Anda di halaman 1dari 18

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur senantiasa saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkah, rahmat, dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya juga mengucapkan
terimakasih kepada guru pembimbing dan semua pihak yang telah memberikan kritik dan saran
sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini ditulis guna memenuhi tugas mata kuliah Agama Islam. Judul yang dipilih
untuk makalah ini adalah “AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG PENGEMBANGAN
IPTEK”. Materi yang disajikan dalam makalah adalah tentang kaitan ayat-ayat al-quran dengan
pengembangan iptek.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Seperti kata pepatah, tak
ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran guna
menyempurnakan makalah ini.

Demikianlah makalah ini dibuat, untuk kesalahan yang ada pada makalah saya mohon
maaf. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tigaraksa , Januari 2014


TimPenyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3

C. Tujuan ....................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian iptek………………………………………………………. 4

B. Pandangan islam tentang iptek………………………........................ 4

C. Dampak iptek………………………………………………………… 5

D. Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam al-qur`an…………………… 8

E. Perintah mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi........................ 12


BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 13

B. Saran ......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat seiring perkembangan zaman.
Perkembangan ini membawa berbagai dampak bagi kehidupan manusia. Islam sangat
memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan. Karena, selain ditentukan oleh nilai-nilai
peribadatan kepada Allah, martabat manusia juga ditentukan oleh ilmu yang dimilikinya. Al-
Qur’an tidak hanya mengatur urusan masalah ubudiyah saja, tetapi juga memuat ayat-ayat yang
berhubungan dengan IPTEK.
Makalah ini akan membahas tentang Islam dan IPTEK.Bagaimanakah hubungan IPTEK
dengan Islam? Bagaimana pengaruh Islam terhadap perkembangan IPTEK? Pertanyaan inilah
yang melatarbelakangi penulisan makalah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi ilmu dan pengetahuan tekhnologi?


2. Bagaimana pandangan islam tentang iptek?
3. Apa saja dampak positif dan dampak negatif dari perkembangan iptek?
4. Bagaimana ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam Al-Qur’an?
5. Bagaimana perintah mempelajari ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam Al-
Qur’an?
6. Adakah ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan pengembangan teknologi?
7. Bagaimana kesimpulan dari masing-masing ayat tersebut?

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi ilmu dan pengetahuan


2. Mengetahui pandangan islam terhadap iptek
3. Memahami dampak yang timbul dari perkembangan iptek
4. Mengetahui ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan iptek

BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IPTEK

Ilmu dalam bahasa Arab `ilm berarti memahami, mengerti atau mengetahui. `Ilm menurut
bahasa berarti kejelasan, karena itu segala kata yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri
kejelasan. Misalnya: `alam (bendera), `ulmat (bibir sumbing), a`lam (gunung-gunung), `alamat
(alamat), dan sebagainya. Ilmu adalah pengetahuan yang jelas tentang segala sesuatu.

Ilmu atau sains memiliki arti lebih spesifik yaitu usaha mencari pendekatan rasional dan
pengumpulan fakta-fakta empiris, dengan melalui pendekatan keilmuan akan didapatkan
sejumlah pengetahuan atau juga dapat dikatakan ilmu adalah sebagai pengetahuan yang ilmiah.

Menurut Jan Hendrik Rapar menjelaskan bahwa pengetahuan ilmiah (scientific


knowledge) adalah pengetahuan yang diperoleh lewat penggunaan metode-metode ilmiah yang
lebih menjamin kepastian kebenaran yang dicapai Pengetahuan yang demikian dikenal juga
dengan sebutan science.

Teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar untuk memecahkan masalah guna mencapai
suatu tujuan tertentu, atau dapat dikatakan juga teknologi adalah ilmu tentang penerapan ilmu
pengetahuan untuk memenuhi suatu tujuan.

Teknologi adalah pengetahuan dan ketrampilan yang merupakan penerapan ilmu


pengetahuan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Perkembangan iptek, adalah hasil dari segala
langkah dan pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa ilmu


pengetahuan dan teknologi adalah suatu cara menerapkan kemampuan teknik yang berlandaskan
ilmu pengetahuan dan berdasarkan proses teknis tertentu untuk memanfaatkan alam bagi
kesejahteraan dan terpenuhinya suatu tujuan.

B. PANDANGAN ISLAM TENTANG IPTEK

Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia kini telah dikuasai peradaban Barat,
kesejahteraan dan kemakmuran material yang dihasilkan oleh perkembangan Iptek modern
tersebut membuat banyak orang mengagumi kemudian meniru-niru dalam gaya hidup tanpa
diseleksi terlebih dulu terhadap segala dampak negatif dimasa mendatang atau krisis
multidimensional yang diakibatkannya. Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik dimasa lampau,
sekarang maupun yang akan datang.

