infus

A. Pengertian Kebutuhan Cairan & Elektrolit


Kebutuhan cairan & elektrolit ialah sebuah proses dinamik lantaran metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yg tetap dalam berespon terhadap stressor fisiologis & lingkungan.
Cairan & elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yg berdiri sendiri jarang terjadi
dalam bentuk kelebihan atau kekurangan.

B. Pengelompokan Cairan Infus


Menurut pengelompokannya, cairan infus dapat di kelompokkan menjadi :

1. Cairan Hipotonik :
Osmolaritasnya lebih rendah di bandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah di
bandingkan serum), maka larut dalam serum, & menurunkan osmolaritas serum. Sehingga cairan
ditarik dari dalam pembuluh darah menuju ke luar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan
berpindah dari osmolaritas yang rendah ke osmolaritas lebih tinggi), sampai akhirnya mengisi
sel-sel yg dituju. Digunakan pada kondisi sel “mengalami” dehidrasi, contohnya pada pasien cuci
darah (dialisis) dalam terapi diuretik, serta pada pasien hiperglikemia (dengan kadar gula darah
tinggi) dengan gangguan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yg membahayakan ialah perpindahan
tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps kardiovaskular &
peningkatan tekanan intrakranial (didalam otak) pada sebagian beberapa orang. Misalnya ialah
NaCl 45% & Dekstrosa 2,5%.

2. Cairan Isotonik :
Osmolaritas (merupakan tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (merupakan bagian cair
dari komponen darah), maka terus berada di dalam pembuluh darah. Berguna pada pasien yg
mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, maka tekanan darah konsisten menurun).
Mempunyai risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal
jantung kongestif & hipertensi. Misalnya ialah cairan Ringer-Laktat (RL), & normal
saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).

3. Cairan hipertonik :
Osmolaritasnya lebih tinggi di bandingkan serum, maka “menarik” cairan & elektrolit dari
jaringan & sel ke dalam pembuluh darah. Dapat mengurangi edema (bengkak), menstabilkan
tekanan darah & meningkatkan produksi urin . Penggunaannya kontradiktif dengan cairan
hipotonik. Contohnya NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%, Dextrose 5%+Ringer-Lactate,
Dextrose 5%+NaCl 0,9%, product darah (darah), & albumin.
4. Kristaloid
bersifat isotonik, sehingga efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan ke dalam pembuluh
darah dalam waktu yg singkat, & bermanfaat pada pasien yg memerlukan cairan segera.
Contohnya Ringer-Laktat & garam fisiologis.

5. Koloid
Ukuran molekulnya (umumnya protein) cukup besar maka tidak akan ke luar dari membran
kapiler, & terus berada dalam pembuluh darah, sehingga sifatnya hipertonik, & mampu menarik
cairan dari luar pembuluh darah. Misalnya ialah albumin & steroid.

»» Lihat SOP Pemasangan Infus

C. Jenis-Jenis Cairan Infuse & Fungsinya


Adapun jenis-jenis cairan infus antara lain :

ASERING

Macam Macam Cairan Infus

Indikasi : Dehidrasi (syok hipovolemik & asidosis) pada keadaan : gastroenteritis akut, demam
berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi : Setiap liter asering terkandung didalamnya :
 Na 130 MEq
 Cl 109 MEq
 K 4 MEq
 Ca 3 MEq
 Asetat (garam) 28 MEq

Keunggulan :

 Asetat dimetabolisme di otot, & masihlah dapat ditolelir pada pasien yg mengalami gangguan
hati
 Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA akan mengatasi asidosis laktat lebih baik dibanding
RL pada neonatus
 Pada kasus bedah, asetat akan mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi dengan
isofluran
 Memiliki resiko vasodilator
 Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 persen sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA, bisa
meningkatkan tonisitas larutan infus maka memperkecil risiko edema serebral

KA-EN 1B

Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :
 Sebagai larutan awal apabila status elektrolit pasien belum diketahui, misalnya ditemukan pada
kasus emergensi (dehidrasi lantaran asupan oral tidak memadai, demam)
 Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian dengan cara IV. Kecepatan sebaiknya 300-500
ml/jam (dewasa) & 50-100 ml/jam pada anak-anak
 < 24 jam pasca operasi
 Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam

KA-EN 3A dan KA-EN 3B

Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Mensuplai kalium sebesar 20 MEq/L untuk KA-EN 3B


 Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air & elektrolit dengan kandungan
kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada kondisi asupan oral terbatas
 Mensuplai kalium sebesar 10 MEq/L untuk KA-EN 3A
 Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
KA-EN MG3

Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Rumatan untuk kasus di mana suplemen NPC dibutuhkan 400 Kcal/L


 Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air & elektrolit dengan kandungan
kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada kondisi asupan oral terbatas
 Mensuplai kalium 20 MEq/L
 Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
KA-EN 4A

Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Adalah larutan infus rumatan untuk bayi & anak


 Tidak Dengan kandungan kalium, maka dapat diberikan kepada pasien dengan berbagai kadar
konsentrasi kalium serum normal
 Tepat digunakan buat dehidrasi hipertonik

Komposisi (per 1000 ml) :

 K 0 MEq/L
 Na 30 MEq/L
 Cl 20 MEq/L
 Laktat 10 MEq/L
 Glukosa 40 Gr/L

KA-EN 4B

Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Adalah larutan infus rumatan untuk bayi & anak umur kurang 3 th
 Mensuplai 8 MEq/L kalium pada pasien maka meminimalkan risiko hipokalemia
 Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi :

 Na 30 MEq/L
 K 8 MEq/L
 Glukosa 37,5 Gr/L
 Laktat 10 MEq/L
 Cl 28 MEq/L

Otsu-NS

Macam Macam Cairan Infus


Indikasi :

 Untuk resusitasi
 Kehilangan Na > Cl, misal diare
 Sindrom yg berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum, insufisiensi
adrenokortikal, luka bakar)

Otsu-RL
Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Suplai ion bikarbonat


 Resusitasi
 Asidosis metabolic

MARTOS-10
Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Suplai air & karbohidrat dengan cara parenteral pada penderita diabetik
 Kondisi kritis lain yg membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, stres berat, infeksi berat &
defisiensi protein
 Dosis : 0,3 gr/kg BB/jam
 Mengandung 400 Kcal/L

AMIPAREN

Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Luka bakar
 Stres metabolik berat
 Infeksi berat
 Kwasiokor
 Pasca operasi
 Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit
 Total Parenteral Nutrition

AMINOVEL-600

Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI


 Penderita GI yg dipuasakan
 Kebutuhan metabolik yg meningkat (misal luka bakar, trauma & pasca operasi)
 Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)
 Stres metabolik sedang/ringan
PAN-AMIN G

Macam Macam Cairan Infus

Indikasi :

 Suplai asam amino pada hiponatremia & stres metabolik ringan


 Nitrisi dini pasca operasi
 Tifoid
15 Jenis-Jenis Cairan Infus dan Fungsinya
Infus menjadi salan satu perawatan medis yang serong dilakukan. Perawatan medis ini dilakukan
dengan mengaliri tubuh lewat pembuluh darah melalui selang infus. Selang infus ini di dalamnya
terdapat cairan infus yang akan masuk ke tubuh. Seperti apakah jenis cairan infus yang seringkali
diberikan. Berikut ini diantaranya :

1. Asering

Cairan dalam tiap liternya memiliki komposisi sebagai berikut :

 Na 130 mEq
 Cl 109 mEq
 Ca 3 mEq
 K 4 mEq
 Asetat/garam 28 mEq

Fungsi cairan ini dapat diberikan saat pasien dehidrasi (keadaan shock hipovolemik dan
asidosis), demam berdarah dengue, trauma, dehidrasi berat, luka bakar dan shock hemoragik.

Adapun manfaat cairan asering yaitu:

 Dapat menjaga suhu tubuh sentral pada anestasi dan isofluran terutama kandungan asetatnya
pada saat pasien dibedah
 Meningkatkan tonisitas sehingga dapat mengurangi resiko edema serebral

2. Cairan Kristaloid

a.) Normal Saline


Komposisi : Na: 154 mmol/l,Cl:154 mmol/l

Kegunaan :

 Mengganti cairan saat diare


 Mengganti elektrolit dan cairan yang hilang di intravaskuler
 Menjaga cairan ekstra seluler dan elektrolit serta membuat peningkatan pada metabolit
nitrogen berupa ureum dan kreatinin pada penyakit ginjal akut.

b.) Ringer Laktat (RL)

Komposisi : (mmol/100 ml : Na = 130, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa = 28-30 mEq /L)

