Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

BAHAN DAN PERALATAN

4.1. Uraian Umum


Dalam suatu proses pembangunan jalan tol diperlukan adanya pengelolaan
bahan dan peralatan yang baik. Bahan dan peralatan akan mempengaruhi dalam
kesuksesan atau keberhasilan suatu proyek kontruksi, jika bahan dan peralatan
tersedia tepat pada waktunnya. Keterlambatan dalam penyediaan bahan atau
gangguan dalam pengiriman akan menyebabkan pelaksanaan pekerjaan terlambat
sehingga akan terjadi pemborosan biaya dan waktu.
Kualitas dan kuantitas bahan yang digunakan dalam suatu proyek, akan
sangat berpengaruh pada hasil yang akan dicapai. Pemakaian bahan bangunan untuk
proyek sebaiknya mudah diperoleh dan dekat dengan lokasi, sehingga akat
menghemat waktu dan biaya pengiriman.Penempatan bahan bangunan hurus terjaga
dan disesuaikan dengan sifat bahan sehinga dapat menjaga kualitas dan kuantitas
bahan.
Alat kerja merupakan sarana untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan dan
membantu pekerjaan yang sulit untuk dilakukan oleh tenaga manusia. Dengan
adanya alat kerja, diharapkan membantu proses pekerjaan agar lebih cepat dan
kualitas pekerjaan lebih maksimal. Pengunaan alat harus sesuai dengan fungsi dan
sebagaimana mestinya agar tidak merusak dan mengurangi mutu bahan bangunan.

4.2. Bahan

Dalam Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo ruas Salatiga– Kartasura


memerlukan berbagai macam bahan mulai dari tahap awal hingga tahap finishing.
Bahan yang digunakan antara lain:

4.2.1. Tanah Timbunan


Timbunan digunakan untuk menyesuaikan elevasi tanah sesuai dengan
gambar rencana, yang digunakan dapat menggunakan berbagai jenis tanah. Ditintau
dari keperluannya, timbunan dibagi menjadi timbunan struktural dan timbunan non
struktural. Timbunan struktural (misal untuk jalan atau bendungan) harus
mempunyai faktor keamanan yang lebih besar dari pada timbunan non struktural
(misal untuk gudang atau lanskap). Agar dapat dibangun sesuai dengan fungsinya,
timbunan harus didesain dengan memperhitungkan berbagai faktor yang terjadi.
Tanah untuk timbunan juga perlu dipilih sedemikian rupa agar biaya pekerjaan
serendah mungkin. pada proyek ini tanah timbunan didapat dari hasil galian proyek.
Pada pembangunan jalan, timbunan diperlukan untuk menaikan permukaan
jalan di atas permukaan tanah asli, baik untuk memenuhi standar geometri maupun
untuk mencegah terjadinya kerusakan jalan akibat permukaan atau air tanah
(Departemen Pekerjaan Umum Derektoral Jendral Bina Marga).
Ketentuan kepadatan untuk timbunan tanah:
A. Lapisan tanah yang lebih dalam dari 20 cm di bawah elevasi dasar perkerasan
dan tanah dasar timbunan harus dipadatkan dalam lapisan-lapisan timbunan
dengan ketebalan maksimum 20 cm dan tidak boleh kurang dari 10 cm, sampai
95% dari kepadatan kering maksimum sebagai ditentukan dalam SNI 03-1742-
1989. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 5% bahan yang tertahan pada
ayakan ¾ inci, kepadatan kering maksimum yang diperoleh harus dikoreksi
terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize) sesuai SNI 03-1976-1990. Untuk
ganular material harus dipadatkan sampai 93% dari kepadatan kering maksimum
sebagai ditentukan dalam SNI 03-1743-1989.
B. Lapisan tanah pada kedalaman 20 cm dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan
sampai dengan 100% dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989. Untuk granular material kepadatan lapisan harus
minimum mencapai 95% kepadatan kering maksimum sesuai SNI 03-1743-
1989.
C. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian
menunjukkan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka penyedia jasa harus
memperbaiki pekerjaan. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh
pada lokasi yang diperintahkan oleh direksi teknis, tetapi tidak boleh berselang
lebih dari 50 m untuk setiap lebar hamparan. Untuk penimbunan kembali di
sekitar struktur atau pada galian parit untuk gorong-gorong, paling sedikit harus
dilaksanakan satu pengujian untuk satu lapis penimbunan kembali yang telah
selesai dikerjakan.
D. Untuk setiap sumber bahan timbunan, satu rangkaian pengujian yang lengkap
harus dilakukan. Tanah timbunan ditunjukkan pada Gambar 4.2.1

