Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bologi sel dulu dinamakan sitologi yaitu cabang biologi yang baru
diakui sebagai disiplin ilmu sejak akhir abad 19, walaupun sebenarnya
penelitian – penelitian tentang hal ini telah dilakukan orang beberapa abad
sebelumnya. Tahun 1965, Robert Hooke melakukan pengamatan dengan
menggunakan lensa pembesar pada sepotong gabus dan mendapatkan
bagian- bagian seperti rongga kosong sehingga disimpulkan bahwa gabus
merupakan bangunan yang berlubang – lubang kecil. Rongga kosong ini
kemudian disebut sel yang berasal dari cellakosong yang dibatasi dinding.
Tahun 1974, Anthony Van Leeuwenhoek dengan menggunakan
mikroskop yang sederhana, ia melihat adanya bangunan ditengah sel yang
sekarang dikenal sebagai inti sel. Pada tahun 1829, Hertwig mengajukan
suatu teori yang disebut teori protoplasma yang menyatakan bahwa sel
merupakan kumpulan substansi hidup yang disebut protoplasma yang
didalamnya mengandung nucleus dan bagian luarnya dibatasi dengan
dinding sel. Maka dari itu kami akan membahas materi tentang pengertian
biologi sel, bagian – bagian sel, dan pertumbuhan serta pembelahan sel pada
manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, maka terdapat beberapa rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari biologi sel ?
2. Apa saja bagian – bagian sel pada manusia ?
3. Bagaimanakah pertumbuhan dan pembelahan sel pada manusia ?
4. Apakah itu sel leukosit dan eritrosit ?
5. Apa saja penerapan biologi sel dalam bidang keperawatan?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka terdapat tujuannya sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari biologi sel.
2. Untuk mengetahui bagian – bagian sel pada manusia.
3. Untuk mengetahui pertumbuhan dan pembelahan sel pada manusia.
4. Untuk mengetahui sel leukosit dan eritrosit.
5. Untuk mengetahui penerapan biologi sel dalam bidang keperawatan.

1.4 Manfaat Penulisan


Berdasarkan tujuan diatas, maka terdapat manfaatnya sebagai berikut :
1. Agar dapat memahami pengertian dari biologi sel.
2. Agar dapat memahami bagian – bagian sel pada manusia.
3. Agar dapat memahami pertumbuhan dan pembelahan sel pada manusia.
4. Agar dapat memahami sel leukosit dan sel eritrosit.
5. Agar dapat memahami penerapan biologi sel dalam bidang
keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biologi Sel


Biologi sel merupakan salah satu pokok bahasan dalam biologi yang berarti
bahwa biologi sel merupakan ilmu dasar untuk mempelajari ilmu kesehatan.
Biologi sel adalah cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari mengenai sel.

2.2 Bagian – Bagian Sel Pada Manusia

Sel Manusia

1. Membran plasma
Membran sel adalah lapisan pembatas bagian dalam sel dengan lingkungan
luarnya. Membran sel eukariotik terdiri dari lapisan lipid rangkap dua yang
lebih dikenal sebagai lipid bilayer. Lipid penyusun membran sel sendiri
terbagi menjadi 3 jenis, yaitu glikolipid (mengandung karbohidrat), sterol
(mengandung alkohol) juga fosfolipid (mengandung fosfat). Fosfolipid

3
merupakan bagian terbesar penyusun membran, memiliki dua bagian, yaitu
kepala dan ekor. Bagian kepala disebut (polar head), merupakan bagian
yang memiliki kecenderungan untuk bercampur dengan, larut dalam, atau
dibasahi oleh air (hidrofilik). Sedangkan bagian ekor (nonpolar tail)
merupakan bagian yang menolak, cenderung untuk tidak bercampur
dengan, atau tidak mampu larut dalam air (hidrofobik). Selain lipid,
membran plasma juga tersusun oleh protein berjenis glikoprotein. Protein
ini kemudian membentuk dua lapisan yaitu lapisan protein perifer dan
lapisan protein integral.
Sifat-sifat khas membran plasma adalah sebagai berikut :
a. Makromolekul tidak dapat melewati membran plasma sehingga
sitoplasma yang sebagian besar berupa protein tetap terkurung oleh
membran plasma.
b. Membran plasma sebagai pelindung sel mampu menjaga keseimbangan
elektrolit.
c. Membran plasma mempunyai kemampuan mengadakan transportasi
aktif.
d. Membran plasma mampu melaksanakan transportasi air.
e. Zat-zat yang larut dalam lipid dapat pula melewati membran plasma. Hal
ini sesuai dengan teori Globular.
f. Membran sel mampu mengadakan invaginasi seperti proses fagositosis
dan pinositosis. Hal ini pula yang mendukung dimasukannya membran
plasma dalam kelompok organel dari sel.
Pada dasarnya suatu bahan dapat masuk ke dalam sel maupun ke luar dari
dalam sel dengan menggunakan proses tertentu. Proses-proses yang terjadi
pada hal ini terdapat 4 macam proses utama yaitu :
 Transportasi pasif merupakan suatu proses pengangkutan yang tidak
membutuhkan energi dimana prosesnya terjadi secara spontan. Molekul
menuruni gradient konsentrasi dan molekul yang dapat masuk biasanya
bersifat non-polar. Contoh dari transportasi pasif adalah difusi dan
osmosis. Difusi adalah suatu proses lewatnya bahan-bahan tertentu lewat
suatu membran plasma sebagai akibat dari konsentrasi yang berbeda.

