Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keperawatan merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang profesional, bersifat
holistik dan komprehensif yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun sakit melalui kiat-kiat keperawatan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
seorang perawat sangat mempengaruhi mutu asuhan keperawatan yang akan diterima oleh
klien. Oleh karena itu untuk dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas maka
perawat perlu mengembangkan ilmu dan praktik keperawatan salah satunya melalu
penggunaan model konseptual dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien.

Berbagai model konseptual keperawatan yang telah dikembangkan oleh para ahli, salah
satunya adalah Self Care Defisit oleh Dorothea Orem. Fokus utama dari model konseptual
ini adalah kemampuan seseorang untuk merawat dirinya sendiri secara mandiri sehingga
tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Teori ini
juga merupakan suatu landasan bagi perawat dalam memandirikan klien sesuai tingkat
ketergantungannya bukan menempatkan klien dalam posisi dependent, karena menurut
Orem, self care itu bukan proses intuisi tetapi merupakan suatu prilaku yang dapat
dipelajari.

Bentuk stimulusnya berasal dari ketidak mampuan individu dalam melakukan perawatan
diri, maka aplikasi teori self care tersebut adalah bagaimana melakukan tahap-tahap asuhan
keperawatan yang didasarkan pada bentuk kerangka piker model konseptual orem.

Page 1 of 13
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT DOROTHEA OREM


Menurut Orem (1995), asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap
orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu
memenuhi kabutuhan hidup, memlihara kesehatan dan kesejahteraannya. Dan berikut
deskripsi konsep sentral menurut orem ;
2.1.1 Manusia :
Orem memandang manusia secara total dan bersifat universal, dimana mereka
membutuhkan perkembangan dan kemampuan perawatan diri sendiri secara
berkelanjutan. Manusia merupakan suatu kesatuan dari fungsi biologi, simbolik dan
sosial.
2.1.2 Lingkungan :
Lingkungan meliputi elemen lingkungan, kondisi lingkungan serta perkembangan
lingkungan.
2.1.3 Keperawatan :
Menurut Orem, keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/bantuan dan teknologi.
Tujuan dari keperawatan adalah membuat pasien dan keluarganya mampu
melakukan perawatan sendiri, diantaranya mempertahankan kesehatan, mencapai
kondisi normal ketika terjadi kecelakaan atau bahaya, serta mengontrol,
menstabilisasi dan meminimalisasi efek dari pnyakit/kondisi yang kronis atau
kondisi ketidakmampuan.
2.1.4 Kesehatan :
Sehat adalah suatu kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi saling terintegrasi
dengan baik. Hal ini memungkinkan manusia mampu menghubungkan berbagai
macam mekanisme secara psikologis, fisiologis serta melakukan interaksi dengan
orang lain.

Page 2 of 13
2.2 KONSEP UTAMA TEORI KEPERAWATAN MENURUT DOROTHEA OREM
Orem mengembangkan teori Self Care Deficit meliputi 3 teori yang berkaitan yaitu :
1). Self Care, 2). Self care defisit dan 3) nursing system. Ketiga teori tersebut dihubungkan
oleh enam konsep sentral yaitu; self care, self care agency, kebutuhan self care
therapeutik, self care defisit, nursing agency, dan nursing system, serta satu konsep perifer
yaitu basic conditioning factor (faktor kondisi dasar).

Postulat self care teori mengatakan bahwa self care tergantung dari prilaku yang telah
dipelajari, individu berinisiatif dan membentuk sendiri untuk memelihara kehidupan,
kesehatan dan kesejahteraannya.

2.2.1 Teori Self Care


Untuk memahami teori self care, sangat penting terlebih dahulu memahami konsep
self care, self care agency, therapeutik self care demand dan basic conditioning
factor.
2.2.1.1 Self care
adalah Kegiatan Praktik yang mendewasakan dan orang dewasa memulai
dan melakukan, dalam kerangka waktu, atas nama mereka sendiri dalam
rangka mempertahankan hidup, memfungsikan kesehatan, melanjutkan
pengembangan pribadi, dan kesejahteraan dengan memenuhi syarat yang
dikenal untuk pengaturan fungsional dan perkembangan. (Orem, 2001)
2.2.1.2 Self care agency
adalah kemampuan orang dewasa atau orang menuju Pendewasaan yang
diperoleh secara kompleks untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan
mereka yang terus-menerus pada tindakan yang disengaja dan memiliki
tujuan untuk mengatur fungsi dan pengembangan kemanusiaan mereka
sendiri (Orem, 2001).
2.2.1.3 therapeutik self care demand
merupakan penjumlahan dari langkah-langkah perawatan yang diperlukan
pada waktu dan selama durasi waktu tertentu untuk memenuhi semua syarat

