Anda di halaman 1dari 32

PENDAHULUAN

Sebuah motor bakar tidak dapat hidup dengan sendirinya, maka motor tersebut
memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol pertama kali (start) untuk
membantu menghidupkannya. Sistem starter sebagai penggerak mula dapat digolongkan
antara lain :
 Starter tangan, digunakan pada motor-motor kecil atau genset kecil.
 Starter kaki, digunakan pada sepeda motor.
 Starter listrik, digunakan pada sepeda motor, mobil.
 Starter udara tekan, digunakan pada motor-motor diesel berukuran besar.
Dari beberapa cara Start yang ada, umumnya dipergunakan stater listrik sebagai
penggerak mula pada motor mobil. Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang
besar dari tenaga baterai.yang kecil,
Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa Motor starter harus kecil, ringkas
,maka digunakan motor seri DC (arus searah). Penggunaan motor seri ini terutama karena
motor tersebut dapat membangkitkan torsi awal yang besar sehingga dengan mudah
mampu mengatasi hambatan yang timbul akibat gesekan bagian-bagian mekanisme
motor, hambatan akibat tekanan kompresi dan hambatan karena belum berfungsinya
sistem pelumasan pada saat start dingin.
Untuk dapat menghidupkan motor diperlukan putaran minimum yang cukup jika
kebutuhan putaran minimum tidak tercapai maka motor akan gagal start (tidak dapat
dihidupkan).
Secara umum putaran minimum yang diperlukan agar proses pembakaran dalam
motor mobil dapat berlangsung adalah :
Motor bensin Motor diesel injeksi Motor diesel injeksi tidak
langsung langsung

60-90 Rpm 80-120 Rpm 60-140 Rpm


I. TEORI
PRINSIP MOTOR STARTER

Jika sebuah penghantar atau konduktor dialiri arus listrik, maka disekitar penghantar akan
timbul medan magnet. Arah medan magnet yang dihasilkan tergantung dari arah arus
listrik yang mengalir pada penghantar.
Kaidah sekrup ulir kanan Kaidah ibu jari kanan

Gambar 1.2
Gambar 1.1
 Arus listrik mengalir sesuai arah  Ibu jari menunjukkan arah arus listrik.
panah.  Keempat jari lainnya menunjukkan
 Medan magnet searah dengan putaran arah medan magnet.
jarum jam.

Dalam simbol listrik dapat digambarkan sebagai berikut.

Arah garis gaya


magnet

Gambar 1.3 Gambar 1.4

 Arus menjauhi kita.  Arus mendekati kita.

 Arah garis gaya magnet searah putaran  Arah garis gaya magnet berlawanan
jarum jam putaran jarum jam.

Bila penghantar yang dialiri arus listrik ditempatkan diantara dua kutup magnet permanen
maka medan magnet pada magnet permanen dan medan magnet pada kumpoaran akan
saling berinteraksi sebagi berikut:
N S

Gambar 1.5 Gambar 1.6


 Garis gaya magnet yang searah akan saling memperkuat dan garis gaya magnet yang
berlawanan saling memperlemah.
 Pada kumparan akan timbul gaya elektro magnet sehingga kumparan terdorong
kebawah (sesuai arah panah) gambar 1.5, 1.6.

N S N S

Gambar 1.7 Gambar 1.8 Gambar 1.9

Sebuah penghantar berbentuk U ditempatkan diantara dua kutup magnet permanen,


kemudian pada penghantar tersebut dialiri arus listrik maka kumparan akan berputar.
Sisi kumparan terdorong keatas dan sisi kumparan terdorong kebawah, sehingga
pada sumbu kumparan terdapat gaya saling berlawanan (kopel) dan kumparan berputar
searah putaran jarum jam, gambar 1.5.
Prinsip kerja Motor starter satu siklus dengan kumparan anker tunggal dijelaskan sebagai
berikut :
Arus listrik mengalir dari  baterai  sikat positif  komutator  sikat negatif
negatif baterai
 Sisi kumparan  (arus menjauhi kita) membentuk medan magnet dengan garis gaya
magnet searah putaran jarum jam.
 Medan magnet yang timbul diantara kutup-kutup, magnet saling berinteraksi dengan
medan magnet yang timbul pada kumparan menghasilkan gaya magnet yang
mengarah kebawah (arah panah), gambar 1.10.

