Perbedaan Lempung Dan Lanau PDF
Perbedaan Lempung Dan Lanau PDF
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah lempung dan mineral lempung adalah tanah yang memiliki partikel-
partikel mineral tertentu yang “menghasilkan sifat-sifat plastis pada tanah bila
dicampur dengna air” (Grim, 1953). Partikel-partikel tanah berukuran yang lebih
kecil dari 2 mikron (=2µ), atau <5 mikron menurut sistem klasifikasi yang lain,
disebut saja sebagai partikel berukuran lempung daripada disebut lempung saja.
Partikel-partikel dari mineral lempung umumnya berukuran koloid (<1µ) dan ukuran
2µ merupakan batas atas (paling besar) dari ukuran partikel mineral lempung.
Untuk menentukan jenis lempung tidak cukup hanya dilihat dari ukuran
butirannya saja tetapi perlu diketahui mineral yang terkandung didalamnya. ASTM
D-653 memberikan batasan bahwa secara fisik ukuran lempung adalah partikel yang
berikut:
macam ukuran partikel. Tanah lempung belum tentu terdiri dari partikel lempung
saja, akan tetapi dapat bercampur butir-butiran ukuran lanau maupun pasir dan
Abu Caangkang sawit Terhadap Daya Dukung dan Kuat Tekan Pada Tanah Lempung
Ditinjau Dari Uji UCT dan CBR Laboratorium“, maka dibutuhkan pengetahuan serta
pemahaman yang baik tentang sifat-sifat tanah berdasarkan teori yang ada terdiri dari
pemahaman kedua sifat ini sangatlah penting untuk diketahui sebagai dasar dalam
Sifat fisik dan sifat keteknikan tanah, lebih ditentukan oleh jenis dari
tanah dalam 3 kelompok, tanah berbutir kasar, tanah berbutir halus dan tanah organis.
persentase lolos saringan nomor 200<50%, dan tanah berbutir halus (lanau/lempung)
jika lebih dari 50% lolos saringan nomor 200. Tanah ini dibagi dalam 2 kelompok
yaitu kelompok kerikil dan tanah kerikil serta pasir dan tanah kepasiran.
pada batas cair dan indeks plastisitasnya. Tanah Organis juga termasuk dalam
Konsistensi dari tanah lempung dan tanah kohesif lainnya sangat dipengaruhi
oleh kadar air. Indeks plastisitas dan batas cair dapat digunakan untuk menentukan
Dikarenakan sifat plastis dari suatu tanah adalah disebabkan oleh air yang
terserap disekeliling permukaan partikel lempung, maka dapat diharapkan bahwa tipe
dan jumlah mineral lempung yang dikandung didalam suatu tanah akan
tentang karakteristik dan sifat-sifat fisis tanah. Karena variasi sifat dan perilaku tanah
dalam kategori yang umum dimana tanah memiliki kesamaan sifat fisis. Sistem
dan geoteknis tanah. Karenanya, klasifikasi tanah bukanlah satu-satunya cara yang
awalnya, metode klasfikasi yang banyak digunakan adalah pengamatan secara kasat-
tanah yang umum digunakan untuk mengelompokan tanah adalah Unfied Soil
Clasification System (USCS). Sistem ini didasarkan pada sifat-sifat indek tanah yang
sederhana seperti distribusi ukuran butiran, batas cair dan indek plastisitasnya.
Disamping itu, terdapat sistem lainnya yang juga dapat digunakan dalam identifikasi
tanah seperti yang dibuat oleh American Association of State Highway and
(BSCS), dan United State Department of Agriculture (USDA). Dalam penelitian ini
Klasifikasi tanah sistem ini diajukan pertama kali oleh Casagrande dan
United State Army Corps of Engineer (USACE). Kemudian American Society for
Testing and Materials (ASTM) telah memakai USCS sebagai metode standar guna
mengklasifikasikan tanah. Dalam bentuk yang sekarang, sistem ini banyak digunakan
dalam berbagai pekerjaan geoteknik. Dalam USCS seperti pada Gambar 2.1 suatu
1. Tanah berbutir kasar (coarse-grained soils) yang terdiri atas kerikil dan pasir
yang mana kurang dari 50% tanah yang lolos saringan No. 200 (F200 < 50).
soil).