Gambar 4.2.1 Tanah Timbunan


4.2.2. Agregat
Agregat merupakan butir‐butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain,
baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral padat berupa
ukuran besar maupun kecil atau fragmen‐fragmen (Menurut Silvia Sukirman).
Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan
jalan memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca.Yang menentukan
kualitas agregat sebagai material perkerasan jalan adalah gradasi, kebersihan,
kekerasan, ketahanan agregat, bentuk butir, tekstur permukaan, porositas,
kemampuan untuk menyerap air, dan berat jenis. Agar lebih terkontrol kualitas dan
kuantitas agregat, PT. Waskita Karya (Persero) Tbk berkerjasama dengan anak
perusahaan yaitu PT. Waskita Beton Precast Tbk sebagai penyedia agregat Proyek
Pembangunan Jalan Tol Semarang - Solo ruas Salatiga – Kartasura Seksi.
Bahan agregat pada proyek ini adalah sebagai lapisan pondasi atas yang
berkomposisi dari 70% agregat kasar (campuran batu pecah 0.5-1 cm, batu pecah
1-2 dan batu pecah 2-3) dan 30% agregat halus (pasir dan abu batu dengan
perbandingan 2:1). Agregat campuran dapat dilihat pada Gambar 4.2.2.
Gambar 4.2.2 Agregat Campuran
4.2.3. Beton Ready Mix
Beton merupakan suatu bahan komposit (campuran) dari beberapa material,
yang bahan utamanya terdiri dari campuran antara semen, agregat halus, agregat
kasar air dan atau tanpa bahan tambah lain dengan perbandingan tertentu. Karena
beton merupakan komposit, maka kualitas beton sangat tergantung dari kualitas
masing-masing material pembentuk.
Adukan beton ready mix adalah beton siap pakai yang diolah melalui proses
uji laboratorium sehingga menghasilkan beton cor dengan kualitas yang lebih
terjamin sesuai peraturan Nasional dan Internasional (PBI, ASTN, dsb).
Beton ready mix dibagi menjadi berepa kelas sesuai mutu beton, kelas dan
kegunaanya :
A. Kelas A (K-500), digunakan untuk precast/prestressed,
B. Kelas P (K-450), digunakan untuk rigid jalan kelas 1 (jalan Negara/jalan tol)
C. Kelas B (K-350), digunakan untuk lantai, bangunan pabrik dan rigid jalan,
D. Kelas K-300, digunakan untuk kontruksi bangunan ruko/rumah bertingkat 3
lantai sampai dengan 5 lantai,
E. Kelas K-250, digunakan untuk bangunan bertingkat dua lantai,
F. Kelas K-225 (mobil standar), digunakan untuk kontruksi bangunan bertingkat
dua lantai, ruko/rumah tinggal,
G. Kelas K-225 (mini mix/mobil kecil), digunakan untuk kontruksi bangunan
bertingkat dua lantai, ruko/rumah tinggal,
H. Kelas D (K-175), digunakan untuk kontruksi bangunan ringan,
I. Kelas E (K-125), digunakan untuk LC (lantai dasar),
J. Kelas BO, digunakan untuk LC (lantai dasar).
Dalam pembangunan jalan tol ini menggunakan beton kelas K-450 untuk
rigid dan K-250 untuk lantai dasar, PT. Waskita Karya (persero) Tbk berkerjasama
dengan anak perusahaan yaitu PT. Waskita Beton Precast Tbk sebagai penyedia