4
Osmosis adalah lewat zat pelarut melalui membran sebagai akibat
perbedaan tekanan osmosis.
 Transportasi aktif merupakan proses pengangkutan molekul melawan
gradient konsentrasi sehingga membutuhkan energi untuk melakukan
prosesnya. Proses ini membutuhkan protein pembawa. Di dalam
transportasi aktif terdapat endositosis. Endositosis adalah proses
pemasukan suatu bahan dari luar sel ke dalam sel dengan cara melingkupi
bahan tersebut dengan membran plasma. Endositosis dibagi menjadi dua
macam yaitu fagositosis untuk benda padat dan pinositosis untuk benda
cair.
2. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan yang berada dalam sel selain nukleoplasma
(plasma inti). Cairannya disebut sitosol, padatannya berupa organel-
organel. Sitosol tersusun dari air, protein, asam amino, vitamin, nukleotida,
asam lemak, gula, dan ion-ion. Sitosol disebut juga sebagai matriks
sitoplasma. Padatan sitoplasma terdiri atas organel-organel, yaitu ribosom,
mitokondria, dan kompleks Golgi. Padatan sitoplasma mempunyai sifat
fisik yang berubah-ubah karena mengandung protein, dapat berupa fase sol
(cair) dan fase gel (padat) yang tergantung kondisi sel.Fungsi sitoplasma
adalah sebagai berikut.
 Tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting bagi
metabolisme sel (enzim-enzim, ion-ion, gula, lemak, dan protein).
 Tempat terjadinya pembongkaran dan penyusunan zat-zat melalui
reaksi-reaksi kimia. Contoh: pembentukan energi, sintesis asam lemak,
asam amino, protein, dan nukleotida.
3. Organel-organel sel
Organel sebagai substansi hidup dalam sitoplasma mempunyai fungsi
sendiri-sendiri yang berkaitan dengan metabolisme sel, organel dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu :
 Organel yang aktif dalam metabolisme sel :
a. Ribosom

5
Ribosom merupakan bagian terkecil dari sel yang bertugas dalam
melakukan proses sintesis protein. Penyusun utama ribosom adalah
protein dan RNA. Ribosom dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Ribosom terikat adalah ribosom yang melekat pada bagian sisi
luar retikulum endoplasma kasar.
2. Ribosom bebas adalah ribosom yang terletak bebas di dalam
sitoplasma atau cairan sel.
b. Mitokondria
Mitokondria berperan untuk respirasi sel yang akan menghasilkan
energi (ATP). Secara umum, mitokondria berbentuk butiran /
benang dan bersifat plastis (mudah berubah). Mitokondria
berkembang biak dengan membelah diri dari mitokondria
sebelumnya seperti pembelahan diri pada bakteri. Mitokondria
memiliki dua membran, yaitu membran luar dan membran dalam.
Membran dalam berbentuk lipatan-lipatan yang disebut kristae. Di
dalam mitokondria terdapat ruangan-ruangan yang disebut matriks.
Sedangkan membran luar terdiri dari protein dan lipid. Selain
sebagai tempat respirasi, mitokondria juga memiliki DNA sendiri
untuk mengkode sintesis protein spesifik. Mitokondria juga
memiliki fungsi mengoksidasi makanan (C6H12O6 + O2 —> CO2 +
H2O dan energi), dehidrogenerasi, serta transfer elektron.
 Reaksi respirasi yang terjadi:
 Reaksi dekarboksilasi oksidatif,
 Siklus Krebs
 Transfer elektron.
c. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan sistem membran yang sangat
luas di dalam sel. Retikulum endoplasma di bawah mikroskop
elektron, tampak seperti rongga atau tabung pipih yang saling
berhubungan dan menutupi sebagian besar sitoplasma. Membran-
membran ini mempunyai struktur lipid protein yang sama dengan
membran lain dalam sel tersebut. Setiap membran pada retikulum

