AGRO
MASANG PERKASA PLANTATION UNIT PALM OIL
MILL KABUPATEN AGAM
FEBRI YUNITA
NBP. 1111311021
Oleh :
FEBRI YUNITA
NBP. 1111311021
Dengan ini saya menyatakan bahwa isi laporan tugas akhir yang saya tulis
kerja atau karya saya sendiri dan bukan merupakan ciplakan dari hasil kerja atau
karya orang lain, kecuali kutipan yang sumbernya dicantumkan. Jika dikemudian
hari pernyataan ini ternyata tidak benar, maka saya akan menerima sanksi sesuai
Yang menyatakan,
Febri Yunita
BP. 1111311021
RINGKASAN
FEBRI YUNITA. Efisiensi Produksi CPO (Crude palm oil) DI PT. Agro Masang
Perkasa Plantation Unit Pom Kabupaten Agam. Dibimbing oleh Ir. Nelzi Fati.
MP dan Yuliandri SS, MTESOLLead.
Indonesia adalah negara penghasil CPO nomor satu di dunia setelah itu baru
menyusul Malaysia (United States Departement Of Agriculture, 2015). Minyak
kelapa sawit juga menghasilkan berbagai produk turunan yang kaya manfaat
sehingga dapat dimanfaatkan diberbagai industri. Perusahaan pengolahan kelapa
sawit harus melakukan efisiensi, dimana efisiensi adalah suatu kemampuan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan benar. Tujuan penelitian ini yaitu (1)
Mengetahui efisiensi produksi CPO (2) Mengetahui hubungan antara jumlah
bahan baku dengan jumlah produksi CPO (3) Mengetahui mutu CPO di PT. AMP
Plantation.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 Maret sampai 11 Mei 2015 yang
dilaksanakan pada PT. AMP Plantation Unit POM desa Tapian Kandis
Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam. Data yang telah diperoleh dianalisis
menggunakan analisis deskriptif untuk melihat efisiensi produksi CPO dan
korelasi dengan SPSS 20 untuk melihat hubungan bahan baku dengan produksi
CPO.
Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis produksi CPO di PT. AMP
plantation adalah tahun 2012 belum efisien dan 2013 dan 2014 sudah efisien,
bahan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap volume produksi CPO dan
mutu yang ditargetkan oleh perusahaan sudah tercapai dan memenuhi standar
nasional.
Oleh :
FEBRI YUNITA
NBP. 1111311021
Menyetujui,
Mengetahui,
Oleh :
FEBRI YUNITA
NBP. 1111311021
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji Laporan Tugas Akhir
Program Studi Manajemen Produksi Pertanian
Jurusan Budidaya Tanaman Pangan
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh tanggal 9 Juli 2015
TIM PENGUJI
Hari tak akan indah tanpa mentari dan rembulan begitu juga hidup
tak akan indah tanpa tujuan, harapan serta tantangan meski terasa
berat namun manisnya hidup justru akan terasa ababila semua
berjalan dengan baik meski memerlukan pengorbanan
Terima kasih kepada kakakku Yulia dan ke dua adikku Iza dan Faid
yang telah sama-sama berjuang dan selalu membrikan motivasi
kepadaku
Terima kasih kepada pamanku Rizal dan keluarga besarku yang telah
memberikan dukungan moril berserta materil kepadaku
Terima kasih kepada ibu Ir. Nelzi Fati, MP dan Bapak Yuliandri SS,
MTESOLLead selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing
penulis selam 4 tahun sampai akhirnya penulis menyelesaikan
perkuliahan
Untuk Dosen Mapperta yang telah yang memberikan ilmu dan
mendidikku sehingga mendapatkan gelar Sarjana Sains Terapan
kuucapkan terima kasih
Dan terima kasih banyak kepada sahabatku N3I (Neti, Jenit, Intan)
serta Resqi, Rahma, Mila, Ayi, Dila, Taufik, Lina, Yuli, Helni, Fira,
Berlian, Fiza, Ririt, dan Hedri walaupun kita tidak berjuang bersama
lagi. Dan Mapperta angkatan 2011 yang sama-sama berjuang untuk
masa depan kita semoga kita mencapai kesuksesan
Kalau orang bilang masa SMA itu adalah masa terindah segalanya
berubah setelah aku merasakan bangku kuliah terserah mau sepakat
atau tidak tapi 4 tahun ini jauh lebih baik dan jauh lebih indah
bersama Mapperta dan Politani
Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
Laporan ini ditulis berdasarkan hasil penelitian pada kegiatan Pengalaman Kerja
Praktik Mahasiswa yang berjudul “Efisiensi Produksi CPO (crude palm oil) di PT.
Agro Masang Perkasa Plantation Unit Palm Oil Mill Kabupaten Agam”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada
orang tuaku Ayahanda Mukhnizen (Almarhum) dan Ibunda Gusmaneli serta
keluarga yang telah memberi semangat dan dukungan moril sehingga penulis bisa
menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Selanjutnya penulis mngucapkan terima
kasih kepada:
1. Ibu Ir. Nelzi Fati, MP dan Bapak Yuliandri, SS, MTESOLLead selaku dosen
Pembimbing Akademik yang telah membantu penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan tugas akhir ini.
2. Ibu Ir. Nin Patri Enati, MP dan Ibu Silfia, SP, M.Si selaku dosen penguji
yang telah memberikan masukan dan saran demi kesempurnaan laporan tugas
akhir ini.
3. Bapak Alfikri S.Pt, M.Si selaku ketua program studi Manajemen Produksi
Pertanian Politenik Pertanian Negeri Payakumbuh.
4. Bapak Ir. Setya Dharma M.Si selaku kepala jurusan Budidaya Tanaman
Pangan Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.
5. Ibu Ir. Gusmalini M.Si selaku direktur Politeknik Pertanian Negeri
Payakumbuh.
6. Pihak PT. AMP Plantation yaitu Bapak Bambang, Bapak Yuda, Bapak
Jainuddin, Bapak Martias, Bapak Arlendra, Bapak Faisal, Bapak Yono, dan
Abang Rinal serta seluruh tenaga kerja pada perusahaan ini yang telah
memberikan waktu, informasi, bimbingan, motivasi, dan dukungan selama
penulis melaksanakan kegiatan magang disana.
7. Kepada sahabat-sahabat terbaik penulis yaitu Intan, Jenit, Neti, Resqi,
Rahma, Mila, Dila, Hendri dan Taufik yang senantiasa memberikan
i
semangat, dukungan, bimbingan dan motivasi kepada penulis sehingga tugas
akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
8. Kepada teman-teman seperjuangan MAPPERTA angkatan 2011 yang selalu
mengingatkan satu sama lain, berjuang bersama baik suka maupun duka dan
memberikan semangat, selama menempuh pendidikan empat tahun dikampus
tercinta ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas akhir ini masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini dimasa mendatang.
FY
ii
RIWAYAT HIDUP
iii
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .......................................................................................... i
I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
iv
3.2 Jenis Data dan Sumber Data ....................................................... 21
3.3 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 22
3.4 Teknik Analisis dan Metode Pengujian ...................................... 22
VI KESIMPULAN ................................................................................. 66
6.1 Kesimpulan ................................................................................. 66
6.2 Saran ........................................................................................... 67
LAMPIRAN ............................................................................................. 71
v
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
viii
I. PENDAHULUAN
Indonesia. Produk ini memiliki nilai ekonomis tinggi dan menjadi salah satu
perkebunan lainnya (Fauzi, Yustina dan Rudi, 2014). Indonesia termasuk negara
penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Kebutuhan buah kelapa sawit meningkat
tajam seiring dengan meningkatnya kebutuhan CPO (crude palm oil) dunia.
cukup pesat. Tahun 2009 sampai dengan 2014 perkembangan luas areal
mencapai dua kali lipat dan hal ini juga diiringi dengan meningkatnya produksi
produk turunan kelapa sawit yang beraneka ragam dan mempunyai banyak
kegunaan. Produk utamanya terdiri dari minyak sawit (CPO) dan minyak inti
sawit. Minyak kelapa sawit juga menghasilkan berbagai produk turunan yang
Agriculture, 2015). Konsumsi CPO dalam negeri cukup besar mengingat industri
yang menggunakan CPO sebagai bahan baku juga berkembang. Industri yang
menggunakan CPO sebagai bahan baku yaitu industri minyak goreng, margarin
dan sabun.