Dalam pandangan Islam, menurut hukum asalnya segala sesuatu itu mubah termasuk
segala apa yang disajikan berbagai peradaban, semua tidak ada yang haram kecuali jika terdapat
nash atau dalil yang tegas dan pasti, karena Islam bukan agama yang sempit. Adapun peradaban
modern yang begitu luas memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih seperti televisi
vidio alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis
hiburan bagi tiap orang tua, muda atau anak-anak yang tentunya alat-alat itu tidak bertanggung
jawab atas apa yang diakibatkannya, tetapi menjadi tanggung jawab manusia yang menggunakan
dan mengopersionalkannya. Produk iptek ada yang bermanfaat manakala manusia menggunakan
dengan baik dan tepat dan dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala
digunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.

Islam tidak menghambat kemajuan Iptek, tidak anti produk teknologi, tidak akan
bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus, asalkan dengan
analisa-analisa yang teliti, obyekitf dan tidak bertentangan dengan dasar al-Qur`an.

C. DAMPAK IPTEK

Seperti juga pada bidang lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai
dampak positif dan negatif. Penilaian positif maupun negatif ini bersifat subyektif, tergantung
kepada siapa yang menilainya. Yang dinilai negatif oleh bangsa Indonesia belum tentu juga
dinilai negatif oleh bangsa Amerika, misalnya.

Dampak positif kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dirasakan, misalnya,
dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi. Ditemukannya teknologi pesawat terbang
telah membuat manusia dapat pergi ke seluruh dunia dalam waktu singkat. Perjalanan haji yang
dulu dilakukan selama beberapa minggu melalui laut kini, dengan makin lancarnya transportasi
udara, dapat dilakukan hanya dalam waktu delapan jam saja. Kemajuan di bidang televisi satelit
telah memungkinkan kita melihat Olimpiade Atlanta langsung tanpa harus keluar
rumah. Penemuan telepon genggam telah memungkinkan kita untuk menghubungi seseorang di
mana saja ia berada atau dari mana saja kita berada. Kemajuan di bidang penyimpanan data
telah memungkinkan kita memiliki seluruh jilid Ensiklopedia Britanica dalam satu keping
Compact Disk yang beratnya kurang dari satu ons. Kemajuan di bidang komputer telah
menciptakan jaringan internet yang memungkinkan kita mendapatkan informasi dari
perpustakaan di seluruh dunia tanpa harus keluar dari kamar. Kemajuan di bidang komunikasi
juga telah membuat perdagangan internasional menjadi semakin mudah dan cepat. Sekarang ini,
lewat bursa saham, orang dapat dengan mudah memiliki perusahaan di negara lain.
Singkat kata, kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan informasi ini telah membuat
dunia terasa kecil dan batas antar negara menjadi hilang. Inilah yang disebut sebagai globalisasi,
suatu proses di mana orang tidak lagi berfikir hanya sebagai warga kampung, kota, atau negara,
melainkan juga sebagai warga dunia.

Dari sisi positifnya, proses ini membuat orang tidak lagi hanya berwawasan lokal. Dalam
usahanya memecahkan persoalan, ia akan melihat ke seluruh dunia guna menemukan
solusi. Dalam mencari pekerjaan atau ilmu pun, ia tidak lagi membatasi diri pada pekerjaan atau
lembaga pendidikan di kampungnya, kotanya, propinsinya, atau negaranya saja. Seluruh
permukaan bumi ini dapat menjadi kemungkinan tempat ia bekerja atau mencari ilmu.

Dari sudut jati diri bangsa, proses ini dapat dianggap membawa dampak negatif. Hal ini
karena inovasi-inovasi di bidang iptek itu kebanyakan terjadi di negara lain yang mempunyai
nilai-nilai sosial, politik, dan budaya yang belum tentu sama dengan nilai bangsa kita. Kendati
teknologinya itu sendiri dapat dianggap sebagai netral atau bebas nilai, penerapan dan pembawa
ilmu pengetahuan dan teknologi itu tidak dapat dikatakan selalu bebas nilai. Sebagai contoh,
kemajuan teknologi parabola telah memungkinkan kita melihat siaran televisi Perancis tanpa ada
sensor. Adegan seks dan pamer dada wanita, yang di RCTI tidak mungkin keluar, dapat dilihat
anak-anak tanpa terpotong sensor lewat parabola itu. Banjirnya film asing di TV nasional juga
dapat mempengaruhi nilai budaya para pemirsanya. Telenovela dan film Barat yang amat
populer di TV swasta kita, secara tidak terasa, dapat mempengaruhi para pemirsanya bahwa
perselingkuhan dalam kehidupan suami istri itu adalah hal yang biasa, bahwa kekerasan
merupakan salah satu pemecahan masalah. Film detektif bahkan dapat menjadi 'guru' bagi para
maling.