2. Tanah berbutir halus (fine-grained soils) yang mana lebih dari 50% tanah
lolos saringan No. 200 (F200 ≥ 50). Simbol kelompok diawali dengan M
digunakan untuk gambut (peat), dan tanah dengan kandungan organik tinggi
.Simbol lain yang digunakan untuk klasifikasi adalah W untuk gradasi baik
60
- A
50 aris
G
CH
INDEKS PLASTIS
40
30
CL
20
MH & OH
10 CL - ML
ML & OL
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
BATAS CAIR
Lanau adalah tanah berbutir halus yang mempunyai batas cair dan indeks
plastisitas terletak dibawah garis A dan lempung berada diatas garis A. Lempung
organis adalah pengecualian dari peraturan diatas karena batas cair dan indeks
menjadi batas cair yang rendah (L) dan tinggi (H). Garis pembagi antara batas cair
lanau lempung atau lanau organis dengan plastisitas relatif rendah. Juga
termasuk tanah jenis butiran lepas, tanah yang mengandung mika juga beberapa
adanya bahan organik. Lempung dan lanau organik termasuk dalam kelompok
pekerjaan jalan yaitu lapis dasar (subbase) dan tanah dasar (subgrade). Karena sistem
ini ditujukan untuk pekerjaan jalan tersebut, maka penggunaan sistem ini dalam
tanah ke dalam 7 kelompok utama yaitu A-1 sampai dengan A-7. Tanah yang
terklasifikasikan dalam kelompok A-1, A-2, dan A-3 merupakan tanah granuler yang
saringan No. 200 lebih dari 35% diklasifikasikan dalam kelompok A-4, A-5, A-6, dan
A-7. Tanah-tanah dalam kelompok ini biasanya merupakan jenis tanah lanau dan
lempung. Sistem klasifikasi menurut AASHTO disajikan yang mana didasarkan pada
1. Ukuran partikel
a. Kerikil: fraksi yang lolos saringan ukuran 75 mm (3 in) dan tertahan pada
saringan No. 10.
b. Pasir: fraksi yang lolos saringan No. 10 (2 mm) dan tertahan pada saringan No.
200 (0,075 mm).
c. Lanau dan lempung: fraksi yang lolos saringan No. 200.
2. Plastisitas: tanah berbutir halus digolongkan lanau bila memiliki indek plastisitas,
Gambar 2.2 Grafik plastisitas untuk klasifikasi tanah sistem AASHTO (Das,1994)
memiliki sifat-sifat:
1. Hidrasi.
lapisan molekul air yang disebut sebagai air teradsorbsi. Lapisan ini pada
umumnya mempunyai tebal dua molekul karena itu disebut sebagai lapisan
difusi ganda atau lapisan ganda. Lapisan difusi ganda adalah lapisan yang
dapat menarik molekul air atau kation disekitarnya. Lapisan ini akan hilang
pada temperatur yang lebih tinggi dari 600 sampai 1000C dan akan
2. Aktivitas.
Plastisitas (IP) dengan prosentase butiran yang lebih kecil dari 0,002 mm
(2.1)
tidak aktif. Aktivitas juga berhubungan dengan kadar air potensial relatif. Nilai-
mempunyai bentuk tertentu atau tidak berkristal maka daya negatif netto,
ion- ion H+ dari air gaya Van der Waals dan partikel berukuran kecil akan
tanah dan air. Beberapa partikel yang tertarik akan membentuk flok (flock)
yang berorientasi secara acak atau struktur yang berukuran lebih besar akan
turun dari larutan itu dengan cepatnya membentuk sedimen yang lepas.
asam.
Fase air yang berada di dalam struktur tanah lempung adalah air yang tidak
Pemakaian air suling yang relatif bebas ion dapat membuat hasil yang cukup
berbeda dari apa yang didapatkan dari tanah di lapangan dengan air yang telah
terkontaminasi.
Air yang berfungsi sebagai penentu sifat plastisitas dari lempung. Satu
molekul air memiliki muatan positif dan muatan negative pada ujung yang
berbeda (dipolar). Fenomena hanya terjadi pada air yang molekulnya dipolar
dan tidak terjadi pada cairan yang tidak dipolar seperti karbon tetrakolrida
Plastisitas yang tinggi terjadi akibat adanya perubahan syistem tanah dengan
struktur tanah. Gaya tarik yang bekerja pada partikel yang berdekatan yang
terdiri dari gaya elektrostatis yang bergantung pada komposisi mineral, serta
gaya van der Walls yang bergantung pada jarak antar permukaan partikel.
oleh suatu gaya listrik. Sistem gaya internal kimia-listrik ini harus dalam keadaan
seimbang antara gaya luar dan hisapan matrik. Apabila susunan kimia air tanah
berubah sebagai akibat adanya perubahan komposisi maupun keluar masuknya air
keseimbangna baru. Perubahan jarak antar partikel ini disebut sebagai proses
kembang susut.
volume ketika kadar air berubah. Perubahan itulah yang membahayakan bagunan.
1. Identifikasi mineralogi
Hasil uji sejumlah indeks dasar tanah dapat digunakan untuk evaluasi berpotensi
ekspansif atau tidak pada suatu contoh tanah. Uji indeks dasar adalah uji batas-
batas Atterberg, linear shrinkage test (uji susut linear), uji mengembang bebas.
Untuk melengkapi data dari contoh tanah yang digunakan dalam penelitian
ini, dilakukan beberapa pengujian pendahuluan. Pengujian tersebut meliputi uji sifat-
Harga secific gravity (Gs) dari butiran tanah sangat berperan penting dalam
antara 2,6 sampai dengan 2,9. Specific gravity dari bagian padat tanah pasir yang
berwarna terang, umumnya sebagian besar terdiri dari quartz, dapat diperkirakan
sebesar 2,65 untuk tanah lempung atau berlanau, harga tersebut berkisar antara 2,6 –
Gs = (2.2)
Nilai-nilai specific grafity untuk berbagai jenis tanah dapat dilihat pada Tabel 2.3.