Manfaat cairan Ringer Laktat : Kandungan kaliumnya bermanfaat untuk konduksi saraf dan otak,
mengganti cairan hilang karena dehidrasi, syok hipovolemik dan kandungan natriumnya
menentukan tekanan osmotik pada pasien.

c.) Deaktrosa

Cairan terdiri dari beberapa komposisi yakni :

Glukosa = 50 gr/l,100 gr/l,200 gr/l

Manfaat deaktrosa adalah cairan yang diperlukan pasien pada saat terapi intravena,dan
diperlukan untuk hidrasi ketika pasien sedang dan selesai operasi.

d.) Ringer Asetat (RA)

Komposisi cairan ini hampir sama dengan cairan Ringer Laktat namun keduanya memiliki
manfaat yang berbeda bagi pasien yaitu :

 berguna sebagai cairan metabolisme di otot pasien


 Bermanfaat bagi pasien resusitasi (kehilangan cairan akut) yang mengalami dehidrasi yang berat
dan syok maupun asidosis
 bagi pasien diare (yang kehilangan cairan dan bikarbonat masif)
 demam berdarah
 luka bakar (syok hemoragik)

Manfaat yang dirasakan pasien dengan cairan ini 3-4 kali lebih cepat dan efektif daripada cairan
Ringer Laktat (RL).

3. Cairan Koloid

Cairan ini merupakan cairan yang terdiri dari molekul besar yang sulit untuk menembus pada
membran kapiler. Biasanya cairan digunakan untuk mengganti cairan yang hilang yakni cairan
intravaskuler, digunakan untuk membuat tekanan osmose plasma lebih terjaga dan mengalami
peningkatan. Jenis cairan koloid yaitu :
a.) Albumin

Komposisi : Protein 69-kDa yang mendapat pemurnian yang berasal dari plasma manusia
(misalnya 5 %).

Adapun manfaat albumin yaitu mengganti jumlah volume yang hilang atau protein ketika pasien
mengalami syok hipovolemia, hipoalbuminemia, saat operasi ,trauma, gagal ginjal yang akut dan
luka bakar. Selain itu, ketika pasien diterapi dengan albumin dapat memberi pengaruh diuresis
yang berkelanjutan serta membantu dalam penurunan berat badan.

b.) Hidroxyetyl Starches (HES)

Komposisi : Starches (memiliki 2 tipe polimer glukosa:amilosa dan amilopektin).

Manfaat cairan HES yakni membantu menurunkan permeabilitas pembuluh darah pada pasien
post trauma. sSehingga resiko kebocoran kapiler dapat terhindarkan dan membantu menambah
jumlah volume plasma walaupun pasien mengalami kenaikan permeabilitas.

c.) Dextran

Komposisi : Polimer glukosa (hasil sintesis bakteri Leuconosyoc mesenteroides melalui media
sukrosa)

Manfaat dextran, membantu menambah plasma ketika pasien mengalami trauma, syok sepsis,
iskemia celebral, vaskuler perifer dan iskemia miokard. Selain itu, cairan dextran memberi efek
anti trombus yakni dapat menurunkan viskositas darah dan mencegah agregasi platelet.

d.) Gelatin

Komposisi: hidrolisi kolagen bovine

Manfaat : Memberi efek antikoagulan, Dapat membantu menambah volume plasma pada pasien

4. Cairan Mannitol

Komposisi terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen (C6H14O6). Manfaatnya yaitu membantu
tekanan intrakranial yang tingga menjadi normal atau berkurang, memberi peningkatan diuresis
pada proses pengobatan gagal ginjal (oliguria), membuateksresi senyawa toksik menjadi
meningkat. Bermanfaat juga sebagai larutan irigasi genitouriner ketika pasien sedang menjalani
operasi prostat atau transuretral.

5. KA-EN 1B

Komposisinya dalam tiap 1000 ml yaitu :


 Sodium klorida 2,25 g
 Anhidrosa dekstros 37,5 g
 Elektrolit (meq/L) yang terdiri dari : Na+ (38,5),Cl- (38,5),dan glukosa (37,5 g/L

Manfaat cairan KA-EN 1B :

Dapat menjadi cairan elektrolit pasien pada kasus pasien yang sedang dehidrasi karena tidak
mendapat asupan oral dan pasien yang sedang demam. Selain itu cairan ini bisa diberikan kepada
bayi prematur maupun bayi yang baru lahir sebagai cairan elektrolitnya.

