Anda di halaman 1dari 8

Kementerian Kehutanan ISSN : 2085-787X

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan


Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebijakan
Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor; Telp.: 0251 8633944; Fax: 0251 8634924;
Email: publikasipuspijak@yahoo.co.id; Website: www.puspijak.org

Volume 8 No. 7 Tahun 2014

Pengarus-utamaan biaya adaptasi terhadap


Perubahan Iklim
DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Yanto Rochmayanto, Niken Sakuntaladewi, Lukas Rumboko Wibowo

Pembelajaran 1. Tindakan adaptasi menurunkan 2. Pengarus-utamaan biaya adaptasi


Penting tingkat kerugian akibat variabilitas dalam perencanaan pembangunan
iklim dan cuaca ekstrim. nasional maupun sub nasional
merupakan strategi tepat bagi
perlindungan sosial, ekosistem,
dan ekonomi masyarakat serta
mendukung prinsip efisiensi alokasi
anggaran Negara/daerah.

Rekomendasi Adaptasi hijau (Green adaptation) masyarakat terhadap perubahan iklim


mempunyai nilai efektiftivitas lebih dibanding tindakan sipil teknis.
tinggi dalam meningkatan resiliensi

Pendahuluan Tidak dipungkiri lagi bahwa perubahan Sektor kehutanan merupakan sektor
iklim menyebabkan berbagai bencana yang dapat diandalkan dalam memitigasi
bagi kehidupan. Dampak negatif p er uba han iklim ser ta dampa k
perubahan iklim meliputi banyak negatifnya. Hutan punya peran penting
sektor (DNPI, 2013) seperti pertanian, dalam menyangga ekosistem, menyerap
perikanan, kesehatan, ekonomi, hingga CO2 di udara dan memproduksi udara
mengancam keberadaan pulau-pulau bersih, mengatur tata air dan mencegah
kecil dan wilayah pesisir (Muhamad et longsor, juga menyediakan pangan,
al., 2011; Zakia, 2013). Dampak negatif obat-obatan, dan kebutuhan manusia
perubahan iklim terasa sekali utamanya lainnya. Di Indonesia, sektor kehutanan
di negara-negara sedang berkembang diharapkan dapat menopang kebutuhan
di Afrika, Asia, Amerika Latin, juga produksi pang an nasional yang
di negara-negara kepulauan, termasuk berpotensi terancam akibat perubahan
Indonesia (International Development iklim.
Research Centre, 2010; Warner et al.,
2012; DNPI, 2013).

Pembelajaran Penting • 1
Di Indonesia, perubahan iklim ditandai sangat diperlukan dan mendesak untuk
dengan kenaikan suhu yang meningkat dilakukan untuk mengurangi besarnya
cepat setelah tahun 1960, tren laju dampak dan menjadikan masyarakat
kenaikan muka air laut 0,8 mm/tahun mampu bertahan terhadap dampak
pada periode 1960 hingga 2008, tren negatif iklim yang telah berubah.
penurunan curah hujan yang signifikan
Tindakan adaptasi memerlukan
di hampir seluruh wilayah Indonesia
biaya yang bervariasi besarnya. Biaya
pada bulan Juni, Juli dan Agustus,
adaptasi perlu diperhitungkan dalam
dan peningkatan peluang curah hujan
perencanaan pembangunan. Pengarus-
ekstrim harian di sebagian wilayah
utamaan b iaya adapta si da lam
Indonesia dalam kurun waktu 1998-
program pengurangan kemiskinan
2008 (Bappenas, 2013). Kejadian
dan implikasinya terhadap kebijakan
ini meningkatkan potensi terjadinya
prioritas penting untuk mendapatkan
erosi, mereduksi lahan basah di
sepanjan pantai, meningkatkan laju intervensi yang paling tepat dalam upaya
intrusi air laut, penurunan produksi melindungi masyarakat, mengurangi
bahan pangan. Indonesia digolongkan kerentanan dan meningkatkan kapasitas
berada pada peringkat sembilan dari adaptasi mereka, serta melindungi
10 negara paling rentan terhadap atau memperbaiki lingkungan. Studi
keamanan pangan akibat dampak biaya adaptasi termasuk studi kerugian
perubahan iklim khususnya pada sektor dan kerusakan terkait perubahan
perikanan (Huelsenk, Oceana, 2012 iklim merupakan topik baru bagi
dalam DNPI, 2013). Dampak negatif ilmu pengetahuan dan kebijakan
lainnya dari perubahan iklim berupa (Smith et al., 2012), dan tidak mudah
penurunan tanaman pangan, rusaknya dila kukan. Ha l ini menjadikan
infra struktur, berkurangnya sumber belum adanya pendekatan kebijakan
air bersih, meningkatnya penyakit yang memasukkan biaya adaptasi
pernafasan, dan bencana hidrologi sebagai pertimbangan penting dalam
(Zakiya, 2013). Tindakan adaptasi perencanaan pembangunan.

