Anda di halaman 1dari 18

Nama: Laras Sevtie

NIM :122.15.009

MINERAL/ MATERIAL ENERGI

1.1 BATUBARA

Batubara adalah bahan tambang non logam yang sifatnya seperti arang kayu, tetapi
panas yang dihasilkan lebih besar. Batubara adalah bahan bakar fosil, dari tumbuh-
tumbuhan yang mengalami perubahan kimia akibat tekanan dan suhu yang tinggi dalam
kurun waktu lama. Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara
strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama
jutaan tahun sehingga membentuk lapisan batubara. Komposisi penyusun batubara
terdiri dari campuran hidrokarbon dengan komponen utama karbon. Di samping itu
juga mengandung senyawa dari oksigen, nitrogen, dan belerang.

1. Jenis-jenis Batubara

Batubara terdiri dari beberapa jenis atau tingkatan, tiap jenisnya menentukan
seberapa bagus kualitas batubara tersebut. Umumnya batubara yang baik ialah batubara
yang mengandung lebih sedikit air. Tiap jenis batubara ini terbentuk karena beberapa
faktor seperti tekanan, panas dan juga waktu. Berikut ini jenis-jenis batubara dan
tingkatanya:
Dalam usaha untuk mempermudah pengenalan jenis batubara, berikut ditunjukkan sifat
sifat batubara untuk masing-masing jenis sebagai berikut:
a) Jenis anthracite
Warna hitam, sangat mengkilat, kandungan karbon sangat tinggi, nilai kalor sangat
tinggi, kandungan air sangat rendah, kandungan abu sangat rendah, kandungan
sulfur sangat sedikit. Jenis batubara ini apabila dibakar hampur seluruhnya habis
terbakar tanpa timbul nyala, nilai kalor berkisar pada 8300 kkal/kg.
b) Jenis bituminous/sub bituminous coal
Warna hitam mengkilat, kandungan karbon dan nilai kalor relatif tinggi (dibawah
anthracite), kandungan air sedikit kandungan abu sedikit, kandungan sulfur sedikit.
Apabila dibakar akan menghasilkan nilai kalor antara 7000-8000 kkal/kg.
c) Jenis Lignite
Warna hitam, sangat rapuh, kandungan karbon rendah dan nilai kalor rendah apabila
dibakar akan menghasilkan nilai kalor 1500-4500 kkal/kg. Kandungan air tinggi,
kandungan abu dan sulfur banyak. Pada batubara ini dikenal dengan istilah long
flaming coal dan short flamming coal. Long flamming coal merupakan batubara
dengan volatile matter tinggi, apabila batubara dalam keadaan serbuk dibakar, maka
akan terurai dengan segera sehingga menghasilkan periode nyala pendek, panas yang
dihasilkan sebagian untuk membakar volatile matter yang jumlahnya cukup banyak,

1
akibatnya suhu yang dihasilkan menjadi relatif rendah. Sedangkan short flamming
coal , merupakan batubara dengan kandungan volatile matter rendah sehingga
apabila batubara dalam keadaan serbuk dibakar, akan terurai segera dan
menghasilkan periode nyal panjang. Suhu yang dihasilkan pun menjadi relatif tinggi
d) Jenis Gambut
Warna coklat kemerahan, kandungan karbon dan nilai kalornya rendah, kandungan
air tinggi. Apabila dibakar batubara ini akan menghasilkan nilai kalor sebesar 1700-
3000 kkal/kg.

2. Genesa Batubara

Proses pembentukan batubara dapat dibilang cukup kompleks dikarenakan melalui


tahapan-tahapan tertentu, dimulai dari membusuknya tanaman dan membentuk gambut
hingga akhirnya membentuk batuan lignit sampai antrasit. Secara ringkas ada 2 tahapan
yang harus dilalui, diantaranya :

a) Tahap Biokimia, pada tahapan ini, terjadi pembusukan tumbuhan yang dibantu oleh
mikroorganisme, kemudian proses selanjutnya terjadi proses pembatubaraan yang
berlangsung berbulan-bulan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor hingga terbentuknya
gambut.

b) Tahap Geokimia, pada tahapan ini gambut diubah menjadi batuan lignit hingga
antrasit.

