Anda di halaman 1dari 93

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI I

1. PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH 3

1.1 DATA BANGUNAN 3


1.1.1 DENAH DAN TAMPAK BANGUNAN 3
1.1.2 SPESIFIKASI MATERIAL 6
1.1.3 PEMBEBANAN 6
1.2 PEMODELAN STRUKTUR BANGUNAN 8
1.2.1 PEMBUATAN GRID 8
1.2.2 DATA MATERIAL, PENAMPANG BALOK & KOLOM DAN PELAT LANTAI & DAK BETON 11
1.2.3 PEMODELAN BALOK KOLOM DAN PELAT LANTAI 17
1.2.4 ASSIGN RIGID DIAFRAGMA 25
1.2.5 PERLETAKAN (SUPPORT) 26
1.3 PEMODELAN STRUKTUR ATAP 27
1.3.1 PEMBUATAN GRID 27
1.3.2 DATA MATERIAL , PENAMPANG BALOK & KOLOM DAN TELBAT PELAT LANTAI & DAK BETON 30
1.3.3 PEMODELAN RANGKA ATAP 32
1.3.4 PEMBEBANAN 35
1.3.5 RUN 40
1.4 PEMODELAN STRUKTUR TANGGA 44
1.4.1 PEMBUATAN GRID 44
1.4.2 DATA MATERIAL , PENAMPANG BALOK DAN TEBAL PELAT 47
1.4.3 PEMODELAN TANGGA 49
1.4.4 PEMBEBANAN 53
1.4.5 RUN 55

i Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 2i


1.5 PEMBEBANAN RUMAH 58
1.5.1 LOAD CASE 58
1.5.2 JENIS PEMBEBANAN 59
1.5.3 KOMBINASI PEMBEBANAN 63
1.6 RUN ANALISIS 64
1.6.1 HASIL ANALISIS 65
1.7 PENULANGAN BALOK, KOLOM DAN PELAT LANTAI 72
1.7.1 PENULANGAN BALOK 72
1.7.2 PENULANGAN KOLOM 83
1.7.3 PENULANGAN PELAT 87
1.8 DAFTAR PUSTAKA 93

ii Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 2ii


1. PERENCANAAN BANGUNAN RUMAH

1.1 DATA BANGUNAN

1.1.1 DENAH DAN TAMPAK BANGUNAN

Bangunan yang akan direncanakan adalah rumah 2 lantai. Luas setiap lantai adalah tipikal 22.74 x 8.26
m2.Berikut adalah denah bangunannya.
± 152.42 313 180 250 ± 152.42 240 73 180 250

18
KM / WC
± 249.13

± 249.13
TAMAN

± 240
± 120

SERVIS
T. CUCI

KM / WC
+ 3.57 KM / WC
240

DAPUR R.T.P + 3.57


240

240
300

TERAS ± 0.00 R. GANTI


- 0.03 + 3.67
460
600

R. MAKAN
540

R. KELUARGA ± 0.00
± 0.00

860
± 2274

± 2274
200

200

400

NK
GARASI 1 TR
- 0.10
2 21
DAK
370

3 20 1
TERAS 4 19 2
- 0.03 - 0.30
5 18
500

3
310

6 17 4
16 5
6
440

15
14 7
13 8
12
130

9
10
130

DAK 11

CARPORT
± 456.07

± 493.6

± 456.07

TAMAN
± 493.6

±82.21 313 180 250


± 826
±82.21 313 180 250
± 826

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 3


± 152.42 313 180 250

± 249.13

± 240
T. JEMUR

DAK TORN
240

240
1170

1170

± 2274
130

130
± 456.07

± 493.6

±82.21 493 250


± 826

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 4


Tampak samping dan depan bangunan.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 5


1.1.2 SPESIFIKASI MATERIAL

Berikut adalah spesifikasi material yang dipakai.


1. Beton K-300
- Kuat Tekan Beton fc’ = 25 MPa
- Modulus Elastisitas = 4700√fc’ = 23500 MPa
- Rasio Poisson = 0.2
- Berat per Volume = 2400 kg/m3
2. Baja Tulangan
- Mutu Tulangan = U-40
- Tegangan Leleh Fy = 400 MPa
- Modulus Elastisitas Es = 200000 MPa
- Rasio Poisson = 0.3
- Berat per Volume = 7850 kg/m3
3. Kayu
- Modulus Elastisitas Es = 15000 MPa
- Rasio Poisson = 0.3
- Berat per Volume = 800 kg/m3

1.1.3 PEMBEBANAN

1.1.3.1 Dead Load (beban mati)

Beban mati pada perhitungan struktur menggunakan berat sendiri dari material yang digunakan.
• Berat jenis dari material beton yang digunakan : 2350 kg/m3

1.1.3.2 SIDL (Super Impose Dead Load)

• Beban dinding sebesar 1700 kg/m3


• Beban genteng pada struktur atap sebesar 60 kg/m

1.1.3.3 Live Load (LL)

• Beban hidup pada pelat lantai rumah sebesar 250 kg/m2


• Beban hidup pada dak beton sebesar 100 kg/m2
• Beban hidup pada tangga sebesar 250 kg/m2
• Beban hidup pada bordes sebesar 300 kg/m2
• Beban hidup pada atap sebesar 100 kg/m2

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 6


1.1.3.4 Wind Load (WL)

Beban angin yang dimasukkan pada atap menggunakan pedoman perencanaan pembebanan
untuk rumah dan gedung 1987.
Dengan persamaan :

=
16
V = kecepatan angin = 25 m/s
Angin Hisap = (0,02 ∝ -0.4) x Gaya Angin
Angin Tekan = 0.4 x Gaya Angin
∝ = Sudut kemiringan atap

Gambar 1 Peraturan Beban Angin untuk Gedung Tertutup

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 7


1.2 PEMODELAN STRUKTUR BANGUNAN

Pemodelan dilakukan dengan menggunakan bantuan program ETABS. Berikut adalah langkah-langkah
nya.