Gambar 1.10 Gambar 1.11

Gambar 1.12 Gambar 1.13


 Sisi kumparan (arus mendekati kita) membentuk medan magnet, garis gaya magnet
berlawanan arah putaran jarum jam.
 Medan magnet pada magnet permanen berinteraksi dengan medan magnet pada
kumparan dan menghasilkan gaya magnet mengarah keatas.Gambar 1.10
Akibat dari kedua gaya magnet tersebut maka anker akan berputar setengah putaran
searah jarum jam. Gambar 1.10 s/d 1.13
Bila arah arus pada kumparan yang memotong kutup magnet diarahkan hanya satu arah
melalui lamel komutator, maka akan menghasilkan putaran motor yang teratur secara
terus menerus atau kontinyu..
Torsi yang terjadi akan tergantung pada kuat medan magnet, dan panjang kumparan yang
berada dalam medan magnet.
Dalam motor yang sebenarnya terdapat beberapa set atau pasangan kumparan untuk
menjamin putaran motor yang lebih teratur.

Prinsip dasar motor seri arus searah.


Pada umumnya motor stater yang digunakan untuk motor mobil adalah motor seri arus
searah seperti yang ditunjukkan pada gambar prinsip berikut ini.

Gambar 1.14

Motor seri DC : Kumparan medan terhubung seri dengan kumparan anker.


1. Sifat starter.

Tenaga putar (torsi) yang dihasilkan oleh motor starter akan semakin besar berbanding
proporsional dengan arus yang mengalir dari baterai. Makin rendah putaran makin besar
arus yang mengalir sehingga menghasilkan tenaga putar yang besar. Semakin tinggi
putaran motor maka timbul arus lawan (induksi diri) pada kumparan anker, sehingga arus
yang mengalir pada motor starter menjadi kecil dan mengakibatkan tenaga putar yang
dihasilkan rendah.
Putaran motor dapat menjadi lebih tinggi, tergantung pada perbandingan tegangan yang
diberikan pada motor starter. Hal ini terutama diperlukan pada waktu menstart motor,
dimana diperlukan tenaga yang besar sekali.
Gambar 1.15, menunjukkan tegangan yang diberikan pada starter ketika dilakukan
pengujian kapasitas. Dari hasil tes tersebut menunjukkan apabila tegangan pada motor
starter bertambah besar, maka kapasitasnya akan menurun. Dengan demikian kapasitas
motor starter sangat erat hubungannya dengan tegangan baterai.
Hubungan antara kecepatan putar motor starter dan arus.
Hubungan antara kecepatan putar dan arus dapat dilihat pada Gambar 1.15.. Pada saat
distart, arus yang mengalir menurut grafik pada putaran nol, adalah 330 A (lihat titik
perpotongan antara putaran / rpm, arus dan tegangan).
Pada waktu itu tegangan terbaca 5,5 V (tarik garis vertikal memotong garis tegangan dan
dari titik tersebut tarik garis horizontal memotong V). Atas dasar ini dihitung jumlah
tahanan (R) dari Kumparan medan dan Kumparan angker menjadi:

V 5,5
R=   0,016
I 330

Pada waktu motor stater berputar mencapai putaran 5000 rpm, arus pada starter pada
tegangan 11 V akan menjadi:

V 11
I=   687,5 A
R 0,016

Tetapi keadaan i sebenarnya seperti dilihat pada grafik 1.15 arus yang mengalir hanya 70
A. Hal tersebut disebabkan karena adanya arus lawan (Induksi diri) pada kumparan
anker, maka arus balik ini menjadi penghambat mengalirnya arus dari baterai. Besarnya
arus dihitung sebagai berikut :

V e
I=
R

Menjadi: e = V – IR

Berdasarkan rumus diatas, maka dapat dihitung sebagai berikut :

e = 11 – 70 x 0,016 = 9,88V

Jadi arus 11 Volt yang dialirkan oleh 330 A dengan 5,5 Volt akan menjadi 70 Ampere,
hal ini disebabkan karna adanya tegangan balik dari Kumparan angker kira-kira sebesar
9,88 Volt.
V  e 11  9,88
I=   70 A
R 0,016
Apabila motor mulai berputar dan bila hambatan putaran berkurang, maka torsi dari
starter menjadi kecil, kecepatannya akan naik, tetapi karena bertambahnya arus lawan,
maka arus yang mengalir pada anker menjadi berkurang. Akibatnya arus ke kumparan
medan, kumparan angker akan berkurang sehingga motor starter akan menstabilkan
putarannya. Pada saat hambatan putaran membesar putaran motor starter lambat, arus
lawan pada kumparan angker dan kumparan medan kecil, torsi yang dihasilkan akan
menjadi besar

Kecepatan putar poros engkol.


Seperti yang telah diterangkan terdahulu bawah fungsi motor starter yang di kehendaki
adalah memutarkan motor secukupnya untuk memperoleh putaran minimum sehingga
proses pembakaran dalam silinder motor bisa berlangsung. Kecepatan minimum yang
dibutuhkan untuk menstarter motor, disesuaikan dengan kecepatan putaran poros engkol
adalah sebagai berikut:
a Model motor
Yang di maksudkan model motor di sini adalah meliputi banyaknya silinder,
volume silinder, bentuk ruang bakar dan sifat-sifat karburatornya.
b Kondisi motor
Pengertian disini adalah meliputi temperatur tekanan udara, campuran udara bensin
dan loncatan api
c Faktor lain
Adalah putaran minimum yang di butuhkan untuk menghidupkan motor , terutama
pada saat temperatur rendah.

