Anda di halaman 1dari 25

Dosen Pengampuh : Baidowi Abdhie, S.E., M.P.

1. Devi Veronica
2. Fitria Islamia
3. Sinta Lumongga Siregar
(1801120005.P)
4. Tri Randini
5. Yosie Yosefa (1801120007.P)
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur sudah sepantasnya kita panjatkan ke hadirat Tuhan yang

Maha Esa sehingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada

kita semua untuk menikmati segala karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan

makalah mata kulia Akuntansi Topik Khusus yang berjudul Akuntansi Sumber

Daya Manusia.

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Topik

Khusus Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan

dan pemahaman diri penyusun tentang mata kuliah ini. Demi kesempurnaannya,

penyusun selalu mengharapkan adanya saran dan masukan dari berbagai pihak.

Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah

Akuntansi Topik Khusus Bapak Baidowi Abdhie, S.E., M.P.dan kepada semua

pihak yang telah mendukung hingga terselesaikannya makalah ini.

Harapan penyusun semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya

bagi penyusun sendiri dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.

`Palembang

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ......................................................................................... i


Kata Pengantar .................................................................................... i
PEMBAHASAN .................................................................................... 1
A. Pengertian Probabilitas ................................................................ 1

B. Pendekatan Probabilitas ............................................................... 4

1. Pendekatan Klasik .................................................................. 4


2. Pendekatan Relatif ................................................................... 5
3. Pendekatan Subjektif ............................................................... 6
C. Konsep Dasar dan Hukum Probabilitas ........................................... 6

1. Hukum Penjumlahan ................................................................ 7


2. Peristiwa/Kejadian Bersama .................................................... 8
3. Kejadian Saling Lepas ............................................................. 10
4. Hukum Perkalian ...................................................................... 11
5. Probabilitas Bersyarat .............................................................. 13
6. Peristiwa Pelengkap ................................................................ 14
D. Diagram Pohon Probabilitas ............................................................ 15

E. Beberapa Prinsip menghitung ....................................................... 17

1. Faktorial ................................................................................... 17
2. Permutasi ................................................................................. 17
3. Kombinasi ................................................................................ 18
F. Kaidah Bayes (Teorema Bayes) .................................................... 19

CONTOH SOAL ................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ………………………. ........................................... iii

i
PROBABILITAS

Mempelajari probabilitas kejadian sangat bermanfaat bagi


pengambilan keputusan yang tepat, karena kehidupan didunia tidak ada
kepastian, dan setiap pengambil keputusan jarang meemiliki informasi
yang lengkap, sehingga perlu untuk mengetahui berapa besar probabilitas
suatu peristiwa yang terjadi. berikut adalah contoh yang terkait dengan
probabilitas. Misalnya saja Anda ingin belajar Bahasa Inggris. Pada saat
ini banyak lembaga yang memberikan kursus bahas tersebut, misalnya
saja LB-LIA, EF, BBC, Oxford, London School. Kursus mana yang akan
Anda pilih? Untuk memudahkan pilihan, Anda dapat bertanya kepada 30
teman Anda, dimana kebanyakan mereka mengikuti kursus. Lembaga
yang paling banyak diminati tersebut yang mungkin lebih cocok Anda pilih.

Contoh yang lain misalnya pada saat ini suku bunga tabugan dan
deposito di bank cukup rendah. Apakah Anda mersa tertantang untuk
berinvestasi dipasar saham? Coba lihat misalnya saja saham Bank Lippo,
pada tahun 2003 harganya hanya Rp 370 per lembar, namun pada bulan
juli 2007 sudah mencapai Rp1900 per lembar. Dalam empat tahun nilai
saham telah berkembang 313 % atau meningkat 78% pertahun. Anda
juga bisa melihat saham pada tahun 2007 yang memberikan prospek baik.
Ada lima eminten terbaik yaitu Aneka Tambang, Suryainti Permata, Bumi
Resources, Berlian Laju Tangker dan Ricky Putra Globalindo. Kelima
perusahaan tersebut memilik kinerja yang sangat baik sebagaimana
tercermin pada angka penjualan tiga tahun terakhir, margin operasi bersih,
tingkat pengembalian atas ekuitas, perputaran aktiva, dan lain-lain. Apa
keputusan Anda? Apakah Anda tetap menabung, membeli saham, atau
membeli properti Investasi

A. PENGERTIAN PROBABILITAS
Lind (2002) mendefinisikan probabilitas sebagai berikut “Probabilitas
adalah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa yang akan
terjadi di masa mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1
atau dalam persentase”.
Ada tiga hal penting dalam membicarakan probabilitas yaitu
percobaan (experiment), hasil (outcome), dan peristiwa (event).
Percobaan (experiment) adalah aktivitas yang melahirkan suatu
peristiwa. Contohnya saja kegiatan melempar uang koin akan melahirkan
peristiwa muncul gambar atau angka, kegiatan jual beli saham akan
melahirkan peristiwa membeli atau menjual, perubahan harga – harga
akan melahirkan inflasi dan deflasi, mahasiswa yang giat belajar akan
melahirkan prestasi yang memuaskan, sangat memuaskan atau terpuji.
Pertandingan sepak bola akan melahirkan peristiwa menang, kalah, atau

1
seri. Kegiatan-kegiatan yang melahirkan peristiwa tersebut dikenal dengan
percobaan.
Hasil (outcome) adalah suatu hasil dari percobaan.
Dari suatu percobaan akan memberikan hasil. Dari contoh kegiatan
diatas dapat diperoleh hasil berikut.

