01 Pendahuluan Hidrologi PDF
01 Pendahuluan Hidrologi PDF
1. PENDAHULUAN
Distribusi Air Tawar di Bumi
Lokasi Ketersediaan Air [%]
Berbentuk Es 75
Sub‐Soil 24
Danau 0.3
Soil‐Moisture (Kelembaban Tanah) 0.06
Atmosfir 0.035
Sungai‐Sungai 0.03
PENDAHULUAN
Gambaran Umum
Luas total daratan : 136 106 km2
Luas total lautan : 374 106 km2
Hujan yang jatuh di daratan : 750 mm/tahun
Penguapan dari permukaan daratan : 545 mm/tahun
P
Penguapan d
darii permukaan
k lautan
l t : 940 mm/tahun
/t h
Hujan yang jatuh di laut : 870 mm/tahun
PENDAHULUAN
3. Siklus Hidrologi:
g
Untuk memahami hubungan antara hujan dan limpasan
(runoff
runoff)) yang sangat rumit.
Adalah suatu
s at proses
p oses berkesinambungan
be kesinamb ngan dimana ai air da
darii
laut menguap ke udara (atmosfer
(atmosfer)) kemudian berubah
menjadi awan sesudah melalui beberapa proses, kemudian
jatuh sebagai hujan atau salju di daratan atau laut.
Sebelum tiba di permukaan bumi, sebagian langsung
menguap
g p ke udara dan sebagian g tiba di p
permukaan bumi.
Tidak semua bagian hujan yang jatuh mencapai
permukaan, sebagian akan tertahan oleh tumbuh-tumbuh-
tumbuhan (intersepsi
(intersepsi)) dimana sebagian akan menguap dan
sebagian lagi akan jatuh atau mengalir melalui dahan-
dahan-
dahan ke permukaan tanah. Tumbuh-
Tumbuh-tumbuhan akan
mengambil air dari tanah dan dalam proses asimilasi akan
menguapkan air melalui daun (transpirasi
(transpirasi).
).
PENDAHULUAN
Sebagian air hujan yang tiba ke permukaan tanah akan
meresap ke dalam tanah (infiltrasi
(infiltrasi).
). Bagian lain akan
mengisi lekuk-
lekuk-lekuk permukaan tanah, kemudian mengalir
ke daerah
daerah--daerah y yangg rendah,, masuk ke sungai-
sungai
g -sungai
g
dan akhirnya menuju laut. Dalam perjalanan ke laut ini
sebagian air akan menguap kembali ke udara. Sebagian air
yang masuk ke dalam tanah akan mengalir melalui pori pori--
pori tanah (perkolasi
(perkolasi)) dan ke luar kembali ke sungai
(interflow
interflow).
). Tetapi sebagian besar akan tersimpan sebagai
air tanah (groundwater
(groundwater)) yang akan ke luar sedikit demi
sedikit sebagai aliran dasar (baseflow
(baseflow)) pada sungai-
sungai-sungai.
Siklus Hidrologi yang telah disederhanakan diperlihatkan
pada gambar berikut.
PENDAHULUAN
SIKLUS HIDROLOGI:
PENDAHULUAN
SIKLUS HIDROLOGI:
PENDAHULUAN
SIKLUS HIDROLOGI:
PENDAHULUAN
SIKLUS HIDROLOGI:
PENDAHULUAN
4. Hidrologi
g dlm Perencanaan Bangunan
g Air
Bangunan air yang umum dijumpai antara lain: jembatan,
bendung, saluran irigasi, bangunan pangatur bendungan.
Untuk
Unt k me
merencanakan
encanakan bangunan-
bangunan
bang nan-bangunan
bang nan te
tersebut,
seb t kita
memerlukan informasi berikut:
1. Banjir dengan periode ulang tertentu untuk perencanaan
jembatan, bendung, pelimpah, saluran drainase,
2. Debit harian, untuk perencanaan volume/kapasitas waduk,
3.
3 Debit
eb t te
tersedia
sed a se
selama
a a periode
pe ode tertentu,
te te tu, misalnya
sa ya 90 %
ketersediaan air yang diperlukan untuk perencanaan PLTA di
sungai (tanpa storage)
Pada perencanaan Irigasi,
Irigasi PLTA,
PLTA Pengendalian Banjir,
Banjir
besarnya banjir rencana sangat penting. Bila Qrencana terlalu
kecil, resiko gagalnya bangunan tinggi dan beresiko
menimbulkan bencana
bencana. Itulah sebabnya pengkajian
hidrologi secara praktis menjadi sangat penting.
PENDAHULUAN
BANJIR JAKARTA:
PENDAHULUAN
BANJIR JAKARTA:
PENDAHULUAN
BANJIR JAKARTA:
PENDAHULUAN
BANJIR BANDUNG:
PENDAHULUAN
BANJIR SITU GINTUNG:
PENDAHULUAN
BANJIR SITU GINTUNG:
PENDAHULUAN
BANJIR SITU GINTUNG:
PENDAHULUAN
BANJIR MEKKAH 1941:
PENDAHULUAN
BANJIR JEDDAH (MADINAH), 29 Nov 2009:
PENDAHULUAN
KEKERINGAN:
PENDAHULUAN
KEKERINGAN:
Kapal Kandas di
Sungai Yangtze,
2008
PENDAHULUAN
BENDUNG KATULAMPA BOGOR:
PENDAHULUAN
VARIASI BENDUNG:
PENDAHULUAN
TERJUNAN BUATAN DAN ALAM :
PENDAHULUAN
BENDUNGAN:
dimana :
P = Menunjukkan suatu probabilitas
X = Variabel acak, misal debit/hujan
x = Nilai dari Variabel X
p = Besarnya probabilitas
PENDAHULUAN
Menurut tipenya, data dapat dikategorikan dalam:
1. Data berdasarkan sejarah yang telah ada, misal debit
sungai, hujan, sinar matahari;
2 Data hasil pengukuran/pengumpulan di lapangan,
2. lapangan
misal kedalaman sumur, sifat-
sifat-sifat sedimen sungai,
dan pasang surut air laut;
