Ventilator
Ventilator
PEMBAHASAN
Modus Kontrol mengambil alih dan mengatur semua kerja napas pasien,
diberikan pada pasien yang tidak mampu bernapas sama sekali. Modus IMV
diberikan pada pasien yang dapat bernapas spontan tetapi belum cukup efektif.
Sekarang lebih umum dipakai modus SIMV, dimana napas pasien
diselaraskan dengan mesin sehingga tidak terjadi benturan napas. Modus
Pressure Support mengurangi work of breathing. Volume Support
memberikan volume saat pasien inspirasi, sampai target tertentu yang sudah
ditetapkan oleh operator. Modus CPAP dimana seluruh napas dikontrol oleh
pasien sedangkan ventilator memberikan tekanan positif sepanjang siklus
napas. CPAP bermanfaat mempertahankan tekanan yang berfungsi
memperbaiki komplians paru.
Asinkroni
Asinkroni dapat terjadi waktu inspirasi dan ekspirasi. Asinkroni pada waktu
inspirasi mungkin dapat dihilangkan dengan menggunakan pemicu neural
pada waktu inspirasi dan ekspirasi melalui Neutrally Adjusted Ventilator
Assist ( NAVA )
Pneumonia
Edema paru akut
Perdarahan paru
Acute respiratory distress syndrome ( ARDS )
Penyakit membran hialin ( HMD )
Bronkiolitis
Indikasi pada anak dengan gangguan patologis kronis, terbagi dua kriteria:
1. Umum
Keadaan umum sakit berat / sangat toksik
Pasien dengan hemodinamik tidak stabil atau dalam keadaan syok
Pasien pasca operasi jantung dengan aritmia
Kardiopati kongenital dengan gangguan aliran pulmoner
2. Neurologis
Pasien yang tidak mampu mempertahankan / tidak dapat memproteksi
jalan napasnya, misal: gangguan fungsi bulbar, kelumpuhan pita suara,
penurunan kesadaran dan retardasi psikomotor berat.
3. Perubahan Kraniofasial
Pasien dengan trauma wajah
Pasien luka bakar pada wajah
Pasca pembedahan wajah / facial
4. Saluran Cerna
Pasien pasca pembedahan saluran cerna bagian atas ( misal: esofagus )
Pasien dengan klinis muntah hebat
Perdarahan masif saluran cerna
Obstruksi saluran cerna
5. Pernapasan
Gagal napas akut yang berat
Pneumotorak yang tidak dilakukan drainage
Obstruksi menetap di jalan napas atas
Pasca pembedahan pada jalan napas atas
Pasien dengan reproduksi sekret napas yang sangat banyak
ARDS dengan PaO2 / FiO2 < 150
Target penyapihan
2. Protokol PSV
a. Turunkan PS setiap 4 jam Pertahankan Vt 5-7 ml/Kg
1) Bila Vt > 7 ml/Kg Turunkan PS 2 cmH2O
2) Bila Vt < 5 ml/Kg Naikkan PS 2 cmH2O
Target tercapai
Lakukan ERT
Protokol ERT
PS minimal sesuai
Kembali ke setting ukuran ET
sebelum ERT
Klinis
Didapatkan diaphoresis
RR > nilai normal sesuai usia
Didapatkan napas cuping hidung
Usaha napas meningkat ( retraksi, pemakaian otot bantu napas ) SpO2 <
90%, dan atau pH < 7,3, dan atau pCO2 >50 mmHg
Takikari ( HR > 20% dari nilai normal sesuai usia )
Didapatkan aritmia jantung
Peningkatan atau penurunan MAP
Apnue
Laboratorium
Peningkatan tekanan end tidal CO2 ( PET CO2 ) > 10 mmHg
pH arteri < 7,32
penurunan pH > 0.07 dari pH sebelumnya
PaO2 < 60 mmHg, FiO2 > 0,4 ( raiso Pao2/ FiO2 < 150 )
Penurunan saturasi 5% dari sebelumnya
G. SEDASI
Sedasi yaitu pemakaian obat-obat farmakologik untuk menghasilkan depresi
tingkat kesadaran secara cukup sehingga menimbulkan rasa mengantuk dan
menghilangkan kecemasan tanpa kehilangan komunikasi verbal.
Tingkatan Sedasi
Asesmen Sedasi
Tujuan Sedasi :
Mengurangi distress, ketakutan dan agitasi
Memperbaiki sinkroni pasien ventilator
Menurunkan risiko tercabutnya alat invasif
Goal Sedasi :
1. Psikologis
Patient safety
Meminimalisir nyeri dan rasa tidak nyaman
Meminimalisir trauma psikologis
2. Medis
Mengurangi kebutuhan oksigen
Mengurangi tekanan intracranial
3. Perilaku
Menjaga sinkronisasi ventilator dengan pasie
Mencegah tercabutnya alat-alat invasive ( ETT, kateter, infus )
Risiko Oversedasi
MIDAZOLAM
Dosis :
DEXMEDETOMIDINE (PRECEEDEX)
FENTANYL
Efek samping :
Hipoventilasi
Apnea
Bradikardi
Mual & muntah
Retensi urin
Toleransi
Ketergantungan
KETAMIN
PROPOFOL
Sedasi dalam
Onset cepat dan cepat pulih
Digunakan pada pasien yang toleran terhadap opioid, benzodiazepine dan
barbiturate
Hipoventilasi sampai apnea mendadak
Tidak dianjurkan pada pasien yang tidak menggunkan ventilator
Dosis sedasi di ICU : 1-3 mg/kh/jam atau 20-50 mcg/kg/mnt IV (tidak
boleh lebih dari 48 jam)
Dosis anestesi jangka pendek : 2,5-3,5 mg/kg (bolus), dilanjutkan 7,5-15
mg/kg/jam (IV)
RESIKO OVERSEDASI