Anda di halaman 1dari 42

Nursing Management

HEPATITIS B
HEPATITIS C

nsdidinrasidinskeprssc2019
PENDAHULUAN

▪ Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat


di dunia termasuk di Indonesia, yang terdiri dari hepatitis A,
B, C, D, dan E.
▪ Hepatitis A dan E sering muncul sebagai KLB, ditularkan secara
fecal oral dan biasanya berhubungan dengan perilaku hidup
bersih dan sehat, bersifat akut dan dapat sembuh dengan baik.
▪ Hepatitis B, C dan D (jarang) ditularkan secara parenteral, dapat
menjadi kronis dan menimbulkan cirrhosis dan lalu kanker hati.
▪ Sebagian besar morbiditas dan mortalitas

DI DUNIA akibat Hepatitis virus berhubungan dengan


Hepatitis B dan Hepatitis C yang kronik

± 2 milyar
orang ± 240 juta orang
terinfeksi HBV Kronik
HBV

± 170 juta
orang
terinfeksi
HCV

† ± 1,5 juta /tahun


karena hepatitis
INDONESIA

▪ Merupakan negara endemisitas tinggi Hepatitis B terbesar


kedua di negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar
▪ Berdasarkan RISKESDAS Kemenkes, studi dan uji saring darah
donor PMI → Diperkirakan diantara 100 orang Indonesia, 10
diantaranya telah terinfeksi Hepatitis B atau C.

▪ Diperkirakan ada 28 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi


Hepatitis B dan C, 14 juta diantaranya berpotensi menjadi kronis,
dan dari yang kronis tersebut 1,4 juta orang berpotensi untuk
menderita kanker hati.
DIALISIS

IRR, 2016
Jumlah Pasien PGK tahap 5 berdasarkan penyakit penyerta
Hepatitis B 1% (118 orang), Hepatitis C 2 % (156 orang)
FUNCTION OF LIVER

➢ Glucose metabolism
➢ Ammonia conversion
➢ Protein metabolism
➢ Fat metabolism
➢ Vitamin and iron storage
➢ Drug metabolism
➢ Bile formation
➢ Bilirubin excretion
Hepatitis adalah
peradangan luas pada hati
yang menyebabkan
degenerasi dan nekrosis sel-
sel hati.
ETIOLOGI

INFECTION TOXIC DAMAGE PROCESS


AUTOIMUNE
▪ VIRUS ▪ ALKOHOL
▪ BACTERI ▪ DRUGS
▪ PARASIT ▪ POISON/CHEMICALS
Types of Viral Hepatitis
A B C D E

Source of Feces Blood/blood Blood/blood Blood/blood Feces


virus derived body derived body derived body
fluids fluids fluids

Route of Fecal oral Percutaneous Percutaneous Percutaneous Fecal-oral


transmission Permucosal Permucosal Permucosal

Chronic No Yes Yes Yes No


infection
Prevention Pre/post- Pre/post- Blood donor Pre/post- Ensure safe
exposure exposure screening; exposure drinking water
immunization immunization Risk behavior immunization
modification Risk behavior
modification
HEPATITIS B

➢Etiologi virus Hep.B dari golongan virus DNA

➢Masa inkubasi 60 – 90 hari

Penularan
➢Penularan vertikal
95% terjadi pada masa perinatal (saat persalinan),
5% intra uterin
➢Penularan horisontal
melalui transfusi, jarum suntik tercemar, pisau cukur,
tatto, tranplantasi organ, hubungan seksual
HEPATITIS B
TIDAK MENULAR MELALUI :

▪ Makanan/minuman
▪ Peralatan makan
▪ ASI
▪ Berciuman
▪ Berpegangan tangan
▪ Batuk
▪ Bersin
HEPATITIS B

How long does HBV survive outside the body ?

CDC menyebutkan,
HBV dapat survive di luar tubuh
sekitar 7 – 10 hari dan tetap dapat
menginfeksi
HEPATITIS B
KELOMPOK RISIKO TERINFEKSI HBV

▪ Ibu hamil
▪ Petugas kesehatan yang kontak langsung dengan darah
dan cairan tubuh
▪ PENASUN
▪ Orang dengan HIV/ODHA
▪ WPS dan Waria
▪ Orang yang mendapat terapi imunosupresi
▪ Penerima layanan HEMODIALISIS
▪ Penderita IMS
▪ LSL
▪ Bayi baru lahir dengan ibu terinfeksi HBV
▪ Warga Binaan Pemasyarakatan
▪ Orang dengan riwayat keluarga terinfeksi Hepatitis B
GEJALA HEPATITIS B

Gejala tidak khas seperti


▪ Lesu
▪ Mual/muntah
▪ Nafsu makan berkurang
▪ Demam ringan
▪ Nyeri abdomen kanan
▪ Nyeri persendian
▪ Dapat timbul ikterus
▪ Bak warna teh.
HEPATITIS B

► Berkembang dari Hep.B akut

► Usia terjadinya infeksi mempengaruhi


kronisitas penyakit
KRONIK ► Ditandai HbsAg positif (> 6 bulan)

► Diperlukan pemeriksaan Hbe-Ag, anti


Hbe, kadar ALT, HBV DNA, Biopsi hati.

