Sebuah motor bakar tidak dapat hidup dengan sendirinya, maka motor tersebut
memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol pertama kali (start) untuk
membantu menghidupkannya. Sistem starter sebagai penggerak mula dapat digolongkan
antara lain :
Starter tangan, digunakan pada motor-motor kecil atau genset kecil.
Starter kaki, digunakan pada sepeda motor.
Starter listrik, digunakan pada sepeda motor, mobil.
Starter udara tekan, digunakan pada motor-motor diesel berukuran besar.
Dari beberapa cara Start yang ada, umumnya dipergunakan stater listrik sebagai
penggerak mula pada motor mobil. Motor starter harus dapat menghasilkan momen yang
besar dari tenaga baterai.yang kecil,
Hal lain yang harus diperhatikan ialah bahwa Motor starter harus kecil, ringkas
,maka digunakan motor seri DC (arus searah). Penggunaan motor seri ini terutama karena
motor tersebut dapat membangkitkan torsi awal yang besar sehingga dengan mudah
mampu mengatasi hambatan yang timbul akibat gesekan bagian-bagian mekanisme
motor, hambatan akibat tekanan kompresi dan hambatan karena belum berfungsinya
sistem pelumasan pada saat start dingin.
Untuk dapat menghidupkan motor diperlukan putaran minimum yang cukup jika
kebutuhan putaran minimum tidak tercapai maka motor akan gagal start (tidak dapat
dihidupkan).
Secara umum putaran minimum yang diperlukan agar proses pembakaran dalam
motor mobil dapat berlangsung adalah :
Motor bensin Motor diesel injeksi Motor diesel injeksi tidak
langsung langsung
Jika sebuah penghantar atau konduktor dialiri arus listrik, maka disekitar penghantar akan
timbul medan magnet. Arah medan magnet yang dihasilkan tergantung dari arah arus
listrik yang mengalir pada penghantar.
Kaidah sekrup ulir kanan Kaidah ibu jari kanan
Gambar 1.2
Gambar 1.1
Arus listrik mengalir sesuai arah Ibu jari menunjukkan arah arus listrik.
panah. Keempat jari lainnya menunjukkan
Medan magnet searah dengan putaran arah medan magnet.
jarum jam.
Arah garis gaya magnet searah putaran Arah garis gaya magnet berlawanan
jarum jam putaran jarum jam.
Bila penghantar yang dialiri arus listrik ditempatkan diantara dua kutup magnet permanen
maka medan magnet pada magnet permanen dan medan magnet pada kumpoaran akan
saling berinteraksi sebagi berikut:
N S
N S N S
Gambar 1.14
Tenaga putar (torsi) yang dihasilkan oleh motor starter akan semakin besar berbanding
proporsional dengan arus yang mengalir dari baterai. Makin rendah putaran makin besar
arus yang mengalir sehingga menghasilkan tenaga putar yang besar. Semakin tinggi
putaran motor maka timbul arus lawan (induksi diri) pada kumparan anker, sehingga arus
yang mengalir pada motor starter menjadi kecil dan mengakibatkan tenaga putar yang
dihasilkan rendah.
Putaran motor dapat menjadi lebih tinggi, tergantung pada perbandingan tegangan yang
diberikan pada motor starter. Hal ini terutama diperlukan pada waktu menstart motor,
dimana diperlukan tenaga yang besar sekali.
Gambar 1.15, menunjukkan tegangan yang diberikan pada starter ketika dilakukan
pengujian kapasitas. Dari hasil tes tersebut menunjukkan apabila tegangan pada motor
starter bertambah besar, maka kapasitasnya akan menurun. Dengan demikian kapasitas
motor starter sangat erat hubungannya dengan tegangan baterai.
Hubungan antara kecepatan putar motor starter dan arus.
Hubungan antara kecepatan putar dan arus dapat dilihat pada Gambar 1.15.. Pada saat
distart, arus yang mengalir menurut grafik pada putaran nol, adalah 330 A (lihat titik
perpotongan antara putaran / rpm, arus dan tegangan).