1.2.1 PEMBUATAN GRID

Langkah awal pemodelan adalah dengan membuat grid sesuai dengan gambar.
1. File – New Model kemudian pilih default.edb ganti satuan menjadi N-mm dan OK

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 8


2. Kemudian klik kanan pada layar Edit Grid Data klik Modify. Kemudian masukan data grid
arah X dan Y lalu OK.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 9


3. Kemudian klik kanan pada layar Edit Story Data klik Modify. Kemudian masukan tinggi
bangunan arah Z lalu OK.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 10


1.2.2 DATA MATERIAL, PENAMPANG BALOK & KOLOM DAN PELAT LANTAI & DAK
BETON

Langkah untuk membuat data material, penampang balok & kolom, dan tebal pelat lantai & dak beton
adalah sebagai berikut.
1. Untuk membuat material klik pada toolbar Define – Material Properties klik Add New
Material. beton yang digunakan adalah beton dengan mutu fc’ 20MPa. Klik OK.

2. Untuk membuat dimensi penampang klik pada toolbar Define – Frame Section klik Add
Rectangular.

Lalu buatlah balok dengan ukuran 300x150 dan150x150 dan

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 11


Klik pada Reinforcement pilihlah Design Type Beam dan masukan besar cover beton.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 12


Kemudian pada Property Modifiers klik Set Modifiers.Masukan nilkai Property Modifiers seperti
dibawah ini.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 13


Buatlah kolom dengan dimensi 400x150 dan 150x150, pada Reinforcement dipilih Design Type
Column dengan memasukan besar dan jumlah tulangan yang dipakai serta cover beton.Reinforcement
to be Checkedyang dipilih.

Kemudian pada Property Modifiers klik Set Modifiers.Masukan nilkai Property Modifiers seperti
dibawah ini.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 14


Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 15
3. Untuk membuat dimensi tebal pelat lantai, pada toolbar klik Define – Wall/Slab/Deck
Sections. Kemudian klik Add New Slab. Kemudian buatlah 2 macam tebal pelat 120mm untuk
pelat lantai dan 100mm untuk dak beton. Dengan memilih tipe Shell.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 16


1.2.3 PEMODELAN BALOK KOLOM DAN PELAT LANTAI

• Balok
Pemodelan balok dilakukan sesuai dengan letak dinding dari bangunan tersebut.Pada story 1 dan
2.Balok warna merah adalah balok induk dengan dimensi 300x150 dan balok warna biru adalah balok
anak dengan dimensi 150x150.Untuk menggambar balok klik pada toolbar Draw – Draw Line Object
– Draw Lines.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 17


Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 18
• Kolom
Pemodelan kolom dilakukan sesuai dengan gambar yang ada, diharapkan kolom berada disudut
ruangan yang ada dan tidak terletak ditengah ruangan. Terdapat 2 macam kolom yaitu kolom dengan
dimensi 400x150 warna hijau dan 150x150 warna kuning. Untuk menggambar kolom klik pada toolbar
Draw – Draw Line Object – Create Column in Regions.

Option Angle berfungsi untuk mengubah sudut dari kolom yang ingin digambar, 0 derajat untuk posisi
tegak dan 90 derajat untuk posisi tidur.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 19


Pada lokasi grid 3E sampai 1G adalah lokasi tangga. Maka pada kolom yang diberi tanda merah perlu
dibuat balok untuk bordes tangga.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 20


Pilih kolom tersebut lalu pada toolbar Edit – Divide Lines, divide kolom tersebut menjadi 2 objects.

Lalu pada kolom tersebut dibuat balok dengan dimensi 300x150. Berikut adalah tampilannya.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 21


• Pelat Lantai
Pemodelan pelat lantai dilakukan sesuai dengan gambar terdapat 2 macam pelat yaitu pelat lantai dan
dak beton. Untuk menggambar pelat klik pada toolbar Draw – Draw Area Object – Draw Areas.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 22


Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 23
Untuk pelat lantai dan dak beton perlu dilakukan mesh. Berikut adalah langkah mesh untuk element
shell. Langkah awal adalah dengan men-select element shell yang akan di mesh. Pada toolbar Assign –
Shell/Area – Area Object Mesh Options.

Pilihlah Auto Mest Object into Structural Elements dan centang Further Subduvude Auto Mesh
with Maximum Element Size sebesar 500mm. Lalu OK.
Lalu select kembali element shell nya dan pada toolbar Assign – Shell/Area – Auto Line Constraint.
Dan OK.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 24


1.2.4 ASSIGN RIGID DIAFRAGMA

Select semua elemen shell kemudian pada toolbar Assign – Shell/Area – Diaphragmspilih Add
NewDiaphragms. Beri nama dan Rigidity nya pilih Rigid. Lalu OK.

Maka tampilannya akan menjadi berikut.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 25


1.2.5 PERLETAKAN (SUPPORT)

Pada struktur kolom perlu diberikan support pada lantai base. Pada plan base pilihlah semua titik
kolom, kemudian pada toolbar Assign – Joint/Point – Restraints (Supports).

Centang semua restraints agar berperilaku sebagai jepit.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 26


1.3 PEMODELAN STRUKTUR ATAP

Pada pemodelan atap bangunan yang umumnya merupakan struktur kayu atau baja ringan, pemodelan
menggunakan program SAP2000 lebih mudah dilakukan.Berikut adalah langkah-langkah nya.

1.3.1 PEMBUATAN GRID

Langkah awal pemodelan adalah dengan membuat grid sesuai dengan gambar.
1. File – New Model ganti satuan menjadi N-mm danpilih Grid Only. Saat muncul windows
Quick Grid Lines, klik OK.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 27


2. Kemudian klik kanan pada layar Edit Grid Data klik Modify. Kemudian masukan data grid
arah X dan Y lalu OK.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 28


Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 29
1.3.2 DATA MATERIAL , PENAMPANG BALOK & KOLOM DAN TELBAT PELAT LANTAI &
DAK BETON

Langkah untuk membuat data material, penampang balok & kolom, dan tebal pelat lantai & dak beton
adalah sebagai berikut.
1. Untuk membuat material klik pada toolbar Define – Material Properties klik Add New
Material. beton yang digunakan adalah beton dengan mutu fc’ 25MPa. Klik OK.

