SKIZOFRENIA PARANOID
Di Susun Oleh :
Lina Agustina
017.01.3389
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini yang berjudul
“Harga Diri Rendah Situasional”.
Penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi
maupun sistematika penulisannya. Maka dari itu, penyusun berterima kasih
apabila ada kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca danr
ekan-rekan seperjuangan, khususnya rekan-rekan Program Studi S1
Keperawatan STIKES Mataram.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................I
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinis
D. Mekanisme Koping
E. Fase-Fase Kehilangan
F. Intervensi Generalis Pada Pasien
G. Komplikasi
H. Penatalaksanaan
I. Asuhan Keperawatan
A. Kesimpulan................................................................
B. Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Skizofrenia adalah suatu diskripsi sindrom dengan variasi penyebab
(banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis)
yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan
pengaruh genetik, fisik dan sosial budaya. Gangguan mental juga akan
berpengaruh pada kondisi kesehatan secara fisik, sosial serta ekonomi dari
masyarakat tersebut, semuanya itu merupakan lingkaran yang tidak bisa
dipisahkan karena saling terkait, diantara berbagai macam permasalahan
gangguan jiwa (Hawari, 2010).
Selain itu, juga dapat dipengaruhi oleh tidak ada pengakuan dari
lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal dan self reality
(kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi
sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuan yang canggih,
berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap
memasang self ideal yang melebihillingkungan tersebut. Padahal self realty-
nya sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh
support system semuanya sangat rendah (Yosep, 2007).
B. Rumusan Masalah
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Skizofrenia
Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan
gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir. Kadang-
kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh
kekuatan dari luar (Ibrahim, 2011).
B. Etiologi
Menurut (Ibrahim, 2011) etiologi skizofrenia adalah sebagai berikut :
1. Model diatesis-stress
Suatu model untuk integrasi faktor biologis dan faktor psikososial dan
lingkungan yang merupakan model diatesis. Model ini mengendalikan
bahwa seseorang memiliki suatu kerentanan spesifik (diatesis).
Faktor biologis
Dasar untuk timbulnya abnormalitas mungkin terletak pada
perkembangan abnormal (sebagai contohnya, migrasi abnormal neuron di
sepanjang sel glia radial selama perkembangan) atau dalam generasi neuron
setelah perkembangan.
2. Prinsip riset umum
Suatu rancangan dasar dalam riset biologis pada skizofrenia yaitu
mengukur beberapa variabel biologis dalam suatu kelompok pasien
skizofrenik dan dalam kelompok pasien psikiatrik non skizofrenik.
3. Integrasi teori biologis
Daerah otak utama terlibat dalam struktur skizofrenia adalah sturktur
imbik, lobus frontalis dannganglia basalis, talamus, dan batang otak.
Peranan talamus sebagai mekanisme pengintregasian antara batang otak dan
otak tengah, merupakan operasi utama bagi neuron aminergik asenden.
Sistem limbik merupakan perhatian untuk membangun teori (theory-bulding
exercise).
4. Hipotesis dopamin
Rumusan yang paling sederhana dari hipotesis dopamin untuk
skizofrenia menyatakan bahwa skizofrenia disebabkan karen aterlalu
banyaknya aktivitas dopaminergik.
5. Norepineprin
Pemberian jangka panjang anti psikotik menunjukkan aktivitas neuron
noradrebergik di lobus sereleus dan efek teraupetik yang terdapat pada anti
psikotik mungkin akan melibatkan aktivitasnya pada reseptor adrenergik 1
dan 2.
6. Asam amino
Neurotransmitter asam amino GABA inhibitor juga terlibat dalam
patofisiologi skizofrenia. Data yang tersedia menunjukkan konsisten dengan
hipotesis bahwa beberapa pasien skizofrenia mengalami kehilangan neuron
GABA energik di dalam hipokampus. Hilangynya inhibitor GABA energik
secara teoritas dapat menyebabkan hiperaktivitas neuron dopaminergik dan
noradrenergik
7. Aliran darah sereblar CBF (cerebral blood flow)
Aliran frontal turun, aliran darah pariental naik, dan aliran darah otak
keseluruhan turun. Bila pengujian PET dan CBF digabungkan dengan CT
scan, dapat dilihat adanya disfungsi lobus frontal.
8. Elektrofisiologi
Penelitian elektroensefalografi (EEG) pada pasien skizofrenia
menunjukkan sejumlah besar pasien mempunyai rekaman yang abnormal,
yang disertai dengan peningkatan kepekaan terhadap prosedur aktivasi akan
terlihat penurunan aktivitas alfa, peningkatan aktivitas delta dan teta, dengan
kemungkinan aktivitas epileptiformis yang lebih dari biasanya. Kelainan sisi
kiri lebih banyak dari biasanya.
9. Genetika
Penelitian tentang genetika dari skizofrenia, dilakukan di tahun 1930-an.
Ditemukan bahwa kemungkinan seseorang akan menderita skizofrenia jika
anggota keluarga lainnya juga menderita skizofrenia.