Kecepatan putar poros engkol (Cranking speed) pada motor yang normal, tekanan
kompresi baik, dan campuran udara serta saat pembakaran yang baik untuk motor bensin
yang mempunyai 4 ~ 6 silinder dengan besar cc-nya 100 s/d 2000 adalah 60~ 90 rpm.
Untuk jelasnya berikut ini contoh kecepatan putar engkol adalah sebagai berikut :
Motor bensin 1 ~ 2 silinder (500 cc) 120 rpm

4 ~ 6 silinder (1000  2000 cc) 60 ~ 90 rpm

4 silinder 90 rpm
Motor diesel
6 silinder 100 rpm

Apabila putaran start dengan kecepatan putar melebihi ketentuan diatas, namun motor
masih belum hidup, maka dapat dipastikan adanya kerusakan pada sistem yang lain.
Sedangkan pada waktu motor distart, tegangan pada baterai tidak menurun, maka poros
engkol dapat distart kembali dengan putaran poros engkol (40 ~ 60 rpm). Tapi jika pada
saat distart, putaran yang lebih rendah dari ketentuan diatas maka arus besar mengalir
pada motor starter dan mengakibatkan tegangan baterai turun, dan bila saat ini tegangan
coil pengapian berada dibawah normal (  8 Volt) maka ignition (penyalaan) tidak
berfungsi. Kecepatan putar poros engkol minimum yang dibutuhkan apabila tegangan
baterai menurun, sekurang-kurangnya sebesar 60 rpm.

2. Pentingnya “ Torsi” Untuk Menggerakkan Motor.

Torsi yang dihasilkan oleh motor starter merupakan faktor penting dalam menentukan
apakah sistem starter dapat berfungsi dengan baik atau tidak. Setiap motor mempunyai
maksimum torsi yang dihasilkan, misal untuk motor 4 silinder dengan 1.500 ~ 2.000 cc
maksimum torsinya adalah  0,8 ~ 1,0 kg-m.

Untuk dapat menggerakkan motor dengan kapasitas tersebut, diperlukan torsi yang
melebihi (sampai 6 kg m) tetapi dalam hal ini starter hanya mempunyai torsi  0,8 ~ 1,0
kg-m, tentu kemampuan tersebut tidak dapat memutar poros engkol. Untuk memperbesar
torsi yang dihasilkan, maka dilakukan dengan bantuan roda gigi (gear).
Jumlah gigi pinion dan ring gear biasanya berbanding 10 – 13, maka torsi akan menjadi
10 ~ 13 kali lebih besar. Sebagai contoh digunakan motor 12R dengan perbandingannya
adalah sebagai berikut :
Jumlah gigi starter pinion 9
Jumlah gigi ring gear 115
115
Jumlah perbandingan gigi  12,78
9
Pada saat torsi yang diperlukan poros engkol sebesar 6 kgm, maka torsi yang diperlukan
untuk starter adalah:
6
 0,47rpm
12,78
Dengan demikian dapat diketahui bahwa torsi yang diperlukan untuk starter adalah 0,47
kg-m.gambar 1.12 dibawah menunjukkan data output starter yang diperlukan oleh motor
12R.
Pada gambar 1.11 sebelumnya terlihat ketika torsi starter 0,47 kg-m, putaran adalah 
1.700 rpm. Dari sini dihasilkan putaran motor (NE) adalah:

1.700
 133rpm .
12,78

Pada saat motor mulai berputar, tahanan putarannya kecil yang mestinya lebih besar dari
itu. Karena tegangan pada starter dapat dihasilkan putaran yang cukup pada permulaan
starter.
3. Pengaruh Temperatur Rendah Terhadap Penentuan Jenis Starter.
Tinggi rendahnya temperatur juga ikut menentukan jenis starter yang bagaimana cocok
dipergunakan untuk suatu motor. Makin rendah temperatur berarti tahanan putaran motor
makin bertambah, sehingga membutuhkan torsi yang lebih besar pula untuk dapat
memutarkan engkol. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan suatu starter yang
mempunyai daya tahan panas yang tinggi, ukurannya kecil dan ringan, dengan kecepatan
fall gear dapat membangkitkan torsi yang lebih besar lagi. Jenis starter yang dapat
memenuhi kondisi seperti diatas, dikenal dengan starter reduksi. Penggunaan sifat starter
reduksi yang dapat menimbulkan torsi yang besar pada waktu start, dan dengan
menyesuaikan tenaga baterai, maka mampu distart pada waktu temperatur rendah.

