net/publication/266589598
Article
CITATIONS READS
0 3,390
3 authors, including:
Abu Amar
Institut Teknologi Indonesia
6 PUBLICATIONS 2 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Abu Amar on 18 April 2016.
Abstrak
Isolasi dan identifikasi bakteri yang terlibat di dalam proses pembuatan sari buah
mengkudu (Morinda citrifolia, L) telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengeksplorasi bakteri yang tumbuh dan terlibat selama proses pembuatan sari buah
yang mungkin mempengaruhi kualitas sari buah. Pengambilan sampel dilakukan pada
buah sebelum pencucian, setelah pencucian, cairan buah hasil ekstraksi, cairan buah
hasil filtrasi, cairan buah hasil pasteurisasi. Isolasi dan identifikasi yang dilakukan
menghasilkan 8 isolat bakteri yaitu isolat A, B, C , D, E, F, G dan H yang terlibat dalam
proses pembuatan sari buah mengkudu. Dari kedelapan isolat tersebut ada yang
speciesnya sama. Bakteri yang ada pada buah mengkudu sebelum pencucian adalah
isolat isolat A (Chromobacterium violaceum,) isolat B (Bacillus brevis), isolat C (Genus
Pseudomonas ), dan isolat D ( Bacillus pantothenticus), sedangkan bakteri pada buah
mengkudu setelah dicuci adalah isolat E (Serratia plymuthica), dan isolat F (Bacillus
polymyxa). Jenis bakteri hasil ekstraksi dan hasil penyaringan adalah sama yaitu isolat
G (Bacillus pantothenticus) dan isolat H (Serratia plymutica). Sesudah pasteurisasi tidak
dijumpai adanya mikroorganisme. Bacillus ditemukan pada setiap tahapan proses
pembuatan sari buah mengkudu. Hal ini dimungkinkan spora Bacillus yang tersebar
diberbagai area (tanah, air dan udara). Kerja yang aseptik selama pembuatan sari buah
mengkudu mutlak diperlukan untuk menjamin mutu sari buah mengkudu.
1. Pendahuluan
401
delbrueckii, Pediococcus sp dan Bacillus coagulans . (Amar dkk., 2002). Dua jenis bakteri yang
pertama ini mampu menghasilkan asam laktat yang relatif banyak sehingga sangat penting
keberadaannya di dalam badeg pace. Namun perlu diketahui pula bahwa Bacillus coagulans dapat
menyebabkan kerusakan pada bahan pangan. Dengan perlakuan aseptis diharapkan keberadaan
Bacillus coagulans dapat dihindari.
Di Jakarta dan di kota-kota besar lainnya di Indonesia produksi cairan buah mengkudu
berkembang sangat pesat sekali. Berbagai merek dagang telah beredar di masyarakat. Mengingat
pentingnya kondisi yang aseptis selama pembuatan sari buah mengkudu maka pada kesempatan ini
akan dieksplorasi jenis bakteri yang terlibat selama proses pembuatan cairan buah mengkudu.
Proses pembuatan sari buah mengkudu yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut:
pemilihan buah mengkudu, pencucian dengan air kran yang bersih, ekstraksi buah mengkudu,
penyaringan dengan kain saring dan pasteurisasi. Diharapkan dengan mengetahui bakteri yang ada
dan terlibat dalam proses pembuatan sari buah mengkudu kita dapat memberikan informasi yang jelas
tentang cara-cara yang sehat dalam proses pembuatan sari buah mengkudu. Jika dimungkinkan
diketemukan bakteri asam laktat yang potensial untuk memperkaya nilai gizi sari buah mengkudu,
seperti halnya isolat bakteri Lactobacillus delbrueckii dan Pediococcus sp yang ada pada badeg pace
dari Ponorogo (Amar dkk., 2002)
2. Metodologi
Metode Penelitian
Untuk pengambilan sampel atau contoh telah ditentukan ada lima titik yaitu: bakteri yang ada
pada permukaan kulit buah mengkudu sebelum dicuci (a), bakteri pada permukaan kulit buah
mengkudu yang telah dicuci (b), bakteri yang ada pada sari buah mengkudu hasil ekstraksi (c), bakteri
yang ada pada sari buah mengkudu setelah disaring (d), bakteri pada sari buah mengkudu yang telah
dipasteurisasi (e). Pengambilan sampel a dan b dengan swab methode (Fardiaz, 1993), sedangkan
sampel c, d, e langsung dengan menggunakan pengenceran . Untuk Isolasi dan identifikasi bakteri
pada semua sampel dengan pengenceran, inokulasi, inkubasi, isolasi dan identifikasi. Pada waktu
identifikasi isolat bakteri dilakukan urutan sebagai berikut: pengecatan Gram dilakukan pada semua
isolat yang diperoleh dan diikuti dengan uji katalase dan pengamatan spora. Dari uji yang dilakukan
diperoleh dugaan genus isolat yang diperoleh.