6
endoplasma memiliki satu permukaan yang menghadap sitosol dan
yang lain menghadap bagian dalam rongga tersebut. Retikulum
endoplasma (RE) dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu retikulum
endoplasma kasar (RE granular) yang banyak mengikat ribosom dan
retikulum endoplasma halus (RE agranular) yang hanya terdiri atas
membran saja. Kedua macam Retikulum endoplasma ini, dapat
ditemukan di dalam satu sel yang sama. RE agranular mempunyai
peranan dalam proses sekresi sel dan sintesis lemak, fosfolipid dan
steroid. Sedangkan, RE granular berfungsi sebagai tempat sintesis
protein. Di samping itu, retikulum endoplasma juga berfungsi
sebagai sistem transpor substrat dan hasil-hasil dari sitoplasma ke
luar sel dan ke nucleus. Fungsi lain retikulum endoplasma:
 Menampung protein yang dihasilkan oleh ribosom untuk
disalurkan pada kompleks Golgi dan berakhir pada sel.
 Menetralkan racun (detoksifikasi) – RE dalam sel hati.
d. Aparatus Golgi atau Badan Golgi
Badan golgi terdapat di dalam semua sel, kecuali sperma dewasa dan
sel darah merah. Badan golgi terdiri atas anyaman saluran yang tidak
teratur yang tampak seperti susunan membran yang sejajar tanpa
granula. Bagian-bagian tertentu saluran ini dapat membesar
membentuk suatu kantung atau vesikula yang berisi zat. Badan golgi
amat penting dalam sel-sel yang secara aktif terlibat dalam sekresi.
Badan golgi digunakan sebagai tempat penimbunan sementara
protein dan zat-zat lain yang dibuat dalam retikulum endoplasma.
Zatzat ini dalam badan golgi dibungkus kembali dalam kantung-
kantung besar (vesikula). kemudian vesikula tersebut bergerak ke
permukaan sel (membran plasma), lalu membran vesikula membuka
dan mengeluarkan isinya ke luar sel. Badan golgi juga merupakan
tempat sintesis polisakarida, misalnya pada mukus. Selulosa yang
disekresikan oleh sel tumbuhan untuk membentuk dinding sel,
disintesis pada badan golgi.
e. Lisosom

7
Lisosom adalah struktur yang agak bulat dan dibatasi oleh membran
tunggal. Diameternya sekitar 1,5 µm. Lisosom dihasilkan oleh
badan golgi yang penuh dengan protein. Lisosom mengandung
berbagai macam enzim yang mampu melakukan hidrolisis
makromolekul-makromolekul, seperti polisakarida, lipid, fosfolipid,
asam nukleat, dan protein di dalam sel. Enzim-enzim hidrolitik ini
terkurung di dalam lisosom sehingga menghalangi mencerna
komponen-komponen dalam sel. Jika enzim-enzim hidrolitik ini
merembes keluar dari lisosom, maka isi sel dapat terhidrolisis. Oleh
karena itu, lisosom dinamakan kantung pembunuh diri. Apabila
bahan di dalam sel harus dicerna, mula-mula bahan tersebut
digabungkan dengan lisosom, kemudian dihidrolisis. Bahan-bahan
tersebut adalah struktur subseluler lain, misalnya mitokondria yang
telah berhenti berfungsi, partikel-partikel makanan, atau bakteri
yang merugikan. Lisosom juga berperan penting untuk
menghancurkan selsel yang tidak berfungsi lagi. Bila sel luka atau
mati, lisosomnya membantu dalam menghancurkannya. Misalnya,
ekor kecebong yang secara bertahap dihancurkan oleh lisosom.
 Organel yang tidak aktif dalam metabolism sel
a. Sentriol
Organel ini merupakan organel yang tidak ikut aktif dalam
metabolism sel tetapi memegang peran penting dalm pembelahan
sel. Setiap sel mempunyai pasangan sentriol yang terdapat di dekat
membran inti sel dan berbentuk silinder dengan diameter 200nm dan
panjanng 400 nm. Pasangan sentriol ini terdapat dalam satu kesatuan
dan akan mengadakan replikasi pada waktu sel akan membelah
kemudian masing-masing sentriol akan menuju ke kutub
pembelahan. Sentriol ini masing-masing akan diikuti oleh bagian-
bagian inti atau kromosom yang kemudian akan membentuk inti
yang baru bejumlah 2 buah.
b. Mikrotubuli

8
Mikrotubulus pada gelendong sel berupa benang-benang spindel
yang menghubungkan dua kutub sel pada waktu pembelahan. Selain
itu berguna pula untuk menyusun sentriol, flagel, dan silia. Secara
umum dapat disimpulkan bahwa mikrotubulus berguna pada
pergerakan sel.
c. Fibril
Organel ini berbentuk seperti benang dengan ukuran bermacam-
macam tergntung jenis dan fungsi sel. Di dalam sel otot dijumpai
fibril yang disebut moikrofibril yang mempunyai kemampuan untuk
mengubah panjangnya sehingga sel otot mampu berkontraksi.
Dalam sel saraf terdapat neurofibril yaitu benang fibril yang
berfungsi untuk menghantar rangsang dari satu bagian sel ke sel
lainnya. Di dalam sel-sel lainnya dijumpai juga fibril yang umumnya
membantu mikrotubuli dalam menjalankan fungsinya.

d. Mikrobodi
Organel ini berbentuk bulat dengan diameter 0,5 milimikron. Seperti
organel lainnya, mikrobodi juga memiliki membran yang di
dalamnya mengandung enzim-enzim dan peroksida sehingga
dinamakan peroksisom. Mikrobodi banyak ditemukan dalam sel
tubuli ginjal bagian proksimal dan juga sel dalam hati.

