Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. W.Z. JOHANNES KUPANG


Jl. Dr. Moch. Hatta No. 19 Tlp/Fax ( 0380 ) 832892
Website : www.rsudwzjohannes.nttprof.go.id email : rsudjohannes@gmail.com
K U PAN G
Kode Pos 85111

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Prof. DR. W.Z. JOHANNES KUPANG
NOMOR: TAHUN 2018

TENTANG
PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN
PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Prof. DR. W.Z. JOHANNES KUPANG

Menimbang : a. bahwa penggunaan implant di RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes


Kupang adalah proses yang umum dan merupakan posedur
yang kompleks di rumah sakit;

b. bahwa penggunaan implant membawa risiko tinggi, sehingga


pemberiannya harus dilaksanakan dengan seksama;

c. bahwa untuk mengurangi risiko yang terjadi akibat penggunaan


implant diperlukan suatu kebijakan pelayanan penggunaan
implant yang tertuang dalam keputusan direktur RSUD Prof.
DR. W. Z. Johannes Kupang;

Mengingat : 1. Undang – Undang RI No. 29 Tahun 2004 tetang praktik


dokter;
2. Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 Tetang Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1438 / MENKES / PER / I /
2010 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1691 / MENKES / PER /
VIII / 2011 Tentang Keselamatan Pasien;
6. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS), Edisi I

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Direktur Tentang Penetapan Panduan Penggunaan Implan
Di RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang
Kedua : Panduan Penggunaan Implant ini agar dijadikan acuan dalam
memberikan pelayanan penggunaan implant di RSUD Prof. DR. W. Z.
Johannes Kupang
Ketiga: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Kupang
Pada tanggal 1 Agustus 2018
DIREKTUR RSUD Prof. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG

Drg. DOMINIKUS MINGGU M. Kes


PEMBINA UTAMA MADYA
NIP : 19600731 198812 1 001

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. W.Z. JOHANNES KUPANG
Jl. Dr. Moch. Hatta No. 19 Tlp/Fax ( 0380 ) 832892
Website : www.rsudwzjohannes.nttprof.go.id email : rsudjohannes@gmail.com
K U PAN G
Kode Pos 85111

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH POF. DR. W. Z. JOHANNES
KUPANG
NOMOR : TAHUN 2018

PANDUAN PENGGUNAAN IMPLAN

BAB I
DEFINISI

Dalam panduan ini yang di maksud dengan :

a) Alat Kesehatan adalah instrumen, apparatus, mesin, dan/atau implant yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan
kesehatan pada manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi
tubuh.
b) Implant adalah bahan atau materi yang secara buatan di pasang pada tubuh.
Banyak tindakan bedah di rumah sakit yang menggunakan implant prostetik antara
lain panggul, lutut, jantung, Mata, Syaraf, Obsetri, Tulang dan pompa insulin.
Tindakan Operasi seperti ini mengharuskan tindakan yang di modifikasi dengan
mempertimbangkan beberapa factor.
c) Alur pemesanan implant adalah rangkaian tahapan jalan pemesanan implant dari
analisa kebutuhan sampai datangnya implant
d) Alur pendistribusian implant adalah rangkaian tahapan jalan pendistribusian implant
dai implant dating sampai di gunakan pasien
e) Farmasi adalah unit rumah sakit yang bertugas untuk meyediakan dan
mengadakan segala kebutuhan obat maupun bahan habis pakai
f) Pejabat pengadaan alat kesehatan adalah bagian yang memverifikasi pengajuan
permintaan dari implant
g) Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan
tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan keadaan
steril. Banyak tindakan bedah yang menggunakan implant prostetik antaralain
panggul, lutut, pacu jantung, Mata, Syaraf, Obsetri, Tulang pompa insulin. Tindakan
pembedahan seperti ini mengharuskan tindakan operasi rutin yang dimodifikasi
dengan mempertimbangkan factor-faktor tertentu.
h) Instalasi sterilisasi Sentral adalah unit di rumah sakit yang bertanggung jawab
melakukan sterilisasi alat pembedahan termasuk implant.
i) RS adalah singkatan dari Rumah Sakit, dalam hal ini yang di maksud adalah
Rumah Sakit Umum Daerah Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang
Peralatan kesehatan merupakan salah satu factor penting dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan, baik di rumah sakit maupun di Fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.Guna mencapai kondisi maupun fungsi Peralatan kesehatan yang baik serta
dapat mendukung pelayanan kesehatan maka Perlu adanya pengelolaan peralatan
kesehatan yang terpadu Agar peralatan kesehatan dapat dikelola dengan baik
diperlukan Adanya kebijakan pemerintah dalam pengelolaan peralatan kesehatan di
rumah Sakit Dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
BAB II