Globalisasi cara berfikir, yang menjadi salah satu dampak kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi, dapat membuat orang tidak lagi mengacu pada nilai-nilai tradisional bangsanya
belaka. Kemudahan memperoleh informasi akan membuat ia dapat mempelajari nilai-nilai yang
ada pada masyarakat dan bangsa lain, baik yang menyangkut nilai sosial, ekonomi, budaya,
maupun politik. Sebagai bangsa yang sedang membangun jati-dirinya, proses globalisasi ini
jelas merupakan tantangan yang harus diatasi dalam upaya pembentukan manusia Indonesia
yang dicita-citakan.

Pada dasarnya sikap orang terhadap masalah globalisasi ini dapat dikelompokkan
menjadi tiga: (1) lari dari kenyataan dan bersembunyi atau menutup diri dari arus globalisasi itu;
(2) menghindar atau menganggap bahwa globalisasi itu tidak ada; (3) menghadapi persoalan
dengan berani. Pilihan pertama dilakukan apabila orang tersebut merasa lemah dan tidak kuat
untuk menanggulangi dampak negatif globalisasi itu. Dalam mempertimbangkan dampak positif
dan negatif kemajuan iptek dan globalisasi, ia melihat bahwa 'mudharat' globalisasi tersebut lebih
besar daripada 'manfaatnya'. Akibatnya, ia menolak kehadiran kemajuan iptek tersebut dan tidak
mau bersentuhan dengannya. Dalam kasus bangsa, pemerintah menutup masuknya informasi
dari luar tanpa pandang bulu karena takut kalau-kalau rakyatnya akan terpengaruh oleh nilai-nilai
dari luar yang mungkin akan berdampak negatif.

Pilihan ke dua dilakukan bila orang tersebut merasa bingung. Di satu pihak, ia
mengetahui dampak positifnya kemajuan teknologi komunikasi itu tetapi, di lain fihak, ia juga
mengetahui dampak negatif dari globalisasi tersebut. Ia tidak dapat memutuskan apakah akan
merangkul ataukah menolak kemajuan teknologi yang berdampak globalisasi itu. Akibatnya, ia
membiarkan saja kemajuan teknologi itu melanda bangsanya dan berpura-pura yakin, atau
berharap, bahwa globalisasi itu tidak membawa dampak negatif bagi masyarakatnya.

Pilihan ke tiga dilakukan oleh orang yang tidak bingung. Ia menyadari akan dampak
positif dan negatif dari kemajuan iptek yang masuk ke negaranya, termasuk dampak globalisasi
masyarakatnya. Berbeda dengan pemilih skenario ke dua, ia dengan seksama memilah-milah
mana dampak positif dari kemajuan iptek dan globalisasi itu bagi dirinya dan mana dampak
negatifnya. Dengan mengetahui di bidang mana kemajuan iptek dan globalisasi itu akan
membawa dampak negatif, ia mempersiapkan diri agar tidak terpengaruh oleh kemajuan iptek
dan globalisasi itu secara negatif.

Tampaknya, dalam masalah kemajuan iptek dan globalisasi ini bangsa Indonesia bertekad
untuk memilih alternatif ke tiga: kemajuan iptek dirangkul sedang dampak ikutannya yang
negatif akan dihadapi dengan meningkatkan ketahanan nasional di bidang ipoleksosbud. Hal ini
tampak dalam pernyataan mereka dalam GBHN 1993-1998:

"Pembinaan dan pemantapan kepribadian bangsa senantiasa memperhatikan pelestarian


nilai luhur budaya bangsa yang bersumber pada kebhinekaan budaya daerah dengan tidak
menutup diri terhadap masuknya nilai positif budaya bangsa lain untuk mewujudkan dan
mengembangkan kemampuan dan jati diri serta meningkatkan harkat dan martabat bangsa
Indonesia. Pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam penyelenggaraan pembangunan harus meningkatkan kecerdasan dan nilai tambah ...
dengan mengindahkan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa serta kondisi
lingkungan dan kondisi masyarakat." (Bab II, G. 3.)

Menurut pernyataan itu, bangsa Indonesia tidak perlu menutup diri terhadap masuknya
nilai-nilai positif budaya bangsa lain guna mengembangkan jati dirinya. Nilai-nilai agama,
budaya bangsa, kondisi lingkungan dan masyarakat Indonesia dipakai sebagai pagar atau rambu-
rambu bagi penerapan iptek di Indonesia hingga tak berdampak negatif pada masyarakat dan
bangsa.

D. ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM AL-QUR`AN


Bagi ilmuwan al-Qur`an adalah inspirator, maknanya bahwa dalam al-Qur’an banyak
terkandung teks-teks (ayat-ayat) yang mendorong manusia untuk melihat, memandang, berfikir,
serta mencermati fenomena-fenomena alam semesta ciptaan Tuhan yang menarik untuk
diselidiki, diteliti dan dikembangkan. Al-Qur’an menantang manusia untuk menggunakan akal
fikirannya seoptimal mungkin.