2
3. Penambangan dan Pengolahan Batubara

Penambangan batubara dilakukan dengan dua metode, yaitu tambang bawah


tanah dan tambang terbuka. Pemilihan metode penambangan ini berdasarkan pada unsur
geologi dari endapan batubara dan pertimbangan ekonomisnya.

Batubara yang langsung diambil dari bawah tanah sering kali memiliki
kandungan campuran yang tidak diinginkan seperti batu dan lumpur, dan berbentuk
pecahan dengan berbagai ukuran, padahal pengguna batubara membutuhkan batubara
dengan mutu yang konsisten. Oleh karena itu, dilakukan pengolahan batubara yang
mengarah pada penanganan batubara untuk menjamin mutu yang konsisten dan
kesesuaian dengan pengguna akhir tertentu. Pengolahan tersebut tergantung pada
kandungan batubara dan tujuan penggunaannya. Batubara tersebut mungkin hanya
memerlukan pemecahan sederhana atau mungkin memerlukan proses pengolahan yang
kompleks untuk mengurangi kandungan campuran yang terdapat pada batubara.

4. Batubara di Indonesia

Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia.
Sejak tahun 2005, ketika melampaui produksi Australia, Indonesia menjadi eksportir
terdepan batubara thermal. Porsi signifikan dari batubara thermal yang diekspor terdiri dari
jenis kualitas menengah (antara 5100 dan 6100 cal/gram) dan jenis kualitas rendah (di
bawah 5100 cal/gram) yang sebagian besar permintaannya berasal dari Cina dan India.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral Indonesia, cadangan batubara Indonesia diperkirakan habis kira-kira dalam 83
tahun mendatang apabila tingkat produksi saat ini diteruskan.

Berkaitan dengan cadangan batubara global, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-9
dengan sekitar 2.2 persen dari total cadangan batubara global terbukti berdasarkan BP
Statistical Review of World Energy. Sekitar 60 persen dari cadangan batubara total
Indonesia terdiri dari batubara kualitas rendah yang lebih murah (sub-bituminous) yang
memiliki kandungan kurang dari 6100 cal/gram.

Ada banyak kantung cadangan batubara yang kecil terdapat di pulau Sumatra, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Papua, namun demikian tiga daerah dengan cadangan batubara
terbesar di Indonesia adalah:

3
1. Sumatra Selatan
2. Kalimantan Selatan
3. Kalimantan Timur

5. Distribusi Batubara

Cara pengangkutan batubara ke tempat batubara tersebut akan digunakan


tergantung pada jaraknya. Untuk jarak dekat, umumnya diangkut dengan menggunakan
belt conveyor atau truk. Untuk jarak yang lebih jauh di dalam pasar dalam negeri,
batubara diangkut menggunakan kereta api atau tongkang atau dengan alternatif lain
dimana batubara dicampur dengan air untuk membentuk bubur batu dan diangkut
melalui jaringan pipa. Sedangkan untuk pengangkutan internasional, umumnya
digunakan kapal laut. Pengangkutan batubara ini dapat sangat mahal, bahkan dapat
mencapai 70% dari biaya pengiriman batubara.

6. Manfaat Batubara Untuk Manusia

Sejak dahulu, batu bara telah ditambang dari perut bumi dan dirasakan
manfaatnya oleh manusia. Inilah penggunaan batu bara yang umum:

 Sebagai bahan produksi baja dan besi


 Sebagai bahan bakar pembangkit listrik
 Sebagai bahan bakar cair
 Sebagai bahan bakar produksi semen
 Untuk pembuatan karbon aktif.
 Sebagai penyerap dalam daur ulang minyak pelumas bekas.
Selain itu, manfaat batu bara juga dirasakan di pabrik-pabrik pembuatan kertas,
pengolahan alumina, industri kimia, dan industri farmasi. Hasil sampingan batu bara juga
bisa diproduksi menjadi beberapa macam produk kimia. Batu bara juga menjadi bahan
penting dalam produksi produk berikut:

 Serat karbon, berfungsi sebagai bahan pengeras yang ringan dan kuat.
Biasanya digunakan pada sepeda gunung, raket tenis, dan bahan konstruksi.
 Metal silikon, berfungsi untuk membuat silan dan silikon. Jika diolah lebih
jauh lagi, ini digunakan untuk membuat bahan kedap air, pelumas, kosmetik,
pasta gigi, resin, dan sampo.
 Karbon teraktivasi, sering kali dimanfaatkan dalam pembersih udara, mesin
pencuci darah, dan saringan air.

