Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH

Penerapan Ilmu Manajemen di Rumah Sakit pada


Rawat Jalan dan Rawat Inap

Untuk Memenuhi Tugas Lab.Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kebidanan


Dosen Pembimbing:
Rofik Darmayanti, S.SiT,M.Kes

Disusun Oleh :

1. Alvita Siska Rosdiana (Bd.DH.2014.033)


2. Cendikia Haqiqi (Bd.DH.2014.034)
3. Clara Rizkiawanti (Bd.DH.2014.035)
4. Della Ayu Putriku (Bd.DH.2014.036)
5. Dewi Esti Arimbi (Bd.DH.2014.037)
6. Duwi Puspitasari (Bd.DH.2014.038)
7. Elsa Yulianita (Bd.DH.2014.039)
8. Eva Abid Yunia (Bd.DH.2014.040)

AKADEMI KEBIDANAN DHARMA HUSADA KEDIRI


TAHUN AKADEMIK 2016/2017

Page 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul dan membahas
tentang “Penerapan Ilmu Manajemen di Rumah Sakit pada Rawat Jalan dan
Rawat Inap”
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
` Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini,khususnya kepada Dosen pembimbing Rofik Darmayanti,
S.SiT,M.Kes
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua
bantuan ini sebagai ibadah, Amin Yaa Robbal ’Alamiin.

Kediri, 08 September 2016

Penulis

Page 2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2

DAFTAR ISI ......................................................................................... 3

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang ......................................................................................... 4


B. Rumusan masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan...................................................................................................... 4

BAB II : PEMBAHASAN

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Page 3
Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan
menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan
kesahatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan
medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan.
Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan, dan
unit rawat inap. Dalam perkembangannya pelayanan rumah sakit tidak terlepas
dari pembangunan ekonomi masyarakat. Perkembangan ini tercermin pada
perubahan fungsi klasik RS yang pada awalnya hanya memberikan pelayanan
yang bnersifat penyembuhan (kuratif) terhadap pasien melalui rawat inap.
Pelayangan RS kemudian bergeser karena kemajuan ilmu pengetahuan khususnya
ilmu kedokteran, peningkatan pendapatan dan pendidikan masyarakat. Pelayanan
kesehatan di RS saat ini tidak saja bersifat kuratif (penyembuhan), tetapi juga
bersifat pemulihan (rehabilitatif). Keduanya dilaksanakan secara terpadu melalui
upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif).
Dengan demikian, sasaran pelayanan kesehatan RS bukan hanya untuk
individu pasien, tetapi juga berkembang untuk keluarga pasien dan masyarakat
umum. Fokus perhatiannya memang pasien yang datang atau yang dirawat
sebagai individu dan bagian dari keluarga. Atas dasar sikap seperti itu pelayanan
kesehatan di RS merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (komperhensif
dan holistik).
Pelayanan RS di Indonesia saat ini sudah bersifat padat modal, padat
karya, dan padat teknologi dalam menghadapi persaingan global. Dalam hal
rujukan medik, RS juga diandalkan untuk memberikan pengayoman medik (pusat
rujukan) untuk pusat-pusat pelayanan yang ada di wilayah kerjanya. Sifat
pengayoman sangat erat kaitannya dengan klasifikasi Rumah Sakit. Ada empat
jenis RS berdasarkan klasifikasi perumahsakitan di Indonesia yaitu kelas A, B, C,
dan D. Kelas RS yang lebih tinggi (A) mengayomi kelas Rumah Sakit yang lebih
rendah dan mempunyai pengayoman wilayah yang lebih luas. Pengayoman
dilaksanakan melalui dua sistem rujukan yaitu sistem rujukan kesehatan
(berkaitan dengan upaya promotif dan preventif seperti bantuan teknologi,
bantuan sarana dan operasionalnya) dan rujukan medik (berkaitan dengan
pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif)

Page 4
Dan berubahnya RS kelas A dan B menjadi RS seadanya, bahkan
ada yang menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), menejemen klasik RS di
Indonesia sudah pasti mengalami perubahan. Perubahan dalam hal
peningkatan profesionalisme staf, tersedianya peralatan yang lebih
canggih, dan lebih sempurnanya sistem administrasi RS yang akan
bermanfaat untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan RS

B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan penerapan ilmu manajemen dirumah sakit
pada pelayanan rawat inap?
2) Apa yang dimaksud dengan penerapan ilmu manajemen dirumah sakit
pada pelayanan rawat jalan?