Al-Qur`an memuat segala informasi yang dibutuhkan manusia, baik yang sudah diketahui
maupun belum diketahui. Informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi pun disebutkan
berulang-ulang dengan tujuan agar manusia bertindak untuk melakukan nazhar. Nazhar adalah
mempraktekkan metode, mengadakan observasi dan penelitian ilmiah terhadap segala macam
peristiwa alam di seluruh jagad ini, juga terhadap lingkungan keadaan masyarakat dan
historisitas bangsa-bangsa zaman dahulu. Sebagaimana firman Allah berikut ini:

‫قُل‬

Artinya: “Katakanlah (Muhammad): lakukanlah nadzar (penelitian dengan


menggunakan metode ilmiah) mengenai apa yang ada di langit dan di bumi ...”( QS. Yunus ayat
101)

َ‫ْف َكانَ َعاقِبَةُ ْال ُم َك ِذِّبِيْن‬


َ ‫ظ ُروا َكي‬ ِ ‫سن ٌَن فَ ِسي ُْروا فِي اْأل َ ْر‬
ُ ‫ض فَا ْن‬ ْ َ‫قَ ْد َخل‬
ُ ‫ت ِم ْن قَ ْب ِل ُك ْم‬
Artinya: “Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; Karena itu
berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul)”. (QS. Ali Imran: 137)

ِ ‫َوفِي أ َ ْنفُ ِس ُك ْم أَفَالَ تُب‬


َ‫ْص ُر ْون‬
Artinya:”Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”.
(QS. Az-Zariyat: 21).

Dalam al-Qur`an terdapat ayat-ayat yang memberikan motivasi agar manusia


menggunakan akal fikiran untuk membaca dan mengamati fenomena-fenomena alam semesta.
Teks-teks al-Qur’an yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sebagai berikut:
a. Al-Qur`an Sebagai Produk Wujud Iptek Allah

Al-Qur`an menuntun manusia pada jalur-jalur riset yang akan ditempuh sehingga
manusia memperoleh hasil yang benar. Al-Qur`an juga sebagai hudan memberi kecerahan pada
akal manusia, kebenaran hasil riset dapat diukur dari kesesuaian rumus baku, dan antara akal
dengan naql.

Al-Qur`an merupakan rumus baku, alam semesta dengan segala perubahannya sebagai
persoalan yang layak dan perlu dijawab, maka al-Qur`an sebagai kamus alam semesta. Solusi
tentang teka-teki alam semesta akan terselesaikan dengan benar jika digunakan formula yang
tepat yaitu al-Qur`an. Dengan demikian ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat Qur’aniyah akan
berjalan secara pararel dan seimbang. Ilmu pengetahuan seperti ini jika menjelma menjadi
teknologi maka akan menjadikan teknologi berbasiskan Qur’an atau teknologi yang Qur’anik.

Banyak ayat Al-Qur’an yang menyinggung tentang pengembangan iptek, seperti wahyu
pertama QS. Al-`Alaq 1-5 menyuruh manusia untuk membaca, menulis, melakukan penelitian
dengan dilandasi iman dan akhlak yang mulia. Sedangkan perintah untuk melakukan penelitian
secara jelas terdapat dalam QS. Al-Ghasiyah, ayat 17-20:

ْ َ‫ْف ُخ ِلق‬
‫ت‬ ُ ‫( أَفَالَ يَ ْن‬17) ‫ت‬
َ ‫ظ ُر ْونَ ِإلَى اْ ِإلبِ ِل َكي‬ ْ ‫ْف ُرفِ َع‬َ ‫اء َكي‬ َّ ‫( َو ِإلَى ال‬18) ‫َو ِإلَى‬
ِ ‫س َم‬
‫ت‬ْ َ‫صب‬ َ ‫( ْال ِجبَا ِل َكي‬19) ‫ت‬
ِ ُ‫ْف ن‬ ْ ‫س ِط َح‬ُ ‫ْف‬َ ‫ض َكي‬ ِ ‫( َو ِإلَى اْأل َ ْر‬20)

Artinya: ”Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan?
Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi
bagaimana ia dihamparkan?” (QS. Al-Ghasiyah: 17-20)

Dari ayat-ayat tersebut, maka munculah di lingkungan umat Islam suatu kegiatan
observasional yang disertai dengan pengukuran, sehingga ilmu tidak lagi bersifat kontemplatif
seperti yang berkembang di Yunani, melainkan memiliki ciri empiris sehingga tersusunlah dasar-
dasar sains.

