Dari latar belakang yang telah dikemukakan, mak dapat ditentukan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagimana langkah – langkah dalam melakukan Quick Count?
2. Bagaimana cara penentuan sampel dalam melakukan Quick Count?
3. Bagaimana perbedaan hasil Quick Count jika diambil tingkat error yang
berbeda?
4. Bagaimana cara penentuan Margin of Error dalam Quick Count?
Sering kali kita lihat berbagai pemberitaan Quick Count di media televisi
maupun media cetak, terutama saat PEMILU. Quick Count sendiri merupakan
salah satu metode survey yang biasanya dilakukan oleh masyarakat. Terdapat dua
jenis survey yang sering dilakukan yaitu metode Exit Polling dan Quick Count.
Quick Count sebenarnya sudah lama dikenal oleh publik dan sudah digunakan di
Indonesia mulai tahun 1997, yaitu pada saat PEMILU terakhir pada zaman
Presiden Soeharto. Akan tetapi, baru akhir – akhir ini marak dibicarakan oleh
masyarakat Indonesia, yaiu dimulai pada pemiliha presiden pada tahun 2004.
Kata ‘Quick Count’ dapat diartikan sebagai penghitungan cepat, dimana
dilakukan penghitungan hasil pemilihan umum secara cepat, lebih cepat
daripada penghitungan yang resmi dilakukan oleh Komite Pemilihan Umum
(KPU). Keabsahan Quick Count telah diakui secara luas di dunia, dan sampai
saat ini merupakan metode yang paling canggih dalam menentukan perkiraan
siapa pemenang dari suatu PEMILU, tanpa harus menghitung semua suara yang
masuk.
Menurut beberapa para ahli, kegunaan dan manfaat Quick Count
diantaranya adalah:
1. Mencegah terjadinya kecurangan, untuk itu dibutuhkan publikasi yang luas dan
organisasi yang kredibel dan transparan.
2. Mengidentifikasi terjadinya kecurangan dengan mencatat inkonsistensi antara
hasil yang didapat dengan hasil akhir yang resmi.
3. Memprediksi hasil penghitungan suara, terutama jika hasil akhir memakan waktu
lama dan dapat berpotensi pada iklim politik yang tidak menentu dan memicu
instabilitas.
4. Meningkatkan kepercayaan terhadap proses PEMILU dan hasil akhir.
5. Melaporkan kualitas proses PEMILU melalui data kualitaf yang diperoleh.
6. Mndorong partisipasi masyarakat, terutama dnagn melibatkan ratusan hingga
ribuan relawan.
7. Memperluas dan membangun kapasitas organisasi pemantau.
8. Dasar bagi aktivitas ke depan, yang tidak terkait langsung dengan PEMILU.
Dari uraian manfaat Quick Count diatas, maka sangatlah penting bagi kita
Warga Negara Indonesia yang mempunyai hak pilih untuk mempelajari dan
memahami proses Quick Count.
9508 8552
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 1 = 478833 ∙ 100% = 2.0% 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 18 = 478833 ∙ 100% = 1.8%
27378 9605
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 2 = 4788 33 ∙ 100% = 5.7% 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 19 = 478833 ∙ 100% = 2.0%
11001 11703
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 3 = 478833 ∙ 100% = 2.3% 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 20 = 478833 ∙ 100% = 2.4%
12166 5856
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 4 = ∙ 100% = 2.5% 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 21 = ∙ 100% = 1.2%
478833 478833
7523 8728
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 5 = 478833 ∙ 100% = 1.6% 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 22 = 478833 ∙ 100% = 1.8%
16361 8549
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 6 = 478833 ∙ 100% = 3.4% 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 23 = 478833 ∙ 100% = 1.8%
4220 4166
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 7 = 478833 ∙ 100% = 0.9% 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 24 = 478833 ∙ 100% = 0.9%
15010 5857
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 8 = 478833 ∙ 100% = 3.1% 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 25 = 478833 ∙ 100% = 1.2%
2741 16757
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 9 = 478833 ∙ 100% = 0.6% 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 26 = 478833 ∙ 100% = 3.5%
3129 4849
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 10 = 478833 ∙ 100% = 0.7% 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 27 = 478833 ∙ 100% = 1.0%
12408 1932
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 11 = 478833 ∙ 100% = 2.6% 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 28 = 478833 ∙ 100% = 0.4%
75151 2767
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 12 = 478833 ∙ 100% = 15.7% 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 29 = 478833 ∙ 100% = 0.6%
67850 3251
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 13 = 478833 ∙ 100% = 14.2% 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 30 = 478833 ∙ 100% = 0.7%
8354 2123
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 14 = 478833 ∙ 100% = 1.7% 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 31 = 478833 ∙ 100% = 0.4%
75979 2614
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 15 = ∙ 100% = 15.9% 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 32 = ∙ 100% = 0.5%
478833 478833
17693 9113
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 16 = 478833 ∙ 100% = 3.7% 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 33 = 478833 ∙ 100% = 1.9%
5939
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 17 = 478833 ∙ 100% = 1.2%
Sehingga dari perhitungan diatas, dapat dibuat tabel prosentase TPS di
masing – masing provinsi adalah sebagai berikut:
Dari hasil diatas, telah diketahui prosentase TPS di tiap – tiap provinsi.
Langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah sampel (𝑛) yang akan
diambil. Dalam menentukan sampel, Penulis menggunakan sumus Slovin
yaitu:
𝑁
𝑛=
1+𝑁 𝑒 2
Jika diketahui jumlah Populasi Total (𝑁) = 478833 dan dengan mengambil
nilai error (e) = 0.02 yang artinya mengambil tingkat keakuratan 98%, maka
jumlah sampel yaitu:
𝑁
𝑛=
1+𝑁 𝑒 2
478833
𝑛=
1 + 478833 0.02 2
478833
𝑛=
1 + 478833 0.0004
478833
𝑛=
1 + 191.5332
478833
𝑛=
112.5332
𝒏 = 𝟒𝟐𝟓𝟓
2 1.8
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 1 = 100 ∙ 4255 = 85 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 18 = 100 ∙ 4255 = 77
5.7 2
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 2 = 100 ∙ 4255 = 242 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 19 = 100 ∙ 4255 = 85
2.3 2.4
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 3 = 100 ∙ 4255 = 98 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 20 = 100 ∙ 4255 = 102
2.5 1.2
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 4 = 100 ∙ 4255 = 106 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 21 = 100 ∙ 4255 = 51
1.6 1.8
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 5 = 100 ∙ 4255 = 68 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 22 = 100 ∙ 4255 = 77
3.4 1.8
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 6 = 100 ∙ 4255 = 145 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 23 = 100 ∙ 4255 = 77
0.9 0.9
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 7 = 100 ∙ 4255 = 38 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 24 = 100 ∙ 4255 = 38
3.1 1.2
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 8 = 100 ∙ 4255 = 132 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 25 = 100 ∙ 4255 = 51
0.6 3.5
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 9 = 100 ∙ 4255 = 26 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 26 = 100 ∙ 4255 = 149
0.7 1
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 10 = 100 ∙ 4255 = 30 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 27 = 100 ∙ 4255 = 42
2.6 0.4
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 11 = 100 ∙ 4255 = 111 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 28 = 100 ∙ 4255 = 17
15.7 0.6
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 12 = ∙ 4255 = 668 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 29 = ∙ 4255 = 26
100 100
14.2 0.7
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 13 = ∙ 4255 = 604 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 30 = 100 ∙ 4255 = 30
100
1.7 0.4
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 14 = 100 ∙ 4255 = 72 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 31 = 100 ∙ 4255 = 17
15.9 0.5
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 15 = ∙ 4255 = 676 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 32 = 100 ∙ 4255 = 21
100
3.7 1.9
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 16 = 100 ∙ 4255 = 157 𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 33 = 100 ∙ 4255 = 81
1.2
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑛𝑠𝑖 17 = 100 ∙ 4255 = 51
Setiap provinsi diambil sesuai dengan proporsi jumlah TPS di masing
– masing provinsinya, sesuai dengan jumlah prosentase jumlah TPS secara
keseluruhan. Jika dalam suatu provinsi TPS memiliki sebanyak 𝑎% dari
jumlah TPS keseluruhan (𝑁), maka jumlah TPS sampel adalah 𝑎% dari
jumlah TPS sampel keseluruhan (𝑛). Sehingga dari perhitungan diatas, dapat
dibuat tabel prosentase sampel TPS di masing – masing provinsi adalah
sebagai berikut:
Pada makalah kali ini, penulis akan menghitung proporsi suara pasangan Jokowi-
JK pada hasil rekapitulasi pemilihan presiden tahun 2014 di Indonesia. Berikut
merupakan tabel hasil rekapitulasi perolehan suara pasangan Jokowi-JK di masing
– masing Provinsi:
Dari hasil diatas diketahui jumlah provinsi yang akan diolah sebanyak 33
provinsi yang masing- masing provinsi memiliki jumlah populasi TPS dan sampel
TPS yang berbeda – beda.
Dengan menggunakan rumus Estimasi Proporsi perolehan calon yaitu:
𝑚 𝑛 𝑖 𝑁𝑖
𝑖=1 𝑗 =1 𝑛 𝑦𝑖𝑗
𝑖
𝑃=
𝑚 𝑛 𝑖 𝑁𝑖
𝑖=1 𝑗 =1 𝑛 𝑥𝑖𝑗
𝑖
Sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
70545182
𝑃= = 0.5293 = 52.93%
133276625,1
Dari hasil diatas, didapatkan estimasi perolehan suara pasangan Jokowi-
JK dengan 𝑃 = 52.93% yang artinya dapat dipastikan sebanyak 98% pasangan
Jokowi-JK akan menang dalam Pemilihan Presiden, karena jumlah nilai estimasi
perolehan suara lebih dari 50% dan artinya lebih dari setengah jumlah suara secara
keseluruhan. Dapat dipastikan 98% karena error yang digunakan saat menghitung
jumlah sampel TPS yaitu 0.02 artinya tingkat keakuratan perhitungan sebanyak
98%.
Dengan 𝑆𝑖2 adalah variansi dari variable acak 𝐷𝑖 = (𝑦𝑖𝑗 − 𝑝𝑥𝑖𝑗 ) untuk provinsi ke-
𝑖, dengan 𝑚 adalah banyaknya provinsi yang akan dihitung.
Pada perhitungan estimasi proporsi suara pasangan Jokowi-JK pada
pemilihan presiden tahun 2014, nilai 𝑚𝑜𝑒 yang dihitung berdasarkan rumus diatas
yaitu 0.619% atau 0.62%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan estimasi
perolehan suara pasangan Jokowi-JK dimana 𝑝 = 52.93% dan besarnya 𝑚𝑜𝑒
sebesar 0.62%, maka kisaran presentase perolehan suara pasangan Jokowi-JK
pada perhitungan secara keseluruhan pasangan ini mendapatkan estimasi proporsi
dengan rentang antara 52.31% sampai 53.55%.
V.2 Saran
Adapun yang menjadi kesimpulan dalam makalah ini adalah:
1. Perlunya kajian lebih lanjut terkait Quick Count dan perlunya penerapan
uji – coba sederhana cara kerja Quick Count agar semakin efektif dalam
penerapannya tidak hanya pada pemilu tertentu.
DAFTAR PUSTAKA