C. Tujuan
1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Lab.Organisasi dan Manajemen
Pelayanan Kebidanan
2) Untuk mengetahui tentang mengenai penerapan ilmu manajemen dirumah
sakit pada pelayanan rawat inap dan rawat jalan

BAB II
PEMBAHASAN

Page 5
A. Manajemen Pelayanan Rumah Sakit
Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber
daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Rumah sakit perlu menerapkan sistem manajemen yang berorientasi pada
kepuasan pelanggan. Untuk itu rumah sakit di Indonesia harus menciptakan
kinerja yang unggul. Kinerja yang unggul atau Performance Excellence
merupakan salah satu faktor utama yang harus diupayakan oleh setiap organisasi
untuk memenangkan persaingan global, begitu juga oleh perusahaan penyedia jasa
pelayanan kesehatan.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh para pengelola rumah sakit untuk
menciptakan kinerja yang unggul diantaranya melalui pemberian pelayanan yang
bagus serta tindakan medis yang akurat dan mekanisme pengelolaan mutu
tentunya.
Salah satu strategi yang dilakukan oleh pengelola rumah sakit swasta dalam
mempertahankan atau meningkatkan jumlah konsumen adalah pelayanan.
Tuntutan untuk mendapatkan pelayanan yang berkualitas dan nyaman semakin
meningkat, sesuai dengan meningkatnya kesadaran arti hidup sehat. Keadaan ini
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial budaya dan sosial ekonomi
masyarakat yang perlu mendapat perhatian dari pengelola rumah sakit.
Untuk memenuhi tuntutan masyarakat tersebut, di setiap kota besar seperti
Jakarta banyak sekali usaha rumah sakit dengan kualitas pelayanan dan peralatan
medis yang prima dapat kita temukan di setiap sudut kota, sehingga masyarakat
konsumen yang tadinya harus ke luar negeri demi servis dan kualitas dokter yang
prima, sekarang tidak perlu lagi ke luar negeri.
Dalam usaha peningkatan kualitas pelayanan terhadap konsumen, rumah sakit
berusaha untuk mempunyai tenaga dokter ahli yang tetap, sekaligus
memperkerjakan dokter waktu dan dokter kontrak. Bahkan di beberapa rumah
sakit di kota besar seperti Jakarta dapat kita jumpai pelayanan Unit Gawat Darurat
(UGD) yang ditangani oleh dokter tetap maupun dokter kontrak.
Bahkan ada rumah sakit yang menyediakan tempat dan sarana lengkap seperti
laboratorium dengan tenaga analis, radiologi dan tempat perawatan yang serba

Page 6
lengkap. Sedangkan untuk tenaga dokternya mereka mengambil dokter-dokter
spesialis yang terkenal dan pengelola rumah sakit menganggap dokter spesialis
dan pasiennya sebagai “customer” mereka
Untuk menjaga agar dokter spesialis ternama tersebut tetap menjadi
customer mereka, maka pihak rumah sakit melakukan strategi sedemikian rupa.
Diantaranya dengan menyediakan peralatan medis yang dikehendaki oleh para
dokter tersebut sedangkan untuk menghasilkan mekanisme pengelolaan mutu
yang bagus, perusahaan dalam hal ini rumah sakit perlu menerapkan metode
pengukuran yang efektif untuk dapat menganalisis dan menemukan dimensi
mutu 0 yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan untuk mencapai mutu yang
tinggi. Salah satu model pengukuran yang sudah dikenal luas dan terbukti
secara efektif membantu keberhasilan penerapan sistem manajemen mutu
adalah sistem Malcolm Baldrige National Quality Award. Malcolm Baldrige
National Quality Awards (MBNQA) merupakan sistem manajemen yang
sangat efektif untuk menghasilkan loyalitas pelanggan dan kinerja tinggi bila
diterapkan
Kriteria dengan
penilaian/pengukuran
tepat. kinerja yang dimiliki oleh MBNQA juga
dapat digunakan oleh industri jasa pelayanan kesehatan, yang disebut dengan
Performance Excellence for Health Care based on MBNQA. Kriteria dari
Performance Excellence for Health Care based on MBNQA terdiri dari 7
kategori, yaitu: Health Care Results, Patient -and Other Customer- Focused
Results, Financial and Market Results, Staff and Work System Results,
Organizational Effectiveness Results, Governance and Social Responsibility
Results.
Dengan penerapan sistem manajemen mutu secara menyeluruh dan model
pengukuran tepat maka perusahaan akan menjadi perusahaan kelas dunia yang
siap memenangkan persaingan.

