Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGERTIAN
1. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur
sistematik (teratur) dalam pengorganisasian kegiatan (pengalaman) belajar
untuk mencapai tujuan belajar (kompetensi belajar). Dengan kata lain, model
pembelajaran adalah rancangan kegiatan belajar agar pelaksanaan KBM dapat
berjalan dengan baik, menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan urutan yang
logis.model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata
lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi
Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat)
kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model
pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi
tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran
tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajan
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya
dapat divisualisasikan sebagai berikut:
2. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya
mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran
terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach).
2. INDEPENDENT / INDIVIDUAL
Independent atau Individual adalah pembelajaran yang menitikberatkan
pada aktivitas individual peserta didik. Pada saat ini, pembelajaran individu
tidak menjamin pembelajaran organisasi, tetapi pembelajaran organisasi tidak
akan terjadi tanpa pembelajaran individu (Garvin, 2000; Kim, 1993).
Tujuan individual learning bagi para peserta didik adalah agar mereka
secara mandiri dapat mengatur tujuan pembelajaran jangka pendek dan
jangka panjang yang ingin dicapai, melacak kemajuan dan prestasi selama
waktu periode tertentu. Manfaat sistem pembelajaran Independent ini mampu
memenuhi kepentingan peserta didik secara individual.
Mercer (1989) menyatakan bahwa terdapat empat langkah penting dalam
pelaksanaan individual learning , yaitu:
1. Mengidentifikasikan ketrampilan yang ditargetkan melalui assessment.
2. Menentukan kondisi-kondisi dan faktor-faktor yang mungkin dapat
memudahkan (memfasilitasi) pembelajaran.
3. Merencanakan pembelajaran.
4. Memulai pembelajaran yang mengatur data harian.
5. Menentukan bagian dari proses belajar dinegosiasikan oleh peserta didik dan
fasilitator atau dosen.
3. COOPERATIVE
Cooperative learning merupakan suatu aktivitas pembelajaran dengan
penekanan pada pemberdayaan peserta didik untuk saling belajar melalui
pembentukan kelompok-kelompok sehingga mereka dapat bekerja sama dalam
memaksimalkan proses pembelajaran diri sendiri ataupun peserta didik lainnya
secara lebih efektif. Cooperative learning mempunyai tujuan untuk meningkatkan
kepercayaan diri, memperbaiki kemampuan berfikir secara global, meningkatkan
hubungan antarkelompok, dan meningkatkan gairah belajar. Manfaat yang
diperoleh dalam pembelajaran cooperative learning adalah peningkatan rasa
kepercayaan diri, peningkatan rasa menghargai keberadaan orang lain,
peningkatan rasa untuk saling memberikan dan menerima pengetahuan diantara
peserta, dan peningkatan kesadaran perlunya kemampuan dalam bekerjasama
(Team work).
Prinsip pembelajaran cooperative adalah terjadi komunikasi antar peserta
didik, tanggung jawab terhadap hak dan kewajibannya, saling menghargai antar
peserta didik, dan setiap peserta mempunyai peran yang sama dalam
menyelesaikan masalah.
Di dalam metode cooperative learning bisa digunakan metode diskusi. Karena
diskusi adalah proses pengajaran melalui interaksi dalam kelompok. Setiap
anggota kelompok saling bertukar ide tentang suatu isu dengan tujuan untuk
memecahkan suatu masalah, menjawab suatu pertanyaan, menambah
pengetahuan atau pemahaman, atau membuat suatu keputusan. Apabila diskusi
melibatkan seluruh anggota kelas, maka pengajaran dapat terjadi secara langsung
dan bersifat student centered (berpusat pada siswa). Dikatakan pengajaran
langsung, oleh sebab guru menentukan tujuan yang harus dicapai melalui diskusi,
mengontrol aktivitas siswa serta menentukan fokus dan keberhasilan pengajaran.
Dikatakan berpusat kepada siswa oleh sebab sebagian besar input pengajaran
berasal dari siswa, mereka secara aktif akan meningkatkan belajar mereka, serta
mereka dapat menentukan hasil diskusi mereka.
