Anda di halaman 1dari 3

Ubin-ubin warna merah itu berjejer rapi di lantai dan menimbulkan sedikit suara

saat sepasang sepatu menginjaknya. Hembusan angin yang kencang meniup-niup kecil
rambut lelaki itu membuat siluet matanya yang hitam semakin terlihat, sepertinya
lelaki itu sedang berlari. Entahlah mau kemana? Tapi kaki jejangnya itu enggan
untuk berhenti hingga ia tiba di ruangan pojok sekolah.

Lelaki itu Kyan Hendrahatama anak SMA yang jago olahraga, aktif di kegiatan OSIS,
Ekstrakulikuler dan merupakan orang sangat menjujung tinggi hal-hal yang menyangkut
tentang rovolusi mental. Di sekolahnya kyan sangat terkenal karena ia orang yang
sangat kritis juga berintelektual, dikenal banyak guru, dan yang paling penting
kyan adalah pembicara yang sangat baik. Sekarang di sinilah kyan, sedang berdiri di
ruangan kecil yang di atasnya tertera tulisan OSIS dengan huruf yang besar. Mukanya
sedikit tegang mungkin ia gugup, kyan melepaskan jaket yang ia pakai merapikan
sedikit pakaiannya, lalu masuk ke ruangan itu.

Kyan terdiam, baru saja dia masuk ia sudah diberikan tatapan dari banyak siluet
mata yang tajam. Ia sedikit menetralisir detak jantungnya, tapi percuma saja. Ia
tetap gugup.
�maafkan aku. Aku belum terlambat kan?� ucap kyan akhirnya pada orang-orang di
ruangan itu.
�saykiya!� umpat kinan dengan bahasa yang mereka tidak mengerti. Tatapan yang
anehpun sekarang beralih pada kinan. �wae?� tanyanya bingung dan masih tetap dengan
bahasa yang sama.
�sudahlah. Lupakan itu, kami sudah menunggumu dari tadi. Kemana saja kau?� kali ini
temanya kyan, Reza yang angkat bicara.
�aku sudah berusaha.� Ucap kyan menyesal. �tapi sepertinya-�
Belum sempat kyan melanjutkan kalimatnya, perkataannya sudah dipotong oleh reza.
�kau sangat terkenal di sekolah, dan dipuji-puji oleh guru. Tapi kali ini aku
meragukannmu.� Reza berdiri dan menatap kyan marah.
Mata kyan yang hitam beralih mentap reza dan kemudian jam tangannya. �Sepertinya
aku belum terlambat. Bukankah perkumpulannya dimulai pukul 4 tepat sedangkan,
sekarang masih 15 menit lagi sebelum pukul empat.� Akhirnya sosok kyan yang
kritispun muncul, dan orang-orang di ruangan itupun hanya menatap kyan dengan
pandangan yang memuji.
�baiklah sudah selesai?. Kita mulai rapatnya.� Jihan berdiri dan menyindir mereka
dengan perkataanya.
Kyan maupun reza akhirnya diam dan melupakan kejadian barusan, walau sepertinya
hati mereka masih kesal. Kyan duduk tapi sebelum itu dia meletakkan terlebih dahulu
jaketnya di sandaran kursi.

�aku akan mulai.� Jihan selaku ketua Osis pun memulai pembicaraannya. �ini
menyangut tentang MOS tahun ini. Pak rian sudah memberitahu bahwasannya mos tahun
ini akan dilaksanakan. Kita sebagai Osis harus membuat agenda selama kegiatan Mos
itu dilakukan.� Jiihan menatap semua peserta rapat di ruangan itu, semua diam
menunggu jihan melanjutkan pembicaraannya.
�sekarang aku persilahkan kalian mengajukan pendapat tentang agenda-agenda untuk
MOS tahun ini. Siapa yang ingin mengajukan pertama kali?� Semua masih tetap dalam
keadaan diam termasuk kyan. Diihat dari raut wajahnya mungkin kyan sedang berpikir
keras. Entahlah apa yang ia pikirkan?

