Anda di halaman 1dari 34

PRAKATA

Alhamdulillahirabbil’aalamin, segala puja dan puji syukur kami panjatkan kepada


Allah SWT. Tanpa karunia-Nya, kita tak dapat menyelesaikan naskah buku ini tepat pada
waktunya mengingat tugas dan kewajiban lain yang bersamaan hadir.

Buku ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Program Komputer
1 yaitu membuat buku ajar. Buku ini berisi tentang materi Integral kelas XII SMA, dan
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Terselesaikannya penulisan buku ini juga tidak terlepas dari bantuan beberapa pihak.
Karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada Dosen Pembimbing karena telah
memberikan waktu dan ilmunya untuk mengajari kami, dan semua rekan yang telah ikut
membimbing kami dalam penyusunan buku ini.

Dalam penyusunan buku ini tentu jauh dari sempurna meskipun kami telah berusaha
untuk menghindarkan kesalahan, kami menyadari bahwa buku ini masih mempunyai
kelemahan sebagai kekurangannya. Karena itu, kami berharap agar pembaca berkenan
menyampaikan kritikan. Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, kami menyampaikan
rasa terima kasih dengan setulus-tulusnya. Kritik merupakan perhatian agar dapat menuju
kesempurnaan. Akhir kata, kami berharap agar buku ini dapat membawa manfaat kepada
pembaca.

Cirebon, Oktober 2014

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

PRAKATA ...................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................ii

SEKAPUR SIRIH DARI PENYUSUN .......................................................................... iii

INTEGRAL .................................................................................................................... 1

A. Pengertian Integral............................................................................................... 2
B. Integral Tak Temtu .............................................................................................. 4
C. Integral Tertentu ................................................................................................. 11
D. Menentukan Luas Daerah ................................................................................... 17
E. Menentukan Voleme Benda Putar ....................................................................... 21

APLIKASI INTEGRAL DALAM KEHIDUPAN .......................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 30

BIODATA PENYUSUN ................................................................................................ 31

DESKRIPSI KERJA KELOMPOK ................................................................................ 32

ii
SEKAPUR SIRIH DARI PENYUSUN

Kawan seberapa pentingkah belajar itu? Bagi orang yang suka belajar mereka pasti
menjawab bahwa betapa pentingnya belajar itu, belajar membuat kita dari yang tidak tahu
menjadi tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Tujuan belajar adalah untuk tumbuh dan
akal kita berbeda dari tubuh kita, bisa terus bertumbuh selama kita hidup. Seperti pepatah
bahwa tuntutlah ilmu dari buaian sampai masuk keliang lahat atau tuntutlah ilmu sampai ke
Negeri China.

Belajar layaknya mendayung ke hulu, jika tidak maju sama dengan hanyut ke bawah.
Sama halnya dalam dunia pendidikan jika kita tidak mau belajar maka kita akan tertinggal
jauh dengan dunia pendidikan dan menahan perihnya kebodohan.

Kawan hidup itu hanya sekali, sekali seumur hidup maka gunakanlah waktumu
dengan baik untuk melakukan hal-hal yang baik, apapun yang bisa kamu lakukan, atau kamu
mimpi bisa lakukan, mulailah itu, jangan takut akan yang namanya kegagalan karena
kegagalan terbesar adalah apabila kita tidak pernah mencoba. Kesuksesan bisa diraih karena
usaha, usaha ada karena kemauan, kemauan tercipta karena ada cita-cita dan cita-cita berasal
dari mimpi, maka bermimpilah dan raihlah apa yang ingin kita dapatkan.

Salam Hangat,

Penyusun

iii
INTEGRAL

Standar Kompetensi : 1. Menggunakan konsep integral dalam pemecahan


masalah.

Kompetensi Dasar : 1.1. Memahami konsep integral tak tentu dan integral tentu.

Indikator : 1. Menentukan integral tak tentu dari fungsi aljabar dan


trigonometri.

2. Menjelaskan integral tertentu sebagai luas daerah di


bidang datar.

3. Menentukan integral tentu dengan menggunakan sifat-


sifat (aturan) integral.

Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:

1. Menghitung integral tak tentu dengan teknik integral parsial

2. Menghitung integral tentu dengan teknik integral parsial

1
INTEGRAL

Pernahkah kalian melihat baling-baling pesawat? Bagaimanakah bentuknya? Ketika


pesawat hendak mengudara, baling-baling pesawat akan berputar dengan kecepatan tinggi.
Bagaimanakah bentuk baling-baling itu saat berputar? Saat baling-baling berputar, kalian
akan mengamati sebuah bentuk seperti lingkaran. Dapatkah kalian mengetahui luas lingkaran
yang terbentuk dari perputaran baling-baling itu? Dengan menggunakan integral, kalian akan
dapat mengetahuinya.

A. Pengertian Integral

Di Kelas XI, kalian telah mempelajari konsep turunan. Pemahaman tentang konsep
turunan ini dapat kalian gunakan untuk memahami konsep integral. Untuk itu, coba tentukan
turunan fungsi-fungsi berikut.
 f1(x) = 3x3 + 3
 f2(x) = 3x3 + 7
 f3(x) = 3x3 – 1
 f4(x) = 3x3 – 10
 f5(x) = 3x3 - 99

Perhatikan bahwa fungsi-fungsi tersebut memiliki bentuk umum f(x) = 3x3 + c, dengan c
suatu konstanta. Setiap fungsi ini memiliki turunan f’’(x) = 9x2. Jadi, turunan fungsi f(x) = 3x3
+ c adalah f’’(x) = 9x2.

2
Sekarang, bagaimana jika kalian harus menentukan fungsi f(x) dari f’’(x) yang diketahui?
Menentukan fungsi f(x) dari f’’(x), berarti menentukan antiturunan dari f ‘(x). Sehingga,
integral merupakan antiturunan (antidiferensial) atau operasi invers terhadap diferensial.

Jika F(x) adalah fungsi umum yang bersifat F’(x) = f(x), maka F(x) merupakan
antiturunan atau integral dari f(x).

Pengintegralan fungsi f(x) terhadap x dinotasikan sebagai berikut.

𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝐹 𝑥 + 𝑐

dengan:
= notasi integral (yang diperkenalkan oleh Leibniz, seorang matematikawan Jerman)
f(x) = fungsi integran
F(x) = fungsi integral umum yang bersifat F’(x) = f(x)
c = konstanta pengintegralan
Sekarang, perhatikan turunan fungsi-fungsi berikut.
 g1(x) = x, didapat g1’(x) = 1.
Jadi, jika g1’(x) = 1 maka g1(x) = 𝑔1’(x) dx = x + c1.
1
 g2(x) = 2 𝑥 2 , didapat g2’(x) = x.
′ 1
Jadi, jika g2’(x) = x maka g2(x) = 𝑔2 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 2 + 𝑐2 .
2
1
 g3(x) = 𝑥 3 , didapat g3’(x) = x2.
3
′ 1
Jadi, jika g3’(x) = x2 maka g3(x) = 𝑔3 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 3 + 𝑐3 .
3
1
 g4(x) = 6 𝑥 6 , didapat g4’(x) = x5.
′ 1
Jadi, jika g4’(x) = x5 maka g4(x) = 𝑔4 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑥 6 + 𝑐4 .
6
1
Dari uraian ini, tampak bahwa jika g‘(x) = xn, maka 𝑔 𝑥 = 𝑥 𝑛 +1 + 𝑐 atau dapat
𝑛 +1
1
dituliskan 𝑥𝑛 = 𝑥 𝑛 +1 + 𝑐, 𝑛 ≠ −1.
𝑛 +1

Sebagai contoh, turunan fungsi f(x) = 3x3 + c adalah f ‘(x) = 9x2.


Ini berarti, antiturunan dari f ’(x) = 9x2 adalah f(x) = 3x3 + c atau dituliskan 𝑓 ′ 𝑥 𝑑𝑥 = 3𝑥 2
+ c.
Uraian ini menggambarkan hubungan berikut.

3
1
Jika f ’(x) = xn, maka 𝑓 𝑥 = 𝑥 𝑛 +1 + 𝑐, 𝑛 ≠ −1 dengan c
𝑛 +1
suatu konstanta

Contoh soal

1. Tentukanlah turunan dari setiap fungsi berikut!


1
a. f(x) = 5x2 + 10 c. f(x) = 𝑥 3 + 2𝑥
2
1 1 1
b.
f(x) = 2x3 + 5x2 – 4x + 5 d. f(x) = 4 𝑥 4 + 3 𝑥 3 + 2 𝑥 2 + 1

Jawab:

a. f ‘(x) = (2.5)x2 – 1 + 0 = 10x


b. f ‘(x) = (3.2)x3 – 1 + (2.3)x2 – 1 - (1.4)x1 – 1 + 0
1 3
c. f ‘(x) = 3 . 𝑥 3−1 + 1 . 2 𝑥 1−1 = 𝑥2 + 2
2 2
1 1 1
d. f ‘(x) = 4 . 𝑥 4−1 + 3 . 𝑥 3−1 + 2 . 2 𝑥 2−1 + 0
4 3

= x3 + x2 + x

2. Tentukanlah anti turunan x jika diketahui:


a. g1’(x) = x3
b. g2’(x) = 2x6 +3

Jawab:
1 1
a. g1(x) = 3+1 𝑥 3+1 = 4 𝑥 4 + 𝑐
2 3 2
b. g2(x) = 6+1 𝑥 6+1 + 0+1 𝑥 0+1 = 𝑥 7 + 3𝑥 + 𝑐
7

B. Integral Tak Tentu

Pada bagian sebelumnya, kalian telah mengetahui bahwa integral merupakan


antiturunan. Jadi, apabila terdapat fungsi F(x) yang dapat didiferensialkan pada interval [a, b]
𝑑 (𝐹 𝑥 )
sedemikian hingga = 𝑓 𝑥 , maka antiturunan dari f(x) adalah F(x) + c. Secara
𝑑𝑥

matematis, ditulis

𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝐹 𝑥 + 𝑐

di mana:
𝑑𝑥 = Lambang integral yang menyatakan operasi antiturunan.
f(x) = Fungsi integran, yaitu fungsi yang dicari antiturunannya.
c = Konstanta
Sebagai contoh, dapat kita tuliskan

4
2
𝑥3
𝑥 𝑑𝑥 = +𝑐
3

𝑑 𝑥3
Karena + 𝑐 = 𝑥2
𝑑𝑥 3

Sehingga kalian dapat memandang integral tak tentu sebagai wakil keseluruhan keluarga
fungsi (satu antiturunan untuk setiap nilai konstanta c). Pengertian tersebut dapat digunakan
untuk membuktikan teorema- teorema berikut yang akan membantu dalam pengerjaan hitung
integral.

Teorema 1
1
Jika n bilangan rasional dan n ≠-1, maka 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = 𝑥 𝑛+1 + 𝑐 di mana c adalah
𝑛 +1
konstanta.

Teorema 2
Jika f fungsi yang terintegralkan dan k suatu konstanta, maka 𝑘𝑓 𝑥 𝑑𝑥 =
𝑘 𝑓 𝑥 𝑑𝑥

Teorema 3

Jika f dan g fungsi-fungsi yang terintegralkan, maka

𝑓 𝑥 + 𝑔 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑔 𝑥 𝑑𝑥

Teorema 4
Jika f dan g fungsi-fungsi yang terintegralkan, maka

𝑓 𝑥 − 𝑔 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 − 𝑔 𝑥 𝑑𝑥

Teorema 5

Aturan integral substitusi


Jika u suatu fungsi yang dapat didiferensialkan dan r suatu bilangan rasional tak nol,
𝑟 1
maka 𝑢 𝑥 𝑢′ 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑟 + 1 (𝑢 𝑥 )𝑟 + 𝑐, dimana c adalah konstanta dan r ≠ -1.

5
Teorema 6

Aturan integral parsial

Jika u dan v fungsi-fungsi yang dapat didiferensialkan, maka

𝒖 𝒅𝒗 = 𝒖𝒗 − 𝒗 𝒅𝒖

Teorema 7
Aturan integral trigonometri
 cos x dx = sin x + c
 sin x dx = −cos x + c
1
 cos 2 x
dx = tan x + c

di mana c adalah konstanta

Contoh
Hitunglah integral dari (3𝑥 2 − 3𝑥 + 7) 𝑑𝑥!

Jawab:

(3𝑥 2 − 3𝑥 + 7)𝑑𝑥 = 3 𝑥 2 𝑑𝑥 − 3 𝑥 𝑑𝑥 + 7 𝑑𝑥 (Teorema 2,3, 4)


3 3
= 𝑥 2+1 − 𝑥 1 + 1 + 7𝑥 + 𝑐 (Teorema 1)
2 +1 1+1

3
= 𝑥 3 − 2 𝑥 2 + 7𝑥 + 𝑐

3
Jadi, (3𝑥 2 − 3𝑥 + 7)𝑑𝑥 = 𝑥 3 − 2 𝑥 2 + 7𝑥 + 𝑐.

B.1. Aturan Integral Substitusi

Aturan integral substitusi seperti yang tertulis di Teorema 5. Aturan ini digunakan untuk
memecahkan masalah pengintegralan yang tidak dapat diselesaikan dengan rumus-rumus
dasar yang sudah dipelajari. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh berikut ini.