3. Data hasil percobaan di laboratorium;
4. Data hasil pengukuran serempak 2 variabel atau lebih.
6
6. Ruang Lingkup Hidrologi
Ruang Lingkup Hidrologi adalah:
1. Pengukuran, pencatatan, dan publikasi data;
2. Analisis data untuk menghasilkan hukum/prinsip;
3. Aplikasi dari hukum/prinsip tersebut.
PENDAHULUAN
7. Daerah Tangkapan
g p Air ((DAS)) dan Neraca Air
Sistem hidrologi didefinisikan sebagai suatu struktur atau
volume pada suatu ruang dengan kondisi batas tertentu
sehingga air dan faktor pendukung lainnya berinteraksi
satu sama lain sesuai siklus hidrologi. Chow, Maidment,
and Maysy (1988).
( ) Salah satu kondisi batas dari sistem
hidrologi ini adalah Daerah Aliran Sungai (DAS).
DAS atau Daerah Aliran Sungai adalah suatu daerah
dimana curah hujan yang jatuh di atas daerah tersebut
limpasannya akan mengalir menuju titik keluaran (outlet)
dari sistem sungai dimaksud.
Limpasan
Li yang dikumpulkan
dik lk oleh
l h DAS akan
k mengalirli ke
k
DAS yang lebih besar atau menuju ke laut.
PENDAHULUAN
Interpretasi siklus hidrologi dalam suatu DAS menghasilkan
k
konsep Neraca
N Air
Ai yaitu
i keseimbangan
k i b antara unsur
pemasukan, unsur keluaran, dan unsur tampungan dalam
suatu DAS.
Persamaan Neraca Air yang melibatkan air permukaan dan
air tanah adalah:
ΔS = P − ( E + T + G + Q) ((1))
dimana
ΔS = perubahan tampungan
P = hujan (precipitation),
(precipitation)
E = evaporasi,
T = transpirasi,
G = aliran
li air
i ttanah
hkkeluar
l DAS
DAS,
Q = limpasan permukaan.
ΔS = P − ( E + T + I + Q) (2)
dimana I adalah infiltrasi dan unsur kehilangan air lainnya.
lainnya.
Bila diasumsikan S = 0, maka persamaan (2) menjadi:
menjadi:
Q=P−L (3)
Sub DAS
DAS Utama
Outlet
PENDAHULUAN
Cara menentukan batas DAS:
Pada peta topografi, carilah sungai dan arah alirannya,
Akan terlihat pola kontur yang mengikuti kemiringan
permukaan
p tanah,,
Kontur yang mempunyai arah ke hulu pada sungai
menunjukkan posisi lembah, sedangkan kontur yang
mempunyai arah sebaliknya (arah ke hilir) adalah
punggung,
Tentukanlah titik outlet untuk DAS dimaksud, dimulai dari
titik outlet,
outlet tariklah garis yang menghubungkan punggung
pembatas DAS.
Prosedur Menentukan Batas DAS
DAS Bantar
Batas DAS
Kontur Punggung
Kontur Lembah
Outlet
DAS CISARUA
Outlet
DAS CISARUA
Outlet
DAS CISARUA
Outlet
Luas DAS : 15,26 km2
PENDAHULUAN
Corak dan Karakteristik DAS
1. Daerah Aliran berbentuk bulu burung
• Karena waktu kedatangan banjir dari anak- anak-anak sungai
yang berbeda
berbeda--beda
beda,, daerah aliran berbentuk bulu
burung akan mempunyai debit banjir kecil dengan
durasi yang relatif panjang.
panjang.
2
2. Daerah Aliran Radial
• Daerah aliran berbentuk kipas atau lingkaran,
lingkaran, dimana
anak--anak sungainya terkonsentrasi ke suatu titik
anak
secara radial,
radial akan mempunyai banjir yang besar di
dekat titik pertemuan anak-
anak-anak sungai
sungai..
3. Daerah Aliran Paralel
• Daerah
D h aliran
li i i terbentuk
ini t b t k oleh l h dua
d jalur
j l pengaliran
li
yang bersatu di bagian hilir.
hilir. Banjir akan terjadi di
bagian hilir titik pertemuan.
pertemuan.
4
4. Daerah
D h Aliran
Ali Y
Yang K
Kompleks
l k
PENDAHULUAN
CORAK DAN KARAKTERISTIK DAS:
Pola Drainase
PENDAHULUAN
Corak dan Karakteristik DAS
1. Koefisien corak/
corak/bentuk
Koefisien ini memperlihatkan
p perbandingan
p g antara luas
daerah pengaliran dengan penjang sungainya
sungainya..
F = A/L2 ……………………………………………………………(4)
F = koefisien corak
A = luas DAS (km2)
L = panjang sungai utama (km)
Makin besar nilai F,
F makin lebar DASnya
DASnya..
Luas DAS Panjang sungai utama
Nama Sungai 2
F
[1000 km ]
[1000 km [[km]]
Amazon 7050 6200 1,840
Mississipi 3250 6500 0,077
Yangtze 1780 5200 0,066
Donau 820 2900 0,097
Kiso (tiga sungai) 9,1 229 0,175
PENDAHULUAN
Corak dan Karakteristik DAS
2. Kerapatan sungai
Kerapatan
p sungai
g adalah suatu indeks y
yangg menunjukkan
j
banyaknya anak sungai dalam suatu daerah pengaliran.
pengaliran.