2
keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit. Hasil utama yang dapat diperoleh
ialah minyak sawit mentah / CPO (Crude Palm Oil), minyak inti sawit / PKO
(Palm Kernel Oil), serabut, cangkang, dan tandan kosong sawit. Pengolahan
kelapa sawit melibatkan banyak faktor seperti faktor modal, tenaga kerja, lahan,
dan bahan baku. Faktor-faktor ini saling mempengaruhi satu sama lain sehingga
saling berkaitan (Indah, Melinda, Widya dan Trimei, 2009). Salah satu tujuan
Efisiensi produksi dilihat dari pencapaian target yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
Utami, 2013).
perusahaan (Bayangkara, 2008 cit. Hijayati, Moch dan Achmad, 2014). Produksi
pada dasarnya memiliki tujuan untuk tercapainya hasil yang efektif dan efisien
dari semua faktor- faktor yang mempengaruhi produksi. Efisiensi produksi dapat
dilihat dari segi pencapaian target produksi dari bahan baku yang sudah
digunakan. Efisiensi produksi melihat apakah dengan bahan baku yang ada sudah
PT. AMP Plantation unit POM (PT. Agra Masang Perkasa Plantation-
Palm Oil Mill) merupakan suatu perusahaan swasta yang tergabung dalam Wilmar
Group. PT. AMP POM bergerak dibidang pengolahan TBS (Tandan Buah Segar)
kelapa sawit menjadi minyak mentah atau disebut juga CPO (Crude Palm Oil) dan
inti sawit. PT. AMP Plantation memiliki kapasitas produksi 80 ton/jam. Pada
pabrik pengolahan kelapa sawit efisiensi produksi perlu diperhatikan dari segi
pencapaian produksi yang sesuai dengan target produksi, rendemen dan mutu
dengan bahan baku yang masuk ke perusahaan. Dengan demikian untuk melihat
efisiensi produksi CPO di PT. AMP Plantation maka penulis tertarik untuk
ilmiah (tugas akhir) yang berjudul “Efisiensi Produksi CPO di PT. Agra
PT. AMP Plantation unit POM merupakan unit pengolahan kelapa sawit
bahan baku yang diolah belum memenuhi kapasitas terpasang pabrik. Produk
yang dihasilkannya yaitu minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit. Volume
produksi, rendemen dan mutu CPO yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh
(Gasper, 2005). Efisiensi pada pabrik pengolahan kelapa sawit perlu dilihat dari
segi pencapaian produksi, rendemen dan mutu yang diharapkan oleh perusahaan.
berikut:
digunakan?
1.3 Tujuan
yang berjudul “Efisiensi Produksi CPO pada Pabrik Kelapa Sawit PT. AMP
1.4 Manfaat
perusahaan (Pabrik Kelapa Sawit PT. AMP Plantation), penulis, maupun bagi
mengenai proses produksi CPO yang efektif pada masa yang akan datang. Pada
dalam membuat kebijakan oleh pihak perusahaan. Bagi penulis penelitian ini
sebagai pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama kuliah. Bagi pembaca
penghasil minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dari pada
Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848. Usaha perkebunan kelapa
sawit dirintis oleh seseorang dari Belgia yang bernama Adrien Hallet. Perkebunan
kelapa sawit pertama di Indonesia berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan
kolonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit
yang dibawa dari Mauritius dan Amsterdam untuk ditanam di Kebun Raya Bogor.
Tanaman kelapa sawit mulai dibudidayakan secara komersial pada tahun 1911
Afrika pada waktu itu. Namun, kemajuan pesat yang dialami oleh Indonesia tidak
membentuk BUMIL (buruh militer) yang merupakan wadah kerja sama antara
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Family : Palmaceae
Genus : Elaeis
serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga
terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk
Menurut Fauzi (2014) ciri fisiologis dari tanaman kelapa sawit bisa dilihat
a. Daun
Daun kelapa sawit mirip kelapa, yaitu membentuk susunan daun majemuk,
bersirip genap, dan bertulang sejajar. Daun- daun membentuk satu pelepah yang
panjangnya mencapai lebih dari 7,5 – 9 m. Jumlah anak daun disetiap pelepah
berkisar 250- 400 helai. Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat.
Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga makin efektif melakukan
Jumlah kedudukan dan pelepah daun pada batang sawit disebut filotaksis yang
menggunakan rumus duduk daun 1/8. Artinya setiap satu kali berputar melingkari
b. Batang
struktur tempat melekatnya daun, bunga dan buah. Batang juga berfungsi sebagai
organ penimbun zat makanan yang memiliki sistem pembuluh yang mengangkut
air dan hara mineral dari akar ke tajuk serta fotosintrat (hasil fotosintesis) dari
daun keseluruh bagian tanaman. Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan
diameter 20- 75 cm. Tanaman yang masih muda batangnya tidak terlihat karena
c. Akar
tumbuh kebawah dan kesamping membentuk akar primer, sekunder, tersier dan
kuarter. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam
9
tanah dan respirasi tanaman. Selain itu, akar tanaman kelapa sawit juga berfungsi
tegaknya tanaman pada ketinggian yang mencapai puluhan meter ketika tanaman
sudah berumur 25 tahun. Akar tanaman kelapa sawit tidak berkuku , ujungnya
d. Bunga
jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman serta masing- masing
terangkai dalam satu tandan. Rangkaian bunga jantan dan bunga betina terpisah.
Setiap rangkaian bunga muncul dari pangkal pelepah daun (ketiak daun). Setiap
ketiak daun hanya menghasilkan satu inflorensen (bunga majemuk). Bunga jantan
bentuknya lonjong memanjang dengan ujung kelopak agak agak meruncing dan
garis tengah bunga lebih kecil, sedangkan bunga betina bentuknya agak bulat
dengan ujung kelopak agak rata dan garis tengah lebih besar.
bunga betina sehingga pembungaan secara bersamaan sangat jarang terjadi. Pada
sendiri secara buatan dapat dilakukan dengan menggunakan serbuk sari yang
e. Buah
Kelapa sawit mempunyai warna bervariasi, dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul
4. Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma dan
berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi
yaitu:
a. Dura
Dekripsinya yaitu tempurung tebal (2-8 mm), tidak terdapat lingkaran serabut
pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis, yaitu 35-50% terhadap
buah. Kernel (daging buah) besar dengan kandungan minyak rendah. Dalam
b. Pisifera
ada, daging buah tebal, lebih tebal daripada daging buah dura. Daging biji
sangat tipis. Tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis lain
c. Tenera
Merupakan hasil dari persilangan dura dan pisifera, memiliki tempurung tipis
buah sangat tebal (60-50% dari buah), tandanya lebih banyak, tetapi
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di antara
120 LU- 120 LS pada ketinggian 0- 500 m dpl. Curah hujan optimum rata- rata
yang diperlukan tanaman kelapa sawit adalah 2.000- 2.500 mm/tahun dengan
distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering (defisit air) yang
optimum yang dibutuhkan agar tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik
adalah 24- 280 C. Kelembaban optimum bagi pertumbuhan kelapa sawit adalah
2.2.1 Penimbangan
ditimbang kemudian diperiksa dan disortir terlebih dahulu, terutama dalam tingkat
dengan menuang langsung dari truk. Loading ramp merupakan suatu bangunan
dengan lantai berupa kisi- kisi pelat besi berjarak 10 cm dengan kemiringan 45
derajat. Kisi- kisi tersebut berfungsi untuk memisahkan kotoran berupa pasir,
kerikil dan sampah yang terikut dalam TBS. loading ramp dilengkapi pintu- pintu
pengisian TBS ke dalam lori untuk proses selanjutnya. Setiap lori memuat 2,5 –
2,75 ton (lori kecil) dan 4,5 ton TBS (lori besar) (Adi, 2012). Stasiun loading
Buah sawit kemudian direbus dalam suatu tempat perebusan (sterilizer) atau
dalam ketel rebus. Perebusan dilakukan dengan cara mengalirkan uap panas
selama 1 jam atau tergantung dengan besarnya uap. Perebusan yang terlalu lama
dalam waktu yang terlalu pendek menyebabkan semakin banyak buah yang tidak
rontok dari tandannya. Stasiun sterilizer di PT. AMP Plantation dapat dilihat pada
lampiran Gambar 2.
13
Buah yang dipanen mengandung enzim lipase dan oksidase yang tetap
Sterilisasi buah dapat menurunkan kadar air buah dan inti, yaitu dengan cara
pengempaan.
serat dari biji dalam polishing drum, yang menyebabkan pemecahan biji lebih
sulit dalam alat pemecahan biji. Penetrasi uap yang cukup baik akan
membantu proses pemisahan serat perikap dari biji yang dipercepat oleh
proses hidrolisis. Apabila serat tidak lepas, maka lignin yang terdapat
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 15%. Kadar
air biji susut sedangkan tempurung biji tetap, maka terjadi inti yang lekang
dari cangkang.
Jika tidak diuraikan zat lendir akan menghambat pemisahan minyak dan air
2.2.4 Pemipilan
Pada proses ini, buah yang telah direbus diangkut dengan dua cara yaitu
hoisting crane dan dituang ke dalaam tresher melalui hooper yang berfungsi
Pada proses ini, tandan buah segar yang telah direbus kemudian dirontokkan
dalam drum putar dengan kecepatan putaran 23- 25 rpm. Buah yang terpisah akan
jatuh melalui kisi- kisi dan ditampung oleh fruit elevator dibawa dengan
buah terpisah dari biji. Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak
ikatkan pada poros dan digerakkan oleh motor listrik. Untuk memudahkan proses
2.2.5 Pengepresan
daging buah (pericarp). Masa yang keluar dari digester diperas dalam screw
press pada tekanan 50 – 60 bar dengan menggunakan air pembilas. Suhu yang
kasar, ampas dan biji (Pardamean, 2012). Stasiun pengepresan di PT. AMP
2.2.6 Penyaringan
seperti pasir dan serabut yang masih mengandung minyak dan dapat dikembalikan
disaring kemudian ditampung ke dalam crude oil tank (COT). Suhu didalam
COT dipertahankan berkisar 90- 950C agar kualitas minyak yang terbentuk tetap
baik (Pardamean, 2015). Oil tank di PT. AMP Plantation dapat dilihat dalam
lampiran 3 Gambar 5.
