Anda di halaman 1dari 4

2.

5 Katalis

Menurut Wilkinson (1989) dan Sukarjo (1997) katalis adalah zat yang dapat mempengaruhi
kecepatan reaksi, namun zat tersebut tidak mengalami perubahan kimia pada akhir reaksi
sedangkan menurut Gates (1992) katalis merupakan substansi yang meningkatkan tercapainya
kesetimbangan suatu reaksi kimia tanpa ikut bereaksi. Katalis dapat mempercepat reaksi dengan
cara menurunkan energi aktivasi dari reaksi tersebut. Penurunan energi aktivasi tersebut
diakibatkan dari interaksi antara katalis dan reaktan. Pada akhir reaksi katalis tidak akan
mengalami perubahan, hal ini dikarenakan katilis tidak akan memberikan energi pada sistem
melainkan energi tersebut digunakan untuk melangsungkan mekanisme alternative dengan energi
pengaktifannya yang lebih rendah dibandingkan dengan reaksi tanpa katalis, sehingga dengan
katalis akan meningkatkan laju reaksi. Gambar 2.4 memperlihatkan diagram profil energi dari
reaksi tanpa dan dengan katalis. Entalpi reaksi kedua jenis mekanisme tersebut tidaklah berbeda
karena keadaan awal dan keadaan akhir reaksi dengan atau tanpa katalis adalah sama.

Gambar 2.4 Diagram Profil Energi dari Reaksi tanpa dan dengan Katalisator

Pada sistem ada 2 jenis katalis yaitu homogen dan heterogen. Katalis heterogen adalah katalis
yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang terjadi, sedangkan katalis
homogen berada dalam fase yang sama. Katalis heterogen lebih disukai karena proses
pemisahannya yang mudah. Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih
pereaksi untuk membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk
akhir reaksi. Contoh katalis homogen yang digunakan seperti AlCl3, metal tetrakloroaluminat,
dan katalis baru berbasis cairan organik ionik.
Salah satu katalis heterogen yang sering digunakan adalah zeolit. Zeolit merupakan katalis yang
baik karena memiliki pori dan luas permukaan besar. Dalam industri pengolahan minyak bumi
dan petrokimia, zeolit digunakan sebagai katalis asam dalam proses perengkahan. Mengingat
zeolit alam sangat melimpah dan murah, maka penggunaannya sebagai katalis dapat menurunkan
biaya produksi. Penelitian yang dilakukan oleh Rokhati (1999) dengan menggunakan katalis
zeolit yang awalnya reaksi berlangsung pada temperatur tinggi namun dengan katalis proses
reaksi bisa berlangsung pada temperatur yang lebih rendah.

Adapun manfaat yang berkaitan dengan zeolite meliputi:


a) Dehidrasi.

Sifat dehidrasi dari zeolite akan mempengaruhi sifat adsorbsinya, zeolite dapat melepaskan
molekul air dari rongga permukaan sehingga menyebabkan medan listrik meluas ke dalam
rongga utama dan akan efektif berinteraksi dengan molekul yang akan diadsorbsi. Jumlah
molekul air sesuai dengan jumlah pori-pori atau volume ruang hampa yang akan terbentuk bila
kristal zeolite tersebut dipanaskan.

b) Adsorbsi.

Dalam keadaan normal ruang hampa kristal zeolite terisi oleh molekul air bebas yang berada di
sekitar kation. Bila kristal zeolite dipanaskan pada temperatur 300 - 400°C maka ion tersebut
akan keluar sehingga zeolite dapat berfungsi sebagai penyerap gas atau cairan. Beberapa jenis
mineral zeolite mampu menyerap gas atau zat, zeolite juga mampu memisahkan molekul zat
berdasarkan ukuran kepolarannya.

c) Penukar ion.

Ion-ion pada rongga atau kerangka elektrolit berguna untuk menjaga kenetralan zeolite, ion-ion
dapat bergerak bebas sehingga pertukaran ion menjadi tergantung dari ukuran dan muatan
maupun jenis zeolite-nya. Sifat sebagai penukar ion dari zeolite antara lain tergantung dari : sifat
kation, temperatur, dan jenis anion. Penukar kation dapat menyebabkan perubahan beberapa sifat
zeolite seperti terhadap panas, sifat adsorbsi dan sifat panas.