4. COLLABORATIVE
Collaborative learning pada dasarnya merupakan pembelajaran yang
berdasarkan pengalaman peserta didik sebelumnya (prior knowledge) dan
dilakukan secara berkelompok. Collaborative learning dilakukan dalam kelompok,
seperti halnya pada pembelajaran kooperatif dan kompetitif, tetapi tidak
diarahkan untuk berkompetisi dan tidak diarahkan hanya pada satu kesepakatan
tertentu.
Collaborative learning mempunyai tujuan untuk memperluas perspektif atau
wacana peserta didik, mengelola perbedaan dan konflik karena proses
berpikir divergen, membangun kerjasama, toleransi, belajar menghargai pendapat
orang lain, dan belajar mengemukakan pendapat. Manfaat yang diperoleh dalam
pembelajaran colaborative learning adalah mengembangkan daya nalar
berdasarkan pengetahuan/ pengalaman yang dimiliki
dan sharing pengetahuan/pengalaman dari teman kelompoknya, memupuk rasa
tenggang rasa, empati, simpati dan menghargai pendapat orang lain, menambah
pengetahuan secara kolektif, dan mendapatkan tambahan pengetahuan untuk
dirinya sendiri.
5. ACTIVE
Active learning mengacu pada teknik di mana peserta didik melakukan
lebih banyak aktivitas dan bukan hanya mendengarkan fasilitator. Peserta didik
melakukan beberapa hal termasuk menemukan, mengolah, dan menerapkan
informasi. Active learning bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan semua
potensi yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga semua peserta didik dapat
mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristika pribadi yang
mereka miliki. Di samping ituactive learning juga dimaksudkan untuk menjaga
perhatian peserta didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Manfaat active learning adalah untuk memungkinkan peserta didik berperan
secara aktif dalam proses pembelajaran baik dalam bentuk interaksi antar peserta
didik maupun peserta didik dengan pengajar.
6. SELF DIRECTED
Self-directed learning (SDL) adalah cara pembelajaran di mana peserta
didik mengambil inisiatif dan tanggung jawab tentang pembelajaran. Dalam SDL
peserta didik sendiri yang menentukan bahan ajar, mengelola dan menilai proses
pembelajaran dan hasilnya. SDL dapat dilaksanakan kapan saja dan di mana saja,
memakai cara pembelajaran yang bebas dipilih sendiri.
Tujuan dari pembelajaran dengan cara SDL ialah untuk pengembangan
tanggung jawab dan kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran dan
dalam menentukan materi pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan.
Metode SDL akan bermanfaat menghasilkan kompetensi yang lebih baik, dan
karena peserta didik sendiri yang menentukan kompetensi yang diinginkan maka
kompetensi yang diperoleh juga lebih berguna bagi peserta didik.
Bentuk kegiatannya ialah setiap peserta didik harus
mempunyai logbook yang dipakai untuk mengatur pembelajarannya. Peserta didik
mempelajari dan mengetahui berbagai tugas, hak, kewajiban mereka serta
berbagai pengetahuan dasar yang perlu dimilikinya. Institusi memberi peluang
kepada peserta didik untuk melakukan pengaturan belajar mandiri (self-regulated
learning) yang meliputi: membuat rencana pembelajaran, monitoring setiap
kegiatan belajar dan melakukan evaluasi belajar secara tertulis dalamlogbook.
7. RESEARCH BASED
Research-based learning (RBL) adalah merupakan salah satu metode
(SCL) yang mengintegrasikan penelitian di dalam proses pembelajaran. RBL
memberi peluang/kesempatan kepada peserta didik untuk mencari informasi,
menyusun hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan atas data yang sudah tersusun; dalam aktivitas ini berlaku
pembelajaran dengan pendekatan “learning by doing”. (Jones, Rasmussen, &
Moffitt, 1997; Thomas, Mergendoller, & Michaelson,1999, Thomas, 2000).