4. Inti Sel (Nukleus)

Inti sel atau nukleus adalah bagian sel yang mempunyai fungsi utama untuk
mengadakan kontrol terhadap aktivitas sel. Dari hasil penelitian para ahli
menyatakan bahwa ukuran dan bentuk sel dapat berubah-ubah tetapi inti sel
tetap stabil. Bagia-bagian intisel adalah sebagai berikut.

a. Membran inti
Membran inti dapat dilihat menggunakan mikroskop cahaya yaitu
berupa garis hitam tipis. Di dalam membran inti menempel butir-butir
kromatin.

9
b. Anak Inti atau Nukleous
Anak initi dapat dilihat menggunakan mikroskop cahaya dan akan
tampak sebagai bangunan basofil yang mempunyai ukuran lebih besar
dari butir-butir kromatin. Dalam satu inti sel sering dijumpai lebih dari
satu anak inti dan anak inti tersebut menempel pada membran inti.
Fungsi dari anak inti adalah sebagai tempat sintesis RNA.
c. Kromatin
Kromatin adalah butir-butir atau basofil yang berwarna gelap dengan
penyebarannya di dalam sel tidak merata.

2.3 Pertumbuhan dan Pembelahan Sel


2.3.1 Pertumbuhan Sel
1. Tahap G atau first gap phase
Tahap ini dimulai dari sel muda yang baru saja membelah.
Pada kebanaykan sel, tahap ini membutuhkan waktu antara 3-4jam,
tetapi ada juga kebanyakan jenis sel yang membutuhkan beberapa
hari sampai beberapa bulan atau beberapa tahun. Perbedaan waktu
pada tahap inlah yang menyebabkan perbedaan waktu siklus antara
sel antara yang satu dengan sel lainnya. Pada tahap ini akan terjadi
sintesis RNA yang kemudian diikuti oleh sintesis protein sehingga
sitoplasma akan bertambah banyak dan sel akan bertumbuh.
Sintesisi RNA mula-mula terjadi dalam inti sel dimana
molekul RNA terbentuk berdasarkan model molekul DNA yang ada
dalam inti sel sehingga sifat-sifat RNA juga akan spesifik sesuai
dengan spesies makhluk hidup dan dengan demikian, protein yang
akan disintesis oleh RNA juga bersifat spesifik. Dengan kata lain,
DNA mengontrol sintesis RNA yang berarti juga memberi
pengarahan dalam proses sintesis protein dalam sel, sehingga sel
akan bertumbuh sesuai dengan sifat-sifat sel induknya
2. Tahap S atau synthetic phase
Pada tahap ini terjadi proses sintsis DNA yang pada umumnya
berlangsung selama 7-8 jam. Tetapi sebenarnya dalam tahap ini

10
RNA masih tetap berjalan terus walaupun tidak dominan. Dalam
tahap ini molekul-molekul DNA akan terbentuk melalui proses
replikasi dari molekul DNA yang sudah ada. Disamping itu, pada
tahap ini terjadi pembentukan molekul histon yang merupakan
protein dasar dari kromosom.
3. Tahap G2 artau second gap phase
Tahap ini merupakan tahap akhir dari pertumbuhan sel yang
kemudian akan disusul dengan pembelahan sel. Tahap ini umumnya
hanya berlangsung sekitar 2-5 jam dan dalam tahap ini masih juga
terjadi sintesis RNA. Dari hasil penelitian dikatakan bahwa sintesis
RNA akan mulai mengurang pada tahap ini dan akan berhenti pada
saat pembelahan sel dimulai. Dari uraian diatas jelas bahwa sintesis
DNA hanya terjadi dalam waktu singkat yaitu dalam Tahap S
sedangkan sintesis RNA berlangsung terus sampai pada saat sel
mulai mengadakan pembelahan.

2.3.2 Pembelahan Sel


Setelah sel mengalami pertumbuhan selanjutnya sel akan
mengalami pembelahan sel. Pembelahan sel dibagi menjadi 2 proses,
yaitu Mitosis dan Meiosis. Perbedaan antara kedua jenis pembelahan ini
ialah pada jumlah kromosom yang dihasilkan setelah pembelaan sel
dimana pada mitosis jumlah kromosom sel-sel keturunannya akan sama
dengan jumlah kromosom sel induk, sedangkan pada miosis jumlah
kromosom keturunannya hanya separuh dari jumlah kromosom sel
induknya.

11
1) Pembelahan Mitosis

Semua ini terjadi setelah pertumbuhan sel berakhir atau sel


telah siap untuk membelah. Jadi sebelum tahap profase dimulai,
sebenarnya di dahului oleh tahap interfase dimana telah terjadi
perubahan-perubahan tertentu didalam sel sehingga sel siap untuk
membelah. Dalam tahap interfase ini, yaitu pada tahap S, telah
terjadi sintense DNA dan terjadi replikasi dari DNA dalam
kromosom sehingga kromosom bersifat diploid.
Dari tahap S ini pula terjadi replikasi dari sentriol yang
semula hanya satu unit kemudian menjadi sepasang atau dua unit
yang sama. Pada tahap selanjutnya tahap sentriol akan berpindah
dan masing-masing bergerak menuju ke tepi dan bertindak sebagai
kutub-kutub pembelahan sel. Jadi pada tahap G2 sel telah
mempunyai kromosom yang bersifat diploid dan mempunyai
sepasang unit sentriol atau dengan kata lain sel telah siap untuk
menggandakan atau memulai pembelahan. Pembelahan Mitosis
terjadi pada sel-sel tubuh atau sel somatik.
Pada dasarnya mitosis terjadi melalui beberapa tahap yang meliputi:
1. Profase
Pada tahap profase ini mula-mula sentriol telah mengalami
replikasi dan terletak di tengah sel/di dekat inti akan bergerak

12
menuju ke tepi diikuti oleh adanya mikrotubuli yang membentuk
bangunan radiair mengelilingi setiap sentriol sehingga tampak
seperti sinar bintangdan dinamakan aster. Sentriol dengan
asternya akan bergerak terus kepinggir sel dan sementara itu
mikrotubuli akan membentuk bangunan yang akan
menghubungkan ke dua sentriol sehingga akan tampak
bangunan yang seperti kumparan yang dinamakan spindel.
Di dalam inti sel akan terjadi pula perubahan-perubahan
yang dimulai dengan perubahan pada kromosom. Benang-
benang kromatin yang dalam tahap interfase telah membentuk
pasangan-pasangan kromatid yang mempunyai bagian yang
mengecil yang dinamakan kinetokor akan melakukan gerakan
bermutar dengan kinetokornya sebagai pusat gerakan sehingga
benang-benang ini akan memutari satu sama laindiserati dengan
pemendekan benang-benang kromatid sehingga tampak lebih
tebal. Dengan demikian maka susunan dan bentuk kromatid
akan tampak lebih jelas sebagai satu bangunan yang berupa
kromosom dengan sentromer dan lengan-lengannya. Selain itu,
dalam inti sel akan dapat dilihat bahwa nukleous akan mulai
mengecil dan menghilang. Demikian pula dinding inti sel akan
menghilang sedikit demi sedikit. Dengan demikian pada akhir
tahap profase ini akan dapat dilihat adanya perubahan
perubahan:
 Membran ini telah menghilang
 Nukleous telah menghilang
 Sentriol telah mencapai kutub-kutub pembelahan sel dengan
mempunyai aster dan spindel yang menghubungkan kedua
unit sentriol
 Benang-benang kromatid telah terlihat sebagai kromosom
yang telah mempunyai sentromer lengkap dengan lenga-
lengannya
2. Metafase

13
Pada tahap ini benang kromatid yang telah membentuk
kromosom akan menempatkan diri di bidang ekuator antara dua
buah kutub pembelahan. Pada waktu itu juga terbentuk benang-
benang penghubung anata kinetokor dengan kutub-kutub
pembelahan sel yang dinamakan choromosamal fibers Yang
nantinya bentindak seolah olah benang yang menarik kromatid
kearah kutub-kutub sel. Setelah semua kromatid tersusun dalam
bidang ekuator, kromatid ini akan mulai terpisah dari
pasangannya dan masing-masing akan dihubungkan dengan
kutub pembelahan sel pada setiap sisi. Tahap metafase ini
diakhiri dengan tertariknya bagian kinetokor ke arah kutub
pembelahan sel masing-masing sementara itu bagian lengan
kromatidnya masi melekat satu sama lain.
3. Anafase
Pada tahap ini akan terjadi pemisahan lengan-lengan
kromatid secara sempurna sehingga betul-betul terbentuk
pasangan kromosom yang masing-masing akan bergerak menuju
kerah kutub pembelahan sel. Pergerakan kromoson ini semula
diduga akibat tarikan benang-benang spindel yang
menghubungkan kinetokor dengan kutup pembelahan sel tetapi
dari hasil penelitian selanjutnya diketahui bahwa pergerakan ini
disebabkan oleh pemendekan chromosomal fibers yang tersusun
dari mikrotubuli yang mengandung tubulin yang mengalami
polimerisasi sehingga mikrotubulinya memendek. Pada tahap
akhir anafase ini akan tampak bahwa kromosom yang
berkumpul atau berkelompok pada masing-masing kutub
pembelahan sel dan disamping itu membran plasma akan tampak
mulai berubah sehingga sel akan tampak lebih mamanjang atau
lonjong.
4. Telofase
Setelah kromosom terkumpul pada kutub pembelahan sel
pada tahap akhir anafase maka akan dimulai tahap telofase, pada