beton Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo ruas Salatiga-Kartasura
Seksi. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan beton adalah:
A. Air
Dalam pembuatan beton, air merupakan salah satu faktor penting, karena air
bereaksi dengan semen akan menjadi pasta pengikat agregat.
Komposisi air sangat berpengaruh terhadap kuat tekan beton, karena
kelebihan air akan menyebabkan penurunan pada kekuatan beton itu sendiri. Selain
itu kelebihan air akan mengakibatkan beton mengalami bleeding, yaitu air bersama-
sama semen akan bergerak ke atas permukaan adukan beton segar yang baru saja
dituang. Hal ini akan menyebabkan kurangnya lekatan beton antara lapis permukaan
(akibat bleeding) dengan beton lapisan di bawahnya. Kurangnya lekatan antar dua
lapisan tersebut merupakan area yang lemah. Air pada campuran beton akan
berpengaruh terhadap sifat workability adukan beton, besar kecilnya nilai susut
beton, kelangsungan reaksi dengan semen portland sehingga dihasilkan kekuatan
selang beberapa waktu, dan peranan air sangat mendukung perawatan adukan beton
diperlukan untuk menjamin pengerasan yang baik.
Penggunaan air untuk beton sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai
berikut ini:
1) Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gr/ltr.
2) Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik)
lebih dari 15 gr/ltr.
3) Tidak mengandung klorida (Cl) lebih dari 0,5 gr/ltr.
B. Semen
Semen merupakan salah satu bahan perekat yang jika dicampur dengan air
mampu mengikat bahan-bahan padat seperti pasir dan batu menjadi suatu kesatuan
kompak. Sifat pengikatan semen ditentukan oleh susunan kimia yang
dikandungnya. Adapun bahan utama yang dikandung semen adalah kapur (CaO),
silikat (SiO2), alumunia (Al2O3), ferro oksida (Fe2O3), magnesit (MgO), serta
oksida lain dalam jumlah kecil (Lea and Desch, 1940).
C. Agregat
Agregat merupakan komponen beton yang paling berperan dalam
menentukan besarnya kekuatan beton. Pada beton biasanya terdapat 60% sampai
80% volume agregat. Agregat ini harus bergradasi sedemikian rupa sehingga
seluruh massa beton dapat berfungsi sebagai benda yang utuh, homogen, rapat,
dimana agregat yang berukuran kecil berfungsi sebagai pengisi celah yang ada di
antara agregat berukuran besar. Karena agregat merupakan merupakan bahan yang
terbanyak di dalam beton, maka semakin banyak persen agregat dalam campuran
akan semakin murah harga beton, dengan syarat campurannya masih cukup mudah
dikerjakan untuk elemen struktur yang memakai beton tersebut.
D. Admixture dan Additif
Admixture atau zat tambahan lainnya adalah bahan yang tidak harus dipakai
dalam pembuatan beton, zat aditif biasanya ditambahkan untuk keperluan tertentu,
misalnya untuk meningkatkan mutu beton, mempercepat proses pengerasan dan
pengeringan beton, mengubah tingkat keenceran sehingga mudah dituang, dll.
Beton ready mix ditunjukan pada Gambar 4.2.3