Page 3 of 13
perawatan individu yang diketahui, terutama untuk kondisi dan situasi yang
ada dengan metode yang tepat. (Orem, 2001)
2.2.1.4 Basic conditioning factor
merupakan kondisi atau situasi yang dapat mempengaruhi individu dalam
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Basic conditioning factor
mengkondisikan atau memengaruhi nilai permintaan perawatan dari
terapeutik dan/atau agen perawatan diri individu pada waktu tertentu dan
dibawah keadaan tertentu. Berikut ini sepuluh faktor yang telah
diidentifikasi :
 Usia
 Jenis Kelamin
 Kondisi Perkembangan
 Kondisi Kesehatan
 Pola Hidup
 Faktor Sistem Perawatan Kesehatan
 Faktor Sistem Keluarga
 Faktor Sosial Budaya
 Ketersediaan Sumber Daya
 Faktor Lingkungan Eksternal (Orem, 2001)
2.2.1.5 self care requisite
Konsep lain yang berhubungan dengan teori self care adalah self care
requisite. Yaitu sebuah wawasan yang dirumuskan dan dinyatakan tentang
tindakan yang harus dilakukan yang diketahui atau diduga diperlukan
didalam regulasi sebuah aspek atau aspek-aspek dari fungsi dan
pengembangan manusia, secara terus-menerus, atau dibawah kondisi dan
keadaan yang ditentukan. Orem (2001) mengidentifikasi tiga katagori self
care requisite yang meliputi ;
a. Universal self care meliputi kemampuan individu dalam memenuhi
kecukupan udara, air, makanan dan eliminasi, aktifitas dan istirahat,
interaksi sosial, pencegahan kerusakan hidup, kesejahteraan dan

Page 4 of 13
peningkatan fungsi manusia. berikut delapan syarat umum perawatan diri
untuk pria, wanita dan anak-anak yang disarankan :
1) Pemeliharaan Asupan Udara yang Cukup
Pengkajian meliputi frekuensi pernapasan, kedalaman pernapasan,
bunyi napas, batuk dengan atau tanpa sputum, batuk berdarah, dan
nyeri dada.
2) Pemeliharaan Asupan Makanan yang Cukup
Pengkajian meliputi nafsu makan pasien, mual, muntah, kepatuhan
pasien dalam diet, bantuan yang diperlukan dalam memenuhi diet, dan
hasil laboratorium berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi
(glukosa darah, hemoglobin, dan kadar albumin).
3) Pemenuhan Asupan Air yang Cukup
Pengkajian meliputi keadaan cairan tubuh, kebutuhan mendapatkan
cairan, jenis cairan, kemampuan pemasukan mendapatkan cairan,
tanda-tanda dehidrasi, dan hasil laboratorium berkaitan dengan
pemeriksaan cairan dan elektrolit.
4) Penyediaan Perawatan yang Terkait dengan Proses Eliminasi dan
Kotoran
Pengkajian meliputi perubahan pola BAB dan BAK, retensio urin,
inkonstinensia urin atau alvi, dan Gangguan Proses Eliminasi.
5) Pemeliharaan Keseimbangan Antara Aktivitas dan Istirahat
Pengkajian meliputi kemampuan mobilisasi, beraktivitas, alat bantu
untuk beraktivitas, serta Pola Tidur ataupun gangguan tidur.
6) Pemeliharaan Keseimbangan Antara Kesendirian dan Interaksi Sosial
Pegkajian meliputi kontak sosial, Ketersediaan untuk dikunjungi,
maupun Aktivitas Spiritual Klien.
7) Pencegahan Bahaya Bagi Kehidupan Manusia, Fungsi Manusia, dan
Kesejahteraan Manusia
Pengkajian yang harus dilkakukan meliputi risiko terjadinya cedera,
risiko terjadinya infeksi, maupun yang membahayakan Fungsi dan
Kesejahteraan Klien.