10. Teori psikoanalitik
Sigmund Freud mendalilkan bahwa skizofrenia disebabkan oleh fiksasi
dalam perkembangan yang terjadi lebih awal dari fase yang menyebabkan
terjadinya neurosis. Freud juga mendalilkan bahwa adanya defek ego yang
berperan dalam gejala skizofrenia.
11. Teori belajar
Hubungan interpersonal yang buruk, menurut teori belajar, berkembang
karena telah dipelajarinya model yang buruk selama masa kanak-kanak.
12. Teori tentang keluarga
Beberapa pasien skizofrenia memang berasal dari keluarga yang
disfungsional, demikian juga banyak orang sakit yang nonpsikiarik bersal
dari keluarga disfungsional. Penting bagi para klinis untuk mengenali
perilaku keluarga patologis, karena perilaku tersebut dapat secara bermakna
meningkatkan stress emosional yang harus dihadapi pleh pasien skizofrenik
yang rentan.
13. Teori sosial
Beberapa ahli menyatakan bahwa industrialisasi dan urbanisasi terlibat
dalam penyebab skizofrenia. Walaupun beberapa data mendukung teori
tersebut, namun stress sebenarnya dianggap dapat menimbulkan efek utama
dalam menentukan waktu onset dan keparahan penyakit.
C. Tanda Dan Gejala
Secara general gejala skizofrenia menurut Yosep (2010) dibagi
menjadi 2, yaitu gejala positif dan negatif.
1. Gejala positif
Halusinasi selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak tidak
mampu mengintrepretasikan dan meresponspesan atau rangsangan yang
datang. Klien skizofrenia mungkin mendengar suara-suara atau melihat
seusatu yang sebenarnya tidak ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak
biasa pada tubuhnya. Auditory hallucinations, gejala yang biasanya timbul,
yaitu klien merasakan ada suara dari dalam dirinya. Kadang suara itu
dirasakan menyejukkan hati, memberi kedamaian, tapai kadang suara itu
menyuruhnya melakukan sesuatu yang sangat berbahaya, seperti bunuh diri.
Klien skizofrenia tidak memiliki ekspresi baik dari raut muka maupun
gerakan tangannya, seakan akan dia tidak memiliki emosi apapun. Tapi ini
tidak berarti bahwa klien skizofrenia tidak bisa merasakan perasaan apapun.
Mereka mungkin bisa menerima pemberian dan perhatian orang lain, tetapi
tidak bisa mengekspresikan perasaan mereka.
E. Pengobatan
Obat yang digunakan untuk mengobati psikosis memiliki banyak
sebutan yaitu anti psikotik, neuroleptik, dan mayor trangquiles. Anti psikotik
digunakan untuk mengatasi psikosis, termasuk skiozofrenia. Efek terapi dari
obat-obatan ini terlihat sewaktu dipakai pada psikosis akut. Efeknya
mengurangi gejala positif, antar lain halusinasi, tidak mau makan, tidak
kooperatif, dan ganguan pikiran. Gejala positif pada skizofrenia bereaksi
bahwa secara responsif terhadap obat anti psioktik, sedang gejal negatif
seperti misalnya: pendataran afek, apatis, anhedonia dan blokade diri sangat
kurang (Ibrahim, 2011).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN SKIZOFRENIA
PARANOID
A. Pengkajian
Menurut Kusumawati dan Yudi (2011), Pengkajian merupakan tahap
awal dan dasar utama bagi tahap berikutnya dari proses keperawatan. Tahap
pengkajian terdiri pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah
klien berdasarkan seperangkat data yang ada.
1 Identifikasi klien
Nama :
Umur :
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
Alamat :
7 Status mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas
motorik klien, alam perasaan klien (sedih, takut, khawatir), afek klien,
interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung dan berhitung,
kemampuan penilaian dan daya tilik diri.
8 Kebutuhan persiapan pulang
a. Kemampuan makan klien, klien mampu menyiapkan dan membersihkan
alat makan.
b. Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC
serta membersihkan dan merapikan pakaian.
c. Mandi klien dengan cara berpakaian, observasi kebersihan tubuh klien.
d. Istirahat dan tidur klien, aktivitas di dalam dan di luar rumah.
e. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksi yang dirasakan setelah
minum obat.
9 Masalah psikososial dan lingkungan
Dari data keluarga atau klien mengenai masalah yang dimiliki klien.
10 Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap bagian
yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
11 Aspek medis
Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi
psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi
okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu refungsionalisasi dan
perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar
dalam kehidupan bermasyarakat.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kekerasan berhubungan dengan waham yang dialami
C. Pohon Masalah
Resiko tinggi
Permasalahan
Perilaku kekerasan
Gangguan Halusinasi
pola tidur pendengaran
Permasalahan proses
fikir
diri
Koping
koping Individu
Keluarga Harga Diri rendah
Tidak Efektif
Tidak Efektif
STRESOR
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan
dasar pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir. Kadang-kadang
mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari
luar (Ibrahim, 2011).