6
Contoh
Hitunglah integral dari:

𝑠𝑖𝑛 𝑥
a. 𝑥 9 − 𝑥 2 𝑑𝑥 b. 𝑑𝑥
𝑥

Jawab:

a. Misalkan u = 9 – x2, maka du = -2x dx


𝑑𝑢
𝑥 𝑑𝑥 =
−2
1 1 𝑑𝑢
𝑥 9 − 𝑥 2 𝑑𝑥 = 9 − 𝑥2 2 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑢2
−2
3
1 1 1 2𝑢2
=− 𝑢2 𝑑𝑢 = − × +𝑐
2 2 3
1 2 2 1
= − × 𝑢3 × + 𝑐 = − 𝑢 𝑢 + 𝑐
2 3 2
1
= − 9 − 𝑥2 9 − 𝑥2 + 𝑐
3
1
Jadi, 𝑥 9 − 𝑥 2 𝑑𝑥 = − 3 9 − 𝑥 2 9 − 𝑥 2 + 𝑐.

1
b. Misalkan 𝑢 = 𝑥 = 𝑥 2
𝑑𝑢 1 −1 1
= 𝑥 2=
𝑑𝑥 2 2 𝑥
𝑑𝑥 = 2 𝑥 𝑑𝑢, sehingga
𝑠𝑖𝑛 𝑥 sin 𝑢
𝑑𝑥 = ∙ 2 𝑥 𝑑𝑢 = 2 sin 𝑢 𝑑𝑢 = −2 cos 𝑢 + 𝑐
𝑥 𝑥
= −2 𝑐𝑜𝑠 𝑥 + 𝑐

B. 2. Integral dengan Bentuk 𝑎2 − 𝑥 2 , 𝑎2 + 𝑥 2 , dan 𝑥 2 − 𝑎2

Pengintegralan bentuk-bentuk 𝑎2 − 𝑥 2 , 𝑎2 + 𝑥 2 , dan 𝑥 2 − 𝑎2 dapat


dilakukan dengan menggunakan subtisusi dengan x = a sin t, x = a tan t , x = a sec t.
Sehingga diperoleh bentuk-bentuk seperti ini.

7
 𝑎2 − 𝑥 2 = a2 − a2 sin2 t = a2 (1 − sin2 t)
= 𝑎2 𝑐𝑜𝑠 2 𝑡 = 𝑎 cos 𝑡
 𝑎2 + 𝑥 2 = a2 + a2 tan2 t = a2 (1 + tan2 t)
= 𝑎2 𝑠𝑒𝑐 2 𝑡 = 𝑎 sec 𝑡
 𝑥 2 − 𝑎2 = a2 sec 2 t − a2 = a2 (sec 2 t − 1)
= 𝑎2 𝑡𝑎𝑛2 𝑡 = 𝑎 tan 𝑡

Gambar 1.1
Segitiga siku-siku untuk integral substitusi trigonometri:
(i) 𝑎 2 − 𝑥 2 = 𝑎 cos 𝑡, (ii) 𝑎2 + 𝑥 2 = 𝑎 sec 𝑡, (iii) 𝑥 2 − 𝑎2 = a tan t

Contoh
1. Hitunglah setiap integral berikut!
𝑥2
a. sin 3𝑥 + 1 cos 3𝑥 + 1 𝑑𝑥 b. 𝑑𝑥
9−𝑥 2

Jawab:
a. Untuk mengerjakan integral ini, terlebih dahulu kalian harus mengubah sin (3x + 1)
cos (3x + 1) ke dalam rumus trigonometri sudut rangkap, yaitu
1
𝑠𝑖𝑛 ∝ 𝑐𝑜𝑠 ∝= sin 2 ∝.
2
Dengan rumus in kalian mendapatkan:
1
sin 3𝑥 + 1 cos 3𝑥 + 1 𝑑𝑥 = sin 6𝑥 + 2 𝑑𝑥
2
1
= sin 6𝑥 + 2 𝑑𝑥
2

8
1 1
= cos 6𝑥 + 2 + 𝑐
2 −6
1
= − cos 6𝑥 + 2 + 𝑐
12
1
Jadi, sin 3𝑥 + 1 cos 3𝑥 + 1 𝑑𝑥 = − 12 cos 6𝑥 + 2 + 𝑐
𝑥
b. Misalkan, x = 3 sin t, maka sin t = 3 dan dx = 3 cos t dt.

Sekarang, perhatikan segitiga berikut ini!


Dari segitiga di samping,
9−𝑥 2
cos t = 3

9 − 𝑥 2 = 3 cos 𝑡
𝑥2 (3 sin 𝑡)2
2
𝑑𝑥 = ∙ 3 cos 𝑡 𝑑𝑡
9−𝑥 3 cos 𝑡

1
=9 𝑠𝑖𝑛2 𝑡 = 9 (1 − cos 2𝑡)𝑑𝑡
2
9 9 1
= (1 − 𝑐𝑜𝑠 2 𝑡)𝑑𝑡 = (𝑡 − sin 2𝑡) + 𝑐
2 2 2
9 9 9 9
= 𝑡 − sin 2𝑡 + 𝑐 = 𝑡 − sin 𝑡𝑐𝑜𝑠 𝑡 + 𝑐
2 4 2 4
9 𝑥 9 𝑥 9 − 𝑥2 9 𝑥 𝑥
= 𝑠𝑖𝑛−1 − ∙ + 𝑐 = 𝑠𝑖𝑛−1 − 9 − 𝑥2 + 𝑐
2 3 2 3 3 2 3 2
2. Jika 𝑔’(𝑥) = 2𝑥 − 3 dan 𝑔(2) = 1 , tentukanlah g(x).
Jawab:
𝑔(𝑥) = 𝑔′(𝑥) 𝑑𝑥
= 2𝑥 − 3 𝑑𝑥
= 𝑥 2 − 3𝑦 + 𝑐
karena 𝑔(2) = 1, maka c dapat ditentukan sebagai berikut.
𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 3𝑦 + 𝑐
𝑔(2) = 22 − 3 ∙ 2 + 𝑐
1 =4−6+𝑐
1 = −2 + 𝑐
Jadi, 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 3𝑥 + 3

9
3. Tentukan persamaan kurva yang melalui titik (−2, 12) dan memiliki persamaan
𝑑𝑦
gradien garis singgung 𝑑𝑥 = 6𝑥 − 15.