PERCOBAAN HASIL

1. muncul gambar
Kegiatan melempar uang
2. muncul angka

1. menjual saham
Kegiatan perdagangan saham
2. membeli saham

1. inflasi (harga naik)


Perubahan harga
2. deflasi (harga turun)

1. lulus memuaskan

2. lulus sangat memuaskan


Mahasiswa belajar
3. lulus terpuji

1. menang
Pertandingan Sepak Bola
2. kalah

Jadi hasil adalah seluruh kemungkinan peristiwa yang akan terjadi


akibat adanya suatu percobaan atau kegiatan.
Peristiwa (event) adalah kumpulan dari satu atau lebih hasil yang
terjadi pada sebuah percobaan atau kegiatan.
Peristiwa menunjukkan hasil yang terjadi dari suatu kejadian. Dalam
setiap percobaan atau kegiatan hanya ada satu kemungkinan hasil. Pada
kegiatan jual beli saham, kalau tidak membeli berarti menjual. Pada
perubahan harga terjadi inflasi atau deflasi. Pada pertandingan sepak bola
juga terjadi satu peristiwa, apakah klub sepak bola tersebut menang,
kalah atau seri. Tidak mungkin dalam suatau pertandingan sepak bola,
misalnya Liverpool VS Arsenal, hasilnya Liverpool menang juga kalah.
Peristiwa yang mungkin adalah Persita menang, kalah atau seri. Berikut
adalah urutan percobaan, hasil, dan peristiwa.

2
Pertandingan sepak bola Liverpool VS Arsenal
Percobaan / Kegiatan di Stadion Anfield, tanggal 12 Januari 2012

Liverpool Menang

Liverpool Kalah
Hasil
Seri

Liverpool Menang
Peristiwa

Jadi menyatakan Probabilitas adalah sebagai berikut “Probabilitas


dinyatakan dalam bentuk pecahan antara 0 sampai 1. Probabilitas 0
menunjukkan suatu yang tidak mungkin terjadi, sedang probabilitas 1
menunjukkan peristiwa pasti terjadi.
Probabilitas dapat dinyatakan dalam persentase atau desimal.
Misalnya sebagai berikut.
(a) Pada hari Jumat adalah penutupan bursa saham, maka kebanyakan
investor berusaha meraih keuntungan melalui penjualan saham atau
yang biasanya diistilahkan dengan profit taking, sehingga
probabilitas menjual mencapai 0,7 sedangkan jika membeli 0,3.
(b) Melihat kondisi kesiapan fisik dan mental para pemain Liverpool dan
Arsenal, maka Liverpool mempunyai probabilitas menang 64% : 36%
dibandingkan Arsenal.

Probabilitas dengan kejadian nilai nol adalah peristiwa yang tidak


mungkin terjadi, misalkan sebagai berikut.

(a) Tingkat Inflasi dan suku bunga dalam satu tahun takwim di Indonesia
0%.
(b) Seluruh tanaman dan ternak di Indonesia mati, atau
(c) Seorang anak balita melahirkan bayi.
Probabilitas kejadian dengan nilai satu adalah peristiwa yang pasti
terjadi, misalkan sebagai berikut.
(a) Semua pasti mati
(b) Semua harga barang dan jasa pasti berubah
(c) Tidak ada kondisi manusia yang statis

3
B. PENDEKATAN PROBABILITAS
Untuk menentukan tingkat probabilitas ada tiga pendekatan yaitu
pendekatan klasik, pendekatan relatif, dan pendekatan subjektif.

1. Pendekatan Klasik
Mengasumsikan bahwa sebuah peristiwa mempunyai kesempatan
untuk terjadi yang sama besar. Probabilitas suatu peristiwa kemudian
dinyatakan sebagai rasio antara jumlah kemungkinan hasil dengan total
kemungkinan hasil ( rasio peristiwa terhadap hasil).

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 (𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑤𝑎)


𝑝𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑤𝑎 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙

Probabilita
Percobaan Hasil Hasil
s

1. Muncul gambar
Kegiatan melempar
2
uang 2. Muncul angka 0,5

1. Menjual saham
Kegiatan perdagangan
2
saham 2. Membeli saham 0,5

1. Inflasi
Perubahan harga 2
2. Deflasi 0,5

1. Lulus memuaskan

2. Lulus sangat
Mahasiswa belajar 3
memuaskan
3. Lulus terpuji 0,333

Peristiwa menjual dan membeli saham mempunyai kesempatan


yang sama untuk terjadi pada kegiatan jual beli saham. Jumlah hasil ada
2, dan hanya 1 peristiwa terjadi, maka probabilitas menjual atau membeli
adalah sama ½.

Pada suatu percobaan dimana ada satu peristiwa yang terjadi,


sehingga peristiwa lain tida dapat terjadi pada suatu percobaan dengan

4
waktu yang sama dikenal dengan peristiwa saling lepas (mutually
exclusive).