Pada waktu itu tegangan terbaca 5,5 V (tarik garis vertikal memotong garis tegangan dan
dari titik tersebut tarik garis horizontal memotong V). Atas dasar ini dihitung jumlah
tahanan (R) dari Kumparan medan dan Kumparan angker menjadi:
V 5,5
R= 0,016
I 330
Pada waktu motor stater berputar mencapai putaran 5000 rpm, arus pada starter pada
tegangan 11 V akan menjadi:
V 11
I= 687,5 A
R 0,016
Tetapi keadaan i sebenarnya seperti dilihat pada grafik 1.15 arus yang mengalir hanya 70
A. Hal tersebut disebabkan karena adanya arus lawan (Induksi diri) pada kumparan
anker, maka arus balik ini menjadi penghambat mengalirnya arus dari baterai. Besarnya
arus dihitung sebagai berikut :
V e
I=
R
Menjadi: e = V – IR
e = 11 – 70 x 0,016 = 9,88V
Jadi arus 11 Volt yang dialirkan oleh 330 A dengan 5,5 Volt akan menjadi 70 Ampere,
hal ini disebabkan karna adanya tegangan balik dari Kumparan angker kira-kira sebesar
9,88 Volt.
V e 11 9,88
I= 70 A
R 0,016
Apabila motor mulai berputar dan bila hambatan putaran berkurang, maka torsi dari
starter menjadi kecil, kecepatannya akan naik, tetapi karena bertambahnya arus lawan,
maka arus yang mengalir pada anker menjadi berkurang. Akibatnya arus ke kumparan
medan, kumparan angker akan berkurang sehingga motor starter akan menstabilkan
putarannya. Pada saat hambatan putaran membesar putaran motor starter lambat, arus
lawan pada kumparan angker dan kumparan medan kecil, torsi yang dihasilkan akan
menjadi besar
Kecepatan putar poros engkol (Cranking speed) pada motor yang normal, tekanan
kompresi baik, dan campuran udara serta saat pembakaran yang baik untuk motor bensin
yang mempunyai 4 ~ 6 silinder dengan besar cc-nya 100 s/d 2000 adalah 60~ 90 rpm.
Untuk jelasnya berikut ini contoh kecepatan putar engkol adalah sebagai berikut :
Motor bensin 1 ~ 2 silinder (500 cc) 120 rpm
4 silinder 90 rpm
Motor diesel
6 silinder 100 rpm
Apabila putaran start dengan kecepatan putar melebihi ketentuan diatas, namun motor
masih belum hidup, maka dapat dipastikan adanya kerusakan pada sistem yang lain.
Sedangkan pada waktu motor distart, tegangan pada baterai tidak menurun, maka poros
engkol dapat distart kembali dengan putaran poros engkol (40 ~ 60 rpm). Tapi jika pada
saat distart, putaran yang lebih rendah dari ketentuan diatas maka arus besar mengalir
pada motor starter dan mengakibatkan tegangan baterai turun, dan bila saat ini tegangan
coil pengapian berada dibawah normal ( 8 Volt) maka ignition (penyalaan) tidak
berfungsi. Kecepatan putar poros engkol minimum yang dibutuhkan apabila tegangan
baterai menurun, sekurang-kurangnya sebesar 60 rpm.
Torsi yang dihasilkan oleh motor starter merupakan faktor penting dalam menentukan
apakah sistem starter dapat berfungsi dengan baik atau tidak. Setiap motor mempunyai
maksimum torsi yang dihasilkan, misal untuk motor 4 silinder dengan 1.500 ~ 2.000 cc
maksimum torsinya adalah 0,8 ~ 1,0 kg-m.
Untuk dapat menggerakkan motor dengan kapasitas tersebut, diperlukan torsi yang
melebihi (sampai 6 kg m) tetapi dalam hal ini starter hanya mempunyai torsi 0,8 ~ 1,0
kg-m, tentu kemampuan tersebut tidak dapat memutar poros engkol. Untuk memperbesar
torsi yang dihasilkan, maka dilakukan dengan bantuan roda gigi (gear).
Jumlah gigi pinion dan ring gear biasanya berbanding 10 – 13, maka torsi akan menjadi
10 ~ 13 kali lebih besar. Sebagai contoh digunakan motor 12R dengan perbandingannya
adalah sebagai berikut :
Jumlah gigi starter pinion 9
Jumlah gigi ring gear 115
115
Jumlah perbandingan gigi 12,78
9
Pada saat torsi yang diperlukan poros engkol sebesar 6 kgm, maka torsi yang diperlukan
untuk starter adalah:
6
0,47rpm
12,78
Dengan demikian dapat diketahui bahwa torsi yang diperlukan untuk starter adalah 0,47
kg-m.gambar 1.12 dibawah menunjukkan data output starter yang diperlukan oleh motor
12R.