RBL bertujuan untuk menciptakan proses pembelajaran yang mengarah
pada aktivitas analisis, sintesis, dan evaluasi serta meningkatkan kemampuan
peserta didik dan dosen dalam hal asimilasi dan aplikasi pengetahuan. Dengan
RBL maka peserta didik dapat memperoleh berbagai manfaat dalam konteks
pengembangan metakognisi dan pencapaian kompetensi yang dapat dipetik
selama menjalani proses pembelajaran
8. CASE BASED
Case-based learning (CBL) adalah pembelajaran berbasis kasus. Peserta
didik disediakan kasus yang merupakan simulasi bagi mereka untuk melatih diri
sebagai profesional yang sesungguhnya. CBL bertujuan untuk (a) melatih
mahasiswa belajar secara kontekstual, (b) mengintegrasikan prior
knowledge dengan permasalahan yang ada di dalam kasus dalam rangka belajar
untuk mengambil keputusan secara professional, dan (c) mengenalkan tatacara
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang tepat atau rasional
(evidence-based). CBL bermanfaat agar (a) dosen menyiapkan dan menyediakan
pokok bahasan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagaimana tertera di
dalam rencana program kegiatan pembelajaran semester (RPKPS), (b) bersama-
sama peserta didik membahas kasus yang disajikan. Peserta didik terlatih dan
kemudian terbiasa untuk berpikir secara kritis ketika mengaktifkan dan
menggunakan prior knowledge mereka yang dirangsang oleh kasus yang sedang
dibahas bersama.
.
STUDENT CENTER TEACHER CENTER
LEARNING(SCL) LEARNING(TCL)
Berfokus pada siswa Berfokus pada GURU
Two Way Traffic One Way Traffic
GURU sebagai fasilitator dan GURU sebagai sumber ilmu
mitra pembelajaran utama
siswa bertanggung jawab
atas pembelajarannya dan Mahasiswa diberi PELAJARAN
menciptakan kemitraan oleh GURU
antara siswa dan GURU
Kekurangan TCL :
1) Pengajar mengendalikan pengetahuan sepenuhnya, tidak ada partisipasi dari
pembelajar
2) Terjadi komunikasi satu arah, tidak merangsang siswa untuk mengemukakan
pendapatnya
3) Tidak kondusif terjadinya critical thinking
4) Mendorong pembelajaran pasif
5) Suasana tidak optimal untuk pembelajaran secara aktif dan mandiri
Kelebihan STUDENT CENTER
Model pembelajaran student center, pada saat ini diusulkan menjadi model
pembelajaran yang sebaiknya digunakan karena memiliki beberapa keunggulan
yaitu:
1) Siswa atau peserta didik akan dapat merasakan bahwa pembelajaran menjadi
miliknya sendiri karena mahasiswa diberi kesempatan yang luas untuk
berpartisipasi;
2) Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran;
3) Tumbuhnya suasana demokratis dalam pembelajara sehingga akan terjadi
dialog dan diskusi untuk saling belajar-membelajarkan di antara mahasiswa;
4) Dapat menambah wawasan pikiran dan pengetahuan bagi dosen atau pendidik
karena sesuatu yang dialami dan disampaikan mahasiswa mungkin belum
diketahui sebelumnya oleh dosen.
5) Mengaktifkan siswa
6) Mendorong siswa menguasai pengetahuan
7) Mengenalkan hubungan antara pengetahuan dan dunia nyata
8) Mendorong pembelajaran secara aktif dan berpikir kritis
9) Mengenalkan berbagai macam gaya belajar
10) Memperhatikan kebutuhan dan latar belakang pembelajar
11) Memberi kesempatan pengembangan berbagai strategi assessment
Kekurangan SCL :
1) Sulit diimplementasikan pada kelas besar
2) Memerlukan waktu lebih banyak
3) Tidak efektif untuk semua jenis kurikulum
4) Tidak cocok untuk siswa yang tidak terbiasa aktif, mandiri, dan demokratiS.
3. STRATEGI PEMBELAJARAN
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke
dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun,
2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan
sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan
selera masyarakat yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling
efektif untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh
sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran
(standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan didalamnya
mencakup pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran secara spesifik. Hal
ini berarti arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan
sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas
dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.