2.2.6 Permurnian
pemisahan bahan berdasarkan berat jenis bahan sehingga campuran minyak kasar
dapat terpisah dari air. Pada tahapan ini, dihasilkan 2 jenis bahan yaitu crude oil
mengurangi kadar kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak berdasarakan
alat ini terjadi light phase, heavy phase dan solid. Light phase yang dihasiikan
kemudian dialirkan kembali ke dalam crude oil tank, sedangkan heavy phase akan
decanter. Di dalam alat ini, terjadi pemisahan antara light phase , heavy phase
dan solid. Light phase yang dihasilkan kemudian akan dialirkan kembali ke
dalam crude oil tank, sedangkan heavy phase akan ditampung dalam bak
penampungan (fat fit). Solid atau padatan yang dihasilkan akan diolah menjadi
pupuk atau bahan penimbun. Minyak yang keluar dari purifier masih mengandung
air. Untuk mengurangi kadar air tersebut, minyak dipompakan ke vacuum drier.
minyak dan air tersebut akan pecah. Hal ini akan mempermudah pemisahan air
dalam minyak. Minyak yang memiliki tekanan uap lebih rendah dari air akan
2.2.7 Penyimpanan
17
timbun). Suhu simpan dalam storage tank dipertahankan antara 45- 550C.
Tujuannya agar kualitas CPO yang dihasilkan tetap terjamin sampai waktu
pengiriman.
jasa, sehingga kualitas merupakan faktor utama dalam keberhasilan suatu produk
dipasaran. Produsen yang baik tentu akan mempertahankan mutu supaya tidak
terlalu banyak variasi. Kualitas suatu produk ditentukan oleh mutu suatu produk
Ciri- ciri itu bisa berupa ukuran, fungsi, sifat kimia, daya tahan hidup dan yang
Mutu minyak kelapa sawit bisa diukur dengan angka- angka dari minyak
sawit itu sendiri. Beberapa kriteria yang bisa digunakan untuk mengukur kualitas
minyak kelapa sawit harus dipahami benar oleh produsen jika ingin produknya
diterima oleh konsumen, terutama konsumen luar negeri. Kadar asam lemak bebas
(ALB), kadar air dan kadar kotoran merupakan kriteria untuk melihat mutu CPO
(Julia, 2009).
1. Asam lemak bebas (ALB) adalah asam yang dibebaskan pada hidrolisis
lemak. ALB tinggi adalah suatu ukuran ketidakberesan dalam panen dan
pengolahan.
18
2. Kadar air adalah bahan yang menguap yang terdapat dalam minyak sawit
pada pemanasan 1050C. kadar air tinggi diatas 0,1% membantu hidrolisis .
3. Kadar kotoran adalah bahan- bahan yang tak larut dalam minyak, yang dapat
disaring setelah minyak dilarutkan dalam suatu pelarut dalam kepekatan 10%.
Untuk memperoleh minyak sawit dengan standar serta mutu yang baik,
terutama ALB dalam minyak kelapa sawit. ALB adalah faktor mutu yang paling
cepat berubah selama proses terjadi, ALB dalam konsentrasi tinggi yang terikut
Beberapa hal yang menyebabkan kadar ALB tinggi dalam minyak kelapa
pada kualitas buah. Jika panen dilakukan pada keadaan buah lewat matang,
kandungan asam lemak bebas yang terdapat pada minyak akan meningkat.
Sementara jika penen dilakukan pada buah yang masih mentah, akan menurunkan
kandungan minyak dari buah. Kematangan tandan yang dipanen terdiri dari
2.4 Efisiensi
Efisiensi diartikan sebagai rasio output dan input, seberapa besar output
produksi yang dihasilkan dibagi jumlah bahan baku yang dipakai lalu dikali
100%. Jadi jika sudah dilakukan perhitungan terhadap produktivitas bahan baku
merupakan salah satu langkah efisien dalam suatu perusahaan, karena sumber
2.6 Efektivitas
mencapai suatu tujuannya. Apabila suatu organisasi mencapai suatu tujuan maka
2.7 Produksi
produksi dan operasi tercakup setiap proses yang mengubah masukan- masukan
keluaran (outputs), yang berupa barang- barang dan jasa- jasa. Dengan dasar
pengertian itu, di dalam kegiatan menghasilkan barang atau jasa, dapat diukur
yang dilaksanakan pada PT. Agra Masang Perkasa Plantation Unit Palm Oil Mill
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder. Data sekunder diperoleh langsung dari PT.AMP Plantation Unit
POM, yang terdiri atas : gambaran umum perusahaan, data produksi CPO tahun
2012 sampai 2014, data bahan baku tandan buah segar 2012 sampai 2014 dan data
mutu CPO tahun 2014. Sedangkan data sekunder lainnya diperoleh dari (bahan
pustaka) buku, hasil laporan penelitian terkait CPO, catatan-catatan yang dimiliki
lapangan dan wawancara dengan responden. Responden dari penelitian ini yaitu
karyawan, dan pihak perusahaan lainnya yang berkaitan. Data primer yang
dikumpulkan berupa: kapasitas olah pabrik, mengenai produksi CPO dan bahan
baku tandan buah segar. Responden ini dipilih sengaja (purposive) dengan
literatur, jurnal, dan hasil penelitian lainnya yang berhubungan dengan objek
dalam penelitian ini yaitu pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation. Bentuk studi
lapangan yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada PT.
penelitian ini.
cara mengajukan pertanyaan atau tanya jawab secara langsung kepada pihak-
dengan asisten, supervisor, karyawan perusahaan dan pihak lain yang terkait
1. Metode Deskriptif
menggunakan tabel.
(Pb) dan efektivitas produksi menggunakan rumus Achievement Rate (AR) yaitu:
mencari rendemen minyak kelapa sawit. Efisiensi produksi dilihat dari segi
produktivitas pemakaian bahan baku tandan buah segar, efektivitas produksi dan
kapasitas olah pabrik dibandingkan dengan bahan baku yang diolah. Efisensi
produksi dilihat secara teknik dan tidak melihat secara efisiensi biaya.
Menurut Sondang, Alfikri dan Wiwik (2012) metode trend merupakan suatu
metode analisis yang ditunjukkan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan
pada masa yang akan datang. Metode kuadrat terkecil yang digunakan kasus data
genap. Data yang digunakan yaitu data bahan baku tandan buah segar dan
produksi CPO sebanyak 12 bulan pada tahun 2014. Metode ini digunakan untuk
meramal penggunaan bahan tandan buah segar di PT. AMP Plantation untuk
a= ∑Y/n
b= ∑XY/∑X2
n= banyak data
antar dua variabel atau lebih. Arah dinyatakan dalm bentuk hubungan positif atau
Jika koefision korelasi (r) positif (r > 0) berarti hubungan positif atau searah.
Artinya terjadi kenaikan pada rank x, maka akan diikuti kenaikan variabel y, atau
jika terjadi penurunan variabel x maka akan diikuti dengan penurunan variabel y.
koefisien korelasi (r) negatif (r < 0) berarti apabila terjadi kenaikan pada variabel
x maka akan diikuti penurunan variabel y atau apabila penurunan pada variabel x
maka akan diikuti dengan kenaikan variabel y. Dalam penelitian ini bertujuan
untuk melihat hubungan antara jumlah tandan buah segar dengan volume produksi
Y= Produksi CPO
25
penelitian yang dilakukan untuk menyusun laporan penelitian dapat dilihat pada blok
Studi pustaka
Pengumpulan data
Pengolahan data
Kesimpulan
PT. AMP Plantation unit POM (PT. Agra Masang Perkasa Plantation-
Palm Oil Mill) merupakan suatu perusahaan swasta yang tergabung dalam Wilmar
Group. PT. AMP POM bergerak dibidang pengolahan TBS (Tandan Buah Segar)
kelapa sawit menjadi minyak mentah atau disebut juga CPO (Crude Palm Oil)
dan inti sawit. Perusahaan ini juga mengelola usaha perkebunan kelapa sawit.
Kabupaten Agam Provinsi Sumbar. Daerah ini sangat potensial untuk dijadikan
kawasan perkebunan kelapa sawit. Selain area perkebunan yang luas tanahmya
juga subur dengan geografis yang mendukung. Kawasan ini semakin berkembang
barat.
