Anda di halaman 1dari 18

SISTEM PENDIDIKAN DI BELANDA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Kurikulum Pembelajaran


Sejarah
(AK)

Dosen Pengampu:
Dr. Ersis Warmansyah Abbas, M.Pd.
Melisa Prawitasari, M.Pd

Disusun oleh:
Kristin Imanuel NIM.1710111210011

Miftahul Jannah NIM.1710111220014


Andi Anwari NIM.1710111310005
Nurul Fauziyah NIM.1710111220023
Salma Luthfiana NIM.1710111220027
Shamdani NIM.1710111210028
Wida Haliza NIM. 1710111320011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas makalah Kajian Kurikulum Pembelajaran
Sejarah yang berjudul “Sistem Pemdidikan Di Belanda”. Kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ersis Warmansyah Abbas, M.Pd.
dan Ibu Melisa Prawitasari, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Kajian Kurikulum
Pembelajaran Sejarah atas bimbingan dan pengarahannya selama penyusunan
makalah ini serta pihak-pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan
satu per satu. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar
dimasa yang akan datang lebih baik lagi.

Banjarmasin, April 2019

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB 1: PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5
BAB II: PEMBAHASAN ....................................................................................... 6
A. Sejarah Pendidikan di Belanda .................................................................... 6
B. Perkembangan Pendidikan di Belanda ......................................................... 7
C. Perbandingan Pendidikan Antara Belanda dan Indonesia ......................... 11
BAB III: PENUTUP ............................................................................................. 17
A. Kesimpulan ................................................................................................ 17
B. Saran ........................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Era globalisasi yang penuh unpredictable dan tantangan, mengharuskan
setiap negara di dunia, apakah negara maju, berkembang atau terbelakang
berada dalam satu arena kompetisi dengan tantangan sama, aturan sama tetapi
latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Berbagai kemungkinan, sebagai
konsekuensi kompetisi, bisa saja terjadi, apakah itu degradasi (negara
mengalami kemunduran) atau promosi (negara mengalami kemajuan). Hal itu
sangat tergantung pada keunggulan kompetitif yang dimiliki dan
dikembangkan bangsa tersebut.
Porter (1990) membuat analisis yang menarik mengenai kompetisi
dalam globalisasi dengan menganalogikan bangsa sebagai perusahaan (firm).
Menurut Porter (1990), dalam persaingan global, suatu perusahaan dapat
bertahan dan unggul hanya jika memiliki keunggulan atas biaya (cost-based
advantage) dan keunggulan atas produk (product-based advantage).
Keunggulan atas biaya mencerminkan perusahaan (negara) beroperasi secara
efisien, dan keunggulan atas produk indikasi perusahaan (negara) senantiasa
melakukan penelitian dan pengembangan produk-produk baru yang inovatif.
Dengan menganalogikan analisis Porter di atas, maka paradigma keunggulan
kompetitif suatu bangsa adalah efisiensi (keunggulan atas biaya) dan inovasi
(keunggulan atas produk).
Belanda tergolong salah satu negara yang paling padat penduduknya.
Sekitar 16 juta penduduknya (1999) menempati area dengan luas sekitar
37.000 km. Sekitar 60% tinggal dibagian barat negri ini, yakni Holland. Kata
Netherlands sendiri secara literer berarti ‘’negara /dataran rendah’’(the low
countries). Bahasa resminya adalah bahasa Belanda.Namun, akibat lokasi
geografisnya, kebanyakan warga Belanda juga berkomunikasi dalam bahasa
Jerman dan Inggris. Mengingat bahwa Belanda termasuk salah satu anggota

