Anda di halaman 1dari 5

Gender Analisys Pathway (GAP)

LANGKAH 1 SKPD Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak


Program Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan
Kegiatan 1. Seri Workshop Kelembagaan PUG
2. Rapat Koordinasi Kelembagaan PUG
3. ToT PPRG
4. Pelatihan PPRG Bagi SKPD
5. Technical Assistant Bagi SKPD
6. Pelatihan Soft Skills bagi perempuan di lembaga pemerintah
lingkup Pemkot Makassar
7. Pelatihan Soft Skills bagi perempuan di lembaga swasta dan
perguruan tinggi
8. Bursa Kerja Perempuan
9. Pelatihan Kesiapan Kerja Perempuan (Life Skil).
10. HKG

Tujuan Meningkatkan pelaksanaan percepatan Pengarusutamaan Gender


(PUG) yang ditandai dengan pelibatan seluruh penduduk baik laki-
laki maupun perempuan sebagai pelaku, dan sekaligus pemanfaat
hasil pembangunan.
LANGKAH 2 Data Pembuka - Luas Wilayah Kota Makassar memiliki luas areal 175,79 Km2
Wawasan (Data Pilah - Jumlah Etnis Suku Kota Makassar yaitu Bugis, Makassar,
Gender) Mandar dan Toraja, lainnya
- Jumlah Penduduk Kota Makassar sebanyak 1.408.072 dengan
Jumlah penduduk perempuan 711.986 laki-laki 696.086
- Indeks Pembangunan Gender (IPG) yang merupakan instrumen
dalam mengukur kesetaraan, sudah berhasil mewujudkan
pencapaian IPG di atas rata-rata yaitu sebesar 74,54 berada di
atas rata rata IPG nasional (69,57) dan rata-rata IPG Provinsi
Sulawesi Selatan (64,57), (Statistik 2010).
- Sementara IPM Kota Makassar mengalami peningkatan sejak
tahun 2011 dari 77,82 menjadi 79,94 di tahun 2015.
- Jumlah Korban Kekerasan perempuan dan anak di Makassar
1.025 Terdiri Perempuan 875 dan laki-laki 150
- Angka partisipasi angkatan kerja laki-laki dan perempuan
mengalami perbedaan yang signifikan, yaitu 70,22 dengan
40,84. (Makassar dalam angka 2016).
- Angka partisipasi politik perempuan, khususnya di legislative
masih minim, dimana hanya terisi 8 orang (16%) dari 50 orang
Anggota DPRD.
- Tahun 2018, telah dilakukan sosialisasi PUG yang diikuti oleh
semua OPD.
- Tenaga Fasilitator PUG yang tersertifikasi masih terbatas
lingkup Pemkot Makassar.
- Belum meratanya SDM yang memahami PUG di tiap OPD akibat
seringnya mutasi, serta terkadang yang diutus mengikuti
kegiatan adalah staf yang tidak memiliki kewenangan dalam
penyusunan dokumen program.
- Jumlah Anggaran dalam program/kegiatan tiap SKPD di tahun
2018 yang telah menggunakan analisis gender sebesar Rp.
374.023.810.631,-
- Belum adanya data yang valid tentang prosentase data
kepemimpinan perempuan, terutama di sektor swasta.
- Belum adanya kebijakan afirmatif dunia usaha untuk
kepentingan pekerja perempuan.
- Masih rendahnya kesiapan pekerja perempuan dalam
menghadapi persaingan dunia kerja.
- Belum maksimalnya sinergitas antar semua pemangku
kepentingan (pemerintah, swasta dan masyarakat) dalam
menyukseskan agenda pembangunan yang berkeadilan gender.
- Kebijakan di Pemkot Makassar terkait dengan PUG, yaitu:
1. Naskah Akademik PERDA PUG
2. Draft RAN-PERDA PUG
3. Peraturan Walikota Makassar Nomor 37 Tahun 2015
tentang Pedoman Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Daerah di Kota Makassar
4. Surat Keputusan Walikota Makassar No.
673/263.05/Kep/I/2017, tanggal 25 Januari 2017 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja (POKJA) Pengarusutamaan
Gender (PUG) Kota Makassar Tahun Anggaran 2017.
5. Surat Keputusan Walikota Makassar No.
1097/463.1.05/Kep/VI/2017, tanggal 12 Juni 2017 tentang
Pembentukan Forum Data Pengelolaan Data Gender dan
Anak Kota Makassar Tahun Anggaran 2017.
6. Surat Edaran Walikota Makassar No.
260/256/s.edar/DPPPA/VIII/2017, Tahun 2017 tentang
Penyusunan RKA-SKPD Responsif Gender Tahun Anggaran
2018
7. Surat Keputusan tiap SKPD Tentang Pembentukan Focal
Point.
8. Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak (APSAI) sudah terbentuk
sejak Februari 2019, sebagai bentuk pastisipasi dunia usaha
dalam percpatan PUG.