14
tahap ini akan terbentuk membran initi yang akan melingkupi
kromosom pada masing-masing kutub pembelahan sel. Pada saat
pembentukan membran inti ini kromosom akan mulai tampak
menipis dan akhirnya hanya akan tampak sebagai butir-butir
kromatin. Pembentukan membran inti ini diikuti dengan
pemisahan sitoplasma berserta organel yang ada. Pemisahan
sitoplasma ini mula-mula didahului oleh oelekukan membran sel
kedalam dan akhirnya sitoplasma akan terpisah satu sama lain.
Jadi pada akhir tahap telofase ini akan terbentuk dua sel yang
sama dalam bentukdan sifatnya karena berasal dari satu sel dan
masing-masing mengandung kromosom yang sama karena
kromosomnya juga berasal dari satu kromosong yang
mengalami replikasi. Kromosom yang terdapat pada sel muda
ini memiliki sifat diploid sehingga nantinya akan mempunyai
kemampuan untuk mengadakan replikasi pembentuk pasangan
kromosom pada pembelahan berikutnya.
Setelah berakhirnya pembelahan sel ini maka sel muda akan
kembali mengadakan pertumbuhan sel dengan melalui tahap-tahap
tertentu yaitu tahap G, tahap S dan tahap G2 sehingga sel menjadi
dewasa dan siap untuk membelah lagi. Dengan cara pembelahan
mitosis ini maka kematian sel karena berbagai sebab dapat diganti
dengan sel baru sehhingga fungsi jaringan tidak terganggu. Pada
makhluk hidup yang masi muda perubahan sel terutama ditunjukan
untuk mengadakan pertumbuhan individu sehingga mencapai
dewasa.
2) Pembelahan Meiosis

15
Pembelahan reduksi atau meiosis terjadi dalam tubuh manusia hidup
dan diperlukan untuk sarana berkembang biak. Meiosis ini terjadi
pada sel – sel kelamin manusia sehingga nantinya sel – sel
keturunannya akan mempunyai jumlah kromosom separuh jumlah
kromosom sel induknya. Sel kelamin yang dihasilkan mempunyai
jumlah kromosom separuh nantinya akan bergabung dengan sel
kelamin dari jenis lawanya dalam konsepsi / pembuahan untuk
selanjutnya membentuk zigot yang mempunyai jumlah kromosom
sama dengan jumlah kromosom dari sel – sel makhluk hidup
induknya. Pembelahan meiosis ini mempunyai tahapan yang lebih
kompleks daripada mitosis dan pada dasarnya meliputi:
A. Pembelahan 1 ( tahapan meisosis ) :
1. Tahap Profase
Tahap profase I ini merupakan tahap yang paling
menentukan dalam proses meiosis karena dalam tahap ini
terjadi beberapa perubahan mendasar diantaranya adalah
pembentukan pasangan kromosom homolog, pertukaran
bahan – bahan genetic, dan sebagainya. Oleh karena itu,
tahap ini memakan waktu yang paling lama dan juga
merupakan tahap yang paling kompleks berbeda dengan
tahap profase dalam mitosis. Tahap profase I ini dapat
dibedakan menjadi beberapa again yaitu: Preleptotene,
Leptotene, Zygotene, Pachytene, Diplotene, dan Diakinesis.

16
a. Preleptotene
Tahap ini merupakan tahap awal dari profase I dimana
benang – benang kromosom masih tampak tipis dan
sukar diamati, hanya kromosom seks yang tampak agak
nyata.
b. Leptotene
Benang kromosom mulai kelihatan lebih tebal sehingga
tampak sebagai benang panjang dengan penebalan yang
lebih terlihat pada beberapa bagian karena adanya
kromomer. Bila diamati dengan mikroskop electron
kromosom masih tampak sebagai 2 kromatid yang saling
menempel.
c. Zygotene
Pada tahap ini kromosom mulai tampak lebih jelas
dimana kromosom yang homolog akan berpasangan
secara lebih rapi yang berarti kromomer yang homolog
akan berpasangan.
d. Pachytene
Pada tahap ini pasangan kromosom telah lebih sempurna
dan kemudian diikuti oleh adanya pemendekan
kromosom sehingga terlihat lebih tebal dan sudah jelas
adanya sentromen. Dalam tahap ini akan terjadi
pertukaran bahan – bahan genetika melalui proses
crossing over pada kromosom yang homolog.
e. Diplotene
Pada tahap ini terjadi pemisahan kromosom homolog
yang tadinya menempel satu sama lain hingga akan
renggang. Pemisahan ini tidak terjadi secara sempurna
karena ini di antara kedua kromosom terdapat bagian
yang masih menempel atau terdapat perlekatan yang
disebut chiasmata dimana terjadi proses crossing over.
f. Diakenesis