4
7. Analisa Kualitas Batubara

Dalam pemanfaatannya, batubara harus diketahui terlebih dahulu kualitasnya.


Hal ini dimaksudkan agar spesifikasi mesin atau peralatan yang memanfaatkan batubara
sebagai bahan bakarnya sesuai dengan mutu batubara yang akan digunakan, sehingga
mesin-mesin tersebut dapat berfungsi optimal dan tahan lama. Analisa yang dilakukan
antara lain analisa proximate, analisa ultimate, mineral matters, physical & electrical
properties, thermal properties, mechanical properties, spectroscopic properties, dan
solvent properties.
Secara umum, parameter kualitas batubara yang sering digunakan adalah:
a) Kalori (Calorivic Value atau CV, satuan cal/gr atau kcal/gr)
CV merupakan indikasi kandungan nilai energi yang terdapat pada batubara, dan
merepresentasikan kombinasi pembakaran dari karbon, hidrogen, nitrogen, dan
sulfur.
b) Zat terbang (Volatile Matter atau VM, satuan persen)
Kandungan VM mempengaruhi kesempurnaan pembakaran dan intensitas api. Hal
ini didasarkan pada rasio atau perbandingan antara kandungan karbon (fixed carbon)
dengan zat terbang, yang disebut dengan rasio bahan bakar (fuel ratio). Semakin
tinggi nilai fuel ratio, maka jumlah karbon di dalam batubara yang tidak terbakar
juga semakin banyak. Jika perbandingan tersebut nilainya lebih dari 1,2 maka
pengapian akan kurang bagus sehingga mengakibatkan kecepatan pembakaran
menurun.
c) Kadar abu (Ash content, satuan persen)
Semakin tinggi kadar abu, secara umum akan mempengaruhi tingkat pengotoran,
keausan, dan korosi peralatan yang dilalui.
d) Kadar sulfur (Sulfur content, satuan persen)
Kandungan sulfur dalam batubara biasanya dinyatakan dalam Total Sulfur (TS).
Kandungan sulfur ini berpengaruh terhadap tingkat korosi sisi dingin yang terdapat
pada pemanas udara, terutama apabila suhu kerja lebih rendah daripada titik embun
sulfur. Selain itu, berpengaruh juga terhadap efektivitas penangkapan abu pada
electrostatic presipitator.
e) Kadar karbon (Fixed carbon atau FC, satuan persen)
Nilai kadar karbon ini semakin bertambah seiring dengan meningkatnya kualitas
batubara. Kadar karbon dan jumlah zat terbang digunakan sebagai perhitungan untuk
menilai kualitas bahan bakar, yaitu berupa nilai fuel ratio.

f) Ukuran (Coal size)

5
Ukuran batubara dibatasi pada rentang butir halus dan butir kasar. Butir paling halus
untuk ukuran maksimum 3 mm, sedangkan butir paling kasar sampai dengan ukuran
50 mm.

8. Produksi, Ekspor, Konsumsi dan Harga Batubara

1.2 MINYAK DAN GAS

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang
dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna
coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari
beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari
berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan,
komposisi, dan kemurniannya. Minyak bumi diambil dari sumur minyak di
pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan
setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber, dan
berbagai macam studi lainnya.