Sifat “ Start” pada Temperatur Rendah.

Mengenai sifat-sifat start pada temperatur rendah dapat dijelaskan dengan bantuan
gambar output starter reduksi (1,0 kw) yang digunakan pada motor 12R.
Motor 12 R yang menggunakan baterai 50 AH dan distart pada waktu temperatur rendah
adalah seperti berikut ini. Pada temperatur rendah

(-250C) tahanan putaran motor bertambah, diperlukan torsi yang berkekuatan  11,5 kg-
m dengan putaran poros engkol  80 rpm.

Jumlah gigi pinion starter 9

Jumlah gigi ring gear 115

115
Jadi perbandingan  12,78
9

Untuk menggerakkan poros engkol diperlukan torsi pada starter sebagai berikut :

11,5
0,9 Kgm
12,78

Dalam gambar, starter out put (gambar 1.17) pada saat torsi 0,90 kg-m, putaran starternya
adalah  1.100 rpm. Dari data ini diperoleh data putaran (NE) sebagai berikut :

1.000
NE =  86 rpm
12,78

Yang dianggap cukup baik untuk putaran pada start pertama. Pada waktu ini arus yang
mengalir ke starter adalah 250 A. Tetapi, jika kapasitas baterai besar dan mencukupi,
tegangan tidak akan berkurang, dengan catatan tegangan pada starter dapat dijaga lebih
dari  8,0 V, ,maka yang diperlukan untuk start pertama sudah terpenuhi.
Tetapi hal yang perlu diperhatikan di sini adalah, bahwa pada waktu temperatur rendah
maka tegangan terminal baterai akan rendah pula. Jadi pada waktu temperatur rendah,
untuk membangkitkan kapasitas starter reduksi yang cukup maka kapasitas baterai harus
lebih besar pula. Jelaslah bahwa kapasitas baterai merupakan faktor yang terpenting.
KONTRUKSI

Gambar 1.18 Konstruksi motor starter.

a. Fungsi
Starting sistem yang dilengkapkan pada kendaraan bermotor berfungsi untuk
memutarkan motor sebelum terjadi proses pembakaran gas campuran udara
bahan bakar oleh percikan api busi pada ruang bakar motor tersebut. Prinsip kerja
starting sistem adalah mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Pada
gambar diatas diperlihatkan kontruksi sistem penghidup mula.

b. Jenis-Jenis Stater Motor Yang Digunakan Pada Kendaraan


1. Dilihat dari Voltage yang digunakan :
6 Volt Pada umumnya digunakan untuk kendaraan roda dua
12 Volt Sebagian kecil digunakan kendaraan roda dua, pada
umumnya digunakan untuk kendaraan roda empat yang
menggunakan bahan bakar bensin.
24 Volt Pada umumnya digunakan untuk kendaraan yang
menggunakan bahan bakar solar (kendaraan besar)
2. Dilihat dari kontruksinya :
a. Jenis motor stater konvensional
b. Jenis motor stater reduksi

c. Bagian-Bagian Utama Motor Stater


1. Magnetic switch
Magnetic switch berfungsi untuk mendorong pinion gear sehingga dapat
berhubungan dengan flywheel gear dan menarik kembali pinion gear setelah
flywheel gear berputar karena sudah terjadi pembakaran didalam motor., bersama
dengan itu berfungsi pula untuk menghubungkan dan memutuskan sumber arus
listrik dari baterei ke motor.

2. Motor
Motor berfungsi untuk menghasilkan putaran dengan cara energi listrik menjadi
energi mekanik. Motor stater tersusun dari bagian-bagian yang dapat menghasilkan
daya putar, mekanisme pemindah tenaga dan sakelar magnet. Bagian-bagian yang
menghasilkan daya putar terdiri dari Yoke dan Pole Core, Field Coil, Armature,
dan sikat-sikat.

3. Pinion Gear
Pinion gear berfungsi untuk meneruskan putaran yang dihasilkan oleh motor ke
flywheel.

d. Prinsip Kerja Motor DC


Garis-garis gaya medan magnet diluar batang magnet mengarah dari Kutub Utara
dan Kutub Selatan. Bila diantara dua buah kutub magnet tersebut diletakkan suatu
penghantar, kemudian pada penghantar tersebut dialirkan arus listrik, ternyata
penghantar tersebut terlempar keluar dari daerah medan magnet yang terjadi
diantara kutub utara dengan kutub selatan. Gerakan panghantar tersebut disebut
Gaya Gerak Listrik (GGL).