Gambar 4.2.3. Beton Ready Mix


4.2.4. Dowel
Dowel adalah material penghubung antara 2 (dua) komponen struktur.
Dowel berupa batang baja polos maupun profil berukuran Ø36, yang digunakan
sebagai sarana penyambung/pengikat pada perkerasan jalan tipe rigid pavement.
Dowel berfungsi sebagai penyalur beban pada sambungan yang dipasang dengan
separuh panjang terikat dan separuh panjang dilumasi atau dicat untuk memberi
kebebasan bergeser.
Selain berfungsi untuk menguatkan konstruksi badan jalan, fungsi lain dari
dowel adalah untuk menghambat retakan yang terjadi di salah satu segmen agar
tidak menjalar atau menerobos ke segmen selanjutnya. Dowel ditunjukan pada
Gambar 4.2.4.

Gambar 4.2.4. Dowel


4.2.5. Curing Compound
Curing Compound adalah material yang membentuk kulit diatas permukaan
beton (menutup seluruh permukaan) dan mengurangi tingkat hilangnya kadar air
pada beton, material ini mampu mengurangi penguapan air kira-kira 20% dibanding
tanpa pelindung.
Curing Compound membantu mencegah terbentuknya retak plastic
shrangkage dengan menahan penguapan (evaporation retarder) pada keadaan
kering, berangin atau kondisi cuaca yang tidak menguntungkan. Gambar curing
compound ditunjukkan pada Gambar 4.2.5
Gambar 4.2.5 Curing Compound
4.2.6. Bond Breaker (plastik)
Plastik dalam pekerjaan ini digunakan sebagai lantai kerja cor beton yang
berhubungan dengan lapisan di bawahnya, fungsinya yaitu untuk menahan agar air
semen tidak keluar karena merembes kedalam lapisan dibawahnya. Pengunaan
plastik tergolong sebagai inovasi baru menggantikan material lantai kerja
sebelumnya berupa screed atau cor beton berkualitas rendah. Gambar plastik
ditunjukkan pada Gambar 4.2.6

4.2.7. Besi Wiremash


Besi wiremesh adalah besi dianyam menjadi lembaran. Di Indonesia
wiremesh lebih dikenal dengan nama kawat atau besi anyam, dikarenakan
bentuknya yang kotak seperti kawat atau besi yang di anyam. Besi wiremash dalam
pekerjaan jalan tol ini digunakan untuk penguat beton rigid khusus untuk bagian
jalan yang di bawahnya ada bangunan saluran air, bangunan RCP, Box Culvert,
overpass dan sebagainya. Gambar besi wiremash ditunjukkan pada Gambar 4.2.7

Gambar 4.2.7 wiremash


4.2.8. Geotextile Non Woven
Geotextile Non Woven merupakan salah satu jenis geotextile yang berbentuk
lembaran dan tak beranyam (non woven) yang dibuat dari serat-serat polymer yang
berbahan dasar Polyesther atau Polyprophilene yang dibuat menggunakan mesin
berteknologi modern secara mekanis dengan quality qontrol yang tinggi. Geotextile
Non Woven memiliki daya kuat tarik yang cukup tinggi serta memiliki ketahanan
akan temperatur, cuaca, suhu, mikroorganisme dan juga bahan-bahan kimia. Fungsi
Geotextile non woven pada perkerjaan perkerasan jalan:
A. Filter (penyaring)
Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah terbawanya partikel-
partikel tanah pada aliran air. Karena sifat geotextile non woven adalah permeable
(tembus air) maka air dapat melewati geotextile tetapi partikel tanah tertahan.
Aplikasi sebagai filter biasanya digunakan pada proyek-proyek subdrain (drainase
bawah tanah).
B. Separator (pemisah)
Geotextile Non Woven berfungsi untuk mencegah tercampurnya lapisan
material yang satu dengan material yang lainnya. Pada proyek ini, Geotextile
mencegah naiknya lumpur ke sistem perkerasan, sehingga tidak terjadi pumping
effect yang akan mudah merusak perkerasan jalan. Selain itu keberadaan geotextile
juga mempermudah proses pemadatan sistem perkerasan.
C. Penutup beton
Fungsi geotextile yang lain adalah sebagai penutup pada proses curing beton
untuk mencegah terjadinya retak-retak pada proses pengeringan beton baru.
Geotextile Non Woven ditunjukkan pada Gambar 4.2.8. dan Gambar 4.2.9.
Gambar 4.2.8. Geotextile Non Woven sebagai penutup beton

Gambar 4.2.9. Geotextile Non Woven sebagai pemisah


4.2.10. Asphalt Sealant
Asphalt Sealant adalah bahan yang dapat melekat dan mengembang sebagai
material pengisi lubang celah hasil saw cutting untuk mencegah masuknya kotoran
dan membantu mencegah pumping. Asphalt Sealant ditunjukkan pada Gambar
4.10.:

Gambar 4.2.10 Asphalt Sealant

4.3. Peralatan
Dalam Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo ruas Salatiga-
Kartasura memerlukan berbagai macam alat mulai dari tahap awal hingga tahap
finishing. Peralatan yang digunakan antara lain:

4.3.1. Alat Ukur


Alat ukur adalah alat yang dibutuhkan untuk mengukuran jarak dan
ketinggian. Untuk menentukan jarak suatu titik dengan titik lain dipakai alat jenis
theodolit. Sedangkan untuk menentukan beda tinggi dipakai alat ukur waterpass.
Dalam penggunaan alat ini dilengkapi meteran, kaki tiga, unting-unting dan bak
ukur. Gambar Alat ukur ditunjukan pada Gambar 4.3.11.