Strategi pembelajaran ini haruslah dimiliki oleh para pendidik maupun calon pendidik.
Hal tersebut sangat dibutuhkan dan sangat menentukan kualifikasi atau layak
tidaknya menjadi seorang pendidik, karena proses pembelajaran itu memerlukan seni,
keahlian dan ilmu guna menyampaikan materi kepada siswa sesuai tujuan, efesien,
dan efektif
Strategi pembelajaran sendiri terbagi ke dalam beberapa macam dan jenis. Menurut
Sanjaya (2007 : 177 – 286), ada beberapa macam strategi pembelajaran yang harus
dilakukan oleh seorang guru, berikut ini jenis jenis strategi pembelajaran :
Dan untuk lebih jelasnya mengenai pengertian dan definisi dari macam macam
strategi pembelajaran, simak penjelasan lengkapnya berikut ini :
Dilihat dari aspek psikologi belajar SPBM bersandarkan kepada psikologi kognitif yang
berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman. Pada dasarnya, belajar bukan hanya merupakan proses
menghafal sejumlah ilmu dan fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara
individu dengan lingkungannya.
Melalui proses ini sedikit demi sedikit siswa akan berkembang secara utuh. Hal ini
berarti perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga aspek
efektif dan psikomotor melalui penghayatan secara internal akan masalah yang akan
dihadapi.
Dilihat dari aspek filosofis tentang fungsi sekolah sebagai arena atau wadah untuk
mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di mayarakat, maka SPBM merupakan
strategi yang memungkinkan dan sangat penting untuk dikembangkan.
Hal ini disebabkan pada kenyataan setiap manusia agar selalu dihadapkan kepada
masalah baik masalah yang sederhana sampai masalah yang kompleks. Proses
pembelajaran SPBM ini diharapkan dapat memberikan latihan dan kemampuan setiap
individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka SPBM merupakan salah satu
strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh
siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan.
Agar lebih memahami apa itu metode pembelajaran, maka kita dapat merujuk
pada pendapat para ahli berikut ini:
1. Hasby Ashydiqih
2. Abdurrahman Ginting
Menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran adalah cara atau pola yang
khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik
dan sumber daya terkait lainnya supaya terjadi proses pembelajaran pada diri
siswa.
3. Ahmadi
4. Nana Sudjana
Metode dalam kegiatan belajar memiliki fungsi tertentu. Menurut Syaiful Bahri
Djamarah dan Aswan Zain, berikut ini adalah beberapa fungsi metode belajar:
Tenaga pengajar harus mengetahui metode pengajaran mana yang paling efektif
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Adapun macam-macam
metode pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Metode Ceramah
Kekurangan:
3. Metode Demonstrasi
Ini adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan cara bentuk praktikum
sehingga siswa melihat langsung apa yang sedang dipelajari. Metode ini biasanya
lebih menarik dan membuat siswa lebih fokus terhadap materi pelajaran.
Kelebihan:
Mirip dengan metode ceramah pada umumnya, namun disertai dengan metode lain
dalam penyampaian materi pelajaran. Misalnya;
Metode ini mengharuskan para siswa membuat suatu resume mengenai materi yang
sudah disampaikan oleh pengajar. Resume tersebut dituliskan di dalam kertas dengan
menggunakan kata-kata sendiri dari para murid
Kelebihan:
Kelebihan:
Kelebihan:
8. Metode Latihan
Metode latihan atau training adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan cara
melatih keterampilan (soft skill) para siswa dengan cara merancang, membuat, atau
memanfaatkan sesuatu.
Kelebihan:
Kekurangan:
Pada metode ini, siswa dirangsang untuk mampu membuat suatu proyek yang
nantinya akan diteliti.