B. Manajemen Pelayanan Rawat Inap


1. Pengertian Pelayanan Rawat Inap

Page 7
Rawat inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh
tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di
suatu ruangan di rumah sakit.
Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat. Ruangan ini dulunya
sering hanya berupa bangsal yang dihuni oleh banyak orang sekaligus.Saat ini,
ruang rawat inap di banyak rumah sakit sudah sangat mirip dengan kamar-
kamar hotel.
Rawat inap merupakan suatu bentuk perawatan, dimana pasien dirawat dan
tinggal di rumah sakit untuk jangka waktu tertentu. Selama pasien dirawat, rumah
sakit harus memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien (Posma 2001 yang
dikutip dari Anggraini (2008) :
a) Memberikan bantuan kepada orang yang mempunyai kebutuhan
b) Memberikan pelayanan atas semua hal berikut ini:
- Apa yang mereka kehendaki
- Kapan mereka menghendaki
- Siapa yang ingin mereka temui
- Mengapa mereka menginginkannya
- Cara apa yang mereka kehendaki dalam melekukan pekerjaan
tersebut.
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit
yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa,
terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya (Depkes RI 1997
yang dikutip dari Suryanti (2002).

2. Standar Minimal Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit


a) Pemberian layanan rawat inap adalah Dokter spesialis, dan perawat dengan
minimal pendidikan D3.
b) Penanggungjawab pasien rawat inap 100 % adalah dokter.
c) Ketersediaan pelayanan rawat inap terdiri dari anak, penyakit dalam,
kebidanan, dan bedah.
d) Jam kunjung dokter spesialis adalah pukul 08.00 – 14.00 setiap hari kerja.
e) Kejadian infeksi paska operasi kurang dari 1,5 %.

Page 8
f) Kejadian infeksi nosokomial kurang dari 1,5 %.
g) Kematian pasien lebih dari 48 jam : kurang dari 0,24 %.
h) Kejadian pulang paksa kurang dari 5 %.
i) Kepuasan pelanggan lebih dari 90 %.\

3. Kegiatan Pelayanan Rawat Inap


Penerimaan Pasien ( Admission )
- Pelayanan Medik
- Pelayanan Penunjang Medik
- Pelayanan Perawatan
- Pelayanan Obat
- Pelayanan Makanan
- Pelayanan Administrasi Keuangan

Menurut Revans bahwa pasien yang masuk pada pelayanan rawat inap akan
mengalami tingkat proses transformasi, yaitu:
a. Tahap Admission, yaitu pasien dengan penuh kesabaran dan keyakinan
dirawat tinggal di rumah sakit.
b. Tahap Diagnosis, yaitu pasien diperiksa dan ditegakan diagnosisnya. Tahap
Treatment,yaitu berdasarkan diagnosis pasien dimasukan dalam program
perawatan dan therapi.
c. Tahap Inspection, yaitu secara continue diobservasi dan dibandingkan
pengaruh serta respon pasien atas pengobatan.
d. Tahap Control, yaitu setelah dianalisa kondisinya, pasien dipulangkan.
pengobatan diubah atau diteruskan, namun dapat juga kembali ke proses untuk
didiagnosa ulang.

4. Sistem Pelayanan Rawat Inap Rumah sakit


Alur proses pelayanan pasien unit rawat inap akan mengikuti alur sebagai berikut:
- Bagian Penerimaan Pasien ( Admission Departement )
- Ruang Perawatan
- Bagian Administrasi dan Keuangan

Page 9
5. Klasifikasi Rawat Inap di Rumah sakit
a) Berdasarkan fasilitas
Klasifikasi perawatan rumah sakit telah ditetapkan berdasarkan tingkat
fasilitas pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit, yaitu seperti berikut:
1. Kelas Utama (termasuk VIP)
2. Kelas I
3. Kelas II dan Kelas III
a) Klasifikasi pasien berdasarkan kedatangannya:
- pasien baru
- pasien lama
b) Klasifikasi pasien berdasarkan pengirimnya :
- Dikirim oleh dokter rumah sakit
- Dikirim oleh dokter luar
- Rujukan dari puskesmas dan rumah sakit lain
- Datang atas kemauan sendiri