17
Pada taha pini kromosom mengalami pemendekan
sehingga tampak lebih jelas tetapi masih tersebar dalam
inti dan dalam masa ini terjadi terminalisasi chiasmata
dimana chiasmata akan bergerak menuju ke ujung
kromosom. Sementara itu nucleolus mulai menghilang.
2. Prometafase I
Tahap ini merupakan tahap yang berlangsung pendek yang
mendahului metafase I. pada tahap ini membran inti mulai
menghilang dan kromosom tampak lebih pendek dan
menebal sehingga kromosom tampak mempunyai 4 lengan
karena merupakan 2 buah kromosom yang berpasangan.
3. Metafase I
Pada tahap ini akan tampak tersusun di bidang ekuator dan
mulai terjadi pemisahan kromosom hanya bedanya dengan
mitosis, pada meiosis pasangan kromosom tidak terpisah
tetapi tetap merupakan satu kesatuan.
4. Anafase I
Kromosom yang berada pada bidang ekuator akan bergerak
menuju kutub pembelahan sehingga akan semakin jelas
bahwa pasangan kromosm sebelah kiri akan menuju kekutub
kiri sedangkan pasangan homolognya akan menuju kekutub
sebelah kanan.
5. Telofase I
Tahap ini merupakan tahap akhir dari meiosis dan tampak
bahwa kromosom telah berkumpul di kutub – kutub
pembelahan. Keadaaan ini kemudian disusul dengan
pembentukan membran ini dan pemisahan sitoplasma.
Setelah itu kromosom akan mulai membentuk benang –
benang tipis sehingga tidak tampak khas seperti bentuk
kromosom umunya seperti yang terjadi pada mitosis.

Interfase

18
Tahap ini merupakan tahap antara meiosis I dan meiosis II yang
berlangsung sangat pendek dan tidak terjadi replikasi kromosom.
Dengan demikian, kromosom dalam sel ini merupakan halis
pembelahan meiosis I yang jumlahnya hanya separuh dari jumlah
kromosom induknya.

B. Pembelahan II ( tahapan mitosis ) ;


1. Profase II
Tahap ini merupakan tahap awal dari meiosis II yang dimulai
dengan terbentuknya spindle, aster, pergeseran sentriol ke
kutub pembelahan dan perubahan lain seperti yang terjadi
dalam mitosis .
2. Metafase II
3. Pada tahap ini juga terjadi pengumpulan kromosompada
bidang ekuator seperti yang terjadi dalam mitosis sehingga
terjadi pemisahan pasangan kromosom yang masing –
masing akan tersusun pada sisi yang berlawanan.
4. Anafase II
Seperti yang terjadi dalam mitosis disini akan terjadi
pergeseran kromosom kearah kutub pembelahan masing -
masing. Pada tahap ini pun membran sel telah mulai berubah
bentuk menjadi lebih lonjong.
5. Telofase II
Kromosom telah berkumpul pada kutub-kutub pembelahan
dan diikuti pada pembelahan membran inti serta pemisahan
sitoplasma. Dengan berakhirnya tahap ini maka selesailah
pembelahan meiosis dengan menghasilkan 4 buah sel yang
masing-masing mempunyai jumlah kromosom separuh dari
sel induknya.

19
2.4 Sel darah

Jika plasma darah menyumbang sekitar 55-60 persen, maka sel darah
mengisi sisanya yakni kurang lebih sekitar 40-45 persen. Terutama, yang
terdiri atas sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

1. Sel darah merah (eritrosit)

Sel darah merah terkenal berwarna merah pekat dengan jumlah sel yang
cukup melimpah di dalam darah. Berbentuk bulat yang dilengkapi dengan
cekungan (bikonkaf) di bagian tengahnya. Salah satu keunikan sel darah
merah, yakni dilengkapi dengan protein khusus yang disebut dengan
hemoglobin.
Selain memberikan warna merah yang khas, hemoglobin juga bertugas
dalam membantu sel darah merah untuk membawa oksigen dari paru untuk
diedarkan ke seluruh tubuh, serta mengangkut kembali karbon dioksida
dari seluruh tubuh ke paru untuk dikeluarkan. Persentase volume darah
keseluruhan yang terdiri dari sel darah merah disebut hematokrit.
Tidak seperti sel lainnya, sel darah merah tidak memiliki nukleus (inti)
sehingga mampu berubah bentuk dengan mudah. Ini yang membantu sel
darah merah menyesuaikan diri saat melewati berbagai pembuluh darah di
dalam tubuh.
Umumnya masa hidup sel darah merah hanya bertahan sekitar empat bulan
atau 120 hari. Selama masa itu, tubuh akan secara teratur mengganti dan
memproduksi sel darah merah baru.