Gambar 4.3.11 Alat Ukur

4.3.2. Excavator
Excavator adalah alat yang digunakan untuk mengeruk dan mengangkut
material tanah galian. Karakteristik penting dari hydraulic excavator adalah pada
umunya menggunakan tenaga diesel engine dan full hydraulic system. Excavating
operation paling efisien adalah menggunakan metode heel and toe (ujung dan
pangkal), mulai dari atas permukaan sampai ke bagian bawah. Bagian atas bisa
berputar (swing) 360 derajat.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan excavator
adalah kapasitas bucketnya, kondisi kerja, bisa menggali pada daerah yang lunak
sampai keras. Gambar Excavator ditunjukan pada Gambar 4.3.12.
Gambar 4.3.12. Excavator

4.3.3. Bulldozer

Bulldozer merupakan alat traktor yang berfungsi untuk mendorong atau


memotong material yang ada didepannya. Bulldozer dilengkapi pisau (blade)
dibagian depannya. Jenis pekerjaan yang biasanya menggunakan Bulldozer adalah
seperti berikut ini:
1) Mengupas top soil dan pembersihan lahan dari pepohonan,
2) Pembukaan jalan baru,
3) Memindahkan material pada jarak pendek sampai dengan 100 m,
4) Menyebarkan material,
5) Mengisi kembali saluran,
6) Membersihkan quarry.
Bulldozer terdiri dari 3 bagian, yaitu penggerak utama (prime mover),
traktor dan pisau (blade) dibagian depan. Pisau (blade) memiliki 2 fungsi utama,
yaitu mendorong material ke depan (drifting) dan mendorong material ke samping
(side casting). Permukaan pisau umumnya melengkung sehingga material bergerak
berputar saat didorong. Pisau dihubungkan dan dikendalikan pada traktor oleh 2
pasang double hydraulic cylinder. Pasangan pertama bekerja untuk mengatur letak
muka pisau sehingga kedalaman penggalian dapat diatur. Pasangan yang kedua
bekerja untuk menaikkan dan menurunkan pisau (Rostiyanti 2008).
Gambar Bulldozer ditunjukan pada Gambar 4.3.13.

Gambar 4.3.13 Bulldozer


4.3.4. Dump Truck
Dump truck adalah truk yang digunakan untuk mengangkut dan atau
memindahkan material dari satu tempat ke tempat lainnya. Material-material
tersebut diantaranya batu, adukan beton, tanah timbunan, pasir, batu split,dan
sampah. Sebuah dump truck memiliki ciri yang khas dilengkapi dengan piranti
pembantu hidrolik yang terpasang di bawah bak dump truck dalam posisi tidur
dengan bagian belakang berengsel, bagian depan bak yang dapat diangkat
memungkinkan isi yang dibawa dalam bak dump truck dengan mudah diturunkan
di belakang truk di lokasi pengiriman. Saat ini, hampir semua dump truck
dioperasikan oleh hidraulik yang dipasang dalam berbagai konfigurasi, masing-
masing dirancang untuk menyelesaikan tugas tertentu dalam rantai pasokan bahan
konstruksi, infrastruktur dan lain-lain. Gambar Dump truck dapat ditunjukkan pada
gambar 4.14.