Dampak Perubahan iklim dapat mengakibatkan Disadari atau tidak, adaptasi telah
Perubahan r i s i ko b i a y a e ko n o m i t i n g g i . dilakukan oleh perorangan, kelompok
Iklim dan Biaya Perekonomian Afrika diperkirakan individu, hingga pada level negara untuk
Adaptasi mengalami penurunan 1-2% dari Gross mengantisipasi ataupun menghadapi
Domestic Product (GDP) atau US$ dampak negatif perubahan iklim. Meski
10-20 milyar (Watkiss et al., 2010). pemahaman tentang penghitungan
Indonesia harus mengimpor beras ‘biaya dan keuntungan’ tindakan adaptasi
600.000 ton pada 1991 dan lebih belum sempurna, upaya penghitungan
dari satu juta ton pada 1994 karena biaya adaptasi terus diupayakan. Studi
anomali iklim (Harmoni, 2005) dan yang dilakukan World Bank pada tahun
badai Gilbert di Jamaika menyebabkan
2009 mendapatkan estimasi biaya
kerusakan hingga 6 milyar dollar
adaptasi di negara-negara berkembang
(Topping, 1988 dalam Harmoni, 2005).
untuk kenaikan suhu sekitar 2ºC pada
Di Malawi dan Mozambik, perubahan
tahun 2050 berkisar antara US$ 70
iklim memicu kekeringan dan banjir
hingga menyebabkan kerugian dalam milyar hingga US$ 100 milyar per tahun
bentuk kehilangan aset, mengurangi dari tahun 2010 hingga 2050 (Narain et
GDP, dan peningkatan kemiskinan al., 2011, Sussman et al., 2013).
(GFDRR, 2012).

2 • Pengarus-utamaan Biaya Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim dalam Perencanaan Pembangunan


Studi yang dilakukan di Thailand biaya adapasi diperkirakan akan terus
terhadap masyarakat pesisir di enam meningkat dengan perkiraan sekitar
desa yang rentan terhadap perubahan US$ 10 hingga 60 milyar US dolar per
iklim mendapatkan besaran biaya tahun. Upaya adaptasi dapat mengurangi
adaptasi 30 tahunn mendatang sekitar besaran biaya adaptasi ke depan (Watkiss
lima kali biaya yang dikeluarkan saat et al., 2010).
ini (Kulpraneet, 2013). Di Afrika

Kondisi Bukti empiris pentingnya pengarus- dalam rentang 30 tahun dijumpai tiga
Iklim dan utamaan b iaya adapta si da lam puncak tahun basah, sehingga peluang
pembangunan dapat dilihat dari hasil terjadi curah hujan tinggi >3.000 mm/
Proyeksinya
studi di DAS Cipunagara, Kabupaten tahun akan terjadi dalam 10-15 tahun
Subang. Curah hujan tahun 1984-2013 sekali. Dari 30 tahun pengamatan
menunjukkan fluktuasi yang tinggi, t e r i n d i k a s i a d a ny a p e r g e s e r a n
dengan kecenderungan menurun dan puncak curah hujan (Gambar 1). v
berpotensi semakin kering. Namun

