PENGANTAR ARSITEKTUR
KELOMPOK 6 :
FAKULTAS TEKNIK
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Karunia dan Rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah PENGANTAR ARSITEKTUR yang berjudul “EVOLUSI ARSITEKTUR DAN
PROFESI ARSITEK”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa banyak pihak yang telah meluangkan
waktu dan tenaganya untuk membantu, membimbing, dan memberi motivasi. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat sebagai referensi pemikiran untuk pihak-pihak yang membutuhkan, terutama para
teman mahasiswa dan bagi penyusun, sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai. kami menyadari
bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian makalah ini, terdapat banyak kekurangan dan kesalahan.
Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca agar menjadi
perbaikan untuk makalah selanjutnya. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih.
Penyusun
Keberadaan profesi arsitek sangat erat dengan perkembangan sejarah dan kebudayaan. Hubungan
antara profesi arsitek dengan sejarah dan kebudayaan itu tampak nyata dari pola rancang bangunan
yang mengalami perkembangan seiring dengan tingkat perkembangan pengetahuan, keilmuan dan
sejarah manusia. Tata kelola bangunan, pemukiman, penataan lahan dan bangunan merupakan
esensi yang tidak terpisahkan dari suatu sitem arsitektur. Sejarah dan kebudayaan yang berbeda antara tiap
negara atau tiap region dalam suatu negara turut membawa keberagaman dalam khasanah
ilmu arsitektur.
Indonesia sebagai negara yang terdiri dari ribuan pulau, ratusan bahasa, suku bangsa dan
budaya memiliki budaya arsitektur yang beranekaragam. Budaya itu ditunjukan dari
keberagaman rumah adat, lingkungan adat, dan penggunaan material-material pendukung
dalam pembangunan pemukiman adat. Dewasa ini dalam menghadapi era globalisasi dan
diferensiasi pasar bebas masyarakat ekonomi ASEAN, khasanah ilmu arsitektur indonesia
berusaha mengangkat kereagaman etnik indonesia itu dalam suatu model design bertema atau bernuansa
etnik sehingga menjadi suatu ciri orisinalitas gaya arsitektur indonesia yang membedakannya dengan model
atau design dunia lainnya seperti konsep minimalis, mediterania, dan vennesia.
Berbicara tentang arsitektur tidak hanya sekedar berbicara mengenai suatu konsep atau design
rancangan atas suatu bangunan. Arsitektur berbicara pula mengenai kekuatan dan kekokohan bangunan,
estetika, daya tampung, jenis serta material bangunan yang hendak dipergunakan. Oleh karena perihal arsitek
ini memerlukan kecermatan dan ketelitian maka keberadaan profesi arsitek demikian urgen. Seorang arsitek
bertanggung jawab terhadap bangunan dan keselamatan penggunaan atas bangunan tersebut. Oleh
karenanya, penting bagi seorang “calon arsitek” memahami betul konsep dari arsitektur serta memahami
benar tugas dan tanggung jawab profesi arsitek.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
Diharapkan mahasiswa mampu memahami sejarah serta evolusi arsitektur dunia dari jaman ke jaman,
terutama di indonesia, serta mampu memahami lebih dalam tentang profesi arsitek serta tugas dan tanggung
jawabnya.
Gambar 2.2
(KOENTJORONINGRAT, 1974)
Kebudayaan adalah pikiran, karya dan hasil karya manusia yang tidak berakar pada
nalurinya, dan karenanya hanya bisa dicetuskan setelah melalui proses belajar.
kebudayaan sudah tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan maka dengan sendirinya
kebudayaan akan hilang. Jadi kebudayaan mendasari dan mendorong terwujudnya suatu
kelakuan sebagai pemenuhan kebutuhan yang timbul.
Terlihat pada gambar diatas merupakan bentuk seni dan budaya masyarakat Indonesia, baik
berupa bangunan dengan karakteristik yang berbeda, hasil karya seni wayang kulit, tari dan
upacara adat.
2. Masa Tradisional (sejak manusia di dunia mulai membangun tata cara hidup yang
sesuai dengan keadaan. Lingkungan sebagai mitra) –Arsitektur Tradisional,
Vernakuler dan Klasik
REVOLUSI INDUSTRI
3. Masa Modern dan Pasca Modern (sejak manusia di dunia mulai mengenal modus
industri, yang cenderung menjadikan alam sebagi obyek eksploitasi) –Arsitektur
Modern
Gambar 2.4
Dari kiri ke kanan : Peradaban masa purba - masa tradisional - masa modern
Analogi matematis, beberapa ahli teori berpendapat bahwa ilmu hitung dan geometri
merupakan dasar penting bagi pengambilan keputusan dalam arsitektur.