RUANG LINGKUP

2.1 Ruang LIngkup Pengelolaan Implant


Panduanini di gunakan untuk mengelola dan mengendalikan semua pengelolaan
implant di RS yang meliputi:
a) Analisa kebutuhan barang
b) Pengajuan kebutuhan barang
c) Verifikasi kebutuhan dengan dan pengadaan
d) Pemesanan barang
e) Pendistribusian barang
f) Pemeliharaan barang

2.2 Kamar operasi


Kamar operasi menunjuk salah seorang petugas dalam melalukan pengelolaan,
penyimpanan dan pelaporan implant kepada UPS Farmasi Kamar operasi

2.3 Form pengajuan kebutuhan barang


Pengajuan kebutuhan barang di lakukan oleh petugas kamar operasi sesuai need
assessment yang dilakukan dan di berikan kepada petugas UPS Farmasi untuk di
teruskan kepada bagian pengadaan

2.4 Form pemesananbarangolehpejabatpengadaan


Bagian pengadaan mengisi SP (surat pemesanan) yang kemudian di tujukan
kebagian sales implant

2.5 Pendistribusian barang


Implant yang datang dari hasil pemesanan kemudian di distribusikan kemasing-
masing depo farmasi kamar operasi dan kemudian di lakukan verifikasi oleh pihak
pengelola dari kamar operasi

2.6 Pemeliharaan barang


Setelah implant di distribusikan Pemerliharannya dilakukan oleh petugas kamar
operasi dengan cara mengirim kebagian ISS untuk dilakukan sterilisasi dan dan
kemudian di lakukan penyimpanan sesuai jenis di tempat penyimpanan implant.

2.7 Jenis alat kesehatan / implant

Ada beberapa jenis dari implan yaitu :

1. Implan kontrasepsi : kontrasepsi jangka panjang bersifat reversibel berisi


hanya progestin saja (progestin-only) yang melepaskan sejumlah kecil
progestrin secara terus menerus ke dalam aliran darah.
 Alat kontrasepsi dalam rahim : Copper T
 Alat Kontrasepsi Bawah Kulit : Susuk
2. Implan tulang : perangkat yang ditempatkan sebagai pengganti tulang untuk
menyangga fraktur
 Plate
Narrow, Broad, Small DCP, 1/3 Turbular, Kischer Wire, Condylar Buttres
Plate, Lateral Tibia, T – Plate, Small T – Plate
 Cortocal Screw 3,5 mm dan 4,5 mm (Berbagai Ukuran)
 Cancellous Screw 6,5 mm ( Berbagai Ukuran )

3. Implan gigi (dental) : suatu benda yang terbuat dari sekrup titanium dan
berbentuk menyerupai akar gigi dan mempunyai ulir di bagian luar yang
dipasang di dalam tulang rahang atas ataupun rahang bawah.
 Plate
Mandible Plate, Straight Plate, Y - Plate
 Screw : Berbagai Macam Screw
 Arch Bar
 Snare Wire

4. Implan payudara : suatu peralatan medis yang dibuat untuk menggantikan


struktur dan fungsi bagian payudara dengan jalan operasi bedah plastik
(estetika)

5. Implan intraokular (mata) : berupa lensa yang dimasukkan ke dalam mata


melalui operasi
 Lensa PMMA No. 19, 19.5, 20
 Lensa Foldable No. 19 – 20
 Anterior Chamber No. 16 – 17

6. Implan Syaraf
 Bone Plate Zise M – L
 Self Drilling Screw : 1, 5 mm x 3
1,5 mm x 4
1,5 mm x 5
 Berryplast
 Vipi Shunt
 Bone Cement
 3D Mesh Titanium Plate

7. Implan Bedah Umum


 Mess Prolen
 CDL ( Cateter Double Lumen )
 Kemoport
BAB III
TATA LAKSANA

Untuk menjamin keselamatan pasien, manajemen dituntut dalam Proses perencanaan


dan pengadaan peralatan medis/ Implant yang komprehensif dan berkesinambungan,
untuk mendapatkan perencanaan dan pengadaan Yang berkesinabungan dibutuhkan
komitmen dalam menerapkan perencanaan.