6
1. Keterdapatan Migas

Migas terjadi dan terakumulasi (terkumpul) di suatu tempat di bawah permukaan


Bumi, maka ada lima syarat yang harus dipenuhi:
 ada batuan induk yang kaya zat organik dan matang yang menjadi ”dapur”
tempat minyak dan gas dibentuk
 ada batuan reservoir tempat akumulasi minyak dan gas tersimpan
 ada perangkap/jebakan tempat minyak dan gas terakumulasi
 ada batuan yang menyekat hidrokarbon yang telah terperangkap agar tidak keluar
dari perangkap
 ada migrasi, yaitu perpindahan minyak atau gas bumi dari ”dapur” batuan induk
ke perangkap. Satu saja dari lima syarat ini tidak dipenuhi, maka akumulasi
hidrokarbon tidak akan terjadi

2. Cekungan Sedimen Tempat Akumulasi Migas

Batuan induk (dapur migas), batuan reservoir, batuan penyekat, perangkap, dan
migrasi hidrokarbon merupakan aspek-aspek dari suatu ”cekungan sedimen”. Cekungan
sedimen adalah tempat di kerak Bumi yang dasarnya cekung atau merosot, sehingga
menjadi daerah yang relatif lebih rendah dari sekelilingnya. Cekungan ini menjadi
tempat sedimensedimen di lingkungan sungai, danau, pantai, laut dangkal, atau laut
dalam diendapkan. Sedimen-sedimen ini dalam waktu jutaan tahun akan berubah
menjadi batuan sedimen. Sesuai fungsinya, batuan-batuan sedimen ada yang berfungsi
sebagai batuan induk, reservoir, penyekat, atau batuan penimbun yang akan
mematangkan zat organik dalam batuan induk menjadi hidrokarbon. Batuan-batuan ini
juga tersusun secara geologi sedemikian rupa sehingga dapat membentuk perangkap dan
jalan untuk migrasi hidrokarbon.

Zona hidokarbon, lokasi keterdapatan migas (Modifikasi dari Purwanto & Purnomo 1994, dalam Zakaria 2004)

7
3. Geologi Indonesia dan Sebaran Cekungan Sedimen

Indonesia merupakan wilayah pertemuan tiga lempeng. Akibat pertemuan


lempeng tersebut terbentuk jalur-jalur pegunungan di hampir seluruh pulau-pulau. Di
sebelah belakang atau depan jalur pegunungan ini terbentuk cekungan tempat sedimen
diendapkan. Sedimen-sedimen pengisi cekungan ini berasal dari hasil erosi wilayah
pegunungan atau tempat tinggi lain di sekitar cekungan. Cekungan-cekungan sedimen
seperti itu terjadi di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Timor-Seram, dan Papua.
Di beberapa tempat, kerak Bumi pun ada yang mengalami penarikan atau
peregangan. Peregangan ini telah membentuk cekungan-cekungan yang berkaitan
dengan regangan kerak Bumi, seperti cekungan yang terbentuk di Laut Natuna, Laut
Jawa, Selat Makassar, dan Laut Banda.

Cekungan-cekungan sedimen Indonesia berdasarkan kejadiannya secara tektonik (Pertamina dan Beicip, 1985).

8
4. Besarnya Tingkat Net Ekspor Migas Indonesia

Indonesia merupakan pelaku utama dan sudah dikenal dalam industri migas
internasional. Sejak di temukannya sumber minyak di tahun 1885, sektor minyak
dan gas alam terus berkembang di Indonesia. Indonesia mencapai masa kejayaan
dalam memproduksi minyak di periode 1977 sampai 1991 dengan total produk
sebanyak 1,7 juta barel minyak perhari. Dalam komoditas gas, Indonesia sempat
menjadi eksportir LNG (Liquid Natural Gas) terbesar di dunia pada tahun 2005
(EIA, 2013).14

Dengan berkembangnya zaman, penduduk dan teknologi, cadangan minyak Indonesia


semakin menipis. Sehingga produksi minyakpun semakin berkurang. Namun, konsumsi.