2. Untuk membuat dimensi penampang klik pada toolbar Define –Section Properties – Frame
Sectionklik Add Property.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 30


Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 31
1.3.3 PEMODELAN RANGKA ATAP

Pemodelan balok dilakukan sesuai dengan letak dinding dari bangunan tersebut.Pada story 1 dan
2.Balok warna merah adalah balok induk dengan dimensi 300x250 dan balok warna kuning adalah
balok anak dengan dimensi 250x250.Untuk menggambar balok klik pada toolbar Draw – Draw Line
Object – Draw Lines.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 32


Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 33
Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 34
1.3.4 PEMBEBANAN

Sebelum memasukkan nilai beban pada struktur, beban-beban yang akan di-input perlu didefinisikan
terlebih dahulu. Klik Define – Load Patterns

Kemudian untuk kebutuhan reaksi perletakan perlu dibuat juga kombinasi pembebanan. Klik Define –
Load Combination – Add New Combo. Input kelima kombinasi dibawah pada windows.
1. 1.4 DL + 1.4 SIDL
2. 1.2 DL + 1.2 SIDL + 1.6 LL
3. 1.2 DL + 1.2 SIDL + 0.9 LL + 1.3 WL
4. Kombinasi Envelope dari ketiga kombinasi diatas.

• SIDL

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 35


Beban Mati Tambahan yang diinput pada pemodelan adalah beban genteng sebesar 50 kg/m2 dan
beban genteng tersebut diberikan pada balok gording. Karena data yang dimiliki merupakan data beban
per satuan luas sedangkan yang akan kita input merupakan data beban per satuan panjang, maka data
beban diatas perlu di konversi menjadi beban garis dengan cara Tributary Area. Tinjau panjang area
yang akan dipikul balok pada arah X (≈1.7 m). Maka beban genteng yang diinput adalah,

= 50
× 1.7 = 85 /
Pilih balok yang akan diberikan beban kemudian pada toolbar klik Assign – Frame Loads –
Distributed. Kemudian input data pembebanan dibawah ini

• LL

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 36


Beban Hidup yang diinput pada pemodelan adalah beban pekerja 100kg/joint. Beban hidup akan
diberikan pada beberapa joint pada pemodelan.Pilih joint yang akan diberikan beban kemudian pada
toolbar klik Assign – Joint Loads – Forces. Kemudian input data pembebanan dibawah ini.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 37


• WL
Beban Angin yang diinput pada pemodelan adalah beban genteng sebesar 25 kg/m2dan beban angin
tersebut diberikan pada balok kuda-kuda.Karena data yang dimiliki merupakan data beban per satuan
luas sedangkan yang akan kita input merupakan data beban per satuan panjang, maka data beban diatas
perlu di konversi menjadi beban garis dengan cara Tributary Area. Tinjau panjang area yang akan
dipikul balok pada arah Y (≈4.6 m). Maka beban angin yang diinput adalah,

! = 0.02 × # = 0.02 × 34& = 0.68

' = 0.68 × 25
× 4.6 = 78.2 /

( ) = 0.4 × 25
× 4.6 = 46 /
Struktur atap merupakan struktur dengan bentuk dan profil batang simetris, sehingga variasi
pembebanan angin hanya diambil 1 variasi (dianggap cukup mewakili jika posisi angin tekan dan angin
hisap dibalik).
Pilih batang yang akan diberikan beban kemudian pada toolbar klik Assign – Joint Loads – Forces.
Kemudian input data pembebanan dibawah ini.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 38


Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 39
1.3.5 RUN

Tujuan dari Run Analysis ini yaitu mengetahui nilai reaksi perletakan pada struktur atap, yang
kemudian akan di input sebagai beban kepada pemodelan rumah. Klik Run Analysis atau F5 pada
keyboard. Windows berikut akan ditampilkan, kemudian pilih Run Now.

Setelah program selesai menganalisis, tampilkan nilai reaksi perletakan.Dapat berupa gambar atau
tabel.Untuk melihat nilai, posisi dan arah reaksi perletakan Klik Display – Show Forces/Stresses –
Joints.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 40


Pilih Combo Envelope. Klik OK

Atau dapat pula melihat nilai reaksi perletakan melalui tabel. Klik Display – Show Tables

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 41


Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 42
Setelah itu, nilai reaksi perletakan yang didapat, digunakan sebagai input pada struktur rumah
(perhatikan kesamaan satuan yang digunakan dan arah beban merupakan kebalikan arah reaksi
perletakan).

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 43


1.4 PEMODELAN STRUKTUR TANGGA

Pada pemodelan atap bangunan yang umumnya merupakan struktur kayu atau baja ringan, pemodelan
menggunakan program SAP2000 lebih mudah dilakukan.Berikut adalah langkah-langkah nya.