4
dari masyarakat Uni Eropa, negara ini dikelilingi oleh berbagai negara Eropa,
seperti Prancis, Jerman, Belgia, Luxemburg, dan Inggris.
Beberapa kota utama di Belanda adalah Amsterdam, Hague, dan
Rotterdam. Ibu kota Belanda adalah Amsterdam, sementara Hague merupakan
pusat pemerintahan, dan Rotterdam dipandang sebagai jantung ekonomi negeri.
Selama dua decade terakhir, Rotterdam telah menjadi kota perguruan tinggi
yang kian popular. Masyarakat Belanda berbentuk masyarakat majemuk, terdiri
atas aneka ragam budaya dan etnis. Menyajikan beragam agama dan keyakinan
sedemikian rupa hingga apa pun yang anda yakini, anda dapat menemukan
kelompok untuk berbagi rasa dengan mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah system pendidikan di Belanda?
2. Bagaimana perkembangan system pendidikan di Belanda?
3. Bagaimana perbandingan system pendidikan antara Belanda dan Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang sejarah system pendidikan di Belanda.
2. Mengetahui tentang perkembangan system pendidikan di Belanda.
3. Mengetahui perbandingan system pendidikan antara Belanda dan Indonesia.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pendidikan di Belanda


B. Perkembangan Pendidikan di Belanda
Sekolah dasar bentuk baru diperkenalkan pada tahun 1985, sistem baru
ini, dalam prosesnya harus mampu menghindari terganggunya perkembangan
anak-anak. Pada pendidikan khusus banyak upaya yang dilakukan untuk
mendorong anak - anak agar dapat pindah dari sekolah khusus ke sekolah
biasa. Jenis sekolah khusus semakin bertambah jumlahnya. Pada tahun 1975,
setelah melewati perdebatan yang lama antara pihak yang mendukung dan
yang menentang bahwa pendidikan itu adalah alat reformasi sosial, Menteri
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan memperkenalkan sistem pendidikan
komprehensif (middenscholer), sebuah bentuk sekolah unuk semua anak yang
berusia antara 12 dan 16 tahun. Perbedaan - perbedaan yang terdapat pada
anak-anak ditangani dalam perlakuan didalam kelas. Setelah dilakukan debat
dan diskusi yang cukup hebat, akhirnya dilaksanakan 15 buah percobaan
middenscholer ini. Sampai tahun 1986 terjadi kemandekan dan pada saat itu
pula penasehat kebijakan pemerintah menerbitkan sebuah laporan mengenai
“basic education” (basisvorming). Laporan ini mengalihkan persoalan dari
struktur pendidikan ke isi pendidikan. Oleh karena pilihan anak - anak atas
mata pelajaran disekolah menengah menimbulkan masalah ditingkat
pendidikan yang lebih tinggi, semua murid kecuali wanita, didorong untuk
mengambil mata pelajaran matematika dan sains. Siswa diwajibkan mengambil
dua mata pelajaran bahasa asing, dan pada sekolah menengah umum tingkat
atas dan prauniversitas diwajibkan matematika. “basic education” akhirnya
dijalankan disekolah menengah mulai tahu 1993. Anak-anak pada sekolah
menengah harus mengambil satu mata pelajaran tambahan yang juga salah satu
mata ujian. Filsafat dan ilmu-ilmu sosial dijadikan mata pelajaran ujian baru
dalam rangka upaya mencari keseimbangan dalam mata pelajaran ujian.
Computer dan teknologi informasi juga diajarkan secara suka rela, sementara