14
EIA(US Energy Information Administration, 2013, Indonesia Fact Sheet. Data di peroleh dari
http://www.eia.gov/countries/analysisbriefs/Indonesia/indonesia.pdf

9
minyak Indonesia terus menunjukkan peningkatan tiap tahunnya. Fenomena tersebut
dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Perbandingan Produksi dan Konsumsi Minyak Indonesia (1965-2010)


Sumber : BP Statistical Review of World Energy, 2011

Grafik diatas menunjukan bahwa Indonesia pernah mencapai dua kali puncak
produksi minyak yaitu pada tahun 1977 dan 1991 dengan produksi sebesar 1,7 juta
barel per hari (bph). Setelah itu produksi minyak bumi Indonesia menurun dan
mengalami stagnasi pada angka produksi 1 juta bph. Sebaliknya konsumsi minyak
Indonesia terus mengalami peningkatan. Ini membuat produksi minyak bumi
Indonesia tak mampu lagi memenuhi konsumsi minyak bumi dalam negeri di tahun
2002. Kemudian, Indonesia menjadi negara net-importir minyak bumi. Akhirnya,
pada tahun 2008, Indonesia secara resmi keluar dari persatuan Negara-Negara
Pengekspor Minyak (OPEC). Meskipun Indonesia keluar dari OPEC, tidak berarti
sepenuhnya Indonesia menghentikan kegiatan ekspor migas. Indonesia tetap
melakukan ekspor migas, namun jumlahnya tidak sebesar ketika menjadi anggota
OPEC. Komoditas gas alam yang memiliki jumlah produksi yang cukup seimbang
dengan laju konsumsinya. Hal ini dapat terlihat dalam grafik berikut:

Perbandingan Produksi dan Konsumsi Gas Alam Indonesia (2001-2011)


Sumber : EIA(US) Energy Information, 2012

10
Grafik di atas menunjukkan bahwa produksi gas alam meningkat seiring
seiring dengan konsumsi yang juga meningkat. Tingkat produksi gas alam Indonesia
masih lebih banyak di bandingkan konsumsi gas alam. Sehingga Indonesia disebut
sebagai net eksportir gas alam. Dalam rentang 10 tahun tersebut produksi tertinggi
gas alam terjadi pada tahun
2010 dengan jumlah sekitar 2,800 miliar kaki kubik (billion cubic feet/bcf).
Konsumsi gas alam pun meningkat di tahun 2010 dengan jumlah sekitar 1,400 bcf.
Walaupun Indonesia memiliki cadangan gas yang besar namun konsumsi
energi Indonesia di dominasi oleh bahan bakar minyak. Presentasi jenis energi yang
di konsumsi dapat terlihat dalam grafik berikut:

Bauran Energi Primer Indonesia (2005-2011)


Sumber: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2012

Tabel 1. Ekspor Impor Minyak Bumi Indonesia Tahun 2000-2011

Year Production Export Import

Thousand Barrel

2000 517.489 223.500 78.615

2001 489.306 241.612 117.168

2002 456.026 218.115 124.148

2003 419.255 189.095 137.127

2004 400.554 178.869 148.490

2005 386.483 159.703 164.007

2006 367.049 134.960 116.232

2007 348.348 135.267 115.812

2008 357.501 134.872 95.100

2009 346.323 132.223 120.119

11
2010 344.888 134.473 101.093

2011 329.265 135.572 96.862

Sumber: Handbook of Energi & Economic Statitics Indonesia, 2013

12
Tabel 1 menunjukkan bahwa produksi minyak mentah Indonesia semakin
menurun tiap tahunnya, dari produksi berjumlah 517,489 ribu barel menjadi 329,265
ribu barel. Ekspor minyak mentah Indonesia pun turut menurun seiring dengan
turunnya jumlah produksi. Di sisi lain, nilai impor minyak Indonesia meningkat,
walaupun memiliki pola yang tidak teratur. Dari total 78,615 ribu barel pada tahun
2000 meningkat menjadi 96,862 barel per hari di tahun 2011.

1.3 URANIUM

Uranium ditemukan oleh kimiawan Jerman Heinrich Klaproth Martin pada tahun
1789 dari mineral yang disebut bijih-bijih uranium. Dia menamakan nya 'Uranit'. Tapi,
setelah satu tahun KIaproth merubah namanya menjadi Uranium. Pada akhir abad
kedelapan belas ilmuwan telah membuat banyak senyawa logam ini. Pada tahun 1896
Henry Becquerel menemukan radioaktivitas dalam uranium. Uranium alam adalah
campuran dari dua isotop utama - Uranium-238 dan uranium 235. sebanyak 99,27%
Uranium yang ditemukan di alam adalah uranium-238 dan 0,72% adalah Uranium-235.