3.1 Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan kebutuhan terkait
jenis, Spesifikasi dan jumlah implant sesuai dengan kemampuan
pelayanan/klasifikasi rumahsakit, beban pelayanan, perkembangan teknologi
kesehatan, sumber daya manusia yang mengoperasikan dan memelihara sarana
dan prasarana. Perencanaan kebutuhan peralatan sangat bermanfaat untuk
penyediaan anggaran, pelaksanaan pengadaan implant secara efektif, efisien
dan prosesnya dapat di pertanggungjawabkan

3.2 Penilaian Kebutuhan


Penilaian kebutuhan (need assessment) adalah proses untuk menentukan
dan mengatasi kesenjangan antara situasi atau kondisi saat ini dengan situasi
atau kondisi yang diinginkan, Penilaian kebutuhan adalah kegiatan strategis dan
merupakan bagian dari proses perencanaan peralatan medis yang bertujuan
untuk meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan atau memperbaiki kekurangan
pelayanan kesehatan.
Penilaian kebutuhan implant pada dasarnya dimaksudkan untuk
pemenuhan implant sesuai kemampuan rumah sakit, kebutuhan implant dan
pengembangan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat atau
perkembangan teknologi
Perencanaan kebutuhan implant dilakukan karena faktor:
1. Perkembangan teknologi
2. Kesesuaian terhadap standard keselamatan/regulasi
3. Ketersediaan jumlah dan jenis implant
4. Kesesuaian dengan ilmu kedokteran
5. Anggaran Pembelian Barang
Pelaksanaan penilaian kebutuhan implant diatur dalam standar prosedur
operasional memuat
a) Peran para pihak terkait pengguna (dokter, perawat, keteknisian medic dan
keterapian fisik), tenaga teknis pemelihara dan manajemen rumah sakit
b) Mekanisme pengajuan kebutuhan dari kamar operasi kepada pihak farmasi
yang bertanggung jawab terhadap ketersediaan implant di rumah sakit
c) Proses pengkajian oleh tim perencanaan kebutuhan peralatan medis dan
selanjutnya.
d) Rekomendasi pemenuhan implan.

Dalam melakukan penilaian kebutuhan implant, tim Perencanaan


kebutuhan membutuhkan data dan informasi sebagai berikut
a. Inventori implant meliputi jenis, spesifikasi, jumlah, dan kondisi implant.
b. Kualitas barang: data pemeliharaan meliputi frekuensi kerusakan, lama
perbaikan, biaya pemeliharaan.
c. Kinerja barang: data pemanfaatan dan kapasitas alat sesuai spesifikasi.
d. Keamanan barang : data vigilance meliputi frekuensi insiden, akibat yang
ditimbulkan, publikasi vigilance.
e. Sumber daya manusia meliputi ketersediaan tenaga pengguna dan
pemelihara serta kompetensinya pengguna yang akan menggunakan.
f. Data dan informasi penunjang lainnya seperti kesiapan ruangan
penyimpanan.