6. Kualitas Pelayanan Rawat Inap


Kualitas pelayanan kesehatan di ruang rawat inap rumah sakit dapat diuraikan
dari beberapa aspek, diantaranya adalah:
- Penampilan keprofesian atau aspek klinis, Aspek ini menyangkut
pengetahuan, sikap dan perilaku dokter dan perawat dan tenaga profesi lainya
- Efisiensi dan efektifitas, Aspek ini menyangkut pemanfaatan semua sumber
daya di rumah sakit agar dapat berdaya guna dan berhasil guna.
- Keselamatan Pasien, Aspek ini menyangkut keselamatan dan keamanan
pasien
- Kepuasan Pasien, Aspek ini menyangkut kepuasan fisik, mental, dan sosial
pasien terhadap lingkungan rumah sakit, kebersihan, kenyamanan, kecepatan
pelayanan, keramahan, perhatian, biaya yang diperlukan dan sebagainya.

Menurut Jacobalis , pelayanan kesehatan di ruang rawat inap rumah sakit erat
kaitanya dengan:

Page
10
1) Dokter, perawat atau petugas kesehatan
2) Aspek hubungan antar manusia.
3) Kemanusiaan.
4) Kenyamanan atau kemudahan fasilitas dan lingkungan.
5) Peralatan dan perlengkapan.
6) Biaya pengobatan.

7. Tujuan Pelayanan Rawat Inap


- Membantu penderita memenuhi kebutuhannya sehari-hari sehubungan dengan
penyembuhan penyakitnya.
- Mengembangkan hubungan kerja sama yang produktif baik antara unit
maupun antara profesi.
- Menyediakan tempat/ latihan/ praktek bagi siswa perawat.
- Memberikan kesempatan kepada tenaga perawat untuk meningkatkan
keterampilannya dalam hal keperawatan.
- Meningkatkan suasana yang memungkinkan timbul dan berkembangnya
gagasan yang kreatif.
- Mengandalkan evaluasi yang terus menerus mengenai metode keperawatan
yang dipergunakan untuk usaha peningkatan.

8. Ruang pasien rawat inap


Ruang untuk pasien yang memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan
dan pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam. Untuk tiap-tiap
rumah sakit akan mempunyai ruang perawatan dengan nama sendiri-sendiri
sesuai dengan tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh pihak rumah
sakit kepada pasiennya.
9. Ruang Post Perawat
Ruang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian asuhan dan
pelayanan keperawatan (pre dan post conference, pengaturan jadwal),
dokumentasi sampai dengan evaluasi pasien.

10. Ruang Konsultasi

Page
11
Ruang untuk melakukan konsultasi oleh profesi kesehatan kepada pasien dan
keluarganya
.
11. Ruang Tindakan
Ruangan untuk melakukan tindakan pada pasien baik berupa tindakan
invasive ringan maupun non-invasive.

C. Manajemen Pelayanan Rawat Jalan


1. DEFINISI
Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis,
pengobatan, rehabilitasi medic dan pelayanan kesehatan lainya tanpa menginap di
rumah sakit. Pelayanan Rawat Jalan adalah salah satu fasilitas yang disediakan
oleh hamper seluruh Rumah Sakit di Indonesia. Masyarakat Indonesia sangat
membutuhkan pelayanan Rawat Jalan pada Rumah Sakit untuk menunjang usaha
dalam mencapai kesehatannya.
Pelayanan rawat jalan (ambulatory) adalah satu bentuk dari pelayanan
kedokteran. Secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan rawat jalan
adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk
rawat inap (hospitalization).
Pelayanan rawat jalan ini tidak hanya yang diselenggarakan oleh sarana
pelayanan kesehatan yang telah lazim dikenal rumah sakit atau klinik, tetapi juga
yang diselenggarakan di rumah pasien (home care) serta di rumah perawatan
(nursing homes).

2. Pelayanan Unit Rawat Jalan

Instalasi rawat jalan atau unit rawat jalan atau poliklinik, merupakan tempat
pelayanan pasien yang berobat rawat jalan sebagai pintu pertama apakah pasien
tersebut menginap atau tidak, atau perlu dirujuk ketempat pelayanan kesehatan
lainnya.

A. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ)

Page
12
TPPRJ atau lebih dikenal dengan sebutan tempat pendaftaran, merupakan
tempat dimana antara pasien dengan petugas rumah sakit melakukan kontak yang
pertama kali.Sebelum tempat pendaftaran dibuka perlu disiapkan :

1. Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP)


2. Kartu Identitas Berobat (KIB)
3. Dokumen Rekam Medis
4. Buku register
5. Tracer
6. Buku Ekspedisi
7. Karcis pendaftaran pasien

Menanyakan kepada pasien yang datang, apakah sudah pernah berobat? Bila
belum berarti pasien baru dan bila sudah berarti pasien lama.

Pelayanan kepada pasien baru meliputi :

1. Menanyakan identitas pasien lengkap untuk dicatat pada formulir rekam


medis rawat jalan, KIB, dan KIUP.
2. Menyerahkan KIB kepada pasien dengan pesan untuk dibawa kembali bila
datang berobat berikutnya.
3. Menyimpan KIUP sesuai huruf abjad (alfabetik)
4. Menanyakan keluhan utamanya guna memudahkan untuk mengarahkan
pasien ke poliklinik yang sesuai.
5. Menanyakan apakah membawa surat rujukan.

Bila membawa :

 Tempelkan pada formulir rekam medis rawat jalan.


 Baca isinya ditujukan kepada dokter siapa atau diagnosisnya, guna
mengarahkan pasien menuju poliklinik yang sesuai.
 Mempersilahkan pasien menunggu di ruang tunggu poliklinik yang sesuai.
 Mengirimkan dokumen rekam medis ke poliklinik yang sesuai dengan
menggunakan buku ekspedisi.

Page
13
Pelayanan pasien lama, meliputi :

1. Menanyakan terlebih dahulu membawa KIB atau tidak.


2. Bila membawa KIB, maka catatlah nama dan nomor rekam medisnya
padatracerutnuk dimintakan dokumen rekam medis lama ke bagian
3. Bila tidak membawa KIB, maka tanyakanlah nama dan alamatnya untuk
dicari di KIUP.
4. Mencatat nama dan nomor rekam medis yang ditemukan di KIUP
pada traceruntuk dimintakan dokumen rekam medis lama ke bagian
5. Mempersilahkan pasien baru atau membayar di loket pembayaran.

B. Pelayanan pasien asuransi kesehatan disesuaikan dengan peraturan dan


prosedur asuransi penanggung biaya pelayanan kesehatan.

C. Merima dokumen rekam medis dari TPPRJ dengan menandatangani buku


ekspedisi.

D. Mengontrol pembayaran jasa pelayanan rawat jalan yang dibawa oleh pasien
dan dicatat dibuku register.

E. Memanggil pasien berurutan agar tidak terjadi antrian yang memanjang.

F. Merekap hasil laporan dari paramedis yang meliputi anamnese, diagnosis dan
tindakan yang dilakukan oleh tenaga medis maupun paramedis dimana laporan
tersebut sudah di tanda tangani oleh tenaga medis ataupun paramedis yang
menangani pasien tetrsebut.

G. Memberikan keterangan tentang penyakit kepada pasien dalam bentuk resume


medis

H. Apabila perlu dirawat, buatlah surat admission note kemudian dibawa ke


TPPRI

I. Apabila diperlukan membuat surat keterangan sakit atau sehat, dan surat
keterangan kematian.

Page
14
J. Setelah selesai pelayanan, maka yang dilakukan adalah :

 Mencatat identitas pada buku register pendaftaran pasien rawat jalan,


 Mencocokan jumlah pasien dengan jumlah pendapatan pendaftaran rawat
jalan dengan kasir rawat jalan
 Membuat laporan harian tentang : Penggunaan nomor rekam medis, agar
tidak terjadi duplikasi
 Penggunaan formulir rekam medis, untuk pengendalian penggunaan
formulir rekam medis.
 Merekapitulasi jumlah kunjungan pasien baru dan lama, untuk keperluan
statistik rumah sakit.