Sumber: BMKG Bandung, 2013 (diolah)


Gambar 1. Jumlah curah hujan tahun 19984-2013 (kiri) dan jumlah curah hujan bulanan di DAS Cipunagara
tahun 1984-2013 (kanan)

Debit air Sungai Cipunagara selama 12 bahwa debit air sungai dalam rerata
tahun terakhir cenderung meningkat tahunan mengalami kenaikan yang
pada akhir tahun, namun dengan mengindikasikan bahwa cuaca ke depan
fluktuasi yang sangat tinggi (Gambar diprediksi akan lebih basah dari periode
2). Situasi lain menggambarkan sekarang.

Sumber: Balai Besar Wilayah Sungai Bandung, 2013 (diolah).


Gambar 2. Hidrograf debit bulanan dan rerata tahunan Sungai Cipunagara

Kondisi Iklim dan Proyeksinya • 3


Dampak Peruba han pola hujan di DA S serta penurunan pendapatan masyarakat
Ekonomi Cipunagara berdampak antara lain pada yang mata pencahariannya bergantung
frekuensi banjir (luapan debit air sungai pada sektor pertanian atau perikanan.
dan rob) meningkat, kerusakan infra Estimasi kerugian akibat perubahan
struktur tambak meningkat, pasang pola hujan di DAS Cipunagara disajikan
air laut (konda, pasang selama 10 hari pada Tabel 1.
dalam setahun) tidak dapat diprediksi,

Tabel 1. Estimasi kerugian akibat bencana klimatis di DAS Cipunagara, Subang

Estimasi kerugian Proporsi


No. Lokasi
(Rp/thn)* (%)
1. Desa Cimeuhmal (bagian hulu) 5,41 milyar 8,3
2. Desa Cijambe (bagian tengah) 12,90 milyar 20
3. Desa Patimban (bagian hilir) 46,44 milyar 71,7
Total 64,7 5milyar
Rata-rata 21,58 milyar
Keterangan: *Sebelum diskonto (Sumber: Rochmayanto et al., 2013)

Kerugian terbesar terjadi di DAS bagian areal padi puso juga meningkat dari
hilir (71,7%), utamanya pada sektor 0,004-0,4% menjadi 0,04-1,9%. Luas
pertanian, perikanan dan infra struktur areal sawah yang rusak karena banjir
yang disebabkan kenaikan debit air meningkat dari 0,8-2,7% menjadi 0,97-
sungai, banjir kiriman dari hulu, dan dari 2,99%, dan luas areal yang terkena puso
kenaikan muka air laut (banjir rob). Di juga meningkat dari 0,24-0,73% menjadi
DAS bagian hulu dan tengah mayoritas 8,7-13,8%.
kerugian terjadi pada sektor pertanian Peningkatan suhu udara di DAS
yang terpapar curah hujan langsung. Cipunagara diperkirakan berdampak
LAPAN (2013b) menegaskan bahwa pada penurunan produksi pangan
Subang termasuk daerah genangan yang seperti padi, jagung dan kedelai sebesar
diprediksi sebagai daerah rawan banjir. 10-19,5% selama 40 tahun yang
Dampak perubahan pola curah hujan akan datang. Contoh kasus terjadi di
dan kejadian iklim ekstrim pada sektor Kabupaten Karawang dan Subang di
pertanian mengakibatkan sawah kering, mana produksi beras berkurang sekitar
banjir, atau puso. Luas areal sawah yang 300.000 ton dan produksi jagung
mengalami kekeringan meningkat dari berkurang 5.000 ton karena genangan
0,3-1,3% menjadi 3,1-7,8% dan luas (DNPI, 2011).