Page 5 of 13
8) Promosi Fungsi dan Perkembangan Manusia
Pengkajian meliputi pengetahuan klien terhadap masalah
kesehatannya, serta, serta hal-hal yang menyakut tentang
perkembangannya Menuju Sehat dan Sejahtera.
(Orem, 2001)

b. Developmental self care


Kebutuhan self care sesuai dengan proses perkembangan dan
kematangan sesorang menuju fungsi yang optimal untuk mencegah
terjadinya kondisi yang dapat menghambat perkembangan tersebut.
Developmental self care requisites telah diidentifikasi, sebagai berikut :
1) Penyediaan Kondisi yang mempromosikan perkembangan
2) Keterlibatan dalam perkembangan diri
3) Pencegahan atau penanggulangan efek-efek dari kondisi manusia dan
situasi kehidupan yang dapat mempengaruhi perkembangan manusia
secara negatif (Orem, 1980)

c. Health Deviation self care


Syarat perawatan diri ini ada untuk orang sakit dan atau terluka, yang
memiliki bentuk-bentuk khusus kondisi atau gangguan patologis,
termasuk defek dan disabilitas, dan yang berada dibawah diagnosis dan
pengobatan medis. Karakteristik penyimpangan kesehatan sebagai
kondisi memanjang dari waktu ke waktu dapat menentukan jenis tuntutan
perawatan yang individu alami seperti halnya mereka hidup dengan
kondisi patologis yang dialaminya.

Terdapat 3 (tiga) tipe dari kebutuhan health deviation self care requisites
yang penting yaitu berhubungan dengan perubahan struktur fisik,
berhubungan dengan perubahan fungsi fisik, dan dihubungkan dengan
perubahan perilaku. (Orem, 2001)

Page 6 of 13
2.2.2 Teori Self care deficit
Konsep therapeutik self care demand dan self care agency saling mempengaruhi
satu sama lain. Self care deficit terjadi ketika kemampuan self care agency
seseorang tidak adekuat untuk melakukan perilaku tindakan sesuai dengan
therapeutic self care demand. Dalam teori ini keperawatan diberikan jika seseorang
dewasa (atau pada kasus ketergantungan) tidak mampu atau terbatas dalam
melakukan self care secara efektif. Self care deficit adalah hubungan antara
tuntutan perawatan diri terapeutik individual dan kekuatan agen perawatan dirinya
dimana kemampuan perawatan diri yang telah dikembangkan didalam agen
perawatan diri tidak bisa dioperasikan atau tidak memadai untuk mengetahui dan
memenuhi beberapa atau semua komponen permintaan perawatan diri terapeutik
yang ada atau yang di proyeksikan. (orem, 2001).

Orem (2001) mengidentifikasi lima metode bantuan yang dapat diberikan terkait
self care klien meliputi :
a) Acting for atau doing for another
merupakan suatu metode bantuan yang membutuhkan helper untuk
menggunakan kemampuannya dalam mencapai suatu tujuan spesifik terhadap
seseorang yang membutuhkan bantuan. Sebagai contoh, perawat membantu
Positioning yang tidak mampu bergerak atau seorang ibu menyuapi bayi nya.
b) Guiding Another
Merupakan suatu metode pendampingan pada situasi-situasi dimana seseorang
harus membuat pilihan atau mengikuti suatu tindakan namun tanpa
mengarahkan, mengendalikan atau mensupervisi.seseorang yang di guide harus
termotivasi dan mampu untuk melakukan aktivitas yang diinginkan. Contohnya,
perawat menyarankan pasien yang mampu melakukan ambulasi untuk
membatasi aktivitasnya, perawat juga mendiskusikan alasan pasien harus
membatasi aktivitasnya.
c) Supporting another
Memberikan dukungan kepada seseorang dapat diartikan "Sustain in an effort"
dengan demikian mencegah seseorang untuk gagal atau menghindari situasi