► Pengobatan : interferon, Lamivudin, Adefovir,


Entecavir, Telbivudin dan Tenofovir
TINGKAT KEPARAHAN

❑ Dapat menjadi fatal (mortality rate 60%)

❑ 1-2% dapat menjadi hepatitis kronis aktif

❑ 10% dapat menjadi Sirosis Hepatis


KOMPLIKASI

Cirrhosis Hepatis

Liver Failure

Liver Cancer / HCC

Kidney Problems
BAGAIMANA DENGAN PASIEN YANG
MENJALANI HEMODIALISIS

REKOMENDASI UMUM
1. Screening pasien baru/pasien pindah/pasien
travelling dilakukan pemeriksaan HBsAg, Anti
HCV, anti HIV
2. Pasien dengan HbsAg dan anti HCV negatif ,
pemeriksaan diulang kembali setiap 6 bulan
3. Pemeriksaan HIV pada pasien HD lama hanya
dilakukan bila ada kecurigaan menderita penyakit
HIV.
REKOMENDASI KHUSUS (PERNEFRI)

1. Pasien dengan HBsAg negatif dilakukan vaksinasi hepatitis B

2. Pasien dengan HBsAg positif


a) Ruang ISOLASI
b) Harus memakai mesin yang dikhususkan
c) Dialiser single use
d) Pengobatan nucleosida (Lamivudine)
Nursing management
PENDAHULUAN

➢Hepatitis C adalah penyakit peradangan hati yang


disebabkan infeksi virus hepatitis C

➢Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan


di dunia, termasuk di Indonesia.

➢Hepatitis C banyak dijumpai pada kelompok populasi


pengguna narkoba suntik (penasun) dan pasien yang
menjalani hemodialisis
PENDAHULUAN

➢Infeksi hepatitis C pada pasien hemodialisis menjadi masalah


kesehatan utama baik di negara maju maupun di negara
berkembang

➢ Hepatitis C meningkatkan kejadian sirosis hati dan


hepatoma meningkatkan morbiditas dan mortalitas

➢ Faktor managemen pencegahan infeksi yang buruk, sosial-


ekonomi yang rendah dan tingginya angka transfusi darah,
serta lamanya menjalani hemodialisis menjadi faktor resiko
infeksi hepatitis C pada pasien yang menjalani hemodialisa
Prevalensi hepatitis C pada unit hemodialisis

▪ Kejadian hepatitis C lebih tinggi pada center HD dibandingkan


home HD atau peritonial dialisis
▪ Risiko infeksi hepatitis C akan semakin meningkat pada :
- Pasien yang sering mendapatkan transfusi darah atau pasien
yang menjalani transplantasi ginjal (dimana donor belum
dilakukan penapisan Hep C )
- Unit hemodialisis dengan angka infeksi hepatitis C
yang tinggi
Transplantasi organ
0,37
Transfusi darah 6,84

Tenaga kesehatan 4,42

Tato/tindik 5,89

Pengguna narkoba suntik 27,52

Pasca operasi 8,54

Kontak darah dengan Penderita hepatitis C 9,93

Keluarga pengidap hepatitis C 13,83

Hubungan seks tidak aman 7,51

Cuci darah 15,16

0 5 10 15 20 25 30

Proporsi (%) faktor risiko kasus hepatitis C positif di semua unit pengumpul data berdasarkan pengakuan penderita
( Hasil surveilans hepatitis C Ditjen P2PL tahun 2007-2012)
HEPATITIS C

►Etiologi Virus Hepatitis C termasuk golongan virus RNA


►Masa inkubasi 2 – 24 minggu

►Penularan Hepatitis C
melalui darah dan cairan tubuh, melalui jarum suntik,
transplantasi organ, hubungan seks dapat menularkan tapi
sangat kecil
►Kronisitasnya 80% penderita akan menjadi kronik
HEPATITIS C Manifestasi Klinik