Jawab:
𝑑𝑦
= 6𝑥 − 15
𝑑𝑥

𝑦= (6𝑥 − 15) 𝑑𝑥 = 3𝑥 2 − 15𝑥 + 𝑐

𝑓 𝑥 = 3𝑥 2 − 15𝑥 + 𝑐

Karena kurva melalui titik (−2, 12), maka:

𝑓 −2 = 3(−2)2 − 15(−2) + 𝑐

12 = 3 ∙ 4 + 30 + 𝑐

12 = 42 + 𝑐

𝑐 = 12 − 42

𝑐 = −30

Jadi, persamaan kurva tersebut adalah 𝑓 𝑥 = 3𝑥 2 − 15𝑥 − 30.

Asah Kompetensi 1
1. Hitunglah setiap integral berikut!
1
a. 2𝑥 3 𝑑𝑥 c. 𝑥 4 + 2𝑥 3 + 3 𝑑𝑥
4
1
b. (4𝑥 3 + 3x + 5) 𝑑𝑥 d. 5𝑥 3 + 10𝑥 2 + 3𝑥 + 4 𝑑𝑥

2. Jika , 𝑔 𝑥 = 4𝑥 − 5 dan 𝑔(3) = 6, tentukanlah 𝑔 𝑥 .


3. Tentukanlah persamaan kurva yang melalui titik (1, −2) dan memiliki gradien garis
𝑑𝑦
singgung 𝑑𝑥 = 𝑥 − 3.

10
C. Integral Tertentu

C. 1. Memahami Luas Sebagai Limit Suatu Jumlah


Sebelumnya kalian telah mempelajari grafik fungsi kuadrat. Daerah grafik fungsi
kuadrat berupa garis lengkung. Berapakah luas daerah yang batas-batasnya berupa garis
lengkung ini? Untuk mengetahui, lakukanlah aktivitas berikut.

Aktivitas di Kelas
1. Gambarlah grafik fungsi kuadrat, misalnya 𝑓 𝑥 = 9 − 𝑥 2 pada interval [0,3].
3
2. Bagi selang menjadi n selang bagian yang lebarnya masing-masing ∆𝑥 = 𝑛 , memakai

titik-titik 𝑥0 = 0 < 𝑥1 < 𝑥2 <… < 𝑥𝑛−1 < 𝑥𝑛 = 3


3. Buat persegi panjang-persegi panjang yang alasnya ∆𝑥 dan tingginya f(xi). Tentukan
pula luas setiap persegi panjang tersebut!
4. Jumlahkan luas setiap persegi panjang tersebut!
5. Dengan memilih ∆x sekecil-kecilnya hingga mendekati nol, hitunglah limit jumlah
dari hasil pada langkah 4. Hasil yang kalian dapatkan menunjukkan luas daerah yang
dibatasi kurva 𝑓 𝑥 = 9 − 𝑥 2 , sumbu-x, garis x = 0, dan x = 3.
6. Buatlah kesimpulannya dan diskusikan kesimpulan tersebut dengan teman-temanmu!

Dari Aktivitas ini, kalian memperoleh daerah yang akan ditentukan luasnya. Setelah
3
membagi interval 0, 3 menjadi n selang bagian yang lebarnya masing-masing ∆𝑥 = 𝑛 ,

kalian memperoleh:
𝑥0 = 0
3
𝑥1 = ∆𝑥 =
𝑛
6
𝑥2 = 2∆𝑥 =
𝑛
9
𝑥3 = 3∆𝑥 =
𝑛
⋮ ⋮ ⋮
3𝑖
𝑥𝑖 = 𝑖∆𝑥 =
𝑛

11
Luas setiap persegi panjang pada gambar tersebut adalah:
2
3𝑖 3 3𝑖 3 27 27 2
𝑓 𝑥𝑖 ∆𝑥 = 𝑓 × = 9− × = − 3𝑖
𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛 𝑛
Luas seluruh persegi panjang adalah sebagai berikut.
𝐿 = 𝑓 𝑥1 ∆𝑥 + 𝑓 𝑥2 ∆𝑥 + ⋯ + 𝑓 𝑥𝑛 ∆𝑥 ⋯ ⋯ (∗)
27 27 27 27 27 27
= − 𝑛 3 12 + − 𝑛 3 22 +⋯ + − 𝑛 3 𝑛2
𝑛 𝑛 𝑛
27 27
=𝑛∙ − (12 + 22 + ⋯ + 𝑛2 )
𝑛 𝑛3
27 𝑛 𝑛 +1 (2𝑛+1) 9 3 1 9 3 1
= 27 − 𝑛 3 = 27 − 2 2 + 𝑛 + 𝑛 2 = 18 − 2 − 𝑛2
6 𝑛

Dengan memilih ∆𝑥 → 0 maka 𝑛 → ∞, sehingga akan di peroleh luas luas daerah yang
dibatasi kurva 𝑓 𝑥 = 9 − 𝑥 2 , sumbu-x, garis x = 0, dan x = 3 sebagai berikut.
9 3 1
L(R) lim𝑛→∞ 18 − 2 + 𝑛2 = 18
𝑛

Sekarang, perhatikan kembali persamaan berikut.


L(𝑅𝑛 )=𝑓 𝑥1 ∆𝑥 + 𝑓 𝑥2 ∆𝑥 + ⋯ + 𝑓 𝑥𝑛 ∆𝑥
Dengan menggunakan notasi sigma, kalian dapat menuliskan persamaan tersebut sebagai
berikut.
𝑛
L(𝑅𝑛 )= 𝑖=1 𝑓(𝑥𝑖 )∆𝑥

Jika ∆𝑥 → 0, maka akan diperoleh


𝑛
L(𝑅𝑛 ) = lim∆𝑥→0 𝑖=1 𝑓(𝑥𝑖 ) ∆𝑥

Dengan mengambil batas daerah x1 = a dan x2 = b, maka bentuk di atas merupakan suatu
bentuk integral tertentu yang dituliskan sebagai
𝑏
L= 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
3 1
Sehingga diperoleh 0
9 − 𝑥 2 𝑑𝑥 = 9𝑥 − 3 𝑥 3 ]30 = 27 − 9 = 18.
𝑏
Jika fungsi f terdefinisi pada interval [a, b], maka 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 adalah integral tertentu terhadap
fungsi f dari a ke b. Pengintegralannya dituliskan sebagai berikut.
𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = [𝑓 𝑥 ]𝑏𝑎 = 𝐹 𝑏 − 𝐹(𝑎)
𝑎

dengan:
f(x) = fungsi integran
a = batas bawah
b = batas atas

12
𝑏
Sehingga kalian harus dapat membedakan bahwa integral tertentu 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 adalah
bilangan, sedangkan integral tak tentu yang dibahas sebelumnya