6
beberapa proyek percobaan dilakukan untuk menentukan apakah dua mata
pelajaran baru itu perlu diajarkan satu atau dua jam seminggu di tingkat
sekolah menengah atas. Struktur pendidikan tinggi juga mengalami perubahan
dalam tahun-tahun 1980-an. Lamanya masa belajar di tingkat sarjana, S.1
(undergraduate) dipersingkat menjadi 4 tahun dan pada level ini mahasiswa
mengukuti kuliah-kuliah secara umum. Otonomi yang lebih besar juga
diberikan kepada lembagalembaga pendidikan tinggi. System dua lapis
diperguruan tinggi (undergraduate-graduate) dijalankan, dan pendidikan
propesional (diploma) kelihatannya lebih banyak diminati sehingga lebih laris.
Penggabungan berbagai sekolah juga dilakukan dengan pertimbangan
efesiensi. Penggabungan atau merjer ini dianggap perlu untuk mendapatkan
otonomi yang lebih besar dan untuk keperluan inovasi-inovasi serta perbaikan
kurikulum. Saat ini setiap lembaga harus memiliki setidaktidaknya 600 orang
mahasiswa. Dalam tahun 1982 dan 1986 terjadi dua reformasi ditingkat
pendidikan universitas. Yang pertama dimaksudkan untuk memotong anggaran
belanja sebsar 317 juta guilders (US$158 juta), sementara pada waktu yang
sama dilakukan pula peninjauan kembali tugas-tugas pengajaran dan
penelitian, dan bagaimana keduanya diselenggarakan antara universitas.
Sebagai hasilnya, sebanyak 53 buah program studi di tutup, jumlah fakultas
kedokteran gigi diciutkan dari 3 menjadi 1 buah, 2 buah fakultas farmasi dan 4
buah jurusan filsafat ditutup, dan juga terjadi penciutan pada lembaga ilmu-
ilmu sosial, humaniora, dan kedokteran. Enam puluh juta guilders (US$30 juta)
harus disediakan untuk inovasi. Reformasi yang kedua terjadi tahun 1986.
menteri pendidikan dan Ilmu Pengetahuan terpaksa melakukan tekanan karena
universitas masih tidak memasukan proposalnya. Jumlah uang yang harus
dihemat adalah 129 juta guilders (US$64 juta) yang 70 juta guilders (US$35
juta) harus disalurkan kembali ke universitas untuk keperluan inovasi.
C. Jenis Pendidikan di Belanda
Bagi negara kecil seperti Belanda, orientasi internasional penting di
bidang pendidikan dan pelatihan di dunia kita yang semakin
terinternasionalisasi. Selain itu, lebih dari 95% penduduk berbahasa Inggris

7
dan mudah berbaur secara sosial selama Anda tinggal. Menghormati pendapat
masing-masing individu dan keyakinannya adalah kebajikan nasional yang
memberi kekuatan pada struktur masyarakat beragam dan plural di Belanda.
Inilah dasar metode pengajaran yang digunakan di institusi pendidikan
Belanda. Sistem pendidikan di Belanda berfokus pada kerja tim, menciptakan
lingkungan yang ideal untuk berteman. Gaya mengajar di Belanda dapat
digambarkan sebagai interaktif dan berpusat pada siswa, memberi siswa
perhatian dan kebebasan yang mereka butuhkan untuk mengembangkan
pendapat dan kreativitas mereka sendiri dalam menerapkan pengetahuan
mereka yang baru diperoleh. Dengan belajar di Belanda, akan mengembangkan
pikiran terbuka dan meningkatkan orientasi internasional.
Belanda juga memiliki tradisi panjang siswa internasional. Pada awal
1950, Belanda adalah negara berbahasa non-Inggris pertama yang menawarkan
program yang dilakukan dalam bahasa Inggris yang dirancang khusus untuk
siswa asing. Mendapatkan ijazah di Belanda merupakan kunci sukses dalam
karir di seluruh dunia. Lembaga pendidikan tinggi Belanda bersama-sama
menawarkan 1.560 program studi internasional dan program yang 1.543
diajarkan sepenuhnya dalam bahasa Inggris. Hal ini membuat Belanda terdepan
di benua Eropa.
Sistem pendidikan tinggi di Belanda menikmati reputasi dunia yang
berkualitas tinggi. Pengalaman menunjukkan bahwa orang-orang yang telah
belajar di institusi pendidikan tinggi Belanda tampil sangat baik di belahan
dunia lain. Kualitas ini dicapai melalui sistem regulasi dan penjaminan mutu
nasional.
1. Universitas Riset di Belanda
Ada empat belas universitas riset yang didanai pemerintah di
Belanda: sembilan di antaranya menawarkan pendidikan di berbagai bidang,
tiga di antaranya mengkhususkan diri pada teknik, satu di bidang pertanian,
dan satu lagi adalah Universitas Terbuka. Lembaga pendidikan ini pada
dasarnya melatih siswa dalam studi akademis dan penelitian. Namun,