3. Standar Pelayanan Rawat Jalan

Berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008


tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, standar minimal rawat jalan
adalah sebagai berikut:

1. Dokter yang melayani pada Poliklinik Spesialis harus 100 % dokter


spesialis
2. Rumah sakit setidaknya harus menyediakan pelayanan klinik anak, klinik
penyakit dalam, klinik kebidanan, dan klinik bedah.
3. Jam buka pelayanan adalah pukul 08.00 – 13.00 setiap hari kerja, kecuali
hari Jumat pukul 08.00 – 11.00
4. Waktu tunggu untuk rawat jalan tidak lebih dari 60 menit.
5. Kepuasan pelanggan lebih dari 90 %.

4. Tujuan Pelayanan Rawat Jalan

Tujuan dari pelayanan rawat jalan adalah mengupayakan kesembuhan dan


pemulihan pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang
dapatdipertanggung jawabkan. (standart pelayanan Rumah sakit, dirjen yanmed
depkes RI thn 1999). Sedangkan Fungsi dari pelayanan rawat jalan adalah sebagai
tempatkonsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter

Page
15
ahli dibidang masing-masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan
waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan
perawatan. poliklinik juga berfungsi sebagai tempat untuk penemuan diagosis
dini, yaitu tempat pemeriksaan pasien pertama dalam rangka pemeriksaan lebih
lanjut dalam tahap pengobatan penyakit. Pelayanan rawat jalan dibagi menjadi
beberapa bagian atau poliklinik, menggambarkan banyaknya pelayanan
spesialistik, sub spesialistik dan pelayanan gigi spesialistik dari staf medis yang
ada pada rumah sakit.

1) Faktor-Faktor yang berhubungan dengan pelayanan Rawat Jalan. Jika kita


mengacu pada analisa Ross, poliklinik rawat jalan yang baik adalah yang
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
2) Fasilitas fisik rumah sakit yang memadai.
3) Jam praktek yang tepat, terdapat pelayanan 24 jam dan sistem rujukan
yang baik.
4) Penjadwalan kunjungan yang efisien, untuk memperpendek waktu tunggu.
5) Tarif yang terjangkau oleh sasaran.
6) Kualitas pelayanan yang oleh pasien biasanya dinilai baik bila pelayanan
olehdokter dan perawat dilakukan dengan ramah, penuh perhatian terhadap
kebutuhan pasien dan perasaannya.

5. Alur Rawat Jalan

Fungsi dari pelayanan rawat jalan adalah sebagai tempat konsultasi,


penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli dibidang
masing-masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat
untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan perawatan.

Poliklinik juga berfungsi sebagai tempat untuk penemuan diagosis dini, yaitu
tempat pemeriksaan pasien pertama dalam rangka pemeriksaan lebih lanjut dalam
tahap pengobatan penyakit. Pelayanan rawat jalan dibagi menjadi beberapa bagian
atau poliklinik, menggambarkan banyaknya pelayanan spesialistik, sub
spesialistik dan pelayanan gigi spesialistik dari staf yang ada pada rumah sakit.

Page
16
Secara umum, urutan proses perawatan pasien dimulai: pendaftaran member
pasien di bagian CS (customer service), tindakan perawatan, pembayaran, dan
check-out (keluar/pulang). Aplikasi SAR mendukung pendataan untuk pasien
rawat jalan dan rawat inap. Dan masing-masing bagian klinik bisa disediakan
komputer dan diinstal software Sistem Aplikasi dan Manajemen Rumah Sakit
(SAR). Sehingga lebih mempercepat dan bebas melakukan pencatatan tindakan-
tindakan medis yang secara otomatis total biayanya akan diposting ke masing-
masing billing (tagihan) pasien. Dengan demikian, ketika pasien akan check-out,
bagian kasir secara real-time bisa mengetahui jumlah tagihan dan mencetak
rincian biaya perawatan.

Contoh fitur pendukung bagian klinik dan UGD:

 Registrasi perawatan (billing baru),


 Catatan pasien,
 Pemakaian produk/obat,
 Konsultasi dokter spesialis,
 Tindakan keperawatan,
 Pemakaian alat-alat medis,
 Tes uji-laborat,
 Pemakaian penunjang medis,
 Tindakan medis, dan Jasa lain-lain.