1. Penambagan Uranium
Cara penambangan U hampir tidak berbeda dengan cara yang lazim untuk
deposit lain, perbedaan hanyalah pada sifat radioaktifitas. Cara penambangan ada dua:
 Penambangan terbuka (Open pit mining)
Lapisan yang tertutup dibuka, kemudian deposit yang terkelupas ditambang.
 Penambangan bawah tanah ( Underground mining)
Penambangan dibawah tanah dilakukan dengan membuat terowongan untuk
mencapai deposit. Untuk itu bergantung situasi medan. Terowongan dibuat
dengan 3 posisi berbeda:
a) Terowongan dibuat horizontal
b) Terowongan dibuat vertical
c) Terowongan dibuat menyudut

13
Gambar 1. Posisi Terowongan untuk mendapat Deposit

2. Fungsi dan penggunaan Uranium


Sinar radioaktif yang keluar dari inti Uranium sangat berguna. Sinar ini digunakan
dalam pertanian, industri, biologi dan penelitian medis. Penggunaan lain Uranium
adalah di bidang energi nuklir. Pada tahun 1938 proses fisi nuklir ditemukan Fisi nuklir
adalah proses di mana inti atom Uranium-235 dibagi menjadi dua bagian oleh
penembakan neutron, maka energi yang luar biasa yang dihasilkan. Bom-bom atom
dibuat melalui proses ini yang kemudian pada tahun 1945 yang digunakan Amerika
dan sekutu untuk melawan Jepang pada Perang Dunia II.

 Penggunaan untuk pembangkit listrik tenaga Nuklir


Satu pon Uranium menghasilkan energi setara dengan yang didapatkan dari
tiga juta pon pembakaran batu bara Oleh karena itu, Uranium-235 isotop
digunakan dalam reaktor nuklir untuk produksi energi listrik. Energi yang
dihasilkan dalam reaktor nuklir digunakan untuk memanaskan air untuk
membuat uap. Uap ini berfungsi untuk menjalankan turbin sehingga
menghasilkan listrik.
 Penggunaan untuk menyerap sinar – X dan sinar gamma
digunakan sebagai katalis dalam beberapa reaksi kimia. Ada empat bagian
Uranium di setiap satu juta bagian dari kerak bumi. Senyawa-senyawa Uranium
juga ditemukan di bebatuan.

14
3. Pengolahan Uranium

Kadar uranium dalam bijih umumnya sangat rendah, yaitu berkisar antara 0,1 –
0,3 % atau 1-3 kg uranium tiap ton bijih. Untuk mempermudah dan menekan biaya
transportasi, maka uranium dalam bijih ini perlu diolah terlebih dahulu. Tujuan utama
dari pengolahan adalah untuk pemekatan dengan cara mengurangi sebanyak mungkin
bahan lain yang ada dalam bijih sehingga dapat menyederhanakan proses transportasi ke
tempat pemrosesan berikutnya. Pengolahan bijih uranium dapat dilakukan dengan cara
penggerusan, pelindihan maupun ekstraksi kimia dan pengendapan. Hasil akhir dari
proses pengolahan uranium ini adalah diperolehnya endapan kering berwarna kuning
yang disebut pekatan (konsentrat) yang berkadar uranium sekitar 70 %. Karena
berwarna kuning maka endapan ini disebut juga yellowcake. Dari 1000 ton bijih rata-
rata dapat dihasilkan 1,5 ton yellowcake.

Pengolahan uranium terdiri dari : pemanggangan, penghancuran, pemekatan fisis,


pelindian asam/basa, dekantasi, pertukaran ion, presipitasi, filtrasi.