Jika pada suatu percobaan nya mempunyai hasil lebih dari satu, dan
semua hasil mempunyai probabilitas yang sama serta hanya satu
peristiwa terjadi, maka peristiwa ini disebut lengkap terbatas kolektif
(collective exhaustive). Pada Lengkap terbatas kolektif sedikitnya satu
dari seluruh hasil yang ada, pasti terjadi pada setiap percobaan atau
kegiatan yang dilakukan.

2. Pendekatan Relatif

Besar probabilitas suatu peristiwa tergantung pada berapa banyak


suatu peristiwa terjadi dari keseluruhan percobaaan atau kegiatan yang
dilakukan.

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑠𝑡𝑖𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖


𝑝𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛/𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛

Pada kegiatan jual beli saham di BEJ terdapat 3.000.000 transaksi


yang terdiri atas 2.455.000 transaksi jual dan 545.000 transaksi beli.
Peristiwa ini didorong aksi profit taking. Maka probabilitas jual adalah =
(2.455.000/3.000.000) = 0,82 dan probabilitas beli (545.000/3.000.000) =
0,18.

Pada kejadian perubahan harga, maka dilihat apakah setiap bulan


terjadi inflasi atau deflasi. Data dari BPS adalah sebagai berikut :

Bula Bula Bula


Inflasi Bulan Inflasi Inflasi Inflasi
n n n

1 1,99 4 -0,24 7 0,82 10 0,54

2 1,50 5 0,80 8 0,29 11 1,85

3 -0,02 6 0,36 9 0,53 12 1,20

Dari data di atas terlihat bahwa jumlah bulan inflasi ada 10, dan
jumlah bulan deflasi 2 dari total 12 bulan. Oleh sebab itu, probabilitas
terjadinya inflasi adalah =10/12 = 0,83 dan probabilitas terjadinya bulan
deflasi adalah = 2/12 = 0,17. Atau dinyatakan dalam persen, probabilitas
inflasi sebesar 83% dan probabilitas deflasi 17%.

5
Pada wisuda sarjana 2006 dari 900 mhasiswa, 520 mahasiswa lulus
dengan memuaskan, 295 lulus dengan sangat memuaskan, dan 85 lulus
dengan terpuji. Maka probabilitas lulus memuaskan adalah = 520/900 =
0,58 ; lulus dengan sangat memuaskan = 295/900 = 0,33 ; lulus dengan
terpuji = 85/900 = 0,09.

Jadi, pendekatan relatif mendasarkan besarnya probabilitas pada


banyaknya suatu peristiwa terjadi dan keseluruhan percobaan, kegiatan
atau pengamatan yang dilakukan.

3. Pendekatan Subjektif

Menentukan besarnya probabilitas suatu peristiwa didasarkan pada


penilaian pribadi dan dinyatakan dalam derajat kepercayaan. Penilaian
subjektif diberikan karena terlalu sedikit atau tidak ada informasi yang
diperoleh atau berdasarkan keyakinan. Misalnya sebagai berikut.

(a) Menurut pengamat politik, Fauzi Bowo akan terpilih sebagai


Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada Agustus 2007
(b) Menurut Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani pada tahun 2007,
Indonesia akan mengalami gejala krisis, walaupun fondasi ekonomi
kuat.
(c) Anda akan mendapatkan nilai minimal B untuk mata kuliah Statistika.

Semua contoh tersebut hanya didasarkan pada penilaian pribadi dan


mungkin tidak banyak menggunakan informasi sebagai dasar
pertimbangan.

C. KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS


Probabilitas kejadian yang dilambangkan dengan P,apabila kejadian
jual saham dinyatakan dengan huruf A, maka probabilitas jual saham
dinyatakan dengan P(A). Sebaliknya apabila kejadian beli saham adalah
B, maka probabilitas beli saham adalah P(B).

1. Hukum Penjumlahan
Hukum penjumlahan menghendaki peristiwa yang saling lepas
(mutually exclusive) yaitu apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa
lain tidak dapat terjadi pada saat bersamaan. Apabila kejadian menjual

6
saham P(A), maka kejadian membeli saham P(B) tidak terjadi pada waktu
bersamaan.
Jika kejadian A dan B saling lepas, hukum penjumlahan
menyatakan bahwa probabilitas suatu kejadian atau probabilitas kejadian
lain terjadi sama dengan penjumlahan probabilitas masing-masing
kejadian. Hukum tersebut dinyatakan sebagai berikut:

P (A atau B) = P(A) + P(B)

Untuk kejadian yang lebih banyak dilambangkan sampai n yaitu:

P(A atau B atau … n) = P(A) + P(B)

Contoh :

Berikut adalah kegiatan perdangan saham di BEJ untuk tiga


perusahaan perbankan dengan jumlah total sebanyak 200 traksaksi.

Jenis Transaksi Volume Transaksi

Jual saham 120

Beli saham 80

Jumlah total transaksi 200

Dari tabel di atas diketahui bahwa:


Probabilitas Jual = P(A) = 120/200 = 0,60
Probabilitas Beli = P(B) = 80/200 = 0,40

Sehingga Probabilitas A atau B,


P(A atau B) = P(A) + P(B) = 0,6 + 0,4 = 1,0

Apabila dilihat dari saham yang diperjual/belikan terdapat tiga bank yaitu:

Bank Volume Transaksi

BCA 70

BLP 80

BNI 50

Jumlah total transaksi 200

7
Probabilitas BCA = P(D) = 70/200 = 0,35
Probabilitas BLP = P(E) = 80/200 = 0,40
Probabilitas BNI = P(F) = 50/200 = 0,25

Berapa probabilitas kejadian BCA P(D) atau BNI P(F)?