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Analogi romantik, ciri pokok dari arsitektur romantik adalah bahwa ia bersifat mengemban. Ia
mendatangkan atau melancarkan tanggapan emosional dalam diri si pengamat.
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Analogi Pemecahan Masalah, Arsitektur adalah seni yang menuntut lebih banyak
penalaran daripada ilhamm dan lebih banyak pengetahuan faktual daripada
semangat. Walaupun ada kalanya disebut sebagai pendekatan rasionalis, logis,
sistematik, atau parametrik, terhadap perancangan arsitektur, metode pemecahan masalah
beranggapan bahwa kebutuhan lingkungan merupakan masalah yang dapat diselesaikan melalui
analisis yang seksama dan prosedur khusus yang dirancang untuk itu.
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Analogi dramatur, Kegiatan-kegiatan manusia sering dinyatakan sebagai teater (seluruh dunia
adalah panggung), dan karena itu lingkungan buatan dapat dianggap sebagai pentas panggung.
Orang hanya perlu mencantumkan dalam daftar beberapa istilah dramaturgi yang digunakan
oleh para arsitek dan kritikus untuk melihat bagaimana meresapnya analogi ini : rona perilaku,
daerah di belakang layar (panggung), peranan, petunjuk peranan, di atas pentas, latar belakang
dan garis-garis pandangan
Gambar 3.7
Istilah arsitek (Architect Studio) seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang
bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan
mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang mempengaruhi
aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial (Interior). Definisi tersebut
kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari
lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota
dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu
arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan (Architect Studio).
Dalam penerapan profesi, arsitek (Interior Studio) berperan sebagai pendamping, atau wakil dari
pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di
lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat (Interior Architect).
Bidang karya arsitektural relatif sangat luas. Arsitek dapat berperan pada beberapa bidang berikut
ini ;
6. Perancangan Taman,
7. Perancangan Meubel,
10. sebagai Surveyor dan/atau Quantity Surveyor untuk memprakirakan anggaran dan biaya
pembangunan,
1. Perancangan Arsitektur
Kemampuan menghasilkan rancangan arsitektur yang memenuhi ukuran estetika dan persyaratan
teknis, dan yang bertujuan melestarikan lingkungan
2. Pengetahuan Arsitektur
Pengetahuan yang memadai tentang sejarah dan teori arsitektur termasuk seni,
teknologi dan ilmu-ilmu pengetahuan manusia
3. Pengetahuan Seni
Menguasai pengetahuan yang memadai tentang cara menghasilkan perancangan yang sesuai daya
dukung lingkungan
Memahami aspek keprofesian dalam bidang Arsitektur dan menyadari peran arsitek di masyarakat,
khususnya dalam penyusunan kerangka acuan kerja yang memperhitungkan faktor-faktor
sosial
Memahami metode penelusuran dan penyiapan program rancangan bagi sebuah proyek
perancangan
Menguasai keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan pihak pengguna bangunan
gedung dalam rentang-kendala biaya pembangunan dan peraturan bangunan
Menguasai pengetahuan yang memadai tentang industri, organisasi, peraturan dan tata- cara yang
berkaitan dengan proses penerjemahan konsep perancangan menjadi bangunan
gedung serta proses mempadukan penataan denah-denahnya menjadi sebuah
perencanaan yang menyeluruh
“Hingga kini masih banyak ragam pandangan yang berbeda-beda tentang arsitektur.
Keragaman batasan - batasan tersebut menunjukkan luasnya lingkup pengertian
arsitektur, sehingga untuk mengetahui arti yang tepat istilah arsitektur yang
digunakan dalam suatu pembahasan haruslah diketahui terlebih dahulu dalam
hubungan apa istilah itu dipakai”
Sebagai suatu disiplin ilmu,Arsitektur erat kaitanya dengan “pendidikan” dan “teori”
(a)
(b)
Gambar 4.1
(a) Pembelajaran Arsitektur masyarakat tradisional, (b) Pembelajaran Arsitektur masyarakat modern
Bias yang terjadi : Arsitek yang dihasilkan kebanyakan menjadi arsitek yang karyanya
bagus di atas kertas tetapi tidak selalu baik bila dibangun.
• Bauhaus adalah nama sekolah arsitektur Jerman yang merombak pola mengajar
dan latihan cara lama. Sekolah arsitektur ini menekankan konsep
fungsional dan kejujuran ekspresi struktur. Siswa dibatasi untuk tidak
merancang sampai mereka terbiasa dengan bahan dan macam konstruksi
tertentu. Timbul juga pengkajian perilaku manusia sebagai dasar
untuk memulai pendidikan arsitektur.