1.4.1 PEMBUATAN GRID

Langkah awal pemodelan adalah dengan membuat grid sesuai dengan gambar.
1. File – New Model ganti satuan menjadi N-mm danpilih Grid Only. Saat muncul windows
Quick Grid Lines, klik OK.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 44


Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 45
2. Kemudian klik kanan pada layar Edit Grid Data klik Modify. Kemudian masukan data grid
arah X dan Y lalu OK.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 46


1.4.2 DATA MATERIAL , PENAMPANG BALOK DAN TEBAL PELAT

Langkah untuk membuat data material, penampang balok & kolom, dan tebal pelat lantai & dak beton
adalah sebagai berikut.
1. Untuk membuat material klik pada toolbar Define – Material Properties klik Add New
Material. beton yang digunakan adalah beton dengan mutu fc’ 25MPa. Klik OK.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 47


2. Untuk membuat dimensi penampang klik pada toolbar Define –Section Properties – Frame
Sectionklik Add New Properties.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 48


3. Untuk membuat dimensi pelat lantai klik pada toolbar Define –Section Properties – Area
Sectionklik Add New Section.

1.4.3 PEMODELAN TANGGA

Pemodelan tangga dilakukan sesuai dengan letak tangga dari bangunan tersebut.Pada story 1 dan
2.Tangga dimodelkan sebagai pelat lantai yang menghubungkan balok antar lantai. Pertama,
gambarkan balok yang akan menumpu pelat tangga.Untuk menggambar balok klik pada toolbar Draw
– Draw Line Object – Draw Lines.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 49


Setelah menggambar balok, kemudian memodelkan pelat tangga.Untuk menggambar balok klik pada
toolbar Draw – Draw Poly Line.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 50


Setelah menggambar pelat lantai, pilih semua pelat lantai dan mesh shell tersebut.Klik Edit – Edit
Area – Divide Areas.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 51


Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 52
1.4.4 PEMBEBANAN

Sebelum memasukkan nilai beban pada struktur, beban-beban yang akan di-input perlu didefinisikan
terlebih dahulu. Klik Define – Load Patterns

Kemudian untuk kebutuhan reaksi perletakan perlu dibuat juga kombinasi pembebanan.Klik Define –
Load Combination – Add New Combo. Input kelima kombinasi dibawah pada windows.
1. 1.4 DL + 1.4 SIDL
2. 1.2 DL + 1.2 SIDL + 1.6 LL
3. Kombinasi Envelope dari ketiga kombinasi diatas.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 53


• LL
Beban Hidup yang diinput pada pemodelan pelat tangga adalah beban sebesar 250 kg/m2. Pilih area
pelat tangga yang akan diberikan beban kemudian pada toolbar klik Assign – Area Loads – Uniforms
(Shell). Kemudian input data pembebanan dibawah ini.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 54


1.4.5 RUN

Tujuan dari Run Analysis ini yaitu mengetahui nilai reaksi perletakan pada struktur atap, yang
kemudian akan di input sebagai beban kepada pemodelan rumah. Klik Run Analysis atau F5 pada
keyboard. Windows berikut akan ditampilkan, kemudian pilih Run Now.

Setelah program selesai menganalisis, tampilkan nilai reaksi perletakan.Dapat berupa gambar atau
tabel.Untuk melihat nilai, posisi dan arah reaksi perletakan Klik Display – Show Forces/Stresses –
Joints.

Pilih Combo Envelope. Klik OK

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 55


Atau dapat pula melihat nilai reaksi perletakan melalui tabel. Klik Display – Show Tables

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 56


Setelah itu, nilai reaksi perletakan yang didapat, digunakan sebagai input pada struktur rumah
(perhatikan kesamaan satuan yang digunakan dan arah beban merupakan kebalikan arah reaksi
perletakan).

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 57


1.5 PEMBEBANAN RUMAH

1.5.1 LOAD CASE

Langkah awal adalah dengan membuat Load Case untuk setiap beban yang akan diberikan. Klik pada
toolbar Define – Static Load Case.Buatlah Load Case seperti gambar dibawah.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 58


1.5.2 JENIS PEMBEBANAN

Berikut adalah beban-beban yang akan diberikan pada struktur.


• Beban dinding
Dinding menggunakan bata dengan lebar 150 mm, maka 1700kg/m3 x 150mm x tinggi lantai.
Beban dinding diberikan pada balok struktur. Pilih balok yang akan diberikan beban kemudian
pada toolbar klik Assign –Frame/Line Loads – Distributed.Pilih SIDL dan masukan
bebannya pada Uniform Load lalu OK.

Setelah dimasukan semuanya maka berikut adalah tampilannya.

• Beban Hidup
Beban hidup diberikan pada pelat lantai dan dak beton, pada pelat lantai diberikan sebesar 250
Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 59
kg/m2 dan pada dak beton sebesar 100 kg/m2. Pilih pelat lantai yang akan diberikan beban
kemudian pada toolbar klik Assign – Shell/Area Loads – Uniform.

Begitu juga untuk beban live load pada dak beton.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 60


• Beban Atap
Beban atap didapatkan dari reaksi perletakan Atap yang telah dimodelkan. Pilihlah joint yang
ingin diberikan beban pada story 2. Pada toolbar klik Assign – Joint/Points Loads – Force.
Pilih Load Case SIDL. Kemudian masukan besar reaksi perletakan pada bagian Loads.

Setelah dimasukan semuanya maka berikut adalah tampilannya.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 61


• Beban Tangga
Beban atap didapatkan dari reaksi perletakan Tangga yang telah dimodelkan.Pilihlah joint yang
ingin diberikan beban.Pada toolbar klik Assign – Joint/Points Loads – Force. Pilih Load Case
SIDL. Kemudian masukan besar reaksi perletakan pada bagian Loads.

Setelah dimasukan semuanya maka berikut adalah tampilannya.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 62


1.5.3 KOMBINASI PEMBEBANAN

Kombinasi pembebanannya adalah sebagai berikut:


1.4DL
1.2DL + 1.6LL
Untuk membuat kombinasi pembebanan pada toolbar klik Define – Add New Combo.Kombinasi 1
dipilih typenya ADD.

Setelah kedua kombinasi dibuat, kemudian dibuat kombinasi Envelope dengan type ENVE.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 63


1.6 RUN ANALISIS

Setelah pemodelan dan pembebanan maka dilakukan run analisis untuk mengetahui gaya dalam dan
besar deformasi dari struktur menurut beban yang bekerja. Sebelum di run dilakukan Check Model klik
pada toolbar Analysis – Check Modelcentang semuanya. Dan diharapkan tidak ada warning message.