partikel tanah dengan berat isi air seperti yang ditunjukkan pada persamaan:
Gs= (2.3)
Dimana Gs = specific gravity
waktu perawatan dan perendaman terhadap kuat dukung tanah lempung. Hasil uji
specific gravity (Gs) dengan penambahan 2,5% , 5% dan 7,5% kapur menunjukkan
Kedudukan fisik tanah berbutir halus pada kadar air tertentu disebut
tersebut adalah batas cair, batas plastis, batas susut. Batas konsistensi tanah ini
Batas cair adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan keadaan
plastis. Alat uji batas cair dapat dilihat pada Gambar 2.3 dan kurva penentuan
Pengertian batas plastisitas adalah sifat tanah dalam keadaan konsistensi, yaitu
cair, plastis, semi padat, atau padat bergantung pada kadar airnya. Kebanyakan dari
tanah lempung atau tanah berbutir halus yang ada dialam dalam keadaan plastis.
Secara umum semakin besar plastisitas tanah, yaitu semakin besar rentang kadar air
daerah plastis maka tanah tersebut akan semakin berkurang kekuatan dan mempunyai
Indeks plastisitas adalah selisih batas cair dan batas plastis ( Interval kadar air
pada kondisi tanah masih bersifat plastis ), karena itu menunjukkan sifat keplastisan
tanah.
PI = LL – PL (2.4)
Dimana
PI = Plastis Indeks ( % )
LL = Liquid Limit ( % )
PL = Plastis Limit ( % )
Batasan mengenai indeks plastisitas, sifat, macam tanah, dapat dilihat pada Tabel 2.4
Tabel 2.4 Nilai indeks plastisitas dan macam tanah (Chen, 1975)
Suatu tanah akan mengalami penyusutan bila kadar air secara perlahan–lahan
hilang dari dalam tanah. Dengan hilangnya air terus menerus akan mencapai suatu
Semakin besar kandungan mineral montmorillonite semakin besar batas cair dan
indeks plastisitas serta semakin kecil nilai batas susut dan batas plastisnya
(Hardiyatmo, 2006).
Tabel 2.5 Harga-harga batasan atterberg untuk mineral lempung (Mitchell, 1976)
Kadar air dapat mempengaruhi perubahan volume tanah seperti yang terlihat
dalam Gambar 2.5 diatas. Hal tersebut juga dapat mempengaruhi jenis tanahnya
seperti tanah kohesif ataupun non kohesif. Kesimpulan adalah tanah kohesif seperti
lempung memiliki perbedaan dengan tanah non kohesif seperti pasir. Perbedaan
tersebut adalah:
4. Pengaliran air pada lempung lebih lambat dibandingkan pada tanah berpasir.
granular.
lebih kecil dari 0,002 mm. Menurut Holtz & Kovacs (1981) satuan struktur dasar
dari mineral lempung terdiri dari Silica Tetrahedron dan Alumina Oktahedron.
mineral lempung tergantung dari kombinasi susunan satuan struktur dasar atau
Susunan pada kebanyakan tanah lempung terdiri dari silika tetrahedra dan
kombinasi dari satuan Silika Tetrahedron yang terdiri dari satu atom silicon yang
dikelilingi pada sudutnya oleh empat buah atom Oksigen. Sedangkan Aluminium
Oktahedron merupakan kombinasi dari satuan yang terdiri dari satu atom Alumina
Silika dan aluminium secara parsial dapat digantikan oleh elemen yang lain
dalam kesatuannya, keadaan ini dikenal sebagai substansi isomorf. Kombinasi dari
satu lembaran silika tetrahedra dengan lembaran aluminium oktahedra, dengan satuan
sedemikian rupa sehingga ujung dari lembaran silika dan satu dari lepisan lembaran
aluminium, keduanya terikat oleh ikatan hidrogen (Gambar 2-7b). Pada keadaan
tertentu, partikel kaolinite mungkin lebih dari seratus tumpukan yang sukar
dipisahkan. Karena itu, mineral ini stabil dan air tidak dapat masuk di antara
satuannya.