3.3 Pedoman Pengelolaan implant


Perhitungan implant untuk pemenuhan sesuai standar, jenis dan jumlah
peralatan medis harus memperhatikan kemampuan layanan berdasarkan
klasifikasi rumah sakit dan ketersediaan jumlah dan kompetensi SDM yang
dipersyaratkan untuk penyelenggaraan jenis dan volume pemanfaatan
pelayanan kesehatan.
Pada rumah sakit yang telah operasional, perhitungan implant untuk
pemenuhan standar dibutuhkan data inventarisasi peralatan tiap unit pelayanan
seperti kamar operasi
Jenis, jumlah yang ada, kapasitas alat, pemanfaatan, estimasi
peningkatan pelayanan, kebutuhan.
a. Menilai dengan melihat data utilisasi / penggunaan peralatan medis setiap
harinya baik dari catatan rekam medic atau melalui penelitian, bila mana
utilisasi / penggunaan peralatan medis cukup tinggi, maka diperlukan
tambahan peralatan medis baru.
b. Perencanaan dengan adanya pengembangan pelayanan kesehatan, artinya
diperlukan penambahan implant dengan teknologi generasi terbaru untuk
mendukung pengembangan pelayanan kesehatan.
c. Menelaah ketersediaan implant tersebut apakah sudah tersedia di fasilitas
kesehatan atau rumah sakit lain yang dekat dengan rumah sakit.
d. Penilaian kebutuhan untuk pengembangan pelayanan kesehatan. Health
Technology Management, jumlah pasien, perhitungan ekonomi, SDM.
3.4 Prosedur Pemasangan Impan
Pre Operasi
Rencana operasi dapat dilakukan dari IGD, Poliklinik dan Ruang Perawatan.
1. Dari Instalasi Gawat Darurat
a. Persiapan pasien :
 Pasien dilakukan asesmen oleh dokter IGD, dengan melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, sehingga
mendapatkan diagnose kerja.
 Dari diagnose kerja maka dokter jaga IGD melaporkan hasil asesmen
kepada dokter spesialis, sehingga diputuskan untuk dilakukan
pemasangan implant.
 Melakukan Imform consent kepada pasien dan keluarga tentang
diagnose kerja, rencana tindakan, keuntungan tindakan, risiko
tindakan dan penatalaksanaan pasca tindakan termasuk
penatalaksanaan nyeri pasca tindakan
 Operator dan perawat melakukan asemen pra bedah sebelum
dilakukan operasi.
 Operator melakukan penandaan operasi sebelum sebelum dimulainya
operasi saat pasien masih sadar, atau disaksikan oleh keluarga.
b. Setelah keluarga setuju untuk dilakukan tindakan pemasangan implant
maka,perawat IGD melakukan pendaftaran tindakan ke kamar operasi,
membuat permintaan implant kepada farmasi, perawat kamar operasi
mengambil implant ke farmasi dan menyerahkan ke CSSD untuk
sterilisasi implant.
2. Dari Poliklinik
a. Pasien direncanakan oleh DPJP untuk dilakukan tindakan pemasangan
implant pada tanggal tertentu, melakukan inform consent kepada pasien
dan keluarga tentang diagnose kerja, rencana tindakan, keuntungan
tindakan, risiko tindakan dan penatalaksanaan pasca tindakan termasuk
penatalaksanaan nyeri pasca tindakan.
b. Sebelum operasi pasien akan dilakukan pemeriksaan laboratorium
persiapan dan konsulkan kepada dokter anestesi.
c. Perawat poli mengarahkan pasien dan keluarga ke admission untuk
pendaftaran rawat inap jika pasien setuju untuk operasi dan sudah
disetujui oleh dokter anestesi.
d. Perawat poli memberikan informasi ke kamar operasi tentang jadwal
operasi.
e. Pasien akan datang sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Perawat kamar
operasi membuat permintaan implant kepada farmasi kemudian perawat
kamar operasi mengambil implant ke farmasi dan menyerahkan ke CSSD
untuk sterilisasi implant.
f. Pasien akan datang sesuai jadwal yang ditetapkan. Kemudian operator
dan perawat melakukan asesmen pra bedah.
g. Operator melakukan penandaan operasi sebelum dimulainya operasi saat
pasien sadar atau disaksikan oleh keluarga.
3. Dari Ruang Perawatan
a. Jika pasien diputuskan operasi saat perawatan maka dilakukan informed
consent tentang diagnose kerja, rencana tindakan, keuntungan tindakan,
risiko tindakan dan penatalaksanaan pasca tindakan termasuk
penatalaksanaan nyeri pasca tindakan.
b. Setelah pasien dan keluarga setuju, maka perawat ruangan menghubungi
kamar operasi untuk menginformasikan jadwal tindakan.
c. Perawat kamar operasi membuat permintaan implant kepada farmasi
kemudian perawat kamar operasi mengambil implant ke farmasi dan
menyerahkan ke CSSD untuk sterilisasi implant.
d. Operator dan perawat melakukan asesmen pra bedah sebelum dilakukan
operasi.
e. Operator melakukan penandaan operasi sebelum dimulainya operasi saat
pasien masih sadar, atau disaksikan keluarga.

Kamar Operasi
1. Pasien yang telah direncanakan pemasangan implant saat datang ke kamar
operasi diantar oleh perawat ruangan / IGD dilakukan pencocokan identitas
pasien, pembacaan sign in sebelum dilakukan induksi. Kemudian dilakukan
time out saat akan memulai insisi.
2. Saat pembacaan time out bagian implant maka dilakukan komfirmasi ulang
tentang diagnosis, nama tindakan, lokasi tindakan dan jenis implant.
3. Saat operasi selesai maka pasien dipindahkan dari kamar operasi ke ruang
pulih sadar atas ijin dari dokter anestesi.

Post Operasi
Pasien post operasi dilakukan pemantauan tanda vital dan skor alderete. Jika
skor alderete ≥ 9 maka pasien boleh dipindahkan keruangan. Untuk pasien –
pasien one day care pasien diperbolehkan pulang jika skor alderete mencapai
10. Pasien dipindahkan di ICU, jika kondisi pasien memenuhi indikasi rawat ICU
berdasarkan penilaian dokter anestesi. Dan pasien ditransfer ke kamar jenasah
jika pasien meninggal dunia.