Page 7 of 13
maupun keputusan yang tidak menyenangkan. Hal ini juga dapat diartikan
memberi kesempatan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu tanpa stress
karena adanya pengaruh dukungan dari helper. Aktivitas supporting merupakan
cara yang tepat dalam mendampingi seseorang yang akan menghadapi situasi
yang tidak menyenangkan atau menyakitkan. Contoh, perawat berada di sisi
pasien dan memberikan dukungan pada pasien yang mengalami penyakit serius
dan berkeinginan untuk bangun dan berjalan dalam waktu yang singkat.
Kehadiran perawat atau kata-kata dukungan serta jaminan dari perawat
dibutuhkan oleh pasien sama pentingnya seperti bantuan fisik ketika pasien
bangun dari tempat tidur maupun berjalan.
d) Providing a developmental environment
Metode bantuan ini menuntut helper untuk menyediakan atau membantu
menciptakan kondisi lingkungan yang memotivasi seseorang untuk mencapai
tujuan dan menyesuaikan perilakunya dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Kondisi lingkungan yang dibutuhkan dapat berupa lingkungan fisik serta
psikologis.
e) Teaching another
merupakan metode bantuan untuk seseorang yang membutuhkan panduan dalam
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tertentu. Proses belajar tidak akan
terjadi jika seseorang yang diajarkan tidak paham, atau tidak tertarik dengan
belajar. Contoh, perawat tidak bisa membantu pasien untuk memilih makanan
yang sesuai dengan diet yang dianjurkan sampai perawat mengetahui apakah
pasien paham tentang kandungan nutrisi dan nilai kalori dari berbagai jenis
makanan. Perawat juga harus memahami latar belakang pasien, pengalaman
terdahulu, gaya hidup, dan kebiasaan sehari-hari pasien.

Perawat dapat membantu individu dengan menggunakan beberapa atau semua


metode tersebut dalam memenuhi self care. Penerapan model self care Orem
seperti yang digambarkan pada bagian dibawah ini :

Page 8 of 13
2.2.3 Teori Nursing System
Nursing system di desain oleh perawat di dasarkan pada kebutuhan self care dan
kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care defisit, self care agency
dan therapeutic self care demand maka keperawatan diberikan. Nursing agency
adalah suatu properti atau atribut yang lengkap diberikan untuk orang-orang yang
telah di didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat melakukan, mengetahui dan
membantu orang lain untuk menemukan therapeutic self care demand mereka,
melalui pelatihan dan pengembangan self care agency. Orem (2001)
mengidentifikasi tiga klarifikasi nursing system yaitu :

Page 9 of 13
a. Wholly Compensatory System
Suatu situasi dimana individu tidak dapat melakukan tindakan self care dan
menerima self care secara langsung, serta ambulasi harus dikontrol dan
pergerakan dimanipulatif atau adanya alasan-alasan tertentu. Ada 3 kondisi yang
termasuk dalam katagori ini, yaitu : tidak dapat melakukan tindakan self care,
observasi atau pilihan tentang self care tetapi tidak dapat melakukan ambulasi
dan pergerakan manipulatif, dan tidak mampu membuat keputusan yang tepat
tentang self care nya.

b. Partly compensatory nursing system


Suatu situasi dimana antara perawat dan klien melakukan perawatan atau
tindakan lain dan perawat atau pasien mempunyai peran yang besar untuk
mengukur kemampuan melakukan self care.

Page 10 of 13
c. Supportive - educative system
Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar membentuk internal
atau eksternal self care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa bantuan. Hal ini
juga dikenal dengan supportive developmental system.

Page 11 of 13
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kondisi yang sering dijumpai di lapangan adalah belum adanya penerapan yang optimal
tentang konsep self care, dimana perawat sepertinya lebih senang memberikan bantuan
kepada klien yang seharusnya sudah mampu dilakukan secara mandiri baik oleh klien
maupun keluarganya, seperti; memandikan klien ditempat tidur, membantu pemberian
makanan, eliminasi dan personal hygiene lainnya. Keadaaan ini kemungkinan dikarenakan
belum adanya standar yang baku dalam memandirikan klien dan masih kurangnya
kemampuan serta rendahnya tingkat pendidikan tenaga keperawatan. Memahami teori self
care sangat penting terlebih dahulu memahami konsep self care, self care agency, basic
conditioning factor dan therapeutik self care demand.

3.2 SARAN
Self care adalah praktek kegiatan individu untuk berinisiatif dan membentuk prilaku
mereka dalam memelihara kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk
dengan efektif maka hal tersebut akan membantu membentuk integritas struktur dan fungsi
manusia dan erat kaitannya dengan perkembangan manusia.

Page 12 of 13
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Alligood, M.R. (2010). Nursing Theory : Utilization and application, 4th edition. Missouri;
Mosby Elsevier.

Orem, DE (1980). Nursing Concept of Practice (2nd ed.). New York : McGraw-Hill

Orem, DE (1995). Nursing Concept of Practice (5th ed.). The C.V. Mosby Company. St Louis

Orem, DE (2001). Nursing Concept of Practice (6th ed). The C.V. Mosby Company. St Louis

Page 13 of 13

Anda mungkin juga menyukai