15
 Pemanggangan
Proses pemanggangan bertujuan untuk membuat senyawa Uranium dan Vanadium
lebih mudah dilindi, sehinnga Vanadium dapat diam bi l sebagai hasil samping,
karena proses pemanggangan ada pengaruh terhadap pemungutan Uranium dan
Vanadium.Pada suhu 350°C U terambil dulu, tapi diatas 350 -500 °C % U terambil
turun, diatas 500°C – 800°C dengan NaCl V mulai banyak terambil. Selain itu
pemanggangan dapat merusak ikatan organik, sehingga memudahkan pelindian dan
memudahkan pengenapan/dekantasi.

 Penghancuran
Proses ini bertujuan untuk mereduksi ukuran bijih agar lebih mudah terlindi (+10
Mesh).
 Pemekatan fisis
Bertujuan untuk mengurangi bahan pelindi, mengurangi bahan-bahan yang tidak
membawa U tinggi.

Pemekatan fisis bergantung pada tipe bijih,sehingga dapat dilakukan dengan cara
yaitu :

a) Flotasi buih

b) Pengenapan grafitasi

c) Pemilahan dengan meja-alur-getar

d) Pemilahan radioaktif

e) Pemungutan bahan bijih lain yang bernilai ekonomis

Bijih yang telah melalui pemekatan fisis, sudah memiliki grade rata-rata lebih tinggi.

 Pelindian
Proses ekstraksi zat dari padatan dengan melarutkannya dalam cairan.
Pelindian yang dikenakan dapat berupa :

16
a) Pelindian basa / alkali, dengan Na2CO3
b) Pelindian asam, umumnya dengan H2SO4 encer
Sebagaian besar bijih dapat dikenai lindi asam, tapi bijih dengan konstituen basa, lebih
ekonomis dikenai lindi basa, karena kalau lindi asam, perlu banyak. Mengingat semua bijih
U dilindi dengan asam sulfat atau dengan karbonat, maka hasil lindiannya banyak
mengandung asam bebas, Fe, Al; F;Mn;Ca;Ti;Si dan U.
Cara pertukaran ion ternyata sangat layak. Cara ini bekerja atas dasar kemampuan
resin-penukar anion dalam menyerap anion U secara selektif dari lautan asam / basa. Setelah
U terserap cukup banyak, maka dilakukan pengusiran U dari resin menggunakan garam
tetentu, supaya bisa dihasilkan U lebih pekat dan relatif lebih murni. Kemudian hasil
pemekatan ini bisa diendapkan dengan alkali menghasilkan Yellow Cake dengan kadar U
yang cukup tinggi.

Selain dengan cara pertukaran ion, pemurnian juga dapat dilakukan dengan proses
ekstraksi pelarut. Cara ini berdasar pada sifat pelarut organik tertentu yang tidak bercampur
dengan air ( eter; ester, amina dll) yang mencapai kesetimbangan dan punya kemampuan
membentuk komplek dengan garam U Kemudian kedua fase dibiarkan memisah, maka
senyawa logam akan terdistribusi dalam fase-fase tersebut

Cara ekstraksi memberikan keuntungan : karena dapat isolasi U / pemekatan U dan


penghilangan kontaminan atau impuritas. Dalam proses ekstraksi larutan mengandung U
dan pengotor, akan diekstraksi dengan menggunakan alat mixer settler. Alat untuk ekstraksi
(ekstraktor).

17
Gambar 2. Mixer Settler (Pesawat Pengaduk Pengenap)

Dan juga dilakukan pengendapan selektif dengan cara pengaturan pH. Jadi tujuan utama
proses pengendapan adalah untuk menghasilkan konsentrat padat dari uranium dan terkenal
dengan sebutan Yellow Cake.

4. Pemurnian Uranium

Proses pemurnian bertujuan untuk merubah yellowcake menjadi bahan dengan tingkat
kemurnian yang tinggi sehingga berderajad nuklir dan bebas dari unsur-unsur pengotor
lainnya. Senyawa kimia bahan bakar berderajad nuklir yang dihasilkan dapat berbeda
bergantung proses pemurnian yang digunakan. Dari proses pemurnian akan diperoleh
produk akhir berupa UO2, U3O8 atau U-logam yang siap untuk proses selanjutnya. Ketiga
macam produk akhir proses pemurnian itu disesuaikan dengan kebutuhan calon pemakai
bahan bakar nuklir.

18

Anda mungkin juga menyukai