Pada gambar 1.11 sebelumnya terlihat ketika torsi starter 0,47 kg-m, putaran adalah
1.700 rpm. Dari sini dihasilkan putaran motor (NE) adalah:
1.700
133rpm .
12,78
Pada saat motor mulai berputar, tahanan putarannya kecil yang mestinya lebih besar dari
itu. Karena tegangan pada starter dapat dihasilkan putaran yang cukup pada permulaan
starter.
3. Pengaruh Temperatur Rendah Terhadap Penentuan Jenis Starter.
Tinggi rendahnya temperatur juga ikut menentukan jenis starter yang bagaimana cocok
dipergunakan untuk suatu motor. Makin rendah temperatur berarti tahanan putaran motor
makin bertambah, sehingga membutuhkan torsi yang lebih besar pula untuk dapat
memutarkan engkol. Untuk memenuhi kebutuhan ini, diperlukan suatu starter yang
mempunyai daya tahan panas yang tinggi, ukurannya kecil dan ringan, dengan kecepatan
fall gear dapat membangkitkan torsi yang lebih besar lagi. Jenis starter yang dapat
memenuhi kondisi seperti diatas, dikenal dengan starter reduksi. Penggunaan sifat starter
reduksi yang dapat menimbulkan torsi yang besar pada waktu start, dan dengan
menyesuaikan tenaga baterai, maka mampu distart pada waktu temperatur rendah.
Mengenai sifat-sifat start pada temperatur rendah dapat dijelaskan dengan bantuan
gambar output starter reduksi (1,0 kw) yang digunakan pada motor 12R.
Motor 12 R yang menggunakan baterai 50 AH dan distart pada waktu temperatur rendah
adalah seperti berikut ini. Pada temperatur rendah
(-250C) tahanan putaran motor bertambah, diperlukan torsi yang berkekuatan 11,5 kg-
m dengan putaran poros engkol 80 rpm.
115
Jadi perbandingan 12,78
9
Untuk menggerakkan poros engkol diperlukan torsi pada starter sebagai berikut :
11,5
0,9 Kgm
12,78
Dalam gambar, starter out put (gambar 1.17) pada saat torsi 0,90 kg-m, putaran starternya
adalah 1.100 rpm. Dari data ini diperoleh data putaran (NE) sebagai berikut :
1.000
NE = 86 rpm
12,78
Yang dianggap cukup baik untuk putaran pada start pertama. Pada waktu ini arus yang
mengalir ke starter adalah 250 A. Tetapi, jika kapasitas baterai besar dan mencukupi,
tegangan tidak akan berkurang, dengan catatan tegangan pada starter dapat dijaga lebih
dari 8,0 V, ,maka yang diperlukan untuk start pertama sudah terpenuhi.
Tetapi hal yang perlu diperhatikan di sini adalah, bahwa pada waktu temperatur rendah
maka tegangan terminal baterai akan rendah pula. Jadi pada waktu temperatur rendah,
untuk membangkitkan kapasitas starter reduksi yang cukup maka kapasitas baterai harus
lebih besar pula. Jelaslah bahwa kapasitas baterai merupakan faktor yang terpenting.
KONTRUKSI
a. Fungsi
Starting sistem yang dilengkapkan pada kendaraan bermotor berfungsi untuk
memutarkan motor sebelum terjadi proses pembakaran gas campuran udara
bahan bakar oleh percikan api busi pada ruang bakar motor tersebut. Prinsip kerja
starting sistem adalah mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Pada
gambar diatas diperlihatkan kontruksi sistem penghidup mula.
2. Motor
Motor berfungsi untuk menghasilkan putaran dengan cara energi listrik menjadi
energi mekanik. Motor stater tersusun dari bagian-bagian yang dapat menghasilkan
daya putar, mekanisme pemindah tenaga dan sakelar magnet. Bagian-bagian yang
menghasilkan daya putar terdiri dari Yoke dan Pole Core, Field Coil, Armature,
dan sikat-sikat.
3. Pinion Gear
Pinion gear berfungsi untuk meneruskan putaran yang dihasilkan oleh motor ke
flywheel.