P (D atau F) = P(D) + P(F) = 0,35 + 0,25 = 0,6

Berapa probabilitas kejadian BCA P(D), atau BLP P(E) atau BNI P(F)?

P(D atau E atau F) = P(D) + P(E) + P(F) = 0,35 + 0,40 + 0,25 = 1,0

2. Peristiwa/Kejadian Bersama
Jarang sekali dalam kehidupan sehari-hari hanya terjadi satu
peristiwa. Kejadian seperti jual atau beli saja tanpa tahu apa yang dijual
dan dibeli, atau kejadian hanya jenis banknya saja BCA, BLP, atau BNI
tanpa tahu kegiatannya jarang sekali terjadi. Kegiatan jual saham pastilah
diketahui saham apa yang dijual atau beli saham. Saham apa yang dibeli.
Jadi kegiatannya sebenarnya terdiri atas dua jenis yaitu (a) kegiatan
jual saham dan (b) sahamnya adalah saham BCA.Oleh sebab itu, ada
kejadian bersama (joint event) seperti kejadian jual saham P(A) dan
sahamnya BCA P(D) atau kejadian beli P(B) dan sahamnya BCA P(D).
Probabilitas kejadian bersama dilambangkan P(AD) untuk kejadian jual
saham BCA dan P(BD) untuk kejadian beli saham BCA.

Contoh

Cobalah hitung berapa probabilitas jual saham BCA P(AD) dan


probabilitas beli saham BCA P(BD).

Perusahaan Jumlah
Kegiatan
BCA (D) BLP (E) BNI (F)
Jual (A) 30 50 40 120

Beli (B) 40 30 10 80

Jumlah 70 80 50 200

Kegiatan jual saham dan sahamnya BCA ada 30 transaksi. Kegiatan


beli saham dan sahamnya BCA ada 40. Sehingga probabilitas P(AD) dan
P(BD) adalah

8
P(AD) = 40/200 = 0,20

P(BD) = 30/200 = 0,15

Pada peristiwa bersama dua atau lebih peristiwa dapat terjadi secara
bersama-sama.

Peristiwa bersama tersebut dapat lebih mudah dilihat dengan


Diagram Venn seperti berikut ini:

A AD D

Apabila kita ingin menjumlahkan kejadian A dan kejadian D, menjadi:

P(A atau D) P(A) + P(D)

Maka dengan Diagram Venn terlihat adanya perhitungan ganda yaitu


kejadian AD. Kejadian AD tersebut masuk dihitung ke dalam kejadian A
dan kejadian D. Oleh sebab itu, untuk penjumlahan probabilitas dengan
adanya unsure kegiatan bersama, maka rumus penjumlahan dirumuskan
kembali menjadi sebagai berikut.

P (A atau D) = P(A) + P(D) – P(AD)

Di mana

P(A atau D) : Probabilitas terjadinya A atau D atau A dan D bersama-


sama

P(A) : Probabilitas terjadinya A

P(D) : Probabilitas terjadinya D

P(AD) : Probabilitas terjadinya A dan D bersama-sama

Berapa probabilitas kejadian jual saham atau saham BCA (P(A atau D))?

P(A atau D) = P(A) + P(D) – P(AD)

= 0,6 _ 0,35 – 0,15

= 0,80

Berapa probabilitas kejadian beli saham atau saham BNI (P(B atau F))?
P(B atau F) = P(B) + P(F) – P(BF)
= 0,40 + 0,25 – 0,05 , ingat 0,05 dari = 10/200

= 0,6

8
3. Kejadian Saling Lepas
Kejadian saling lepas terjadi apabila hanya satu dari dua atau lebih
peristiwa yang dapat terjadi. Oleh sebab itu, untuk peristiwa saling lepas,
kejadian bersama dalam suatu percobaan atau kejadian tidak ada.
Diagram Venn untuk kejadian saling lepas adalah sebagai berikut:

A D

Diagram Venn menunjukkan bahwa peristiwa A (jual saham) dan B


(beli saham) saling lepas. Tidak ada bagian A yang menjadi bagian B,
sebaliknya tidak ada bagian B yang menjadi bagian A. peristiwa atau
kejadian bersama untuk peristiwa saling lepas dinyatakan:

P (AB) = 0

Oleh sebab itu, untuk peristiwa yang saling lepas, probabilitas


kejadian A atau B yang dinyatakan P (A atau B):

P (A atau B) = P(A) + P(B) – P(AB)

Karena P(AB) = 0; maka

P (A atau B) = P(A) + P(B) – 0


Sehingga P(A atau B) dinyatakan sebagai berikut:

P (A atau B) = P(A) + P(B)


Contoh:
Berapa probabilitas kejadian jual saham dan beli saham (P(AB)) dan
probabilitas kejadian untuk saham BCA, BLP, dan BNI (P(DEF))