lembaran alumnium
silika tetrahedra
aluminium oktahedra
lembaran silika
silikon alumninium
oksigen hidroksil
(a) (b)
silika OH OH OH
OH OH
aluminium
silika
aluminium
7,2 A
silika oksigen
aluminium
OH OH hidroksil
silika
aluminium aluminium
silikon
OH OH OH
OH OH
(a) (b)
lebih acak ikatannya dan dapat dipisahkan oleh lapisan tunggal molekul air. Jika
lapisan tunggal air menghilang oleh karena proses penguapan, mineral ini akan
berkelakuan lain. Maka, sifat tanah berbutir halus yang mengandung halloysite akan
berubah secara tajam jika tanah dipanasi sampai menghilangkan lapisan tunggal
molekul airnya. Sifat khusus lainnya adalah bahwa bentuk partikelnya menyerupai
oleh dua buah lembaran silika dan satu lembaran aluminium (gibbsite) (Gambar
2.8a). lembaran oktahedra terletak di antara dua lembaran silika dengan ujung
satu lapisan tunggal (Gambar 2.8b). Dalam lembaran oktahedra terdapat substitusi
parsial aluminium oleh magnesium. Karena adanya gaya ikatan van der Waals yang
lemah di antara ujung lembaran silica dan terdapat kekurangan muatan negatif dalam
lembaran oktahedra, air dan ion-ion yang berpindah-pindah dapat masuk dan
memisahkan lapisannya. Jadi, kristal montmorillonite sangat kecil, tapi pada waktu
tertentu mempunyai gaya tarik yang kuat terhadap air. Tanah-tanah yang
silika OH
aluminium
silika
OH
silika OH
aluminium
oksigen
OH hidroksil
silika
Lapisan-lapisan nH2O dan kation-kation yang dapat bertukar aluminium, besi
aluminium magnesium
silika
silika. kadang-kadang
aluminium
silika
(a) (b)
magnesium dan besi, dan dalam lembaran tetrahedra terdapat pula substitusi
sama oleh ikatan lemah ion-ion kalium yang terdapat di antara lembaran-
ikatan hidrogen yang mengikat satuan kristal kaolinite, tapi sangat lebih kuat
K
silika
aluminium
silika
K
silika
Sebagai contoh, kuat geser tanah pasir mendekati sama pada kondisi kering
maupun jenuh air. Tetapi, jika air berada pada lapisan pasir yang tidak padat,
beban dinamis seperti gempa bumi dan getaran lainnya sangat mempengaruhi
kuat gesernya. Sebaliknya, tanah butiran halus khususnya tanah lempung akan
banyak dipengaruhi oleh air. Karena pada tanah berbutir halus, luas
permukaan spesifik menjadi lebih besar, variasi kadar air akan mempengaruhi
merupakan hasil satu atau beberapa lebih dari reaksi yang berbeda.
exchange able cation akibat adanya perbedaan kekuatan muatan dan gaya tarik-
dimungkinkan antar yang ada di sekeliling partikel lempung bisa saling mendesak
Al3+>Ca2+>Mg2+≥NH4+>K+>H+>Na+Li+
Kation Li+ tidak dapat mendesak kation lain yang berada dikirinya (Kim. H. Tan,
1982).
simetris disekitar atom oksigen, melainkan membentuk sudut ikatan 105o akibatnya
tiga proses. Pertama, kutub positif molekul dipolar air akan saling menarik dengan
muatan negatif permukaan partikel lempung. Kedua, molekul air diikat oleh partikel
lempung melalui ikatan Hidrogen (Hidrogen air ditarik oksigen atau hidroksil lain
yang ada pada permukaan partikel lempung). Proses ketiga, penarikan molekul air
oleh muatan negatif permukaan lempung secara berantai melalui kation yang
mengapung dalam larutan air. Faktor paling dominan adalah proses ikatan hidrogen.
Menurut Mitchell (1976) molekul air dekat permukaan akan memiliki sifat
kelistrikan dan termodinamika yang berbeda dengan molekul air bebas yang sangat
jauh dari daerah ikatan. Jumlah molekul air yang berinteraksi dengan permukaan
lempung akan sangat dipengaruhi oleh jenis mineral yang ada yaitu pada nilai luasan
faktor utama yang mempengaruhi besarnya molekul air yang ditarik untuk
yang hanya ditujukan untuk perbaikan sifat-sifat tanah, tapi tidak ditujukan untuk
dasar adalah untuk menciptakan landasan kerja bagi alat berat, dengan tanpa
stabilisasi, namun tujuan utamanya lebih mengarah untuk perbaikan sifat-sifat teknis
Maksud dari stabilisasi tanah adalah untuk menambah kapasitas dukung tanah
dan kenaikan kekuatan yang akan diperhitungkan pada proses perancangan tebal
Banyak material tanah di lapangan tidak dapat digunakan sebagai bahan dasar
dalam pengerjaan konstruksi. Kondisi material tanah yang tidak memenuhi syarat ini
sifat tanah dapat dilakukan dengan cara, yaitu cara pemadatan (secara teknis),
baik secara tradisional maupun dengan beberapa teknologi. Stabilisasi tanah biasanya
dilakukan untuk perbaikan lapisan tanah lantai kerja, badan jalan, bendungan,
perubahan tegangan. Menurut Ingels dan Metcalf (1972), sifat-sifat tanah yang
Sedangkan pada penelitian ini pada abu cangkang sawit terdapat unsur CaO
yang kadar kapurnya sebesar 1,54%, sedangkan pencampuran lempung dan abu
cangkang sawit memiliki kadar CaO sebesar 1,74% ini menunjukkan kenaikan yang
Metode atau cara memperbaiki sifat-sifat tanah ini juga sangat bergantung
pada lama waktu pemeraman, hal ini disebabkan karena didalam proses perbaikan
sifat-sifat tanah terjadi proses kimia yang dimana memerlukan waktu untuk zat kimia
yang ada didalam aditif untuk bereaksi. Pada penelitian ini peneliti mencoba
sawit dimana komposisi kimia yang terkandung dalam abu cangkang sawit salah
satunya silika (SiO2) yang merupakan unsure pembentuk utama dalam pembuatan
semen. Hasil penelitian unsur kimia yang terdapat didalam tanah lempung dapat
Luas area kelapa sawit dan produksi minyak sawit mentah CPO (Crude Palm
Oil), di Indonesia berkembang dengan sangat pesat. Data luas area kelapa sawit dan
Gambar 2.10 Data luas area kepala sawit dan produksi CPO Indonesia dari
Dirjenbun.