Seseorang mengajukan tangan, pandangan semua pesertapun terarah padanya itu Reza.
Ia berdiri dan meminta izin kapada jihan, jihan hanya mengangguk memberi izin.
�sebelumnya perkenalkan saya Reza. Saya akan memberikan usulan tapi bukan tentang
agenda�. Reza menggantung kalimatnnya
�lalu?�
�ini tentang penampilan saat MOS.� Ucap reza melanjutkan
�usulanmu?� tanya jihan
�saat pertama masuk kita suruh mereka kuncir kepang pakai pita buat ceweknya, dan
buat cowoknya kita suruh pakai flower crown. Terus pakai kalung dari snack, bawa
empeng, dan name tag nama hewan. Gimana?�
Kyan terkejut, Ia sebenarnya marah mendengar usulan reza itu. Mukanya mungkin sudah
merah padam, tapi lihatlah teman-temannya tetap beku seperti patung. Diam mendengar
celotehan reza yang tidak masuk akal itu.

�semua setuju?� tanya jihan


�kalo kami setuju-setuju saja� ucap salah satu peserta mewakili.
kyan mengacungkan tangannya �maaf aku tidak setuju. Aku mengusulkan pakaian untuk
Mos biasa-biasa saja. Pakaian putih abu-abu lengkap. Gimana?�
Reza dan semua peserta memandang kyan dengan tatapan tajam. Kyan tidak takut, kyan
rasa ini adalah hal yang benar. Kenapa toh tidak diperjuangkan -batin kyan. Ruangan
itu sekarang ricuh semua peserta berbicara tentang perkataan kyan, pasalnya dari
tahun ke tahun pakain Mos selalu seperti yang diusulkan reza itu. tidak pernah ada
perubahan, walaupun ada mungkin tahun ini yang akan merubahnya.

�udahlah kyan jangan perpanjangin urusan. Semua udah setuju sama usulan reza dan
yang nolak Cuma kamu. Kamu kalah banyak sama kami. �
�iya, itu betul.�
Kini tanggapan pedas pun terlontar dari teman-teman kyan untuk usulannya. Kyan
tidak berbicara, dia hanya diam menunggu saat yang tepat untuk menanggapi perkataan
mereka semua.

�Aku juga mau nambahin sesuatu buat agenda Mos nanti nih.� Alea teman kyan
mengusulkan.
Mereka mengabaikan kyan, dan beralih membahas topik tentang agenda Mos sekarang.
Kyan mengelus dada mencoba bersabar sebab mereka sudah hampir 2 jam berbincang-
bincang tapi hasil rapat belum tuntas.
�aku mengusulkan. Bagaimana kalau kita buat mereka segan kepada kita. Jadi kita
buat agenda sharing dimana selama agenda tersebut kita jadi pengisi materinya. Buat
mereka tau gimana kita sebenarnya. Setuju?.� Alea yang nyatanya anak kekinian itu
mengusulkan hal yang benar-benar tidak terduga.
Semua peserta rapat berbincang-bincang, sepertinya mereka menyetujui. hal ini dapat
di lihat dari tanggapan mereka, tapi lain halnya dengan kyan.
�aku setuju. Tahun kemarin kita seperti itu, tahun ini juga kita buat mereka
merasakan gimana rasanya. TERTEKAN selama Mos!� ucap reza kembali dengan penuh
penekanan.
Kyan yang tidak setuju, mulai berbicara. Ia berdiri dan menggebrak meja dengan
marah. �cara rapat bukan seperti ini!. Kita belum tuntas membahas masalah tentang
pakaian untuk Mos, tapi kalian sudah beralih dan mengabaikan usulanku.�
Semua membisu terkejut melihat sosok kyan yang marah di hadapan mereka secara
langsung. Reza yang melihat itu mencoba untuk berbicara, tapi sebelum ia berbicara
kyan sudah memotongnya.
�dengarkan aku terlebih dahulu. Kita di sini sama-sama belajar, cobalah untuk
menghargai satu sama lain. Dan satu hal lagi yang perlu kuperjelas MOS itu masa
orietasi sekolah, masa perkenalan lingkungan sekolah. Bukan ajang BALAS DENDAM!.�
Ucap kyan penuh penekanan. �coba berbifikirlalah. Seharusnya ilmu yang tinggi juga
harus diikuti dengan sikap moral yang semakin baik. Mos seharusnya diisi dengan
hal-hal yang mendidik dan mampu mengembangkan kemampuan siswa. bukan seperti ini!.�
Kyan berhenti berbicara dan mengambil nafas dalam-dalam menghilangkan rasa
sesaknya.

�pendidikan itu bukan Cuma membahas tentang ilmu tapi juga tentang karakter siswa.
Kekerasan tidak akan membuat ilmu bertambah banyak. Buatlah MOS yang baik. Agenda-
agendanya yang mampu mengembangkan kreativitas siswa. Kalian harus belajar
bagaimana revolusi mental itu terus berjalan seiring waktu.� Kyan menatap semua
teman-teman di ruangannya itu satu persatu, dengan harapan mereka mengerti apa yang
ia katakan.
�jangan berbicara omong kosong. Kau menceramahi kami, kami tidak perlu itu!.� reza
membentak balik kyan dengan menggebrak meja, sama seperti yang kyan lakukan tadi.
Kyan bersabar, dan mengarahkan pandangannya pada bendera merah putih di rungan itu.
�apa yang kau lihat?� tanya reza
�coba tebak?. Apa yang kira-kira aku lihat.� Bukannya menjawab kyan malah bertanya
balik pada reza.
Reza mengikuti arah mata yang kyan lihat. �bendera merah putih� tebak reza
�kau benar, yang kulihat sekarang adalah sang saka. Merah putih itu saat ini
membutuhkan kita. Sayapnya garuda makin lemah karena karekter bangsanya yang lemah
juga. Terkadang siswa yang berkarakter di indonesia itu sangatlah sulit ditemukan,
dan yang pantas membangun kesadaran tetang hal itu harus dimulai dari diri kita!.
Sadari bahwa revolusi mental berubah dengan berjalannya waktu. Jangan terus
berpikir bahwa semua hal akan tetap sama. Sebab, negara ini membutuhkan pemimpin
dan sumber daya manusia yang berkualitas juga berkarakter.� Kyan menyudahi
kalimatnya dengan senyum mengembang, matanya sudah berair mungkin ia akan menangis.

�sekolah di Indonesia bukan Cuma satu. tahun ini biarlah seperti ini, dan untuk
tahun depan terserahlah.� Reza berucap kembali.
Kyan menatap teman-temannya dan jihan. Sepertinya kyan membutuhkan pembelaan jihan,
tapi jihan hanya diam. Bukannya mengacuhkan kyan, jihan hanya tak tau harus berbuat
apa? Ia tidak mempunyai keberanian yang kuat untuk itu.

Kyan berdiri dan menyambar jaketnya di kursi. �Osis kegiatan siswa yang memajukan
sekolah bukan sebaliknya. Osis salah satu tempat pembentukan karakter di sekolah
bukan sebaliknya.� Kyan membungkukkan badan dan lalu berjalan ke arah pintu keluar.
Semua orang di ruangan memandang nanar kyan, mereka rasa apa yang dikatakan kyan
tadi ada benarnya. Mereka diam dengan pikirannya masing-masing.

Sebelum kyan keluar, ia sempat berhenti sambil memegang gagang pintu, ia mengusap
kasar wajahnnya.�jangan biarkan Ibu Pertiwi menangis, karena anak-anak bangsanya
yang lemah akan karakter. Aku mengundurkan diri.� Kyan memejamkan matanya dan
dengan seribu keberanian ia keluar dari ruangan itu.

Tidak ada yang menahan kyan untuk keluar dari ruangan itu. tak apalah �pikir kyan.
Ia harus kembali, karena bangsanya menunggunya. Berhenti berharap pada mereka, saat
mereka tidak percaya dengamu. Yang kyan pikirkan sekarang adalah ia berharap bahwa
beberapa tahun yanng akan datang muncul generasi-generasi yang berkarakter kuat
untuk masa depan indonesia. Entah kapan itu akan terjadi? Tanda tanya di hati kyan
masih terlalu besar.

Anda mungkin juga menyukai