Perusahaan Jumlah
Kegiatan
BCA (D) BLP (E) BNI (F)
Jual (A) 30 50 40 120

Beli (B) 40 30 10 80

Jumlah 70 80 50 200

Probabilitas kejadian A dan B (P(AB)) = 0; karena kejadian A dan B


saling lepas. Pada saat dan waktu yang bersamaan aktivitas yang bisa

9
dilakukan hanya satu, kalau tidak jual saham, berarti beli saham atau
sebaliknya. Oleh sebab itu, hukum penjumlahan untuk peristiwa saling
lepas adalah:
P(A atau B) = P(A) + P(B) - P(AB)
= 0,6 + 0,4 – 0
=1
Probabilitas kejadian tiga saham yaitu BCA, BLP, dan BNI (PDEF)) =
0; karena kejadian untuk BCA, BLP, dan BNI saling lepas. Pada saat
bersamaan tidak mungkin orang dapat melakukan menjual saham tiga
sekaligus. Oleh sebab itu, hukum penjumlahan untuk peristiwa saling
lepas adalah:

P(D atau E atau F) = P(D) + P(E) + P(F) - P(DEF)


= 0,35 + 0,40 +0,25 – 0
=1

Berapa probabilitas P (D atau E)

P(D atau E) = P(D) + P(E) – P(DE)

= 0,35 + 0,40 - 0
= 0,75

4. Hukum Perkalian
Hukum perkalian menghendaki setiap peristiwa adalah independen
yaitu suatu peristiwa terjadi tanpa harus menghalangi peristiwa lain terjadi.
Peristiwa A dan B independen, apabila peristiwa A terjadi, maka tidak
menghalangi terjadinya peristiwa B. Oleh sebab itu, untuk penjumlahan
menghendaki peristiwa saling lepas, sedang untuk perkalian menghendaki
peristiwa independen.
Hukum perkalian untuk probabilitas kejadian A dan B yang saling
independen dinyatakan sebagai berikut:
P (A dan B) = P(A) x P(B)

Untuk menggambarkan hukum perkalian dan peristiwa yang saling


lepas independen diberikan contoh berikut:
(a) Melempar dua buah mata uang ke udara, pada lemparan pertama
muncul gambar, maka pada lemparan kedua bisa muncul gambar
lagi atau angka. Ini menunjukkan bahwa hasil lemparan pertama,
tidak memengaruhi probabilitas kejadian kedua.

10
(b) Melakukan tiga transaksi jual beli saham. Pada transaksi pertama,
menjual saham. Pada transaksi kedua dan ketiga, bisa menjual atau
membeli saham. Ini juga menunjukkan bahwa probabilitas pada
peristiwa kedua dan ketiga tidak dipengaruhi atau bebas dari
pengaruh peristiwa atau kejadian pertama. Inilah yang dimaksud dua
peristiwa bersifat independen.

Contoh:

Pelemparan mata uang logam dua kali ke udara, berapakah


probabilitas kedua lemparan tersebut menghasilkan gambar?

Penyelesaian

Probabilitas gambar = ½ dan probabilitas angka ½. Pada lemparan


pertama probabilitas gambar P(A) = ½. Pada lemparan kedua probabilitas
gambar P(B) juga 1/2. Oleh sebab itu, probabilitas P(A) dan P(B) adalah:

Kemungkinan seluruh hasil dapat disajikan berikut:

Probabilitas Peristiwa Lemparan ke-1 Lemparan ke-2

1 Gambar Gambar

2 Gambar Angka

3 Angka Gambar

4 Angka Angka

Apabila dua uang dilemparkan maka ada 4 kemungkinan tersebut.


Oleh sebab itu, munculnya gambar-gambar mempunyai probabilitas ¼
karena dari 4 hasil akan terjadi 1 kejadian.

Seorang investor BEJ melakukan dua transaksi. Berapa probabilitas


bahwa kedua transaksi tersebbut adalah transaksi jual saham?

Penyelesaian

Himpunan hasil dari dua kegiatan transaksi saham adalah sebagau


berikut:

11
Peristiwa Transaksi 1 Transaksi 2

1 Jual Jual

2 Jual Beli

3 Beli Jual

4 Beli Beli

Ada 4 kemungkinan hasil, serta peristiwa keduanya jual ada 1, maka


probabilitasnya adalah ¼ yang diperoleh dari = ½ x ½ = ¼

5. Probabilitas Bersyarat
Probabilitas suatu peristiwa akan terjadi, dengan ketentuan peristiwa
lain telah terjadi. Hukum perkalian untuk probabilitas bersyarat bahwa
peristiwa B terjadi dengan syarat peristiwa A telah terjadi dinyatakan
sebagai berikut:
P (A dan B) = P(A) x P(A|B)
Peristiwa probabilitas bersyarat dapat dicontohkan:

(a) Probabilitas kejadian menjual saham BCA? Pada peristiwa ini


kejadian saham BCA terjadi setelah peristiwa jual. Apabila
probabilitas jual adalah P(A) dan probabilitas saham BCA P(D) maka
probabilitas bersyaratnya dinyatakan P(D|A).
(b) Probabilitas kejadian saham BCA terjual. Pada peristiwa ini kejadian
jual terjadi setelah kejadian saham BCA. Maka probabilitas
bersyaratnya dinyatakan P(A|D)

Contoh

Berapa probabilitas terjualnya saham BCA (P(D|A) dan probabilitas saham


BCA terjual (P(D|A)?

Penyelesaian

Perusahaan
Kegiatan Jumlah
BCA (D) BLP (E) BNI (F)

Jual (A) 30 50 40 120

12
Beli (B) 40 30 10 80

Jumlah 70 80 50 200

Jumlah transaksi jual adalah 120 dan saham BCA yang dijual ada
30, maka P(D|A) = 30/120 = 0,25

Jumlah transaksi saham BCA ada 70 dan saham BCA yang terjual
ada 30, maka P(A|D) = 30/70 = 0,43

Dari nilai diatas terlihat bahwa probabilitas P(D|A) dan P(A|D) bisa
berbeda, namun juga bisa sama.

6. Peristiwa Pelengkap

Peristiwa pelengkap menunjukkan bahwa apabila ada dua peristiwa


A dan B yang saling melengkapi, sehingga jika peristiwa A tidak terjadi,
maka perisitwa B pasti terjadi. Maka probabilitas keduanya dapat
dirumuskan sebagai berikut:

P(A) + P(B) = 1 atau P(A) = 1 - P(B)

Dalam bentuk Diagram Venn dinyatakan sebagai berikut:

B
B
AA

Peristiwa A dan B dikatakan sebagai peristiwa komplemen.


Beberapa contoh dalam kaitan hubungan komplemen adalah : (a)
kegiatan jual beli saham menghasilkan dua hasil yaitu kegiatan jual P(A)
atau kegiatan beli P(B), kemungkinan peristiwanya adalah P(A) atau P(B).
apabila diketahui bahwa P(A) 0,8, maka secara otomatis P(B) = 1 – 0,8 = 0,2. (b)
iklim di Indonesia dinyatakan dengan dua hasil yaitu hujan (P(A)) atau kemarau
(P(B)). Apabila probabilitas P(A) = 0,2, maka P(B) = 1 – 0,2 = 0,8.

D. DIAGRAM POHON PROBABILITAS

Diagram pohon merupakan suatu diagram yang menyerupai pohon, dimulai


dari batag kemudian menuju ranting dan daun. Diagram pohon dimaksudkan

13
untuk membantu menggambarkan probabilitas atau probabilitas bersyarat dan
probabilitas bersama. Diagram pohon sangat berguna untuk menganalisis
keputusan-keputusan bisnis dimana terdapat tahapan-tahapan pekerjaan.
Misalnya sebagai berikut.

Keputusan jual atau beli Jenis saham Probabilitas bersama

Probabiitas bersyarat BCA (P(D)) 0,35 (P(D|A) 1X0,6=0,21

Jual BLP (P(E)) 0,49 (P(E|A) 1X0,6X0,40=0,24

BNI (P(F)) 0,25 (P(F|A) 1X0,6X0,25=0,15


0,6
1
P(A)
BCA (P(D)) 0,35 (P(D|B) 1X0,4X0,35=0,14

beli (P(E|B) 1X0,4X0,40=0,16


BLP (P(E))
0,49

(P(F|B) 1X0,4X0235=0,10
0,4 BNI (P(F)) 0,25
P(B)

Jumlah harus 1,0 0,21+0,24+0,15+


0,14+0,16+0,10 =1

Tahap Tahap 2
1 Tahap 3 Tahap 4

Untuk menyusun diagram pohon ada beberapa tahap:


1. Langkah awal kegiatan, kita mulai dengan tanda titik atau bulatan dengan
angka 1. Tahap 1 diumpamakan sebagai pohonnya dengan pohon
utamanya berupa kegiatan di bursa saham. Nilai probabilitas pada tahap 1
adalah = 1.
2. Membuat cabang. Kegiatan di bursa ada 2 yaiu, kegiatan jual dan kegiatan
beli saham. Probabilitas jual = 0,6 dan probabilitas beli = 0,4. Nilai
probabilitas pada cabang = 0,6 + 0,4 = 1,0
3. Membuat ranting. Pada setiap cabang baik jual maupun beli ada 3 ranting
jenis saham yaitu BCA, BLP, dan BNI. Nilai probabilitas setiap ranting =
0,35 + 0,40 + 0,25 = 1.

14
4. Menghitung probabilitas bersama (joint probability) antara kejadian pertama
A dan B dengan kejadian kedua D,E,dan F. Kita bisa menghitung
prbabilitas P(D|A) atau P(E|B) secara langsung. Nilai probabilitas
keseluruhan pada tahp 4 juga harus sama dengan 1.
Melalui diagram pohon dengan mudah dapat diketahui nilai probabilitas
suatu kejadian. Probabilitas terjualnya saham BLP (P(E|A)= 0,24; probabilitas
dibelinya saham BNI (P(F|B) = 0,10 dn seterusnya.