8
banyak program studi juga memiliki komponen profesional dan sebagian
besar lulusan menemukan pekerjaan di luar komunitas riset.
Semua program pendidikan di universitas riset di Belanda memulai
tahun pertama mereka dengan kursus dasar yang dikenal sebagai
propedeuse. Propedeuse memberi siswa pengenalan umum ke bidang yang
dipilih, dan meletakkan fondasi untuk kelanjutan berikutnya secara khusus.
Seiring kemajuan program, para siswa menerima lebih banyak kebebasan
untuk memilih mata pelajaran mereka. Langkah terakhir adalah tesis
berdasarkan penelitian siswa sendiri. Universitas bervariasi dalam ukuran,
dengan pendaftaran berkisar antara 6.000 sampai 30.000 siswa. Secara
keseluruhan mereka mendaftarkan sekitar 205.000 siswa.
Universitas Riset dulu hanya menawarkan pendidikan 6 tahun, dan
disebut sebagai 'universitas akademis', atau 'universitas sejati'. durasi
program studi, antara lain:
 PhD: 4 tahun
 Master of Arts (MA): 1-2 tahun
 Master of Science (MSc): 1-2 tahun
 Bachelor of Arts (BA): 3 tahun
 Bachelor of Science (BSc): 3 tahun
2. Universitas Ilmu Terapan di Belanda
Universitas ilmu terapan ('hogescholen') menawarkan program
profesional yang berfokus pada seni dan sains terapan. Belanda memiliki 40
universitas ilmu pengetahuan terapan yang didanai pemerintah. Yang
terbesar mendaftar 20.000 sampai 39.000 siswa. Secara keseluruhan sekitar
365.000 siswa terdaftar dalam program profesional. Universitas Ilmu
Terapan lebih berorientasi pada praktik daripada universitas, menawarkan
berbagai program paruh waktu dan paruh waktu di beberapa sektor. Semua
program profesional terdiri dari fase dasar dan fase utama, dan diakhiri
dengan proyek dan tesis individual. Komponen penting dari program
profesional adalah magang, di mana siswa mendapatkan pengalaman praktis
dalam situasi kerja nyata. Durasi program professional:

9
 Master (L): 1-2 tahun
 Sarjana (B): 4 tahun
3. Institut Pendidikan Internasional di Belanda
Belanda telah menawarkan bentuk pendidikan tinggi, yang disebut
'Pendidikan Internasional' (IE,) selama lebih dari 50 tahun. Ada banyak
kursus dan program studi IE yang berbeda yang menarik sejumlah besar
peserta. Kursus ini telah mendapatkan reputasi bahkan di luar perbatasan
Belanda dan mencakup kursus dalam studi manajemen, ilmu pertanian,
astronomi, kedokteran, teknik sipil, penginderaan jauh, dan seni.
Pendidikan Internasional terutama ditujukan untuk orang-orang di
tingkat pascasarjana dengan beberapa pengalaman profesional sebelumnya
dan sangat sesuai untuk siswa internasional. Kecepatannya intensif pada
tingkat lanjut dan semua kursus dilakukan dalam bahasa Inggris. Program,
yang berlangsung dari beberapa minggu sampai empat tahun, cukup
berorientasi pada praktik dan dirancang untuk memenuhi harapan siswa
yang mencari pengetahuan khusus. Institutes for International Education
menawarkan program master, tapi tidak ada program bujangan.
Ada lima besar IE institut dan sejumlah yang lebih kecil yang semua
fokus pada kursus berorientasi pembangunan. Ini didasarkan pada kerja
kelompok kecil antar budaya dan pertukaran pengetahuan. Mereka
difasilitasi oleh para guru dengan pengalaman yang luas dalam bekerja di
negara-negara berkembang.
4. Sekolah Pascasarjana di Belanda
Sekolah pascasarjana adalah organisasi di dalam universitas. Mereka
memberikan studi menantang dan lingkungan jaringan, seperti sekolah
penelitian. Beberapa sekolah pascasarjana bersifat interdisipliner, sekolah
pascasarjana lainnya hanya fokus pada sedikit atau satu disiplin.
5. Problem Based Learning System di Belanda
Belanda telah menerima pengakuan internasional atas sistem
Problem Based Learning berbasis ground, yang melatih siswa untuk
menganalisis dan memecahkan masalah praktis secara independen. Sistem