Asah Kompetensi 2
𝜋
1
1. 0
5𝑥 𝑑𝑥 4. 0
2 sin 𝑥 𝑑𝑥
1 3
2. −2
𝑥 − 1 𝑑𝑥 5. −3
𝑥 dx
3 2 𝜋
3. 0
𝑥 𝑑𝑥 6. 0
𝑐𝑜𝑠 2 𝑥 𝑑𝑥

C. 2. Teorema Dasar Kalkulus


Berdasarkan definisi integral tertentu, maka dapat diturunkan suatu teorema yang disebut
dengan Teorema Dasar Kalkulus.

Jika f kontinu pada interval 𝑎, 𝑏 dan andaikan F sembarang antiturunan dari f pada
𝑏
interval tersebut, maka 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝐹 𝑏 − 𝐹 𝑎 .

Dalam pengerjaan hitung integral tertentu ini akan lebih mudah jika kalian menggunakan
teorema-teorema berikut.

Teorema 1

Kelinearan
Jika f dan g terintegralkan pada interval [a, b] dan k suatu konstanta, maka
𝑏 𝑏
a. 𝑎
𝑘𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑘 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑏 𝑏 𝑏
b. 𝑎
𝑓 𝑥 + 𝑔 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑎
𝑔 𝑥 𝑑𝑥
𝑏 𝑏 𝑏
c. 𝑎
𝑓 𝑥 + 𝑔 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 − 𝑎
𝑔 𝑥 𝑑𝑥

Teorema 2

Perubahan Batas
Jika f terintegralkan pada interval [a, b] maka:
𝑎 𝑎 𝑏
a. 𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 0 b. 𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = − 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥

13
Teorema 3

Teorema penambahan interval


Jika f terintegralkan pada suatu interval yang memuat tiga titik a, b, dan c, maka
𝑐 𝑏 𝑐

𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑎 𝑎 𝑏

Teorema 4
Kesimetrian
𝑎 𝑎
c. Jika f fungsi genap, maka −𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 2 0
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑎
d. Jika f fungsi ganjil, maka –𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 0

Contoh:
𝜋
1. Hitunglah 6
0
(sin 3𝑥 + cos 𝑥) 𝑑𝑥
Jawab:
𝜋 𝜋 𝜋
6 6 6

(sin 3𝑥 + cos 𝑥) 𝑑𝑥 = sin 3𝑥 𝑑𝑥 + cos 𝑥 𝑑𝑥 (teorema 1b)


0 0 0
𝜋
𝜋
1
= [− cos 3𝑥]0 + [sin 𝑥]06
6
3
1 𝜋 𝜋
= − 𝑐𝑜𝑠 − cos 0 + 𝑠𝑖𝑛 − sin 0
3 2 6
1 1
= − ∙ −1 +
3 2
5
=
6

1
2. Tentukan −1
𝑥2
Jawab:
Oleh karena untuk f(x) = 𝑥 2 , berlaku 𝑓 −𝑥 = 𝑓(𝑥),maka 𝑓 𝑥 = 𝑥 2 merupakan fungsi
genap. Dengan menggunakan Teorema 4 diperoleh.
1 1

𝑥 2 𝑑𝑥 = 2 𝑥 2 𝑑𝑥
−1 0
1 2 2
= 2[ 𝑥 3 ]10 = 13 − 03 =
3 3 3

14
Asah Kompetensi 3

1. Tentukanlah integral tertentu berikut ini!


5
a. 1
2𝑥 𝑑𝑥
𝜋
b. 2
0
4𝑥 + 3 + cos 𝑥 𝑑𝑥
100
c. −100
𝑥 5 𝑑𝑥
2
d. 0
2𝑥 − 1 3 𝑑𝑥
5
e. 0
3𝑥 2 − 5𝑥 𝑑𝑥
5
2. Dari fungsi f(x) berikut, hitunglah 0
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑥 + 2, jika 0 ≤ 𝑥 < 2
a. 𝑓 𝑥 =
6 − 𝑥, jika 2 ≤ 𝑥 ≤ 5

4 − 𝑥 2 , jika − 3 ≤ 𝑥 < 4
b. 𝑓 𝑥 =
2, jika 4 ≤ 𝑥 ≤ 10

c. 𝑓 𝑥 = − 9 − 𝑥 2 , jika 0 ≤ 𝑥 ≤ 3
−5𝑥, jika x ≥ 3

D. Menentukan Luas Daerah

D. 1. Menentukan Luas Daerah di Atas Sumbu-x


Pada subbab c kita telah mengetahui bahwa luas merupakan limit suatu jumlah, yang
kemudian dapat dinyatakan sebagai integral tertentu.Pada subbab ini, akan dikembangkan
pemahaman untuk menentukan luas daerah yang dibatasi oleh beberapa kurva.
Misalkan R daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑦 = 𝑓(𝑥), sumbu-x, garis 𝑥 = 𝑎 dan
garis 𝑥 = 𝑏, dengan 𝑓 𝑥 = 0 pada [a, b], maka luas daerah R adalah sebagai berikut.

𝑏
L(R) = 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥

15
D. 2. Menentukan Luas Daerah di Bawah Sumbu-x
Misalnya S daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu-x, garis x = a, dan garis x
= b, dengan f(x) = 0 pada [a, b], seperti yang telah dibahas di subbab D.1, maka luas daerah S
adalah

𝑏
L(S) = 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥

16
D. 3. Menentukan Luas Daerah yang Terletak Dibatasi Kurva y = f(x) dan sumbu-x
Misalkan T daerah yang dibatasi oleh kurva y = f(x), sumbu-x, garis x = a, dan garis
x = c, dengan f(x) = 0 pada [a, b] dan f(x) = 0 pada [b, c],maka luas daerah T adalah

𝑏 𝑏
L(T) = 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 − 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥

Rumus ini didapat dengan membagi daerah T menjadi T1 dan T2 masing masing pada
interval [a, b] dan [b, c]. Kalian dapat menentukan luas T1 sebagai luas darah yang terletak di
atas sumbu-x dan luas T2 sebagai luas daerah yang terletak di bawah sumbu-x.