Coba hitung berapa probabilitas peristiwa terjadi penjualan (P(A)) dan


saham yang terjual adalah saham BNI (P(F|A))?
Penyelesaian:
P(A dan F) = (P(A)) x (P(F|A))
= 0,6 x 0,15
= 0,09
Contoh :
Hasil penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa 60% dari usaha kecil dan
menengah (UKM) tidak berbadan hukum, sedang sisanya berbadan hukum. Ban
sebagai lembaga pembiayaan dengan memperhatikan aspek kehati-hatian
memberikan probabilitas 80% kepada UKM berbadan hukum untuk mendapatkan
kredit, sedangkan yang tidak berbadan hukum masih mempunyai kesempatan
mendapat kredit sebesar 20%. Hitunglah berapa persen probabilitas UKM
mendapatkan kredit dari bank?
Penyelesaian:

Dapat kredit 1 x 0,4 x 0,8 = 0,32


(0,8)
Badan hukum
(0,4)
Tidak Dapat kredit 1 x 0,4 x 0,2 = 0,08
(0,2)
1

Dapat kredit 1 x 0,6 x 0,2 = 0,12


Tidak Badan (0,2)
hukum (0,4)
Tidak Dapat kredit 1 x 0,6 x 0,8 = 0,48
(0,8)

Jadi probabilitas UKM untuk mendapatkan kredit sebesar = 0,32 + 0,12 =


0,44.

15
E. BEBERAPA PRINSIP MENGHITUNG
Ada beberapa prinsip menghitung yang bermanfaat dalam mempelajari
probabulitas yaitu faktorial, permutasi, dan kombinasi.
1. Faktorial
Faktorial digunakan untuk mengetahui berapa bayak cara yang mungkin
dalam mengatur suatu kelompok. Contoh konvensional, apabila mempunyai tiga
bank yaitu BCS, BLP, dan BNI ada berapa cara menyusun urutan ketiga bank
tersebut?
Urutan ketiga bank adalah:

BCA, BLP, BNI BCA, BNI, BLP BLP, BCA, BNI

BLP, BNI, BCA BNI, BCA, BLP BNI, BLP, BCA

Jadi ada 6 cara untuk mengurutkan nama bank.


Bagaimana kalau ingin mengurutkan sesuatu yang jumlahnya banyak?
Kalau 3 saja ada 6 cara, maka berapa cara mengurutkan nama yang sekarang
sudah ada sekitar 180 buah bank?

Untuk menjawab tersebut sebenarnya terdapat pola yang dapat diikuti.


Untuk meletakkan urutan pertama dari 3 bank, ada 3 pilihan yaitu BCA, BLP,
atau BNI. Apabila memilih BCA, maka urutan kedua tinggal 2 pilihan yaitu BLP
dan BNI. Apabila urutan kedua pilih BLP, maka urutan ketiga hanya ada 1 pilihan
yaitu BNI. Dengan demikian banyaknya urutan adalah perkalian dari pilihan
tersebut yaitu:
3 x 2 x 1 = 6 cara
Dalam matematika, perhitungan ini dikenal dengan faktorial yang biasa
dilambangkan dengan (!). 0! Didefinisikan dengan 1, sedang n! adalah n x (n – 1)
x (n – 2) x … 2 x 1
Contoh:

Ada berapa cara menyusun urutan dari 5 perusahaan yang memberikan


dividen terbesar?

Penyelesaian:
Menyusun urutan 5 perusahaan = 5! = 5x4x3x2x1 = 120 cara
2. Permutasi
Digunakan untuk mengetahui sejumlah kemungkinan susunan jika terdapat
satu kelompok objek. Permutasi dirumuskan sebagai berikut:
𝑛!
𝑛𝑃𝑟 = (𝑛−𝑟)!

16
Di mana:

P : jumlah permutasi atau cara objek susun


N : jumlah total objek yang disussun
R : jumlah objek yang digunakan pada saat bersamaan, jumlah r dapat sama
dengan n atau lebih dari
! : tanda dari factorial
Contoh:

Ada berapa susunan yang munkin dari 3 bank yang ada, apabila tiap
susunan terdiri atas 2 bank?

Penyelesaian:

3P2 = 3!(3 – 2)! = 3!/1! = (3x2x1)/1 =6

Susunan tersebut adalah:

BCA, BLP BCA,BNI BLP,BCA

BLP,BNI BNI,BCA BNI, BLP

3. Kombinasi
Dipergunakan apabila tertarik pada beberapa cara sesuatu diambil dari
keseluruhan objek tanpa memerhatikan urutannya. Misalnya ada 10 bank dan
yang diambil hanya 3 bank, maka ada berapa kombinai bank yang dapat diambil,
tanpa memerhatikan urutan atau susunannya. Apabila dalam permutaasi
dibedakan susunan seperti BCA, BNI dengan BNI, BCA, maka dalam kombinasi
tidak dibedakan susunannya sehingga susunan BCA, BNI dianggap sama
denagn BNI, BCA.

Rumus kombinasi:

𝑛!
nCr =
𝑟!(𝑛−𝑟)!

Contoh:

Ada 5 bank yang mengajukan kredit portofolio ke Bank Indonesia.


Sementara itu bank Indonesia hanya akan memilih 2 bank saja. Ada berapa
kombinasi bank yang dapat dipilih oleh Bank Indonesia?

Penyelesaian:

5! 5! 5.4.3!
5C2 = = = = 5.2 = 10
2!(5−2)! 2!3! 2.1.3!