Proyeksi Jawa Barat tergolong daerah rawan banjir pada beberapa kecamatan, antara lain:
Kerugian tanpa ketiga tertinggi di Indonesia. Selama Ciater, Cibogo, Cijambe, Cisalak, Jalan
periode 2002 hingga 2010 provinsi ini Cagak, dan Kasomalang. Risiko terlanda
Tindakan
tercatat dilanda banjir sebanyak 410 kali banjir menyebar di berbagai kecamatan
Adaptaasi
atau 35 kali per tahun, dan cenderung dari daerah tengah DAS sampai ke hilir
meningkat dari tahun ke tahun. Di pantai utara.
DAS Cipunagara, provinsi Jawa Barat,
daerah yang berisiko terlanda banjir
sebanyak 58,16%, sedangkan daerah
yang berisiko longsor sebanyak 33,63%.
Risiko longsor terpusat di daerah hulu

4 • Pengarus-utamaan Biaya Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim dalam Perencanaan Pembangunan


Pada kondisi tanpa upaya adaptasi yang Dampak terhadap pemukiman sangat
signifikan, banjir dapat menyebabkan tinggi karena banjir memberi dampak
kerugian sekitar 1.56 triliun rupiah. langsung terhadap kehidupan dan
Kerugian terbesar terjadi di pemukiman. properti ( Jha et al., 2012), sedangkan
Risiko longsor menyebabkan kerugian dampak tidak langsung dalam jangka
1,10 triliun rupiah dan mayoritas panjang dapat menyebabkan penyakit,
hanya mengancam pemukiman dan penurunan nutrisi, kesempatan edukasi,
pertanian lahan kering (Gambar 3). dan hilangnya mata pencaharian.

Sumber: Rochmayanto et al.


Gambar 3. Estimasi kerugian akibat variabilitas iklim pada kondisi tanpa adaptasi

Proyeksi Enam skenario tindakan adaptasi pembangunan tanggul, kanal, sumur


Kerugian diajukan untuk mendapatkan bentuk resapan, rehabilitasi hutan dan
adaptasi yang paling efektif di DAS mangrove (skenario 5); dan kombinasi
dengan
Cipunagara. Skenario tersebut meliputi pembangunan tanggul, sumur resapan,
Tindakan
bang unan fisik atau sipil teknis, rehabilitasi hutan dan mangrove
Adaptasi
perbaikan ekosistem, dan kombinasi (skenario 6).
keduanya. Keenam skenario tersebut Ha sil keselur u han p erh itung an
a d a l a h : p em b a n g una n ta n g g u l efektivitas biaya adaptasi pada masing-
(skenario 1); pembangunan kanal masing skenario terhadap biaya
(skenario 2); pembuatan sumur resapan kerusakan sisa (residu), biaya total
(skenario 3); rehabilitasi hutan dan akibat perubahan iklim, gross adaptasi
mangrove (skenario 4); kombinasi dan net adaptasi disajikan pada Tabel 2.

Proyeksi Kerugian dengan Tindakan Adaptasi • 5


Tabel 2. Estimasi hasil tindakan adaptasi di DAS Cipunagara

Skenario Biaya adaptasi (Rp) Residu (Rp) Biaya total (Rp) Gros adaptasi (Rp) Net adaptasi (Rp)
BAU 65,41 miliar 2,67 triliun 2,73 triliun -  - 
Skenario 1 86,79 miliar 2,43 triliun 2,52 triliun 300,28 miliar 213,49 miliar
Skenario 2 7,36 triliun 2,65 triliun 10 triliun 81,79 miliar (7,28 triliun)
Skenario 3 65,69 miliar 2,63 triliun 2,69 triliun 97,79 miliar 32,1 miliar
Skenario 4 149,87 miliar 2,48 triliun 2,63 triliun 247,95 miliar 98,08 miliar
Skenario 5 7,46 triliun 2,21 triliun 9,68 triliun 520,28 miliar (6,95 triliun)
Skenario 6 171,54 miliar 2,23 triliun 2,39 triliun 505,27 miliar 333,73 miliar
Sumber: Rochmayanto et al., 2013
Keterangan: (Parry et al., 2009):
• Residu: jumlah kerugian yang masih terjadi akibat variabilitas iklim ekstrim karena tindakan adaptasi tertentu.
• Biaya total: jumlah biaya adaptasi yang dikeluarkan ditambah dengan residu.
• Keuntungan kotor adaptasi (gross adaptation) adalah selisih antara biaya total perubahan iklim pada kondisi BAU dikurangi residu dari tindakan adaptasi tetentu.
• Keuntungan bersih adaptasi (net adaptation) adalah selisih antara biaya total pada kondisi BAU dikurangi biaya total dengan tindakan adaptasi tertentu.