Setelah tidak ada warning run dapat dilakukan dengan klik pada toolbar Analysis – Run Analysis.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 64


1.6.1 HASIL ANALISIS

Setelah melakukan run analysis maka hasil yang didapatkan adalah gaya dalam struktur (kolom, balok
dan pelat lantai), besar peralihan dan bentuk terdeformasi, dan reaksi perletakan.

1.6.1.1 Gaya Dalam Struktur

• Kolom dan Balok


Pada toolbar klik Display – Show Member Forces/Stress Diagram –
Frame/Pier/Spandrel Forces.

Pilihlah kombinasi beban yang diinginkan dan component momen, geser atau aksial.
Lalu OK.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 65


Lalu untuk melihat detail gaya dalam, klik kanan pada salah satu balok atau kolom.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 66


• Pelat Lantai
Pada toolbar klik Display – Show Member Forces/Stress Diagram – Shell
Stresses/Forces.

Pilihlah kombinasi beban yang diinginkan dan component momen, geser atau aksial.
Lalu OK.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 67


Lalu untuk melihat detail gaya dalam, klik kanan pada salah satu pelat lantai.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 68


1.6.1.2 Besar Peralihan dan Bentuk Terdeformasi

Pada toolbar klik Display – Show Deformed Shape.

Maka hasilnya sebagai berikut.

Lalu untuk melihat detail besar peralihan, klik kanan pada salah satu titik

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 69


.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 70


1.6.1.3 Reaksi Perletakan

Untuk melihat besar reaksi perletakan yang terjadi klik pada toolbar Display – Show Member
Forces/Stress Diagram – Support/Spring Reactions.

Setelah OK dapat terlihat seperti berikut satuan reaksi perletakan N.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 71


1.7 PENULANGAN BALOK, KOLOM DAN PELAT
LANTAI

Setelah selesai melakukan analisis, maka dari gaya dalam struktur tersebut penulangan elemen struktur
dapat dilakukan.

1.7.1 PENULANGAN BALOK

Akan diambil satu contoh balok yang akan ditulangi. Balok yang dilingkari adalah balok yang akan
diambil sebagai contoh.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 72


Berikut adalah gaya dalam dari balok tersebut.

Momen pada tumpuan = -21.57 kNm


Momen pada lapangan = 11.69 kNm

Gaya Geser = 30.96kN

Gaya Aksial = 27.68kN

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 73


Beam Dimension Column Dimension
b := 150mm bc := 150mm
d := 300mm dc := 400mm
L := 4400mm
fc' := 25MPa
fylong := 400MPa
fytrans := 240MPa

Munegative := 21.57kN ⋅ m (Support)


Mupositive := 11.69kN ⋅ m (Support)

Pu := 27.68kN (Axial)
Vu := 30.96kN (Shear)

1. Check factored Axial Compresive Force


Factored Axial Compressive Force should be less than 0.1 Ag. fc`
2
Ag := b ⋅ d = 0.045 m
0.1 ⋅ Ag⋅ fc' = 112.5 ⋅ kN
check1 := "Ok" if Pu ≤ 0.1 ⋅ Ag⋅ fc'

"not Ok" otherwise

check1 = "Ok"

2. Check Clean Span Length


Clean span length of the structure should not be less than four times
cover := 40mm
de := d − cover = 0.26 m
4.de = 1.04 m
Lb := L = 4.4 m

Ln := L − b = 4.25 m

check2 := "Ok" if Ln ≥ 4.de

"not Ok" otherwise

check2 = "Ok"

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 74


3. Check Width and Height Ratio

ratio b/d of the beam section should not be less than 0.3
b
= 0.5
d
b
check 3 := "Ok" if > 0.3
d
"not Ok" otherwise
check 3 = "Ok"

4. Check Beam Width


check 4 := "Ok" if b ≤ b c

"not Ok" otherwise check 4 = "Ok"

5. Design of longitudinal Reinforcement


5.1 Condition 1, Negative ultimate moment at support
Munegative = 21.57 ⋅ kN ⋅ m
Assumed the beam behaviour is the same as ordinary rectangular beam,
compressive steel reinforcement is neglected and then

j := 0.85 ϕ := 0.9
Required steel reinforcement area, As
Munegative 2
As := = 271.116⋅ mm
ϕ⋅ fylong⋅ j ⋅ de

layer 1 (top) use 3 D 13 d 1 := 13mm n 1 := 3


layer 2 (bottom) use 2 D 13 d 2 := 13mm n 2 := 2

2 2
As1 := n 1 ⋅ 0.25⋅ π⋅ d 1 = 398.197⋅ mm
2 2
As2 := n 2 ⋅ 0.25⋅ π⋅ d 2 = 265.465⋅ mm
2
Astotal.1 := As1 + As2 = 663.661⋅ mm

d layer1 := d − cover = 0.26 m


d layer2 := dlayer1 − cover = 0.22 m

( dlayer1 + dlayer2)
d actual.1 := = 240 ⋅ mm
2

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 75


5.1.1 Nominal Moment Check
fylong
a := Astotal.1⋅ = 83.283 ⋅ mm
0.85fc'⋅ b
( )
ϕMn := ϕ⋅ Astotal.1⋅ fylong⋅ d actual.1 − 0.5 ⋅ a = 47.391 ⋅ kN ⋅ m

check 5.1.1 := "Ok" if ϕMn ≥ Munegative

"not Ok" otherwise


check 5.1.1 = "Ok"

5.1.2 Check As Minimum


1 d actual.1 −4 2
Asmin := 0.25MPa⋅ fc'⋅ b ⋅ = 1.125 × 10 m
0.5 fylong
1MPa
and should not be less than

d actual.1 2
As := 1.4MPa⋅ b ⋅ = 126 ⋅ mm
fylong

check 5.1.2 := "Ok" if Asmin ≤ As

"not Ok" otherwise

check 5.1.2 = "Ok"