Misalkan nama bank A, B, C, D, E maka kombinasinya

17
AB AC AD AE BC

BD BE CD CE DE

Jadi ada 10 kombinasi dan probabilitas setiap kombinasi terpilih adalah 1/10.

F. KAIDAH BAYES (TEOREMA BAYES)


Teorema Bayes dikemukakan oleh seorang pendeta Presbyterian Inggris pada
tahun 1763 yang bernama Thomas Bayes. Teorema Bayes ini kemudian
disepurnakan oleh Laplace. Teorema Bayes digunakan untuk menghitung
probabilitas terjadinya suatu peistiwa berdasarkan pengaruh yang didapat dari
hasil observasi.
Teorema ini menerangkan hubungan antara probabilitas terjadinya peristiwa A
dengan syarat peristiwa B telah terjadi dan probabilitas terjadinya peristiwa B
dengan syarat peristiwa A telah terjadi.Teorema ini didasarkan pada prinsip
bahwa tambahan informasi dapat memperbaiki probabilitas. Contoh :
Misalkan {B1, B2,...,Bn} suatu
himpunan kejadian yang merupakan suatu sekatan runag sampel S dengan
P(Bi) ≠ 0 untuk i = 1, 2,...n. Dan misalkan A suatu kejadian sembarang dalam S
dengan P(A) ≠ 0

Suatu mata kuliah teori probabilitas diikuti oleh 50 mahasiswa tahun ke 1,


15 mahasiswa tahun ke 2 dan 10 mahasiswa tahun ke 3. Diketauhi
mahasiswa yang mendapatkan nilai A adalah 10 orang dari mahsiswa
tahun ke 1, 8 orang dari mahasiswa tahun ke 2 dan 5 orang mahasiswa
tahun ke 3. Bila seorang mahasiswa dipilih secara acak, berapakah
peluang dia:
a. Mendapatkan nilai A
b. Mahasiswa tahun ke 1 bila diketahui dia mendapatkan A

18
Diketahui:
1. Jumlah mahasiswa yang mengikuti mata kuliah teori proababilitas
adalah 75 orang
2. P(M1), atau peluang mahasiswa adalah mahasiswa tahun ke-1
yaitu 50/75
3. P(M2), atau peluang mahasiswa adalah mahasiswa tahun ke-2
yaitu 15/75
4. P(M3), atau peluang mahasiswa adalah mahasiswa tahun ke-3
yaitu 10/75
5. P(A|M1) atau peluang mahasiswa tahun ke-1 yang mendapatkan
nilai A sebesa 10/50
6. P(A|M2) atau peluang mahasiswa tahun ke-2 yang mendapatkan
nulai A yaitu 8/15
7. P(A|M3) atau peluang mahasiswa tahun ke-3 yang mendapatkan
nulai A yaitu 5/10

a. P(A)= ∑ P(Mi)xP(A|Mi)
= (P(M1)xP(A|M1) + P(M2)xP(A|M2) + P(M3)xP(A|M3))
=(50/75X10/50 + 15/75X8/15 + 10/75X5/10)
=23/75
b. Mahasiswa tahun ke 1 bila diketauhi dia mendapatkan A
P(M1|A) = (P(M1) x P(A|M1))/P(A)
=(50/75 x 10/50)/(23/75)
=10/23

19
CONTOH SOAL
1. Suatu panah masing - masing di lepaskan / di bidikan dari dua orang
pemanah. Probabilitas bahwa anak panah pertama akan mengenai
sasaran adalah 0.5 dan Probabilitas bahwa anak panah kedua akan
mengenai sasaran adalah 0.8 berapa probabilitasnya bahwa kedua anak
panah itu akan mengenai sasaran.

2. Banyaknya petani bedasarkan penggolongan kepadaian membaca dan


penggunaan pupuk adalah seperti tercatum pada tabel di bawah ini :

Tabel
Penggolongan Petani
Kepandaian Penggunaan Pupuk Jumlah
Membaca Menggunakan Tidak Menggunakan
Pupuk (P) Pupuk (P)

Buta huruf (B) 10 15 25

Tidak buta huruf (B) 50 25 75

Jumlah 60 40 100

Ditanyakan:
a. Peluang terjadinya seorang petani yang buta huruf atau tidak
menggunakan pupuk

b. Peluang terjadinya seorang petani yang tidak buta huruf dan


menggunakan pupuk

c. Peluang terjadinya seorang petani yang menggunakan pupuk jika di


ketahui ia buta huruf

d. Peluang terjadinya seorang petani tidak menggunakan pupuk jika


diketahui ia tidak buta huruf

20
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, M.M..2005. “Pokok –pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta:


Bumi Aksara.
Spiegel, Murray R.& Larry J. Stepehens.2007. “Teori dan Soal-Soal STATISTIK,
Edisi Ketiga”. Jakarta:Erlangga
Suharyadi & Purwanto.S.H. 2008.“Statisika untuk Ekonomi dan Keuangan
Modern”. Jakarta: Salemba.
https://asmaditsaqib.wordpress.com/2014/03/02/teori-probabilitas/
https://www.academia.edu/23169043/TEORI_PROBABILITAS
https://www.slideshare.net/rachmatwahid/teori-probabilitas-21935917

iii

Anda mungkin juga menyukai