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah besarannya masih di bawah BAU (Rp


kerugian yang masih terjadi akibat 2,67 trilyun). Hal ini menunjukkan
variabilitas iklim ekstrim karena bahwa tindakan memberikan kerugian
tindakan adaptasi tertentu (residu) pada yang lebih kecil dibanding tanpa
berbagai skenario tindakan adaptasi tindakan adaptasi.

Efektivitas Tindakan adaptasi yang efektif RE semakin efektif tindakan adaptasi


Biaya Adaptasi menggambarkan bahwa penambahan tersebut.
biaya tertentu untuk tindakan adaptasi Hasil perhitungan terhadap 6 skenario
menyebabkan penurunan kerugian yang diajukan menunjukkan bahwa
perubahan iklim yang lebih besar skenario 1 merupakan tindakan paling
dibandingkan tambahan biayanya. efektif (RE 2,71), selanjutnya skenario
Indikator efektivitas biaya adaptasi 6 (RE 2,62), dan skenario 4 (RE 1,22)
dapat ditunjukkan dengan nilai Rasio (Tabel 3).
Efektivitas (RE). Semakin tinggi nilai
Tabel 3. Hasil analisis efektivitas biaya adaptasi terhadap perubahan iklim

Penurunan
Skenario Biaya RE
kerugian
Skenario 1: Pembangunan tanggul 86.8 milyar 234.9 milyar 2.71 (1)
Skenario 2: Pembangunan kanal 7.4 trilyun 16.4 milyar 0.002
Skenario 3: Pembuatan sumur resapan 65.7 milyar 32.4 milyar 0.49
Skenario 4: Rehabilitasi hutan & mangrove 149.9 milyar 182.5 milyar 1.22 (3)
Skenario 5: Kombinasi skenario 1, 2, 3, 4 7.5 trilyun 466.2 milyar 0.06
Skenario 6: Kombinais skenario 1, 3, 4 (tanpa kanal) 171.5 milyar 449.8 milyar 2.62 (2)
Sumber: Rochmayanto et al., 2013
Keterangan: (1) = Skenario 1 - paling efektif; (2) = Skenario 6 - efektif urutan ke 2; (3) = Skenario 4 - efektif urutan ke 3

Dari enam skenario tersebut, tiga skenario desa-desa di hilir DAS Cipunagara
dinilai memberikan efektivitas biaya dari bahaya banjir. Pemerintah daerah
adaptasi (mempunyai nilai RE tinggi). telah mengalokasikan dana triliunan
Pembangunan tanggul adalah skenario rupiah untuk membangun tanggul dan
paling efektif untuk menyelamatkan berhasil menyelamatkan desa-desa di

6 • Pengarus-utamaan Biaya Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim dalam Perencanaan Pembangunan


