Tugas Ekmin 1 - Mineral Energi
Tugas Ekmin 1 - Mineral Energi
NIM :122.15.009
1.1 BATUBARA
Batubara adalah bahan tambang non logam yang sifatnya seperti arang kayu, tetapi
panas yang dihasilkan lebih besar. Batubara adalah bahan bakar fosil, dari tumbuh-
tumbuhan yang mengalami perubahan kimia akibat tekanan dan suhu yang tinggi dalam
kurun waktu lama. Batubara terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara
strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi pengaruh tekanan dan panas selama
jutaan tahun sehingga membentuk lapisan batubara. Komposisi penyusun batubara
terdiri dari campuran hidrokarbon dengan komponen utama karbon. Di samping itu
juga mengandung senyawa dari oksigen, nitrogen, dan belerang.
1. Jenis-jenis Batubara
Batubara terdiri dari beberapa jenis atau tingkatan, tiap jenisnya menentukan
seberapa bagus kualitas batubara tersebut. Umumnya batubara yang baik ialah batubara
yang mengandung lebih sedikit air. Tiap jenis batubara ini terbentuk karena beberapa
faktor seperti tekanan, panas dan juga waktu. Berikut ini jenis-jenis batubara dan
tingkatanya:
Dalam usaha untuk mempermudah pengenalan jenis batubara, berikut ditunjukkan sifat
sifat batubara untuk masing-masing jenis sebagai berikut:
a) Jenis anthracite
Warna hitam, sangat mengkilat, kandungan karbon sangat tinggi, nilai kalor sangat
tinggi, kandungan air sangat rendah, kandungan abu sangat rendah, kandungan
sulfur sangat sedikit. Jenis batubara ini apabila dibakar hampur seluruhnya habis
terbakar tanpa timbul nyala, nilai kalor berkisar pada 8300 kkal/kg.
b) Jenis bituminous/sub bituminous coal
Warna hitam mengkilat, kandungan karbon dan nilai kalor relatif tinggi (dibawah
anthracite), kandungan air sedikit kandungan abu sedikit, kandungan sulfur sedikit.
Apabila dibakar akan menghasilkan nilai kalor antara 7000-8000 kkal/kg.
c) Jenis Lignite
Warna hitam, sangat rapuh, kandungan karbon rendah dan nilai kalor rendah apabila
dibakar akan menghasilkan nilai kalor 1500-4500 kkal/kg. Kandungan air tinggi,
kandungan abu dan sulfur banyak. Pada batubara ini dikenal dengan istilah long
flaming coal dan short flamming coal. Long flamming coal merupakan batubara
dengan volatile matter tinggi, apabila batubara dalam keadaan serbuk dibakar, maka
akan terurai dengan segera sehingga menghasilkan periode nyala pendek, panas yang
dihasilkan sebagian untuk membakar volatile matter yang jumlahnya cukup banyak,
1
akibatnya suhu yang dihasilkan menjadi relatif rendah. Sedangkan short flamming
coal , merupakan batubara dengan kandungan volatile matter rendah sehingga
apabila batubara dalam keadaan serbuk dibakar, akan terurai segera dan
menghasilkan periode nyal panjang. Suhu yang dihasilkan pun menjadi relatif tinggi
d) Jenis Gambut
Warna coklat kemerahan, kandungan karbon dan nilai kalornya rendah, kandungan
air tinggi. Apabila dibakar batubara ini akan menghasilkan nilai kalor sebesar 1700-
3000 kkal/kg.
2. Genesa Batubara
a) Tahap Biokimia, pada tahapan ini, terjadi pembusukan tumbuhan yang dibantu oleh
mikroorganisme, kemudian proses selanjutnya terjadi proses pembatubaraan yang
berlangsung berbulan-bulan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor hingga terbentuknya
gambut.
b) Tahap Geokimia, pada tahapan ini gambut diubah menjadi batuan lignit hingga
antrasit.
2
3. Penambangan dan Pengolahan Batubara
Batubara yang langsung diambil dari bawah tanah sering kali memiliki
kandungan campuran yang tidak diinginkan seperti batu dan lumpur, dan berbentuk
pecahan dengan berbagai ukuran, padahal pengguna batubara membutuhkan batubara
dengan mutu yang konsisten. Oleh karena itu, dilakukan pengolahan batubara yang
mengarah pada penanganan batubara untuk menjamin mutu yang konsisten dan
kesesuaian dengan pengguna akhir tertentu. Pengolahan tersebut tergantung pada
kandungan batubara dan tujuan penggunaannya. Batubara tersebut mungkin hanya
memerlukan pemecahan sederhana atau mungkin memerlukan proses pengolahan yang
kompleks untuk mengurangi kandungan campuran yang terdapat pada batubara.
4. Batubara di Indonesia
Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia.