َ‫ش ْيءٍ َخلَ ْقنَا زَ ْو َجي ِْن لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُر ْون‬
َ ِِّّّ‫َو ِم ْن ُك ِل‬
Artinya: ”Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat
kebesaran Allah”. (QS. Az Zariyat: 49)

َ‫ض َو ِم ْن أَ ْنفُسِ ِه ْم َو ِم َّما الَ يَ ْعلَ ُم ْون‬


ُ ‫س ْب َحانَ الَّذِي َخلَقَ اْأل َ ْز َوا َج ُكلَّ َها ِم َّما ت ُ ْنبِتُ اْأل َ ْر‬
ُ

Artinya: “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik
dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri maupun dari apa yang tidak
mereka ketahui”. (QS. Yasin: 36)

Dari ayat di atas dinyatakan bahwa Allah SWT menciptakan makhluk secara berpasang-
pasangan, seperti ada siang dan malam, positif dan negatif, wanita dan pria, elektron dan
positron. Terjadinya pasangan elektron dan positron di dalam fisika inti dikenal pembentukan ion
(ion air production) di mana radiasi gelombang elektron magnetik memiliki tenaga di atas 1.02
Mev. Ayat ini dapat diartikan sebagai perintah untuk melakukan penelitian. Karena dengan
melakukan penelitian hal-hal yang tadinya belum terungkap menjadi terungkap.

b. Al-Quran Sebagai Prediktor

Beberapa ayat Al Quran menyatakan ramalannya kejadian pada masa yang akan datang
baik masa yang jauh maupun masa yang dekat, yang sebagian merupakan mata rantai sebab
akibat (kausalitas). Oleh sebab itu jika sebab ini merupakan data-data yang dapat dirunut oleh
manusia secara komprehensip, maka akibat yang ditimbulkan kelak akan dapat diketahui
sebelum terjadi dengan intensitas keyakinan yang cukup tinggi.

Berikut ini contoh ayat-ayat tersebut:

ِ َّ‫ت أ َ ْيدِي الن‬


‫اس‬ َ ‫سادَ فِي اْلبَ ِ ِّرِّّ َو ْالبَحْ ِر ِب َما َك‬
ْ َ‫سب‬ َ َ‫ظ َه َر ْالف‬
َ

Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan
tangan manusia...” (QS. Ar Rum: 41)

َ‫س ْب ٌع ِشدَادٌ يَأ ْ ُك ْلن‬ َ َ‫( ث ُ َّم يَأْتِي ِم ْن بَ ْع ِد ذلِك‬47) َ‫س ْنبُ ِل ِه إِالَّ قَ ِل ْيالً ِم َّما ت َأْ ُكلُ ْون‬ َ ‫س ْب َع ِسنِيْنَ دَأَبَا فَ َما َح‬
ُ ‫صدْت ُ ْم فَذَ ُر ْوهُ فِي‬ َ َ‫قَا َل ت َْز َرع ُْون‬
َ‫صنُ ْون‬ ِ ْ‫ح‬ُ ‫ت‬ ‫ا‬ ‫م‬
َّ ‫م‬
ِ ً ‫ال‬‫ي‬ْ ‫ل‬
ِ َ ‫ق‬ َّ ‫ال‬‫إ‬ َّ
‫ن‬
ِ ُ ْ‫ه‬َ ‫ل‬ ‫م‬ُ ‫ت‬‫َّم‬
ْ ‫د‬ َ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫م‬
َ (48)

Artinya: "Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana
biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu
makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa
yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang
kamu simpan. (QS. Yusuf: 47-48)

‫( ِإ َّن الَّ ِذيْنَ آَ َمنُوا َو َع ِملُوا‬6) ‫َار َج َهنَّ َم خَا ِل ِديْنَ فِ ْي َها أُولَئِكَ ُه ْم شَر ْالبَ ِريَّ ِة‬ ِ ‫ب َو ْال ُم ْش ِر ِكيْنَ فِي ن‬
ِ ‫ِإ َّن الَّ ِذيْنَ َكفَ ُروا ِم ْن أ َ ْه ِل ْال ِكت َا‬
ُ‫ي هللا‬ َ ‫ض‬ ُ ‫( َجزَ ا ُؤ ُه ْم ِع ْندَ َر ِِّب ِه ْم َجنَّاتُ َعد ٍْن تَجْ ِري ِم ْن تَحْ ِت َها ْاأل َ ْن َه‬7) ‫ت أُولَئِكَ ُه ْم َخي ُْر ْال َب ِريَّ ِة‬
ِ ‫ار خَا ِل ِديْنَ ِف ْي َها أَ َبدًا َر‬ ِ ‫صا ِل َحا‬ َّ ‫ال‬
ُ‫ِي َربَّه‬َ ‫( َع ْن ُه ْم َو َرضُوا َع ْنهُ ذَلِكَ ِل َم ْن َخش‬8)

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang
musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam; mereka kekal di dalamnya. mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,
mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah
ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Tuhannya. (Qs. Bayinah: 6-8)

c. Al-Qur`an Sebagai Sumber Motivasi

Al Quran mendorong atau memberi motivasi kepada manusia untuk melakukan


penjelajahan angkasa luar dan di bumi, perhatikan firman Allah berikut ini:

ِ ‫ت َواْأل َ ْر‬
َ‫ض فَا ْنفُذُوا ال‬ ِ ‫س َم َاوا‬
َّ ‫ار ال‬
ِ ‫ط‬ َ َ ‫َم ْعش ََر ْال ِج ِِّن َواْ ِإل ْن ِس ِإ ِن ا ْست‬
َ ‫ط ْعت ُ ْم أ َ ْن ت َ ْنفُذُوا ِم ْن أ َ ْق‬
‫ان‬
ٍ ‫ط‬َ ‫س ْل‬
ُ ‫ت َ ْنفُذُون ِإالَّ ِب‬
Artinya: Hai sekumpulan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan
kekuatan (sulthon). (QS. Ar Rahman: 33)

Kemudian tentang penjelajahan di bumi, perhatikan firman berikut ini:

‫ض َك ْم أ َ ْن َبتْنَا فِ ْي َها ِم ْن ُك ِِّل زَ ْوجٍ َك ِري ٍْم‬


ِ ‫أ َ َولَ ْم يَ َر ْوا ِإلَى اْأل َ ْر‬
Artinya: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya kami
tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik? (QS. As Syu’ara: 7)
Islam tidak melarang untuk memikirkan masalah teknologi modern atau ilmu
pengetahuan yang sifatnya menuju modernisasi pemikiran manusia genius, profesional, dan
konstruktif serta aspiratif terhadap permaslahan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

d. Al-Quran dan Simplikasi (Penyederhanaan)

Alam semesta ini membentuk struktur yang sangat teratur, dan bergerak dengan teratur.
Keteraturan gerak alam semesta ini lebih memudahkan manusia untuk menyederhanakan
fenomena-fenomena yang terkait ke dalam bahasa ilmu pengetahuan (matematika, fisika, kimia
biologi dan lain-lain). Sehingga manusia dapat menjadi operator yang mampu mewakili
peristiwa yang terjadi di alam semesta. Untuk meraih teknologi tinggi tidak perlu merasa tidak
mampu, dengan semangat tinggi dan tidak menganggap bahwa high tech merupakan sesuatu
yang mustahil untuk dicapai, maka high tech akan dapat diraih.

Perhatikan firman Allah berikut ini:

‫اس َواْأل َ ْنعَا ُم‬ ُ َّ‫ض ِم َّما يَأ ْ ُك ُل الن‬ ِ ‫ط بِ ِه َنبَاتُ اْأل َ ْر‬ َ َ‫اختَل‬ْ َ‫اء ف‬ ِ ‫س َم‬ َّ ‫ْال َحيَاةِ الد ْنيَا َك َماءٍ أ َ ْنزَ ْلنَاهُ ِمنَ ال‬ ‫إِنَّ َما َمثَ ُل‬
‫علَ ْي َها أَتَاهَا أ َ ْم ُرنَا لَ ْيالً أ َ ْو‬ َ َ‫ظ َّن أ َ ْهلُ َها أ َ ْن ُه ْم قَاد ُِر ْون‬َ ‫َت َو‬ ْ ‫ض ُز ْخ ُرفَ َها َوازَ يَّن‬ ُ ‫ت اْأل َ ْر‬ ِ َ‫أ َ َخذ‬ ‫ى ِإذَا‬ َّ ‫َحت‬
ِّ ِ َ‫ص ْيدًا َكأ َ ْن لَّ ْم تَ ْغنَ ِباْأل َ ْم ِس َكذَ ِل َك نُف‬
ِ ‫ص ُل اْآلَيَا‬
َ‫ت ِل َق ْو ٍم يَّت َ َف َّك ُر ْون‬ ِ ‫ارا فَ َج َع ْلنَاهَا َح‬ ً ‫نَ َه‬
Artinya: Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan)
yang kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya) karena air itu tanam-tanaman
bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. hingga apabila bumi itu telah
sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya dan pemilik-permliknya mengira
bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab kami di waktu malam
atau siang, lalu kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit,
seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda-tanda
kekuasaan (kami) kepada orang-orang berfikir. (QS. Yunus: 24)

e. Al-Quran Sumber Etika Pengembangan Iptek

Pada teknologi harus terkandung muatan etika yang selalu menyertai hasil teknologi pada
saat akan diterapkan. Sungguh pun hebat hasil teknologi namun jika diniatkan untuk membuat
kerusakan sesama manusia, menghancurkan lingkungan sangat dilarang di dalam Islam. Jadi
teknologi bukan sesuatu yang bebas nilai, demikian pula penyalahgunaan teknologi merupakan
perbuatan zalim yang tidak disukai Allah SWT. Perhatikan FirmanNya:

َ‫سنَ هللاُ ِإلَي َْك َوال‬ َ ‫َص ْيبَ َك ِمنَ الد ْنيَا َوأ َ ْحس ِْن َك َما أ َ ْح‬ َ ‫َّار اْآلَ ِخ َرة َ َوالَ ت َ ْن‬
ِ ‫سن‬ َ َ ‫َوا ْبت َ ِغ فِ ْي َما آَت‬
َ ‫اك هللاُ الد‬
َ‫ض إِ َّن هللاَ الَ ي ُِحب ْال ُم ْف ِس ِديْن‬
ِ ‫سادَ فِي اْأل َ ْر‬ َ َ‫تَبْغِ اْلف‬
Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al Qashash: 77)

Demikian pula sains dan teknologi modern (Barat) tidak ada yang netral atau bebas nilai.
Tetapi prioritas, penekanan, metode dan prosesnya, serta pandangan terhadap dunia
merefleksikan kepentingan masyarakat dan kebudayaan Barat. Dalam kerangka ini sains Barat
semata-mata digunakan untuk mengejar keuntungan dan sejumlah produksi, untuk
pengembangan militer dan perlengkapan-perlengkapan perang, serta untuk mendominasi ras
manusia terhadap ras manusia lainnya, sebagaimana untuk mendominasi alam. Dalam sistem
Barat sains itu sendiri merupakan nilai tertinggi, sehingga segala-galanya harus dikorbankan
demi sains dan teknologi.

Dalam kaitan ini munculnya disiplin baru seperti sosiobiologi, eugenics (ilmu untuk
meningkatkan kualitas-kualitas spesies manusia) dan rekayasa genetika, tidak mendorong
timbulnya persaudaraan dan tanggungjawab tapi memberi kesan bagi kaum ilmuwan bahwa
merekalah penguasa jagad raya ini.

Kemudian dalam bidang biologi, perkembangan teknologi yang pesat diawali dengan
penemuan DNA oleh Watson dan Crick pada Tahun 1953. Sejak saat itu berbagai macam
teknologi yang melibatkan perekayasaan sifat genetic makhluk hidup mulai bermunculan.
Beberapa diantaranya sangat menakjubkan dan memungkinkan manusia berperan sebagai
tuhan. Sementara sanat Islam berbeda, ilmu yang dicari semata-mata hanya untuk mencari
karunia Allah, bukan untuk merusak sehingga menimbulkan bencana.

E. PERINTAH MEMPELAJARI ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

Islam agama yang syamil, kamil dan mutakamil (menyeluruh, sempurna dan
menyempurnakan). Islam tidak hanya mengatur perihal ibadah vertikal saja, namun seluruh
aspek kehidupan, termasuk diantaranya mempelajari Iptek.

Al-Qur`an diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah tidak hanya memerintahkan untuk
sekedar dibaca, sesuai dengan wahyu yang pertama diturunkan dalam QS. 96: 1, tetapi
mengandung maksud lebih dari itu yaitu menghendaki seluruh umatnya membaca, menggali,
mendalami, meneliti apa saja yang ada di alam semesta ini dan mengambil manfaat untuk
kehidupan manusia dengan mengetahui ciri-ciri sesuatu seperti: bencana alam, tanda-tanda
zaman, sejarah, diri sendiri yang tertulis maupun yang tidak tertulis sehingga dapat menghadapi
tantangan dan menjawab permasalahan-permasalahan dunia modern yang diterapkan dalam
segala aspek kehidupan.

Proses kehidupan manusia itu selalu mengalami perkembangan yang pesat dari awal
terbentuknya manusia, bayi, anak-anak, remaja, dewasa sampai tua dan alam semesta ini dibuat
Allah tidak sia-sia, tetapi ada hikmah didalamnya agar manusia dapat mempelajari iptek, sesuai
dalam QS. 3: 190-191yang berbunyi: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal yaitu orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “ Ya Tuhan kami, tiadalah
Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau maka peliharalah kami dari siksa neraka”.
Dalam ayat ini mengandung maksud perintah untuk mempelajari iptek karena manusia telah
dipilih sebagai makhluk yang memiliki kemampuan dan derajat tinggi, antara lain:

 Manusia diperintahkan untuk menggunakan akal pikiran dengan membaca, belajar dan
meneliti alam semesta.

 Manusia dijadikan khalifah di muka bumi, dibuktikan dengan Allah SWT memilih nabi
Adam sebagai pemimpin dibandingkan makhluk yang lain.

 Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang dapat memperkuat iman untuk menjadikan
dirinya memiliki derajat tinggi dunia akhirat

 Manusia diperintahkan menjadi profesional terhadap bidang ilmu yang dimiliki.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Menurut pengertian Barat, ilmu adalah murni ciptaan manusia, tanpa adanya campur
tangan Allah. Sedangkan menurut al-Qur’an, ilmu adalah rangkaian keterangan teratur dari Allah
(Q.S. Al-Rahman : 1-13).
Orang Barat menganggap bahwa teknologi merupakan objek yang terlahir atas kebudayaan
perilaku manusia. Menurut al-Qur’an, teknologi tercipta karena adanya kesadaran untuk
menciptakannya, bukan sebagai ambisi tiap individu.