LANGKAH 3 Faktor Akses :


Kesenjangan/ 1. Kurangnya Perempuan dan Laki-Laki yang Memahami
Permasalahan Tentang Undang-Undang Perlindungan Perempuan dan
(Akses,
Anak.
Partisipasi,
2. Kurangnya pemahaman dan pengetahuan perempuan
Kontrol,
Manfaat) tentang hak-hak mereka.
3. Masih minimnya sosialisasi tentang Regulasi menyangkut
hak-hak mereka.
ISU GENDER

4. Masih lemahnya koordinasi OPD dalam forum PUG


5. Belum maksimalnya evaluasi pencapaian PUG, baik di
lingkup Pemkot Makassar maupun dunia usaha.
6. Masih kentalnya budaya patriarkhi di masyarakat.
7. Rendahnya kualitas angkatan kerja perempuan.

Partisipasi :
1. Masih minimnya keterlibatan Masyarakat dalam
perumusan kebijakan terkait hak-hak perempuan
2. Masih minimnya angka partisipasi politik perempuan.
3. Masih kurannya kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam
forum-forum pengambilan kebijakan
4. Kurangnya pemahaman Stakerholder.
5. Minimnya SDM terlatih masing-masing OPD yang memiliki
keterampilan PPRG.

Kontrol :
1. Kurangnya daya saing perempuan dalam mengambil posisi
strategis dalam pemerintahan.
2. Masih kurangnya Perempuan mengambil keputusan dalam
kebijakan pembangunan, khususnya di Legislatif.
3. Minimnya regulasi yang memberikan ruang yang luas bagi
perempuan dalam mengontrol proses perumusan kebijakan
pembangunan.

Manfaat :
1. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang
Undang–Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap
Perempuan.
2. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional,
serta regulasi turunannya (Peraturan BAPPENAS, Menteri
Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri PPPA).
3. Meningkatnya angka partisipasi perempuan
(pemberdayaan), khususnya di bidang politik, ekonomi dan
sosial.
4. Meningkatnya pengetahuan tentang Teknis penyusunan
anggaran yang responship gender
5. Meningkatnya Kinerja Kelembagaan PUG
6. Meningkatnya peran serta Lembaga/OPD dalam
penyusunan ARG lewat wadah Coaching Corner.
7. Peningkatan skill kepemimpinan perempuan.
8. Adanya komitemen lembaga usaha khususnya perusahaan-
perusahaan besar untuk mengalokasikan secara khusus
kuota tenaga perempuan.
9. Peningkatan Skill perempuan dalam menghadapi
persaingan dunia kerja.
LANGKAH 4 Sebab 1. Kurangnya SDM yang dimiliki dalam program PPRG
Kesenjangan 2. Masih terbatasnya anggaran yang tersedia dalam
Internal (di SKPD) mensosialisasikan kegiatan
3. Sumber daya yang sudah terlatih biasanya dimutasi ke SKPD
lain
4. Masih minimnya Sumber Daya Manusia yang terlatih
khusus (misalnya TOT).
5. Masih lemahnya koordinasi antar lembaga, terutama sinergi
dunia usaha dan masyarakat.
6. Belum Optimalnya Pokja PUG dan Coaching Corner,
terutama dalam aspek Monev.
7. Minimnya regulasi yang terintegrasi isu gender
8. Minimnya data terpilah yang dimiliki oleh masing-masing
OPD.