Untuk peningkatan zeolite sebagai penjerap (adsorber) dan katalis perlu terlebih dahulu
dilakukan proses aktivasi, yaitu untuk meningkatkan sifat-sifat khusus zeolite dengan cara
menghilangkan unsur-unsur pengotor dan menguapkan air yang terperangkap dalam pori kristal
zeolite. Ada dua cara yang umum digunakan dalam proses aktivasi zeolite, yaitu dengan cara
fisis pemanasan pada temperature 200 - 400°C selama 2 – 3 jam dan cara kimia dengan
menggunakan pereaksi NaOH atau H2SO4.

Sedangkan jenis-jenis katalis terbagi menjadi dua, yaitu:

a) Katalisator Asam- Basa

Katalis asam basa dapat digunakan untuk mempercepat reaksi dengan cara menambahkan asam
atau basa tanpa ikut bereaksi dengan reaktannya. Terdapat beberapa reaksi yang dapat dikatalisis
oleh asam atau basa, contohnya adalah reaksi dekomposisi hidrogen peroksida yang dikatalisis
oleh asam sulfat. Makin pekat konsentrasi asam sulfat yang ditambahkann,reaksi akan
berlangsung makin cepat. Reaksinya adalah:
H2O2(l) +2 H-(aq)+ I-(aq) 2H2O( l) + I2( g)
b) Katalisator Enzim
Enzim termasuk katalisator biologis, banyak reaksi yang dapat dikatalisi oleh enzim seperti
reaksi pengubahan amilum menjadi glukosa dengan menggunakan enzim ptyalin. Enzim sering
digunakan karena sifatnya yang spesifik dan efisien. Dikatakan spesifik karena reaksi yang
berlangsung pada substrat yang spesifik contohnya enzim lipase digunapakan pada proses
hidrolisis lemak. Sedangkan dikatakan efisien karena kemampuannya untuk meningkatkan laju
reaksi dibandingkan dengan tanpa enzim.
2.5.1 Katalis Zeolit
Zeolit merupakan kristal yang tersusun dari (SiO4 )4- dan (AlO4 )5- . Zeolit biasanya digunakan

pada proses ion exchanger, adsorpsi, dan sebagai katalis. Berdasarkan proses terbentuknya,
zeolit dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Zeolit Alam
Zeolit alam merupakan salah satu jenis zeolit yang terbentuk akibat adanya proses kimia dan
fisika kompleks yang berasal dari batuan yang mengalami berbagai macam kondisi di alam.
Pembentukan zeolit alam ini tergantung pada komposisi dari batuan induk, temperatur,
tekanan, tekanan parsial dari air, pH dan aktivitas dari ion-ion tertentu.
b. Zeolit Sintetis
Zeolit sintesis merupakan jenis zeolit yang dibuat dengan rekayasa sedemikian rupa sehingga
memiliki karakter yang sama dengan zeolit alam. Terdapat tiga jenis zeolit sintesis berdasarkan
jumlah Al dan Si yang terkandung didalamnya, yaitu:
1. Zeolit sintetis dengan kadar Si rendah
Zeolit ini banyak mengandung Al, berpori, mempunyai nilai ekonomi tinggi karena efektif
untuk pemisahan dengan kapasitas besar.
2. Zeolit sintetis dengan kadar Si sedang
Jenis zeolit ini mempunyai perbandingan Si/Al = 5 sangat stabil. Contoh zeolit sintetis jenis ini
adalah zeolit omega.
3. Zeolit sintetis dengan kadar Si tinggi
Zeolit ini sangat higroskopis dan menyerap molekul non polar sehingga baik untuk digunakan
sebagai katalisator asam untuk hidrokarbon. Zeolit jenis ini misalnya zeolit ZSM-5, ZSM-11,
ZSM-21, ZSM-24.
Salah satu jenis zeolit sintesis yang banyak digunakan yaitu ZSM-5. Zeolit ini memiliki
keunggulan seperti lebih tahan terhadap suhu tinggi, selektif terhadap reaksi kimia dan memiliki
stabilitas asam yang baik. Oleh karena itu zeolit ini banyak digunakan sebagai adsorben,
katalis,molecular sieve, serta biasa diaplikasikan dalam industri petrokimia dan pada
pemisahan gas-liquid. Pada umumnya ZSM-5 dapat disintesis secara hidrotermal menggunakan
prekusor silica, alumina, dan kation logam.

Anda mungkin juga menyukai