Disamping itu dilakukan enumerasi total bakteri dengan metode Total Plate Count (Fardiaz,
1993). Untuk mengidentifikasi lebih lanjut isolat mikroba digunakan prosedur sesuai dengan metoda
Buchanan dan Gibbons (1974) antara lain uji biokimiawi yaitu fermentasi gula-gula, uji motilitas, uji
indol, uji penggunaan MR-VP, Uji hidrolisis urea, uji nitrat, uji penggunaan sitrat serta uji-uji biokimiawi
lain yang spesifik.
402
Tabel 1. Populasi bakteri dalam buah dan sari buah mengkudu
Walaupun kurang relevan membandingkan jumlah total bakteri pada permukaan kulit buah
dengan jumlah total bakteri pada cairan buah, nampaknya tahapan proses pengolahan buah
mengkudu menjadi sari buah, jelas mengurangi populasi bakteri. Ini dapat dijelaskan bahwa dengan
pencucian paling tidak bakteri yang menempel telah dihilangkan. Jika pada permukaan kulit buah
mengkudu setelah dicuci masih ada juga berarti kemungkinan berasal dari air cucian yang digunakan.
Dalam ekstrak buah mengkudu (c) jumlah bakteri berkurang dimungkinkan juga aktifnya zat anti
bakteri yang memang ada pada sari buah mengkudu, dengan perlakuan penyaringan (d) ternyata
terjadi juga penurunan jumlah bakterinya. Bahkan sari buah mengkudu yang telah di pasteurisasi (e)
tidak diketemukan lagi bakteri. Dengan demikian pasteurisasi dapat membuat produk sari buah
mengkudu aman diminum oleh konsumen karena tidak diketemukan lagi bakteri.
403
Uji fermentasi senyawa karbohidrat dilakukan pada maltosa (+), trehalosa (+) glukosa (+), sorbitol (+)
sedangkan negatif pada senyawa arabinosa, laktosa, manitol, rafinosa, rhamnosa dan sukrosa.
Berdasarkan perbandingan kriteria tersebut maka isolat bakteri A dimasukkan kedalam species
Chromobacterium violaceum. Organisme ini banyak dijumpai di tanah umumnya di tanah tropis seperti
Indonesia (Bucchanan dan Gibbons, 1974) . Organisme ini sering menimbulkan penyakit Piogenik
atau infeksi septicemic.
Tabel 3. Karakteristik isolat bakteri B, D F dan G yang termasuk kedalam genus Bacillus
Identifikasi Genus Bacillus (isolat B,D,F dan G)
Isolat B Isolat D dan G Isolat F
Morfologi koloni Filoform, tepian Tak beraturan Bentuk L, licin
seperti benang, menyebar, seperti seperi tetesan
cembung benang, berbukit
bukit.
Pengecatan gram + (batang) + (batang) + (batang)
Uji katalase + + +
Pewarnaan spora + (jelas ada) +(sangat jelas)T +(kurang jelas)
Identifikasi lanjutan B. brevis B.panthotenticus B. polymyxa
0
Pertumb. 30 C + + *)
0
Pertumb. 40 C + + +
0
Pertumb. 50 C + - -
Pertumb.McConkey - - -
Uiji sitrat - - -
Uji urea - - -
Uji pepton - - -
Uji nitrat + - +
MR dan VP - dan + - dan - - dan +
Gelatin + - +
Indol - + -
Uji Karbohidrat
Hidrolisa Pati - *) +
Arabinosa - - +
Manitol + - +
Xylosa - - +
Glukosa + (+/-untuk Asam) +(+ untuk Asam) +(+ untuk asam dan
gas CO2, serta 2,3
butanediol).
*) tidak dilakukan.
Berdasarkan identifikasi tersebut di atas dan dicocokkan dengan referensi yang ada pada
Bucchanan dan Gibbons, 1974 ternyata isolat B adalah bakteri Bacillus brevis, isolat D dan G adalah
sama yaitu Bacillus panthotenticus, sedangkan bakteri F adalah Bacillus polymyxa . Bakteri Bacillus
dijumpai pada kulit buah mengkudu yang belum dicuci, habitat dari bakteri ini menyebar di udara
tanah dan air. Bakteri ini sporanya cukup jelas, dalam glukosa menghasilkan asam atau agak lemah
atau bahkan tidak menghasilkan asam.