10
Pembelajaran Berbasis Masalah memberi penekanan pada studi mandiri dan
disiplin diri dengan sebagian besar semua program studi yang didedikasikan
untuk menulis makalah, bekerja dalam kelompok untuk menganalisis dan
memecahkan masalah tertentu, memperoleh pengalaman kerja praktis
melalui magang, dan melakukan eksperimen di laboratorium.

D. Perbandingan Pendidikan Antara Belanda dan Indonesia


Pendidikan di Belanda telah dikenal reputasinya di dunia karena standar
kualitasnya yang tinggi. Hal tersebut diperoleh melalui sistem regulasi dan
manajemen mutu yang ada. Kementrian Pendidikan, Budaya dan Ilmu
Pengetahuan merupakan departemen yang bertanggung jawab atas pembuatan
undang-undang yang berkaitan dengan pendidikan.
Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang pernah studi di universitas
atau institusi pendidikan tinggi Belanda memiliki kinerja yang sangat baik di
manapun mereka berada. Untuk negara kecil seperti Belanda, orientasi
internasional, termasuk pendidikan dan pelatihan merupakan keharusan untuk
dapat bertahan di tengah arus dunia yang semakin mengglobal.
Dalam bidang pendidikan tinggi, negara Belanda terdepan di beberapa
bidang seperti business administration, agricultural studies, civil engineering,
medicine, remote sensing and, arts & design. Hasi riset yang berkualitas tinggi
di Belanda menempati peringkat atas. Kenyataannya, riset ilmiah internasional
Belanda menjadi yang terdepan di Eropa. Belanda menduduki peringkat ke-
lima di dunia untuk jumlah jurnal-jurnal per kapita.
Belanda merupakan negara non berbahasa Inggris pertama yang
menawarkan program studi berbahasa Inggris bagi pendidikan tinggi. Lebih
dari 1300 program studi internasional untuk berbagai bidang ditawarkan oleh
pendidikan tinggi Belanda. Kurikulumnya intensif pada level yang lebih tinggi,
lebih maju, berorientasi pada praktek dan dirancang untuk memenuhi
kebutuhan dan sesuai harapan mahasiswa yang mencari pengetahuan khusus.
Program-program studi ini menggantikan teori dengan praktek di dunia kerja
yang sebenarnya atau situasi simulasi kerja.