Jika rs anda telah memiliki sistem manajemen mandiri di setiap bagian


tindakan medis tersebut, maka masing-masing bagian bisa melakukan layanan
pendataan mandiri langsung melalui komputer kerja di ruang masing-masing
bagian tersebut, tetapi, jika tidak, maka petugas di setiap klinik baik di ugd atau
klinik (gigi, tht, penyakit dalam, dll) yang aktif melakukan pendataan melalui
komputer di kliniknya. Ketika pasien diijinkan chek-out, maka keluarganya
datang ke bagian kasir untuk melakukan pelunasan tagihan berdasarkan nomor.

Page
17
Dan petugas pemberi ijin check-out bisa melakukan perintah check-out melalui
aplikasi SAR ini. Maka semua komputer di setiap bagian jika diijinkan bisa
melihat status pasien bahwa ia telah diijinkan chek-out.
Berikut penerapan fitur untuk rawat jalan pasien, dengan melibatkan bagian :
 Customer Service (CS)
 Poli klinik / UGD,
 Apotek,
 Bagian Laborat / Tindakan Medis / Alat-alat Medis, dan
 Bagian Kasir (keuangan).

2. PENDAFTARAN PASIEN (OLEH PERSONAL BAGIAN CS)


Pendaftaran member pasien hanya dilakukan sekali untuk selamanya. Nomor ID
customer ini bisa sebagai nomor Rekam Medis yang tetap dan dicetak di kartu ID.

3. REGISTRASI PERAWATAN (OLEH PERSONAL BAGIAN KLINIK)


Contoh, pasien masuk klinik bagian GIGI, maka petugas membuat data
perawatan baru. Form isian data registrasi perawatan (billing / tagihan) baru
terdapat grup informasi: status perawatan, catatan, dan billing (autopost).

Page
18
Page
19
Catatan lain kondisi awal perawatan bisa dimasukan berdasarkan analisa dokter
utama:

Page
20
Page
21
4. CATATAN REKAM MEDIS PASIEN (OLEH DOKTER BAGIAN KLINIK)
Sangat berguna untuk memberikan informasi detail setiap perawatan atau
tindakan medis. Dilakukan oleh dokter utama untuk melengkapi rekam medis
pasien, dengan diawali memasukan id-karyawan dan pin-nya.

Page
22
5. PEMAKAIAN OBAT APOTEK (PERSONAL BAGIAN APOTEK)
Dokter memberikan memo resep kepada bagian apotek untuk memberikan obat
yang dibutuhkan pasien. Bagian apotek melalui komputer kerja mencari data
nomor perawatan pasien sesuai memo resep, dan mendata pemakaian obat.
Khusus pasien BPJS bisa jadi, harga obat bisa diedit untuk digratiskan (NOL).

Page
23
6. TINDAKAN MEDIS DAN PERAWATAN LAIN-LAIN (PERSONAL
BAGIAN TINDAKAN MEDIS DAN PERAWATAN)
beberapa rs telah memiliki ruang bagian-bagian terpisah untuk tindakan ataupun
pemakaian alat-alat medis (misal : ruang laboratorium), maka entri data tindakan
bisa dilakukan di ruang masing-masing. tetapi, jika belum memiliki bisa diwakili
personal yang ada di bagian masing-masing klinik.
berikut contoh penambahan data tindakan keperawatan:

Page
24
beberapa tindakan lain yang identik di atas tidak kami cantumkan dalam
penjelasan ini, misal : pemakaian alat-alat medis, tes uji-laborat, pemakaian
penunjang medis, tindakan medis, dan jasa lain-lain. lebih lanjut lihat penjelasan
fitur tindakan-tindakan.

7. PEMBAYARAN TAGIHAN (BAGIAN KASIR KEUANGAN)


Setelah semua tindakan yang diperlukan selesai, pasien yang rawat jalan
dipersilakan untuk melunasi billing (tagihan) perawatan ke bagian keuangan atau
kasir.

Page
25
Contoh kwitansi yang dicetak otomatis setelah ditekan [PROSES]:

8. CETAK BILLING (BAGIAN KEUANGAN)


Berbagai sumber biaya dari segala tindakan termasuk konsultasi dokter utama dan
spesialis, ditambah administrasi secara otomatis akan diposting ke data billing
pasien.
Dan contoh tampilan cetakan billing adalah:

Page
26
Page
27
Atau dicetak bentuk rekap sbb:

Page
28
Page
29
Page
30
9. IJIN CHECK-OUT (PERSONAL BAGIAN KEUANGAN)
Agar semua bagian mendapatkan informasi valid bahwa seorang pasien sudah
diijinkan secara resmi untuk pulang (check-out), maka personal yang ditunjuk
(biasanya bagian keuangan) akan melakukan pengesahan ijin check-out.