Gambar 4.3.14 Dump Truck


4.3.5. Concrete Mixer Truck
Concrete mixer truck adalah truk yang mengangkut beton ready mix,
didesain memiliki silinder di belakang yang dapat berputar sehingga beton tetap
segar dan komposisinya terjaga saat pengiriman. Kapasitas angkut Concrete mixer
truck sampai dengan 8 m3, tetapi pengisian silinder tersebut biasanya hanya sampai
7 m3 saja untuk menjaga kemungkinan tumpah pada waktu melalui jalan tanjakan.
Silinder tersebut terus berputar selama pengangkutan baik pada saat berjalan
maupun berhenti untuk menunggu giliran mengeluarkan adukan beton. Pada waktu
mengeluarkan adukan beton, silinder berputar berlawanan arah semula, karena
didalam silinder terdapat sirip-sirip, maka baton terdorong keluar.
Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo ruas Salatiga-
Kartasura paket 4.1. ini digunakan beton ready mix dari PT. Waskita Beton Precast.
Gambar concrete mixer truck ditunjukan pada Gambar 4.3.15.

Gambar 4.3.15. Concrete Mixer Truck

4.3.6. Sheep Foot Roller


Sheep foot roller adalah alat yang digunakan untuk memadatkan tanah
timbunan. Sheep foot roller memiliki sebuah silinder yang di bagian luarnya
dipasang kaki-kaki. Pada kaki-kaki ini terjadi tekanan yang tinggi, sehingga kaki-
kaki ini masuk ke dalam tanah dan memberikan efek pemadatan dari bawah. Sheep
foot roller ini baik digunakan untuk tanah berpasir dengan sedikit mengandung
lempung, juga untuk tanah yang plastis dan kohesif. Sangat efektif digunakan untuk
memadatkan material lepas dengan tebal lapisan antara 15-25 cm. Gambar sheep
foot roller ditunjukan pada Gambar 4.3.16.
Gambar 4.3.16. Sheep foot roller

4.3.7. Vibration Roller


Vibration roller adalah alat yang digunakan untuk memadatkan tanah
timbunan. Menurut Tenriajeng (2003) Vibration roller mempunyai efisiensi
pemadatan yang sangat baik. Alat ini memungkinkan digunakan secara luas dalam
tiap jenis pekerjaan pemadatan. Efek yang diakibatkan oleh vibration roller adalah
gaya dinamis terhadap tanah. Butir-butir tanah cenderung mengisi bagian-bagian
kosong yang terdapat diantara butir-butirnya. Akibat getaran ini tanah menjadi
padat dengan susunan yang lebih kompak.
Dalam proses pemadatan yang dilakukan dengan vibration roller, perlu
diperhatikan faktor faktor sepert frekuensi getaran, amplitudo getaran dan gaya
sentrifugal yang bekerja. Sistem pendorong, vibrasi dan sistem mengemudi
dioperasikan oleh tekanan hidrostatis, untuk menjamin penanganan yang termudah.
Gambar Vibration roller ditunjukkan pada Gambar 4.3.17.

Gambar 4.3.17. Vibration Roller


4.3.8. Motor Grader
Motor Grader merupakan alat yang digunakan untuk meratakan permukaan
tanah timbunan dan agregat lapisan pondasi atas secara mekanis. Disamping itu
grader dapat dipakai pula untuk keperluan lain misalnya untuk penggusuran tanah,
pencampuran tanah, meratakan tanggul, pengurugan kembali galian tanah dan
sebagainya. Gambar Motor Grader ditunjukan pada Gambar 4.3.18.
Gambar 4.3.18. Motor Grader

4.3.9. Tangki air


Truk tangki adalah truk yang dirancang untuk mengangkut muatan
berbentuk cair. Untuk meningkatkan kestabilan dalam transportasi cairan dalam
tangki, tangki dibagi dalam beberapa kompartemen yang dipisahkan dengan sekat-
sekat. Truk tangki pada proyek ini digunakan untuk mengangkut air, yang kemudian
digunakan untuk membasahi jalan yang berdebu agar tidak menggangu dan
memperlancar kendaraan melintas, selain itu mobil tangki mengangkut air untuk
membasahi beton agar selalu basah dari terik panas matahari. Gambar truk tangki
air ditujukkan dapa Gambar 4.3.19.