11
Pendidikan tinggi di Belanda menyediakan jenis pendidikan :
universitas dan University of Applied Sciences. Universitas melatih para
mahasiswanya untuk menggunakan ilmunya secara mandiri. University of
Applied Sciences, yang di Belanda dikenal dengan sebutan Hogeschool, lebih
berorientasi ke praktek; para mahasiswa langsung diarahkan untuk meraih
jenjang karir di bidangnya. Belanda juga memiliki lembaga Institut untuk
Pendidikan Internasional yang sudah sejak lama menawarkan program-
program yang dirancang khusus bagi mahasiswa asing. Sedangkan pada
sistempendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dari Negara Belanda.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas dan jelas mengatakan
bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa mendapatkan porsi yang sangat
penting dan strategis. Terlihat jelas bahwa salah satu tujuan kebijakan
pendidikan nasional sejatinya membentuk kapasitas belajar bangsa dan
kemampuan berinovasi yang tinggi. Sebagai bangsa yang menganut sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, tentu saja membentuk manusia yang kepribadian
dan kecerdasan spiritualitas yang tinggi, juga mutlak dilakukan sebagai fondasi
dari kapasitas belajar dan kemampuan inovasi yang disebutkan sebelumnya.
Persoalan yang dihadapi oleh negara Indonesia adalah bagaimana
meningkatkan kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan umumnya dikaitkan
dengan tinggi rendahnya prestasi yang ditunjukkan dengan kemampuan siswa
mencapai skore dalam tes dan kemampuan lulusan mendapatkan dan
melaksanakan pekerjaan. Kualitas pendidikan penting karena sangat
menentukan gerak laju pembangunan. Oleh karenanya, tantangan yang ada
adalah melaksanakan pembaharuan pendidikan sebagai upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Sistem pendidikan nasional yang tertuang
dalam UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 ternyata belum mampu
menciptakan kapasitas belajar bangsa ini. Sumber daya manusia yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan bangsa hanya akan lahir dari sistem
pendidikan yang berdasarkan filosofis bangsa itu sendiri. Sistem pendidikan
cangkokan dari luar tidak akan mampu memecahkan problem yang dihadapi
bangsa sendiri. Oleh karena itu, upaya untuk melahirkan suatu sistem

12
pendidikan nasional yang berwajah Indonesia dan berdasarkan Pancasila harus
terus dilaksanakan dengan semangat yang harus diperbaharui.
Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia
semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan
murid-muridnya. Guru-guru tentuya punya harapan terpendam yang tidak
dapat mereka sampaikan kepada siswanya. Memang, guru-guru saat ini kurang
kompeten. Banyak orang yang menjadi guru karena tidak diterima di jurusan
lain atau kekurangan dana. Kecuali guru-guru lama yang sudah lama
mendedikasikan dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar murid,
mereka memiliki pengalaman yang dalam mengenai pelajaran yang mereka
ajarkan. Belum lagi masalah gaji guru. Jika fenomena ini dibiarkan berlanjut,
tidak lama lagi pendidikan di Indonesia akan hancur mengingat banyak guru-
guru berpengalaman yang pensiun. Sarana pembelajaran juga turut menjadi
faktor semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia, terutama bagi penduduk
di daerah terbelakang. Namun, bagi penduduk di daerah terbelakang tersebut,
yang terpenting adalah ilmu terapan yang benar-benar dipakai buat hidup dan
kerja. Ada banyak masalah yang menyebabkan mereka tidak belajar secara
normal seperti kebanyakan siswa pada umumnya, antara lain guru dan sekolah.
Ada dua hal yang menarik dalam sistem pendidikan Belanda, pertama,
perhatian pemerintah Belanda yang sangat besar terhadap pelayanan
pendidikan terhadap anak-anak cacat (handicapped children), dan ke dua, peran
inspektorat pendidikan yang besar dalam mengontrol pelaksanaan pendidikan
termasuk pengawasan kualitas penididikan. Masalah pendidikan anak cacat
sesungguhnya adalah persoalan kemanusiaan. Pada umumnya sistem
pendidikan Negara-negara mencantumkan dan mengungkapkan secara eksplisit
atau hanya secara implisit bahwa anak-anak yang menderita kelainan- fisik,
mental atau tingkah laku, merupakan tanggung jawab pemerintah untuk
memberikan pelayanan pendidikan. Sebagaimana anak-anak normal lainnya,
mereka harus mendapat kesempatanyang sama dalam berpendidikan. Dengan
pendidikan, potensi yang ada pada mereka dapat dikembangkan sehingga
berguna dalam kehidupannya. Mengabaikan potensi mereka, bukan hanya