Bias yang terjadi : dasar teori dan sistem dijadikan kepercayaan yang berlebihan dan
guru-guru dianggap 'dewa'.
Teori dalam arsitektur adalah ungkapan umum tentang apakah arsitektur itu,
apa yang harus dicapai dengan arsitektur, dan bagaimana cara yang paling baik
untuk merancang ( Wayne. O. Attoe, 1979 ).
Gambar 4.2
Teori berguna bagi arsitek dalam berbagai tahapan proses berkarya. Salah satu
contoh bila seorang arsitek dihadapkan pada beberapa kemungkinan
pilihan keputusan rancangan, suatu teori arsitektur dapat membantu
memutuskannya.
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Dalam bidang teknologi arsitektur, terdapat berbagai jenis teknologi yang dapat
membantu dalam perancangan, pelaksanaan & desain, sehingga produk arsitektur
lebih beragam. Jenis- jenis teknologi dalam Arsitektur dijelaskan sebagai berikut :
1. Teknologi Material
Pemakaian teknologi material pada bangunan : Dinding Beton HCWP, Alcopanel & Atap Zincalum
Gambar 4.6
Gambar 4.7
4. Teknologi Pelaksanaan
Gambar 4.9
Pengertian Arsitektur
Seni dalam arti yang paling dasar berarti suatu kemahiran atau kemampuan. Batasan
ini memang benar untuk kata asalnya ars (Latin) diturunkan dari kata, “bisa”.
Dalam arti yang seluas-luasnya, seni meliputi setiap benda yang dibuat oleh manusia
untuk dilawankan dengan benda-benda dari alam.
2. Seni patung (sculpture) adalah, seni ruang, tetapi hanya menggunakan tiga
dimensi dan tidak menekankan ruang (concaf).
Selama ini antara seni dan arsitektur senantiasa memiliki perbedaan yang sangat
mendasar, dimana karya seni merupakan sebuah objek yang tidak
memiliki fungsi pakai, sedangan arsitektur merupakan disiplin ilmu
yang memiliki banyak aturan. Arsitektur selalu memiliki koteks fungsi dan
tempat. Uraian ini mengangkat isu Architectural Design, yang mengeksplor
keterkaitan dan bagaimana perkembangan sejarah pembauran antara karya seni
dengan karya arsitektur, serta menguraikan batas-batas perbedaan tersebut.
Seorang enginer secara umum tertarik pada aspek teknik, normativ dan
memperhatikan aspk- aspek struktur dari konstruksi, sedangkan arsitek lebih
memperhatikan pada estetika dan fungsi serta struktur.
Selain itu kualitas estetis pada cabang seni tersebut seperti skala, ritme, proporsi,
simetri dan sebagainya kita jumpai pula analoginya dengan arsitektur seni dalam
Arsitektur
Arsitektur memang suatu seni, tetapi berbeda dengan seni lukis atau seni pahat. Arsitektur
sangat terikat dengan berbagai persyaratan fungsional, sosial, iklim dan sebagainya.
Kepekaan estetis perlu bagi calon arsitek, tetapi selalu harus diimbangi dengan kepekaan
Masukan
2. Persyaratan kebutuhan :
• fungsi (kegunaan)
1. Perencanaan
2. Perancangan
3. Penggubahan
4. Penciptaan
Produk berupa lingkungan binaan yaitu segala sesuatu yang berwujud fisik sebagai
wadah dan fasilitas kegiatan manusia yang merupakan buatan atau hasil tatanan
manusia dari yang terkecil hingga skala besar, berupa :
1. pemenuhan kebutuhan
3. Indah
BANGUNAN
BANGUNAN
KAWASAN KOTA
Gambar 5.1
Pengertian Perencanaan
• Adalah upaya menyatakan masalah umum pemberi tugas (klien) menjadi sejumlah
masalah standar yang lebih kecil yang telah diketahui pemecahannya atau yang
mudah dipecahkan (JW. Wade)
Klasifikasi Perencanaan
• Jangka panjang
• Jangka menengah
• Jangka pendek
• Top Down Planning. Disusun secara menyeluruh kemudian dirinci kepada tingkat
yang lebih rendah.
Diagram 5.1
• PERMULAAN
• PERSIAPAN
• PENGAJUAN USUL
• EVALUASI
Memusatkan pada evaluasi usul-usul alternatif oleh perancang, yang ditinjau oleh
klien, badan pengawas, para pemakai bangunan tsb.
