Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ketertarikan masyarakat menggunakan beton sebagai komponen struktur


menimbulkan banyak jenis dari beton itu sendiri, salah satunya yang sedang
dikembangkan yaitu beton ringan (lightweight concrete). Beton ringan banyak
diminati karena berat jenisnya yang ringan, sehingga beban yang bekerja pada
stuktur menjadi lebih kecil. Beton ringan mempunyai berat kurang dari 1800
kg/m3 (Tjokrodimuljo, 2007). Beberapa cara telah dilakukan guna mendapatkan
beton ringan yaitu dengan merekayasa material penyusunnya, seperti mengganti
agregat yang umum digunakan dengan agregat yang memiliki berat jenis lebih
ringan. Umumnya target yang ingin dicapai adalah inovatif dalam pemilihan
bahan, ringan, kuat, dan diharapkan mempunyai nilai ekonomis serta ramah
lingkungan. Salah satu contoh bentuk penerapan beton ringan yang bisa dilakukan
adalah pada panel dinding Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA). Rumah
sederhana yang dibangun dari rakitan komponen-komponennya (pra cetak) sesuai
dengan kebutuhan perumahan yang terus meningkat pesat, khususnya di
perkotaan. Selain itu RISHA sangat cocok diterapkan sebagai bantuan kepada
korban bencana alam yang kehilangan rumah tempat tinggalnya karena cepat
dibangun dengan biaya rendah namun layak huni (http://puskim.pu.go.id/risha-
rumah-instan-sederhana-sehat/, 2014).
Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan kadang
melindungi suatu area. Berat dari dinding panel akan berpengaruh terhadap beban
yang nantinya akan ditahan oleh struktur yang berada di bawahnya. Oleh
karenanya perlu panel dinding yang ringan. Selain itu pemasangan dinding
haruslah efektif dan efisien, sehingga penggunaan batako atau bata merah dirasa
kurang tepat karena membutuhkan waktu yang cukup lama, tenaga kerja yang
banyak, serta masih perlu finishing agar terlihat lebih baik.
2

Pada umumnya panel dinding rumah tinggal di Indonesia masih


menggunakan batako dan bata merah yang memiliki berat jenis masing-masing
2200 kg/m3 dan 1700 kg/m3.

1.2. Tujuan penelitian

Penelitian panel dinding beton ringan foam dengan campuran abu batu dan
perkuatan kawat loket bertujuan:

1. Mengetahui sifat fisik dan sifat mekanik beton ringan, meliputi berat jenis,
serapan, kuat tekan, dan modulus elastisitas.
2. Mengetahui kuat lentur panel dinding beton ringan foam dengan campuran
abu batu dan perkuatan kawat loket.
3. Mengetahui kuat tekan vertikal panel dinding beton ringan foam dengan
campuran abu batu dan perkuatan kawat loket.
4. Mengetahui pola retak serta pola keruntuhan panel dinding beton ringan foam
dengan campuran abu batu dan perkuatan kawat loket.

1.3. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang diharapkan dalam penelitian panel dinding beton


ringan foam dengan campuran abu batu dan perkuatan kawat loket

1. Menjadi alternatif pengganti batako dan bata merah sebagai dinding


bangunan.
2. Pemasangan dinding pada struktur bangunan menjadi lebih efektif dan
efisien.
3. Mengurangi efek kerusakan bangunan akibat gempa bumi karena sifatnya
yang ringan.
3

1.4. Batasan Penelitian

Agar arah dan tujuan yang diinginkan dalam penelitian ini terlihat jelas,
maka dibuat batasan-batasan masalah sebagai berikut:

1. Bahan-bahan penyusun beton ringan yang digunakan adalah abu batu hasil
stone crusher batuan alam di Daerah Cangkringan, foam yang telah diberi
perlakuan khusus sebelumnya, semen jenis PPC berlabel Gresik, kawat
loket, dan air bersih dari PDAM.
2. Faktor air semen (FAS) yang digunakan adalah 0,6.
3. Bahan pengisi mortar merupakan foam agent tipe G. Foam 1420 produksi
komersial CV. Gunung Derajat.
4. Variasi kadar foam yang digunakan adalah 40%, 50%, dan 60% dari
volume total. Perbandingan semen dan kapur adalah 1:1,5.
5. Kawat loket yang digunakan memiliki spasi 1 cm dengan diameter 0,6 mm
berlapis plastik.
6. Ukuran panel dinding beton ringan yaitu tebal 10 cm, lebar 30 cm, dan
panjang 100 cm.
7. Pengujian sifat mekanik beton dilakukan pada umur 28 hari.
8. Sifat mekanik beton yang diuji adalah kuat tekan, modulus elastisitas dan
kuat lentur.
9. Pengaruh suhu, angin, kelembaban udaran, sifat dasar semen, pasir, dan
foam agent diabaikan dalam penelitian ini.

1.5. Keaslian Penelitian

Penelitian ini menggunakan variasi foam yang dicampur dengan pasta


semen, abu batu dan kawat loket. Penelitian panel dinding ini pernah diteliti oleh
peneliti sebelumnya, hanya pada penelitian sebelumnya panel dinding beton
ringan menggunakan campuran foam ekstrak klerak 50% dengan variasi
perkuatan kawat loket (Harnartyassanto, 2015).
4

Berikut ini adalah beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan


penelitian panel dinding beton ringan.
1. Harnartyassanto (2015) telah melakukan penelitian tentang prilaku struktural
panel dinding beton ringan campuran foam ekstrak klerak 50% dengan
menggunakan perkuatan kawat loket. Variasi spasi kawat loket yang
digunakan adalah 0 cm, 0.5 cm, 1 cm, 2 cm. Ukuran panel dinding pada
penelitian ini adalah 100 cm x 30 cm x 10 cm.
2. Megayantha (2013) melakukan penelitian tentang sifat fisik dan mekanik
beton ringan dengan penambahan foam organik (busa klerak). Pada penelitian
ini hanya bertujuan untuk mengetahui sifat karakteristik beton ringan baik dari
kuat tekan, kuat lentur, kuat tarik, berat jenis, dan daya serap terhadap air.
3. Atmoko (2012) telah melakukan penelitian tentang beton ringan polystyrene
untuk panel dinding tebal 9 cm dengan metode pengempaan terukur dan
perkuatan kawat loket. Penelitian ini menggunakan 12 benda uji panel
berukuran 900 mm, lebar 300 mm, tebal 90 mm, dengan perkuatan kawat
loket grid 1x1 cm, grid 2x2 cm dan pengempaan terukukur. Komposisi 1 m3
beton polystyrene terdiri dari semen: polystyrene+pasir = 35%:65%, dengan
fas 0,4.
4. Aidil (2012) telah melakukan penelitian tentang penggunaan polystyrene yang
telah diserut sebagai beton ringan dengan pra pemadatan untuk panel dinding
tebal 10 cm. Benda uji panel dinding mempunyai ukuran panjang 90 cm, lebar
30 cm, tebal 10 cm, dan diberi lapisan kawat loket pada kedua sisi dengan
jarak 1 cm dari tepi, diantara lapisan kawat loket diberi konektor dengan
panjang 8 cm serta jarak antar konektor 10 cm.
5. Nugroho (2007) telah melakukan penelitian tentang panel dinding beton non-
pasir, dimana bantak digunakan sebagai bahan pengganti agregat pada beton.
Ukuran panel dinding pada penelitian ini adalah 400 mm x 100 mm dengan
variasi tebal panel yaitu 50 mm, 60 mm, 70 mm, dan 80 mm.

Anda mungkin juga menyukai