Sebuah motor yang menggunakan magnit permanen bila arah arus listriknya
dinalik, maka arah putaran dari penghantar juga akan terbalik.
Sebuah motor yang menggunakan elektromagnit bila arah arus listrik di balik,
arah putaran dari penghantar tetap (tidak ikut terbalik).
2. Yoke Assy
Yoke assy terdiri dari yoke core sebagai tempat melekatnya Pole core juga sebagai
rumah dari Armature assy, field winding yang kedua ujungnya terpasang brush dan
akan menjadi medan elektromagnit bila dialiri arus listrik.
3. Magnetic Switch Assy
Magnetic switch assy terdiri dari solenoid (pull-in dan hold-in coil), magnet core,
moving core (plunger), return spring, main contact plate dan terminal-terminal.
Disamping rem anker model pegas, ada juga rem anker model listrik dimana
bekerjanya dengan sistem kerja listrik. Konstruksi motor starter model ini berbeda
denagn model yang biasa, pada model pengereman anker model listrik, gulungan
Kumparan medan ditambah lagi dengan 2 gulungan lagi yaitu shunt Kumparan
medan lihat gambar, satu gulungan dihubungkan seri dengan sikat + dan yang satu
lagi dihubungkan dengan massa body.
Gambar 5 – 9a memperlihatkan jaringan kelistrikan shunt Kumparan medan
dengan cara kerjanya sebagai berikut. Saat kunci kontak ON arus yang masuk ke
dalam kumparan shunt Kumparan medan akan memperkuat kemagnetan
Kumparan medan karena arah arus masuk ke dalam shunt Kumparan medan sama
maka kemagnetan juga sama, akan tetapi pada saat kontak starter OFF, terjadi hal
sebagai berikut. Proses pelepasan contact plate sama seperti yang model biasa dan
anker masih berputar oleh putaran enersia, pada saat ini brake surface dan pegas
pengereman tidak dapat langsung mengerem anker. Sedangkan anker masih
terdapat sisa-sisa kemagnetan listrik pada inti besinya dan ini mengakibatkan
timbulnya arus listrik pada shunt Kumparan medan yang menyerupai sebuah
generator penghasil arus listrik.
Saklar magnet
Fungsi utama sakelar magnet (magnetic switch) seperti telah diketahui, adalah
untuk menghubungkan dan melepaskan starter clutch dengan roda penerus, dan
sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar ke motor starter melalui terminal
utama.
Gambar 5 – 20 Kontruksi saklar magnet.
Saklar magnet terdiri dari kontak plate yang dihubungkan dengan plunger dan
bekerja bersamaan. Seperti pada gambar plunger digulung oleh dua buah
golongan, gulungan bagian dalam dibuat lebih tipis dan disebut pull-in-coil.
Sedangkan gulungan bagian luar lebih tebal dan disebut dengan hold-in coil.
Bila kekuatan magnet dari kedua kumparan ini beraksi dalam arah yang sama,
plunger akan tertarik dan sebaliknya pada saat gaya magnet yang dihasilkan
berlawanan arah dan masing-masing saling menghapuskan maka plunger akan
kembali ke posisi semula dengan bantuan pegas pembalik (return spring).
Pull in coil dihubungkan ke massa melalui Kumparan medan anker, sedangkan
hold in coil, dihubungkan langsung dengan massa. Adapun cara kerja saklar
magnetnya adalah sebagai berikut :
c. Pada saat starter Switch OFF Apabila starter switch di OFF kan, arus yang
mengalir ke terminal 50 tidak ada. Pada saat
ini kontak plate masih menutup, sehingga arus
diterminal C selain mengalir ke motor, juga
mengalir ke pull in coil, hold in coil
langsung ke massa. Karena arus yang
mengalir berlawanan, maka gaya magnet yang
dihasilkan oleh pull in coil dan hold in coil
akan saling menghapuskan satu sam lainnya,
sehingga kemagnetan tersebut tidak mampu
lagi menahan plunger. Dengan demikan
plunger akan kembali ke posisi semula
dengan bantuan pegas pembalik (return
spring)
Gambar 5 – 24
Apabila starter switch diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui
hold in coil ke massa dan dilain pihak pull in coil, Kumparan medan dan ke massa
melalui anker. Pada saat ini hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan
arah yang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan
tersebut sama, seperti pada gambar 5 – 24.
Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak ke arah menutup main
switch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch ke arah posisi
berkaitan dengan ring gear. Untuk lebih jelas lagi aliran arusnya adalah sebagai
berikut:
Baterai terminal 50 hold in coil massa
Baterai terminal 50 pull in coil Kumparan medan anker massa
Oleh karena arus yang mengalir ke Kumparan medan pada saat itu, relatif kecil
maka anker berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dengan ring
gear menjadi lembut. Pada keadaan ini kontak plate belum menutup main switch.
Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear, kontak plate akan mulai
menutup main switch, lihat gambar 5 – 25. Pada saat ini arus akan mengalir
sebagai berikut:
Baterai terminal 50 hold in coil massa
Baterai main switch terminal C Kumparan medan anker
massa
Seperti pada gambar 5 – 25 di terminal C ada arus, maka arus dari pull in coil
tidak dapat mengalir, akibatnya kontak plate ditahan oleh kemagnetan hold in coil
saja. Bersamaan dengan itu arus yang besar akan mengalir dari baterai ke
Kumparan medan anker massa melalui main switch. Akibatnya starter dapat
menghasilkan momen puntir yang besar yang digunakan memutar ring gear.
Bilamana motor sudah mulai hidup, ring gear akan memutarkan anker melalui
pinion. Untuk menghindari kerusakan pada starter akibat hal tersebut maka
kopling starter akan membebaskan dan melindungi anker dari putaran yang
berlebihan.
3. Pada saat starter switch off
Gambar 5 - 26
Sesudah starter switch diputar ke off, dan main switch dalam keadaan belum
membuka (belum bebas dari kontak plate). Maka aliran arusnya sebagai berikut:
Baterai terminal 30 main switch terminal C
Kumparan medan anker massa
Oleh karena starter switch diputar ke posisi off maka pull in coil dan hold in coil
tidak mendapat arus dari terminal 50 melainkan dari terminal C sehingga aliran
arusnya akan menjadi:
Baterai terminal 30 main switch terminal C
Pull in coil hold in coil massa
Karena arus pull in coil dan hold in coil berlawanan maka arah gaya magnet yang
dihasilkan juga berlawanan sehingga kedua-duanya saling menghapuskan, hal ini
mengakibatkan kekuatan return spring dapat mnegembalikan kontak plate ke
posisi semula. Dengan demikian drive lever menarik starter clutch dan pinion gear
terlepas dari perkaitan.
MOTOR STARTER REDUKSI
Motor starter reduksi adalah motor starter yang disempurnakan dalam bentuk
yang lebih kecil dan leibh cepat putarannya. Selain itu juga model ini dapat
menghasilkan gaya putar yang lebih kuat, karena memakai idle gear. Dengan idle
gear tersebut, gaya rotasi dari anker diperlambat sampai sepertiga agar dapat
menghasilkan momen puntir yang lebih kuat pada pinion gear, walaupun bentuk
motor starternya lebih kecil. Gambar 5 – 27 menunjukkan bentuk motor starter
reduksi secara keseluruhan.
Clutch roller adalah jenis outer roller, dan cara kerja pergerakan dari magnetic
switch menyebabkan plunger magnetic switch menekan clutch pinion shaft, yang
mana putarannya menekan return spring dan bergerak ke arah kiri (searah tanda
panah).
Oleh karena screw spline memotong terhadap pinion shaft, pinion akan maju,
sambil berputar dan berkaitan dengan ring gear. Untuk mencegah gigi-gigi dari
roda gigi rusak (chippling) pada peristiwa persentuhan antara gigi ke gigi karena
kegagalan dalam perkaitannya dan untuk menjamin perkaitan yang wajar antara
pinion dan ring gear. Drive spring diperlengkapi dengan pinion. Fungsi drive
spring adalah sebagai berikut:
Apabila pinion meluncur ke ring gear, drive spring ditekan oleh pinion shaft
supaya hanya shaft saja yang maju, menyerap gaya plunger dan mencegah gigi-
gigi dari kerusakan.
Dengan pengajuan dari pinion shaft , pinion berputar torsi dari screw spline dan
menjamin perkaitan dengan ring gear. Peristiwa bila pinion seharusnya tidak
berkaitan dengan ring gear, shaft sendiri yang akan maju menutup titik kontak
utama magnetic switch. Anker akan berputar, menyebabkan pinion berputar dan
berkaitan dengan ring gear. Untuk jelasnya dapat dilihat cara kerjanya starter
gambar 5 – 31 clutch.