5.1.3 Check Reinforcement Ratio


Astotal.1 β := 0.85
ρ := = 0.015
b⋅ d

0.85⋅ fc'⋅ β
⋅  = 0.027
600MPa
ρb :=
fylong
 600MPa + fylong 
reinforcement ratio limit refer to SNI 23.3.2 is 0.75. ρb

check 5.1.3 := "Ok" if 0.75⋅ ρb ≥ ρ

"not Ok" otherwise

check 5.1.3 = "Ok"

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 76


5.1.4 Check Tension Controlled (based ACI 318-05)
a
= 0.278
d

atcl := 0.375⋅ β = 0.319


a
check5.1.4 := "Ok" if atcl ≥
d
"not Ok" otherwise

check5.1.4 = "Ok"

5.2 Condition 2, positive ultimate moment at support


Mupositive = 11.69 ⋅ kN ⋅ m
Assumed the beam behaviour is the same as ordinary rectangular beam,
compressive steel reinforcement is neglected and then

j := 0.85 ϕ := 0.9
Required steel reinforcement area, As
Mupositive 2
As := = 146.933⋅ mm
ϕ⋅ fylong⋅ j ⋅ de

layer 1 (top) use 2 D 13 d 1 := 13mm n 1 := 2


layer 2 (bottom) use 3 D 13 d 2 := 13mm n 2 := 3

2 2
As1 := n 1 ⋅ 0.25⋅ π⋅ d1 = 265.465⋅ mm
2 2
As2 := n 2 ⋅ 0.25⋅ π⋅ d2 = 398.197⋅ mm
2
Astotal.2 := As1 + As2 = 663.661⋅ mm
dlayer1 = 0.26 m
dlayer2 = 0.22 m

( dlayer1 + dlayer2)
dactual.2 := = 240 ⋅ mm
2

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 77


5.2.1 Nominal Moment Check
fylong
a := Astotal.2⋅ = 83.283⋅ mm
0.85fc'⋅ b
( )
ϕMn := ϕ⋅ Astotal.2⋅ fylong⋅ d actual.2 − 0.5 ⋅ a = 47.391⋅ kN ⋅ m

check 5.2.1 := "Ok" if ϕMn ≥ Mupositive

"not Ok" otherwise


check 5.2.1 = "Ok"

5.2.2 Check As Minimum

1 d actual.2 2
Asmin := 0.25MPa⋅ fc'⋅ b⋅ = 112.5 ⋅ mm
0.5 fylong
1MPa
and should not be less than

dactual.2 2
As := 1.4MPa⋅ b ⋅ = 126 ⋅ mm
fylong

check 5.2.2 := "Ok" if Asmin ≤ As

"not Ok" otherwise


check 5.2.2 = "Ok"

5.2.3 Check Reinforcement Ratio

Astotal.2 β := 0.85
ρ := = 0.015
b⋅ d

0.85⋅ fc'⋅ β
⋅  = 0.027
600MPa
ρb :=
fylong
 600MPa + fylong 
reinforcement ratio limit refer to SNI 23.3.2 is 0.75. ρb

check 5.2.3 := "Ok" if 0.75⋅ ρb ≥ ρ

"not Ok" otherwise

check 5.2.3 = "Ok"

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 78


5.2.4 Check Tension Controlled (based ACI 318-05)
a
= 0.278
d

atcl := 0.375 ⋅ β = 0.319


a
check 5.2.4 := "Ok" if atcl ≥
d
"not Ok" otherwise
check 5.2.4 = "Ok"

6. Positive and Negative Moment Capacity


(based SNI 03-2847-06 section 23.3.2.2
Positive and Negative Moment Capacity at any section along the span length if the beam
should not be less than 0.25 times maximum moment capacity available on the beam

Mupositive = 11.69⋅ kN ⋅ m
Munegative = 21.57 ⋅ kN ⋅ m

Reinforcement design at remaining span


2 2 2
layer 1 use 2 D13 As1 := 2 ⋅ π⋅ 0.25⋅ 13 mm = 265.465⋅ mm
2 2 2
layer 2 use 3 D13 As2 := 3 ⋅ π⋅ 0.25⋅ 13 mm = 398.197⋅ mm
2
Asused.positive := As1 + As2 = 663.661⋅ mm

( )
2
Asdemand := 0.25⋅ max Astotal.2, Astotal.1 = 165.915⋅ mm

check 6 := "Ok" if Asdemand ≤ Asused.positive

"not Ok" otherwise

check 6 = "Ok"

7. Probable Moment Capacity


(based SNI 03-2847-06 Section 23.3.4.2)
Seismic shear force on the beam is calculated based on assumption that the hinges will be
formed at each end of span length, with longitudinal rebar reach 1.25fy and ϕ=1

7.1 Positive nominal momen in support "i"

apr positive :=
(
1.25⋅ Asused.positive⋅ fylong )
= 104.104⋅ mm
0.85⋅ fc'⋅ b
( )
Mpr left := 1.25⋅ Asused.positive⋅ fylong⋅ dactual.1 − 0.5⋅ apr positive = 62.367 ⋅ kN ⋅ m

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 79


7.2 Negative nominal moment in support "j"

( 1.25⋅ Astotal.1⋅ fylong)


apr negative := = 104.104⋅ mm
0.85⋅ fc'⋅ b
( )
Mpr right := 1.25⋅ Astotal.1⋅ fylong⋅ d actual.1 − 0.5 ⋅ apr negative = 62.367 ⋅ kN ⋅ m

8. Shear Force

Vg := Vu = 30.96⋅ kN
Ln := L − bc = 4.25 m
( Mpr left + Mpr right )
Vsway := = 29.349 ⋅ kN
Ln

Vu := Vg + Vsway = 60.309 ⋅ kN

9 Stirrups Design

9.1 Concrete Shear Capacity Vc (based SNI 03.2847-06 Section 23.3.4.2)


Vc might be = 0 if:
a. Shear force Vsway highter than 0.5 Vu
check 9.1.a := "Vc is calculated" if Vsway ≤ 0.5 ⋅ Vu