hilir DAS Cipunagara, antara lain desa penghasilan bagi masyarakat, juga
Patimban, Kecamatan Pusakanagara. distribusi air tetap terjaga pada musim
Namun skenario ini tidak serta-merta kemarau sebagaimana terjadi di desa
menjadikan masyarakat resilien terhadap Bena di DAS Noelmina, Propinsi Nusa
dampak negatif perubahan iklim karena Tenggara Timur, dan desa Bobo di DAS
kondisi ekosistemnya masih tetap rusak. Palu, Propinsi Sulawesi Tengah. Bila
Rehabiltasi hutan mangrove bila berhasil berhasil, green adaptation (rehabilitasi
dilakukan dapat menyelamatkan hutan dan mangrove) merupakan
tambak masyarakat dari gempuran aktivitas yang menyumbang nilai
ombak, produksi ikan makin bagus, juga efektivitas tinggi bagi peningkatan
memberi penghasilan tambahan kepada re s i l i ens i ma s ya ra k at terha dap
masyarakat berupa ikan, udang, atau perubahan iklim. Namun demikian,
kepiting yang datang ke hutan mangrove keberhasilan upaya rehabiltiasi hutan
sebagaimana yang terjadi di desa Mojo, dan mangrove memerlukan komitmen
Kabupaten Pemalang. Rehabiltiasi bersama para pemangku kepentingan
hutan di daerah hulu akan memberikan dan memerlukan waktu cukup lama.
hasil hutan non kayu sebagai tambahan

Penutup Tindakan adaptasi terbukti dapat dalam perencanaan pembangunan.


menurunkan tingkat kerugian akibat Biaya adaptasi dapat untuk kepentingan
variabilitas iklim dan cuaca ekstrim. pembangunan sumber daya manusia,
Dari berbagai skenario yang di‘green pembangunan lingkungan, ataupun
adaptation’ bila berhasil merupakan bangunan sipil teknis. Pembangunan
tindakan adaptasi yang efektif dibanding sumber daya manusia penting dilakukan
tindakan sipil teknis. Sebagai negara yang untuk menjadikan mereka faham
digolongkan rentan terhadap keamanan tentang perubahan iklim, potensi
pangan akibat dampak perubahan iklim, dampak negatif yang ditimbulkan,
penting bagi pemerintah pusat dan membuat pilihan adaptasi yang paling
daerah untuk mengalokasikan biaya tepat, dan melakukan tindakan adaptasi
adaptasi terhadap perubahan iklim dengan baik.
Bappenas. 2011. National Action Plan for Climate Perubahan Iklim. Proceeding Seminar
Daftar Bacaan Change Adaptation (RAN-API). Synthesis Nasional PESAT 2005, 23-24 Agustus 2005.
Report. Ministry of National Development Universitas Gunadarma, Jakarta.
Planning/National Development Planning International Development Research Centre.
Agency (Bappenas). Jakarta. 2010. Adaptation Stories. International
Bappenas. 2013. Rencana Aksi Nasional Adaptasi Development Research Centre.
Perubahan Iklim (RAN-API). Perubahan Ishak, M. 2011. Memetakan Gerakan Tanah di
Iklim dan Dampaknya di Indonesia . Jawa Bara. Jurnal Penanggulangan Bencana
Kementerian PPN/Bappenas. Jakarta. Volume 2 No. 2 Tahun 2011. Badan Nasional
[DNPI] Dewan Nasional Perubahan Iklim. 2011. Penanggulangan Bencana. Jakarta.
Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Jha, A.K., R. Bloch, J. Lamond. 2012. Kota dan
Iklim Indonesia. Dewan Nasional Perubahan Banjir. Panduan Pengelolaan Terintegrasi
Iklim. Jakarta. untuk Risiko Banjir Perkotaan di Abad 21.
[DNPI] Dewan Nasional Perubahan Iklim. 2013. Rangkuman untuk Para Penyusun Kebijakan.
Perubahan Iklim dan Tantangan Perubahan The World Bank. Washington DC.
Bangsa. Dewan Nasional Perubahan Iklim. Kulpraneet, A. 2013. Coastal household adaptation
Jakarta. cost requirements to sea level rise impacts.
[GFDRR] Global Facilityfor Disaster Reduction Mitig Adapt Strateg Glob Change (2013)
and Recovery. 2012. Economic Vurnearbility 18:285-302.
and Disaster Risk Assessment in Malawi and [LAPAN] Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Mozambique : Measuring Economic Risks of Nasional. 2013a. Pola Curah Hujan di
Dhroughts and Floods. The World Bank – Indonesia. http://www.dirgantara-lapan.
RMSI – GFDRR. Washington DC. o r. i d / m o kl im / e d u k a s i 0 6 0 9 p c h . htm l .
Harmoni, A. 2005. Dampak Sosial Ekonomi [Diakses pada tanggal 8 Januari 2013].