Cara kerja starter clutch
Seperti ditunjukkan pada gambar bahwa
mekanisme clutch roller adalah jenis outer roller.
Bila starter bekerja, roller-roller akan meluncur
ke dalam outer alat mengunci bagian outer dan
inner bersama-sama dan memindahkan momen
puntir (torsi) dari outer (clutch gear) ke inner
(spline tube).
Sebaliknya, apabila motor mulai hidup dan ring
gear mulai memutar pinion, bagian inner yang
berhubungan dengan pinion shaft dan screw
spline akan berputar lebih cepat dibanding
bagian luar (outer). Kemudian seperti pada
gambar 5 – 33, roller-roller akan menekan pegas
– pegas (springs) dan kembali ke posisi semula.
3. Saklar magnet
Gambar 5 - 34
Saklar magnet terdiri dari rumah, tutup selenoid, pull in coil untuk menarik
plunger dan hold in coil untuk menahan plunger. Plunger dipakai untuk
mendorong pinion keluar dari main kontak untuk mensuplai daya dari baterai ke
motor.
Selanjutnya terminal utama akan tertutup oleh gerakan plunger seperti terlihat
pada gambar 5 – 34, tapi pada waktu yang bersamaan plunger menekan pegas
(spring 1). Kontak plate dan plunger merupakan satu kesatuan. Jadi apabila starter
switch pada posisi ON, plunger tertarik ke dalam dan plunger shaft mendorong
clutch pinion shaft keluar.
Gambar 5 - 35
Dengan memutar starter/switch ke posisi ON, arus akan mengalir melalui hold in
cold dan bersamaan dengan ini juga mengalir ke pull in coil dan Kumparan
medan. Pada saat ini, pull in coil dan Kumparan medan menghasilkan gaya
magnet dengan arah yang sama.
Apabila motor sudah hidup, anker akan diputarkan oleh ring gear, sehingga clutch
berputar bebas dan mencegah anker berputar pada kecepatan tinggi yang
berlebihan (diluar batas).
4. Pada saat starter switch OFF
Dengan memutar starter switch ke posisi OFF, arus yang mengalir ke hold in coil
akan terputus sehingga plunger akan kembali ke posisi semula, akibat dari
dorongan pegas 2 (plunger spring). Dengan demikian kontak utama (main
contact) akan terbuka dari arus yang mengalir ke Kumparan medan akn terputus,
dan anker akan berhenti berputar. Berhentinya anker ini dibantu dengan pengaruh
pengereman dari gesekan antara brush (sikat) dan commutator.
SUB STARTER
1. Penjelasan
Untuk mempermudah pemeliharaan mobil yang dilengkapi dengan tilt
cabin, switch sub starter ditempatkan di ruang motor yang berfungsi untuk
memperkerjakan sirkuit starter dan mempermudah menghidupkan motor
bila cabin sedang diangkat.
2. Cara menggunakan sub starter
a Putar kunci kontak pada posisi “ON”
b Transmisi pada posisi netral
c Bukalah cabin
d Kerjakan sub starter dan start motor
3. Cara kerja starter
1. Persiapan untuk menghidupkan motor.
Kunci kontak “ON”
Neutral safety switch “ON”
Sub starter switch “OFF”
Dengan kunci kontak di set di “ON”, pindahkan transmisi pada posisi
netral menyebabkan arus mengalir dari terminal B ke terminal starter,
kunci kontak melalui neutral relay switch dan terminal sub starter.
2. Menghidupkan motor
Neutral safety “ON”
Sub starter posisi “ON”
Dengan menekan sub starter switch saat kunci kontak pada “ON” dan
transmisi pada posisi netral menyebabkan arus mengalir dari baterai
kunci kontak switch neutral safety Switch sub starter relay
starter massa. Relay akan bekerja dan memungkinkan arus dari
baterai secara langsung mengalir ke terminal S switch dan starter
memutarkan motor. Bila motor tetap hidup, dan switch starter
dibebaskan atau berada pada posisi “OFF” tetapi motor tetap hidup
karena kunci kontak berada di “ON”.
3. Mematikan motor
Sirkuit untuk mematikan motor tidak dilengkapi lagi, jadi motor akan
mati bila kunci kontak diputar ke posisi “OFF”.