"Vc is not calculated" otherwise


check 9.1.a = "Vc is calculated"
b Factored compressive force, Pu > Ag.fc`/20
fc'
check 9.1.b := "Vc is calculated" if Pu ≤ Ag⋅
20
"Vc is not calculated" otherwise
check 9.1.b = "Vc is calculated"
1 0.5
Vc := 1MPa ⋅ fc'⋅ b ⋅ d = 37.5⋅ kN
6

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 80


9.2 Reinforcement Shear Capacity (based SNI 03.2847-06 section 13.5.6.9)

 Vu  ϕ := 0.75
Vs := − Vc = 42.912 ⋅ kN
ϕ
The maximum value of Vs should be
2 0.5
Vsmax := ⋅ fc'b ⋅ d⋅ 1 MPa = 150 ⋅ kN
3

check 9.2 := "Ok" if Vs ≤ Vsmax

"not Ok" otherwise


check9.2 = "Ok"

9.3 Stirups Design

Stirrups that's used 2leg D10 spacing : 100 n s := 2 d s := 10mm


1 2 2
Av := n s⋅ ⋅ π⋅ ds = 157.08 ⋅ mm sused := 100mm
4

a. Demand Spacing

d
s := Av⋅ fytrans⋅ = 263.555⋅ mm
Vs

check9.3.a := "Ok" if sused ≤ s

"not Ok" otherwise

check9.3.a = "Ok"

b. Check Vs

d
Vsused := Av⋅ fytrans⋅ = 113.097⋅ kN
sused

check9.3.b := "Ok" if Vsused ≥ Vs

"not Ok" otherwise

check9.3.b = "Ok"

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 81


9.4 Stirrup required (based SNI 03.2847-05 Section 23.3.3.1)

Stirrup is needed along 2h from nearest column face

h := d = 0.3 m

2 ⋅ h = 600 ⋅ mm

9.5 Stirrup spacing at support (based SNI 03.2847-06 Section 23.3.3.2)


First stirrup is set in 50 mm for column face
The next strirup will be set wish spacing minimum among
d
a := = 75⋅ mm d long := 10mm
4
b := 8 ⋅ d long = 80⋅ mm
c := 24⋅ d s = 240 ⋅ mm
d r := 300mm
e := sused = 100 ⋅ mm

srequired := min ( a , b , c , d , e) = 75⋅ mm

Sused := 100mm

9.6 Stirrup Spacing at Span (based SNI 03.2847-06 Section 23.3.3.4)


Minimum spacing of shear reinforcement along the beam span length
d
= 150 ⋅ mm
2

so in the range out side 2 h, shear reinforcement is set with spacing 150 mm

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 82


1.7.2 PENULANGAN KOLOM

Akan diambil satu contoh kolom yang akan ditulangi. Kolom yang ditandai dengan garis hitam putus-
putus pada gambar dibawah adalah kolom yang akan diambil sebagai contoh.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 83


Berikut adalah gaya dalam dari kolom yang dipilih.

M1 = -19.96 kNm
M2 = 7.45 kNm

PLL = 6.07 kN

PDL+SIDL = 104.9 kN

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 84


Langkah awal untuk penulangan kolom adalah dengan mengecek kelangsingan kolom tersebut.
Column Dimension
b := 150mm
h := 400mm
1 3 4
Ig := ⋅ b ⋅ h = 800000000 ⋅ mm
12
lu := 3.67m
Ig
fc := 25MPa r := = 0.115 m
b⋅ h
0.5
Ec := 4700 fc⋅ MPa = 23500⋅ MPa

Effective length of Column factor


k := 0.77
Internal Force
PDL := 104.9kN
PLL := 6.07kN

Pu := 1.2PDL + 1.6 ⋅ PLL = 135.592⋅ kN

M 1 := −19.96 kN ⋅ m
M 2 := 7.45kN ⋅ m
Slenderness of Column
M1 k⋅ lu
x := 34 − 12⋅ = 66.15 y := = 24.473
M2 r

check1 := "Slender Column" if y ≥ x = "Not Slender Column"


"Not Slender Column" otherwise

Dari hasil perhitungan diatas dinyatakan bahwa kolom tersebut bukan kolom langsing, maka dari itu
tidak diperlukan faktor pembesaran momen. Besar gaya dalam dari program langsung dapat digunakan
untuk penulangan.
Φ +, 0.9 x 135.592 x 10^3
= = 2.0.34
bh 150 x 400
Φ M 0.9 x 19.96 x 10^6
= = 0.748
bℎ 150 x 400

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 85


Dengan menggunakan diagram interaksi dibawah maka besar ρ yang dipakai adalah 1%

Gunakan tulangan minimum kolom ρ= 1% (ACI Section 10.9.1).


Dengan tulangan diameter 16 maka jumlah tulangan yang dibutuhkan adalah

As := 400mm⋅ 150 mm⋅ 0.01 = 600 mm


dtul := 16mm

1 2 2
Atul := ⋅ π⋅ d tul = 201.062 mm
4
As
n := = 2.984
Atul

Dipakai 4D16.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 86


1.7.3 PENULANGAN PELAT

Akan diambil satu contoh pelat yang akan ditulangi. Pelat yang ditandai dengan garis hitam putus-
putus pada gambar dibawah adalah pelat yang akan diambil sebagai contoh.

Besar momen dapat dilihat dengan mengklik kanan pada pelat tersebut atau dapat dilihat dari warna
kontur seperti yang ditandai garis merah putus-putus pada gambar diatas.

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 87


Slab Design

Reinforcement concrete slab will be designed with, fc': 25 Mpa.