Pabrik ini mulai dibangun selama periode April 1995 sampai Desember
modal asing (PMA) dengan nomor surat persetujuan dari presiden No.13-
tanggal 11 Agustus perihal persetujuan usaha dan jenis kapasitas produksi dan
Perusahaan PMA ini terdiri 89,75% saham nasional dan 10,25% saham
pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit yaitu Crude Palm Oil (CPO)
Palembayan Kabupaten Agam Sumatera Barat yang terletak diatas tanah milik
1. Sebelah timur berbatasan dengan tanah Erfat (jalan kebun PT. AMP Plantation
POM)
Lokasi pabrik harus dekat dengan sumber bahan baku utama karena kelapa
sawit mudah membusuk dan harus segera diolah setelah panen. Bahan baku
tersebut dikelola oleh bagian perkebunan (estate) dari PT. AMP Plantation POM
Pabrik ini didirikan dengan lokasi dekat sungai yang bernama sungai
Masang, sehingga mudah dalam proses produksi. Air merupakan sumber daya
Dalam hal ini pabrik harus jauh dari lingkungan tempat tinggal penduduk,
kelapa sawit.
Misi dari perusahaan ini adalah mengelola usaha perkebunan kelapa sawit
dan industri pengolahan minyak sawit lestari dengan mengutamakan mutu dan
1. Disiplin
2. Bekerja keras
3. Jujur
4. Kreatif
5. Berpikir positif
Struktur organisasi PT. AMP Plantation Unit POM, dari tingkat pimpinan
tertinggi sampai kepala dari beberapa asisten, dapat dilihat pada Gambar 2.
Mill Manajer
Ir. Syafrial Tanjung
Asst. SPC
Process
Sunardi Asst. SPC Maint Foremen Elektrian
Idris Ilham Sri Dastarto
Masrianto
Tri Sri Santoso
4.5 Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan di PT. AMP Plantation Unit POM
a) Manajer
teknik, administrasi, tenaga kerja dan agraris serta menjalin hubungan baik
efesien.
3. Mengawasi dan menilai hasil kerja bagian atau divisi secara terus menerus dan
membandingkan hasil nyata dan norma kerja serta mengambil tindakan untuk
4. Memberikan saran atau usul kepada direksi baik diminta ataupun tidak untuk
8. Mengawasi dan terjun langsung pada semua kegiatan personil dari setiap
organisasi.
perusahaan
(membuat teguran, peringatan dan PHK) dan mutasi antar divisi dalam rangka
b) Asisten manajer
kepada supervisor baik pada rapat kerja maupun ditempat tugas masing-masing
mempengaruhi mutu.
c) Supervisor
8. Mendisiplinkan bawahannya
10. Membuat rencana jangka pendek untuk tugas yang telah ditetapkan oleh
atasannya
d) Asisten laboratorium
PKS berupa CPO dan PK dan pengwasan atas limbah PKS. Tugas utama
laboratorium adalah memastikan kualitas produk yang dihasilkan (CPO dan PK)
sesuai dengan standar yang ditentukan dan menympaikan saran- saran perbikan.
- Dalam hal analisis TBS, yaitu memonitor dan memeriksa TBS yang dikirim
pengambilan sampel CPO dan kernel yang dilakukan oleh petugas sampel
pelaksanaan pekerjaan.
34
e) Asisten maintenance
mesin- mesin PKS. Tugas utama asisten teknik adalah menjagaa agar peralatan
dan mesin- mesin pabrik terjaga dengan baik dan dapat beroperasi secara optimal.
f) KTU
gudang (logistik), administrasi TBS, CPO dan PK, serta administrasi kantor.
Tenaga kerja merupakan orang yang mau dan mampu melakukan pekerjaan
guna dapat menghasilkan barang dan jasa baik dalam memenuhi kebutuhan
sendiri dan masyarakat. Data jumlah karyawan PT. AMP Plantation Unit POM
Tabel 3. Jumlah Operator yang dibutuhkan dalam satu shift pada pabrik
No Stasiun Jumlah tenaga kerja Jumlah shift
1 Penerimaan TBS 1 2
2 loading ramp 6 2
3 Sterilizer 3 2
4 Capstant 6 2
5 Hoisting Crane 2 2
6 Pressan 3 2
7 Kernel 4 2
8 Klarifikasi 3 2
9 Boiler Operator 6 3
10 Engine drum 5 2
11 Laboratorium 5 2
12 Limbah 1 2
Sumber: Pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation
Dengan berlakunya peraturan Dinas Tenaga Kerja bahwa jam kerja seorang
karyawan dalam perusahaan adalah 40 jam kerja per minggu, selebihnya akan
dikira sebagai jam lembur. Sedangkan pengaturan jam kerja karyawan yang
berlaku di PT. AMP Plantation dibagi atas 2 bagian, yaitu sebagai berikut :
Untuk bagian kantor hanya ada 1 shift dengan 7 jam kerja per hari dan 40
Tabel 4. Jam kerja karyawan kantor PT. AMP Plantation Unit POM
No Hari Waktu kerja Istirahat
1 Senin- Jumat 07.30 - 17.00 12.00 - 13.00/ 13.00 - 14.00
2 Sabtu 07.30 - 13.00 13.00
Sumber: Pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation
36
Jam kerja karyawan pabrik dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah ini:
karyawan dilakukan 1 kali setiap bulannya yaitu setiap tanggal 8. Jumlah gaji
gaji bulanan, karyawan mendapat upah lembur bagi yang telah melaksanakan
lembur.
Mesin dan peralatan yang terdapat di PT. AMP Plantation adalah sebagai
Tabel 6. Mesin dan peralatan produksi yang digunakan oleh PT. AMP Plantaion
Unit POM
Jumlah
No Mesin/Peralatan Fungsi
(Unit)
1 Timbangan Menimbang berat TBS yang akan diangkut oleh truk ke 2
loading ramp
2 Loading Ramp Sebagai wadah penimbunan sementara, juga berperan 2
untuk memuat buah ke dalam lori. Penimbunan buah
yang sampai bermalam di loading ramp dapat
menutunkan mutu minyak sawit bahkan lebih sepat dari
penurunan mutu akibat penimbunan di lapangan
3 Tresher Memisahkan buah dari tandan 3
4 Turbin uap Pembangkit listrik 3
5 Ketel uap Menghasilkan uap panas dalam proses perebusan 3
6 Hoisting crane Mengangkut buah hasil rebusan dari sterilizer ke threser 3
7 Screw press Alat kempa adonan yang berasal dari digester 8
8 Sludge separator Memisahkan minyak dari air dan kotoran 10
9 Vacuum dryer Untuk mengurangi kadar air 2
10 Sand trap tank Untuk mengendapkan pasir dan kotoran yang terdapat 1
dalam minyak kasar
11 Crude oil tank Untuk tempat penempungan minyak kasar sementara 1
12 Storange tank Untuk penampungan minyak kelapa sawit yang sudah 2
selesai diolah
13 Vibrating screen Untuk menyaring lumpur dan kotoran yang terdapat 4
dalam minyak kasar
14 Oil tank Untuk menanpung minyak bersih 2
15 Slude tank Untuk menanpung slude 2
16 Lori Menampung TBS ke perebusan dengan kapasitas 2,7 132
ton
17 Sterilizer Merebus TBS 4
18 Autopider Alat transport untuk buah yang sudah direbus untuk 3
dipipil
19 Digester Pengadukan pasca brondolan 8
20 Fruit elevator Mengangkat brondolan ke elevator 3
21 Cake breaker Memecahkan gumpalamn ampas yang terdiri dari biji 2
conveyor dan serat
(CBC)
22 Polishing drum Memidahkan fraksi ringan dan berat dari CBC 2
23 Nut silo drayer Untuk mengeringkan nut 2
24 Nut silo Memeram biji 2
25 Ripple mill Untuk memecahkan ut 4
26 Separating colum Untuk memisahkan inti dari cangkang 2
27 Clay bath Untuk cangkang dalam kernel berdasarkan berat jenis 2
28 Kernel silo Wadah mengeringkan inti 4
Sumber: PT. AMP Plantation Unit POM
38
Proses produksi CPO di PT. AMP Plantation dapat dilihat pada Gambar 3.
