Tutorial Beton 2-1 PDF
Tutorial Beton 2-1 PDF
DAFTAR ISI I
Bangunan yang akan direncanakan adalah rumah 2 lantai. Luas setiap lantai adalah tipikal 22.74 x 8.26
m2.Berikut adalah denah bangunannya.
± 152.42 313 180 250 ± 152.42 240 73 180 250
18
KM / WC
± 249.13
± 249.13
TAMAN
± 240
± 120
SERVIS
T. CUCI
KM / WC
+ 3.57 KM / WC
240
240
300
R. MAKAN
540
R. KELUARGA ± 0.00
± 0.00
860
± 2274
± 2274
200
200
400
NK
GARASI 1 TR
- 0.10
2 21
DAK
370
3 20 1
TERAS 4 19 2
- 0.03 - 0.30
5 18
500
3
310
6 17 4
16 5
6
440
15
14 7
13 8
12
130
9
10
130
DAK 11
CARPORT
± 456.07
± 493.6
± 456.07
TAMAN
± 493.6
± 249.13
± 240
T. JEMUR
DAK TORN
240
240
1170
1170
± 2274
130
130
± 456.07
± 493.6
1.1.3 PEMBEBANAN
Beban mati pada perhitungan struktur menggunakan berat sendiri dari material yang digunakan.
• Berat jenis dari material beton yang digunakan : 2350 kg/m3
Beban angin yang dimasukkan pada atap menggunakan pedoman perencanaan pembebanan
untuk rumah dan gedung 1987.
Dengan persamaan :
=
16
V = kecepatan angin = 25 m/s
Angin Hisap = (0,02 ∝ -0.4) x Gaya Angin
Angin Tekan = 0.4 x Gaya Angin
∝ = Sudut kemiringan atap
Pemodelan dilakukan dengan menggunakan bantuan program ETABS. Berikut adalah langkah-langkah
nya.
Langkah awal pemodelan adalah dengan membuat grid sesuai dengan gambar.
1. File – New Model kemudian pilih default.edb ganti satuan menjadi N-mm dan OK
Langkah untuk membuat data material, penampang balok & kolom, dan tebal pelat lantai & dak beton
adalah sebagai berikut.
1. Untuk membuat material klik pada toolbar Define – Material Properties klik Add New
Material. beton yang digunakan adalah beton dengan mutu fc’ 20MPa. Klik OK.
2. Untuk membuat dimensi penampang klik pada toolbar Define – Frame Section klik Add
Rectangular.
Kemudian pada Property Modifiers klik Set Modifiers.Masukan nilkai Property Modifiers seperti
dibawah ini.
• Balok
Pemodelan balok dilakukan sesuai dengan letak dinding dari bangunan tersebut.Pada story 1 dan
2.Balok warna merah adalah balok induk dengan dimensi 300x150 dan balok warna biru adalah balok
anak dengan dimensi 150x150.Untuk menggambar balok klik pada toolbar Draw – Draw Line Object
– Draw Lines.
Option Angle berfungsi untuk mengubah sudut dari kolom yang ingin digambar, 0 derajat untuk posisi
tegak dan 90 derajat untuk posisi tidur.
Lalu pada kolom tersebut dibuat balok dengan dimensi 300x150. Berikut adalah tampilannya.
Pilihlah Auto Mest Object into Structural Elements dan centang Further Subduvude Auto Mesh
with Maximum Element Size sebesar 500mm. Lalu OK.
Lalu select kembali element shell nya dan pada toolbar Assign – Shell/Area – Auto Line Constraint.
Dan OK.
Select semua elemen shell kemudian pada toolbar Assign – Shell/Area – Diaphragmspilih Add
NewDiaphragms. Beri nama dan Rigidity nya pilih Rigid. Lalu OK.
Pada struktur kolom perlu diberikan support pada lantai base. Pada plan base pilihlah semua titik
kolom, kemudian pada toolbar Assign – Joint/Point – Restraints (Supports).
Pada pemodelan atap bangunan yang umumnya merupakan struktur kayu atau baja ringan, pemodelan
menggunakan program SAP2000 lebih mudah dilakukan.Berikut adalah langkah-langkah nya.
Langkah awal pemodelan adalah dengan membuat grid sesuai dengan gambar.
1. File – New Model ganti satuan menjadi N-mm danpilih Grid Only. Saat muncul windows
Quick Grid Lines, klik OK.
Langkah untuk membuat data material, penampang balok & kolom, dan tebal pelat lantai & dak beton
adalah sebagai berikut.