tandan, oleh karena itu sering disebut dengan istilah TBS (Tandan Buah Segar). Sawit
yang sudah berproduksi optimal dapat menghasilkan TBS dengan berat antara 15-30
lebih lanjut menghasilkan minyak sawit. Produksi utama pabrik sawit adalah CPO
dan minyak inti sawit. CPO diekstrak dari sabutnya (fiber), yaitu bagian antara kulit
inti sawit. Varietas sawit dengan kulit tebal banyak dicari orang, karena buah sawit
seperti ini yang rendaman minyaknya tinggi. Gambar pengolahan sawit di pabrik
Neraca pengolahan sawit di pabrik kelapa sawit kurang lebih seperti gambar
neraca massa di bawah ini. Dari setiap ton TBS yang diolah dapat menghasilkan
140 – 200 kg CPO. Selain CPO pengolahan ini juga menghasilkan limbah/produk
limbah padat yang dihasilkan dari pengolahan tandan buah segar (TBS). Limbah ini
adalah sisa produksi minyak sawit kasar berupa tandan kosong, sabut/serat dan
cangkang sawit. Limbah padat berupa cangkang dan serat digunakan sebagai bahan
bakar ketel (boiler) untuk menghasilkan energy mekanik dan panas. Uap dari boiler
dimanfaatkan untuk menghasilkan energy listrik dan untuk merebus TBS sebelum
Gambar 2.12 Penggunaan cangkang dan fiber sawit sebagai bahan bakar pada boiler
Masalah yang kemudian timbul adalah sisa dari pembakaran pada ketel (boiler)
berupa abu dengan jumlah yang terus meningkat sepanjang tahun yang sampai
sekarang masih belum termanfaatkan. Ternyata limbah abu cangkang sawit banyak
16/12/2010)
pembentuk semen, yang mengandung senyawa silika oksida (SiO2) aktif yang
apabila bereaksi dengan kapur bebas atau kalsium hidroksida (Ca(OH2) dan air akan
Gambar 2.13 Abu cangkang sawit yang menggunung di pabrik kelapa sawit sisa dari
pembakaran cangkang dan serat kelapa sawit di dalam dapur atau
tungku pembakaran (boiler).
Selain itu, abu cangkang sawit tersebut juga mengandung kation anorganik
seperti kalium, natrium. Berdasarkan pengamatan secara visual, abu cangkang sawit
ada yang memiliki butiran bulat panjang dan bersegi dengan ukuran butiran 0 – 2,3
mm serta memiliki warna abu-abu kehitaman seperti yang terlihat pada Gambar 2.13
diatas.
Aplikasi dalam ilmu teknik, abu cangkang sawit dimanfaatkan sebagai bahan
tambahan pengeras semen dalam desain beton mutu tinggi, bahan pengisaph dalam
lapisan perkerasan jalan raya, bahan stabilisator campuran tanah lempung dan tanah
Hasil penelitian unsur kimia yang terdapat didalam abu cangkang sawit pada
penelitian yang dilakukan di FMIPA Kimia USU dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Kisaran dengan kapasitas produksi sebesar 42 Ton/jam atau 504 Ton/hari dengan
jumlah jam kerja pabrik 12 jam, maka pabrik kelapa sawit memproduksi 500 ton
kelapa sawit.
dari cangkang dan fiber yang digunakan sebagai bahan bakar ketel, sebagai limbah
yang dihasilkannya berupa abu cangkang sawit, dapat kita lihat pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9 Data pemakaian fiber dan cangkang (Kisaran Palm Oil Mill, 2010)
TBS diolah Cangkang dan fiber yang Cangkang dan fiber setelah
dihasilkan pembakaran
TBS (Kg) Cangkang Fiber Total Total
500400 (Kg) (Kg) (Kg) (Kg)
30.000 60.000 90.000 4.500
Dari jumlah total cangkang dan fiber yang dihasilkan dari produksi TBS dapat
% ACS = x 100% = 5%
Tabel diatas adalah hasil survey 1 Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit yang ada di
Sumatera Utara tepatnya, pada Pabrik Pengolahan Kepala Sawit Bakrie Plantation
yang terletak di Kisaran Sumatera Utara, ketersedian abu cangkang sawit sebagai
berikut:
Untuk 1 hari produksi, dari 504 ton/hari dapat menghasilkan abu cangkang
135 Ton/bulan.
Hal ini bisa diakumulasi dari jumlah pabrik pengolahan kelapa sawit yang ada di
seluruh Indonesia khususnya area Sumatera Utara. Tabel 2.10 menunjukkan jumlah
Pabrik dan Kapasitas Pengolahan Kelapa Sawit di Indonesia pada Tahun 1998.
Tabel 2.11.
Indonesia. Luas perkebunan kelapa sawit rakyat di Sumatera Utara pada tahun 2007
sebesar 372.153 Ha dengan produksi 4.8951.830 ton TBS kelapa sawit. Kabupaten
Labuhan Batu merupakan pusat perkebunan kelapa sawit rakyat di Sumatera Utara.