Stasiun sterilizer
Stasiun klarifikasi
Storage tank
0
Penumpukan CPO dalam tangki timbun
9
Pada prinsipnya proses pengolahan TBS kelapa sawit adalah proses untuk
memperoleh minyak dan inti sawit dari buah sawit. Secara keseluruhan proses
yang berjalan di pabrik kelapa sawit terjadi secara berkesinambungan dan terkait
satu sama lain. Kegagalan pada satu tahap akan berpengaruh pada proses
berikutnya. Oleh karena itu setiap tahap proses harus berjalan dengan lancar
39
yang berfungsi untuk menimbang berat TBS yang masuk kedalam pabrik untuk
Prinsip kerja dari jembatan timbang yaitu truk yang melewati jembatan
timbang berhenti 5 menit, kemudian dicatat berat truk awal (berat bruto) sebelum
TBS dibongkar dan disortir, kemudian setelah dibongkar truk kembali ditimbang
untuk mendapatkan selisih berat awal dan berat akhir dari truk sebagai berat sawit
(berat bersih) yang diterima oleh pabrik. Hal ini sesuai dengan tujuan
dalam perhitungan atau pembayaran hasil panen serta memudahkan untuk proes
Kegiatan sortasi pada stasiun ini sangat mempengaruhi hasil yang akan
sebaik mungkin akan mempengaruhi kualitas minyak yang akan diolah. Penilaian
mutu TBS yang tepat atas kualitas di pabrik kelapa sawit di PT. AMP Plantation
Tabel 7. Penilaian mutu TBS yang tepat atas kualitas di PT. AMP Plantation
Tindakan
Kualitas buah Kriteria
TBS Inti/ Plasma Lokal
Buah mentah - Tanpa brondolan Dipulangkan Dipulangkan
- Warna buah hitam
- Warna mesocarp
- Warna kuning
Buah mengkal - Brondolan 1- 9 Inti diterima Dipulangkan
- Warna buah hitam atau sedikit Plasma diterima
merah dengan potongan
- Warna mesocarp kuning
Buah matang - Brondolan 10- 50% dari Diterima Diterima
permukaan luar
- Warna mesocarp mesti merah
kekuningan
- Tangkai harus segar
Buah terlalu Bronolan 50- 90% dari Inti diterima Dipulangkan
matang permukaan luar Plasma diterima
dengan potongan
Tandan kosong < 10% brondolan tinggal Diterima dengan Dipulangkan
dipermukaan luar potongan
Buah restan - Buah sampai di PKS > 24 jam Inti tidak diterima Dipulangkan
selepas panen Plasma diterima
- Tangkai sudah sedikit kering dengan potongan
buah belum busuk
Buah busuk - Tandan sudan berbau busuk Dipulangkan Dipulangkan
- Tangkai sudah kering dan hitam
- Tandan >48 jam selepas panen
buah berasal dari buah restan
Buah tangkai Tangkai <2,5 cm Dipulangkan Diterima
panjang dengan
potongan
Buah basah Mengandung air karena sengaja Inti diterima Diterima
disiram atau terkena air hujan Plasma diterima dengan
dengan potongan air potongan air
Buah berpasir Pasir sengaja disiram atau Inti diterima Tidak diterima
dicampur dengan brondolan Plasma diterima
dengan potongan
Sumber: Bagian sortasi PT. AMP Plantation Unit POM
Berdasarkan Tabel 7 maka dapat dilihat standar kriteria dan kualitas tandan
Ketentuan dan standar kualitas TBS yang ditolak di PT. AMP Plantation
diisikan kedalam lori yang akan membawa TBS ke sterilizer untuk perebusan.
Loading ramp mempunyai pintu- pintu yang berjumlah 20 buah. Pintu- pintu
TBS kedalam lori. Untuk menggerakkan pintu digunakan double blanks handle
control, setelah lori penuh maka pintu loading ramp akan ditutup kembali.
Loading ramp di pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation ini yaitu ada 2
yang terdiri dari penampungan tandan buah segar yang berasal dari kebun inti/
plasma dan tandan buah segar yang berasal dari kebun masyarakat lokal.
4. Stasiun sterilizer
horizontal yang menampung 12 unit lori. Lori yang sudah terisi TBS dimasukkan
menggunakan uap panas dari boiler yang dialirkan pada suhu antara 120- 1300C
selama 90 menit.
Plantation adalah sistem perebusan triple peak (tiga puncak) yaitu puncak I
dengan tekanan 1,2 kg/cm, puncak II dengan tekanan 2,0 kg/cm, kemudian
puncak III tekanan 2,7 kg/cm ditahan selama 39,5 menit. Jumlah puncak dalam
pola rebusan ditunjukkan dari jumlah pembukaan atau penutupan dari uap masuk
atau uap keluar selama perebusan berlangsung yang diatur secara otomatis. Hal ini
sesuai dengan pendapat Adi (2012) perebusan yang dilakukan dengan tekanan uap
2,8 kg/cm2 dan waktu antara 80-90 menit merupakan yang paling optimal karena
menghasilkan minyak dan inti yang memuaskan. Selain itu, pada proses
perebusan juga perlu dilakukan pengurasan udara agar udara bisa keluar dan
5. Stasiun perontokan
Buah dalam lori yang telah direbus dikeluarkan dari sterilizer dengan
tandannya.
Cara kerja alat ini didasarkan pada sentakan- sentakan yang ditimbulkan
oleh adanya bantingan TBS. TBS yang masuk ke dalam thresher yang sedang
berputar akan terletak pada dinding thresher karena adanya gaya sentrifugal dan
43
gravitasi maka tandan akan ikut terangkat dan jatuh, lalu terangkat kembali dan
Buah yang telah membrondol akan keluar dan masuk ke screw conveyor
menuju hopper, tandan kosong di cek kembali jika ada tandan yang masih
terdapat brondolan maka akan diambil dan direbus kembali untuk menghindari
losis dengan batas minimal brondolan yang tersisa untuk dikembalikan sekitar
3%.
Pada stasiun ini terjadi 2 proses yaitu proses pelumatan dan proses
Digester (ketel aduk) dilengkapi dengan perajang atau pisau dengan tujuan
lain agar mudah ditempa dalam screw press. Proses pengadukan akan berjalan
lebih baik bila suhu dan volume di dalam digester dikontrol dengan baik. Faktor
digester adalah 90-95 0C yang didapat dari uap dan dialirkan ketabung digester.
Pemberian uap dengan suhu 90-95 0C ini bertujuan pada suhu tersebut minyak
sudah mencair sedangkan yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi
minyak dan cairannya lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Pardamean (2012)
suhu yang digunakan dalam screw press berkisar 90-95 0C. Pengadukan ini
berjalan selama 15 menit kemudian pintu digester yang menuju ke csrew press
dibuka.
44
b. Pengepresan
pemisahan minyak dari serat. Pada saat pengepresan terlalu rendah maka akan
mengakibatkan oil lossis dan sebaiknya jika terlalu kuat maka akan menyebabkan
kasar kemudian masuk ke sand trap tank. Minyak kasar tersebut selanjutnya akan
conveyer. Oil lossis pada pengempaan sebesar 4% per ons sampel. Kapasitas press
adalah 15 ton/jam.
7. Stasiun klarifikasi
diproses lebih lanjut hingga mendapat hasil CPO yang sesuai dengan standar yang
diharapkan perusahaan.
Minyak yang sudah keluar dari screw press melalui oil gutter dialirkan
kedalam sand trap tank dengan tujuan pemisahan minyak dengan kotoran/
diatur antara 85-96 0C. Selanjutnya minyak masuk ke crude oil tank yang
b. Vibrating screen
Minyak kasar yang disaring pada vibrating screen yang terdiri dari dua
tingkat yaitu berukuran 20 mesh untuk saringan atas dan 40 mesh untuk saringan
seperti pasir, serabut, lumpur dan kotoran- kotoran lainya. Kotoran dari proses
c. Pemisahan lumpur, air dan kotoran- kotoran yang terbawa pada minyak kasar
(clarifier tank)
Tangki ini dilengkapi stirrer yang berputar 3-5 rpm supaya miyak akan terpisah
sendirinya karena pengaruh panas. Lama proses pengendapan pada tangki ini
sekitar 3 jam sehingga minyak yang naik akan membentuk lapisan tersendiri dan
selanjutnya akan keluar melalui pipa oil tank. Sedangkan air, solid dan sludge
akan mengendap kebagian dasar tangki dan keluar melalui pipa akibat tekanan
dalam tangki ini untuk dipanaskan lebih lanjut sebelum diproses pada sentrifugasi
minyak. Operasi kerja alat ini berkisar pada suhu 90-95 0C. Sistem pemanasannya
dilakukan dengan alat heat excharger dibuat dari sebuah pipa dengan posisi
Berfungsi untuk memisahkan air dan minyak dengan pompa vacum drier
dengan suhu antara 90-95 0C. Sehingga didapat minyak yang standar untuk dijual
memercikkan minyak kedalam vacum, akibat adanya kandungan air yang larut
46
dalam minyak akan menguap dan akan keluar keatas vacuum drier yang
Efisiensi diartikan sebagai rasio output dan input, seberapa besar output
(Bayangkara, 2008 cit. Hijayati, dkk, 2014). Untuk menilai efisiensi bagian
baku. Menurut Bayangkara (2008) cit. Hijayati, Moch dan Achmad (2014) Untuk
dengan cara membandingkan produksi CPO dengan tandan buah segar yang
diolah dan dijadikan dalam bentuk persentase. Dengan demikian apabila telah
didapatkan produktivitas bahan baku dan rendemen CPO akan sama dengan hasil
produktivitas bahan baku. Produktivitas bahan baku tandan buah segar dilihat dari
rencana dan realisasi bahan baku yang digunakan dan produksi CPO yang
dihasilkan. Berikut ini data pemakaian bahan baku tandan buah segar dan
Tabel 9. Data rencana dan realisasi pemakaian bahan baku tandan buah segar dan
produksi CPO tahun 2012- 2013
Rencana Rencana Realisasi Realisasi
Tahun Bahan Baku Produksi CPO Bahan Baku Produksi CPO
(ton) (ton) (ton) (ton)
2012 429.600 81.624 416.749 78.265
2013 428.560 81.426 373.665 75.921
2014 423.960 80.552 359.821 69.397
Sumber: PKS PT. AMP Plantation
Perhitungan target produktivitas bahan baku tandan buah segar tahun 2012
Perhitungan aktual produktivitas bahan baku tandan buah segar tahun 2012
Tabel 10. Perhitungan selisih target dan realisasi produktivitas pemakaian bahan
baku tandan buah segar PT. AMP Plantation
Tahun Target (T) Realisasi (R) Selisih (R- T) Keterangan
2012 19% 18,77% -0,23% Belum efisien
2013 19% 20,31% 1,31% Sudah efisien
2014 19% 19,28% 0,28% Sudah efisien
Sumber: Data diolah
49
Produktivitas pemakaian bahan baku tandan buah segar dapat dilihat pada
tabel 10. Tahun 2013 sampai 2014 dinilai telah efisien. Hal ini dikarenakan
Namun pada tahun 2012 produktivitas bahan baku belum efisien karena
Tahun 2012 produktivitas pemakaian bahan baku tandan buah segar di PT.