Page
31
Pada proses pengijinan check-out, jika status pembayaran belum lunas akan ada
pemberitahuan belum lunas.

Page
32
Page
33
Pilihan IJINKAN berarti menjadi piutang pasien, suatu ketika akan dilunasi.
Pilihan BATAL berarti proses dibatalkan dulu.
Pilihan BEBAS akan muncul form pilihan:

(1) JAMKES berarti dijamin jaminan kesehatan yang dimiliki,

(2) SOSIAL pembayaran gratis (sosial),

(3) KERUGIAN yang akan menjadi biaya tak tertagih.

Page
34
10. MELEPAS PASIEN (BAGIAN KLINIK)
Untuk melepas pasien bisa berdasarkan kwitansi pembayaran yang dibawa oleh
keluarga pasien, atau langsung melihat daftar pasien yang sudah diijinkan check-
out melalui komputer masing-masing klinik.

Pada gambar, daftar pasien bisa difilter khusus poli tertentu, juga bisa difilter
berdasarkan status tagihan, status perawatan, dan kelompok periode tanggal
masuk. Dan untuk mempercepat pencarian bisa melalui menu pencarian, cukup
masukan potongan teks dari nama atau alamat maka akan ditampilkan data
terdekat.
Setelah ketemu, terlihat status perawatan jika “CHECK-OUT” berarti sudah
diijinkan untuk pulang.

11. DAFTAR TAGIHAN KE PENJAMIN (BAGIAN KEUANGAN)


Secara periodik, bagian keuangan bisa melihat total klaim masing-masing
lembaga penjamin perawatan (pengobatan). Ketika menerima pembayaran dari
klaim, maka bisa ditambahkan sesuai jumlah diterima. Dengan demikian akan
terlihat saldo terakhir.

Page
35
Page
36
Untuk keperluan dokumentasi lebih luas disediakan ekspor data ke file M.Excel.

Page
37
12. LAPORAN-LAPORAN (PERSONAL BAGIAN KLINIK)
Setiap klinik bisa mencetak rekapitulasi pasiennya per bualn baik yang
dilanjutkan rawat inap atau rawat jalan saja.

Page
38
13. SETTING TINDAKAN-TINDAKAN (BAGIAN ADMINISTRATOR /
BERWENANG)
Berbagai otomatisasi tindakan dan perawatan medis terdapat setting tabel data
yang bebas diatur oleh pihak rumah sakit. Selanjutnya lihat penjelasan fitur bagian
setting data.

Page
39
BAB III
PENUTUP

Rawat inap merupakan salah satu pelayanan kesehatan di rumah sakit yang
mempunyai kontribusi cukup besar ditinjau dari berbagai aspek, antara lain aspek
jenis pelayanan, aspek keuangan, pemasaran, etika dan hukum maupun
administrasi dan manajemen rumah sakit itu sendiri. rawat jalan adalah pelayanan
kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk rawat inap
(hospitalization). Pelayanan rawat jalan ini termasuk tidak hanya yang
diselenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan yang telah lazim dikenal rumah
sakit atau klinik, tetapi juga yang diselenggarakan di rumah pasien (home care)
serta di rumah perawatan (nursing homes).
Untuk memberikan pelayanan rawat inap dan rawat jalan yang maksimal
terhadap pasien maka rumah sakit harus memiliki manajemen pelayanan yang
baik, baik dari segi ruang dan bangunan, ketenagaan, pelayanan medik,
keperawatan serta administrasi agar pasien merasa puas dan nyaman pada rumah
sakit tersebut.

Page
40
DAFTAR PUSTAKA

 Adisasmito, Wiku. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada
 Aditama, Tjanda Yoga. 2005. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta:
UI-Press
 Andriani, Nydia. 2012. Gambaran Manajemen Pelayanan Admnistrasi Rawat
Inap di Instalasi Administrasi Pasien Rumah Sakit Ketergantungan Obat
Jakarta Tahun 2011. Skripsi. Program Sarjana Kesehatan Masyarakat. Depok..
 Kepmenkes Nomor: 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit

Page
41

Anda mungkin juga menyukai