Sebelum Islam datang, Dr Muhammad Luthfi, ketua Kajian Timur Tengah Universitas
Indonesia, mengatakan bahwa Eropa berada dalam abad kegelapan. Tak satu pun bidang ilmu
yang maju, bahkan lebih percaya tahyul. Para ilmuwan Barat terinspirasi oleh kemajuan
IPTEK yang dibangun kaum muslimin.

Rahasia kemajuan peradaban Islam adalah karena Islam tidak mengenal pemisahan yang
kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain, dijalankan dalam
satu tarikan nafas. Pengamalan syariat Islam, sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama
dengan riset-riset ilmiah.

Secara implisit, bangsa Indonesia menghendaki agar agama dapat berperan sebagai jiwa,
penggerak, dan pengendali ataupun sebagai landasan spiritual, moral, dan etik bagi
pembangunan nasional, termasuk pembangunan bidang iptek tentunya. Dalam kaitannya dengan
pengembangan iptek nasional, agama diharapkan dapat menjiwai, menggerakkan, dan
mengendalikan pengembangan iptek nasional tersebut.

Pola hubungan antara agama dan iptek di Indonesia saat ini baru pada taraf tidak saling
mengganggu. Pengembangan iptek dan pengembangan kehidupan beragama diusahakan agar
tidak saling tabrak pagar masing-masing. Pengembangan agama diharapkan tidak menghambat
pengembangan iptek sedang pengembangan iptek diharapkan tidak mengganggu pengembangan
kehidupan beragama. Konflik yang timbul antara keduanya diselesaikan dengan kebijaksanaan.

Seperti juga pada bidang lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai
dampak positif dan negatif. Dari sisi positifnya, kemajuan iptek membuat orang tidak lagi hanya
berwawasan lokal. Dalam usahanya memecahkan persoalan, ia akan melihat ke seluruh dunia
guna menemukan solusi. Dalam mencari pekerjaan atau ilmu pun, ia tidak lagi membatasi diri
pada pekerjaan atau lembaga pendidikan di kampungnya, kotanya, propinsinya, atau negaranya
saja. Seluruh permukaan bumi ini dapat menjadi kemungkinan tempat ia bekerja atau mencari
ilmu. Dampak negatifnya adalah adanya globalisasi cara berfikir, yang dapat membuat orang
tidak lagi mengacu pada nilai-nilai tradisional bangsanya. Kemudahan memperoleh informasi
akan membuat ia dapat mempelajari nilai-nilai yang ada pada masyarakat dan bangsa lain, baik
yang menyangkut nilai sosial, ekonomi, budaya, maupun politik.

Kondisi Indonesia sekarang sudah mengikuti pada gaya Barat. Kenyataan menyedihkan
tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim
untuk gigih memperjuangkan kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat.
Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan moral (akhlak)
bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi
keimanan-taqwa kepada Allah SWT. Serta melawan pengaruh buruk budaya sampah dari Barat
yang Sekular, Matre dan hedonis (mempertuhankan kenikmatan hawa nafsu).

Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya
untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam mementingkan pengembangan
dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan
mengembang amanat Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat
kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin).

Dalam perspektif Islam, antara iman, ilmu, amal, dan iptek tidak bisa dipisahkan. Disana
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi kedalam suatu sistem yang
disebut Dinul Islam. Tauhid sebagai kunci pokok Islam, tidak mengakui adanya pemisahan
antara iman dan sains. Segala sesuatu yang ada di alam merupakan bukti kehadiran Allah.
Pengetahuan tentang alam adalah suatu bentuk amal shaleh yang dapat mendekatkan diri
manusia kepada Allah.

Para ilmuwan muslim lebih menjadikan keimanan sebagai landasan dalam


menegembangkan teori-teori ilmiah. Bagi mereka, alam adalah objek berfikir, manusia sebagai
subjeknya, dan Allah merupakan tujuan akhirnya. Inilah yang menjadi landasan utama para
ilmuwan muslim dalam mengembangkan sains.

B. SARAN

Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan tak akan bernilai ibadah dan tak akan
menghasilkan manfaat bagi manusia dan lingkungan. Sebaliknya, pengembangan IPTEK yang
didasari etika Islam akan memberikan orientasi dan arah yang jelas, serta mampu
mengoptimalkan manfaat IPTEK dan meminimalisir dampak negatif IPTEK bagi manusia dan
alam. Orang yang melandaskan ilmunya dengan keimanan, pengembangan dan pemanfaatan
IPTEK tidaklah ditujukan sebagai tuntutan hidup semata, tetapi juga merupakan refleksi dari
ibadah kepada Allah. Ia menjadi sarana peningkatan rasa syukur dan ketakwaan kepada Allah.
Oleh karena itu, kita harus sebisa mungkin menyeimbangkan antara iptek dan agama

Anda mungkin juga menyukai