Didaerah ini terdapat 132.670 Ha kebun sawit rakyat atau 35,65% dari seluruh
perkebunan kelapa sawit rakyat di Sumatera Utara seperti disajikan dalam Tabel 2.12.
Tabel 2.12 Produksi TBS perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara 2004-2007
1 Nias - -
2 Mandailing Natal 14.075 176.353
3 Tapanuli Selatan 67.572 827.320
4 Tapanuli Tengah 2.259 24.140
5 Tapanuli Utara 38 4
6 Toba Samosir 769 11.243
7 Labuhan Batu 132.670 1.703.156
8 Asahan 60.997 797.129
9 Simalungun 25.748 490.304
10 Dairi 133 739
11 Karo 1.197 16.661
12 Deli Serdang 13.860 177.267
13 Langkat 41.424 534.762
14 Nias Selatan - -
15 Humbang Hasundutan 396 325
16 Pakpak Barat 1.508 12.648
17 Samosir 9.505 123.774
18 Serdang Bedagai - -
19 Batubara - -
20 Padang Lawas Utara - -
tandan buah segar (TBS) yang begitu besar maka dapat ditentukan pula jumlah abu
cangkang sawit yang tersedia dari jumlah TBS yang diproduksi dimulai dari jumlah
TBS yang akan diolah kemudian jumlah cangkang dan fiber hasil pengolahan TBS
lalu dapat dilihat jumlah abu cangkang sawit hasil pembakaran cangkang dan fiber
Ketersediaan material alternatif sebagai bahan stabilisasi yang ada saat ini
dirasa cukup karena didalam penggunaannya juga akan dicampur dengan tanah
lempung yang rusak, penggunaannya juga berdasarkan persentase berat tanah yang
akan distabilisasi.
Stabilisasi tanah terhadap kuat geser maupun kuat tekan adalah suatu usaha
yang selalu dilakukan untuk meningkatkan ketahanan tanah terhadap tegangan tekan
maupun tegangan geser. Sehingga, sampai saat ini stabilisasi tanah merupakan kajian
yang menarik untuk diteliti baik metodenya mapun bahan-bahan yang dipakai untuk
stabilisasi tanah tersebut. Bahan-bahan yang digunakan selama ini antara lain :
GEOSTA yang masih diimpor dan harganya relatif mahal, abu terbang, yang dahulu
merupakan limbah saat ini dimanfaatkan untuk pozzolan pada adukan beton maupun
untuk stabilisasi tanah, sehingga nilai ekonomisnya menjadi tinggi. Dan masih
banyak contoh lain yang pada umumnya harganya sudah cukup mahal. Dalam
penelitian ini akan dicari bahan alternatif untuk stabilisasi tanah dengan limbah
mencampurkan secara langsung antara abu cangkang sawit dan tanah yang telah
hasil campuran tersebut diharapkan dapat menghasilkan tanah yang memiliki sifat
Hasil penelitian unsur kimia yang terdapat didalam tanah lempung dicampur
Tabel 2.13 Komposisi unsur kimia tanah lempung dicampur dengan abu
cangkang sawit (Labkimia FMIPA USU, 2011)
(Mekanika Tanah) stabilisasi tanah dalam realisasinya terdiri dari salah satu atau
Reaksi kimia yang terjadi pada stabilisasi tanah dengan abu cangkang sawit adalah:
c. Reaksi pozzolan.
1. Silika (SiO2).
Tahapan proses kimia pada stabilisasi tanah menggunakan Abu Cangkang sawit
Reaksi antara SiO2 bukan merupakan reaksi kimia, SiO2 terhadap air
menyebabkan adsorpsi fisika dimana molekul air akan terperangkap pada pori-
pori SiO2. Dimana setelah molekul air terperangkap di dalam pori-pori SiO2,
pori-pori SiO2 akan tertutup rapat dan molekul air akan terikat didalamnya, hal
Tahapan proses kimia pada stabilisasi tanah menggunakan abu cangkang sawit
sawit dan tanah lempung adalah sama dengan proses kimia yang terjadi pada
kimia karena tidak ada reaksi atau senyawa baru yang dihasilkan akibat
3. Besi (Fe2O3).
Tahapan proses kimia pada stabilisasi tanah menggunakan besi adalah sebagai
berikut:
Bila Besi dicampurkan pada tanah yang ada kandungan airnya akan terjadi
Bereaksinya antara besi dan air akan terjadi pengendapan berupa karat besi dan
larutan tersebut berwarna coklat kemerahan. Adanya karat besi didalam tanah
akan mengakibatkankan rongga udara didalam tanah akan semakin kecil dan
pori-pori didalam tanah lempung semakin padat sehingga kekuatan tanah akan
meningkat.