1. Untuk membuat material klik pada toolbar Define – Material Properties klik Add New
Material. beton yang digunakan adalah beton dengan mutu fc’ 25MPa. Klik OK.
2. Untuk membuat dimensi penampang klik pada toolbar Define –Section Properties – Frame
Sectionklik Add Property.
Pemodelan balok dilakukan sesuai dengan letak dinding dari bangunan tersebut.Pada story 1 dan
2.Balok warna merah adalah balok induk dengan dimensi 300x250 dan balok warna kuning adalah
balok anak dengan dimensi 250x250.Untuk menggambar balok klik pada toolbar Draw – Draw Line
Object – Draw Lines.
Sebelum memasukkan nilai beban pada struktur, beban-beban yang akan di-input perlu didefinisikan
terlebih dahulu. Klik Define – Load Patterns
Kemudian untuk kebutuhan reaksi perletakan perlu dibuat juga kombinasi pembebanan. Klik Define –
Load Combination – Add New Combo. Input kelima kombinasi dibawah pada windows.
1. 1.4 DL + 1.4 SIDL
2. 1.2 DL + 1.2 SIDL + 1.6 LL
3. 1.2 DL + 1.2 SIDL + 0.9 LL + 1.3 WL
4. Kombinasi Envelope dari ketiga kombinasi diatas.
• SIDL
= 50
× 1.7 = 85 /
Pilih balok yang akan diberikan beban kemudian pada toolbar klik Assign – Frame Loads –
Distributed. Kemudian input data pembebanan dibawah ini
• LL
' = 0.68 × 25
× 4.6 = 78.2 /
( ) = 0.4 × 25
× 4.6 = 46 /
Struktur atap merupakan struktur dengan bentuk dan profil batang simetris, sehingga variasi
pembebanan angin hanya diambil 1 variasi (dianggap cukup mewakili jika posisi angin tekan dan angin
hisap dibalik).
Pilih batang yang akan diberikan beban kemudian pada toolbar klik Assign – Joint Loads – Forces.
Kemudian input data pembebanan dibawah ini.
Tujuan dari Run Analysis ini yaitu mengetahui nilai reaksi perletakan pada struktur atap, yang
kemudian akan di input sebagai beban kepada pemodelan rumah. Klik Run Analysis atau F5 pada
keyboard. Windows berikut akan ditampilkan, kemudian pilih Run Now.
Setelah program selesai menganalisis, tampilkan nilai reaksi perletakan.Dapat berupa gambar atau
tabel.Untuk melihat nilai, posisi dan arah reaksi perletakan Klik Display – Show Forces/Stresses –
Joints.
Atau dapat pula melihat nilai reaksi perletakan melalui tabel. Klik Display – Show Tables
Pada pemodelan atap bangunan yang umumnya merupakan struktur kayu atau baja ringan, pemodelan
menggunakan program SAP2000 lebih mudah dilakukan.Berikut adalah langkah-langkah nya.
Langkah awal pemodelan adalah dengan membuat grid sesuai dengan gambar.
1. File – New Model ganti satuan menjadi N-mm danpilih Grid Only. Saat muncul windows
Quick Grid Lines, klik OK.
Langkah untuk membuat data material, penampang balok & kolom, dan tebal pelat lantai & dak beton
adalah sebagai berikut.
1. Untuk membuat material klik pada toolbar Define – Material Properties klik Add New
Material. beton yang digunakan adalah beton dengan mutu fc’ 25MPa. Klik OK.
Pemodelan tangga dilakukan sesuai dengan letak tangga dari bangunan tersebut.Pada story 1 dan
2.Tangga dimodelkan sebagai pelat lantai yang menghubungkan balok antar lantai. Pertama,
gambarkan balok yang akan menumpu pelat tangga.Untuk menggambar balok klik pada toolbar Draw
– Draw Line Object – Draw Lines.
Sebelum memasukkan nilai beban pada struktur, beban-beban yang akan di-input perlu didefinisikan
terlebih dahulu. Klik Define – Load Patterns
Kemudian untuk kebutuhan reaksi perletakan perlu dibuat juga kombinasi pembebanan.Klik Define –
Load Combination – Add New Combo. Input kelima kombinasi dibawah pada windows.
1. 1.4 DL + 1.4 SIDL
2. 1.2 DL + 1.2 SIDL + 1.6 LL
3. Kombinasi Envelope dari ketiga kombinasi diatas.
Tujuan dari Run Analysis ini yaitu mengetahui nilai reaksi perletakan pada struktur atap, yang
kemudian akan di input sebagai beban kepada pemodelan rumah. Klik Run Analysis atau F5 pada
keyboard. Windows berikut akan ditampilkan, kemudian pilih Run Now.