LANGKAH 5 Sebab 1. Belum adanya sistem koordinasi yang baku antar OPD
Kesenjangan 2. Pokja PUG kurang optimal.
Eksternal (di luar 3. SDM yang sudah ikut sosialisasi di tiap OPD kurang diberi
SKPD) kesempatan dalam perencanaan anggaran
4. Peran OPD Driver, khususnya Bappeda, Insektorat, dan
Keuangan harus dimaksimalkan, dan membuat kebijakan
khusus untuk menjadikan GAP/GBS sebagai syarat utama
dalam penyusunan RKA.
5. Kurangnya peran serta masyarakat dalam mendorong
percepatan PUG.
6. Partisipasi dunia usaha dan kelompok masyarakat belum
bersinergi dengan baik dalam agenda pembangunan.

LANGKAH 6 Tujuan Responsif Meningkatkan pelaksanaan percepatan PUG yang teritegrasi dalam
Gender kebijakan pembangunan daerah agar lebih sistematis, terarah dan
(Reformulasi Tujuan) sinergis, baik berupa Perencanaan maupun Anggaran resposif
gender yang tertuang dalam dokumen GAP/GBS.

LANGKAH 7 Rencana Aksi 1. Seri Workshop Kelembagaan PUG


2. Rapat Koordinasi Kelembagaan PUG
3. ToT PPRG
4. Pelatihan PPRG Bagi SKPD
5. Technical Assistant Bagi SKPD
6. Pelatihan Soft Skills bagi perempuan di lembaga pemerintah
lingkup Pemkot Makassar
7. Pelatihan Soft Skills bagi perempuan di lembaga swasta dan
perguruan tinggi
8. Bursa Kerja Perempuan
9. Pelatihan Kesiapan Kerja Perempuan (Life Skil).
10. HKG

LANGKAH 8 Data Dasar - Jumlah Penduduk Kota Makassar sebanyak 1.408.072 dengan
(lihat Langkah 2, data Jumlah penduduk perempuan 711.986 laki-laki 696.086
yang spesifik) - Indeks Pembangunan Gender (IPG) Kota Makassar yaitu
sebesar 74,54
- Sementara IPM Kota Makassar mengalami peningkatan sejak
tahun 2011 dari 77,82 menjadi 79,94 di tahun 2015.
- Jumlah Korban Kekerasan perempuan dan anak di Makassar
1.025 Terdiri Perempuan 875 dan laki-laki 150
- Angka partisipasi angkatan kerja laki-laki dan perempuan
mengalami perbedaan yang signifikan, yaitu 70,22 dengan
40,84. (Makassar dalam angka 2016).
- Angka partisipasi politik perempuan, khususnya di legislative
masih minim, dimana hanya terisi 8 orang (16%) dari 50 orang
Anggota DPRD.
- Peserta sosialisasi PUG sudah menyasar dunia usaha dan pers.
- Tenaga fasilitator PPRG yang bersertifikat masih terbatas
- Jumlah Anggaran dalam program/kegiatan tiap SKPD di tahun
2018 yang telah menggunakan analisis gender sebesar Rp.
374.023.810.631,-
Output - Bertambahnya SDM yang memahami PPRG
(Indikator - Koordinasi antar OPD dalam kelembagaan OPD semakin
tingkat kegiatan, meningkat dan berkualitas.
1 tahun) - Tersedia Tenaga terlatih untuk penyusunan instrumen PPRG
baik berupa GAP, GBS, TOR dan KAK.
- Kelembagaan PUG makin aktif dan menghasilkan kebijakan
yang resposif gender.
PENGUKURAN HASIL - ASN perempuan yang terlatih skill kepemimpinan
- Adanya komitmen perusahaan untuk alokasi khusus tenaga
LANGKAH 9 perempuan
- Kelembagaan PKK (level Kota, Kecamatan dan Kelurahan)
semakin berkualitas.

Outcome Adanya kebijakan baik berupa regulasi maupun anggaran dan


(Indikator program yang resposif gender, serta terbangunnya sinergi lintas
tingkat program, sektor (internal Pemkot Makassar, dunia usaha, dan lembaga
1-2 tahun) masyarakat) dalam menyukseskan agenda pembangunan di Kota
Makassar.

Anda mungkin juga menyukai