pemakaian bahan baku tandan buah segar ini disebabkan oleh bahan baku itu
sendiri. Kualitas bahan baku tandan buah segar mempengaruhi rendemen, jika
rendemen rendah maka produksi yang didapatkan juga rendah dan sebaliknya jika
rendemen tinggi maka produksi juga akan tinggi. Kualitas tandan buah segar
dilihat tingkat kematangannya, hal ini sesuai dengan pendapat Fauzi, dkk (2014)
apabila panen dilakukan dalam keadaan lewat matang rendemen minyaknya sudah
belum matang, rendemen minyak yang diperoleh juga rendah. Jika rendemen
minyak kelapa sawit yang diperoleh rendah maka produktivitas pemakaian bahan
tandan buah segar adalah mesin pengolahan TBS menjadi CPO. Hal ini didukung
oleh Putri (2012) cit. Devani dan Marwiji (2014) melakukan penelitian tentang
analisis kehilangan minyak (oil losses) yang terdapat pada empty bunch, press dan
final effluent dengan cara ekstraksi menggunakan alat sokletasi. Dari hasil
produksi pengolahan. Hal ini disebabkan oleh setiap peralatan yang tidak
memiliki kemampuan dan kapasitas design yang optimal, dan kualitas tandan
buah segar, sehingga kehilangan minyak yang dihasilkan menjadi tinggi dan
mentah/crude palm oil (CPO) ataupun inti sawit/palm kernel dari proses
pengolahan tandan buah segar (TBS) yang seharusnya dicapai pada produksi
kelapa sawit yang dinyatakan dengan satuan persen (Naibaho (1996) cit. Julia
(2009). Rendemen didapatkan dengan cara produksi CPO yang didapatkan dibagi
2012 rendemen yang dicapai oleh perusahaan adalah 18,78% jika dibandingkan
dengan target perusahaan maka belum mencapai target. Rendemen tahun 2013
adalah 20,32% jika dibandingkan dengan target maka sudah melebihi target yang
ditetapkan perusahaan. Dan pada tahun 2014 rendemen yang didapat sudah
Menurut Fauzi (2014), rendemen tertinggi terdapat pada varietas tenera (22-
24%). Hasil CPO yang diharapkan oleh setiap pengelola sawit adalah rendemen
minyak yang tinggi (20-24%) dengan kadar ALB yang rendah (< 5%) serta kadar
air yang rendah (< 0,15%). Rendemen minyak yang tinggi dapat diperoleh dari
buah yang matang (fraksi 2 dan 3) selain itu buah yang telah lepas dari tandan
Devi dan Faren, (2003) cit. Julia (2009). Perbandingan rendemen minyak yang
Tabel 11. Perbandingan rendemen yang diperoleh dengan target internal dan
eksternal perusahaan
Target
Tahun Realisasi
Internal Eksternal
2012 19% 22% 18,77%
2013 19% 22% 20,31%
2014 19% 22% 19,28%
Sumber: PT. AMP Plantation
Rendemen minyak kelapa sawit tahun 2013 di PT. AMP Plantation adalah
produksi CPO 75.921 ton. Jika dibandingkan dengan rata- rata rendemen minyak
kelapa sawit PT. Incasi raya Group tahun 2013 adalah 18,84% dari jumlah total
tandan buah segar 335.306,18 ton dan produksi CPO 63.174,36 ton. Jika
dibandingkan dengan PT. Incasi Raya Group rendemen minyak di PT. AMP
Persentase minyak pertandan adalah 24,4% dengan jenis Deli dura dan
Psifera Marihat (Tim penulis PS, 1993). Varietas kelapa sawit yang di pakai di
52
PT. AMP Plantation adalah Marihat yang rata- rata berat tandan buah segar 22 kg.
Jika dikonversikan dalam 1 ton tandan buah segar terdapat 45 buah tandan buah
segar. Kandungan minyak dalam 1 tandan buah adalah 5,388 kg, dengan demikian
kandungan minyak dalam 1 ton tandan buah segar adalah 241,5 kg/ton.
yaitu 24,4% dan dibandingkan dengan produksi CPO yang tercapai oleh
perusahaan memiliki selisih produksi yang tinggi. Jika rendemen CPO yang
CPO akan meningkat. Tetapi untuk mencapai rendemen 24,4% tidak mudah untuk
dicapai karena ada beberapa hal yang bisa menyebabkan rendahnya rendemen
yaitu:
yang tidak bagus. Tandan buah segar yang belum matang dan lewat matang
pendapat (Tim Penulis PS, 1993) pemanenan pada buah yang mentah akan
TBS dengan proporsi buah mentah yang tinggi akan menyebabkan turunnya
rendemen.
minyak. Kehilangan minyak bisa saja terjadi pada proses pengepresan, jika
mesin pengepresan daging buah sawit mengalami kerusakan hal itu akan
minyak di setiap mesin. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Putri ((2012)
cit. Devani dan Marwiji (2014) bahwa setiap peralatan yang tidak memiliki
menurun.
3. Kesalahan lain bisa disebabkan bagian sortasi yang kurang teliti dalam
bagian sortasi memisahkan buah karena buah yang dibongkar dalam jumlah
banyak.
Tingkat efektivitas bagian produksi PT. AMP Plantation dapat dilihat pada
Tabel 12.
Tabel 12. Tingkat efektivitas bagian produksi PT. AMP Plantation tahun 2013-
2014
Tahun Tingkat efektivitas bagian produksi (AR)
2012 95,38%
2013 93,23%
2014 86,15%
Sumber: Data diolah
Tingkat efektivitas bagian produksi tahun 2012 sampai tahun 2013 belum
efektif, karena nilai AR kurang dari 100%. Tingkat ketercapaian produksi CPO
yang dihasilkan berdasarkan target produksi CPO belum tercapai. Suryani, dkk
tolok ukur efektivitas bagian produksi. Jika hasil perhitungan AR sama dengan
atau lebih dari 100%, maka aktivitas produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan
telah efektif. Tingkat efektivitas bagian produksi CPO di PT. AMP Plantation
selama 3 tahun terakhir belum tercapai. Hal tersebut bisa terlihat dari persentase
tahun terakhir disebabkan oleh faktor bahan baku yang masuk ke perusahaan tidak
sesuai antara rencana dan realisasi. Bahan baku tandan buah segar yang
direncanakan lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah bahan baku tandan buah
bapak Arlendra supervisor proses mengatakan bahwa pasokan bahan baku dari
kebun inti dalam jangka waktu 3 tahun terakhir ini lebih sedikit dari tahun
replanting. Dengan demikian buah yang berasal dari kebun inti sudah berkurang
55
dan hal ini menyebabkan bahan baku tandan buah segar yang masuk ke pabrik
Kapasitas terpasang pabrik saat ini yaitu 80 ton/jam. Rata- rata dalam 1 hari
terpasang adalah 1.440 ton/hari. Jika dibandingkan dengan rata- rata bahan baku
tandan buah segar yang masuk ke pabrik 900 ton/hari. Dengan demikian bahan
baku yang masuk ke pabrik belum mencukupi kapasitas olah pabrik. Hal ini
menyebabkan tidak efisiennya produksi karena bahan baku yang masuk ke pabrik
Kapasitas olah mesin di pabrik kelapa sawit PT. AMP Pantation dalam 1
hari adalah 1.440 ton/hari jika dibandingkan dengan rata- rata bahan baku yang
masuk ke pabrik hanya 900 ton/hari maka memiliki selisih 540 ton. Dengan
Nengah dan Nila (2015) tingkat efisiensi mesin produksi akan semakin besar
apabila nilai kapasitas menganggur semakin kecil dan berlaku sebaliknya apabila
Kapasitas menganggur mesin rata- rata perhari adalah lebih kurang 37,5%.