Penutup • 7
LAPAN. 2013b. Prediksi Banjir di Indonesia Rochmayanto, Y., N. Sakuntaladewi, LR Wibowo.
Berdasarkan Data Satelit Bulan Desember 2013. Pemodelan Biaya Adaptasi dan
2013. Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, Peningkatan Resiliensi Masyarakat Terhadap
LAPAN. Jakarta. http://www.lapan.go.id./. Perubahan Iklim. Laporan Hasil Penelitian.
[diakses pada tanggal 4 Januari 2014]. Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan.
Mahmud. 2007. Skenario Perubahan Variabilitas Bogor.
Iklim Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Smith, A.O., S.L. Cutter, K. Warner, C. Corendea
Pemanasan Global dan Perubahan Global: and K. Yuzva. 2012. Addressing Loss and
Fakta, Mitigasi dan Adaptasi. LAPAN. Damage in the Context of Social Vurnerability
Bandung. and Resilience. Policy Breaf No. 7, November
Muhamad, A., A. Aryoseno dan R. Yuliantri. 2011. 2012. United Nation University.
Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Suprapto. 2011. StatistikPemodelan Bencana Banjir
Iklim Indonesia. Dewan Nasional Perubahan Indonesia (Kejadian 2002-2010). Jurnal
Iklim. Jakarta. Penanggulangan Bencana Volume 2 No. 2
Narain, U., Margulis, S., Essam, T. 2011. Estimating Tahun 2011. Badan Nasional Penanggulangan
Cost of Adaptation to Climate Change. Bencana. Jakarta.
Synthesis article. Climate Policy 11 (2011) Sussman, F., Krishnani, N., Maher, K., Miller, R.,
1001-1019. Mack, C., Stewarti, P., Shouse, K., Perkins, B.,
Parry, M., N. Arnell, P. Berry, D. Dodman, S. Climate change adaptation cost in the US:
Fankhauser, C. Hope, S. Kovats, R. Nicholls, what do we know? Climate Policy, Vol. 14,
D. Satterthwaite, R. Tiffin, and T. Wheeler. No. 2, 242–282, http://dx.doi.org/10.1080
2009. Assessing the Costs of Adaptation to /14693062.2013.777604 (diunduh 141017)
Climate Change: A Review of the UNFCCC Warner, K,, Afifi, T., Henry, K., Rawe, T., Smith,
and Other Recent Estimates, International C., de Sherbinin, A. 2012. Where the Rain
Institute for Environment and Development Falls: Climate Change, Food, and Livelihood
and Grantham Institute for Climate Change, Securit y, and Migration. MacArthur
London. Foundation.
Putuhena , W.M., W.K . Adidarma , S.M. Watkiss, P., T.E. Downing, and J. Dyszynzki. 2010.
Yunig sih. 2004. Karakteristik Banjir Adapt Cost Project : Analysis of the Economic
Puncak pada Sungai-Sungai di Pulau Jawa. Cost of Climate Change Adaptation in Africa.
http ://balittanah.litbang.deptan.go.id/ United Nation Environment Programme.
dokumentasi/prosiding/mflp2004/wanny. Nairobi, Kenya.
pdf. [diakses pada tanggal 17 mei 2012]. Zakiya, Z. 2013. Enam Dampak Perubahan Iklim.
Kompas, January 20, 2013.

b c
Foto: courtesy by Rochmayanto, 2013)
Gambar 4. Tambak dan mangrove, saling memberi untuk harmoni (a), Sawah, sendi kehidupan yang berharap
tak terbanjiri (c), dan Muara sungai yang rentan dilanda banjir kiriman dan rob

8 • Pengarus-utamaan Biaya Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim dalam Perencanaan Pembangunan

Anda mungkin juga menyukai