Untuk menentukan arah gerakan penghantar dapat menggunakan pedoman yangan


KIRI atau yang lebih dikenal denngan kaidah tangan kiri FLEMING.
Ibu jari menunjukan arah momen
Jari telunjuk menunjkan arah garis gaya magnit.
Jari tengah menunjukan arah arus listrik pada penghantar

Motor dengan menggunakan magnit permanent :


Sebuah lilitan penghantar diletakkan diantara dua kutub magnit permanent,
kemudian pada kedua ujung lilitan dihubungkan dengan sumber arus listrik melalui
brush (sikat arang), bila arus listrik pada penghantar maka lilitan yang betrada
diantara dua kutub magnit tersebut akan berputar.

Sebuah motor yang menggunakan magnit permanen bila arah arus listriknya
dinalik, maka arah putaran dari penghantar juga akan terbalik.

Motor dengan menggunakan elektromagnit.


Sebuah lilitan penghantar diletakkan diantara dua kutub medan elektromagnetik,
kemudian pada kedua ujung lilitan dihubungkan dengan sumber arus listrik melalui
brush (sikat arang), bila arus listrik mengalir pada penghantar, maka lilitan
penghantar yang berada diantara dua kutub medan elektromagnit akan berputar.

Sebuah motor yang menggunakan elektromagnit bila arah arus listrik di balik,
arah putaran dari penghantar tetap (tidak ikut terbalik).

e. Konstuksi Starter Motor Jenis Konvensional


1. Armature Assy
Armature assy terdiri dari armature shaft sebagai penahan, Helical spline pada
shaft sebagai tempat bergeraknya overruning clutch. Armature winding terdiri dari
susunan lilitan kawat yang diperkuat oleh armature core dan Commutator sebagai
tempat bertemunya ujung-ujung Armature winding dengan brush.

2. Yoke Assy
Yoke assy terdiri dari yoke core sebagai tempat melekatnya Pole core juga sebagai
rumah dari Armature assy, field winding yang kedua ujungnya terpasang brush dan
akan menjadi medan elektromagnit bila dialiri arus listrik.
3. Magnetic Switch Assy
Magnetic switch assy terdiri dari solenoid (pull-in dan hold-in coil), magnet core,
moving core (plunger), return spring, main contact plate dan terminal-terminal.

Terminal-terminal yang terdapat pada magnetic switch assy adalah :


MT Main Terminal, berhubungan dengan (+) baterei
TC Terminal C, berhubungan dengan motor
T50 Terminal 50, berhubungan dengan kunci kontak
Tlg Terminal lg, berhubungna dengan (+) Ignition Coil

4. Drive End Frame


Tempat melekatnya starter motor assy ke cylinder block motor serta menutupi
overrunning clutch, drive serta terdapat bushing yang menumpu Armature Shaft.

5. Rear end Frame


Rear end frame menutupi brush dan brush holder assy dan commutator, terdapat
bushing yang menumpu armature shaft assy serta tempat terpasangnya brake
spring.

6. Overrunning Cluctch Assy


Overrunning clutch assy terdiri dari driving member yang berhubungan dengan
pliner tube dan drive member yang berhubungna dengan pinion gear.

Bekerjanya Overrunning Clucth


Bila driving member berputar searah putaran jarum jam (driven member
memutar flywheel), roller menghubungkan antara driven member dengan driven
member
Bila motor sudah berputar, pinion gear beberapa saat masih berhubungan dengan
flywheel gear dan cenderung ikut berputar, akibatnya timbul gaya sentrifugal
yang besar terhadap roller, roller mampu menekan spring, akibatnya driven
member dengan driven member tidak berhubungan. Jadi walaupun driven
member berputar cepat, drivin member tidak ikut berputar.

Disamping rem anker model pegas, ada juga rem anker model listrik dimana
bekerjanya dengan sistem kerja listrik. Konstruksi motor starter model ini berbeda
denagn model yang biasa, pada model pengereman anker model listrik, gulungan
Kumparan medan ditambah lagi dengan 2 gulungan lagi yaitu shunt Kumparan
medan lihat gambar, satu gulungan dihubungkan seri dengan sikat + dan yang satu
lagi dihubungkan dengan massa body.
Gambar 5 – 9a memperlihatkan jaringan kelistrikan shunt Kumparan medan
dengan cara kerjanya sebagai berikut. Saat kunci kontak ON arus yang masuk ke
dalam kumparan shunt Kumparan medan akan memperkuat kemagnetan
Kumparan medan karena arah arus masuk ke dalam shunt Kumparan medan sama
maka kemagnetan juga sama, akan tetapi pada saat kontak starter OFF, terjadi hal
sebagai berikut. Proses pelepasan contact plate sama seperti yang model biasa dan
anker masih berputar oleh putaran enersia, pada saat ini brake surface dan pegas
pengereman tidak dapat langsung mengerem anker. Sedangkan anker masih
terdapat sisa-sisa kemagnetan listrik pada inti besinya dan ini mengakibatkan
timbulnya arus listrik pada shunt Kumparan medan yang menyerupai sebuah
generator penghasil arus listrik.