17
D. 4. Menentukan Luas Daerah yang Terletak di Antara Dua Kurva

Luas daerah U pada gambar di bawah adalah

L(U) =Luas ABEF - Luas ABCD

18
ABEF adalah daerah yang dibatasi oleh kurva y1 = f(x), x = a, x = b, dan y = 0 sehingga
𝑏
Luas ABEF = 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
Adapun ABCD adalah daerah yang dibatasi oleh kurva y2 = g(x), x=a, x =b, dan y = 0
sehingga
𝑏
Luas ABEF = 𝑎
𝑔 𝑥 𝑑𝑥
Dengan demikian, luas daerah U adalah
𝑏 𝑏 𝑏
𝐿 𝑈 = 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 − 𝑎
𝑔 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑎
(𝑓 𝑥 − 𝑔 𝑥 )𝑑𝑥

Contoh:

Tentukanlah luas daerah yang dibatasi


oleh kurva f(x) = 4 - x2, garis x = 0, dan di
atas garis y = 1.
Jawab:
Luas daerah yang dimaksud adalah luas
daerah U.
Tentukanlah batas-batas pengintegralan,
yaitu absis titik potong antara kurva y = f(x)
4 - x2 dan garis y = 1 di kuadran I.
Substitusi y = 1 ke persamaan y = 4 - x2
sehingga didapat:

19
4 − 𝑥2 = 1
𝑥2 = 3
𝑥1 = − 3 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥2 = 3

Oleh karena daerah U ada di kuadran I, maka batas-batas pengintegralannya adalah x = 0


sampai x = 3 .
Dengan demikian, luas daerah U adalah sebagai berikut.

𝐿 𝑈 = 4 − 𝑥 2 − 1 𝑑𝑥
0

= 3 − 𝑥 2 𝑑𝑥
0

3
1
= 3𝑥 − 𝑥 3
3 0

1 1
= 3 ∙ 3 − ∙ ( 3)3 = 3 3 − ∙ 3 = 3 3 − 3 = 2 3
3 3

Jadi, luas daerah U adalah 2 3 satuan luas.

E. Menentukan Volume Benda Putar

E. 1. Menentukan Volume Benda Putar yang Diputar Mengelilingi Sumbu-x


Secara umum, volume dinyatakan sebagai luas alas dikali tinggi. Secara
matematis, ditulis

V=A.h

Kemudian, perhatikan sebuah benda yang bersifat bahwa penampang –


penampang tegak lurusnya pada suatu garis tertentu memiliki luas tertentu.
Misalnya, garis tersebut adalah sumbu-x dan andaikan luas penampang di x adalah
A(x) dengan a ≤ 𝑥 ≤ 𝑏. Bagi selang [a, b] dengan titik-titik bagi a x0 x1 x2 ...
xn b.

20
Melalui titik-titik ini, luas bidang tegak lurus pada sumbu-x, sehingga
diperoleh pemotongan benda menjadi lempengan yang tipis-tipis. Volume suatu
lempengan ini dapat dianggap sebagai volume tabung, yaitu ∆ 𝑉𝑖 ≈ 𝐴(𝑥)∆𝑥i dengan
𝑥i-1 ≤ 𝑥i ≤ 𝑥i .
𝑛
Dengan jumlah yang kalian dapatkan 𝑉 ≈ 𝐴(𝑥i)∆𝑥i , kemudian akan mejadi
𝑡=1
𝑏 2
𝑉= 𝑓 𝑥 𝑑𝑥.
𝑎
A(x) adalah luas alas benda putar, oleh karena alas benda putar ini berupa
lingkaran, maka A(x) = 𝜋𝑟 2 jari-jari yang dimaksud merupakan sebuah fungsi dalam
xi misalnya f(x). Dengan demikian volume benda putar dapat dinyatakan sebagai
𝑏 2
𝑉=𝜋 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 .
𝑎
Misalkan R daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi
df(x), sumbu-x, garis x a, garis x b, dengan a b, maka
volume benda putar yang diperoleh dengan memutar
daerah R mengelilingi sumbu-x adalah

𝑏
2
𝑉=𝜋 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑎

E. 2. Menentukan Volume Benda Putar yang Diputar Mengelilingi Sumbu-y


Misalkan S daerah yang dibatasi oleh grafik fungsi x f(y), sumbu-y, garis x =
a, garis x b, dengan a <b, maka volume benda putar yang diperoleh dengan
memutar daerah S mengelilingi sumbu-y adalah V.

𝑏
2
𝑉=𝜋 𝑓 𝑦 𝑑𝑦
𝑎

21
Contoh
Tentukanlah volume benda putar, jika daerah yang
dibatasi oleh grafik 𝑓 𝑥 = 4 − 𝑥 2 sumbu-x, dan
sumbu-y diputar 360° terhadap:
a. sumbu-x
b. sumbu-y

Jawab:
a. Volumenya adalah:

2 2
𝑉=𝜋 (4 − 𝑥 2 )2 𝑑𝑥 = 𝜋 16𝑥 − 8𝑥 2 + 𝑥 4
0 0

2
8 1
= 𝜋 16𝑥 − 𝑥 3 + 𝑥 5
3 5 0

8 1
=𝜋 16 ∙ 2 − ∙ 23 + ∙ 25 − 0
3 5

64 32 256
= 𝜋 32 − + = 𝜋
3 5 15

Jadi, volume benda putar yang terjadi jika daerah R diputar mengelilingi sumbu-x
256
adalah 𝜋 satuan volume.
15

b. Untuk menentukan volume benda putar yang terjadi jika daerah R diputar mengelilingi
sumbu-y, kalian harus nyatakan persamaan kurva y = 𝑓 𝑥 = 4 − 𝑥 2 menjadi
persamaan x2 dalam variabel y.
𝑦 = 4 − 𝑥2 ⇒ 𝑥2 = 4 − 𝑦
Volume benda putar tersebut adalah
4 4
1 1 2
𝑉=𝜋 4 − 𝑦 𝑑𝑦 = 4𝑦 − 𝑦 2 = 𝜋 4∙4− ∙4 −0
0 2 0 2

= 𝜋 16 − 8 = 8𝜋

Jadi, volume benda putar yang terjadi jika daerah R diputar mengelilingi sumbu-y
E. 3. adalah
Menentukan Volume
8 𝜋 satuan volume. Benda Putar yang Dibatasi Kurva f(x) dan g(x) jika
Diputar Mengelilingi Sumbu-x

22
Daerah yang dibatasi oleh kurva f(x) dan g(x) dengan 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥) pada
interval [a, b] diputar mengelilingi sumbu-x seperti yang telahdijelaskan di subbab
E.1, maka volume benda putar yang diperoleh adalahsebagai berikut.