Yield tensile strength of steel, fy : 400 Mpa
Slab Thickness: 120 mm , with Cover : 20 mm
The slab and the beam structure is monolit, so the formed constrain will be
rigid constrain along the edge of the panel.
Ultimate moment from structure analysis :

Moment (kN.m/m)
Mx+ : 9.6 y
Mx- : 21.6 Ly
My+ : 6.6 0 x
My-
Mmin :: 22
0.01
Lx
Safety Factor, Ф : 0.8
Effective height of slab :
d = h - cover = 120 mm - 20 mm
= 100 mm

Calculation of Moment in x-axis direction


1. Required reinforcement in the span range :
Mx+ = 9.6 kN.m/m
As+ = Mx+ / (Ф.fy.0.925.d)
= 9.6 kN.m/m / (0.8 x 400 Mpa x 0.925 x 100 mm)
= 324.324 mm^2
Try using diameter 10 mm,
with the area of singgle reinf. Bar, As1 : 78.5398 mm^2, (0.25 x π x d^2)
so the number of required reinforcement : 5 bar (As1/As+)
spacing required : 200 mm (1000mm/num of reinf.)take : 200 mm
check whether Mx+ has required :
a = As.fy / (0.85 fc'.b)
= 392.7 x 400 / (0.85 x 25 x 1000)
= 7.39 mm
ФMn = Ф.As.fy.(d - 0.5a)
= 0.8 x 392.7 x 400 x (100 - 0.5 x 7.4)
= 12.1019 kN.m/m
==> OK, the slab capacity is satisfied Mx+ < ФMn
So, for resisting Mx+ use reinf. bar D10 - 200

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 88


2. Required reinforcement in the support range :
Mx- = 21.6 kN.m/m
As+ = Mx- / (Ф.fy.0.925.d)
= 21.6 kN.m/m / (0.8 x 400 Mpa x 0.925 x 100 mm)
= 729.73 mm^2
try using diameter 10 mm,
with the area of singgle reinf. Bar, As1 : 78.5398 mm^2, (0.25 x π x d^2)
so the number of required reinforcement : 10 bar (As1/As+)
spacing required : 100 mm (1000mm/num of reinf.)take : 100 mm
check whether As+ has required :
a = As.fy / (0.85 fc'.b)
= 785.4 x 400 / (0.85 x 25 x 1000)
= 14.8 mm
ФMn = Ф.As.fy.(d - 0.5a)
= 0.8 x 785.4 x 400 x (100 - 0.5 x 14.79)
= 23.2749 kN.m/m
==> OK, the slab capacity is satisfied Mx- < ФMn
So, for resisting Mx- use reinf. bar D10 - 100

Calculation of Moment in y-axis direction


1. Required reinforcement in the span range :
My+ = 6.6 kN.m/m
As+ = My+ / (Ф.fy.0.925.d)
= 6.6 kN.m/m / (0.8 x 400 Mpa x 0.925 x 100 mm)
= 222.973 mm^2
try using diameter 10 mm,
with the area of singgle reinf. Bar, As1 : 78.5398 mm^2, (0.25 x π x d^2)
so the number of required reinforcement : 3 buah. (As1/As+)
spacing required : 330 mm (1000mm/num of reinf.)take : 200 mm
check whether As+ has required :
a = As.fy / (0.85 fc'.b)
= 235.62 x 400 / (0.85 x 25 x 1000)
= 4.44 mm
ФMn = Ф.As.fy.(d - 0.5a)
= 0.8 x 235.62 x 400 x (100 - 0.5 x 4.44)
= 7.37262 kN.m/m
==> OK, the slab capacity is satisfied My+ < ФMn
So, for resisting My+ use reinf. bar D10 - 200

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 89


2. Required reinforcement in the support range :
My- = 22 kN.m/m
As+ = My- / (Ф.fy.0.925.d)
= 22 kN.m/m / (0.8 x 400 Mpa x 0.925 x 100 mm)
= 743.243 mm^2
try using diameter 10 mm,
with the area of singgle reinf. Bar, As1 : 78.5398 mm^2, (0.25 x π x d^2)
so the number of required reinforcement : 10 buah. (As1/As+)
spacing required : 100 mm (1000mm/num of reinf.)take : 100 mm
check whether As+ has required :
a = As.fy / (0.85 fc'.b)
= 785.4 x 400 / (0.85 x 25 x 1000)
= 14.8 mm
ФMn = Ф.As.fy.(d - 0.5a)
= 0.8 x 785.4 x 400 x (100 - 0.5 x 14.79)
= 23.2749 kN.m/m
==> OK, the slab capacity is satisfiedMy- < ФMn
So, for resisting My- use reinf. bar D10 - 100

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 90


Conclusion
1. Reinforcement in x-axis direction

D10 - 100 D10 - 200 D10 - 100

D10 - 200

y
x

(1/4)Lx Lx (1/4)Lx

2. Reinforcement in y-axis direction


(1/4)Ly

D10 - 100

Ly
D10 - 200 D10 - 200
(1/4)Ly

y
D10 - 100
x

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 91


Calculation Result
X-direction
Section S1
Position Support Span Support
Top Bars D10 - 100 D10 - 200 D10 - 100
Bottom Bars D10 - 200 D10 - 200 D10 - 200
Dimension thickness : 120 and cover : 20
Y-direction
Section S1
Position Support Span Support
Top Bars D10 - 100 D10 - 200 D10 - 100
Bottom Bars D10 - 200 D10 - 200 D10 - 200
Dimension thickness : 120 and cover : 20

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 92


1.8 DAFTAR PUSTAKA

[1] ACI. Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318M-11) and
Commemtary. Farmington Hills, MI, 2011.
[2] Portland Cement Association. Notes on ACI-318-11 Building Code Requirements for
Reinforced Concrete with Design Applications. Skokie, IL, 2013.
[3] M. Nadim Hassoun and Akthem Al-Manaseer.Structural concrete: theory and design.
John Wiley & Sons, Inc., 4th edition, 2008.
[4] James G. MacGregor. Reinforced Concrete.Mechanics and Design. Prentice Hall
International, fourth edition, 2005.
[5] PU, Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987, Yayasan
Badan penerbit PU, 1987

Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 93

Anda mungkin juga menyukai