Gambar 4.3.19. Truk Tangki

4.3.10. Concrete paver


Concrete paver adalah suatu unit mesin atau peralatan modern dan canggih
yang digunakan untuk menghamparkan dan memadatkan material beton yang
digunakan untuk membuat perkerasan jalan kaku. Dengan demikian jalan dapat
dibuat dengan lebih cepat dan praktis.
Sistem kerja yang digunakan pada Cencrate paver ini adalah alat sudah
disetting dengan lebar dan ketebalan tertentu sehingga ketika berjalan akan tetap
konsisten dengan lebar dan tebal yang sama. Material beton yang ditumpahkan di
mulut alat, secara otomatis akan dibentuk dan diratakan sesuai dengan ketebalan
dan lengkungan jalan sesuai dengan gambar rencana. Agar didapat permukaan yang
rata, kekentalan (slump) beton yang dipakai harus sesuai dengan karakteristik alat.
Gambar concrete paver ditunjukkan pada Gambar 4.3.20.

Gambar 4.3.20. Concrate paver

4.3.11. String line


String line adalah kawat panjang yang di pasang sebagai sensor Concrete
paver. string line dipasang pada pinggir lokasi yang akan di rigid sesuai elevasi dan
lebar jalan. Pemasangan string line harus teliti karena akan mempengaruhi kinerja
Concrete paver dan hasil akhir beton rigid. Gambar string line ditunjukkan pada
Gambar 4.3.21.
Gambar 4.3.21. String Line

4.3.12. Grooving Tools


Groving tools adalah alat yang digunakan untuk membuat garis pada beton
rigid. Bentuk dari grooving tools adalah bergerigi, dan terbuat dari bahan plastik
atau besi. Gambar grooving tools ditunjukkan pada Gambar 4.3.22.

Gambar 4.3.22. Grooving Tools

4.3.13. Hollow Gavalum


Hollow gavalum pada pekerjaan ini digunakan sebagai bekisting pada
pengecoran rigid, diperlukan 2 lapis hollow untuk menghalangi atau mencetak
beton selama beton dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan, selain itu
hollow gavalum digunakan untuk membantu grooving tools membuat garis agar
lurus dengan acuan marking dowel setiap 5 meternya. Gambar hollow gavalum
ditunjukkan pada Gambar 4.3.23.
Gambar 4.3.23. Hollow gavalum

4.3.14. Concrete Cutter


Concrete Cutter adalah alat atau mesin konstruksi yang digunakan untuk
memotong jalan beton rigid dengan kedalaman kapasitas di sesuaikan dengan blade
cutter (pisau concrete cutter) dan bahan padat. Tersedia dalam beberapa tipe sesuai
kebutuhan atau dalamnya beton dengan mengunakan mata pisau (blade 10″ 12″ 14″
16″ 20″) dengan berbahan bakar bensin atau dengan sistem tekanan hidraulik atau
pneumatic. Gesekan yang signifikan yang dihasilkan dalam memotong bahan keras
seperti beton biasanya membutuhkan pisau harus didinginkan agar tahan lama dan
mengurangi debu. Gambar concrete ditunjukkan pada Gambar 4.3.24.

Gambar 4.3.24. Concrete cutter

4.3.15. Sprayer
Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah cairan, larutan
atau suspensi menjadi butiran-butiran cairan (droplets) atau spray. Alat penyemprot
(sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah tertentu bahan kimia aktif
yang terlarut dalam air ke objek semprot, dengan sprayer cairan akan lebih rata dan
menghemat bahan cairan tersebut. Dalam proyek ini sprayer digunakan untuk
menyemprotkan cairan curing compound ke beton baru.

4.3.16. Lighting (lampu halogen)


Alat ini digunakan untuk menerangani pekerjaan di malam hari, misal
karena pekerjaan mengalami keterlambatan maka dilakukan pekerjaan lemburan
pada malam hari dan juga waktu pekerjaan pengecoran yang sering dilakukan pada
malam hari. Gambar lighting ditunjukkan pada Gambar 4.3.24.

Gambar 4.3.24. Lighting

4.3.17. Generator Set (genset)


Generator set digunakan adalah seperangkat mesin yang menghasilkan daya
listrik. genset pada pekerjaan ini sangat penting karena banyak peralatan yang
menggunakan sumberdaya listrik. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 4.3.25.

Gambar 4.3.25 Generator Set

Anda mungkin juga menyukai