Setelah program selesai menganalisis, tampilkan nilai reaksi perletakan.Dapat berupa gambar atau
tabel.Untuk melihat nilai, posisi dan arah reaksi perletakan Klik Display – Show Forces/Stresses –
Joints.
Langkah awal adalah dengan membuat Load Case untuk setiap beban yang akan diberikan. Klik pada
toolbar Define – Static Load Case.Buatlah Load Case seperti gambar dibawah.
• Beban Hidup
Beban hidup diberikan pada pelat lantai dan dak beton, pada pelat lantai diberikan sebesar 250
Draft Tutorial Tugas Struktur Beton Bertulang 59
kg/m2 dan pada dak beton sebesar 100 kg/m2. Pilih pelat lantai yang akan diberikan beban
kemudian pada toolbar klik Assign – Shell/Area Loads – Uniform.
Setelah kedua kombinasi dibuat, kemudian dibuat kombinasi Envelope dengan type ENVE.
Setelah pemodelan dan pembebanan maka dilakukan run analisis untuk mengetahui gaya dalam dan
besar deformasi dari struktur menurut beban yang bekerja. Sebelum di run dilakukan Check Model klik
pada toolbar Analysis – Check Modelcentang semuanya. Dan diharapkan tidak ada warning message.
Setelah tidak ada warning run dapat dilakukan dengan klik pada toolbar Analysis – Run Analysis.
Setelah melakukan run analysis maka hasil yang didapatkan adalah gaya dalam struktur (kolom, balok
dan pelat lantai), besar peralihan dan bentuk terdeformasi, dan reaksi perletakan.
Pilihlah kombinasi beban yang diinginkan dan component momen, geser atau aksial.
Lalu OK.
Pilihlah kombinasi beban yang diinginkan dan component momen, geser atau aksial.
Lalu OK.
Lalu untuk melihat detail besar peralihan, klik kanan pada salah satu titik
Untuk melihat besar reaksi perletakan yang terjadi klik pada toolbar Display – Show Member
Forces/Stress Diagram – Support/Spring Reactions.
Setelah selesai melakukan analisis, maka dari gaya dalam struktur tersebut penulangan elemen struktur
dapat dilakukan.
Akan diambil satu contoh balok yang akan ditulangi. Balok yang dilingkari adalah balok yang akan
diambil sebagai contoh.
Pu := 27.68kN (Axial)
Vu := 30.96kN (Shear)
check1 = "Ok"
Ln := L − b = 4.25 m
check2 = "Ok"
ratio b/d of the beam section should not be less than 0.3
b
= 0.5
d
b
check 3 := "Ok" if > 0.3
d
"not Ok" otherwise
check 3 = "Ok"
j := 0.85 ϕ := 0.9
Required steel reinforcement area, As
Munegative 2
As := = 271.116⋅ mm
ϕ⋅ fylong⋅ j ⋅ de
2 2
As1 := n 1 ⋅ 0.25⋅ π⋅ d 1 = 398.197⋅ mm
2 2
As2 := n 2 ⋅ 0.25⋅ π⋅ d 2 = 265.465⋅ mm
2
Astotal.1 := As1 + As2 = 663.661⋅ mm
( dlayer1 + dlayer2)
d actual.1 := = 240 ⋅ mm
2
d actual.1 2
As := 1.4MPa⋅ b ⋅ = 126 ⋅ mm
fylong
0.85⋅ fc'⋅ β
⋅ = 0.027
600MPa
ρb :=
fylong
600MPa + fylong
reinforcement ratio limit refer to SNI 23.3.2 is 0.75. ρb
check5.1.4 = "Ok"
j := 0.85 ϕ := 0.9
Required steel reinforcement area, As
Mupositive 2
As := = 146.933⋅ mm
ϕ⋅ fylong⋅ j ⋅ de
2 2
As1 := n 1 ⋅ 0.25⋅ π⋅ d1 = 265.465⋅ mm
2 2
As2 := n 2 ⋅ 0.25⋅ π⋅ d2 = 398.197⋅ mm
2
Astotal.2 := As1 + As2 = 663.661⋅ mm
dlayer1 = 0.26 m
dlayer2 = 0.22 m
( dlayer1 + dlayer2)
dactual.2 := = 240 ⋅ mm
2
1 d actual.2 2
Asmin := 0.25MPa⋅ fc'⋅ b⋅ = 112.5 ⋅ mm
