Kisi Kisi Uas Idk Iii Keperawatan 2019

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

KISI KISI UAS IDK III KEPERAWATAN 2019

1. Contoh artropoda arachnoidea


Laba laba , archanea
2. Contoh artropoda dengan metamorfosa semporna

mengalami perubahan bentuk dari telur - larva - pupa -


dewasa/imago. Contohnya adalah lalat, kupu-kupu, semut,
kumbang tanduk, nyamuk.
3. Nyamuk yang merupakan vektor virus dengue
Aedes aegypti

4. Vektor dari penyakit trypanosomiasis


Lalat tsetse

5. Vektor dari penyakit filariasis non limfatik

1. Vektor Filariasis Nonlimfatik

Vektor filariasis Alimfatik adalah lalat yang termasuk dalam ordo Diptera
dari kelas Insekta,yaitu genus Simulium dan Chrysops. Dari genus
Simulium terdapat lalat yang bernama Simulium damnosum,lalat ini
menyebabkan Onchocerca volvulus di Afrika. Sedangkan lalat dari jenis
Chrysops,seperti Chrysops centurionis,Chrysops longicornis dan Chrysops
distinctipennis dapat menyebarkan mikrofilaria Loa loa.[10]

Jadi,vektor penyebaran penyakit filariasis itu terdiri dari 2 jenis,yaitu vektor


filariasis limfatik dan filariasis non limfatik. Keduanya memiliki vektor yang
berbeda.

6. Penyakit yang vektornya musca


lepra dan yaws (frambusia a tau patek )

7. Yang merupakan pengendalian vektor l


Gerakan 5Mmengatasi vektor nyamuk

8. Yang hospes sementaranya cacing


Macam-macam hospes :
1. Cyclops (crustacea)
hospes perantara cacing
2. Diaptomus, hospes
perantara cacing
3. Potamon, hospes
perantara cacing
4. Ctenocephalides pinjal
termasuk insecta, hospes
perantara
cacing.
5. Tenebria (kumbang)
6. Fontanera (luing)

5. Contoh artropoda yang mengginggit

3. Gigitan :
1. Kelabang 4. Cimex (kutu busuk)
2. Laba-laba 5. Sengkenit 3.
Tarantula
6. Artropoda yang meletakkan larvanya pada epidermis kulit
Skabies Skabies ,
- Etio sarcoptes scabiei,
membuat terowongan di
epidermis kulit
7. Artropoda yang hidup dalam jaringan tubuh manusia

Miasis, infestasi larva lalat


kedalam jaringan hidup/mati
8. Serangga yang infestasinya dapat untuk menentukan saat kematian manusia

MIASIS MAYAT :
Tubuh yang meninggal 
autodigesti dan pembusukan 
serangga/lalat bertelur
Infestasi serangga dapat
dipergunakan untuk menentukan
saat kematian
9. Artropoda yang hidup pada rambut pubes
Kutu kemaluan Phthirus pubis

10. Container Index (CI) yang dinilai apanya


Container Index (CI) adalah jumlah kontainer yang ditemukan larva dari seluruh
kontainer yang diperiksa

CI = Jumlah kontainer yang positif jentik x 100%

Jumalh kontainer yang diperiksa

11. Macam-macam nilai kepadatan nyamuk


12. Cara pemeriksaan kerokan jamur kulit
13. Pemeriksaan jamur pada Liquor Cerebro Spinalis
14. Yang merupakan jamur kuku

Onikomikosis (jamur kuku)


- Etiologi : candida,
dermatopita
- Pengobatan lama, ok
pergantian kuku sekitar 6 bulan
15. Jamur penyebab penyakit panu

9. Pitiriasis versikolor
(panu)
- Etiologi : Malassezia furfur
16. Macam-macam gejala klinis dari tinea kapitis

Tinea Kapitis
1. Jamur pada kulit kepala
dan akar rambut
Bentuk klinis :
1. Kerion : akut, radang,
pustula, rambut mudah rontok

alopesia
2. Grey patch : gatal, alopesia,
bersisik, tanpa peradangan
rambut tidak mengkilat,
patah diatas permukaan kulit
3. Black dot : kulit tampak
bintik2 hitam (rambut patah
pada
akar
17. Gejala klinis tinea kapitis yang bernanah

18. Gejala tinea kapitis yang disertai kerontokan rambut


19. Lama pengobatan jamur kulit
28 hari, nalar
20. Mikroorganisme yang hidup dalam jaringan mati
Infeksi

21. Pengertian dari port d’entrée


Pintu masuk

Porte d’entrée :
1. Tempat masuknya
mikroorganisme
2. Yang terpenting kulit
dan orofaring,
3. Tempat lain : mulut,
hidung, tractus
genitalis (saluran
kelamin), tractus
urinarius (saluran
kemih)
22. Kuman dengan jaringan sasaran saraf
23. Virus dengan jaringan sasaran saraf
24. Penyakit virus yang menyerang kulit dan mukosa
25. Infeksi cacing yang disertai pruritus ani pada malam hari
26. Infeksi cacing yang mengakibatkan anemia
27. Infeksi cacing disertai gangguan paru
28. Infeksi cacing disertai sumbatan aliran getah bening
29. Sel yang berperan dalam sistim imun spesifik
30. Sel efektor pada kekebalan humoral
31. Protein serum yang mengikat antibodi
32. Contoh sistim imun non spesifik humoral
33. Humoral yang menyebabkan demam pada infeksi
34. Humoral yang dapat menahan replikasi virus
35. Humoral yang merangsang proses radang
36. Ciri sistim imun spesifik
37. Lokasi maturasi dari sel limbosit B
38. Contoh dari imunisasi pasif
39. Contoh dari imunisasi aktif alami
40. Contoh imunisasi dengan vaksin
41. Pengertian dari booster
42. Tindakan Bezredka sering dilakukan pada imunisasi apa
43. Tujuan dari imunisasi MMR
44. Contoh imunisasi kombinasi
45. Dasar dari pemberian booster
46. Reaksi dari imunisasi sewrum yang disertai demam
47. Imnunisasi yang menggunakan komponen mikroorganisme
48. Imunisasi yang sering memberi efek samping kejang
49. Pemberian sitostatika merpakan kontraindikasi imunisasi disebabkan oleh apa
50. Ciri-ciri infeksi nosokomial
51. Lokasi teringgi terjadi infeksi nosokomial
52. Bakteri komensal yang sering menimbulkan infeksi nosokomial
53. Dampak infeksi nosokomial pada Rumah Sakit
54. Organ tubuh yang mempunyai prevalensi tinggi terhadap infeksi nosokomial
55. Infeksi nosokomial virus lewat suntikan
56. Yang merupakan environmental infection pada infeksi nosokomial
57. Yang merupakan ciri ciri dari virus
58. Contoh dari virus DNA
59. Dampak infeksi virus pada sel inang
60. Virus yang berhubungan dengan kanker leher rahim
61. Yang merupakan partikel utuh dari virus
62. Cara cara menginaktifkan virus
63. Fase paling awal dari replikasi virus
64. Bagian bakteri yang menentukan virulensi
65. Bagian bakteri yang menyebabkan tahan panas
66. Prinsip sterilisasi menggunakan autoklaf
67. Macam-macam sinar untuk sterilisasi
68. Contoh dari sel prokariot
69. Macam-macam protozoa
70. Contoh eukariot ber sel banyak
71. Ciri ciri sel prokariot’
72. Tujuan membuat sediaan tetes bergantung
73. Warna yang muncul setelah pemberian safranin pada bakteri gram positip
74. Contoh bakteri gram negatip
75. Pewarnaan untuk bakteri tahan asam menggunakan apa
76. Contoh bakteri tahan asam
77. Kadar etil alkohol pengendali mikro organisme
78. Cara menhitung jumlah kuman dalam biakan
79. Zat pereduksi untuk membuat sediaan anaerob
80. Contoh transmisi mikro organisme tidak langsung
81. Pengertian infeksi oportunistik
82. Porte d’entree salmonela tiphosa
83. Kuman penyebab abses
84. Contoh bakteri piogen
85. Parasi yang hospes sementaranya babi
86. Parasit yang menimbulkan sindroma loffler pada paru

Anda mungkin juga menyukai