6. KA-EN 3A & KA-EN 3B

Komposisi :

 KA-EN 3A
 Sodium klorida 2,34 g
 Potassium klorida 0,75 g
 Sodium laktat 2,24 g
 Anhydrous dekstros 27 g
 Cairan elektrolit (meq/L): Na + 60,K+10,Cl-50,glukosa 27g/L,kcal/L:108
 KA-EN 3B
 Sodium klorida 1,75 g
 Ptasium klorida 1,5 g
 Sodium laktat 2,24
 Anhydrous dekstros 27 g
 Cairan elektrolit (mEq/L) : Na + (50),K+ (20),Cl- (50),laktat- (20),glukosa (27g/L),kcal/L (108)

Manfaat kedua larutan ini adalah :

Membantu memenuhi kebutuhan pasien akan cairan dan elektrolit karena kandungan kaliumnya
(pada KA-EN 3A mengandung kalium 10 mEq/L dan KA-EN 3B mengandung kalium 20
mEq/L) yang cukup walaupun pasien sudah melakukan ekskresi harian.

7. KA-EN MG3

Komposisi :

 Sodium klorida 1,75 g


 Anhydrous dekstros 100 g
 Sodium laktat 2,24 g
 Cairan elektrolit (mEq/L) yang terdiri dari: Na+ (50),K+ (20),Cl- (50),laktat- (20),glikosa (100
g/L),kcal/l (400)

Manfaatnya yakni membantu cairan elektrolit harian pasien maupun saat pasien mendapat
asupan oral terbatas, memenuhi kebutuhan kalium pasien (20 mEq/L) dan sebagai suplemen
NPC yang dibutuhkan pasien (400 kcal/L).
8. KA-EN 4A

Memiliki komposisi (per 1000 ml), yang mengandung :

 Na 30 mEq/L
 Cl 20 mEq/L
 K 0 mEq/L
 Laktat 10 mEq/L
 Glukosa 40 gr/L

Manfaat larutan ini yakni dapat diberikan sebagai larutan infus untuk bayi dan anak-anak,
menormalkan kadar konsentrasi kalium serum pada pasien, membantu pasien mendapatkan
cairan kembali ketika mengalami dehidrasi hipertonik.

9. KA-EN 4B

Komposisinya yaitu :

 Na 30 mEq/L
 K 8 mEq/L
 Laktat 10 mEq/L
 Glukosa 37,5 gr/L
 Cl 28 mEq/L

Manfaat cairan infus KA-EN 4B :

Dapat diberikan pada bayi dan anak–anak usia kurang dari 3 tahun sebagai cairan infus bagi
mereka, mengurangi resiko hipokalemia ketika pasien kekurangan kalium dan mengganti cairan
elektrolit pasien ketika dehidrasi hipertonik.

10. Otsu-NS

Komposisinya terdiri dari elektrolit (mEq/L) :

 Na+=154
 Cl- +154

Manfaat cairan Otsu-NS yakni mengganti Na dan Cl ketika pasien diare,mengganti kehilangan
natrium pada pasien saat asidosis diabetikum,insufisiensi adrenokortikal,dan luka bakar. Selain
itu, mengganti cairan saat pasien mengalami dehidrasi akut.

11. Otsu-RL

Komposisi terdiri dari cairan elektrolit (mEq/L), yaitu :

 Na+ =130
 K+ = 4
 Cl- =108.7
 Laktat = 28
 Ca++ = 2.7

Manfaatnya yaitu memberi pasien ion bikarbonat dan sebagai cairan asidosi metabolik dan
sebagai resuisitasi.

12. MARTOS-10

Komposisi : 400 kcal/L

Manfaat cairan ini adalah dapat membantu mencukupi suplai air dan karbohidray pada pasien
diabetik secara parental dan dapat memberi nutrisi eksogen pada pasien kritis penderita
tumor,infeksi berat,pasien stres berat maupun pasien mengalami defisiensi protein.

13. AMIPAREN

Komposisi tiap liter dari Amiparen terdiri dari beberapa kandungan yaitu:

L-leucine 14g, L-isoleucine 8g, L-valine 8g,lysine acetate 14,8g (L-lysine equivalent 10,5g), L-
threonine 5,7g,L-tryptophan 2g,L-methionine 3,9g,L-phenylalanine 7g,L-cysteine 1g,L-tyrosine
0,5g, L-arginine 10,5g,L-histidine 5g,L-alanine 8g, L-proline 5g,L-serine 3g,aminoacetic acid
5,9g,L-aspartic acid 30 w/w%,total nitrogen 15,7g,sodium kurang lebih 2 mEq,acetate kira-kira
1220 mEq dan kandungan Sodium bisulfit ditambahkan sebagai stabilisator.

Cairan ini bermanfaat bagi pasien yang mengalami stres metabolik berat, mengalami luka bakar,
kwasiokor dan sebagai kebutuhan nutrisi secara parental.

14. AMINOVEL- 600

Komposisi cairan ini tiap 600 liter terdiri atas :

 amino acid (L-form) 50g


 D-sorbitol 100g
 ascorbic acid 400mg
 inositol 500mg
 nicotinamide 60mg
 pyridoxine HCl 40mg,
 riboflavin sodium phosphate 2,5mg.
 Selain itu komposisinya terdiri dari elektrolit:
 Sodium 35 mEq
 potassium 25 mEq
 magnesium 5 mEq
 acetate 35 mEq
 maleate 22 mEq
 chloride 38 mEq
Manfaatnya adalah meningkatkan kebutuhan metabolik pada pasien yang mengalami luka bakar,
trauma pasca operasi serta pasien yang mengalami stres metabolik sedang. Selain itu, cairan
diberikan kepada pasien GI sebagai penambah nutrisi.

15. TUTOFUSIN OPS

Komposisi tiap liternya adalah:

 Natrium = 100 mEq


 Kalium = 18 mEq
 Kalsium = 4 mEq
 Sorbitol = 50 gram
 Klorida = 90 mEq
 Magnesium =6 mEq

Manfaatnya yakni memenuhi kebutuhan pasien akan air dan cairan elektrolit baik saat
sebelum,sedang dan sesudah operasi. Selain itu, dapat membantu pasien mendapatkan kembali
air dan cairan elektrolit saat mengalami dehidrasi isotonik dan kehilangan cairan intarselular,
juga memenuhi kebutuhan pasien akan makanan yang mengandung karbohidrat secara parsial.

Cara Menghitung Tetesan Infus Mikro


Dan Makro
Rumus Tetesan Infus – Setiap ahli medis harus tahu bagaimana cara menghitung
tetesan infus dengan tepat dan benar. Menghitung tetesan infus tidak boleh dilakukan
sembarangan karena bisa sangat berbahaya. Untuk itu harus memakai dasar karena
ada cairan yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien.
Memang setiap pasien yang dehidrasi atau kehilangan cairan bisa dikembalikan lagi
dengan cara memberikan infus yang didalamnya terdapat natrium.

Tujuan dari penggunaan infus tersebut supaya cairan pada tubuh seseorang bisa tetap
normal, namun tentu saja ada tata caranya dan anda sebagai seseorang yang terjun di
dunia kesehatan harus tahu bagaimana cara menghitung tetesan infus.

Jika pasien kehilangan cairan maka bisa diperbaiki dalam waktu 2 hari, untuk hari
pertama bisa dimasukkan melalui mulut dan anus per infus. Jika diberikan infus dengan
tetesan yang terlalu cepat maka cukup berbahaya karena bisa menyebabkan keracunan
dan kejang. Untuk itulah kita harus benar-benar teliti dalam memberikannya.

Istilah yang sering digunakan dalam pemasangan infus

• gtt= makro tetes


• mgtt= mikro tetes
• jumlah tetesan = banyaknya tetesan dalam satu menit

Rumus Tetap Tetesan Infus

• 1 gtt = 3 mgtt
• 1 cc = 20 gtt
• 1 cc = 60 mgtt
• 1 kolf = 1 labu = 500 cc
• 1 cc = 1 mL
• mggt/menit = cc/jam
• konversi dari gtt ke mgtt kali (x) 3
• konversi dari mgtt ke gtt bagi (:) 3
• 1 kolf atau 500 cc/ 24 jam = 7 gtt
• 1 kolf atau 500 cc/24 jam = 21 mgtt
• volume tetesan infus yang masuk per jam infus set mikro ialah = jumlah tetesan X 1
• volume tetesan infus yang masuk per jam infus set makro ialah = jumlah tetesan X 3

Rumus :
Untuk lebih memahami, kita harus terlebih dahulu mengetahui rumus untuk
menghitung jumlah tetesan cairan dalam hitungan menit dan jam.

Rumus dasar dalam hitungan menit

Rumus dasar dalam jam

Faktor tetes rumus dewasa

Biasanya Untuk Faktor Tetes Dewasa : 20


Faktor Tetes anak : 60

Contoh soal
Seorang pasien datang ke rumah sakit dan membutuhkan 500 ml RL cair. Bagaimana
infus diperlukan jika kebutuhan cairan pasien harus dicapai dalam 100 menit?

Mengingat:
Cairan = 500 ml (cc)
Waktu = 100 menit
Faktor tetes = 20 tetes
Jawaban:

Dengan demikian, pasien ini memerlukan infus untuk menghabiskan 100 hingga 500 ml
cairan dalam 100 menit menggunakan infus set Terumo.

Anak-anak (drip mikro)


Seperti orang dewasa, anak dengan berat badan kurang dari 7 kg membutuhkan infus
set dengan tetes faktor yang berbeda.
Tetes mikro, faktor tetes:
1 ml (cc) = 60 tetes / cc

Baca juga : Cara Menghitung Berat Badan Ideal Pria Dan Wanita

Penurunan rumus anak

Berikut adalah cepat kehilangan hasil formula dari rumus dasar (dalam jam) untuk
pasien anak:

Lalu bagaimana mencari jumlah tetesan/ detik ? kita hanya tinggal merubah rumus dan
menggunakan angka angka yang ada.
Rumus :

Contoh Soal :
Jika soal diatas menyatakan bahwa tetesan per/ menit= 21 tetes/menit maka tetesan
per detiknya adalah ?

Jawaban : 1 menit= 60 detik, Jadi jika 21 tetes dalam waktu 60 detik maka hitungan
perdetiknya adalah : 60/21= 2,857 ( kalian bulatkan menjadi 3 ) jadi artinya dalam
waktu 3 detik itu ada 1 tetes
Mudah kan ?

Untuk lebih mudah nya saya membuatkan patokan yang sudah di hitung, jadi rekan-
rekan hanya tinggal mengingatnya saja,

Untuk yang makro


• 20 tetes/menit=1cc = 60 cc/jam, Lamanya habis= 500 cc/60= 8,3 =8 jam (bulatkan )
• 15 tetes/menit= 11 jam
• 10 tetes permenit=17 jam artinya dalam waktu 1 jam=30 cc
• 5 tetes permenit= 33 jam
• 60 tetes/menit= 3 jam
• 40 tetes/menit= 4 jam
• 30 tetes/ menit= 6 jam

Untuk yang mikro


Silahkan di hitung sendiri saja yah sesuai rumus.
Sedikit patokan tambahan mengenai pola pemberian tetesan infus yang harus habis
sebagai berikut :

• 1 kolf = 500 cc = 7 tts/mnt, habis dalam 24 jam.


• 2 kolf = 1000 cc = 14 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 12 jam, sehingga 24 jam habis 2
kolf.
• 3 kolf = 1500 cc = 20 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 8 jam, sehingga 24 jam habis 3
kolf.
• 4 kolf = 2000 cc = 28 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 6 jam, sehingga 24 jam habis 4
kolf.
• 5 kolf = 2500 cc = 35 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 4.5 jam, sehingga 24 jam habis
5 kolf.

Cara Menghitung Tetesan Infus


Menurut Purohito, cara menghitung tetesan infus per menit (TPM) secara sederhana
adalah:
Tetes Per Menit = Jumlah cairan infus (ml)
(Makro) Lamanya infus (jam) x 3
Tetes Per Menit = Jumlah cairan infus (ml)
(Mikro) Lamanya infus (jam)

Contoh soal :
Berapa tetes per menit (TPM) jika cairan yang dimasukkan 500 ml dan habis dalam
waktu 8 jam?

Jawab :
a. Bila faktor tetesan makro.
Tetes Per Menit = Jumlah cairan infus (ml)
(Makro) Lamanya infus (jam) x 3
Tetes Per Menit = 500 ml
(Makro) 8 jam x 3
Tetes Per Menit = 500
(Makro) 24
Tetes Per Menit = 20
(Makro)
Jadi, cairan tersebut harus diberikan 20 TPM.

b. Faktor tetesan mikro.