Sejak tahun 2005, ketika melampaui produksi Australia, Indonesia menjadi eksportir
terdepan batubara thermal. Porsi signifikan dari batubara thermal yang diekspor terdiri dari
jenis kualitas menengah (antara 5100 dan 6100 cal/gram) dan jenis kualitas rendah (di
bawah 5100 cal/gram) yang sebagian besar permintaannya berasal dari Cina dan India.
Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral Indonesia, cadangan batubara Indonesia diperkirakan habis kira-kira dalam 83
tahun mendatang apabila tingkat produksi saat ini diteruskan.
Berkaitan dengan cadangan batubara global, Indonesia saat ini menempati peringkat ke-9
dengan sekitar 2.2 persen dari total cadangan batubara global terbukti berdasarkan BP
Statistical Review of World Energy. Sekitar 60 persen dari cadangan batubara total
Indonesia terdiri dari batubara kualitas rendah yang lebih murah (sub-bituminous) yang
memiliki kandungan kurang dari 6100 cal/gram.
Ada banyak kantung cadangan batubara yang kecil terdapat di pulau Sumatra, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi dan Papua, namun demikian tiga daerah dengan cadangan batubara
terbesar di Indonesia adalah:
3
1. Sumatra Selatan
2. Kalimantan Selatan
3. Kalimantan Timur
5. Distribusi Batubara
Sejak dahulu, batu bara telah ditambang dari perut bumi dan dirasakan
manfaatnya oleh manusia. Inilah penggunaan batu bara yang umum:
Serat karbon, berfungsi sebagai bahan pengeras yang ringan dan kuat.
Biasanya digunakan pada sepeda gunung, raket tenis, dan bahan konstruksi.
Metal silikon, berfungsi untuk membuat silan dan silikon. Jika diolah lebih
jauh lagi, ini digunakan untuk membuat bahan kedap air, pelumas, kosmetik,
pasta gigi, resin, dan sampo.
Karbon teraktivasi, sering kali dimanfaatkan dalam pembersih udara, mesin
pencuci darah, dan saringan air.
4
7. Analisa Kualitas Batubara
5
Ukuran batubara dibatasi pada rentang butir halus dan butir kasar. Butir paling halus
untuk ukuran maksimum 3 mm, sedangkan butir paling kasar sampai dengan ukuran
50 mm.
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus – karang
dan oleum – minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, berwarna
coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari
beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari
berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan,
komposisi, dan kemurniannya. Minyak bumi diambil dari sumur minyak di
pertambangan-pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak ini didapatkan
setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakter dan struktur sumber, dan
berbagai macam studi lainnya.
6
1. Keterdapatan Migas
Batuan induk (dapur migas), batuan reservoir, batuan penyekat, perangkap, dan
migrasi hidrokarbon merupakan aspek-aspek dari suatu ”cekungan sedimen”. Cekungan
sedimen adalah tempat di kerak Bumi yang dasarnya cekung atau merosot, sehingga
menjadi daerah yang relatif lebih rendah dari sekelilingnya. Cekungan ini menjadi
tempat sedimensedimen di lingkungan sungai, danau, pantai, laut dangkal, atau laut
dalam diendapkan. Sedimen-sedimen ini dalam waktu jutaan tahun akan berubah
menjadi batuan sedimen. Sesuai fungsinya, batuan-batuan sedimen ada yang berfungsi
sebagai batuan induk, reservoir, penyekat, atau batuan penimbun yang akan
mematangkan zat organik dalam batuan induk menjadi hidrokarbon. Batuan-batuan ini
juga tersusun secara geologi sedemikian rupa sehingga dapat membentuk perangkap dan
jalan untuk migrasi hidrokarbon.
Zona hidokarbon, lokasi keterdapatan migas (Modifikasi dari Purwanto & Purnomo 1994, dalam Zakaria 2004)
7
3. Geologi Indonesia dan Sebaran Cekungan Sedimen
Cekungan-cekungan sedimen Indonesia berdasarkan kejadiannya secara tektonik (Pertamina dan Beicip, 1985).