Saklar magnet

Fungsi utama sakelar magnet (magnetic switch) seperti telah diketahui, adalah
untuk menghubungkan dan melepaskan starter clutch dengan roda penerus, dan
sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar ke motor starter melalui terminal
utama.
Gambar 5 – 20 Kontruksi saklar magnet.

Saklar magnet terdiri dari kontak plate yang dihubungkan dengan plunger dan
bekerja bersamaan. Seperti pada gambar plunger digulung oleh dua buah
golongan, gulungan bagian dalam dibuat lebih tipis dan disebut pull-in-coil.
Sedangkan gulungan bagian luar lebih tebal dan disebut dengan hold-in coil.
Bila kekuatan magnet dari kedua kumparan ini beraksi dalam arah yang sama,
plunger akan tertarik dan sebaliknya pada saat gaya magnet yang dihasilkan
berlawanan arah dan masing-masing saling menghapuskan maka plunger akan
kembali ke posisi semula dengan bantuan pegas pembalik (return spring).
Pull in coil dihubungkan ke massa melalui Kumparan medan anker, sedangkan
hold in coil, dihubungkan langsung dengan massa. Adapun cara kerja saklar
magnetnya adalah sebagai berikut :

a. Pada saat starter switch on

Bila starter switch diputar ke posisi ON, arus


akan mengalir melalui pull in coil dan hold in
coil. Akibatnya, akan terjadi gaya magnet
pada pull in coil dan hold in coil dengan arah
yang sama, seperti tanda panah pada gambar
5 – 21. Gaya-gaya tersebut akan menarik
plunger / kontak plate dengan kuat. Akan
tetapi, arus yang dari pull in coil ke
Kumparan medan dan anker belum mampu
untuk memutar motor.

b. Pada saat Holding

Setelah kontak plate menutup, terminal utama


(MT) berhubungan dengan terminal C
sehingga arus besar baterai akan mengalir ke
Kumparan medan – anker – massa. Akibatnya
anker berputar, sendangkan pada saat ini
melalui pull in coil tidak ada arus yang yang
mengalir, sehingga kemagnetannya hilang dan
plunger hanya ditahan oleh kemagnetan yang
terjadi pada terjadi pada hold in coil saja.

c. Pada saat starter Switch OFF Apabila starter switch di OFF kan, arus yang
mengalir ke terminal 50 tidak ada. Pada saat
ini kontak plate masih menutup, sehingga arus
diterminal C selain mengalir ke motor, juga
mengalir ke pull in coil, hold in coil 
langsung ke massa. Karena arus yang
mengalir berlawanan, maka gaya magnet yang
dihasilkan oleh pull in coil dan hold in coil
akan saling menghapuskan satu sam lainnya,
sehingga kemagnetan tersebut tidak mampu
lagi menahan plunger. Dengan demikan
plunger akan kembali ke posisi semula
dengan bantuan pegas pembalik (return
spring)

CARA KERJA MOTOR STARTER

1. Pada saat Starter Switch ON

Gambar 5 – 24

Apabila starter switch diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui
hold in coil ke massa dan dilain pihak pull in coil, Kumparan medan dan ke massa
melalui anker. Pada saat ini hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan
arah yang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan
tersebut sama, seperti pada gambar 5 – 24.
Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak ke arah menutup main
switch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch ke arah posisi
berkaitan dengan ring gear. Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai
berikut:
Baterai  terminal 50  hold in coil  massa
Baterai  terminal 50  pull in coil  Kumparan medan  anker  massa
Oleh karena arus yang mengalir ke Kumparan medan pada saat itu, relatif kecil
maka anker berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring
gear menjadi lembut. Pada keadaan ini kontak plate belum menutup main switch.

2. Pada saat pinion berkaitan penuh

Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear, kontak plate akan mulai
menutup main switch, lihat gambar 5 – 25. Pada saat ini arus akan mengalir
sebagai berikut:
Baterai  terminal 50  hold in coil  massa
Baterai  main switch  terminal C  Kumparan medan  anker 
massa
Seperti pada gambar 5 – 25 di terminal C ada arus, maka arus dari pull in coil
tidak dapat mengalir, akibatnya kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold in coil
saja. Bersamaan dengan itu arus yang besar akan mengalir dari baterai ke
Kumparan medan anker massa melalui main switch. Akibatnya starter dapat
menghasilkan momen puntir yang besar yang digunakan memutar ring gear.
Bilamana motor sudah mulai hidup, ring gear akan memutarkan anker melalui
pinion. Untuk menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka
kopling starter akan membebaskan dan melindungi anker dari putaran yang
berlebihan.
3. Pada saat starter switch off