• TINDAKAN
Gambar 5.2
Rancangan Skematik
c. dokumen yang dihasilkan berupa denah tampak, denah lantai, tampak dan
potongan dengan catatan yang menguraikan bahan penting
Gambar 5.4
Pengembangan Rancangan
a. Arsitek dapat berperan dalam hal fasilitator yang memudahkan jalan perundingan antara
kontraktor dan owner
b. pada tahap ini dokumen konstruksi berupa daftar penawaran diajukan kontraktor
c. beberapa kontraktor umum mungkin mengajukan tawaran atas kontrak atau pemilik
Gambar 5.5
Penawaran/Perundingan
b. arsitek sebagai agen klien dan menafsirkan serta mensupervisi korespondensi antara pemiliki dan
pembangun.
Gambar 5.6
(David A. Hill)
(Soewondo B Soetedjo)
Arsitek memperoleh data dari pemberi tugas melalui suatu proses, serta mencari
data dari pihak lain, kemudian memprosesnya secara sistematis untuk mewujudkan
desain fasilitas yang dibutuhkan
Proyek adalah kegiatan yang melibatkan berbagai sumber daya yang terhimpun
dalam suatu wadah (organisasi) tertentu dalam jangka waktu tertentu untuk
melakukan kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya atau untuk mencapai sasaran
tertentu
Proyek merupakan sekumpulan aktivitas yang saling berhubungan dimana ada titik
awal dan titik akhir serta hasil tertentu. Proyek biasanya bersifat
lintas fungsi organisasi sehingga membutuhkan berbagai keahlian (skills) dari
berbagai profesi dan organisasi. Proyek adalah aktivitas sementara dari
personil, material, serta sarana untuk menjadikan / mewujudkan
sasaran-sasaran (goals) proyek dalam kurun waktu tertentu yang kemudian berakhir
(PT. PP, 2003).
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk
mencapai tujuan tertentu (bangunan / konstruksi) dalam batasan waktu, biaya dan
mutu tertentu.
Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis kelompok bangunan yaitu :
1. Bangunan gedung
2. Bangunan sipil
Contoh Salah Satu Bangunan Sipil : jalan, jembatan, bendungan dan infrastruktur
lainnya
Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan kondisi pondasi
sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek.
Gambar 6.2
Diagram 6.1
2. Konsultan (consultant)
3. Kontraktor (contractor)
Merupakan pihak yang ditetapkan oleh pemilik proyek untuk mengatur pelaksanaan
kegiatan konstruksi dang mengolah sumber daya berupa bahan, peralatan, tenaga
kerja, metode dan modal, sehingga menghasilkan produk akhir berupa konstruksi.
6. Supplier
7. Pemerintah (goverment)
8. Bank
9. Security (keamanan)
Merupakan suatu pihak yang dapat memberikan jaminan selama proses proyek
konstruksi.
c. Mengadakan pelelangan
d. Penyusun rencana detail, meliputi membuat gambar detail, rencana kerja dan
syarat- syarat, membuat rincian volume pekerjaan dan rancangan anggaran biaya
pekerjaan konstruksi (melaksanaka value enginering sebagai motede
penyusunan program rancangan).
b. Administrasi umum
c. Pengawas pelaksanaan
d. Interpretasi keputusan
f. Rapat-rapat lapangan
g. Kelalaian pemborong
j. Penyelesaian perselisihan
Gambar 6.5
d. Membuat rencana kerja (time schedule), man power dan jadwal pengadaan
bahan yang disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
PEMBAHASAN
Berbagi pengetahuan
Penyetaraan visi
Diagram 6.2
PEMBAHASAN
PERANCANG OWNER
Diagram 6.3
PEMBAHASAN
Mengendalikan jadwal
2. Software atau perangkat lunak, merupakan program yang berisi instruksi untuk
mengolah data. Perkembangan program pada saat ini telah berkembang dengan
pesat untuk semua bidang kehidupan.
2. kategori kedua adalah program aplikasi pendukung yang biasa digunakan oleh
umum (non- programer) seperti misalnya pengolahan data, pengolahan kata dan
lain-lain.
5. Analisa (analysis)
1. Menghemat waktu
6. Mendorong pendekatan yang lebih teratur pada perolehan data dan metode
perancangan
Tabel 7.1
Ven, Cornelis van de. Ruang Dalam Arsitektur. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama,
1991
David, Tutt, Adler and Patricia. New Metric Handbook. Architectural Press, London,
1979
DK. Ching, Francis, Arsitektur : Bentuk,Ruang dan Susunannya, Diterjemahkan oleh Ir.
Paulus Hanoto Adjie, PT. Gelora Aksara Pratama.