0.5 fylong
1MPa
and should not be less than
dactual.2 2
As := 1.4MPa⋅ b ⋅ = 126 ⋅ mm
fylong
Astotal.2 β := 0.85
ρ := = 0.015
b⋅ d
0.85⋅ fc'⋅ β
⋅ = 0.027
600MPa
ρb :=
fylong
600MPa + fylong
reinforcement ratio limit refer to SNI 23.3.2 is 0.75. ρb
Mupositive = 11.69⋅ kN ⋅ m
Munegative = 21.57 ⋅ kN ⋅ m
( )
2
Asdemand := 0.25⋅ max Astotal.2, Astotal.1 = 165.915⋅ mm
check 6 = "Ok"
apr positive :=
(
1.25⋅ Asused.positive⋅ fylong )
= 104.104⋅ mm
0.85⋅ fc'⋅ b
( )
Mpr left := 1.25⋅ Asused.positive⋅ fylong⋅ dactual.1 − 0.5⋅ apr positive = 62.367 ⋅ kN ⋅ m
8. Shear Force
Vg := Vu = 30.96⋅ kN
Ln := L − bc = 4.25 m
( Mpr left + Mpr right )
Vsway := = 29.349 ⋅ kN
Ln
Vu := Vg + Vsway = 60.309 ⋅ kN
9 Stirrups Design
Vu ϕ := 0.75
Vs := − Vc = 42.912 ⋅ kN
ϕ
The maximum value of Vs should be
2 0.5
Vsmax := ⋅ fc'b ⋅ d⋅ 1 MPa = 150 ⋅ kN
3
a. Demand Spacing
d
s := Av⋅ fytrans⋅ = 263.555⋅ mm
Vs
check9.3.a = "Ok"
b. Check Vs
d
Vsused := Av⋅ fytrans⋅ = 113.097⋅ kN
sused
check9.3.b = "Ok"
h := d = 0.3 m
2 ⋅ h = 600 ⋅ mm
Sused := 100mm
so in the range out side 2 h, shear reinforcement is set with spacing 150 mm
Akan diambil satu contoh kolom yang akan ditulangi. Kolom yang ditandai dengan garis hitam putus-
putus pada gambar dibawah adalah kolom yang akan diambil sebagai contoh.
M1 = -19.96 kNm
M2 = 7.45 kNm
PLL = 6.07 kN
PDL+SIDL = 104.9 kN
M 1 := −19.96 kN ⋅ m
M 2 := 7.45kN ⋅ m
Slenderness of Column
M1 k⋅ lu
x := 34 − 12⋅ = 66.15 y := = 24.473
M2 r
Dari hasil perhitungan diatas dinyatakan bahwa kolom tersebut bukan kolom langsing, maka dari itu
tidak diperlukan faktor pembesaran momen. Besar gaya dalam dari program langsung dapat digunakan
untuk penulangan.
Φ +, 0.9 x 135.592 x 10^3
= = 2.0.34
bh 150 x 400
Φ M 0.9 x 19.96 x 10^6
= = 0.748
bℎ 150 x 400
1 2 2
Atul := ⋅ π⋅ d tul = 201.062 mm
4
As
n := = 2.984
Atul
Dipakai 4D16.
Akan diambil satu contoh pelat yang akan ditulangi. Pelat yang ditandai dengan garis hitam putus-
putus pada gambar dibawah adalah pelat yang akan diambil sebagai contoh.
Besar momen dapat dilihat dengan mengklik kanan pada pelat tersebut atau dapat dilihat dari warna
kontur seperti yang ditandai garis merah putus-putus pada gambar diatas.
Moment (kN.m/m)
Mx+ : 9.6 y
Mx- : 21.6 Ly
My+ : 6.6 0 x
My-
Mmin :: 22
0.01
Lx
Safety Factor, Ф : 0.8
Effective height of slab :
d = h - cover = 120 mm - 20 mm
= 100 mm
D10 - 200
y
x
(1/4)Lx Lx (1/4)Lx
D10 - 100
Ly
D10 - 200 D10 - 200
(1/4)Ly
y
D10 - 100
x
[1] ACI. Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI 318M-11) and
Commemtary. Farmington Hills, MI, 2011.
[2] Portland Cement Association. Notes on ACI-318-11 Building Code Requirements for
Reinforced Concrete with Design Applications. Skokie, IL, 2013.
[3] M. Nadim Hassoun and Akthem Al-Manaseer.Structural concrete: theory and design.
John Wiley & Sons, Inc., 4th edition, 2008.
[4] James G. MacGregor. Reinforced Concrete.Mechanics and Design. Prentice Hall
International, fourth edition, 2005.
[5] PU, Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987, Yayasan
Badan penerbit PU, 1987