Tahapan proses kimia pada stabilisasi tanah menggunakan besi adalah sebagai
berikut:
Bila CaO dicampurkan pada tanah yang ada kandungan airnya akan terjadi
yang bersamaan, volume kapur menjadi lebih besar dari pada volume asalnya
Tahapan proses kimia pada stabilisasi tanah menggunakan besi adalah sebagai
berikut:
Bila Magnesium dicampurkan pada tanah yang ada kandungan airnya, akan
Bereaksinya antara air dengan Magnesium akan menimbulkan panas dan pada
saat yang bersamaan, volume kapur menjadi lebih besar dari pada volume
negatif. Ion positif seperti ion hydrogen (H+), ion sodium (Na+), dan ion kalium
(K+), serta air yang berpolarisasi, semuanya melekat pada permukaan butiran
lempung. Jika unsur kimia seperti Fe2O3, CaO dan MgO ditambahkan pada
tanah dengan kondisi seperti diatas, maka pertukaran ion segera terjadi, dan ion
yang berasal dari larutan Fe2O3, CaO dan MgO diserap oleh permukaan butiran
c. Reaksi Pozzolan
Apabila kapur dengan mineral lempung atau dengan mineral halus lainnya atau
dengan komponen pozzolan seperti silika hidrat (hydrous silica) bereaksi, maka
akan membentuk suatu gel yang kuat dan keras yaitu kalsium silikat yang
mengikat butir-butir atau partikel tanah (Diamond & Kinter, 1965 dalam Ingles
dan Metcalf, 1972). Gel silica bereaksi dengan segera melapisi dan mengikat
partikel lempung dan menutup pori-pori tanah. Mekanisme reaksi yang terjadi
Na2OH2O+CaOAl2O3(SiO2)4H2O Na2O(SiO2)+2SiO2H2O+CaOAl2O3(2.7)
1998) sebagai:
vertikal di dalam massa tanah itu sendiri akibat berkurangnya angka pori.
macam, yakni Standard Proctor AASHTO T 99 (ASTM D 689) dan Modified Proctor
cm, dan jumlah lapisan 3 lapis dengan energy pemadatan sebesar 593
kJ/m3.
2. Pemadatan modified, dengan alat penumbuk 5,5 kg, tinggi jatuh 45,7 cm
dan jumlah lapisan 5 lapis dengan energy pemadatan sebesar 2694 kJ/m3.
Aplikasi
· Pemadatan standart digunakan untuk memeriksa kepadatan lapisan tanah
dasar dan timbunan.
· Pemadatan modified digunakan untuk memeriksa kepadatan lapisan pondasi
suatu jalan.
Spesifikasi alat:
Keterangan Standart Modified
Berat penumbuk 5,5 lb =2,5 kg 10 lb= 5,5 kg
Tinggi jatuh 12 inch=30,48 cm 18 inch=45,72 cm
Diameter cetakan 4 inch=10,16 cm 4 inch=10,16 cm
Jumlah tumbukan 25 kali 25 kali
Volume 1/30 ft³=9,44 cm³ 1/30 ft³=9,44 cm³
Jumlah lapisan 3 lapisan 5 lapisan
mengeluarkan udara pada pori-pori tanah yang biasanya mengunakan energi mekanis.
Di lapangan, usaha pemadatan dihubungkan dengan jumlah gilasan dari mesin gilas,
atau hal lain yang prinsipnya sama untuk suatu volume tanah tertentu. Di
laboratorium menggunakan pengujian standar yang disebut uji proctor, dengan cara
suatu palu dijatuhkan dari ketinggian tertentu beberapa lapis tanah di dalam sebuah
mold. Dengan dilakukan pengujian pemadatan tanah ini maka akan menghasilkan
hubungan antara kadar air dengan berat volume.. Tujuan pemadatan adalah
memperkecil rongga-rongga udara, karena dalam tanah terdiri atas tiga bagian yaitu :
butiran tanah, air dan udara. Compaction (pemadatan) juga bertujuan untuk
Tingkat kepadatan tanah diukur dari nilai berat volume keringnya (γd). Berat volume
kering tidak berubah oleh adanya kenaikan kadar air. Dengan demikian, tanah yang
telah selesai dipadatkan di lapangan, dan kemudian berubah kadar airnya (misalnya
oleh hujan), maka berat volume kering tetap tidak berubah, sepanjang volume total
tanah tetap. Hal ini, karena kepadatan atau berat volume kering dinyatakan oleh γd =
Ws / V, bila berat butiran (Ws) dan volume total (V) tetap, maka juga γd tetap.
Derajat kepadatan tanah diukur dari berat volume keringnya, hubungan berat volume
kering (γd), berat volume basah (γb) dan kadar air (w) dinyatakan dengan persamaan
pemadatan. Oleh akibat beban dinamis, butir-butir tanah merapat satu sama lain
Tanah lempung yang dipadatkan dengan cara yang benar akan dapat
memberikan kuat geser tinggi. Stabilitas terhadap sifat kembang- susut tergantung
dan tanah ini tidak dapat dipadatkan dengan baik pada waktu sangat basah (jenuh).
Bekerja dengan tanah lempung yang sangat basah akan mengalami banyak kesulitan,
karena pada saat lempung dipadatkan, air sulit mengalir ke luar dari rongga pori
lempung. Air yang tidak mau ke luar dari rongga pori tanah ini menyebabkan butiran
air optimum, sehingga udara dalam pori-pori tanah akan keluar. Untuk mengetahui
kadar air yang optimum pada tanah, maka dilakukan pengujian pemadatan proktor
standar, pengujian tersebut dilakukan dengan pemadatan sampel tanah basah (pada
kadar air terkontrol) dalam suatu cetakan dengan jumlah 3 lapisan. Setiap lapisan
2,5 kg dan tinggi jatuh 30 cm. Energi pemadatan sebesar 592,57 kilo Joule/m3.