20
Eritrosit adalah sel darah yang bisa dihitung atau diukur kadarnya. Tinggi
atau rendahnya eritrosit dapat menentukan beberapa penyebab masalah
kesehatan yang Anda alami.
Dokter akan mengukur jumlah sel darah merah Anda untuk membantu
mendiagnosis kondisi medis dan mempelajari lebih lanjut tentang
kesehatan Anda. Jumlah sel darah merah atau eritrosit normal adalah:
 Pria: 4,7 hingga 6,1 juta sel darah merah per mikroliter darah
 Wanita: 4,2-5,4 juta sel darah merah per mikroliter darah
 Anak-anak, 4,0 hingga 5,5 juta sel darah merah per mikroliter darah
2. Sel darah putih (leukosit)

Dibandingkan dengan sel darah merah, sel darah putih memiliki jumlah
yang jauh lebih sedikit. Meski begitu, sel darah putih mengemban tugas
yang tidak main-main, yakni melawan infeksi virus, bakteri, jamur, yang
memicu perkembangan penyakit. Pasalnya, sel darah putih memproduksi
antibodi yang akan membantu memerangi zat asing tersebut.

Sel darah putih diproduksi oleh sumsum tulang dengan berbagai jenis yang
berbeda, meliputi neutrofil, limfosit, monoctyes, eosinofil, dan basofil.
Semuanya memiliki tugas yang sama untuk menjaga sistem kekebalan
tubuh. Masa hidup sel darah putih pun cukup lama, bisa dalam hitungan
hari, bulan, hingga tahun, tergantung jenisnya.

Bayi yang baru lahir memiliki leukosit antara 9.000-30.000 per mikroliter
darah. Rentang jumlah leukosit normal ini akan berubah seiring dengan
bertambahnya usia, hingga hanya menjadi 3.500-10.500 per mikroliter saat
kita dewasa. Pada orang dewasa, jumlah sel darah putih atau leukosit tinggi

21
jika mencapai lebih dari 11.000 per mikroliter. Ada beberapa hal yang
dapat menyebabkan kenaikan jumlah leukosit.

2.5 Penerapan Biologi Sel dalam Bidang Keperawatan


Sel mempunyai peranan yang sangat penting bagi kesehatan manusia.
Terlebih lagi, saat ini penyakit yang dapat menyerang manusia sangat besar
pengaruhnya terhadap sel. Dalam bidang keperawatan dapat menggunakan sel
sebagai salah satu materi yang digunakan untuk mengiidentifikasi penyakit
yang terdapat pada manusia melalui pengecekan darah, sehingga seringkali kita
temui seseorang didiagnosa mempunyai penyakit melalui pemeriksaan darah.

BAB III

PENUTUP

22
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan materi mengenai biologi sel dapat kami simpulkan bahwa :
1. Biologi sel adalah cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari mengenai
sel.
2. Bagian-bagian sel pada manusia terdiri dari :
a. Membran plasma
b. Sitoplasma
c. Organel sel
Organel sel dibagi menjadi 8 bagian, yaitu :
 Ribosom
 Mitokondria
 Retikulum Endoplasma
 Lisosom
 Sentriol
 Mikrotubuli
 Fibril
 Mikrobodi
d. Inti sel
Inti sel dibagi menjasi beberapa bagian, yaitu:
 Membran Inti atau Nukleus
 Anak Inti atau Nukleolus
 Kromatin
3. Pertumbuhan dan Pembelahan Sel
 Pertubuhan Sel
a. Tahap G
b. Tahap S
c. Tahap G2
 Pembelahan Sel
a. Mitosis
b. Meiosis
4. Penerapan Biologi Sel dalam Bidang Kesehatan

23
Dalam bidang keperawatan dapat menggunakan sel sebagai salah satu
materi yang digunakan untuk mengiidentifikasi penyakit yang terdapat pada
manusia melalui pengecekan darah.

3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami menerima saran dan masukan dari berbagai pihak agar makalah ini
dapat bermanfaat untuk mahasiswa keperawatan lainnya.

24
Daftar Pustaka

Juwono dan Juniarto, Achmad Zulfa. 2012. Biologi Sel. Jakarta: EGC.
Yasman, Budi.2014. Belajar Biologi Sel. Di Unduh dari :
https://www.google.com/imgres?imgurl=http://4.bp.blogspot.com ( diunduh pada
28 Agustus 2019)

25

Anda mungkin juga menyukai