𝑏
2 2
𝑉 𝑇 =𝜋 𝑓 𝑥 − 𝑔 𝑥 𝑑𝑥
𝑎


 Contoh
Tentukanlah volume benda putar, jika daerah yang dibatasi oleh grafik 𝑓 𝑥 = 𝑥 − 2,
sumbu-y, garis x =2, dan y = 1 diputar 360° mengelilingi sumbu-x
Jawab:
Karena daerah yang dimaksud ada di bawah sumbu-x, maka volume
nya adalah

2
2
𝑉 =−𝜋 ( −1 − (𝑥 − 2)2 ) 𝑑𝑥
0

2
= −𝜋 1 − (𝑥 2 − 4𝑥 + 4) 𝑑𝑥
0

2
1
= − 𝜋 − 𝑥 3 + 2𝑥 2 − 3𝑥
3 0

8 2
=−𝜋 +8−6 −0 = 𝜋
3 3

Jadi, volume benda putar yang terjadi jika daerah S diputar mengelilingi sumbu-x adalah
2
𝜋 satuan volume.
3

23
E.4. Menentukan Volume Benda Putar yang Dibatasi Kurva f(y) dan g(y) jika
Diputar Mengelilingi Sumbu-y
Jika daerah yang dibatasi oleh kurva f(y) dan g(y) dengan 𝑓 (𝑦) ≥
𝑔(𝑦) pada interval [a, b] diputar mengelilingi sumbu-y. Seperti yang telah
dijelaskan di subbab E.1, maka volume benda putar yang diperoleh adalah sebagai
berikut.

𝑏
2 2
𝑉 𝑈 =𝜋 𝑓 𝑦 − 𝑔 𝑦 𝑑𝑦
𝑎

Contoh
1
Tentukanlah volume benda putar, jika daerah yang dibatasi oleh grafik 𝑓 𝑥 = 4 𝑥 − 2,

sumbu-x, garis x = 0, dan garis x = 4 diputar 360° mengelilingi sumbu-y.


Jawab:

Untuk menentukan volume benda putar tersebut, tentukan batas-batas pengintegralan,


1
yaitu ordinat titik potong antara kurva y = 𝑓 𝑥 = 4 𝑥 − 2 dan garis x = 4.
1
Substitusi x = 4 ke persamaan y = 𝑓 𝑥 = 4 𝑥 − 2 sehingga diperoleh,
1
y = 𝑓 𝑥 = 4 ∙ 4 − 2 = −1
Jadi, batas-batas pengintegralannya adalah y = -1 sampai y = 0 Oleh karena daerah
tersebut diputar mengelilingi sumbu-y, maka kalian harus menyatakan persamaan kurva
1
𝑦 = 𝑥 − 2 menjadi persamaan x dalam variabel y.
4

24
1
Dari 𝑦 = 4 𝑥 − 2

1
𝑥 =𝑦+2
4
𝑥 = 4𝑦 + 8
Jadi, volume benda putar tersebut adalah

0 −1
2 2
𝑉=𝜋 ( 4𝑦 + 8 − 4 ) 𝑑𝑦 + 𝜋 (4𝑦 + 8)2 𝑑𝑦
−1 −1

0 −1
=𝜋 16𝑦 2 + 64𝑦 + 48 𝑑𝑦 + 𝜋 16𝑦 2 + 64𝑦 + 64 𝑑𝑦
−1 −2

0 −1
16 3 16 3
=𝜋 𝑦 + 32𝑦 2 + 48𝑦 +𝜋 𝑦 + 32𝑦 2 + 64𝑦
3 −1 3 −2

16 3 2
=𝜋 0− ∙ −1 + 32 −1 + 48 −1 +
3

16 3 2
16 3 2
𝜋 ∙ −1 + 32 −1 + 64 −1 − ∙ −2 + 32 −2 + 64 −2
3 3

16 16 16
= −𝜋 − − 16 + 𝜋 − + 32 − 64 − ∙ 8 + 128 − 128
3 3 3

1 16 80
= 21 𝜋 + 𝜋 = 𝜋
3 3 3

Dengan demikian, volume benda putar yang terjadi jika daerah U diputar mengelilingi
80
sumbu-y adalah 𝜋 satuan volume.
3

25
Asah Kemampuan

Gambarlah daerah yang dibatasi oleh kurva-kurva berikut ini. Kemudian,


tentukan volume benda putar yang terjadi jika daerah tersebut diputar 360°
mengelilingi sumbu-x dan volume jika diputar 360° mengelilingi sumbu-y.
1. 𝑦 = −𝑥, sumbu x, garis 𝑥 = 0, dan garis 𝑥 = 6
𝜋 3𝜋
2. 𝑓 𝑥 = sin 𝑥 pada interval , dan sumbu x
2 2

3. 𝑥 2 + 𝑦 2 = 64, sumbu 𝑥, sumbu 𝑦


4. 𝑦 2 = 10𝑥, 𝑦 2 = 4𝑥, dan 𝑥 = 4
1
5. 𝑓 𝑥 = 4 𝑥 3 + 2, 𝑔 𝑥 = 2 − 𝑥, dan 𝑥 = 2

RANGKUMAN

1. Bentuk umum integral tak tentu


𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝐹 𝑥 + 𝑐
Dengan
𝑑𝑥: lambang integral yang menyatakan operasi antiturunan
f(x): Fungsi integran, yaitu fungsi yang dicari antiturunannya
c: Konstanta
2. Rumus integral tak tentu
1
 𝑥 𝑛 𝑑𝑥 = 𝑛 +1 𝑥 𝑛+1 + 𝑐 di mana c adalah konstanta, n ≠-1
 𝑘𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑘 𝑓 𝑥 𝑑𝑥
 𝑓 𝑥 + 𝑔 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑔 𝑥 𝑑𝑥
 𝑓 𝑥 − 𝑔 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 − 𝑔 𝑥 𝑑𝑥
𝑟 1
 𝑢 𝑥 𝑢′ 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑟 + 1 (𝑢 𝑥 )𝑟 + 𝑐, dimana c adalah konstanta dan r ≠ -1.