Gambar 5 - 26

Sesudah starter switch diputar ke off, dan main switch dalam keadaan belum
membuka (belum bebas dari kontak plate). Maka aliran arusnya sebagai berikut:
Baterai terminal 30 main switch terminal C
Kumparan medan anker massa
Oleh karena starter switch diputar ke posisi off maka pull in coil dan hold in coil
tidak mendapat arus dari terminal 50 melainkan dari terminal C sehingga aliran
arusnya akan menjadi:
Baterai terminal 30 main switch terminal C
Pull in coil hold in coil massa
Karena arus pull in coil dan hold in coil berlawanan maka arah gaya magnet yang
dihasilkan juga berlawanan sehingga kedua-duanya saling menghapuskan, hal ini
mengakibatkan kekuatan return spring dapat mnegembalikan kontak plate ke
posisi semula. Dengan demikian drive lever menarik starter clutch dan pinion gear
terlepas dari perkaitan.
MOTOR STARTER REDUKSI

Motor starter reduksi adalah motor starter yang disempurnakan dalam bentuk
yang lebih kecil dan leibh cepat putarannya. Selain itu juga model ini dapat
menghasilkan gaya putar yang lebih kuat, karena memakai idle gear. Dengan idle
gear tersebut, gaya rotasi dari anker diperlambat sampai sepertiga agar dapat
menghasilkan momen puntir yang lebih kuat pada pinion gear, walaupun bentuk
motor starternya lebih kecil. Gambar 5 – 27 menunjukkan bentuk motor starter
reduksi secara keseluruhan.

Konstruksi dan cara kerja


1. Motor reduction gear
Motor starter terdiri dari anker, starter dan brush (sikat sikat). Seperti ditunjukkan
pada gambar 5 – 28 drive pinion, idle gear dan clutch gear berkaitan tetap. Putaran
anker dipindahkan ke drive pinion, melalui idle gear dan clutch gear sehingga
putarannya berkurang sampai seperempat setelah melalui mekanisme clutch.
Gambar 5 - 28

2. Kopling starter (starter clutch)


Seperti halnya pada starter konvensional, pada starter reduksipun dilengkapi
dengan starter clutch. Untuk motor starter model reduksi ini, dipergunakan starter
clutch seperti berikut:

Gambar 5 – 29. Starter clutch reduksi


Starter clutch terdiri dari pinion shaft yang perpindahannya jadi satu dengan
pinion, spline tube yang disesuaikan terhadap clutch bagian dalam, clutch outer,
clutch roller dan clutch gear.

Clutch roller adalah jenis outer roller, dan cara kerja pergerakan dari magnetic
switch menyebabkan plunger magnetic switch menekan clutch pinion shaft, yang
mana putarannya menekan return spring dan bergerak ke arah kiri (searah tanda
panah).
Oleh karena screw spline memotong terhadap pinion shaft, pinion akan maju,
sambil berputar dan berkaitan dengan ring gear. Untuk mencegah gigi-gigi dari
roda gigi rusak (chippling) pada peristiwa persentuhan antara gigi ke gigi karena
kegagalan dalam perkaitannya dan untuk menjamin perkaitan yang wajar antara
pinion dan ring gear. Drive spring diperlengkapi dengan pinion. Fungsi drive
spring adalah sebagai berikut:
Apabila pinion meluncur ke ring gear, drive spring ditekan oleh pinion shaft
supaya hanya shaft saja yang maju, menyerap gaya plunger dan mencegah gigi-
gigi dari kerusakan.
Dengan pengajuan dari pinion shaft , pinion berputar torsi dari screw spline dan
menjamin perkaitan dengan ring gear. Peristiwa bila pinion seharusnya tidak
berkaitan dengan ring gear, shaft sendiri yang akan maju menutup titik kontak
utama magnetic switch. Anker akan berputar, menyebabkan pinion berputar dan
berkaitan dengan ring gear. Untuk jelasnya dapat dilihat cara kerjanya starter
gambar 5 – 31 clutch.
Cara kerja starter clutch
Seperti ditunjukkan pada gambar bahwa
mekanisme clutch roller adalah jenis outer roller.
Bila starter bekerja, roller-roller akan meluncur
ke dalam outer alat mengunci bagian outer dan
inner bersama-sama dan memindahkan momen
puntir (torsi) dari outer (clutch gear) ke inner
(spline tube).
Sebaliknya, apabila motor mulai hidup dan ring
gear mulai memutar pinion, bagian inner yang
berhubungan dengan pinion shaft dan screw
spline akan berputar lebih cepat dibanding
bagian luar (outer). Kemudian seperti pada
gambar 5 – 33, roller-roller akan menekan pegas
– pegas (springs) dan kembali ke posisi semula.

Akibatnya inner akan bebas dari outer sehingga


dapat mencegah anker berputar berlebihan (over
running).