Kelebihan:
Dalam metode ini, siswa saling beradu argumentasi, baik secara perorangan maupun
berkelompok. Debat tersebut dilakukan secara formal dengan aturan tertentu dimana
tujuannya untuk membahas suatu permasalahan dan cara penyelesaian masalah
Kelebihan:
Kelebihan:
Metode ini menerapkan cara berpikir yang runtun terhadap suatu permasalahan,
bagaimana terjadinya masalah, dan bagaimana penyelesaiannya. Dengan metode ini,
siswa dapat meningkatkan daya analisis dan berpikir kritis sehingga memahami
masalah dari awal hingga akhir.
Kelebihan:
Metode pembelajaran ini dapat mendorong para siswa untuk menyadari apa saja yang
telah diperoleh selama belajar. Dalam metode ini melibatkan intelektual dan
mendorong siswa memahami bahwa apa yang telah dipelajari adalah sesuatu yang
berharga.
Metode discovery dilakukan dengan cara mengembangkan cara belajar siswa aktif,
mandiri, dan memiliki pemahaman yang lebih baik. Dalam hal ini, siswa mencari
jawaban terhadap pertanyaannya sendiri sehingga mengingatnya lebih baik.
Kelebihan:
Metode pembalajaran dengan cara berbagi peran (role playing) dilakukan dengan
melibatkan siswa untuk memerankan suatu karakter atau situasi tertentu. Metode ini
dapat melatih komunikasi siswa dalam berinteraksi dengan orang lain.
Kelebihan:
Dari hasil pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
antara model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran,
tehnik dan metode pembelajaran. Walaupun perbedaan itu tidak begitu tegas,
karena semua istilah merupakan satu kesatuan yang saling menunjang, untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Jadi model
pembelajaran adalah pembungkus proses pembelajaran yang didalamnya ada
pendekatan, strategi, metode dan tehnik. Contoh : model yang digunakan guru
PAIKEM, Pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan pemerintah adalah
pendekatan pembelajaran yang terfokus pada siswa, dimana
strategi pembelajaran siswa aktif, bisa mengungkapan gagasan, penemuan-
penemuan
Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur
umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk
kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah
ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan
rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis
rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan
sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda
dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah
yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan
langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal
sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
a. Strategi Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru
kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi
pelajaran secara optimal.
Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara
rapi, sistematik, dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan
mencernanya saja secara tertib dan teratur.
a. Metode ceramah
b. Metode demonstrasi
c. Metode sosiodrama
b. Strategi Inquiry
Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari
dan menemukan sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan.
b) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep
yang sudah jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
c) Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap
sesuatu.
e) Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa
dikendalikan oleh guru.
a. Metode diskusi
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Disini guru memberikan
suatu tugas kepada siswa untuk diselesaikan oleh siswa, sehingga siswa menjadi
aktif.
c. Metode eksperimen
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari
siswa kepada guru. Disini guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada
gurunya tentang materi pembelajaran.
c. Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial
Strategi Pembelajaran Inkuiri Sosial merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar
yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat
merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
a. Metode eksperimen
c. Metode latihan
Metode latihan maerupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan
kebiasaan-kebiasaan tertentu. Siswa diajarkan untuk melatih kemampuan yang
dia miliki dan lebih mengasah kemampuan yang dimiliki tersebut.
Teknik karya wisata adalah teknik mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar
siswa kesuatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau
menyelidiki sesuatu. Siswa diajak untuk mendapatkan pembelajaran dari tempat
atau objek yang dikunjungi.
d. Contextual Teaching Learning
Contextual teaching and learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa,
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
a. Metode demonstrasi
b. Metode sosiodrama
Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga
merupakan suatu metode berfikir sebab dalam metode problem solving dapat
menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dari mencari data sampai
kepada menarik kesimpulan.
b. Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah
yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
a. Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah
yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
c. Metode eksperimen
a. Metode diskusi
Disini siswa dituntut untuk dapat menemukan pemecahan masalah dari masalah
yang dihadapi dengan cara berdiskusi.
c. Metode eksperimen
Siswa diberi tugas guna menggali kemampuan dan pemahaman siswa akan
tugas yang diberikan.
b. Metode latihan
Siswa diajarkan untuk melatih kemampuan yang dia miliki dan lebih mengasah
kemampuan yang dimiliki tersebut.