 𝒖 𝒅𝒗 = 𝒖𝒗 − 𝒗 𝒅𝒖
 cos x dx = sin x + c , dimana c adalah konstanta
 sin x dx = −cos x + c , dimana c adalah konstanta
1
 cos 2 x
dx = tan x + c , dimana c adalah konstanta
3. Bentuk umum integral tertentu
𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝐹 𝑏 − 𝐹(𝑎)
𝑎

di mana f kontinu pada interval a, b

26
4. Rumus-rumus integral tertentu
𝑏 𝑏
d. 𝑎
𝑘𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑘 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑏 𝑏 𝑏
e. 𝑎
𝑓 𝑥 + 𝑔 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑎
𝑔 𝑥 𝑑𝑥
𝑏 𝑏 𝑏
f. 𝑎
𝑓 𝑥 + 𝑔 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 − 𝑎
𝑔 𝑥 𝑑𝑥
𝑎
g. 𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 0
𝑎 𝑏
h. 𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = − 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑐 𝑏 𝑐
i. 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 + 𝑏
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
𝑎 𝑎
j. −𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 2 0
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 di mana f fungsi genap
𝑎
k. –𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 = 0 di mana f fungsi ganjil

5. Rumus luas daerah (L) yang terletak


a. di atas sumbu-x
𝑏
L(R) = 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
b. di bawah sumbu-x
𝑏
L(S) = 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
c. di atas dan di bawah sumbu–x
𝑏 𝑏
L(T) = 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥 − 𝑎
𝑓 𝑥 𝑑𝑥
d. di antara dua kurva
𝑏 𝑏 𝑏

𝐿 𝑈 = 𝑓 𝑥 𝑑𝑥 − 𝑔 𝑥 𝑑𝑥 = (𝑓 𝑥 − 𝑔 𝑥 )𝑑𝑥
𝑎 𝑎 𝑎

6. Volume benda putar (V) yang diputar mengelilingi


a. sumbu-x
𝑏
2
𝑉= 𝜋 𝑓 𝑥 𝑑𝑥

𝑎
b. sumbu-y
𝑏
2
𝑉=𝜋 𝑓 𝑦 𝑑𝑦
𝑎
c. sumbu-x dan dibatasi kurva f(x) dan g(x)
𝑏
2 2
𝑉=𝜋 𝑓 𝑥 − 𝑔 𝑥 𝑑𝑥
𝑎
d. sumbu-y dan dibatasi kurva f(y) dan g(y)
𝑏
2 2
𝑉=𝜋 𝑓 𝑦 − 𝑔 𝑦 𝑑𝑦
𝑎

27
APLIKASI INTEGRAL DALAM KEHIDUPAN
Definisi integral adalah kebalikan dari diferensial. Apabila kita mendiferensialkan kita
mulai deangan suatu pernyataan dan melanjutkannya untuk mencari turunannya. Apabila kita
mengintegrasikan, kita mulai dengan turunannya dan kemudian mencari pernyataan asal
integral ini.

Integral dalam kehidupan sehari-hari sangatlah luas cakupannya seperti digunakan di


bidang teknologi, fisika, ekonomi, matematika, teknik, dan bidang lainnya.

Integral dalam bidang teknologi diantaranya digunkan untuk memecahkan persoalan


yang berhubungan dengan voleme panjang kurva, memperkirakan populasi, keluaran kardiak,
usaha, gaya dan surplus konsomen.

Sedangkan dalam bidang ekonomi penerapan integral diantaranya ada 4 yaitu untuk
menentukan persamaan-persamaan dalam perilaku ekonomi, mencari fungsi konsumsi dan
fungsi konsumsi marginal, mencari fungsi asal dari fungsi marginalnya dan mencari fungsi
penerimaan total dari fungsi marginalnya.

Dalam bidang matematika dan fisika penerapan integral juga digunakan, seperti
dalam matematika digunaka untuk menentukan luas suatu bidang, menentukan volume benda
putar dan menentukan panjang busur. Sedangkan dalam fisika integral digunakan untuk
analisis rangkaian listrik arus AC, analisis medan magnet pada kumparan,dan analisis gaya-
gaya pada struktur pelengkung.

Penerapan integral dalam bidang teknik digunakan untuk mengetahui volume benda
putar dan digunakan untuk mengetahui luas daerah padda kurva.

Contoh integral dalam kehidupan sehari-hari, kita tahu kecepatan sebuah motor pada
waktu tertentu, tapi kita ingin tau posisi benda itu pada setiap waktu. Untuk menemukan
hubungan ini kita memerlukan proses integral dan lihat gedung petronas di Kuala Lumpur
atau gdung-gedung bertingkat di Jakarta. Semakin tinggi bangunan semakin kuat angin yng
menghantamnya. Karenanya bagian atas bangunan harus dirancang bebrbeda dengan bagian
bawah. Untuk menentukan rancangan yang tepat, maka dipakailah rumus integral.

28
DAFTAR PUSTAKA

Chairunisamath, 2013. Penerapan Integral dalam Kehidupan Sehari-hari.[Online]. Tersedia:


chairunisamath.webnode.com.[14 Oktober 2014]

Pesta. Anwar, Cecep. 2008. Matematika Aplikasi untuk SMA dan MA Kelas XII Program
Studi Ilmu Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan

29
BIODATA PENYUSUN

Nama : WIDIAWATI

Ttl : Indramayu, 04 Februari 1995

Alamat: Desa Tambi Blok adan-adan Rt/Rw 11/03 No. 35


Gg. Dargol Kec. Sliyeg Kab. Indramayu.
Motto : Lakukan apapun yang bisa kita lakukan

Nama : Nur Baiyiti Septiasih

Ttl : Cirebon, 25 September 1995

Alamat: Jl. Taman sari VII blok J No. 107 Rt/Rw 04/13

Kalijaga kec. Harjamukti Taman kalijaga permai,


Cirebon

Motto : Hidup itu pilihan, pilihan untuk tetap diam atau

bergerak.

Nam : Khanifah Nurul Bahiyah

 Ttl : Cirebon, 26 September 1995

Alamat: Jln. Nyimas ending geulis blok. Sladoduku 10/05

Desa bangodua. Kec. Klangenan Kab. Cirebon

Motto: Apapun yang kita lakukan hari ini, itulah takdir kita

30
DESKRIPSI KERJA KELOMPOK

Desain Cover : Khanifah Nurul Bahiyah & Nur Baiyiti Septiasih

Pencarian Materi : Semua Anggota

Pengetikan : Semua Anggota

Penyuntingan : Widiawati

Percetakan : Widiawati & Khanifah Nurul Bahiyah

31

Anda mungkin juga menyukai