Kadar air yang memberikan berat kering yang maksimal disebut kadar air
optimum. Untuk tanah berbutir halus dalam mendapatkan kadar air optimum
digunakan batas plastisnya. Buat kurva hubungan antara kadar air (w) sebagai absis
dan berat volume tanah kering sebagai ordinat, puncak kurva sebagai nilai (γd maks),
kurva yang digunakan adalah kurva dari uji pemadatan tanah (proctor standart). Dari
titik puncak ditarik garis vertikal memotong absis, pada titik ini adalah kadar air
Gambar 2.14 Kurva hubungan kadar air dengan berat volume kering (Das, 1994)
cara untuk menilai kekuatan tanah dasar jalan (subgrade). CBR menunjukkan nilai
relatif kekuatan tanah, semakin tinggi kepadatan tanah maka nilai CBR akan semakin
dengan kadar air rendah supaya mendapat nilai CBR yang tinggi, karena kadar air
dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu. Disamping itu, pemeriksaan ini
juga dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan
ASTM-1883-73.
Untuk perencanaan jalan baru, tebal perkerasan biasanya ditentukan dari nilai
CBR dari tanah dasar yang dipadatkan. Nilai CBR yang digunakan untuk
Cara yang dipakai untuk mendapat “design CBR“ ini ditentukan dengan
a. Kadar air tanah serta berat isi kering pada waktu dipadatkan.
b. Perubahan pada kadar air yang mungkin akan terjadi setelah perkerasan
selesai dibuat.
Nilai CBR sangat bergantung kepada proses pemadatan. Jadi, CBR digunakan
selain untuk menilai kekuatan tanah dasar atau bahan lain yang hendak dipakai CBR
juga dipakai sebagai dasar untuk menentukan tebal lapisan dari suatu perkerasan.
4. Berat alat pemadat yang tergantung pada lebar roda dan pelat dasarnya.
Kekuatan tanah dasar tentu banyak bergantung pada kadar airnya. Makin
tinggi kadar airnya makin kecl kekuatan nilai CBR dari tanah tersebut. Walaupun
demikian, hal itu tidak berarti bahwa sebaiknya tanah dipadatkan dengan kadar air
rendah untuk mendapatkan nilai CBR yang tinggi, karena kadar air tidak tahan
konstan pada nilai rendah itu. Setelah pembuatan jalan maka air akan meresap ke
dalam tanah dasar, sehingga kekuatan dan CBR turun sampai kadar air mencapai
nilai yang konstan. Kadar air konstan inilah yang disebut kadar air keseimbangan.
Batas-batas kadar air dan berat isi kering dapat ditentukan dari hasil percobaan
karena penelitian ini hanya bertujuan untuk mendapatkan kuat dukung tanah
lempung.
(2.10)
Yang dimaksud dengan kekuatan tekan bebas adalah besarnya beban aksial
persatuan luas pada saat benda uji mengalami keruntuhan atau pada saat renggangan
kekuatan tekan bebas contoh tanah dan batuan yang bersifat kohesif dalam keadaan
Bila maksud pengujian adalah untuk menentukan parameter kuat geser tanah,
pengujian ini hanya cocok untuk jenis tanah lempung jenuh, dimana pada
pembebanan cepat, air tidak sempat mengalir ke luar dari benda uji. Pada lempung
jenuh, tekanan air pori dalam benda uji pada awal pengujian negatif (tegangan
kapiler).
s1
Contoh
s3 = 0 tanah s3 = 0
s1
dengan kuat tekan bebas tanah lempung diperlihatkan dalam Tabel 2.14.
Tabel 2.14 Hubungan kuat tekan bebas (qu) tanah lempung dengan konsistensinya
(Holtz and Kovacs, 1981)
Konsistensi qu (kN/m2)
Lempung keras > 400
Lempung sangat kaku 200 – 400
Lempung kaku 100 – 200
Lempung sedang 50 – 100
Lempung lunak 25 – 50
Lempung sangat lunak < 25
Ada beberapa hal yang harus dipenuhi, untuk memperoleh hasil uji tekan
ruang pori yang menyebabkan angka pori (e) berkurang sehingga kekuatan benda
uji bertambah.
2. Benda uji tidak boleh mengandung retakan atau kerusakan yang lain. Dengan kata
lain benda uji harus utuh dan merupakan lempung homogen. Dalam praktek,
sangat jarang lempung overconsolidated dalam keadaan utuh, dan bahkan sering
3. Proses pengujian harus berlangsung dengan cepat sampai contoh tanah mencapai
keruntuhan. Pengujian ini merupakan uji tegangan total dan kondisinya harus
tanpa drainase selama pengujian berlangsung. Jika waktu yang dibutuhkan dalam
pengujian terlalu lama, penguapan dan pengeringan benda uji akan menambah
tegangan kekang dan dapat menghasilkan kuat geser yang lebih tinggi. Waktu