Jika kapasitas menganggur bisa dikurangi hal ini akan meningkatkan efisiensi
mesin produksi dalam menghasilkan CPO di PT. AMP Plantation. Jika semakin
besar persentase menganggur mesin maka akan semakin tidak efisien mesin dalam
pemakaian energi serta bahan bakar mesin akan tetap sama sedangkan bahan baku
yang diolah masih kurang dari kapasitas olah mesin tersebut dan tentunya
56
produksi yang dihasilkan juga rendah. Hal ini yang menyebabkan mesin belum
Efisiensi mesin akan tercapai apabila bahan baku yang digunakan sudah
mencukupi kapasitas olah yang dimiliki oleh pabrik. Upaya yang dilakukan pabrik
kelapa sawit PT. AMP Plantation untuk meningkatkan efisiensi pemakaian mesin
adalah dengan meningkatkan jumlah bahan baku yang diolah sehingga bisa
dan kapasitas olah mesin. Perbandingan pemakaian bahan baku tandan buah segar
bahan baku itu sendiri. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Purba (2013), salah
satu faktor produksi yaitu jumlah tandan buah segar (TBS) berpengaruh positif
terhadap produksi CPO yaitu banyak TBS yang diolah maka produksi CPO yang
dihasilkan akan semakin tinggi. Sehingga diperlukan manajemen yang tepat untuk
Tandan buah segar adalah faktor utama yang mempengaruhi produksi CPO.
diperlukan suatu kebijakan yaitu kontrol kualitas dan kuantitas tandan buah segar
di PT. AMP Plantation. Penerapan kontrol kualitas tandan buah segar yaitu
segar khususnya bagian sortasi. Sehingga kualitas buah sawit yang diterima sesuai
yang dimiliki oleh mesin. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hijayati, dkk
kapasitas olah mesin di pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation yaitu 80 ton/jam
atau 1.440 ton/hari maka diperlukan penambahan pasokan tandan buah segar yang
diolah pabrik berasal dari kebun inti, kebun plasma dan kebun masyarakat sekitar
PT. AMP Plantation. Rata- rata buah yang masuk ke pabrik belum memenuhi
kapasitas olah mesin. Salah satu alternatif yang bisa meningkatkan pasokan
tandan buah segar adalah memperluas area kebun inti. Dengan demikian perlu
adanya sebuah perencanaan oleh perusahaan untuk patokan produksi dimasa yang
akan dating.
segar merupakan salah sutu kebijakan yang bisa diterapkan perusahaan untuk
menggunakan proyeksi berdasarkan data yang telah ada pada tahun sebelumnya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyono (2000) cit. Tohir (2011) peramalan
adalah suatu proses memperkirakan secara sistematik tentang apa yang terjadi
dimasa depan berdasarkan informasi dimasa lalu dan sekarang yang dimiliki agar
Proyeksi bahan baku tandan buah segar yang digunakan pada masa yang
akan datang serta produksi CPO yang dihasilkan berdasarkan target perusahaan
Tabel 13. Proyeksi pemakaian tandan buah segar dan produksi yang efisien di PT.
AMP Plantation tahun 2015 sampai 2017
Tandan buah segar yang diolah Produksi minimal Keterangan
Tahun (ton) (ton)
2015 369.900 > 70.281 Efisien
2016 379.980 > 72.196 Efisien
2017 392.510 > 74.576 Efisien
Sumber: Data diolah
produksi CPO untuk 3 tahun kedepannya berdasarkan data yang telah ada ditahun
sebelumnya. Tandan buah segar yang diolah berdasarkan data tersebut pada tahun
dikatakan efisien di PT. AMP Plantation apabila produksi CPO yang dihasilkan
pada tahun 2015 besar dari 70.281 ton begitu juga tahun 2016 dan 2017 produksi
CPO yang dihasilkan besar dari 72.576 ton dan 74.576 ton. Produksi tersebut
berdasarkan target rendemen yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu 19%. Jika
rendemen CPO yang didaptkan sudah mencapai 19% maka produktivitas bahan
Data pemakaian tandan buah segar dan produksi CPO yang dihasilkan di
Tabel 14. Pemakaian bahan baku (tandan buah segar) dan produksi CPO yang
dihasilkan pada tahun 2014
Bulan Bahan Baku (Ton) Produksi CPO (Ton) Rendemen (%)
Januari 30.609 5.846 19,10
Februari 25.784 5.146 19,96
Maret 30.661 6.015 19,62
April 28.238 5.418 19,19
Mei 30.663 5.914 19,29
Juni 31.637 5.982 18,91
Juli 26.696 5.080 19,03
Agustus 35.635 6.838 19,19
September 33.413 6.702 20,06
Oktober 32.380 6.242 19,28
November 27.102 5.108 18,85
Desember 27.003 5.106 18,91
Total 359.821 69.397 19
Sumber: Pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation
Tabel 15. Hasil analisis korelasi antara bahan baku dan produksi CPO yang
dihasilkan.
Produksi Bahan baku
Produksi 0.982**
Bahan baku 0.982**
Sumber: Hasil pengolahan SPSS 20
pearson 0,982 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah bahan
baku yang digunakan dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Hubungan antara
bahan baku dengan produksi CPO terdapat hubungan yang sangat kuat
ditunjukkan dengan angka korelasi mendekati (+1). Hal ini menandakan bahan
baku dan produksi terdapat hubungan yang berbanding lurus artinya semakin
60
banyak jumlah bahan baku (tandan buah segar) yang diolah maka produksi yang
Bahan baku sangat berperan penting dalam suatu proses produksi. Pasokan
bahan baku yang tidak lancar akan menghambat kelancaran proses produksi.
Tandan Buah Segar (TBS) merupakan bahan baku utama dalam kegiatan proses
produksi. Bahan baku utama untuk CPO adalah tandan buah segar. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Purba (2013), yang menyatakan bahwa jumlah tandan
buah segar (TBS) berpengaruh positif terhadap produksi CPO; semakin banyak
TBS yang diolah maka produksi CPO yang dihasilkan akan semakin tinggi.
maka produksi CPO juga akan meningkat karena besarnya jumlah bahan baku
Tahura (2013) bahwa bahan baku berpengaruh signifikan terhadap produksi CPO
pada PTP Nusantara III kebun Sungai Daun. Begitu juga dengan PT. AMP
berkelanjutan.
Bahan baku pada pabrik kelapa sawit di PT. AMP Plantation POM adalah
buah kelapa sawit yang berasal dari perkebunan rakyat yang berada disekitar
pabrik dan juga dari perkebunan sendiri. PT. AMP Plantation memiliki standar
bahan baku tersendiri karena bahan baku berpengaruh terhadap mutu minyak
kelapa sawit.
61
Mutu suatu produk adalah keadaan fungsi, fisik dan sifat suatu produk yang
memuaskan sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan (Julia, 2009). Mutu
minyak kelapa sawit dapat dilihat dari nilai FFA (free fatty acid), Moisture (kadar
Mutu minyak kelapa sawit pada tahun 2014 di PT. AMP Plantation dapat
Tabel 16. Mutu CPO berdasarkan FFA, moisture, DOBI dan dirt di PT.AMP
Plantation pada tahun 2014
Indikator Standar maksimal Realisasi
FFA 5% 4,11%
Moisture 0,20% 0,16%
DOBI >2,50% 2,24%
Dirt 0,02% 0,18%
Sumber: Pabrik kelapa sawit PT. AMP Plantation
Adapun indikator dari mutu CPO di PT. AMP plantation adalah sebagai
berikut:
Tabel 16 diatas maka dapat dilihat rata- rata kandungan asam lemak bebas
yang terkandung dalam minyak kelapa sawit pada tahun 2014 di PT. AMP
plantation. Rata- rata asam lemak bebas pada tahun 2014 adalah 4,11% sedangkan
standar maksimal kandungan asam lemak adalah 5%. Berdasarkan data tersebut
maka dapat dikatakan kand\ungan asam lemak bebas dalam CPO cukup tinggi
rendemen minyak turun (Tim Penulis PS, 1993). Kenaikan kadar ALB ini
ditentukan mulai dari saat tandan dipanen sampai tandan diolah di pabrik.
62
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain pemenenan buah sawit yang tidak
pemupukan buah yang terlalu lama dan proses hidrolisa selama pemprosesan di
pabrik.
Hal ini berkaitan dengan tingkat kematangan buah yang dipanen. Hal ini
sesuai dengan teori Pardamean (2012), jika panen dilakukan pada keadaan buah
lewat matang, kandungan asam lemak yang terdapat pada minyak akan
meningkat. Sementara jika panen dilakukan pada buah yang masih mentah akan
menurunkan kandungan minyak dari buah. Kandungan asam lemak bebas di PT.
Semangun (2003) cit. Julia (2009) TBS yang diharapkan adalah fraksi 2 dan 3
restant. Batas buah diangkut ke pabrik setelah pemanenan adalah 24 jam, jika
lebih dari 24 jam maka akan mengakibatkan buah tersebut restant dan akan
berdampak sehingga bisa meningkatkan kadar asam lemak bebas minyak kelapa
sawit. Hal ini sesuai dengan pendapat Pardamean (2012), kandungan ALB akan
Asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak kelapa sawit di PT.
maksimal asam lemak dalam minyak kelapa sawit adalah 5%. Hal ini
menandakan bahwa mutu minyak kelapa sawit di PT. AMP plantation telah
juga harus dijaga agar tidak terlalu kotor terkena tanah atau debu. Tandan kosong
yang buahnya telah rontok sebaiknya ditinggalkan di TPH. Luka pada buah akan
mempercepat peningkatan asam lemak bebas. Kandungan ALB pada buah yang
belum dipotong sebesar 0,2-0,7% dan ketika jatuh ke tahan kandungan ALB akan
Menurut Tim Penulis PS (1993), peningkatan kadar ALB juga dapat terjadi
pada proses hidrolisa di pabrik. Pada proses tersebut terjadi penguraian kimiawi
dibantu oleh air dan berlangsung pada kondisi suhu tertentu. Air panas dan uap
air pada suhu tertentu merupakan bahan pembantu dalam proses pengolahan.