Laporan operasi
DPJP membuat laporan operasi dan barcode implant dilampirkan di kamar
operasi. kebutuhanoperasi harus diselesaikan sebelum pasienPenilaian
Analisa Laporan pembelian
dipindahkan ke
Pengajuan barang
barang barang
ruangan / dipulangkan. Pada pasien – pasien yang harus langsung dipindahkan
ke area intensif, maka operator dapat menulis laporan operasi di area operasi.

3.5 Pengisian Form Impan

Penerimaan barang Barang datang Pemesanan barang


3.6 Alur Pengadaan Implant

Evaluasi dan
Distrbusi barang Pemakaian barang
pencataan
3.7 Alur Pelayanan Pemasangan Implan

Pra Operatif

Cito Elektif
(Gawat Darurat ) (Poli Bedah/Perawatan)
Intra Operatif
(Kamar Operasi)

Post Operatif
Ruang Pulih Sadar  Ruang Rawat Inap/ Pulang
 ICU
Keterangan : Pra operatif yang akan dilakukan tindakan operasi
 Kamar pemasangan
Jenasah
impan Prostetik terlebih dahulu menjalani pra operatif yang bisa berasal dari
poliklinik bedah, perawatan dan juga bisa dari Instalasi Gawat Darurat (tindakan
Cito)

3.8 Penyimpanan
Kamar operasi melakukan penyimpanan implant berdasarkan pada :
1) Implant yang digunakan untuk operasi disimpan dalam trolley implant.
2) Petugas pengelolan Implant di kamar operasi betanggung jawab dalam
penyimpanan implant untuk di lakukan sterilisasi di ISS dan kemudian di
pisahkan sesuai jenisnya.
3) Penyimpanan implant dikendalikan depo farmasi kamaro perasi

3.9 Pendistribusian
Petugas kamar operasi bertanggung jawab dalam hal pencatatan
pemakaian yang telah dipakai operasi di setiap kamar operasi kemudian
diberikan ke petugas farmasi yang bertugas.

3.10 Penghapusan
Penghapusan barang dan alat - alat di kamar operasi dilakukan apabila terjadi :
1) Bahan/barang rusak tidak dapat di pakai kembali
2) Bahan/barang tidak dapat di daur ulang atau tidak ekonomis untuk di atur
ulang
3) Bahan/barang sudah melewati masa kadaluarsa (expire date)
4) Bahan/ barang hilang karena pencurian atau sebab lain
BAB IV
DOKUMENTASI

a) Panduan ini akan di review jika ada perubahan kebijakan regulasi


b) Dokumen yang terkait dengan pengelolaan implant maupun pengunaannya antara
lain:
1. Surat permintaan implant
2. Daftar implant
3. Laporan operasi
4. Form persiapan sebelum dan selama operasi

DOKUMENTASI FORM PERSIAPAN SEBELUM DAN SELAMA OPERASI

Pada status form persiapan sebelum dan selama operasi terdapat 3 bagian utama
terdiri dari :

1. Data Dasar
2. Nama Alat
3. Implan

a. Data Dasar

 Identitas pasien, berupa nama, jenis kelamin, dan nomer register pasien.
Pengisian dilakukan sesuai dengan data yang ada di rekam medis pasien.
( Gambar 1)
 Nama tindakan
 Nomor ruangan Kamar operasi
 Tanggal tindakan

( Gambar 1 )

b. Nama Alat
1. Pada pengisin nama alat dengan cara mencentang nama alat yang di gunakan selama operasi
berlangsung.

 Meja operasi  Tourniquet upper & lower


 Asesoris posisi  Suction aspirator
 Mesin anestesi  High speed drill
 Bed site monitor  Microscope neuro / eye / ENT
 Lampu operasi  Mesin phaco
 Suction (Regulator & Botol)  Heart lung machine
 Diathermy mesin  Tower endoscopy unit (laparascopy)
 Scrub station  Blangket roll
 Laryngoscope  Sternal / oscilating saw
 Trolley general anestesi  Lain – lain
 Trolley spinal anestesi
 Sterile medical supplies
 Surgical linen pack
 Head lamp

2. Kolom kosong di tujukan untuk penulisan penambahan alat.

( Gambar 2 )

c. Implan
1. Tuliskan nama dan jenis implant yang dipakai
2. Tuliskan ukuran implant yang di pakai
3. Tuliskan jumlah implant yang dipakai
4. Bisa juga dengan menempelkan barcode implant pada kotak nama / jenis dan
ukuran
5. Setelah operasi dan penulisan form persiapan sebelum dan selama operasi
perawat instrument mengecek ulang form apakah sudah terisi dengan baik
dan membubuhkan tanda tangan bersama operator dan perawat sirkulasi
( Gambar 3 )

Anda mungkin juga menyukai