Tetes Per Menit = Jumlah cairan infus (ml)
(Mikro) Lamanya infus (jam)
Tetes Per Menit = 500 ml
(Mikro) 8 jam
Tetes Per Menit = 60
(Mikro)
Jadi, cairan tersebut harus diberikan 60 TPM.

Kegagalan Pemberian Cairan Per Infus


Biasanya cara menghitung tetesan infus yang salah bisa mengakibatkan kegagalan
dalam pemberian terapi cairan per infus. Kegagalan lain yang dapat terjadi dalam
pemberian cairan infus adalah:

 Jarum tidak masuk ke dalam pembuluh darah balik (vena).


 Jarum infus dan vena terjepit karena posisi tempat masuknya jarum dalam
kondisi menekuk.
 Pipa penghubung udara tidak berfungsi.
 Pipa infus terjepit atau terlipat.

Itulah sedikit tips bagaimana cara menghitung tetesan infus yang tepat dan benar, semoga bisa
membantu anda dalam mengetahui hal tersebut serta menambah wawasan kita.

Anda mungkin juga menyukai

  • SNA
    SNA
    Dokumen13 halaman
    SNA
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • Diare
    Diare
    Dokumen17 halaman
    Diare
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • Diare
    Diare
    Dokumen17 halaman
    Diare
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus
    Laporan Kasus
    Dokumen28 halaman
    Laporan Kasus
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • Cover Sindrom Nefritik
    Cover Sindrom Nefritik
    Dokumen1 halaman
    Cover Sindrom Nefritik
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • SNA Intan
    SNA Intan
    Dokumen21 halaman
    SNA Intan
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • Case
    Case
    Dokumen11 halaman
    Case
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • SNA
    SNA
    Dokumen13 halaman
    SNA
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • SNA
    SNA
    Dokumen13 halaman
    SNA
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • Prolanis Stroke2
    Prolanis Stroke2
    Dokumen18 halaman
    Prolanis Stroke2
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • Prolanis Stroke
    Prolanis Stroke
    Dokumen18 halaman
    Prolanis Stroke
    Fira
    Belum ada peringkat
  • Fam 1
    Fam 1
    Dokumen2 halaman
    Fam 1
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • Prolanis Stroke2
    Prolanis Stroke2
    Dokumen18 halaman
    Prolanis Stroke2
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • Prolanis Stroke2
    Prolanis Stroke2
    Dokumen18 halaman
    Prolanis Stroke2
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • Fam 1
    Fam 1
    Dokumen2 halaman
    Fam 1
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • SNA
    SNA
    Dokumen13 halaman
    SNA
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • SNA
    SNA
    Dokumen13 halaman
    SNA
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • SNA
    SNA
    Dokumen13 halaman
    SNA
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • SNA Intan
    SNA Intan
    Dokumen21 halaman
    SNA Intan
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • SN
    SN
    Dokumen10 halaman
    SN
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • SNA
    SNA
    Dokumen13 halaman
    SNA
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • SNA Intan
    SNA Intan
    Dokumen21 halaman
    SNA Intan
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • SN
    SN
    Dokumen10 halaman
    SN
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Genaps
    Jurnal Genaps
    Dokumen6 halaman
    Jurnal Genaps
    Mariza Fitri
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Makan: Pagi: Susu Siang: Telur/tahu/tofu+sayur Malam: Buah
    Jadwal Makan: Pagi: Susu Siang: Telur/tahu/tofu+sayur Malam: Buah
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Makan: Pagi: Susu Siang: Telur/tahu/tofu+sayur Malam: Buah
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • SN
    SN
    Dokumen10 halaman
    SN
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • SN
    SN
    Dokumen10 halaman
    SN
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • Glomerulonefritis k6
    Glomerulonefritis k6
    Dokumen24 halaman
    Glomerulonefritis k6
    intan ruth
    Belum ada peringkat
  • Pustaka Unpad Konsensus - Glomerulonefritis - Akut PDF
    Pustaka Unpad Konsensus - Glomerulonefritis - Akut PDF
    Dokumen36 halaman
    Pustaka Unpad Konsensus - Glomerulonefritis - Akut PDF
    Harmas Suhendi
    Belum ada peringkat