8
4. Besarnya Tingkat Net Ekspor Migas Indonesia
Indonesia merupakan pelaku utama dan sudah dikenal dalam industri migas
internasional. Sejak di temukannya sumber minyak di tahun 1885, sektor minyak
dan gas alam terus berkembang di Indonesia. Indonesia mencapai masa kejayaan
dalam memproduksi minyak di periode 1977 sampai 1991 dengan total produk
sebanyak 1,7 juta barel minyak perhari. Dalam komoditas gas, Indonesia sempat
menjadi eksportir LNG (Liquid Natural Gas) terbesar di dunia pada tahun 2005
(EIA, 2013).14
14
EIA(US Energy Information Administration, 2013, Indonesia Fact Sheet. Data di peroleh dari
http://www.eia.gov/countries/analysisbriefs/Indonesia/indonesia.pdf
9
minyak Indonesia terus menunjukkan peningkatan tiap tahunnya. Fenomena tersebut
dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Grafik diatas menunjukan bahwa Indonesia pernah mencapai dua kali puncak
produksi minyak yaitu pada tahun 1977 dan 1991 dengan produksi sebesar 1,7 juta
barel per hari (bph). Setelah itu produksi minyak bumi Indonesia menurun dan
mengalami stagnasi pada angka produksi 1 juta bph. Sebaliknya konsumsi minyak
Indonesia terus mengalami peningkatan. Ini membuat produksi minyak bumi
Indonesia tak mampu lagi memenuhi konsumsi minyak bumi dalam negeri di tahun
2002. Kemudian, Indonesia menjadi negara net-importir minyak bumi. Akhirnya,
pada tahun 2008, Indonesia secara resmi keluar dari persatuan Negara-Negara
Pengekspor Minyak (OPEC). Meskipun Indonesia keluar dari OPEC, tidak berarti
sepenuhnya Indonesia menghentikan kegiatan ekspor migas. Indonesia tetap
melakukan ekspor migas, namun jumlahnya tidak sebesar ketika menjadi anggota
OPEC. Komoditas gas alam yang memiliki jumlah produksi yang cukup seimbang
dengan laju konsumsinya. Hal ini dapat terlihat dalam grafik berikut:
10
Grafik di atas menunjukkan bahwa produksi gas alam meningkat seiring
seiring dengan konsumsi yang juga meningkat. Tingkat produksi gas alam Indonesia
masih lebih banyak di bandingkan konsumsi gas alam. Sehingga Indonesia disebut
sebagai net eksportir gas alam. Dalam rentang 10 tahun tersebut produksi tertinggi
gas alam terjadi pada tahun
2010 dengan jumlah sekitar 2,800 miliar kaki kubik (billion cubic feet/bcf).
Konsumsi gas alam pun meningkat di tahun 2010 dengan jumlah sekitar 1,400 bcf.
Walaupun Indonesia memiliki cadangan gas yang besar namun konsumsi
energi Indonesia di dominasi oleh bahan bakar minyak. Presentasi jenis energi yang
di konsumsi dapat terlihat dalam grafik berikut:
Thousand Barrel
11
2010 344.888 134.473 101.093
12
Tabel 1 menunjukkan bahwa produksi minyak mentah Indonesia semakin
menurun tiap tahunnya, dari produksi berjumlah 517,489 ribu barel menjadi 329,265
ribu barel. Ekspor minyak mentah Indonesia pun turut menurun seiring dengan
turunnya jumlah produksi. Di sisi lain, nilai impor minyak Indonesia meningkat,
walaupun memiliki pola yang tidak teratur. Dari total 78,615 ribu barel pada tahun
2000 meningkat menjadi 96,862 barel per hari di tahun 2011.
1.3 URANIUM
Uranium ditemukan oleh kimiawan Jerman Heinrich Klaproth Martin pada tahun
1789 dari mineral yang disebut bijih-bijih uranium. Dia menamakan nya 'Uranit'. Tapi,
setelah satu tahun KIaproth merubah namanya menjadi Uranium. Pada akhir abad
kedelapan belas ilmuwan telah membuat banyak senyawa logam ini. Pada tahun 1896
Henry Becquerel menemukan radioaktivitas dalam uranium. Uranium alam adalah
campuran dari dua isotop utama - Uranium-238 dan uranium 235. sebanyak 99,27%
Uranium yang ditemukan di alam adalah uranium-238 dan 0,72% adalah Uranium-235.
1. Penambagan Uranium
Cara penambangan U hampir tidak berbeda dengan cara yang lazim untuk
deposit lain, perbedaan hanyalah pada sifat radioaktifitas. Cara penambangan ada dua:
Penambangan terbuka (Open pit mining)
Lapisan yang tertutup dibuka, kemudian deposit yang terkelupas ditambang.