13
membuat mereka makhluk yang tidak produktif dalam masyarakat negara,
tetapi yang lebih mendasar lagi adalah mereka dibuat oleh lingkungan
masyarakatnya menderita lahir batin, walaupun mereka mungkin tidak
menyadarinya atau tidak mau dan tidak mampu mengungkapkannya.
Kenyataan banyak menunjukan bahwa banyak diantara penderita cacat yang
menjadi orang-orang yang produktif dan dapat menyumbang untuk hidup dan
kehidupannya sendiri, dan bahkan juga bermanfaat bagi orang lain. Melalui
program-program pendidikan khusus (special edukatif) hargadiri mereka yang
sering terancam dapat dipulihkan kembali, dan mereka memperoleh kepuasan
hidup seperti kebanyakan anakanak lain yang normal. Sistem pendidikan
Belanda ternyata unggul dalam hal ini. Ini tercermin dalam banyaknya
lembaga-lembaga pendidikan yang disediakan dan jumlah anak-anak cacat
yang mengikuti program pendidikan khusus ini. Tingkat umur anak yang
berpartisipasi dikelompokan dalam tiga kategori: tingkat prasekolah tercatat
3000 orang anak; tingkat sekolah dasar 74,000 orang; dan tingkat sekolah
menengah32,000 orang. Penyediaan guru oleh pemerintah juga sangat baik,
dengan rasio murid–guru 6:1. kira-kira 12% peserta adalah anak-anak dari
kelompok masyarakat minoritas. Hasil pendidikan khusus ini dapat dilihat
dengan cukup banyaknya anak-anak yang ikut dalam program yang mampu
dan mau melanjutkan pendidikannya ketingkat yang lebih tinggi dan
bergabung dengan anak-anak normal. Tercatat 60% anak-anak cacat tingkat
sekolah dasar melanjutkan sekolahnya ketingkat sekolah menengah, dan kira-
kira 6% dari tingkat prasekolah melanjutkan ke pendidikan dasar. Undang-
undang mengenai pendidikan khusus ini telah ditetapkan pada tahun 1985 yang
isinya antaralain mendorong anak-anak pendidikan khusus transfer ke sekolah-
sekolah biasa dengan kurikulum yang sama, dan dimana perlu di modifikasi
sesuai dengan keadaan setempat. Dilihat dari jumlah anak dan jumlah sekolah
pendidikan khusus ini kelihatannya tidak begitu besar, tetapi dalam ukuran
Negara Belanda yang sangat kecil wilayahnya dan dengan jumlah penduduk
dan anak usia sekolah yang juga kecil, pemerintah Belanda dapat dikatakan
lebih maju dalam program ini. Dana pendukung program juga cukup besar,