3. Saklar magnet

Gambar 5 - 34
Saklar magnet terdiri dari rumah, tutup selenoid, pull in coil untuk menarik
plunger dan hold in coil untuk menahan plunger. Plunger dipakai untuk
mendorong pinion keluar dari main kontak untuk mensuplai daya dari baterai ke
motor.

Selanjutnya terminal utama akan tertutup oleh gerakan plunger seperti terlihat
pada gambar 5 – 34, tapi pada waktu yang bersamaan plunger menekan pegas
(spring 1). Kontak plate dan plunger merupakan satu kesatuan. Jadi apabila starter
switch pada posisi ON, plunger tertarik ke dalam dan plunger shaft mendorong
clutch pinion shaft keluar.

Gambar 5 - 35

Gambar 5 – 35 menunjukkan bahwa pegas (spring 2) dipasang di dalam plunger.


Fungsinya sama seperti drive spring yang sudah diuraikan pada bagian yang
menguraikan clutch. Apabila pinion melanggar ring gear, plunger akan menekan
spring 2, menutup terminal utama. Dengan tertutup terminal utama, akibatnya
anker berputar dan selanjutnya pinion akan berkaitan dengan ring gear secara
sempurna.

Cara kerja starter reduksi

1. Pada saat starter switch ON

Dengan memutar starter/switch ke posisi ON, arus akan mengalir melalui hold in
cold dan bersamaan dengan ini juga mengalir ke pull in coil dan Kumparan
medan. Pada saat ini, pull in coil dan Kumparan medan menghasilkan gaya
magnet dengan arah yang sama.

2. Pinion gear berkaitan penuh


Dengan terbentuknya gaya magnet ini plunger magnet switch (saklar magnet)
tertarik ke dalam, menyebabkan plunger tertarik ke arah kiri sehingga pinion
berkaitan dengan ring gear. Dengan perkaitan ini, plunger kontak plate menutup
main kontak (terminal utama) sehingga Kumparan medan dan anker menerima
arus listrik yang besar langsung dari baterai. Akibatnya anker berputar pada
kecepatan tinggi dan drive pinion, idle gear kecepatannya turun sepertiga sampai
seperempat. Sewaktu pull in coil terputus (shorted out), plunger dipertahankan
hanya oleh hold in coil.

3. Selama motor mulai hidup

Apabila motor sudah hidup, anker akan diputarkan oleh ring gear, sehingga clutch
berputar bebas dan mencegah anker berputar pada kecepatan tinggi yang
berlebihan (diluar batas).
4. Pada saat starter switch OFF

Dengan memutar starter switch ke posisi OFF, arus yang mengalir ke hold in coil
akan terputus sehingga plunger akan kembali ke posisi semula, akibat dari
dorongan pegas 2 (plunger spring). Dengan demikian kontak utama (main
contact) akan terbuka dari arus yang mengalir ke Kumparan medan akn terputus,
dan anker akan berhenti berputar. Berhentinya anker ini dibantu dengan pengaruh
pengereman dari gesekan antara brush (sikat) dan commutator.

SUB STARTER
1. Penjelasan
Untuk mempermudah pemeliharaan mobil yang dilengkapi dengan tilt
cabin, switch sub starter ditempatkan di ruang motor yang berfungsi untuk
memperkerjakan sirkuit starter dan mempermudah menghidupkan motor
bila cabin sedang diangkat.
2. Cara menggunakan sub starter
a Putar kunci kontak pada posisi “ON”
b Transmisi pada posisi netral
c Bukalah cabin
d Kerjakan sub starter dan start motor
3. Cara kerja starter
1. Persiapan untuk menghidupkan motor.
Kunci kontak “ON”
Neutral safety switch “ON”
Sub starter switch “OFF”
Dengan kunci kontak di set di “ON”, pindahkan transmisi pada posisi
netral menyebabkan arus mengalir dari terminal B ke terminal starter,
kunci kontak melalui neutral relay switch dan terminal sub starter.

2. Menghidupkan motor
Neutral safety “ON”
Sub starter posisi “ON”
Dengan menekan sub starter switch saat kunci kontak pada “ON” dan
transmisi pada posisi netral menyebabkan arus mengalir dari baterai 
kunci kontak  switch neutral safety  Switch sub starter  relay
starter  massa. Relay akan bekerja dan memungkinkan arus dari
baterai secara langsung mengalir ke terminal S switch dan starter
memutarkan motor. Bila motor tetap hidup, dan switch starter
dibebaskan atau berada pada posisi “OFF” tetapi motor tetap hidup
karena kunci kontak berada di “ON”.

3. Mematikan motor
Sirkuit untuk mematikan motor tidak dilengkapi lagi, jadi motor akan
mati bila kunci kontak diputar ke posisi “OFF”.

Anda mungkin juga menyukai