Penambangan bawah tanah ( Underground mining)
Penambangan dibawah tanah dilakukan dengan membuat terowongan untuk
mencapai deposit. Untuk itu bergantung situasi medan. Terowongan dibuat
dengan 3 posisi berbeda:
a) Terowongan dibuat horizontal
b) Terowongan dibuat vertical
c) Terowongan dibuat menyudut
13
Gambar 1. Posisi Terowongan untuk mendapat Deposit
14
3. Pengolahan Uranium
Kadar uranium dalam bijih umumnya sangat rendah, yaitu berkisar antara 0,1 –
0,3 % atau 1-3 kg uranium tiap ton bijih. Untuk mempermudah dan menekan biaya
transportasi, maka uranium dalam bijih ini perlu diolah terlebih dahulu. Tujuan utama
dari pengolahan adalah untuk pemekatan dengan cara mengurangi sebanyak mungkin
bahan lain yang ada dalam bijih sehingga dapat menyederhanakan proses transportasi ke
tempat pemrosesan berikutnya. Pengolahan bijih uranium dapat dilakukan dengan cara
penggerusan, pelindihan maupun ekstraksi kimia dan pengendapan. Hasil akhir dari
proses pengolahan uranium ini adalah diperolehnya endapan kering berwarna kuning
yang disebut pekatan (konsentrat) yang berkadar uranium sekitar 70 %. Karena
berwarna kuning maka endapan ini disebut juga yellowcake. Dari 1000 ton bijih rata-
rata dapat dihasilkan 1,5 ton yellowcake.
15
Pemanggangan
Proses pemanggangan bertujuan untuk membuat senyawa Uranium dan Vanadium
lebih mudah dilindi, sehinnga Vanadium dapat diam bi l sebagai hasil samping,
karena proses pemanggangan ada pengaruh terhadap pemungutan Uranium dan
Vanadium.Pada suhu 350°C U terambil dulu, tapi diatas 350 -500 °C % U terambil
turun, diatas 500°C – 800°C dengan NaCl V mulai banyak terambil. Selain itu
pemanggangan dapat merusak ikatan organik, sehingga memudahkan pelindian dan
memudahkan pengenapan/dekantasi.
Penghancuran
Proses ini bertujuan untuk mereduksi ukuran bijih agar lebih mudah terlindi (+10
Mesh).
Pemekatan fisis
Bertujuan untuk mengurangi bahan pelindi, mengurangi bahan-bahan yang tidak
membawa U tinggi.
Pemekatan fisis bergantung pada tipe bijih,sehingga dapat dilakukan dengan cara
yaitu :
a) Flotasi buih
b) Pengenapan grafitasi
d) Pemilahan radioaktif
Bijih yang telah melalui pemekatan fisis, sudah memiliki grade rata-rata lebih tinggi.
Pelindian
Proses ekstraksi zat dari padatan dengan melarutkannya dalam cairan.
Pelindian yang dikenakan dapat berupa :
16
a) Pelindian basa / alkali, dengan Na2CO3
b) Pelindian asam, umumnya dengan H2SO4 encer
Sebagaian besar bijih dapat dikenai lindi asam, tapi bijih dengan konstituen basa, lebih
ekonomis dikenai lindi basa, karena kalau lindi asam, perlu banyak. Mengingat semua bijih
U dilindi dengan asam sulfat atau dengan karbonat, maka hasil lindiannya banyak
mengandung asam bebas, Fe, Al; F;Mn;Ca;Ti;Si dan U.
Cara pertukaran ion ternyata sangat layak. Cara ini bekerja atas dasar kemampuan
resin-penukar anion dalam menyerap anion U secara selektif dari lautan asam / basa. Setelah
U terserap cukup banyak, maka dilakukan pengusiran U dari resin menggunakan garam
tetentu, supaya bisa dihasilkan U lebih pekat dan relatif lebih murni. Kemudian hasil
pemekatan ini bisa diendapkan dengan alkali menghasilkan Yellow Cake dengan kadar U
yang cukup tinggi.
Selain dengan cara pertukaran ion, pemurnian juga dapat dilakukan dengan proses
ekstraksi pelarut. Cara ini berdasar pada sifat pelarut organik tertentu yang tidak bercampur
dengan air ( eter; ester, amina dll) yang mencapai kesetimbangan dan punya kemampuan
membentuk komplek dengan garam U Kemudian kedua fase dibiarkan memisah, maka
senyawa logam akan terdistribusi dalam fase-fase tersebut
17
Gambar 2. Mixer Settler (Pesawat Pengaduk Pengenap)
Dan juga dilakukan pengendapan selektif dengan cara pengaturan pH. Jadi tujuan utama
proses pengendapan adalah untuk menghasilkan konsentrat padat dari uranium dan terkenal
dengan sebutan Yellow Cake.
4. Pemurnian Uranium
Proses pemurnian bertujuan untuk merubah yellowcake menjadi bahan dengan tingkat
kemurnian yang tinggi sehingga berderajad nuklir dan bebas dari unsur-unsur pengotor
lainnya. Senyawa kimia bahan bakar berderajad nuklir yang dihasilkan dapat berbeda
bergantung proses pemurnian yang digunakan. Dari proses pemurnian akan diperoleh
produk akhir berupa UO2, U3O8 atau U-logam yang siap untuk proses selanjutnya. Ketiga
macam produk akhir proses pemurnian itu disesuaikan dengan kebutuhan calon pemakai
bahan bakar nuklir.
18