Anda di halaman 1dari 9

TAMBANG BATUBARA ORANJE NASSAU, KALIMANTAN SELATAN,

DALAM PANDANGAN ARKEOLOGI INDUSTRI

TEKNIK TEROWONGAN HTKB 729

Disusun Oleh :

Nama : M. Arif Satrio Agung

Nim : 1610813210011

Dosen Pengajar :

Eko Santoso, S.T.,M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2019
Sumber : Article “AMERTA, Journal of Archeological Research and Development)
Vol. 33, No. 2, Desember 2105

Abstrak. Dalam tulisan ini dikemukakan tinggalan arkeologi dari situs tambang
batubara tertua di Indonesia, yakni tambang batubara Oranje Nassau. Lokasi
situs berada di Desa Pengaron, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar,
Provinsi Kalimantan Selatan. Kronologi situs berasal dari tahun 1849 abad ke-
19. Oranje Nassau merupakan tambang batubara yang diusahakan oleh
pemerintah Hindia Belanda. Ketika didirikan, lokasi tambang itu menempati
wilayah milik Kesultanan Banjarmasin. Metode yang digunakan adalah
deskriptif, historis, dan analisis kontekstual. Hasil yang telah diperoleh yakni
teridentifikasinya peninggalan-peninggalan tambang batubara kuno berasal dari
masa Hindia Belanda. Peninggalan-peninggalan tersebut merupakan fasilitas
kegiatan penambangan batubara seperti bangunan monumental untuk
menempatkan mesin, sumur lubang galian batubara, lorong, terowongan, lantai
dibuat dari bahan bata, dan roda besi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa tambang batubara merupakan teknologi yang berasal dari luar, atau
teknologi yang diimpor dari Eropa, bukan asli Indonesia.
Kalimantan merupakan daerah yang memiliki cadangan batubara terbesar.
Lokasi-lokasi cadangan batubara di Kalimantan terdapat di Kaliman Selatan dan
Kalimantan Timur, seperti: Kutai, Pulau Laut, Pengaron, Martapura, dan Mandai.
Mengingat potensi cadangan batubara yang besar, maka pantaslah jika di
Kalimantan didirikan tambang-tambang batubara. Pelaku usaha tambang batubara
adalah pemerintah Hindia Belanda dan perusahaan swasta. Perusahaan tambang
batubara swasta diantaranya adalah Royal Packet Company di Parapattan,
Samarinda, Kalimantan Timur. Masa puncak kejayaan tambang batubara masa
Hindia Belanda (sekarang Indonesia) adalah sebelum Perang Dunia II (tahun
1939—1945). Produksi batubara dari Hindia Belanda pada tahun 1938—1940
mencapai lebih dari dua juta ton per tahun, sebagian dari produksi batubara
tersebut diekspor ke Penang, Thailand, Indo Cina, Hongkong, Cina, dan
Philiphina.
Lokasi tambang batubara Oranje Nassau berada di Desa Pengaron,
Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Jarak situs
dari Kota Martapura, ibukota KabupatenBanjar, sekitar 50 km. Tercatat sebagai
tambang batubara tertua di Indonesia, milik pemerintah Hindia Belanda,

M. Arif Satrio Agung|1610813210011 2


Sumber : Article “AMERTA, Journal of Archeological Research and Development)
Vol. 33, No. 2, Desember 2105

didirikan di atas tanah milik Kesultanan Banjarmasin. Tambang batubara Oranje


Nassau itu diresmikan penggunaannya pada tahun 1849 oleh Gubernur Jenderal
JJ. Rochussen pada tanggal 28 September 1849. Pengaron sebagai lokasi tambang
batubara Oranje Nassau termasuk Distrik Riam Kiwa.
Luas Situs Tambang Batubara Oranje Nassau sekitar 169,6 m.2 (Tim
Penelitian Balai Arkelogi Banjarmasin 2012:29). Bentang alam situs tambang
batubara Oranje Nassau berupa daerah perbukitan, merupakan bagian dari
Gunung Pagaran, diapit oleh dua buah sungai yakni Sungai Riam Kiwa berada di
sebelah utara dan Sungai Maniapon Kecil berada di sebelah selatan situs. Posisi
sungai lebih rendah atau berada di bawah situs.

M. Arif Satrio Agung|1610813210011 3


Sumber : Article “AMERTA, Journal of Archeological Research and Development)
Vol. 33, No. 2, Desember 2105

Lokasi Situs Tambang Batubara Oranje Nassau, Pengaron, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan.

Kompleks pertambangan batubara Oranje Nassau oleh penduduk di


sekitar situs dinamakan dengan “Sumur Putaran” (Tim Penelitian Balai Arkeologi
Banjarmasin 2012: 29). Pemberian nama tersebut diilhami oleh terdapatnya
lubang sumur dan benda bentuk melingkar yang dapat berputar. Penelitian di Situs
Oranje Nassau telah mengidentifikasi tinggalan-tinggalan arkeologi yang terdapat
pada kompleks pertambangan batubara. Jejak-jejak aktivitas tambang batubara
yang masih ditemukan pada kompleks tersebut meliputi bangunan air berupa
sumur bekas lubang galian batubara, bangunan monumental untuk menempatkan
mesin, lorong, terowongan, lantai

M. Arif Satrio Agung|1610813210011 4


Sumber : Article “AMERTA, Journal of Archeological Research and Development)
Vol. 33, No. 2, Desember 2105

Sketsa Komplek Pertambangan Batubara, Oranje Nassau, Banjar, Kalimantan Selatan

Keterangan:
1.Sumur lubang galian batubara
2.Bangunan tempat kedudukan mesin
3.Lorong lori pengangkut batubara
4.Lantai
5.Sungai Riam Kiwa
6.Sungai Maniapun Kecil

M. Arif Satrio Agung|1610813210011 5


Sumber : Article “AMERTA, Journal of Archeological Research and Development)
Vol. 33, No. 2, Desember 2105

1. Sumur
Sumur yang terdapat pada Situs Oranje Nassau diwujudkan dua buah
lubang galian berderet berdenah persegi berukuran sekitar 2 x 2 m. Dua buah
sumur tersebut digali menurun ke dalam tanah, keempat dinding lubang sumur
dibuat dari susunan bata tidak berlepa, permukaan sumur tidak beratap (terbuka).
Sumur di dalam aktivitas penambangan batubara merupakan fasilitas yang
penting. Sumur terkait dengan tempat menggali tanah untuk mendapatkan
batubara yang terpendam di dalam tanah. Menggali tanah, mengangkatnya, dan
membersihkan dari campuran tanah dan lumpur merupakan pekerjaan utama
dalam proses penambangan batubara.
Kedalaman sumur dan ukuran lubang galian belum diketahui secara pasti
karena keletakannya yang berada di bawah menyulitkan proses pengukuran secara
rinci. Namun lubang tersebut memperlihatkan hampir setinggi orang dewasa
yakni penggali batubara. Fungsi sumur dan lorong sebagai lubang galian batubara
sangat dimungkinkan, karena lubang tersebut dapat dimasuki oleh manusia yang
menggali batubara.

Sumur dan pintu masuk lorong (terowongan)

2. Bangunan
Kompleks tambang batubara Oranje Nassau dilengkapi dengan bangunan,
satu-satunya bangunan yang masih tersisa adalah rumah mesin. Keletakan
bangunan itu beredekatan dengan sumur berjarak 2 m. di sebelah utara sumur.
Secara keseluruhan bangunan ini berdenah persegi panjang berukuran 2 x 6 m.

M. Arif Satrio Agung|1610813210011 6


Sumber : Article “AMERTA, Journal of Archeological Research and Development)
Vol. 33, No. 2, Desember 2105

Permanen, kokoh, memiliki pondasi terlihat di atas permukaan tanah, dinding


bangunan dibuat dari bata berlepa, menjulang ke atas menyerupai menara tinggi
mencapai 11,2 m., memiliki sebuah ruangan sempit 3 m2., tidak memiliki atap.
(Tim Penelitian Balai Arkeologi Banjarmasin 2012: 29).

Bangunan monumental pada Situs Tambang Batubara Oranje Nassau.

Tanda goresan lingkaran pada ruangan, pada bagian dalam bangunan

M. Arif Satrio Agung|1610813210011 7


Sumber : Article “AMERTA, Journal of Archeological Research and Development)
Vol. 33, No. 2, Desember 2105

3. Lorong Permukaan Tanah

Lorong terbuka

Mengamati ciri-ciri tersebut, kiranya lorong kedua dapat ditafsirkan


sebagai n lorong yang dapat dilalui oleh lori pengangkut batubara. Dugaan adanya
lori pengangkut batubara, didukung oleh temuan lainnya yakni dua buah roda
besi. Kedua roda besi berukuran diameter 25 cm., tebal roda 9 cm., lubang as
roda 3,5 cm., berat satu buah roda 5,5 kg., memiliki 4 buah jari-jari. (Tim
Penelitian b 2012:45--47).

Roda besi temuan

4. Lantai
Penelitian pada tambang batubara Oranje Nassau menemukan lantai
dibuat dari bata berupa berupa hamparan lantai tersendiri yang terpisah dengan
sumur, bangunan, dan lorong kedua. Sayangnya fungsi lantai kurang dalam

M. Arif Satrio Agung|1610813210011 8


Sumber : Article “AMERTA, Journal of Archeological Research and Development)
Vol. 33, No. 2, Desember 2105

aktivitas tambang batubara belum diketahui secara pasti. Berdasarkan ciri-ciri


tersebut hamparan lantai bata ditafsirkan sebagai tempat untuk meletakkan alat-
alat berat atau bengkel perbaikan alat-alat tambang.

Bata berinskripsi pada lantai

5. Penutup
Situs Oranje Nassau merupakan situs tambang batubara tertua di
Indonesia. Penting artinya karena sebagai bukti awal pengenalan teknologi
tambang batubara di Indonesia abad ke-19. Data arkeologi yang diperoleh dari
hasil penelitian pada Situs Tambang Batubara Oranje Nassau bersifat
fragmentaris, sepenggal-sepenggal yakni sumur, lorong, bangunan, dan lantai.
Secara keseluruhan tinggalan arkeologi di situs Oranje nassau kurang diketahui
fungsinya namun demikian melalui identifikasi dan analisis kontekstual antar
tinggalan arkeologi, diperoleh gambaran fungsinya dan hubungan antar data satu
dengan data lainnya. Lubang-lubang sumur dan lorong atau terowongan pada situs
tersebut merupakan petunjuk cara yang digunakan pada tambang Oranje Nassau,
yakni penambangan dalam atau tertutup dengan cara membuat lubang galian
menurun ke dalam tanah.
Situs Oranje Nassau beserta peninggalan-peninggalannya adalah contoh
sebuah situs yang dapat dikategorikan situs Arkeologi Industri di Indonesia.
Objek-objek pengamatan pada Situs Oranje Nassau yakni bangunan, bagian dari
bangunan, lubang galian batubara, memberikan gambaran karakteristik situs
Oranje Nassau sebagai situs industri. Pertambangan batubara di Indonesia
merupakan teknologi yang diimpor dari luar Indonesia yakni Inggris.

M. Arif Satrio Agung|1610813210011 9

Anda mungkin juga menyukai