Akan tetapi, proses pengolahan yang kurang cermat mengakibatkan efek samping
yang tidak diinginkan, mutu minyak menurun sebab air pada kondisi suhu
minyak.
Rata- rata mutu berdasarkan kadar air 0,16% sedangkan standar kadar air
dari perusahaan adalah 0,20%. Kandungan air dalam minyak sawit merupakan
salah faktor yang mempengaruhi kualitas minyak kelapa sawit (CPO). Menurut
64
Aziz (2009), minyak kelapa sawit yang memiliki mutu (< 0,15%) akan
memberikan kerugian pada mutu minyak, dimana pada tingkat kadar air yang
demikian kecil akan sangat memudahkan terjadinya proses oksidasi minyak itu
sendiri. Proses oksidasi ini dapat terjadi dengan adanya oksigen atau udara, baik
pada suhu kamar dan proses pengolahan dengan suhu tinggi akan menyebabkan
rasa dan bau tidak enak (tengik) akibatnya mutu minyak menjadi turun. Dan jika
kadar air dalam minyak sawit tinggi (>0,15%) maka akan terjadi hidrolisa lemak,
dimana hidrolisa dari minyak sawit ini akan menghasilkan gliserol dan asam
lemak bebas.
Kadar air yang terealisasi di PT. AMP Plantation adalah 0,16% sedangkan
standar nasional CPO untuk kadar air batasannya adalah 0,50% hal ini
menandakan bahwa kadar air yang terkandung dalam minyak kelapa sawit di PT.
AMP plantation sudah memenuhi kriteria nasional untuk memenuhi kriteria mutu
Kadar kotoran yang tinggi dalam minyak CPO dapat berasal dari sisa- sisa
perdagangan karena konsumen tidak menyukai minyak yang kotor. Menurut Tim
Penulis PS (1993) kadar kotoran minyak 0,0005% dalam kondisi ini minyak sawit
sudah dianggap mempunyai daya tahan mantap. Kadar kotoran minyak kelapa
sawit di PT. AMP plantation adalah 0,18% sedangkan standar nasional untuk
batasan kotoran dalam minyak kelapa sawit adalah 0,50%. Hal ini menandakan
65
bahwa mutu minyak kelapa sawit di PT. AMP Plantation sudah memnuhi kriteria
(Afriani, 2009). Analisa dari asam lemak bebas, kelembaban dan kotoran sendiri
tidak mencukupi untuk mengidentifikasi CPO yang baik sedangkan analisis DOBI
dapat memberikan indikasi yang lebih baik serta memberikan dalam pengolahan
CPO. Menurut PORIM dalam penelitian Afriani (2009), hubungan DOBI dengan
- CPO dengan angka DOBI <1,68 termasuk dalam CPO yang memiliki
kualitas buruk
- CPO dengan angka DOBI 1,78- 2,30 memiliki mutu kurang baik
- CPO dengan angka 2,30- 2,92 mengindikasikan bahwa CPO ini memiliki
- CPO dengan angka 2,93- 3,23 memperlihatkan CPO dengan indikasi mutu
baik
- CPO dengan angka DOBI diatas 3,24 merupakan mutu CPO yang terbaik.
Angka DOBI di PT. AMP plantation adalah 2,24 maka berdasarkan kriteria
DOBI diatas maka mutu minyak kelapa sawit pada perusahaan ini adalah cukup
baik. Menurut Afriani (2009), penyebab angka DOBI rendah adalah persentase
buah yang berwarna hitam lebih banyak (belum masak), penundaan pengolahan
karena hari hujan, kontaminasi CPO dengan kondensasi Sterilizer, sterilizer yang
terlalu lama dari tandan buah dan pemanasan (>550C) dalam tangki penyimpanan.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah didapatkan maka kesimpulan dari
penggunaan bahan baku, tahun 2012 belum efisien dan tahun 2013 dan 2014
produksi belum tercapai dari tahun 2012 sampai 2014 dan kapasitas olah
3. Mutu CPO di PT. AMP Plantation terdiri dari empat indikator yaitu FFA,
moisture, dirt dan DOBI. Kadar FFA CPO adalah 4,11%, moisture adalah
0,16%, dirt adalah 0,18% dan DOBI adalah 2,24%. Berdasarkan rata- rata
6.2 Saran
baku tandan buah segar yang masuk ke pabrik . Mutu kelapa sawit sangat
dipengaruhi oleh kualitas bahan baku yang digunakan dengan demikian untuk
mempertahankan mutu yang baik dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
maka sebaiknya perusahaan lebih mengawasi bagian sortasi tandan buah segar
mengenai efisiensi produksi untuk dapat mengamati efisiensi produksi dari segi
biaya produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, P. 2012. Kaya dengan bertani kelapa sawit. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.
146 hal.
Aziz, A.,A. 2009. Penentuan kadar air dan kadar kotoran minyak sawit mentah
(CPO) pada tangki peyimpanan di pabrik kelapa sawit PTPN. IV kebun
Adolina. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13861/1/10E00450
.pdf. (1 Juni 2009).
Devani dan Marwiji. 2014. Analisis kehilangan minyak pada Crude palm oil
(CPO) dengan metode statistical process control. Jurnal ilmiah Teknik
Industri. Vol 3 (01). https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle
/11617/4849/JITI-13-01-04%20-%20Vera%20Devani%20-OK.pdf
?sequence=1. (1 Juli 2015).
Fauzi, Yustina dan Rudi. 2014. Budidaya, pemamfaatan hasil limbah dan analisa
usaha dan pemasaran kelapa sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 235 Hal.
Herawati, E. 2008. Analisis pengaruh faktor produksi modal, bahan baku, tenaga
kerja dan mesin terhadap produksi glycine pada PT. Flora Sawita
Chemindo. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/4259/1/067
01904 4.pdf. (28 Mei 2015).
Hijayati, Moch dan Achmad. 2014. Analisis audit operasional dalam upaya
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi bagian produksi (studi
pada pt. Semen gresik (persero). Vol 12 (01) http://administrasi
.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/496. (26 Juni 2015).
Indah, V., M., Melinda, N., Widia, F. dan Trimei, R. 2009. Strategi perencanaan
produksi dan pengendalian bahan baku pada pabrik kelapa sawit (PKS) PTP
Nusantara VI Rimbo Dua Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. http://
frepository.unand.ac.idartikel_DIPA_VONNY_INDAH_M_2009.doc/ -.
(28 Mei 2015).
Julia, H. 2009. Analisis konsistensi mutu dan rendemen CPO di pabrik
pengolahan kelapa sawit Tamiang PT. Padang Palma Permai.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7526/1/10E00088.pdf. (30
Mei 2015).
Pardamean, M. 2012. Sukses membuka kebun dan pabrik kelapa sawit. Penebar
Swadaya. Bogor. 300 hal.
Sahara, Nengah dan Nila. 2015. Analisis audit operasional untuk menilai efisiensi
dan efektivitas produksi. Jurnal administrasi bisnis. Vol 20 (01).
http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/viewFi
le/827/1012. (1 Juli 2015).
Suryani, Moch dan Achmad. 2015. Analisis audit operasional dalam upaya
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi bagian produksi (studi
pada PT. Sindu Amritha Pasuruan). Vol 19 (01).
http://administrasi.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/article/view/827.
(26 Juni 2015).
Tahura, L.,C. 2013. Analisis pengaruh faktor produksi terhadap produksi CPO
pada perseroan perkebunan Nusantara (PTPN) III kebun Sei Daun Labuhan
Batu. http . Jurnal E maksi vol.1 (1). http://ojs-stie.harapan.ac.id/index.php
/e-maksi/article/view/120/88. (29 Mei 2015).
Tim Penulis PS. 1993. Kelapa sawit. Penebar Swadaya. Jakarta. 218 hal.
Tohir, A. 2011. Analisis peramalan penjualan minyak sawit kasar atau CPO pada
PT. Kharisma Pemasaran Bersama (KPB) Nusantara di Jakarta.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1485/1/AKHMAT
%20TOHIR-FST.PDF. (4 Juli 2015).
Correlations
Produksi Bahan baku
Pearson Correlation 1 .982**
Produksi Sig. (2-tailed) .000
N 12 12
Pearson Correlation .982** 1
bahan baku Sig. (2-tailed) .000
N 12 12
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Lampiran 2. Perhitungan proyeksi tandan buah segar untuk tahun 2015
sampai 2016
Tabel 17. Perhitungan proyeksi tandan buah segar untuk tahun 2015 sampai 2016
Tahun Bulan Tandan buah segar (ton) X Xy x2
(Y)
ΣY = 359.821 ton
ΣX² = 572
Data ini dapat digunakan untuk menghitung nilai-nilai variabel a dan variabel b.
Maka :
Persamaan regresi linear sederhana untuk penggunaan bahan baku untuk tahun