404
Isolat bakteri D dan G adalah jenis B. panthotenticus, letak sporanya terminal dan oval atau
kadang kadang speris. Sifat inilah yang menandakan bahwa isolat tersebut masuk ke dalam species
B. panthotenticus. Bakteri ini juga tersebar di udara air dan tanah seperti umumnya genus Bacillus
sehingga dijumpai pada sampel (a) yaitu permukaan kulit buah mengkudu yang belum dicuci, tapi
dijumpai pula pada sampel c dan d yaitu pada sari buah mengkudu hasil ekstraksi maupun yang
sudah disaring. Untuk isolat F yaitu B. Polymyxa dijumpai pada sampel (b) yaitu permukaan kulit buah
mengkudu yang sudah dicuci. Bakteri ini mempunyai kemampuan yang jelas untuk memfermentasi
glukosa dengan menghasilkan asam, gas CO2 serta acetoin dalam hal ini adalah 2,3 butanediol.
Spora bakteri B. polymyxa penyebarannya sangat luas sehingga walaupun buah mengkudu sudah
dicuci dengan air bersih ternyata masih ada bakteri yang dapat diisolasi dari permukaan kulitnya
kemungkinan spora tersebut terdapat di dalam air .
Untuk mengetahui secara menyeluruh diagram alir kerja identifikasi bakteri dalam genus ini
seperti pada Gambar 1 berikut:
Gram + Gram –
Gram - Gram+
I batang bulat
Bentuk bakteri I
Uji katalase
Bulat Batang
I + -
Uji katalase I
Genus Pseudomonas
+ -
I Gambar 2. Alur kerja identifikasi
Pengecatan Spora isolat bakteri C.
405
Identifikasi isolat bakteri C
Berdasarkan alur kerja pada Gambar 2, diketahui bahwa isolat bakteri C yang diperoleh pada
sampel (a) termasuk ke dalam genus Pseudomonas, jenis bakteri ini bersifat Gram negatif bentuk
batang kecil, bersifat motil, penampakan morfologi koloninya sebagai berikut berwarna putih, bundar
dengan elevasi yang berlekuk bersifat aerob. Bakteri ini termasuk jenis mesofilik, tidak mampu
memfermentasi glukosa, laktosa, maltosa manitol, sukrosa, dan xylosa. Uji katalasenya positif, tidak
mampu menghidrolisa pati dan gelatin. Habitat bakteri ini adalah tanah, air tawar juga air laut
(Bucchanan dan Gibbons, 1974). Peran bakteri ini sangat variatif dapat bersifat patogen maupun
tidak. Oleh karena itu keberadaan jenis Pseudomonas pada permukaan kulit buah perlu diperhatikan,
tetapi dengan pencucian (sampel b) sudah tidak ditemukan lagi. Bahkan diketahui bahwa zat anti
bakteri sari buah mengkudu dapat melawan bakteri Pseudomonas aeruginosa yang dikenal sebagai
patogen (Waha, 2000).
4. Kesimpulan
Jenis bakteri yang diperkirakan terlibat dalam proses pembuatan saribuah mengkudu dan
berhasil diidentifikasi adalah: bakteri Chromobaacterium violceum, Bacillus brevis, Pseudomonas sp,
dan Bacillus panthotenticus, Serratia plymutica dan Bacillus polymyxa. Proses pasteurisasi dapat
menghilangkan semua bakteri yang ada pada sari buah mengkudu, dengan demikian sari buah
mengkudu aman untuk dikonsumsi
Daftar Pustaka
1. Amar, A dan A.S. Handayani, 2001. Identifikasi Teknologi untuk Pengembangan Buah Mengkudu
(Morinda citrifolia, L). Institut Teknnologi Indonesia Serpong, Tangerang.
2. Amar, A., S. Sukotjo., L, Suan., 2002. Isolasi dan Identifikasi Bakteri dalam Badeg Pace dari
Ponorogo Jawa Timur. Jurnal Biosains. Volume 7 No 2.pp1-7
3. Buchanan, R.E and N.E Gibbons, 1974. Bergey’s manual of Determinative Bacteriology. Eight
Edition. The williams and Wilkins Company, Baltimore.
4. Fardiaz, S., 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. P.T Radja Grafindo Persada, Jakarta
5. Nishigaki, T., 2001. Pharmacology of Noni Juice. Diskusi Ilmiah Sehat dengan Mengkudu, Sabtu
24 Februari 2001, Bogor
6. Priece, M. (2004). Terapi Minyak Kelapa. Prestasi Pustaka Publisher
406