14
termasuk penyediaan guru yang didik secara khusus. Dengan baiknya
pendidikan khusus Belanda ini APK (Angka Partisipasi Kasar) murid SD di
Belanda mencapai 108% dan APM (Angka Partisipasi Murni) 100%. Karena
itupula angka literasi negeri Belanda 100%. Sebagaimana diyakini oleh para
ahli, tingkat literasi suatu negara menjadi salah satu indikator keadaan
kemajuan ekonomi dan
kesejahteraan masyarakat negara itu dan implisit keadaan kualitas
kehidupan rakyatnya. Dalam hal pengawasan pendidikan dalam segala
aspeknya akan berdampak pada mutu pendidikan, dan dalam hal ini pemerintah
Belanda pengawasan internal oleh lembaga sekolah sendiri. Ini terlihat dari
peran inspektorat pendidikan yang sangat besar. Lembaga ini berfungsi sebagai
badan independent yang bertanggung jawab kepada Menteri Pendidfikan dan
Ilmu Pengetahuan, dan bahkan juga menyampaikan laporannya kepada
parlemen Belanda. Secara umum inspektorat pendidikan bertugas mengawasi
dan meneliti apakah semua peraturan, ketentuan, kebijakan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Kementerian pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
terlaksana dengan baik. Disamping itu, Inspektorat pendidikan juga
berkewajiban mengajukan proposal mengenai pendidikan kepada menteri dan
memberikan saran, baik diminta atau atas inisiatif sendiri. Secara lebih rinci
inspektorat pendidikan menginvestigasikan masalahmasalah yang berkaitan
dengan kurikulum pendidikan untuk semua tingkat terutama tingkat pendidikan
prasekolah, pendidikan dasar dan menengah. Badan ini juga mengawasi dan
memeriksa administrasi umum dan keuangan, melakukan penilaian terhadap
rencana kerja sekolah, memeriksa silabus dan rencana pelajaran. Semua
informasi dan masalah yang ditemukan dilapangan, dianalisis, disimpulkan dan
dilaporkan pada menteri. Menteri juga menugaskan inspektur pendidikan
menyampaikan laporan pada parlemen. Yang paling menarik adalah
kemampuan dan kekonsistenan personil inspektorat pendidikan ini menjaga
kenetralan dan keindependenannya dalam melaksanakan tugas
pengawasan ini. Hal ini terbukti berjalan sangat efektif dengan
terwujudnya kualitas pendidikan di Belanda, walapun banyak pihak-pihak yang

15
masih belum puas. Secara komparatif, badan pengawas pendidikan ini cukup
efektif dalam menjalankan fungsinya dan memiliki kredilitas tinggi.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pendidikan di Belanda sangat berbeda dengan sistem pendidikan
yang dikenal di Asia, Amerika, bahkan di sebagian besar wilayah Eropa. Di
Eropa sendiri, sistem pendidikan ala Belanda hanya dikenal oleh beberapa
negara, antara lain Jerman dan Swedia. Salah satu perbedaan sistem pendidikan
di Belanda adalah penjurusan yang sudah dimulai sejak pendidikan di tingkat
dasar dengan mempertimbangkan minat dan kemampuan akademis dari siswa
yang bersangkutan.
Basisschool (Sekolah Dasar) di Belanda berlangsung 8 tahun, terhitung
dari grup 1 (kelas 0 Kecil di Indonesia), grup 2 (kelas 0 Besar di Indonesia) dan
grup 3 s/d grup 8 (kelas 1 s/d 6 Sekolah Dasar di Indonesia). Raport siswa di
Basisschool memuat 44 butir pendidikan. Banyaknya items yang harus dinilai
oleh Basisschool membuat pihak sekolah betul-betul dapat mengenali bakat,
mentalitas dan budaya para siswanya. Di Belanda ada 2 macam institusi
pendidikan tinggi. Yang pertama adalah HBO atau hoger beroepsonderwijs,
yang terjemahan bebasnya dalam bahasa Indonesia “pendidikan kejuruan
tinggi”, Dan yang kedua institusi berjenis WO biasanya disebut Universiteit
(universitas) atau Technische Universiteit (universitas teknik). Dalam bahasa
Inggris institusi seperti ini biasanya disebut University dan University of
Technology.

B. Saran

17
DAFTAR PUSTAKA

A. Buku dan Jurnal


McRae, Hamish. 1994. The World in 2020, Massachusets: Harvard Business
School Press.

Porter, Michael E. 1990. Coompetitive Advantage of Nations, 6th ed.,


Macmillan Press, London & Basingstoke.

Porter, Michael E. 1998. Creating and Sustaining Superior Performance,


London: Free Press.

B. Internet
http://www.studyinholland.nl/

https://id.scribd.com/document/333075603/Perkembangan-Sistem-Pendidikan-
Di-Belanda

18

Anda mungkin juga menyukai