▪ 80% → Asimptomatik
▪ 20% → Simptomatik
▪ Hepatitis C menunjukkan gejala AKUT hanya pada 15% kasus
▪ ± 80% penderita yang terpajan virus hepatitis C akan
mengalami infeksi kronis
• Demam • nyeri otot/nyeri sendi
• Letih • sakit kepala
• mual/muntah • urin berwarna gelap
• Anoreksia • jaundice
• penurunan BB
Indikasi Pemeriksaan Serologi Hepatitis C

▪ PENASUN
▪ Penderita HIV
▪ Penderita Hemofilia yang mendapatkan transfusi faktor
pembekuan secara berulang
▪ Penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa rutin
▪ Peningkatan enzim transaminase yang tidak diketahui sebabnya
▪ Resepien tranplantasi organ
▪ Resepien transfusi darah
▪ Bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita hepatitis C(+)
▪ Tenaga medis
▪ Seorang yang memiliki pasangan sexual hepatitis C (+)
TES DIAGNOSIS

1.Antibodi HCV
2.ELISA
3.Western blot
4.PCR
Collaborative Care

1 Drug Therapy

2 Prevention
3 Nutritional Therapy
HEPATITIS C PENCEGAHAN

- Menghindari faktor risiko


- Vaksinasi belum ada
PENGENDALIAN FAKTOR RISIKO HEPATITIS VIRUS

1. Peningkatan PHBS
2. Peningkatan kualitas lingkungan
3. Skrining darah donor
4. Skrining organ untuk transplantasi
5. Penggunaan alat-alat medis yang berpotensi terkontaminasi
virus hepatitis

(Permenkesh tentang penanggulangan hepatitis virus)


Pencegahaan penularan virus hepatitis C
di unit hemodialisis

Setiap unit hemodialisis harus menerapkan


prosedur kontrol infeksi secara tegas untuk
mencegah transmisi infeksi virus melalui media
darah termasuk infeksi hepatitis C

PERNEFRI Pasien dengan anti-HCV (+) tidak


memerlukan ruang isolasi, tidak perlu mesin
hemodialisis khusus, dapat memakai dialiser
proses ulang
NURSING MANAGEMENT

•Universal precautions ketat


• Hand hygiene (five moments)
Masalah Hygiene yang sering terjadi
di unit hemodialisis

▪ Kurangnya menjaga kebersihan tangan


▪ Tidak mengganti sarung tangan ketika terpapar dengan
parameter biologi atau secara darurat menangani
perdarahan dari fistula
▪ Tidak dilakukan dekontaminasi rutin dari bagian luar
mesin atau bagian permukaan lainnya meskipun sudah
tercemar darah
▪ Kegagalan mengganti internal transducer protector yang
sudah terkontaminasi.
Edukasi

➢ Suatu program edukasi yang berkesinambungan


mengenai mekanisme dan pencegahan infeksi silang
harus diberikan kepada tenaga medis yang bekerja di
unit hemodialisa
➢ Informasi yang adekuat mengenai pencegahaan
infeksi harus diberikan kepada tenaga medis,pasien, care-
givers dan pengungjung
Patient Assessment

DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF


Riwayat kesehatan :
• Pola kesehatan fungsional
▪ Keadaan umum, subfebris, lesu,
o persepsi dan manajemen kesehatan
▪ Integumentary : rush, jaundice,
o pola nutrisi dan metabolik
sklera ikterik, angioedema
o eliminasi
▪ Gastrointestinal : hepatomegali
o aktivitas dan latihan
splenomegli.
o pola istirahat dan tidur
▪ Hasil laboratirum yang mendukung
o Persepsi kognitif
o fungsi peran dan sosial
o Sexuality
NURSING PRIORITIES

1.Reduce demands on liver

2. Prevent complications.

3. Enhance self-concept,
acceptance of situation.
4. Provide information about
disease process, prognosis, and
treatment needs.
PLANNING

Tujuan keseluruhan pasien dengan hepatitis virus :


1. Memenuhi kebutuhan rasa nyaman
2. Dapat melakukan aktifitas normal
3. Fungsi hati kembali normal tanpa komplikasi
NURSING DIAGNOSIS

1. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d


anoreksia nausea, penurunan metabolisme nutrisi oleh hati.
2. Intoleransi aktivitas b.d. fatigue and weaknes
3. Ketidakefektifan manajemen rejimen terapetik b.d.
kurangnya pengetahuan
4. Risiko defiesiensi cairan tubuh b.d. vomitus, diare.
5. Dll sesuai kondisi klien …..
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai